KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Asuhan Kebidanan Holistik Pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir ini
dilaksanakan sebagai laporan praktik Blok 4 yang telah dilaksanakan di
Puskesmas Banyu Urip periode praktik tanggal 12 Desember 2022 s.d
15 Januari tahun 2023
Surabaya, 13 Januari 2023
Diah Anis Irawati, A.Md.Keb Evi Pratami, SST., M.Keb Deasy Irawati, SST., M.Keb
NIP. 19790108 200604 2 018 NIP. 19790524 200212 2 001 NIP. 19791208 200212 2 002
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik Pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir di wilayah kerja
Puskesmas Banyu Urip ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dalam rangka
memenuhi tugas setelah melakukan tindakan dalam praktik di lapangan.
Laporan ini memuat dasar teori rencana tindakan yang dilakukan penulis.
Penulis yakin bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Luthfi Rusyadi, SKM, M.Sc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surabaya.
2. dr. Winartuti Santoso, M.Kes, selaku Kepala Puskesmas Banyu Urip.
3. Astuti Setiyani, SST, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya.
4. Evi Pratami, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan dan pembimbing pendidikan 1.
5. Diah Anis Irawati, A.Md.Keb, selaku pembimbing lahan.
6. Deasy Irawati, SST., M.Keb, selaku pembimbing pendidikan 2.
7. Seluruh bidan & tenaga kesehatan di Puskesmas Banyu Urip yang turut
membantu pengkajian praktik ini.
8. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan do’a dan semangat dalam
pembuatan laporan ini.
Semoga bantuan dan kerja sama yang telah diberikan mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
memiliki kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif sehingga dapat menyempurnakan laporan ini.
iii
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.
Penulis,
DAFTAR ISI
Cover ...................................................................................................................i
Lembar Pengesahan ............................................................................................ii
Kata Pengantar ....................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................v
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktik ................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktik ................................................................................. 3
1.4 Lama Praktik ..................................................................................... 3
Bab 2iTinjauan Pustaka
2.1 Persalinan .......................................................................................... 7
2.3 Tinjauan Asuhan Kebidanan Pada Persalinan ................................... 13
Bab 3 Tinjauan Kasus ......................................................................................... 19
Bab 4 Pembahasan .............................................................................................. 30
Bab 5 Penutup
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 32
5.2 Saran .................................................................................................. 32
Daftar Pustaka
Lampiran
1
BAB 1
PENDAHULUAN
per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara maju hanya 12 per 100.000
(Yusriani, 2019).
Dampak dari kehamilan resiko tinggi dengan umur terlalu muda (<20
tahun) dapat menyebabkan abortus, eklamsia/pre eklamsia. Sedangkan umur
terlalu tua (>35 tahun) dapat menyebabkan hamil resiko tinggi yaitu
hipertensi/tekanan darah tinggi, preeklamsia, ketuban pecah dini (sebelum
persalinan dimulai. Jarak kehamilan yang terlalu dekat (kurang dari 2 tahun)
dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi terjadi abortus, anemia.
Sedangkan kehamilan terlalu banyak (terlalu banyak anak) termasuk dalam
kehamilan resiko tinggi yang dapat menyebabkan kelainan letak janin,
perdarahan pervaginam (Mochtar, 2012).
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum:
Melaksanaan asuhan kebidanan holistik pada persalinan dan bayi baru
lahir dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendokumentasian
SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus:
Melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada persalinan dan bayi baru
lahir dengan dokumentasi SOAP, yang terdiri dari:
1) Subjektif, menggambarkan hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa.
2) Objektif, menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik, laboratorium, tes diagnostik dan dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung assesment.
3) Analisis (Assesment), menggambarkan pendokumentasian hasil
analisa dan interpretasi data subjektif
4) Penatalaksanaan (Planning), menggambarkan pendokumentasian
dari rencana dan evaluasi assesment
1.3. Manfaat
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
1. Power (tenaga)
Power (tenaga) merupakan kekuatan yang mendorong janin untuk
lahir. Dalam proses kelahiran bayi terdiri dari 2 jenis tenaga, yaitu primer
dan sekunder.
a. Primer: berasal dari kekuatan kontraksi uterus (his) yang
berlangsung sejak muncul tanda-tanda persalinan hingga
pembukaan lengkap.
b. Sekunder: usaha ibu untuk mengejan yang dibutuhkan setelah
pembukaan lengkap.
