Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK BERKELANJUTAN PADA


KEHAMILAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

Nama : Puji Nurjanah

NIM : P27824622070

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Holistik Berkesinambungan ini dilaksanakan sebagai


dokumen/laporan praktik Blok 12 yang telah dilaksanakan di wilayah kerja
Puskesmas Wonoayu periode praktik tanggal 6 Maret 2023 s.d 31 Maret 2023

Sidoarjo, 31 Maret 2023

Puji Nurjanah
NIM. P27824622070

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan 1 Pembimbing Pendidikan 2

Idawati Amd.Keb Evi Yunita N, SST.,M.Keb Elfira Nurul Aini, SST.,M.Keb


NIP. 197601022008012014 NIP. 198006212002122001 NIP. 198901252020122004

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Ketua Program Studi

drg. Lailatul Mufida Uswatun Khasanah, SST., M.Keb


NIP. 197807072006042022 NIP. 197910052014022001
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penyusun ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT


karena atas berkah dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan ini
dengan lancer tanpa ada hambatan.

Laporan tentang “Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Holistik


Berkelanjutan Pada Kehamilan Dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Wonoayu Kabupaten Sidoarjo” ini penyusun susun
dalam rangka untuk memenuhi dokumen/laporan praktik Blok 12 Asuhan
Kebidanan Holistik Berkelanjutan sekaligus untuk memberi wawasan kepada para
pembaca. Dalam menyusun Laporan ini, penyusun mendapat banyak bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima
kasih terutama kepada :

1. Luthfi Rusyadi, SKM, M.Sc selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kemenkes Surabaya.
2. Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
3. drg. Lailatul Mufida, selaku Kepala Puskesmas Wonoayu Kabupaten
Sidoarjo.
4. Uswatun Khasanah, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
5. Syaiful Akhmadi, S.IP, selaku Kepala Desa Tanggul Kecamatan
Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.
6. Idawati Amd.Keb, selaku pembimbing lahan di Wilayah Kerja
Puskesmas Wonoayu Kabupaten Siodoarjo
7. Evi Yunita N, SST.,M.Keb, selaku pembimbing Pendidikan I Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
8. Elfira Nurul Aini, SST.,M.Keb, selaku pembimbing Pendidikan II
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
9. Ibu-ibu Kader yang telah membantu mendampingi dalam kunjungan ke
rumah ibu hamil
10. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa profesi bidan yang praktik di
Wilayah Kerja Puskesmas Wonoayu Kabupaten Sidoarjo
11. Serta klien saya yang telah bersedia di berikan asuhan kebidanan
berkelanjutan sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penyusun meminta kepada pembaca memberi saran dan kritik yang membangun
untuk lebih sempurnanya laporan ini. Penyusun juga berharap laporan ini dapat
berguna bagi pembaca sekalian.

Sidoarjo, 31 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktik............................................................................. 3
1.3 Lama Praktik............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori............................................................................. 5
2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Kehamilan..................................... 36
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................. 47
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................ 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. vi
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan masalah gizi yang sering
terjadi pada Ibu hamil. KEK adalah keadaan seseorang yang menderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang ditandai
dengan lingkar lengan atas (LILA) <23,5 cm sehingga mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan. Kurang Energi Kronis (KEK) dapat terjadi
padawanita usia subur (WUS) dan ibu hamil (Amalia, 2018).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2016 ibu hamil yang
menderita KEK yaitu sebanyak 629 ibu (73,%) hingga dari seluruh kematian
ibu dan memiliki risiko kematian 20 kali lebih besar dari ibu dengan LILA
normal. Berdasarkan sumber data laporan rutin tahun 2020 yang terkumpul
dari 34 provinsi menunjukkan dari 4.656.382 ibu hamil yang diukur
lingkarlengan atasnya (LiLA), diketahui sekitar 451.350 ibu hamil memiliki
LilA <23,5 cm (mengalami risiko KEK). Dari perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa persentase ibu hamil dengan risiko KEK di Indonesia
tahun 2020 adalah sebesar 9,7%. Prevalensi risiko KEK di Jawa Timur tahun
2020 pada ibu hamil sebesar 19,6% (Kemenkes RI, 2021).
Dampak yang diakibatkan KEK pada ibu hamil adalah mudah
terserang penyakit, persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(prematur) serta perdarahan setelah persalinan. Sedangkan dampak terhadap
janin adalah pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir
rendah (Almatsier, 2014).
Kekurangan zat gizi dan rendahnya derajat kesehatan ibu hamil masih
sangat rawan, hal ini ditandai masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)
yang disebabkan oleh perdarahan karena anemia dan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) selama masa kehamilan. Ibu hamil yang menderita KEK
1
mempunyai risiko kematian mendadak pada masa perinatal atau risiko
melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) (Kemenkes RI, 2016).
Pentingnya peranan zat gizi pada kehamilan bahwa asupan zat gizi
mempunyai hubungan signifikan dengan risiko KEK, peningkatan intake zat
gizi makro (protein, karbohidrat dan lemak) akan meningkatkan berat badan
ibu, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan janin sehingga bayi
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk lahir hidup. Sebaliknya pada
keadaan gizi kurang, simpanan zat-zat gizi ibu tidak cukup untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan ibu (Marsedi dkk,
2017).
1.2 Tujuan Praktik
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan holistik berkelanjutan
pada kehamilan dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK)
2. Mampu melakukan interpretasi data pada ibu hamil dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
3. Mampu menegakkan diagnosa dan masalah potensial pada ibu hamil
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera pada ibu
hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
5. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
6. Mampu melakukan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
7. Mampu mengevaluasi setelah melakukan tindakan asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
2
1.3 Lama Praktik
Praktik dilaksanakan mulai 6 Maret 2023 sampai 1 April 2023 dan
pelaksanaan asuhan kebidanan holistik berkelanjutan pada kehamilan
dilaksanakan mulai tanggal 8 Maret 2023

3
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah proses fisiologi normal dialami oleh wanita.
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Lamaya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari
(40 minggu),dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40
minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). bulan kehamilan
lebih dari 43 minggu disebut kehamilan post matur. Kehamilan antara
28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature (Khairoh, 2019).
World Health Organization (WHO) juga menjelaskan tentang
definisi kehamilan atau yang dalam Bahasa Inggris disebut sebagai
pregnancy. Menurut WHO, pregnancy atau kehamilan adalah proses
sembilan bulan atau lebih di mana seorang perempuan membawa embrio
dan janin yang sedang berkembang di dalam rahimnya
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan
diuraikan sebagai pembuahan atau proses bersatunya spermatozoa dan
ovum yang diikuti dengan implantasi atau nidasi (Yulistiana, 2015).
Seluruh proses dari pembuahan hingga kelahiran memakan waktu rata-
rata 266-270 hari, atau 40 minggu atau sekitar sembilan bulan menurut
kalender internasional. (Fijri, 2021)
Kehamilan adalah fase yang sulit untuk ibu hamil dan memerlukan
bantuan bermacam sumber terutama suami, agar dapat melaksanakan

4
persalinan dengan aman dan nyaman hingga melahirkan (Yuliana,
2015).
2. Periode Kehamilan
Menurut Fijri (2021) periode kehamilan terbagi menjadi 3
semester atau dikenal dengan istilah trimester, yaitu:
a. Trimester I (TM 1) yaitu masa awal kehamilan yang berlangsung
sejak minggu 1 hingga minggu ke 13.
b. Trimester II (TM 2) yaitu periode tengah / kedua kehamilan yang
berlangsung dari 14 minggu hingga 27 minggu.
c. Trimester III (TM 3) yaitu periode akhir kehamilan yang
berlangsung selama minggu ke 28 hingga saat kelahiran atau pada
minggu ke 40 atau 41.
3. Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) tanda dan gejala
kehamilan diklasifikasikan sebagai tanda dugaan kehamilan (presumtif
sign), tanda kehamilan tidak pasti (probable sign) dan tanda kehamilan
pasti (positive sign).
a. Tanda dugaan kehamilan (presumtif sign)
Tanda presumtif adalah peralihan fisiologis yang terjadi pada
wanita, tetapi hanya sebagian kecil menyebabkan kehamilan dapat
terjadi dalam kondisi lain, dan mayoritas subjektif dan hanya
dirasakan oleh wanita hamil. Hal-hal berikut ini termasuk dalam
tanda dugaan:
1) Amenorea
Haid dapat dihentikan dengan pembuahan, tetapi juga dapat
dihentikan oleh stres atau emosi, faktor hormonaI, gangguan
metaboIisme, atau kehamiIan pada wanita yang tidak menstruasi
karena menyusui atau kuretase. Sangat penting untuk memahami

5
amenore untuk menentukan hari pertama dari periode menstruasi
terakhir (LMP) dan tanggal jatuh tempo ( HPL ).
2) Nausea dan vomitus (mual dan muntah)
Menurut Fijri (2021) Mual dan muntah umumnya dialami oleh ibu
hamil karena adanya hormon chorionic gonadotrophine (hCG)
yang diproduksi oleh plasenta. Mual dan muntah juga bisa
dirasakan alih-alih peningkatan hCG, karena beberapa kondisi
kesehatan dan adanya parasit di dalam tubuh juga bisa
menyebabkan mual dan muntah.
3) Mengidam
Ibu hamil menginginkan makanan minuman atau menginginkan
sesuatu. Penyebab mengidam ini tidak sempurna dan umumnya
terjadi di kehamilan muda.
4) Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan)
Beberapa ibu hamil dapat menjadi sangat lelah hingga pingsan,
terutama jika berada di lingkungan yang ramai. Setelah 16
minggu, keluhan ini akan hilang.
5) Mastodynia
Pada kehamilan muda, ibu merasa payudara membesar..dan nyeri.
Hal ini dipengaruhi kadar..hormon estrogen dan progesteron yang
tinggi. Keluhan nyeri payudara bisa terjadi pada kejadian mastitis,
premenstrual tension, penggunaan pil KB.
6) Gangguan saluran kencing
Keluhan nyeri ketika buang air kecil, atau buang air kecil
berulang-ulang tetapi keluarnya sedikit saja bisa dialami oleh
wanita hamil. Penyebabnya bukan hanya karena peningkatan
progesteron tetapi juga karena pembesaran rahim. Keluhan
semacam ini bisa terjadi pada kasus infeksi saluran kemih,
diabetes mellitus, tumor panggul, atau kondisi stres mental.
6
7) Quickening
Untuk pertama kalinya, ibu dapat merasakan gerakan janin.
Peningkatan peristaltik usus, gerakan isi perut atau kontraksi otot
perut yang terasa seperti janin bergerak semuanya yang dapat
menyebabkan sensasi ini.
b. Tanda kehamilan tidak pasti (probable sign)
1) Peningkatan suhu basal tubuh
Peningkatan suhu basal selama tiga minggu menunjukkan
kemungkinan adanya kehamilan. Suhu naik dari 37,2C menjadi
37,8C.