2. Passenger (janin)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor
janin, yang meliputi berat janin, letak janin, posisi sikap janin (habilitus),
serta jumlah janin. Pada persalinan normal yang berkaitan dengan
passenger antara lain: janin bersikap fleksi dimana kepala, tulang
punggung, dan kaki berada dalam keadaan fleksi, dan lengan bersilang
di dada. Taksiran berat janin normal adalah 2500-3500 gram dan DJJ
normal yaitu 120-160x/menit.
3. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina dan introitus vagina (lubang luar vagina). Meskipun
jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam
proses persalinan. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus
ditentukan sebelum persalinan dimulai.
4. Psikis ibu bersalin
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang
menyertai kehidupan hampir setiap wanita. Pada umumnya persalinan
dianggap hal yang menakutkan karena disertai nyeri hebat, bahkan
terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa.
Nyeri merupakan fenomena yang subjektif, sehingga keluhan nyeri
persalinan setiap wanita tidak akan sama, bahkan pada wanita yang
10
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Holistik Pada Persalinan dan Bayi Baru
Lahir
2.2.1 Asuhan Kala I Fase Laten/Aktif
A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Nama klien dan suami : Identifikasi klien.
b. Usia klien dan suami
Usia wanita yang dianjurkan untuk hamil adalah wanita dengan usia 20-
35 tahun. Usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun mempredisposisi
wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 20 tahun
meningkatkan insiden preeklampsia dan usia diatas 35 tahun
meningkatkan insiden diabetes melitus tipe II,hipertensi kronis, persalinan
yang lama pada nulipara, seksio sesaria, persalinan preterm, IUGR,
anomali kromosom dan kematian janin
14
c. Agama
Untuk memberikan motivasi pada pasien sesuai dengan agama yang
dianutnya
d. Suku/bangsa
Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh terhadap pola pikir
mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat istiadat yang dianut.
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya penting dalam
memberikan pendidikan kesehatan pada klien sesuai dengan tingkat
pendidikannya
f. Pekerjaan
Pekerjaan berkaitan dengan keadaan sosio-ekonomi.
g. Alamat
Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan
follow up terhadap perkembangan ibu.
2. Keluhan Utama
Menurut Sulistyawati & Nugraheny, (2013; h. 221) dalam kasus persalinan
yang harus didapat dari ibu adalah kapan mulai terasa kencang-kencang di
perut, bagaimana intensitas dan frekuensinya, apakah ada pengeluaran cairan
dari vagina yang berbeda dari air kemih, apakah sudah ada pengeluaran lendir
yang disertai darah, serta pergerakan janin untuk memastikan
kesejahteraannya.
3. Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun
(Walyani,2015).
b) Siklus : Siklus haid terhitung mulai hari pertama haid hingga hari pertama
haid berikutnya. Siklus normal haid adalah 28 hari (Walyani, 2015).
c) Banyaknya : Normalnya yaitu 2-3 kali ganti pembalut (Walyani, 2015).
d) HPHT : Untuk memperkirakan kapan bayi akan dilahirkan.
e) HPL : Dapat dijabarkan untuk memperhitungkan tanggal tafsiran
persalinan dengan rumus Naegle (Walyani, 2015)
15
4. Riwayat perkawinan
Lama menikah:lama menikah yang tidak sesuai dengan usia kehamilan
menunjukkan adanya hubungan seksual pranikah.
5. Riwayat Obstetri yang Lalu
Menurut Rochjati (2011) kehamilan dengan risiko tinggi terjadi pada ibu yang
mempunyai riwayat obstetrik buruk, yaitu :
1) Pernah gagal kehamilan (keguguran/abortus)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada usia <20 minggu (berat
janin kurang dari 500 gram)
2) Persalinan dengan tindakan :
a) Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan.
b) Sectio Cesaria merupakan tindakan untuk melahirkan bayi melalui
abdomen dengan membuka dinding uterus dengan cara mengiris
dinding perut dan dinding uterus.
c) Plasenta manual.
d) Perdarahan setelah melahirkan diberi infus.
e) Pernah melahirkan dengan bantuan vakum.
3) Nifas
Adakah perdarahan, bagaimana riwayat laktasi dan ditanyakan adanya
penyulit masa nifas
6. Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat pemeriksaan Antenatal Care, untuk mengetahui adanya masalah –
masalah pada trimester I misalnya hiperemesis gravidarum, anemia, dan lain
– lain, masalah pada trimester II dan trimester III, hal ini untuk sebagai faktor
persiapan kalau – kalau kehamilan yang sekarang akan terjadi hal seperti itu
lagi.