2) Perubahan warna kulit


Perubahan pada kulit terjadi karena rangsangan Melanotropin
Stimulating Hormone/MSH. Striae gravidarum berupa garis−garis
tidak teratur sekitar perut berwarna kecoklatan, dapat juga
berwarna hitam atau ungu tua (striae livide) atau putih (striae
albicans) yang tejadi dari jaringan koagen yang retak diduga
karena pengaruh adrenocortikosteroid. Seringkali terjadi
bercak−bercak kemerahan (spider) karena kadar esterogen yang
tinggi.
3) Perubahan Payudara
Pembesaran dan hipervaskularisasi mamae terjadi sekitar
kehamilan 6 sampai 8 minggu. Pelebaran aeroa dan menonjolnya
kalenjer montgomery, karena rangsangan hormon steroid.
Pengeluaran kolostrum biasanya kehamilan 16 minggu karena
pengaruh prolaktin dan progesteron.
4) Pembesaran Perut
Biasanya tampak setelah 16 minggu karena pembesaran uterus. Ini
bukan tanda diagnostik pasti tapi harus dihubungkan degan tanda
7
kehamilan lain. Perubahan kurang dirasakan primigravida, karena
kondisi otot−otot masih baik. Pembesaran perut mungkin dapat
ditemui pada obesitas, kelemahan otot perut, tumor pelvik dan
perut, ascites, hernia perut bagian depan.
5) Balotement
Palpasi uterus pada usia kehamilan 16 hingga 20 minggu
memberikan impresi massa yang keras, mengambang, dan
memantul. Tumor rahim, mioma, asites, dan kista ovarium adalah
semua kemungkinan penyebabnya.
6) Kontraksi Uterus
Kontraksi Brackston Hics adalah kontraksi rahim yang terasa
seperti tekanan dan sesak. Uterus mudah dirangsang ketika
hormon oksitosin meningkat. Gejala ini muncul sekitar 28 minggu
kehamilan pada primigravida, dan kehamilan menjadi lebih sering
dan lebih kuat.
7) Tanda Chadwick dan Goodell
Tanda Chadwick adalah peralihan warna vagina atau sebagian
menjadi kebiruan atau ungu. Tanda Goodell mengacu pada
pergantian konsistensi serviks, yang menyebabkannya melunak.
c. Tanda Kehamilan Pasti (positive sign)
1) Teraba bagian−bagian janin
Pada wanita kurus, janin biasanya bisa diraba pada usia kehamilan
22 minggu, dan otot perut dalam keadaan rileks. Pada usia
kehamilan 28 minggu, jelas bahwa ibu dapat merasakan bagian
dari janin serta gerakan janin.
2) Gerakan Janin
Pemeriksa bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 20
minggu.
3) Terdengar Denyut Jantung Janin
8
DJJ boleh didengar menggunakan ultrasound pada usia
kehamilan 6-7 minggu. Doppler digunakan pada usia 12 minggu,
sedangkan stetoskop leannec digunakan pada usia 18 minggu.
Pada saat ibu tidur telentang atau miring dengan unggung bayi di
depan, detak jantung janin dapat didengar dengan jelas antara 120
dan 160 denyut per menit.
4) Pemeriksaan Rontgent
Pada usia kehamilan 6 minggu, sinar-X mulai menunjukkan
gambaran tulang, tetapi masih belum jelas apakah itu gambaran
janin. Hanya gambaran tulang janin yang dapat ditentukan pada
usia kehamilan 12 sampai 14 minggu.
5) Ultrasonografi
Dari 4 hingga 5 minggu kehamilan, USG dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi kehamilan dengan melihat kantung kehamilan,
gerakan janin, dan detak jantung janin.
6) Electrocardiography
Pada 12 minggu kehamilan, EKG jantung janin muncul.
4. Perubahan dan adaptasi fisiologi kehamilan
Menurut Fijri (2021), selama hamil tubuh seorang wanita secara
perlahan akan mengalami perubahan secara fisik dan akan beradaptasi
dengan perubahan itu sendiri. Berikut akan dijelaskan mengenai
perubahan dan adaptasi fisiologis yang terjadi selama kehamilan.
a. Organ reproduksi eksterna
Organ reproduksi eksterna adalah organ reproduksi atau alat
kelamin yang berfungsi sebagai alat kopulasi dan Jalan lahir pada
persalinan normal. Organ genetalia yang terlihat dari luar terdiri dari
introitus vagina vulva, hymen, mons pubis, klitoris, labia mayor dan
minor, vestibulum dan perineum. Selama hamil akan terjadi
perubahan hormon dan peningkatan aliran darah menuju vagina yang
9
mengakibatkan adanya pigmentasi pada vagina vulva dan labia yang
awalnya berwarna merah muda akan menjadi sedikit kebiruan atau
ungu. Tanda kebiruan ini disebut dengan tanda Chadwick.
Jika peningkatan aliran darah ditambah adanya pembesaran
uterus menekan pembuluh darah di panggul maka dapat
mengakibatkan varises yang ditandai dengan banyaknya Vena yang
membengkak dan membesar. Varises ini dapat terlihat di daerah
vagina, vulva, labia atau kadang-kadang muncul pada paha atas
bagian dalam. Peningkatan aliran darah di vagina dan vulva ini juga
menyebabkan vagina dan vulva lebih sensitif dan menjadi membesar.
Peningkatan hormon selama hamil dapat juga menyebabkan
terjadinya keputihan/leukorrhea (flour albus), hal ini merupakan
kondisi yang normal.
Namun karena adanya ketidakseimbangan pH vagina saat hamil,
menyebabkan tumbuhnya jamur atau bakteri yang berlebih di vagina,
bakteri vaginosis dan infeksi jamur ini dapat membuat Vagina
mengeluarkan cairan yang akan menimbulkan rasa gatal bahkan
kadang terasa perih dan nyeri saat BAK disertai dengan munculnya
aroma yang tidak sedap
b. Organ reproduksi internal
Organ reproduksi internal adalah alat reproduksi yang ada
di dalam dan tidak bisa dilihat secara kasat mata organ ini meliputi
sepasang ovarium atau indung telur, serviks, uterus termasuk Tuba
Fallopi.
1) Serviks
Peningkatan hormon estrogen menyebabkan perubahan pada
serviks, sehingga terjadi peningkatan massa dan kandungan udara.
Kelenjar serviks mengalami peningkatan vaskularisasi,
hiperplasia, edema, dan hipertrofi, menyebabkan serviks menjadi
10
lunak (Goodell's sign) sehingga menjadi kebiruan (Chadwick's
sign).
2) Uterus
Pada tiga bulan pertama kehamilan isthmus menjadi lunak (tanda
Hegar) menyebabkan antefleksi uterus. Dinding dan otot rahim
menjadi kuat dan elastis selama kehamilan. Perubahan juga terjadi
pada rahim, yang semakin besar seiring dengan perkembangan
kehamilan. Pemeriksaan Palpasi Leopold dapat digunakan untuk
melihat dan merasakan hal ini dari luar
3) Ovarium
Ketika ovulasi berhenti selama kehamilan, ovarium yang berisi
corpus luteum gravidarum terus berfungsi sampai plasenta
terbentuk sepenuhnya. Korpus luteum gravidarum menyusut
setelah plasenta terbentuk, dan korpus luteum mengeluarkan
hormon estrogen dan progesteron.
c. Payudara
Estrogen dan progesteron merupakan hormon yang sangat
berpengaruh terhadap perubahan payudara pada trimester pertama
kehamilan. Hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial
payudara terjadi sebagai akibat dari pengaruh estrogen. Pembentukan
jaringan lemak, saluran susu, alveoli, dan puting susu dimulai.
Sedangkan progesterone memicu pertumbuhan jaringan glandula dan
elveoli lobular. Perubahan hormonal dalam tubuh wanita hamil
ditambah adanya peningkatan aliran darah ke jaringan sekitar
payudara ini menyebabkan payudara dan putting (nipple) menjadi
lebih sensitive bahkan nyeri ketika disentuh. Pada Sebagian Wanita,
akan tampak pembuluh darah pada payudara.
d. Sistem endokrin