7. Riwayat Kesehatan
Kondisi medis tertentu berpotensi mempengaruhi ibu atau bayi atau keduanya.
Berikut ini adalah beberapa kondisi medis pada kategori ini:
a) Anemia dalam kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi.
16
a. Pola Nutrisi
Mengkaji apakah ibu sudah makan, porsi banyak, sedang atau
sedikit. Kaji ibu minum berapa kali, jika ibu dehidrasi akan berakibat
terlambatnya kontraksi atau membuat kontraksi tidak teratur
(Prawirohardjo, 2014).
b. Pola Eliminasi
Selama proses persalinan ibu akan mengalami poliuri sehingga
penting untuk difasilitasi agar kebutuhan eliminasi dapat terpenuhi
(Sulistyawati & Nugraheny, 2013; h. 46). Ibu harus berkemih sedikitnya
setiap 2 jam atau lebih sering jika ibu merasa ingin berkemih. Keadaan
kandung kemih yang penuh mempengaruhi proses penurunan kepala janin,
untuk itu ibu di anjurkan untuk tidak menahan kencing menjelang proses
persalinan (Prawirohardjo, 2014).
c. Pola Istirahat
Menurut Marni, (2016; h.127) klien dapat melakukan aktivitas
seperti biasanya, terbatas pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga
banyak, tidak membuat klien cepat lelah, cepat lesu.
Istirahat sangat penting untuk klien karena akan membuat rileks dan
untuk mempersiapkan energi menghadapi proses persalinan yang panjang.
Perlu ditanyakan kapan terakhir tidur dan berapa lama. (Sulistyawati &
Nugraheny, 2013; h. 47)
d. Pola Aktivitas
Menurut Sulistyawati dan Nugraheny, (2010; h. 224), perlu
mengkaji aktivitas sehari-hari klien untuk memberi gambaran seberapa
berat aktivitas yang dilakukan klien dii rumah. Aktivitas yang terlalu berat
dikhawatirkan akan menyebabkan klien merasa kelelahan sampai akhirnya
dapat menimbulkan penyulit pada masa bersalin
e. Pola Kebiasaan
Dapat ditemukan riwayat merokok, minum minuman keras, narkotika,
penggunaan tatto. Terkadang juga ditemukan usaha untuk menghentikan
kehamilan seperti minum obat/jamu peluntur haid, hingga pijat perut.
18
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT atau Steril dan pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik)
C. Memastikan Pembukaan Lengkap Dan Keadaan Janin
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunakan kapas
atau kasa yang dibasahi air DTT
a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang
b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia
c. Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan
rendam sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5% -
langkah # 9. Pakai sarung tangan DTT/ Steril untuk
melaksanakan langkah lanjutan
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap,
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam tarutan klorin 05%, lepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin
0,5%selama 10 menit). Cuci tangan setelah sarung tangan
dilepaskan dan setelah itu tutup kembali partus set.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontrakasi uterus
mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas
normal (120-160 x/menit).
a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b. Mendokumetasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ, semua
temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam
26
partograf
D. Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu Proses Meneran .
11. Beritahukan pada ibu bahwa pembukain sudah lengkap dan
keadaan janin cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi
yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
a. Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran,
lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin
(ikuti pedoman penatalaksanaan Fase Aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada
b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu dan meneran
secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada
rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu
diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat:
a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
d. Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk
ibu
f. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
g. Menilai DIJ setiap kontraksi uterus selesai
h. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah pembukaan lengkap dan dipimpin meneran ≥ 120
menit (2 jam) pada primigravida atau ≥ 60 menit (1 jam) pada
27
multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam selang waktu 60 menit
E. Persiapan Untuk Melahirkan Bayi
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut
bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong
ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan
dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT/ Steril pada kedua tangan
F. Pertolongan Untuk Melahirkan Bayi
Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan
belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi dan
membantu lahirnya kepala, Anjurkan ibu meneran secara efektif
atau bernapas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran
bayi.
Perhatikan!
a. Jika tali pusat melilit leher secora longgar. lepaskan lilitan
lewat bagian atas kepala
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusut di dua
tempat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung
secara spontan.