11
Kelenjar yang dipengaruhi oleh hipofisis anterior dan posterior
memainkan peran penting selama kehamilan normal. Kelenjar
pituitari akan tumbuh sebesar 135%. Hipofisis meningkatkan
produksi kortikotropin, tirotropin, dan prolaktin; namun, efek
penghambatan estrogen dan progesteron yang disekresikan oleh
plasenta hampir menekan FSH dan LH.
e. System kekebalan (Imun)
Fungsi sistem imun dalam tubuh terdiri dari tiga fungsi utama:
pertahanan, keseimbangan, dan pemantauan. PH cairan vagina
meningkat selama trimester pertama, membuat ibu hamil lebih rentan
terhadap infeksi vagina. Imunologi tubuh janin sebagian besar
diperoleh dari ibu sekitar 16 minggu kehamilan dan terus meningkat
seiring dengan perkembangan kehamilan.
f. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan mengalami perubahan yang cukup banyak
selama kehamilan. Pada bulan terdapat perasaan yang tidak enak,
mual dan muntah yang pertama kehamilan, diakibatkan karena kadar
estrogen yang meningkat dan produksi HCG. Morning sickness
umum dialami pada ibu hamil (mual dan muntah di pagi hari).
Ini adalah kondisi fisiologis yang disebabkan oleh pengaruh
hormonal kehamilan.
Sekresi saliva menjadi lebih asam selama kehamilan,
meningkatkan risiko gigi berlubang dan karies. Perut kembung sering
terjadi pada ibu hamil karena tekanan rahim yang membesar di
rongga perut, yang memaksa organ di perut terutama saluran
pencernaan dan usus besar naik ke lateral dan menekan diafragma.
Hipervaskularisasi pembuluh darah di rektum terjadi selama
kehamilan, meningkatkan risiko wasir.
g. Sistem Perkemihan
12
Kandung kemih dikompresi oleh rahim selama bulan-bulan
pertama kehamilan, mengakibatkan poliuria. Ketika uterus gravidus
muncul dari rongga panggul pada usia kehamilan tertentu, kondisi ini
hilang.
h. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi ke plasenta dan uterus yang sedang tumbuh akan
mempengaruhi sirkulasi darah ibu selama kehamilan. Pembuluh
darah menjadi hipertrofi (membesar) dan melebar sebagai akibat dari
kondisi ini.
Volume plasma ibu mulai meningkat rata-rata 50% diusia
kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan
30-34 minggu. Plasma dan eritrosit banyak menyumbang
peningkatan volume darah.
i. Sistem Integument
Sistem integumen adalah system organ terbesar dan tertipis yang
meliputi kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat dan bulu. Sistem ini
membungkus seluruh permukaan tubuh, mampu melakukan self-
repairing (memperbaiki diri sendiri) dan menjadi mekanisme
pertahanan tubuh yang paling pertama.
Saat terjadi kehamilan, terjadi perubahan pada system
integumen yang sebagian besar akibat dari adanya perubahan
hormonal dan mekanisme peregangan pada kulit. Sebagian ibu hamil
mengalami pigmentasi yang disebabkan oleh peningkatan hormon
estrogen, progesterone dan melaocyte- stimulating hormone (MSH).
Hiperpigmentasi ini menyebabkan antara lain pada area wajah, perut,
payudara khususnya areola dan papilla mamae. Pada wajah,
perubahan warna kulit dan munculnya bercak/ bintik-bintik saat
hamil disebut dengan Cloasma Gravidarum bintik-bintik saat hamil
disebut dengan Cloasma Gravidarum atau melisma.
13
Adanya peregangan kulit abdomen akibat semakin
membesarnya uterus akan menyebabkan munculnya striae
gravidarum, yaitu bentuk parut dari kulit area abdomen karena
penurunan elastisitas kulit. Striae gravidarum ini terkadang juga
muncul pada area payudara dan paha.
j. Sistem Pernafasan
Pada saat terjadi kehamilan, sistem pernafasan tidak mengalami
banyak perubahan yang signifikan. Mucus yang hipersekresi akan
menimbulkan gejala sesak nafas dan epistaksis. Banyak ibu hamil
mengeluh mengalami flu saat hamil.
Kapasistas paru-paru berkurang karena adanya elevasi
diafragma. Keadaan ini akan mencapai puncaknya saat usia
kandungan memasuki trimester III, pergerakan diafragma akan
semakin terbatas. Sistem respirasi akan beradaptasi dengan cara ibu
akan bernafas lebih dalam dengan meningkatkan volume. Kondisi ini
juga terjadi karena kebutuhan 02 pada ibu akan meningkat sebagai
respon terhadap laju metabolic.
k. Sistem Musculoskeletal dan Body Mekanik
Sistem musculoskeletal adalah sistem kompleks yang meliputi
jaringan kerangka dan otot tubuh termasuk di sendi, ligament, tendon
dan persyarafan yang menopangnya. Perubahan yang tejadi pada
sistem ini selama kehamilan, akan membuat tubuh ibu hamil
beradaptasi dengan mekanisme fisiologi yang ditunjukkan oleh sikap
dan bentuk tubuh (body mekanik).
Pada trimester I, perubahan terjadi terutama karena kebutuhan
kalium dan postor ibu yang bertambah sepertiga kali lebih banyak.
Hal ini tidak akan berdampak buruk jika asupan kalsium ini kurang
terpenuhi dengan baik. Kejadian ini akan berdampak pada tulang
dan gigi. Saat ini tidak banyak yang terjadi pada system rangka,
14
namun terkadang banyak ibu hamil mengeluhkan nyeri di daerah
punggung.dan pinggang.
5. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Trimester II
Menurut Tyastuti (2016) Untuk mengakomodasi perubahan yang
terjadi selama masa hamil, pada ibu hamil, banyak diperlukan zat gizi
dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum hamil. Pada ibu hamil
akan mengalami BB bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT
(Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. Metode
yang paling umum digunakan untuk menilai kesesuaian BB terhadap TB
adalah Body Mass Index (BMI) atau Index Massa Tubuh (IMT), dengan
rumus sebagai berikut:
IMT = BB/TB2
NB : BB dalam satuan kilogram dan TB dalam satuan meter
Tabel 2.2 Klasifikasi IMT
Kategori IMT Kenaikan berat badan (kg) Jumlah
(Kg)
TM I TM 2 TM 3

kurang (<18,5) 1,5-2,0 4,5-6,5 6,5-9,5 12,5 -18 Kg

Normal (18,5 - 1,5-2,0 4,0-6,0 6,0-8,0 11,5 -16 Kg

25)

Overweight 1,0-1,5 2,5-4,0 3,5-6,0 7 - 11,5 Kg

(25-29)

Obesitas (>29) 0,5-1,0 2,0-4,0 3,5-5,0 <6 Kg

Sumber: Kemenkes RI, 2018


Untuk mencapai kebutuhan nutrisi yang diharapkan bagi ibu
selama kehamilan dan janinnya, ibu hamil harus mencapai
penambahan berat badan pada angka tertentu selama masa

15
kehamilannya. Kenaikan BB yang berlebihan atau BB turun setelah
kehamilan triwulan kedua harus menjadi perhatian, besar
kemungkinan ada hal yang tidak wajar sehingga sangat penting
untuk segera memeriksakan ke dokter. (Tyastuti Siti &
Wahyuningsih Puji Heni, 2016).
a. Kalori
Selama trimester kedua dan ketiga kehamilan, ibu hamil
membutuhkan 300 kalori perhari, Meskipun peningkatan ini tidak
digunakan dalam trimester pertama, namun bukan berarti
ketidakseimbangan nutrisi tidak penting, ibu hamil tetap harus
mengasup kalori yang cukup semenjak trimester pertama. Kalori
tambahan ini dibutuhkan agar berat badan ibu hamil meningkat
(total 12 sampai 16 kg selama hamil), selain juga untuk
menghasilkan berat badan bayi yang cukup sewaktu dilahirkan.
Kalori bisa diperoleh dari kacang- kacangan, sereal, sayur,
kentang,beras merah, dan buah-buahan. (Naviri, 2011).
b. Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk membangun, memperbaiki, dan
mengganti jaringan tubuh. Ibu hamil memerlukan protein agar
pertumbuhan janin normal.
c. Kalsium
Kalsium berfungsi untuk pembentukan gigi dan tulang janin
didalam kandungan dan juga mencegah osteoporosis pada ibu
hamil. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi suplemen dengan
kandungan kalsium sejumlah 500 mg. Jadi untuk memenuhi
kebutuhan kalsium sebanyak 1000 mg suplemen dapat
dikonsumsi 2 kali dalam sehari (Arindiya, 2020).
d. Zat besi
Selama kehamilan dibutuhkan 30 mg/hari zat besi, tiap tablet
16
besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat
500 mikrogram. Minimal masing-masing 90 tablet 90 tablet besi
yang berfungsi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Bila ditemukan
anemia pada ibu hamil (<11 gr%), berikan tablet zat besi 2 atau 3
kali sehari diminum dengan air putih atau dengan air jeruk untuk
penyerapan zat besi yang optimal didalam tubuh. Hindari
minumnya dengan susu, teh dan kopi. Pada setiap kali kunjungan
mintalah ibu untuk meminumnya (Ekasari, 2019). Kebutuhan zat
besi dapat dipenuhi dari makanan seperti daging, hati, ikan,
kuning telur, sayuran hijau, kacang-kacangan, tempe, dan roti.
(Sukarni dan Margareth, 2013).
e. Asam folat
Sel darah memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah
sel asam folat yang dibutuhkan oleh ibu haml adalah 400
mikrogram perhari. Kekurangan asam folat menyebabkan
anemia megaloblastik pada ibu hamil Prawirohardjo, 2014).
Asam folat biasanya ditemukan dalam makanan seperti kacang
kering, kacang polong, jeruk, produk gandum, hati, brokoli dan
bayam (Sukarni dan Margareth, 2013).
2.1.2 Antenatal Care (ANC)
1. Pengertian
Menurut kementerian kesehatan tahun (2016) antenatal care
merupakan suatu pelayanan yang bersifat preventif care untuk mencegah
suatu masalah yang kurang baik pada ibu atau janin,sementara asuhan
antenatal merupakan program kesehatan obstetrik yang mempunyai
upaya preventif sebagai proses optimalisasi luaran maternal maupun
neonatal melalui kegiatan pemantauan secara rutin (Yuliani, 2021).