28
Lahirnya Bahu
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan Dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu
belakang, tangan yang lain menelusuri lengan dan siku anterior
bayi serta menjaga bayi terpegang baik
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas bertanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya
pada sisi yang lain agar bertemu dengan jarí telunjuk)
G. Asuhan Bayi Baru Lahir
25. Lakukan penilaian (selintas):
a. Apakah bayi cukup bulan?
b. Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernapas tanpa
kesulitan?
c. Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah "TIDAK," lanjut ke langkah
resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat Penuntun
Belajar Resusitasi Bayi Asfiksia)
Bila semua jawaban adalah "YA", lanjut ke-26
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/ kain yang kering. Pastikan
bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
29
BAB III
TINJAUAN KASUS
Reduksi : Negatif
HIV : Non Reaktif
HbSag : Non Reaktif
Syphilis : Non Reaktif
d. Usia kehamilan saat merasakan gerakan janin pertama : 4 bulan
e. Imunisasi TT : T5
f. KSPR: 6 (2 = kehamilan dan 4 = terlalu cepat hamil lagi <2 th)
B. Data Objektif
3. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Compos mentis
b. TD : 110/70 mmHg
c. Suhu : 36,7 0C
d. Nadi : 86 x/menit
e. RR : 20 x/menit
4. Pemeriksaan Antropometri
a. TB : 156 cm
b. BB : 54 kg
c. IMT : 22,18 kg/m2 (Normal)
d. LILA : 24 cm
5. Pemeriksaan fisik
Muka : tidak pucat
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, kelopak mata normal,
tidak oedem.
Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid
Payudara : putting susu menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
abnormal, ada pengeluaran kolostrum
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, kontraksi terlihat kuat (HIS:
44
4x10’=40-45 detik)
Leopold 1 : teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting pada bagian
fundus. TFU: Pertengahan antara prosesus xipoideus dan
pusat
Leopold 2 : Teraba bagian keras, memanjang seperti papan pada
abdomen bagian kiri (puki) teraba bagian kecil janin pada
abdomen bagian kanan.
Leopold 3 : teraba bagian keras, bulat (presentasi kepala), tidak dapat
digoyangkan
Leopold 4 : sudah masuk PAP (Divergen), perlimaan 2/5
McDonald : 29 cm
DJJ : 148 x/menit
TBJ : (29-11)x155 = 2790 gram
Genetalia : Tidak ada varises, tidak odem, tidak ada condiloma, terdapat
pengeluaran lendir bercampur darah dan cairan ketuban.
Anus: tidak ada hemoroid
Ekstremitas :
Ekstremitas Atas ki/ka : tidak oedema -/-
Ekstermitas Bawah ki/ka : tidak oedema -/-
2.4 Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu, hasil
pemeriksaan normal, keadaan ibu dan janin sehat
e/ ibu mengerti penjelasan yang di berikan
2. Memberitahukan kepada keluarga untuk mengisi inform consent dan
menjelaskan tindakan selanjutnya
e/ keluarga bersedia mengisi inform consent dan menyiapkan persyaratan
3. Mengajarkan ibu posisi yang nyaman guna meningkatkan pembukaan.
e/ Posisi ibu berbaring miring kiri
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat di saat kontraksi tidak ada
e/ Ibu dapat istirahat walaupun hanya sebentar
5. Mengajarkan Ibu teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri karena adanya
kontraksi.
e/ Ibu menarik nafas dalam seraya berbaring miring kiri. Ibu merasa nyaman
dengan posisi tersebut.
6. Menyiapkan pakaian bayi dan pakaian ganti ibu
e/ Pakaian ibu (baju ganti dan sarung) dan pakaian bayi (lampin, popok, topi,
sarung tangan dan kaki) sudah tersedia dan siap dipakai.
7. Mengajarkan ibu cara meneran yang benar saat nanti dilakukan pimpinan
persalinan
e/ ibu dapat mengerti dan memahami cara meneran yang disampaikan
8. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan nutrisinya.
e/ Ibu minum air putih dan teh hangat
9. Menyiapkan partus set dan APD serta kelengkapan pertolongan persalinan
lainnya.
e/ Partus set telah tersedia, alat dalam partus set lengkap, APD telah lengkap
disiapkan, alat dekontaminasi alat telah siap, tempat pakaian kotor, 2 buah
lampin bayi tersedia. Keseluruhan siap digunakan.