17
Sedangkan menurut Syamsiah and Pastikasari (2014) suatu
program terencana berupa observasi,edukasi serta penanganan medic
yang dilakukan pada ibu hamil,persalinan maupun nifas dengan tujuan
menjaga kehamilan agar ibu dan bayi yang dilahirkannya
sehat,kehamilan dan proses persalinan yang aman serta
memuaskan,memantau adanya resiko yang terjadi,menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas dan melaksanakan 15 penatalaksanaan optimal
pada kehamilan resiko tinggi. Pengawasan wanita hamil secara teratur
dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta
menyalamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,persalinan dan nifas
(Yuliani, 2021).
2. Kunjungan ANC
Kunjungan antenatal adalah kontak antara Ibu hamil dan petugas
kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan (Kemenkes R1, 2015). Pemeriksaan Antenatal
Care terbaru sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 6 kali
pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh
dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester pertama (kehamilan
hingga 12 minggu) , 1 kali pada trimester kedua (kehamilan diatas 12
minggu sampai 26 minggu) , 3 kali pada trimester ketiga (kehamilan
diatas 24 minggu sampai 40 minggu) (Buku KIA Terbaru Revisi tahun
2020).
Ibu hamil wajib melakukan Screening COVID-19 dengan Rapid
test yaitu 7 hari sebelum persalinan /hari perkiraan persalinan, jika rapid
test menunjukan hasil reaktif maka ibu hamil dianjurkan untuk SWAB
test dan persalinan dilakukan di Rumah sakit rujukan ( Kemenkes,
2020). Untuk lebih rincinya kunjungan antenatal terbagi menjadi 2 yaitu
kunjungan awal (K1) dan kunjungan ulang (K4).
a. Kunjungan Awal (K1)
18
Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil yang
pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan (Saifuddin AB, 2012).
Tujuan dari kunjungan awal yaitu:
1) Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu.
2) Mendeteksi masalah yang dapat diobati.
3) Mencegah masalah dari praktek tradisional yang merugikan.
4) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi.
5) Mendorong perilaku sehat.(Ika Pantikawati & Saryono, 2010).
b. Kunjungan Ulang (K4)
Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4) adalah kontak ibu yang
keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. 3.
Tujuan dari kunjungan ulang ini yaitu:
1) Pendeteksian komplikasi-komplikasi.
2) Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
3) Pemeriksaan fisik terfokus (Ika Pantikawati & Saryono, 2010)
3. Standar Asuhan Kehamilan
Dalam tyastuti dan Wahyuningsih (2016) acuan atau indikator
didalam memberikan asuhan kehamilan sebagaimana tertuang dalam
standar pelayanan kebidanan sebagai berikut:
Standar I : Identifikasi ibu hamil.
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat
secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini
dan teratur.
Standar 2 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal.
Menurut kementerian kesehatan RI tahun 2020 yaitu minimal 6
kali kunjungan (Kementerian Kesehatan RI.2020). Pemeriksaan
19
meliputi: anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan
risiko tinggi, imunisasi, nasehat penyuluhan, mencatat data yang tepat
setiap kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk.
Standar 3 : palpasi abdominal.
Standar 4 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Standar 5 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.
Standar 6 : persiapan persalinan.
Memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk
memastikan persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan
transportasi, biaya. Bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah.
Menurut Suryaningsih (2017) dalam buku kebidanan teori dan
asuhan volume 1, pemeriksaan antenatal dikatakan berkualitas apabila
telah memenuhi standar pelayanan antenatal (10T) sebagai berikut :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan (TT)
Penimbangan berat badan ibu hamil setiap kali kunjungan
digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin
dalam kandungan. Berat badan ibu hamil yang naik, tidak boleh
lebih dari 9 kg sampai akhir kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap
bulan di duga mengalami gangguan pertambahan pertumbuhan
janin. Pengukuran tinggi badan dilakukan hanya satu kali kunjungan
untuk menepis adanya faktor risiko terjadinya cephalopelvic
disproportion (CPD) karena andikator kemungkinan resiko ini dalah
tinggi badan kurang dari 145 cm.
b. Tentukan status gizi (ukur lingkarlengan atas).
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dilakukan pada
kunjungan antenatal pertama (trimester 1) berguna untuk
mendeteksi ibu hamil kurang energi kronis (KEK). Batas normal
LILA adalah ≥ 23,5cm. Keadaan kurangnya ukuran LILA

20
menunjukkan ibu mengalami kekurangan gizi dapat mengakibatkan
bayi mengalami BBLR (bayi berat lahir rendah)
c. Pemeriksaan Tanda Vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan)
Pemeriksaan tekanan darah (TD) diukur setiap kali
kunjungan berguna untuk mendeteksi adanya hipertensi dan pre-
eklampsia pada kehamilan (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg). Suhu
tubuh normalnya 36,5o C – 37,5 o
C. Jika lebih dari 37,5o C
dikatakan demam, yang memungkinkan menjadi salah satu tanda
adanya infeksi. Jika < 36o C kemungkinan mengalami hipotermi.
Normalnya frekuensi nadi orang dewasa adalah 60 – 100 kali
permenit. Frekuensi nadi < 60 kali permenit disebut brakikardi,
sedangkan > 100 kali permenit disebut takikardi. Nilai normal
pernafasan orang dewasa adalah 16-20 x/menit. Sedangkan sesak
nafas ditandai dengan peningkatan frekuensi pernafasan dan
kesulitan bernafas serta rasa lelah (Diki Retno Yuliani, 2017).
d. Tentukan tinggi fundus uteri /TFU
Pemeriksaan TFU (tinggi funsdus uteri) dilakukan setiap
kali kunjungan antenatal, bertujuan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin atau intra-uterine growth retardation
(IUGR). Pengukuran TFU dapat dilakukan dengan pemeriksaan
McDonald dengan menggunakan pita ukur dalam sentimeter yang
dilakukan setelah umur kehmilan 24 minggu, sedangkan
pengukuran TFU dengan menggunakan pemeriksaan Leopold dapat
dilakukan setelah usia kehamilan 12 minggu.
e. Tentukan presentasi janin dn denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janjin dilakukan pada akhir
trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.
Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui letak janin. Kelainan letak,
panggul sempit atau masalah lain ditentukan apabila bagian
21
terendah janin bukan kepala atau kepala janin belum masuk pintu
atas panggul pada trimester III. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir
trimester I dan selanjutnya cepat lebih dari dari 160 kali/menit
menunjukkan adanya gawat janin.
f. Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
toksoid (TT)
Jika diperlukan unruk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu
hamil harus mendapati imnunisasi TT. Pada saat kontak pertama,
ibu hamil diskrinig status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi
TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat
ini. Ibu hamil minimal miliki status imunisasi TT agar mendapatkan
perlindungan status imunisasi T5 (TT long life) tidak perlu
diberikan imunisasi TT lagi.
g. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat
besi) minimal 90 tablet selama kehamilan untuk mencegah anemia
gizi besi yang diberikan sejak kontak pertama. Penting juga
mengkonsumsi asam folat selama hamil sebanyak 0,4 mg/hari atau
sama dengan 2 gelas susu.
h. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil
dengan rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium pada setiap ibu
hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan
spesifik daerah endemis/epidemic (malaria, HIV, dll). Pemeriksaan
laboratorium secara khusus dilakukan atas indikasi pada ibu hamil
yang kunjungan antenatal.
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) yang dilakukan minimal
1 kali pada trimester pertama dan satu kali pada trimester ketiga
untuk mengetahui keadaan ibu hamil anemia atau tidak. 2)
22
Pemeriksaan golongan darah untuk mengetahui jenis golongan
darah ibu dalam rangka mempersiapkan calon pendonor jika
diperlukan pada saat situasi gawat darurat 3) Pemeriksaan kadar
gula darah selama kehamilan jika di curigai menderita diabetes
militus. Minimal pemeriksaan dilakukan satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan satu kali pada trimester
ketiga 4) Pemeriksaan protein dalam urine pada trimester kedua dan
ketiga sesuai indikasi untuk mengetahui adanya proyein uria pada
ibu hamil sebagai indicator preeclampsia pada ibu hamil 5)
Pemeriksaan tes sifilis yang dilakukan sedini mungkin di daerah
yang memiliki resiko tinggi serta ditujukan pada ibu hamil yang di
duga terkena resiko#
i. Tata laksana kasus
Setiap adanya kelainan yang diperoleh berdasarkan hasil
pemeriksaan antennatal harus ditangani sesuai dengan stndar,
kewenangan dan dirujuk sesuai dengan system rujukan.
j. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca-persalinan.
Konseling asuhan kehamilan adalah proses bantuan bidan
kepada ibu hamil, dilakukan melalui tatap muka langsung dalam
bentuk wawancara yang bertujuan untuzk memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan kehamilan, pemahaman diri,
permasalahan yang sedang dihadapi dan menyusun rencana
pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki ibu.
1) Anjuran menjaga kebersihan badan seperti mandi 2 kali sehari
menggunakan sabun, mencuci tangan sebelum makan,olahraga
ringkas serta menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur
yang merupakan rangkaian perilaku hidup bersih dan sehat

23
2) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan ibu ketenaga kesehatan
secara rutin serta menganjurkan ibu hamil tidak kerja berat dan
istirahat yang cukup selama kehamilan (sekitar 9-10 jam perhari)
3) Menjelaskan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas
serta kesiapan menghadapi komplikasi sebagai upaya untuk
segera mencari pertolongan ketenaga kesehatan,misalnya keluar
cairan berbau dari jalan lahir pada masa nifas,perdarahan pada
hamil muda maupun tua
4) Dukungan dari keluarga terutama suami sangat di butuhkan oleh
setiap ibu hamil misalnya persiapan biaya persalinan, biaya
transportasi rujukan,calon donor darah dan biaya kebutuhan bayi
5) Menjelaskan gejala penyakit menulat misalnya tuberculosis dan
IMS serta penyakit tidak menular misalnya hipertensi yang dapat
memengaruhi kesehatan ibu dan janin
6) Selama kehamilan dianjurkan untuk mendapatkan asupan yang
cukup dengan pola gizi seimbang untuk menunjang proses
tumbuh kembang janin serta derajat kesehatan ibu contohnya
minum tablet tambah darah dengan rutin untuk mencegah anemia
7) Konseling HIV yang merupakan salah satu komponen standar
pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama di daerah resiko
tinggi. Ibu hamil di beri kesempatan untuk dapat menetapkan
sendiri keputusan dalam menjalani tes HIV atau tidak, jika dari
hasil tes positif harus dilakukan pencegahan supaya tidak terjadi
penularan ke janin,jika hasil tes negative di berikan bimbingan
agar tetap negative.
8) Setelah persalinan setiap ibu hamil di berikan pengarahan
tentang pentingnya KB dalam menjarangkan kehamilan
9) Segera setelah bayi lahir di anjurkan untuk memberika ASI
kepada bayi karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang
24
sangat penting untuk kesehatan bayi yang dilanjutkan sampai
bayi berusia 6 bulan
10) Setiap ibu hamil dianjurkan untuk stimulasi pemenuhan nutrisi
pengungkit otak (brainbooster) pada periode kehamilan untuk
dapat meningkatkan intelegensi bayi yang akan dilahirkan
11) Untuk pencegahan tetanus neonatorum setiap ibu hamil harus
mendapatkan imunisasi TT
2.1.3 Kekurangan Energi Kronis (KEK)
1. Pengertian Kondisi kurang energi kronik (KEK)
Kekurangan Energi Kronis adalah salah satu keadaan malnutrisi,
yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi dan ambang LiLA
pada WUS dan PUS <23,5, diperkirakan akan melahirkan bayi dengan
BBLR (Supariasa, 2012). Kondisi kurang energi kronik (KEK) biasanya
terjadi pada wanita usia subur yaitu wanita yang berusia 15-45 tahun.
Kekurangan energi kronis dapat diukur dengan mengetahui lingkar
lengan atas dan indeks massa tubuh seseorang. Ibu yang mempunyai
lingkar lengan atas yang kurang dari 23,5 cm dapat dikatakan mengalami
kekurangan energi kronis (Chandradewi, 2015).
2. Tanda dan gejala KEK
Menurut Supariasa (2012), tanda-tanda klinis KEK meliputi:
a. Berat badan kurang dari 40 kg atau lingkar lengan kurang dari 23,5
cm
b. Tinggi badan Ibu menderita anemia dengan Hb rendah
c. Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.
d. Bibir tampak pucat.
e. Nafas pendek.
f. Denyut jantung meningkat.
g. Susah buang air besar.
h. Nafsu makan berkurang.
25
i. Kadang-kadang pusing.
j. Mudah mengantuk