10. Melakukan evaluasi kemajuan persalinan.
e/ hasil terlampir pada lembar observasi
46
e/ Terlampir di Partograf
7. Membersihkan ibu dengan air DTT dan mengenakan pakaian ibu.
e/ Ibu telah di bersihkan dan Ibu sudah menggunakan pakaian bersih
8. Mendekontaminasi alat dan tempat dengan larutan klorin 0,5 % selama 10
menit dan air DTT, serta membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai.
e/ Alat telah direndam dengan air klorin dan tempat telah didekontaminasi
dengan klorin dan air DTT, serta telah membuang sampah
9. Mencuci alat setelah didekontaminasi
e/ Semua alat telah dicuci.
10. Membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5 %, melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
11. Mencuci tangan 6 langkah
12. Perawatan bayi baru lahir; Telah dilakukan perawatan bayi baru lahir dan
menyerahkan kepada ibunya
13. Membantu ibu memberikan ASI pada bayinya dan memberikan KIE tentang
pemberian ASI Eksklusif.
e/ ibu menyusui bayinya dan mengerti tentang pemberian ASI Eksklusif
14. Memberikan ibu makan dan minum untuk mengembalikan energi sesudah
proses persalinan
e/ Ibu makan nasi dan minum teh agar ibu memiliki energi kembali setelah
proses persalinan.
15. Memberikan KIE tentang Personal Hygiene yaitu memberitahu kepada ibu
untuk tidak takut BAB dan BAK dan cara membersihkan BAB atau BAK yaitu
dari bagian depan kebagian belakang
e/ Ibu mengerti dengan penjelasan personal Hygiene yang telah diberikan.
16. Memberikan KIE tentang mobilisasi yaitu ibu dianjurkan untuk menggerakkan
badan kekanan atau kekiri untuk mempercepat pemulihan ibu dan dianjurkan
ibu untuk duduk setelah bersalin dan berjalan kekamar mandi
e/ Ibu mengerti tentang penjelasan mobilisasi
17. Melengkapi partograf: partograf telah terisi
52
BAB 4
PEMBAHASAN
dengan hasil yaitu pembukaan 10 cm, effacement 100%, ketuban jernih, presentasi
belakang kepala, denominator UUK, penurunan kepala Hodge IV, disekitar bagian
terendah janin tidak teraba bagian kecil janin. Hasil pemeriksaan dalam
menunjukkan Ny. D sudah mengalami tanda gejala kala II, berdasarkan teori dalam
Walyani (2015) yang menyatakan tanda dan gejalah kala II yaitu ibu merasakan
ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya
peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginannya, perineum menonjol, vulva-
vagina dan sfingter ani membuka serta meningkatnya penegeluaran lendir
bercampur darah. Selain itu teori Prawirohardjo (2014) Kala II disebut juga dengan
kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi
lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan analisa
G2P1001 usia 20 tahun, UK 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, presentasi letak
kepala, intra uterin, keadaan umum ibu dan janin baik, inpartu kala II persalinan.
Dilakukan penatalaksanaan berupa pimpinan persalinan dan pertolongan
persalinan. Bayi lahir spontan pukul 06.40 WIB menangis kuat, gerak aktif dengan
jenis kelamin perempuan. Pada teori dan praktek yang dilakukan tidak terdapat
kesenjangan karena kurang lebih sudah sesuai mengenai pertolongan persalinan.
Pada persalinan kala III tanggal 14 Januari 2023 didapatkan keluhan yaitu
Perut ibu terasa mules, dan ibu terlihat lelah. Hal ini sesuai teori menurut
Sulistyawati, Nugraheny (2013) yaitu data subyektif kala III pasien mengatakan
bahwa bayinya telah lahir melalui vagina, ari-arinya belum lahir, perut bagian
bawahnya terasa mulas. Keluhan perut bagian bawah mulas yang dirasakan ibu
merupakan kontraksi uterus untuk proses pengeluaran plasenta. Pada kala III otot
uterus berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya
bayi (Elisabeth dkk, 2016). Menurut penulis, ibu terlihat lelah dikarenakan tenaga
yang dikeluarkan ibu saat proses lahirnya bayi, ibu juga merasa mules karena
kontraksi perut guna proses pengeluaran plasenta.
Kemudian dilakukan segera menejemen aktif kala III dan plasenta lahir
spontan pada 06.50 WIB, pada saat dilakukan massase uterus dan teraba keras yang
menandakan kontraksi baik. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek,
56
Karena dari hasil anamnesa yang didapat semuannya dalam keadan normal.