3. Pengaruh KEK terhadap kehamilan


Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat
berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya (Sari, 2015):
a. Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain anemia, pendarahan, berat badan ibu
tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
b. Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan,
sertapersalinandengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, lahir
dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
4. Faktor penyebab KEK
a. Umur ibu
Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari
20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari
20 tahun dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Usia ibu
hamil yang terlalu muda, tidak hanya meningkatkan risiko
KEKnamun juga berpengaruh pada banyak masalah kesehatan ibu
lainnya (Stephanie, 2016).
26
b. Pendidikan
Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi terjadinya
risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan dapat
menentukan mudah tidaknya seseoranguntuk menyerap dan
memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang
pendidikan ibu adalah suatu faktor penting yang akan berpengaruh
terhadap status kesehatandan gizi (Stephanie, 2016).
c. Status ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya
beli keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan kurang,
berpengaruh terhadap daya beli keluarga tersebut. Kemampuan
keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada
besar kecilnya pandapatan keluarga, harga bahan makanan itu
sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan
(Stephanie, 2016).
d. Status anemia
Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan yang
mengandung zat besi (Fe) yang rendah sehingga mengakibatkan
kadar Hb ibu hamil rendah dan dapat menyebabkan ibu hamil
tersebut kekurangan energi kronis. Wanita hamil beresiko anemia
jika kadar Hbnya <11 gr% (Putri, 2015).
5. Cara pencegahan KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dengan cara
berikut (Proverawati dan Siti, 2019):
a. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu:
1) Makan-makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori
dan protein termasuki makan makanan pokok seperti nasi, ubi,
dan kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein
27
seperti daging, ikan, telur, kacangkacangan atau susu sekurang-
kurangnya sehari sekali.
2) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam, telur) dan bahan makanan
nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe).
3) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong,bayam,
jambu, tomat, jeruk, dan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
b. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet
penambah darah
6. Pengukuran antropometri lingkar lengan atas (LILA)
Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran antropometri
yang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk
mengetahui risiko KEK atau gizikurang. Kategori KEK adalah LILA
kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA (Supariasa, 2012).
Apabila LILA kurang dari 23,5 cm: dalam hal ini ibu masuk dalam
kategori risiko KEK. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko
kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan
dibandingkan dengan ibu hamil normal. Ibu hamil dengan LLA kurang
dari 23,5 cm, mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi
dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan
yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan.
Bayi yang dilahirkan dengan BBLR (1500-2500 gram) umumnya kurang
mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat
berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan
dapat mengganggu kelangsungan hidupnya (Irianto, 2014).
2.2 Konsep Teori Asuhan Kebidanan
2.2.1 Manajemen Kebidanan dan 7 Langkah Varney
28
Menurut Varney (2007), adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama : pengkajian data
Pengkajian data adalah sistematis dalam pengambilan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan
status kesehatan klien (Varney, 2008).
a. Data Subyektif
Data subyektif adalah berisi tentang data dari pasien melalui
anamnesa (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung
tentang keluhan atau masalah yang dirasakan ibu hamil (Alimul,
2008).
1) Identitas
Menurut Varney (2007), adalah sebagai berikut:
a) Nama
Nama ibu dan suami untuk mengetahui identitas ibu dan
suami sebagai orang yang bertanggung jawab,
memperlancar komuniksai dalam asuhan sehingga tidak
terlihat kaku dan lebih akrab.
b) Umur
Untuk memastikan usia dan identitas. Umur yang baik
untuk kehamilan maupun persalinan adalah 20-35 tahun
karena organ-organ reproduksi masih berfungsi dengan
baik.
c) Agama
Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut ibu
d) Suku Bangsa
Untuk mengetahui suku bangsa yang dianut oleh ibu.
e) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual yang mempengaruhi
perilaku seseorang Untuk memudahkan bidan dalam
29
memberikan informasi sesuai dengan tingkat pendidikan
klien.
f) Pekerjaan
Untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan
utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan
pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat
merusak janin, serta untuk mengetahui gambaran keadaan
sosial ekonomi
g) Alamat
Untuk menghindari kekeliruan bila ada dua pasien dengan
nama yang sama untuk keperluan kunjungan rumah.
h) Nomor Telepon
Untuk mempermudah dalam menghubungi klien jika
diperlukan
2) Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan.
Pada ibu hamil trimester II dengan hepatitis B keluhan
utamanya meliputi pusing, lemas, nafsu makan berkurang atau
kuning di seluruh badan (Varney, 2007).
3) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya
perkawinan (Varney, 2007).
4) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus, lama menstruasi,
banyaknya menstruasi, teratur atau tidak, sifat darah, dan
keluhan-keluhan yang dirasakan pada waktu menstruasi
(Bickley, 2010).
Menurut Astuti (2012), antara lain :
a) Menarche : Untuk mengetahui usia awal klien
30
mendapatkan haid pertama kalinya.
b) HPHT : Untuk mengetahui tanggal hari pertama
haid terakhir klien.
c) HPL Untuk mengetahui hari perkiraan lahir janin klien.
d) Periode Siklus : Untuk mengetahui siklus haid klien.
Siklus normal haid biasanya adalah 28 hari.
e) Lamanya : Lamanya haid yang normal adalah ±7 hari.
f) Banyaknya : Normalnya yaitu 3-6 kali ganti pembalut
dalam sehari. Dan untuk mengetahui frekuensi banyaknya
darah haid yang keluar.
g) Fluor Albus : Untuk mengetahui apakah ibu mengalami
fluor albus atau tidak selama kehamilan serta mendeteksi
dini apakah ibu mengalami infeksi menular seksual yang
berpotensi penularan ibu ke bayi melalui jalan lahir.
h) Dismenorhea : Untuk mengetahui klien mengalami
nyeri haid intensitas, dan tingkat keparahan
5) Riwayat Obstetri yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan hasil akhirnya
(abortus, lahir hidup, apakah anaknya masih hidup, dan apakah
dalam kesehatan yang baik), apakah terdapat komplikasi
intervensi pada kehamilan, persalinan, ataupun nifas
sebelumnya dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya
(Farrer, 2007). Dan yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah
menjadi ibu KB. Kalau pernah, kontrasepsi apa yang pernah
digunakan, berapa lama, keluhan pada saat ikut KB, alasan
berhenti KB (Varney, 2007).
6) Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mempermudah bidan dalam mengkaji
keluhan ibu pada tiap trimester kehamilan, usia kehamilan ibu
31
saat merasakan gerakan pertama janin, penyuluhan yang
pernah didapat, dan status imunisasi TT ibu.
7) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat penyakit sekarang
Dikaji penyakit yang berhubungan dengan keluhan atau
masalah utama (Varney, 2008).
b) Riwayat penyakit sistemik
Riwayat kesehatan yang perlu ditanyakan untuk
mengidentifikasi kondisi kesehatan dan untuk mengetahui
penyakit yang diderita dahulu seperti hipertensi, diabetes,
PMS, HIV/AIDS (Bickly, 2010).
8) Riwayat penyakit keluarga
Dikaji dengan penyakit yang menurun dan menular yang
dapat mempengaruhi kesehatan ibu. Sehingga dapat diketahui
penyakit keturunan misalnya hipertensi, jantung, asma,
demam dan apakah dalam keluarga memiliki keturunan
kembar, baik dari pihak suami maupun pihak istri (Varney,
2007).
9) Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan pasien dalam
menjaga kebersihan dirinya dan bagaimana pola makan
sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Farrer, 2007).
a) Pola Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien.
Dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau
tidak pada pasien.
b) Pola Eliminasi
Untuk mengetahui BAB Dan BAK berapa kali sehari
warna dan konsistensi.
32
c) Pola Istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa
lama ibu tidur pada malam hari.
d) Pola Seksual
Untuk mengkaji beberapa frekuensi yang dilakukan ibu
dalam hubungan seksual (Saifuddin, 2006).
e) Personal hygiene
Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, keramas, serta
ganti baju, ganti celana dalam serta pembalut setidaknya 2
kali sehari.
f) Aktivitas
Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang
lemah atau adanya akibat penyakit-penyakit yang
dialaminya.
g) Data Psikologis
Data psikososial ini diberikan untuk mengetahui motivasi
atau mental pasien pada ibu hamil dengan hepatitis B
psikologisnya tergantung merasa cemas atau tidak
(Prawirohardjo, 2006).

b. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang didapat dari hasil observasi
memalui pemerikasaan fisik (Hidayat, 2008).
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : Mengetahui keadaan pasien baik atau
tidak (Alimul, 2006)
2) Kesadaran : Menilai status kesadaran pasien composmentis
yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya, somnolens
33
yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat,
mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu
memberi jawaban verbal, apatis yaitu keadaan kesadaran yang
segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh
tak acuh (Hidayat, 2008).
3) Pemeriksaan tanda vital (vital sign)
a) Tekanan darah
Mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan
nilai satuannya mmHg. Keadaan normal antara 120/80
mmHg sampai 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik
tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak
lebih dari 15 mmHg dari keadaan pasien normal
(Wiknjosastro, 2008).
b) Pengukuran suhu
Mengetahui suhu badan pasien, suhu badan normal adalah
36 ºC sampai 37 ºC. Bila suhu tubuh lebih dari 38ºC harus
dicurigai adanya infeksi (Wiknjosastro, 2008).
c) Nadi
Memberi gambaran kardiovaskuler. Denyut nadi normal 70
x/menit sampai 88 x/menit.
d) Pernafasan
Mengetahui sifat pernapasan dan bunyi nafas dalam satu
menit. Pernapasan normal 16 x/ menit sampai 24x/ menit
(Bickley, 2010).
e) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan klien. Batas normal
seorang wanita hamil yaitu dengan tinggi badan ≥ 145 cm.
f) Berat badan
34
Untuk mengetahui berat badan klien. Pada
penambahan berat badan selama kehamilan memiliki batas
normal antara 7 sampai 11 kg dibandingkan dengan berat
badan sebelum hamil
g) LILA
Untuk mengetahui lingkar lengan atas klien, pada batas
normal yaitu ˃ 23,5 cm.
h) IMT
Untuk mengetahui IMT sebelum hamil klien
Kurus Berat ˂ 17,0
Ringan 17,0-18,4
Normal 18,5-25,0
Gemuk Ringan 25,1-27,0
Berat ˃ 27,0
4) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
(1) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah
kelainan, adakah odema (Wiknjosastro, 2008).
(2) Mata : Conjungtiva berwarna merah muda atau tidak,
sclera berwarna putih atau tidak (Hidayat, 2008).
(3) Hidung : Untuk mengetahui adakah polip atau tidak
(Hidayat, 2008).
(4) Telinga : Bagaimana keadaan daun telinga, liang
telinga dan ada serumen atau tidak (Hidayat, 2008).
(5) Mulut : Untuk mengetahui mulut bersih apa tidak ada
caries atau tidak dan ada karang gigi atau tidak
(Wiknjosastro, 2008).
b) Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau
tyroid, tumor dan pembesaran getah bening (Nursalam,
35
2009).
c) Dada dan aksila : Apakah ada benjolan payudara atau
tidak, dan apakah sistematis kanan kiri (Nursalam, 2009).
d) Abdomen : Apakah ada jaringan parut atau bekas operasi
adakah nyeri tekan serta adanya massa (Farrer, 2007).
Inspeksi : Meliputi pemeriksaan luka bekas operasi,
pembesaran perut, linea nigra, striae gravidarum.
Palpasi : Mc. Donald: Untuk mengetahui TFU dengan pita
ukur dari tepi atas sympisis sampai fundus uteri.
Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan
bagian janin yang ada di atas fundus.
Leopold II : Untuk mengetahui letak janin memanjang atau
melintang dan bagian janin yang teraba di sebelah kiri atau
kanan.
Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang ada di
perut ibu bagian bawah (presentasi).
Leopold IV : Untuk mengetahui seberapa jauh bagian janin
masuk PAP
Auskultasi: Meliputi pemeriksaan Denyut Jantung Janin
(DJJ). DJJ janin normal 120-160x/menit.
e) Genetalia : Untuk mengetahui keadaan vulva adakah
tanda- tanda infeksi, varices, pembesaran kelenjar
batholini, dan perdarahan. (Saifuddin, 2006).
f) Ekstremitas : Apakah terdapat varices, odema, atau tidak,
betis merah atau lembek atau keras (Saifuddin, 2006).
5) Pemeriksaan Penunjang
Data penunjang dilakukan untuk menegakkan diagnose. Data
penunjang merupakan hasilpemeriksaan laboratorium Test Hb,
golongan darah, protein urin, urin reduksi, HBsAg, dan RPR
36
pada ibu. (Depkes RI, 2009).
2. Langkah kedua : Interpretasi data Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterprestasikan menjadi satu diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi menjadi diagnosa nomenklatur
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnostik kebidanan (Varney, 2007). Contoh : Ny. X umur x
tahun, GxPxAx hamil x minggu, janin tunggal/ganda, hidup
intra/ekstra uteri, presentasi bokong/kepala, keadaan jalan lahir,
keadaaan ibu dan janin
Data Subyektif
Data dasar : ibu ingin memeriksakan kehamilannya
Data Obyektif
1) Keadaan ibu : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Vital sign :
a) Tekanan darah : mmHg
b) Respirasi : x/menit
c) Nadi : x/menit
d) Suhu : ºC
4) Pemeriksaan penunjang HBsAg Reaktif
b. Masalah
1) Menurut Nursalam (2009), masalah adalah yang berkaitan
dengan pengalaman pasien dari asal pengkajian atau yang
menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien.
2) Menurut Varney (2008), masalah yang sering muncul pada ibu
hamil dengan hepatitis B adalah : kelelahan, kurangnya nafsu
makan, mual, muntah, dan nyeri sendi dan kuning di badan
37
c. Kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien- pasien dan
yang belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang
didapatkan dengan melakukan analisa data. Kebutuhan yang
diperlukan ibu hamil dengan hepatitis B adalah dukungan moril
pada ibu (Varney, 2008).
3. Langkah Ketiga : Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah suatu pernyataan yang timbul berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila diagnosa atau
masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2008). Diagnosa
potensial yang terjadi pada ibu hamil dengan hepatitis B yaitu
perubahan menjadi hepatitis akut atu menjadi sirosis atau kanker hati
serta menularkan pada janin yang di kandungnya
4. Langkah Keempat : Antisipasi
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai
dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi pasiennya.
Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk
mengantisipasi diagnosa/ masalah potensial pada step sebelumnya,
bidan juga harus merumuskan tindakan segera. Dalam rumusan ini
termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri,
segera kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2008).
Antisipasi yang dilakukan pada ibu hamil dengan hepatitis B adalah
dengan meminimalisir kontak dengan jarum suntik yang sama,
hubungan senggama tanpa kondom
5. Langkah kelima : Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan
secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan
38
yang dibuat pada langkah sebelumnya. Rencana tindakan yang dapat
dilakukan pada asuhan pada
a. Berikan informasi mengenai hepatitis B, cara penularannya,
cara pencegahan penularan ke bayi, cara pencegahan supaya
tidak menurkan pada orang lain
b. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet Fe dan vitamin
tulang (kalk) sesuai aturan pakai
6. Langkah Keenam : Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari asuhan kebidanan yang
telah direncanakan secara efisien dan aman. Pada kasus dimana bidan
harus berkolaborasi dengan dokter, maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan pasien adalah tetap bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh (Varney, 2008). Pada
langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah
direncanakan
7. Langkah Evaluasi Ketujuh : Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari
rencana asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam
masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Menurut saifuddin (2006),
evaluasi yang diharapkan pada ibu hamil dengan hepatitis B akut :
a. Ibu dapat sehat dengan sendirinya
b. Dapat mecegah penularan pada orang lain
c. Dan memutus rantai hepatitis B pada bayi yang dilahirkan dengan
imunisasi
Pada langkah evaluasi dalam asuhan kebidanan didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.
S : Data Subjektif (Menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa)
39
O : Data Objektif (Menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan tes diagnosa lain yang
dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment)
A : Assesment (Kesimpulan dari data subyektif dan obyektif untuk
menilai sejauh mana keberhasilan tindakan dari tujuan yang telah
dirumuskan dan mengidentifikasi masalah baru)
P : Penatalaksanaan (Tindakan yang perlu dilakukan untuk peninjauan
terhadap langkah-langkah pada proses manajemen kebidanan oleh
karena tindakan yang dilakukan kurang berhasil dan membuat rencana
tindakan terhadap masalah yang baru teridentifikasi) (Depkes RI,
1995).

40
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 8 Maret 2023
Pukul Pengkajian : 16.30 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Klien
Oleh : Puji Nurjanah

3.1.1 Data Subjektif


1. Biodata
Nama : Ny. B Nama Suami : Tn. R
Umur : 32 Tahun Umur : 35 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : Sarjana Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pamong Desa Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tanggul Rt 3 Alamat : Tanggul Rt 3
Rw 1 Rw 1
Nomor Hp : 085785024xxx

2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan kadang masih merasa lemas,


karena 1 bulan yang lalu (trimester I) sempat di rawat karena mual
muntah
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
HPHT : 28-10-2022
Siklus mestruasi : Teratur
41
Lama menstruasi : 6-7 hari
Periode siklus : 28-31 hari
Darah yang keluar : Pada hari ke 1-3 darah yang keluar banyak sekitar
3-4 kali ganti pembalut, pada hari ke 4-7 darah yang
keluar sedikit
Fluor Albus : Tidak ada
Dismenorhea : Tidak
4. Riwayat Pernikahan
Menikah ke : Satu
Usia menikah : 22 tahun
Lama menikah : +10 tahun
5. Riwayat Obstetri Yang Lalu

Kehamilan Persalinan Bayi Baru Lahir Nifas KB


H Pen P T S P T Pen J B T Pen H A L Pen M L Pen
a yuli e e ta e e yuli e B B yuli id S a yuli e a yuli
m t/ m m tu n m t/ n t/ u I m t/ t m t/
i Ko er p s o p Ko i Ko p/ a Ko o a Ko
l mpl ik at P l a mpl s mpl M M mpl d mpl
k ika s P er o t ika K ika at e ika e P ika
e si a e s n B si e si i n si a si
m al g e l et k
er in r a e a
ik a s m k i
s n a i i
a li n
n
1 - B kl S D R KP L 3 4 - H Y 6 - s 3 -
id in C o S D k 2 9 id a b u
a ik k u u n t
n te p la ti h
r n k n
2 Hamil ini

6. Riwayat Kehamilan Sekarang


Trimester 1 : tidak ada keluhan mual muntah atau pusing, ibu tidak
pernah menerima penyuluhan pada saat kehamilan awal

42
Trimester 2 : tidak ada keluhan yang dirasakan ibu, ibu diberikan
penyuluhan terkait pola istirahat, aktivitas fisik, konsultasi dengan poli
umum, gigi dan gizi
Usia kehamilan saat merasakan gerakan janin pertama : sekitar usia awal
5 bulan (+ 20 minggu)
Imunisasi TT: TT 5 (Lengkap)
7. Riwayat Kesehatan Klien
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menurun seperti
diabetes atau hipertensi, menular yaitu HIV dan Syphilis dan menahun
seperti asma, dan ibu juga tidak pernah melakukan pijat perut, merokok
atau minum jamu, serta golongan darah ibu O.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menurun seperti
diabetes, hipertensi kehamilan kembar, menular yaitu HIV, Syphilis,
hepatitis dan menahun seperti asma.
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Nutrisi : Ibu makan biasanya 3 kali sehari, semenjak


hamil menjadi 2 kali sehari dengan
karbohidrat (nasi), protein hewani (ikan,
telor, daging ayam), protein nabati (tempe
atau tahu), sayuran dan ibu jarang
mengkonsumsi buah buahan, ibu minum
sekitar 1,5 liter air putih
Eliminasi : Ibu BAK 5-6 kali sehari dan BAB 1 kali
sehari pada pagi hari
Aktivitas sehari-hari : Ibu melakukan pekerjaan rumah seperti
biasa seperti menyapu, mencuci piring dan
memasak, serta bekerja di desa
Istirahat : Ibu tidur malam sekitar 6-7 jam dan
43
terkadang tidur siang sekitar 1-2 jam
Pola seksual : Ibu terakhir hubungan seksual 1 minggu
yang lalu dan tidak ada keluhan
Personal hygine : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari di pagi
dan sore hari, gosok gigi 2 kali sehari,
keramas 3 kali dalam seminggu, ibu ganti
celana dalam 2 kali sehari
10. Keadaan Psikologi Sosial Budaya
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan dan ibu mengharapkan
kehamilan ini, suami dan keluarga mendukung dan mengharapkan
kehamilan ini, tidak ada kebiasaan/budaya dalam keluarga yang
meugikan kehamilan
3.1.2 Data Objektif
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Tanda Vital
Tekanan darah : T1 (Miring) : 90/60 mmHg
T2 (Terlentang) : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5oc
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 48 kg
IMT : 18,75 kg/m2 (Normal)
LiLA : 23 cm
MAP : 83,3 mmHg (-)
ROT : 11 mHg (-)
HPL : 5-8-2023