Pada kala IV Ny. D memiliki keluhan perut masih terasa mules dan merasa
lelah setelah mengalami proses persalinan tetapi senang dengan kelahiran bayinya.
Hal ini sesuai denga teori Kemenkes (2016) Normalnya ibu akan merasa lelah,
tetapi senang karena bayinya sudah lahir, dan ari-arinya sudah keluar. Menurut
penulis, keluhan perut mules ibu dikarenakan kontraksi perut yang masih ada guna
mencegah perdarahan pada ibu setelah ari-ari keluar, dan masih merasa lelah karena
proses persalinan dan belum ada asupan nutrisi yang dikonsumsi dan istirahat yang
cukup.
Pada data objektif dilakukan pemeriksaan TTV dengan hasil dalam batas
normal, kontraksi baik, perdarahan ±150 cc dan kandung kemih kosong. Pada
pengecekan jalan lahir tidak terdapat luka laserasi. Pada kala IV ini dilakukan
observasi pada 2 jam pertama pasca persalinan yang meliputi tekanan darah, nadi,
suhu, TFU, kontraksi, kandung kemih dan perdarahan. Hal ini sesuai dengan teori
Dewi (2013) yang menyatakan bahwa selama kala IV, petugas harus memantau ibu
setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada setiap 30 menit pada jam kedua
setelah bersalin. Pemantauan kala IV semua dilakukan dengan baik dan hasilnya di
dokumentasikan dalam bentuk catatan dan pengisian patograf dengan lengkap. Dari
data dan teori tidak terdapat kesenjangan begitupun praktek yang dilakukan
terhadap persalinan kala IV.
Pada asuhan bayi baru lahir didapatkan hasil bayi menangis kuat dan gerak
aktif berjenis kelamin perempuan, kemudian dilakukan perawatan bayi baru lahir
seperti pemberian salep mata, vitamin K1 dan juga imunisasi pertama yakni HB0,
dengan tetap memperhatikan kehangatan bayi. Pada pemeriksaan TTV bayi dalam
batas normal, BB: 2900 gr, PB: 50 cm dan pemeriksaan fisik tidak terdapat
kelainan. Data yang didapatkan juga sejalan dengan teori yang ada Marmi (2014),
menyatakan bahwa bayi baru lahir harus mendapatkan asuhan yang segera, aman
dan bersih, berikut asuhan yang harus diberikan yaitu pencegahan infeksi, penilaian
selintas, mencegah kehilangan panas, membebaskan jalan nafas, memotong dan
merawat tali pusat, IMD, memberikan vitamin K, memberikan obat tetes atau salep
mata, identifikasi bayi. pemberian Imunisasi pertama yaitu imunisasi hepatitis B
57
untuk mencgah hepatitis B. Dari data yang ada dan juga teori tidak terdapat
kesenjangan mengenai asuhan pada bayi baru lahir begitu juga dengan praktek yang
dilakukan.
58
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny. D G1P2002 usia 20 tahun UK 37-
38 minggu janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi letak kepala, keadaan umum
ibu baik, keadaan umum janin baik diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari pengkajian data subjektif Ny.D usia 20 tahun mengatakan kenceng-
kenceng sejak tengah malam jam 02.00 WIB dan keluar lendir darah
pervaginam pada pagi hari pukul 5.30 dan pecah ketuban jam 6.00 tanggal 14-
01-23
2. Dari pengkajian data obektif hasil pemeriksaan ibu dan bayi dalam batas
normal dan sehat. Tidak terdapat tanda-tanda bahaya persalinan pada Ny.D dan
tanda bahaya pada bayinya
3. Asuhan kebidanan yang diberikan meliputi pengkajian data subjektif dan
objektif, penegakan diagnosis dan penatalaksanaan telah terlaksana sesuai
dengan konsep asuhan kebidanan.
4. Memberikan penatalaksanaan asuhan persalinan normal kepada Ny.D dan
asuhan bayi baru lahir pada bayinya.
5. Mendokumentasikan asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir pada
Ny.D dalam sebuah laporan komprehensif.
5.2 Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan dapat mendorong ibu untuk terus melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu dan berkualitas.
2. Bagi Mahasiswa
Asuhan kebidanan ini diharapkan bisa menjadi informasi serta pengkajian ini
dapat memberikan pengalaman dalam pembuatan penelitian untuk bekal ke
jenjang pendidikan selanjutnya.
3. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan
59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
63