44
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra
tidak oedema
Hidung : Tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada
sumbatan secret yang berlebih
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis dan
tonsilitis
Telinga : Simetris, tidak ada cairan yang keluar dari telinga
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe
serta tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada : tidak ada penarikan intrakosta, tidak ada suara
wheezing atau ronchi
Payudara : Simetris, putting susu menonjol, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
Leopold I : TFU 15 cm, pertengahan sympisis dan pusat,
bagian atas fundus uteri teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Kanan perut ibu teraba panjang dan keras seperti
papan (punggung), kiri perut ibu teraba bagian kecil
janin (ekstremitas)
Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting
(kepala)
DJJ : 135 x/menit
TBJ : (15-12) x 155 = 465
Genetalia : Kebersihannya cukup
Ekstremitas : Atas : tidak oedema
Bawah : tidak oedema, refleks patela ada

45
3. Pemeriksaan Penunjang (8 Maret 2023)
Hb : 12,7 g/dL
GDA : 86 mg/dL
KSPR : Hamil ini 2, BSC 8, KEK 4 (Total Skor 14)
USG (16-12-22) : CRL 2, UK 7-8 mg, EDD 31-7-2023
3.1.3 Analisa Data
G2P1A0 UK 18-19 minggu tunggal, hidup, intrauterine, presentasi
kepala dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
3.1.4 Penatalaksanaan
Tanggal : 8 Maret 2023
Pukul : 17.10 WIB
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa lingkar
lengan (LILA) yaitu 23 cm. Ibu mengalami kekurangn energi
kronis (KEK)
Ev/ ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada Ibu tentang kenaikan berat badan yang
seharusnya oleh ibu hamil dengan IMT Normal yaitu 11,5 – 16,3 kg
selama kehamilan, atau dalam trimester 2 dan 3 ada kenaikan berat
badan 0,35 – 0,51 kg setiap minggunya.
Ev/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan mengenai
kenaikan berat badan dan akan berusaha menaikkan berat badan
3. Menjelaskan tentang risiko kehamilan dengan KEK yaitu terjadi
perdarahan, anemia, pengaruh waktu persalinan yaitu persalinan sulit
dan lama, persalinan sebelum waktunya, perdarahan setelah
persalinan, dan pengaruh pada janin yaitu keguguran, bayi lahir mati,
cacat bawaan, bayi dengan berat badan lahir rendah.
Ev/ Ibu mengetahuinya
4. Memberikan KIE untuk mengatur pola nutrisi ibu hamil dengan
KEK supaya tidak merasa lemas dan berat badan dapat naik yaitu

46
menganjurkan ibu meningkatkan pola makanan dari sebelumnya
yaitu peningkatkan porsi makan sebanyak 4-5 kali sehari.
Meningkatkan jumlah protein yang di konsumsi dari ikan, telur, dan
daging dari sebelumnya. Meningkatkan jumlah buah-buahan yang
dimakan misalnya setiap hari mengonsumsi buah-buahan, dan sayur-
sayuran hijau yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah
sedikit menjadi lebih banyak porsi perharinya. Mengingatkan ibu
untuk tetap mengkonsumsi susu ibu hamil diminum 2 kali sehari.
Ev/ Ibu mengerti dan akan melakukannya
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC Terpadu di
Puskesmas
Ev/ Ibu mengetahuinya
6. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan minum vitamin yang diberikan
oleh dokter
Ev/ Ibu akan melanjutkan meminumnya
7. Memberitahukan ibu akan ada kunjungan ulang pada tanggal 19
Maret 2023
Ev/ Ibu bersedia dilakukan kunjungan
8. Melakukan pendokumentasian asuhan dalam bentuk SOAP

47
3.2 Catatan Perkembangan
Tanggal Pengkajian : 19 Maret 2023
Pukul Pengkajian : 08.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Klien
Oleh : Puji Nurjanah

3.2.1 Data Subjektif


Ibu mengatakan sudah tidak lemas, ibu sudah mulai mengaplikasikan
anjuran yang diberikan dan ibu juga rutin mengkonsumsi vitamin yang
telah diberikan sesuai anjuran
3.2.2 Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 100/60 mmHg Nadi : 82x/menit
RR : 20x/menit Suhu : 36,7 0C
Berat Badan : 49,3 kg LiLA : 23,2 cm ( naik 0,2
cm)
Pemeriksaan Abdomen
Leopold I : TFU 16 cm, teraba 3 jari dibawah pusat, di pundus teraba
bundar, lunak dan tidak melenting.
Leopold II : teraba pada bagian sebelah kiri keras memanjang (pu-ki).
Bagian kanan, teraba bagian-bagian kecil janin (ekstrimitas).
Leopold III : teraba bagian bulat, keras, dan melenting.
TBJ : (16-12)x155 = 620 gram
DJJ :136x/menit, irama teratur
3.2.3 Analisa Data

48
G2P1A0 UK 20-21 minggu tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
3.2.4 Penatalaksanaan
Tanggal : 19 Maret 2023
Pukul : 08.30 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu mengalami
kenaikan berat badan dan LiLA naik 0,2 cm
Ev/ ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Memberikan dukungan dan apresiasi kepada ibu karena mengalami
kenaikan berat badan serta mengingatkan ibu tetap mengkonsumsi
makan-makanan yang bergizi.
Ev/ Ibu senang karena berhasil naik berat badannya
3. Menjelaskan kepada ibu untuk tetap melanjutkan anjuran yang telah
diberikan pada pertemuan pertama
Ev/ Ibu mengerti
4. Menganjurkan kepada ibu untuk makan sesuai “isi piringku”. Makanan
pokok 2/3 dari 1/2 piring (nasi, singkong, roti tawar, gandum, ubi, dll),
lauk pauk 1/3 dari 1/2 piring (ikan, ayam, telur, tempe, daging, dll),
sayuran 2/3 dari 1/2 piring (bayam, terong, sawi, kangkung, dll), dan
buah-buahan 1/3 dari 1/2 piring (jeruk, semangka, pisang, dll)
Ev/ Ibu mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat yang cukup
Ev/ Ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan
6. Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda bahaya pada kehamilan
a. Muntah terus dan tak mau makan
b. Demam tinggi
c. Bengkak kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala disertai kejang
d. Pendarahan pada hamil muda atau tua
e. Air ketuban keluar sebelum waktunya
49
f. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya
Dan masalah lain pada masa kehamilan diantaranya :
a. Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan dan gatal gatal daerah
kemaluan
b. sulit tidur dan cemas berulang
c. jantung berdebar debar
d. diare berulang
e. batuk lama (lebih dari 2 minggu)
Ev/ Ibu mengerti dan memahaminya
7. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi vitamin yang diberikan
dokter sesuai anjuran
Ev/ Ibu mengetahuinya dan terus meminumnya
8. Menganjurkan ibu untuk ke puskesmas atau ke RS apabila terdapat
tanda bahaya kehamilan, atau ada keluhan lain
Ev/ Ibu mengetahuinya
9. Memberitahukan kepada ibu akan dilakukan kunjungan ulang pada
tanggal 28 Maret 2023
Ev/ ibu mengetahuinya dan bersedia
10. Melakukan pendokumentasian asuhan dalam bentuk SOAP

50
3.3 Catatan Perkembangan
Tanggal Pengkajian : 28 Maret 2023
Pukul Pengkajian : 16.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Klien
Oleh : Puji Nurjanah

3.3.1 Data Subjektif


Ibu mengatakan tidak ada keluhan, makan 3 kali sehari dengan tinggi
protein, mengkonsumsi susu dan vitamin yang telah diberikan sesuai
anjuran, ibu sudah mengaplikasikan anjuran yang diberikan.
3.3.2 Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 85x/menit
RR : 21x/menit Suhu : 36,5oC
Berat Badan : 51,5 kg LiLA : 23,5 cm ( naik 0,3
cm)
Pemeriksaan Abdomen
Leopold I : TFU 17 cm, teraba 2 jari dibawah pusat, di pundus teraba
bundar, lunak dan tidak melenting.
Leopold II : teraba pada bagian sebelah kiri keras memanjang (pu-ki).
Bagian kanan, teraba bagian-bagian kecil janin (ekstrimitas).
Leopold III : teraba bagian bulat, keras, dan melenting.
TBJ : (17-12)x155 = 775 gram
DJJ :132x/menit, irama teratur
3.3.3 Analisa Data
G2P1A0 UK 21-22 minggu tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
51
3.3.4 Penatalaksanaan
Tanggal : 28 Maret 2023
Pukul : 16.30 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu mengalami
kenaikan berat badan dan LiLA naik 0,3 cm
Ev/ ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Memberikan dukungan dan apresiasi kepada ibu karena mengalami
kenaikan berat badan serta mengingatkan ibu tetap mengkonsumsi
makan-makanan yang bergizi.
Ev/ Ibu senang karena berhasil naik berat badannya
3. Menjelaskan kepada ibu untuk tetap melanjutkan anjuran yang telah
diberikan pada pertemuan pertama
Ev/ Ibu mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat yang cukup
Ev/ Ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan
5. Menjelaskan mengenai P4K kepada ibu, P4K merupakan program
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi pada
saat kehamilan termasuk perencanaan pemakaian alat/obat kontrasepsi
pasca kehamilan. Program P4K dilakukan dengan cara menempelkan
stiker dirumah ibu hamil. Stiker program P4K akan ditempel dirumah
ibu hamil, maka setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau
secara tepat. Stiker P4K berisi data tentang nama ibu hamil, taksiran
persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping
persalinan, transport yang digunakan dan calon donor darah. Data yang
ada dalam stiker dan buku KIA akan memudahkan suami, keluarga,
kader, tenaga kesehatan dan bidan di lingkungan setempat dalam
memantau secara intensif keadaan dan perkembangan kesehatan ibu
hamil. Hal tersebut dimaksudkan agar ibu hamil mendapatkan
52
pelayanan yang sesuai standar pada saat antenatal, persalinan dan
nifas. Sehingga proses persalinan sampai nifas termasuk rujukannya
dapat berjalan dengan aman dan selamat, tidak terjadi kesakitan dan
kematian ibu serta bayi yang dilahirkan selamat dan sehat. Selain itu,
program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh
tenaga kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus
lengkap pada setiap ibu hamil. Ibu hamil juga akan diedukasi untuk
melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan
Ev/ Ibu mengerti dan memahaminya serta sudah menempelkannya di
depan jendela rumah dengan rencana bersalin di rumah sakit
6. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi vitamin yang diberikan
dokter sesuai anjuran
Ev/ Ibu mengetahuinya dan terus meminumnya
7. Mengingatkan ibu untuk segera ke puskesmas atau ke RS apabila
terdapat keluhan atau tanda bahaya kehamilan
Ev/ Ibu mengingatnya
8. Memberitahukan kepada ibu akan dilakukan kunjungan ulang pada
tanggal 10 April 2023
Ev/ ibu mengetahuinya dan bersedia
9. Melakukan pendokumentasian asuhan dalam bentuk SOAP

53
3.4 Catatan Perkembangan
Tanggal Pengkajian : 10 April 2023
Pukul Pengkajian : 17.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Klien
Oleh : Puji Nurjanah

3.4.1 Data Subjektif


Ibu mengatakan tidak ada keluhan, makan 3 kali sehari dengan menu
karbohidrat (nasi) dengan lauk pauk yang tinggi protein dan serat, ibu
mengkonsumsi susu dan vitamin yang telah diberikan sesuai anjuran, ibu
sudah mengaplikasikan anjuran yang diberikan.
3.4.2 Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg Nadi : 83x/menit
RR : 21x/menit Suhu : 36,6oC
Berat Badan : 52,9 kg LiLA : 24 cm (naik 0,5 cm)
Pemeriksaan Abdomen
Leopold I : TFU 18 cm, teraba setinggi pusat, di pundus teraba
bundar, lunak dan tidak melenting.
Leopold II : teraba pada bagian sebelah kiri keras memanjang (pu-ki).
Bagian kanan, teraba bagian-bagian kecil janin (ekstrimitas).
Leopold III : teraba bagian bulat, keras, dan melenting.
TBJ : (18-12)x155 = 930 gram
DJJ :142x/menit, irama teratur
3.4.3 Analisa Data
G2P1A0 UK 23-24 minggu tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala,
ibu dan bayi sehat
54
3.4.4 Penatalaksanaan
Tanggal : 10 April 2023
Pukul : 17.30 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu mengalami
kenaikan berat badan dan LiLA naik 0,5 cm
Ev/ ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Memberikan dukungan dan apresiasi kepada ibu karena mengalami
kenaikan berat badan serta mengingatkan ibu tetap mengkonsumsi
makan-makanan yang bergizi.
Ev/ Ibu senang karena berhasil naik berat badannya
3. Menjelaskan kepada ibu untuk tetap melanjutkan anjuran yang telah
diberikan pada pertemuan pertama
Ev/ Ibu mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat yang cukup
Ev/ Ibu akan mengikuti anjuran yang diberikan
5. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi vitamin yang diberikan
dokter sesuai anjuran
Ev/ Ibu mengetahuinya dan terus meminumnya
6. Mengingatkan ibu untuk segera ke puskesmas atau ke RS apabila
terdapat keluhan atau tanda bahaya kehamilan
Ev/ Ibu mengingatnya
7. Melakukan pendokumentasian asuhan dalam bentuk SOAP

55
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pengkajian data subjektif kunjungan ke 1 didapatkan Ny.”B” usia 32


tahun dengan usia kehamilan 18-19 minggu pada kunjungan kedua usia
kehamilan 20-21 minggu, kunjungan ke 3 usia kehamilan 21-22 minggu,
kunjungan ke 4 usia kehamilan 23-24 minggu termasuk dalam ibu hamil trimester
II. Hal ini sesuai dengan Fijri (2021) bahwa ibu hamil memasuki trimester II yaitu
usia kehamilan antara 14-27 minggu.
Ny. B melakukan kunjungan ANC 1 kali ke dokter untuk USG pada trimester
I. Hal ini sesuai dengan anjuran Kemenkes RI (2021), Pemeriksaan kesehatan ibu
hamil dilakukan minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12
minggu), dua kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan tiga
kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai menjelang
persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Index Massa Tubuh (IMT) pada Ny. B 18,75 termasuk kategori IMT normal.
Menurut Kemenkes RI (2018), rentang kenaikan berat badan yang di anjurkan
untuk kategori IMT normal adalah 11,5 -16 Kg.
Hasil pemeriksaan antropometri lingkar lengan atas (LILA) Ny. B 23 cm
yaitu termasuk kategori Kekurangan Energi Kronis (KEK). Lingkar Lengan Atas
(LILA) adalah pengukuran antropometri yang dapat menggambarkan keadaan
status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui risiko KEK atau gizi kurang. Kategori
KEK adalah LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA
(Supariasa, 2012). Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kesakitan
yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu
hamil normal. Ibu hamil dengan LILA kurang dari 23,5 cm, mempunyai risiko
56
yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR),
kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan. Bayi yang dilahirkan
dengan BBLR dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya (Irianto,
2014).
Cara pencegahan bagi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK)
yaitu dengan meningkatkan makan makanan yang bergizi seperti makanan yang
bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein termasuki makan makanan
pokok seperti nasi, ubi, dan kentang setiap hari dan makanan yang mengandung
protein seperti daging, ikan, telur, kacangkacangan atau susu sekurang-kurangnya
sehari sekali. Makanan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran
berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). Makan sayur-sayuran dan buah-
buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam,
jambu, tomat, jeruk, dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam usus (Proverawati dan Siti, 2019).
Pemenuhan gizi seimbang bagi ibu hamil dapat dengan menggunakan “isi
piringku”. Untuk 1 piring terdiri dari makanan pokok 2/3 dari 1/2 piring (pilihan
seperti 2 centong nasi, 4 potong singkong, 6 iris roti tawar), lauk pauk 1/3 dari 1/2
piring (pilihan seperti 1 ekor ikan kembung, 1 potong ayam besar, telur 2 butir,
tempe 2 potong), sayuran 2/3 dari 1/2 piring (pilihan seperti sayur pecel, 1
mangkok bayam sedang), dan buah- buahan 1/3 dari 1/2 piring (pilihan seperti
jeruk 1 buah besar, semangka 2 potong, 1 buah pisang). Serta mencuci tangan
sebelum makan, aktivitas fisik ringan 30 menit per hari, minum air putih 8 gelas
sehari (Kemenkes, 2020). Menurut penelitian Rahmadi & Sastri (2021),
Penggunaan “Piring Makanku” sebagai alat makan bagi ibu hamil dapat
meningkatkan keragaman kelompok makanan yang dikonsumsi serta dapat
meningkatkan kualitas makan ibu hamil.

57
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu B usia kehamilan 18-19
minggu dengan kehamilan fisiologis,janin tunggal, hidup intrauteri,
preskep dengan masalah Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada masa
kehamilan, yang dilakukan pada tanggal 8 Maret 2023. Setelah dilakukan
pemantauan pola konsumsi makanan bergizi, selama 1 bulan pada ibu
hamil dengan KEK ada keberhasilan dalam peningkatkan kenaikan LiLA
sebesar 1 cm.
5.2 Saran
Bagi bidan/tenaga kesehatan lain diharapkan dapat meningkatkan dalam
skrining mengenai penyakit menular seperti HBsAg, syphilis dan HIV
sehingga dapat di deteksi secara dini resiko kehamilan dan dapat melakukan
pencegahan atau perencanaan asuhan yang akan diberikan
Bagi Pasien diharapkan ibu dapat memahami mengenai kehamilannya
serta kemungkinan resiko atau komplikasi yang akan timbul pada
kehamilannya, serta dapat mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah
kedepannya.

58
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2014. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Cetakan Kesembilan. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama
Amalia. 2018. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan Dan Praktik Calon
Ibu DalamPencegahan Kurang Energi Kronik Ibu Hamil (Studi Pada
Pengantin Baru Wanita Di Wilayah Kerja Puskesmas Duren, Bandungan,
Semarang). Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018, 370-377
Chandradewi 2015. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan terhadap
Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) di
Wilayah Kerja Puskesmas Labuan Lombok. Vol.9, No. 1. Hal 1391-1402
Irianto, Koes. 2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi (Balanced
Nutrition in Reproductive Health). Bandung: Alfabeta
Kemenkes RI. 2016. Buku Kader Posyandu: Dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga. Jakarta: Kemenkes RI
Kementrian Kesehatan RI. 2021. Upaya Penyelamatan Ibu dan Bayi.
Jakarta. Kementerian Kesehatan RI
Marsedi, S.G. Widajanti, L dan Aruben, R. 2017. Hubungan Sosial Ekonomi dan
Asupan Zat Gizi dengan Kejadian KEK pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Jang Bukit Bestari Kota Tanjung Pinang tahun 2016. E-
Journal kesmas. Vol.5 No.3. 2017.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 21 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil.
Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan
Pelayanan Kesehatan Seksual
Putri, A. R. dan Muqsith, Al, 2015. Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil
dengan BeratBadan Lahir Bayi di Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Kabupaten Aceh Utara dan Rumah Sakit Tk IV IM.07.01 Lhokseumawe
Tahun 2015. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikusaleh, pp.1-7
Rahmadi, A., & Sastri, I. M. W. 2021. Media Intervensi “Piring Makanku”
Meningkatkan Porsi Makan dan Asupan Gizi Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan
Metro Sai Wawai, 14(2), 94–103
Saifuddin, AB. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sari, Anggita, dkk, 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Bogor: In Media
Stephanie, P. dan Kartikasari. 2016. Gambaran Kejadian Kurang Energi
Kronik Dan Pola Makan Wanita Usia Subur Di Desa Pesinggahan
Kecamatan Dawan Klungkung Bali 2014. E-Jurnal Medika, 6(5), pp.1–6.
Supariasa. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Tyastuti Siti & Puji Heni.2016.Asuhan Kebidanan Kehamilan.Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan
Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai