Disusun Oleh :
. dr. Eningsih Fitriani Kharisma Kusumaningtyas, M. Keb Tatarini Ika Pipitcahyani, SST., M. Kes
NIP. 198302172014122002 NIP. 198006212002122001 NIP. 196702061990032003
Mengetahui
Kepala Puskesmas Ketua Program Studi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-Nya
Kabupaten Gresik”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Surabaya.
dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
1. Ibu Evi Pratami, SST., M. Keb. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
3. Ibu Nurul Napi’ah, SST. Keb. selaku Bidan Koordinator Puskesmas Cerme
ini.
laporan ini.
ii
6. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
balasan pahala atas segala amal baik yang telah diberikan. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
3
4
1 jam jika ibu berbaring atauberistirahat dan jika ibu makan dan minum
dengan baik (Pusdiknakes, 2013).
3. Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalamkehamilan adalah
kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin dibawah <10,5 gr% pada trimester
II. Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi atau pengenceran
darah. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi (Saifuddin,
2014).
Tanda bahaya pada TM II menurut Kemenkes (2020) yaitu:
1. Sakit kepala yang hebat dan menetap
2. Perubahan visual secara tiba – tiba (Pandangan kabur, rabun senja)
3. Nyeri abdomen yang hebat.
4. Perdarahan Pervaginam
5. Bengkak pada muka, tangan, dankaki.
6. Gerakan janin berkurang.
7. Ketuban pecah sebelum waktunya.
2.2.4 Komplikasi pada kehamilan Trimester II
Komplikasi pada kehamilan TM II menurut Irianti, dkk (2014) yaitu:
1. Penyakit penyerta pada ibu hamil seperti nyeri perut, keputihan, penambahan
ukuran uterus dapat terjadi (molahidatidosa, makrosomnia, hidramnion atau
polahidramnion, dan oligohidramnion), dan penyakit penyerta lainnya.
Penatalaksanaan : melakukan deteksi dini yaitu mengenali tanda/gejala yang
muncul untuk penegakan diagnosis sementara dalam asuhan antenatal.
2. Preeklamsia ringan merupakan tekanan darah ≥140/90 mmHg disertai protein
urine dalam urine pada usia kehamilan di atas 20 minggu, pada wanita yang
tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya. Penatalaksanaan :
menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi konsumsigaram.
3. Preeklamsia berat merupakan peningkatan tekanan darah >160 mmHg sistol
dan >110 mmHg diastole, protein urine +3 atau+4.Penatalaksanaan dengan
pemberian bolus MgSO4 g IV dilanjutkan dengan MgSO4 g IM.
4. Eklamsia merupakan keadaan preeklamsia yang disertai dengan penurunan
10
tingkat kesadaran dan disertai reaksi kejang, baik pada saat kehamilan
maupun persalinan.Penatalaksanaan :deteksi dini dan memberikan terapi
bolus MgSO4 2 g IV dilanjutkan dengan MgSO4 4 g IM setiap 4 jam dan
nifedipin 10 mg peroral dilanjutkan 10 mg setiap 4 jam.
5. Hipertensi gestasional merupakan peningkatan tekanan darah yang terjadi
akibat dari proses kehamilan, dimana peningkatan tekanan darah secara
abnormal terjadi akibat proses kehamilan tanpa disertai dengan protein urine.
Hiperemesis gestasional terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
Penatalaksanaan dengan istirahat cukup, kurangi konsumsi garam dan deteksi
dini sebagai penetapan diagnose.
6. Gangguan kesejahteraan janin. Penatalaksanaan kewenangan bidan adalah
deteksi dini untuk penegakan diagnose.
2.2.5 Kebutuhan pada kehamilan Trimester II
Kebutuhan pada kehamilan TM II menurut Irianti, dkk (2014) yaitu:
1. Kebutuhan konseling mengenai perubahan fisiologis yang mungkin terjadi
pada trimester II sehingga ibu mampu memahami keadaan yang terjadi pada
dirinya selama kehamilan merupakan keadaan yang normal, serta waspada
terhadap keluhan yang menuju pada keabnormalan.
2. Kebutuhan konseling tentang nutrisi terkait penambahan berat badan normal
selama kehamilan dan batasan penambahan berat badan yang diperbolehkan
selama kehamilan.
3. Kebutuhan mengenai pemantauan tumbuh kembang janin.
4. Kebutuhan konseling tentang tanda bahaya yang mungkin terjadi pada
trimester II.
5. Dukungan psikologis yang diberikan terkait perubahan yang terjadi
sehingga ibu tetap percaya diri dan mampu melewati setiap fase
kehamilannya dengan baik serta mampu menerima kehamilannya dengan
senang.
11
melakukan olahraga ringan yang rutin seperti senam hamil dan jalan pagi
(Syam AF, 2018).
2. Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi pada konstipasi adalah dengan pemberian
obat pencahar (laxatives). Secara umum golongan obat pencahar terbagi atas:
bulking agents, pelunak tinja (stool softeners), pencahar minyak mineral
(lubricant laxatives), pencahar bahan osmotik (osmotic laxatives) dan
pencahar perangsang (stimulant laxatives) (Faigel DO, 2018).
Terapi farmakologi pada wanita hamil diberikan jika penatalaksanaan non
farmakologi tidak berhasil. Pemberiannya hanya bila benar-benar diperlukan
dan tidak untuk jangka panjang. Bulking agents dianggap cukup aman karena
tidak diabsorbsi. Tetapi tidak selalu efektif karena penderita diharuskan
banyak minum selama pemberian obat dan bisa dijumpai efek samping
kembung dan kram perut. Contohnya Psyllium yang termasuk golongan B
untuk kehamilan menurut badan FDA (Food and Drug Administration).
Lubricant laxatives dapat menyebabkan penurunan absorbsi vitamin yang
larut lemak. Golongan ini diabsorbsi sedikit dan tidak menunjukkan efek
lanjut pada wanita hamil. Tetapi belum ada rekomendasi FDA untuk
penggunaan pada wanita hamil (Trottier M, 2018).
2.4 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan Trimester II
2.4.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
a) Biodata atau identitas
Nama : Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk
memperlancarkomunikasidalamasuhan sehingga tidak
terlihat kaku dan lebih akrab (Walyani, 2015).
Umur : Selama masa subur yang berlangsung 20-35 tahun (usia
reproduksi sehat), hanya 420 buah ovum yang dapat
mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba,
2012).
14
b) Alasan kunjungan
Kunjungan sekarang dilakukan karena ada keluhan atau hanya untuk
memeriksakan kehamilannya (Khumaira, 2012).
c) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pada trimester II :
a. Pusing, merupakan timbulnya perasaan melayang karena peningkatan
volume plasma darah yang mengalami peningkatan hingga 50%.
b. Sering berkemih, seiring bertambahnya usai kehamilan, massa uterus akan
bertambah dan ukuran uterus mengalami peningkatan, sehingga uterus
membesar kearah luar pintu atas panggul menuju rongga abdomen.
c. Nyeri perut bawah, disebabkan oleh semakin membesarnya uterus
sehingga keluar dari rongga panggul menuju rongga abdomen.
d. Nyeri punggung keluhan ini di mulai pada usiakehamilan12 minggu dan
akan meningkat pada saat usia kehamilan 24 minggu hingga menjelang
persalinan.
e. Sekret vagina yang berlebih /leucorrhea
15
Oedema pada ekstremitas, Hasil Lab terakhir, terapi yang didapatkan dapat
berupa imunisasi TT, Tablet Fe, rujukan, umpan balik dan lainnya, Nasihat
yang didapat dari petugas kesehatan dan jadwal kunjungan ulang (Buku
Kesehatan Ibu dan Anak)
(7) Riwayat kesehatan
a. Riwayat KesehatanIbu
Ibu tidak menderita penyakit yang memengaruhi ataupun dipengaruhi
kehamilan seperti penyakit menurun asma, diabetes melitus, hipertensi,
penyakit menular TBC (tuberculosis), hepatitis, penyakit menahun jantung
dan ginjal (Prawirohardjo, 2014). Apabila ditemukan penyakit tersebut
maka dapat terjadi:
1. Penyakit Menurun
a) Asma
Asma ditandai dengan ibu sering sesak nafas pada kehamilan ini.
Terdapat komplikasi pre eklampsia 11%, IUGR 12% dan prematuritas 12
% pada kehamilan dengan asma. (Prawirohardjo, 2014).
b) Diabetes Mellitus
Ibu dengan Diabetes Melitus ditandai ibu sering kencing. Pada ibu akan
meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia, sedangkan pada janin
meningkatkan risiko terjadinya makrosomia, trauma persalinan,
hiperbilirubinemia, hipoglikemi, hipokalsemia, polisitemia,
hiperbilirubinemia neonatal, RDS (Respiratory Distress Syndrom), serta
meningkatnya mortalitas atau kematian janin (Prawirohardjo, 2014).
c) Hipertensi
Hipertensi ditandai dengan tekanan darah tinggi. Dampak pre eklampsia
dan eklampsia pada janin adalah IUGR dan oligohidramnion
(Prawirohardjo, 2014).
2. Penyakit Menular
a) TBC
Pada ibu dengan TBC ditandai dengan batuk lama dan terus-menerus.
Pada kehamilan dengan infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR (Intra
20
Jika hasil MAP >90 mmHg risiko terjadi pre eklampsia lebih besar
b) Suhu
Suhu tubuh normal adalah 360 – 37,50 C. Jika suhu tubuh lebih dari
37,50 C perlu diwaspadai terjadi infeksi.
c) Nadi
Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60 – 80 x/menit. Jika
denyut nadi ibu 100 x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami satu
atau lebih keluhan seperti, tegang, ketakutan atau cemas, perdarahan
berat, anemia, gangguan tiroid atau komplikasi lainnya.
24
d) Pernapasan
Normalnya 16 – 22 x/menit.
d. Berat badan
BMI (Body Mass Indeks) digunakan untuk skrining Pre-eklampsi. Berikut
ini cara untuk menilai berat badan (BB), dengan menggunakan parameter
indeks massa tubuh (IMT).
𝐵𝐵𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙𝑘𝑔)
𝐼𝑀𝑇 =
𝑇𝐵(𝑚) × 𝑇𝐵 (𝑚)
Keterangan menurut Sudoyo (2009) :
(a) IMT kurang dari 18,5 adalah kurus,
(b) IMT 18,5-24,9 adalah normal,
(c) IMT 25 – 29,9 adalah overweight,
(d) IMT lebih dari 30 adalah obesitas
Tabel 2.8 Penambahan Berat Badan sesuai Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT Sebelum Total Pertambahan
IMT Sebelum Hamil
Hamil Berat Badan (Kg)
Kurang (<18,5
12,5-18 Kurang (<18,5 kg/m²)
kg/m²)
Normal (18,5-24,9
11,5-16 Normal (18,5-24,9 kg/m²)
kg/m²)
Overweight (25- Overweight (25-29,9
7-11,5
29,9 kg/m²) kg/m²)
Obesitas (≥30
5-9 Obesitas (≥30 kg/m²)
kg/m²)
Sumber : (WHO, 2004; Institute of Medicine and National Research )
Untuk mencapai kebutuhan nutrisi yang diharapkan bagi ibu selama
kehamilan dan janinnya, ibu hamil harus mencapai penambahan berat badan
pada angka tertentu selama masa kehamilannya. Standar pertambahan berat
badan per trisemester sesuai dengan kategori IMT sebelum hamil adalah
sebagai berikut:
25
Tabel 2.9 Standar Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Per Trisemester
Sesuai Kategori IMT Sebelum Hamil
Pertambahan Berat
Total Pertambahan
IMT Sebelum Hamil Badan pada TM II dan
Berat Badan Pada TM I
III Per Minggu
Kurang (<18,5 kg/m²) 1-3 kg 0,44-0,55 kg
Normal (18,5-24,9 kg/m²) 1-3 kg 0,35-0,5 kg
Overweight (25-29,9 kg/m²) 1-3 kg 0,23-0,33 kg
Obesitas (≥30 kg/m²) 0,2-2 kg 0,17-0,27 kg
Sumber : (WHO, 2020; Institute of Medicine and National)
UK TFU
12 minggu 3 jari diatas simfisis
16 minggu ½ simfisis – pusat
20 minggu 3 jari dibawah simfisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu ½ pusat – processus xifoideus
36 minggu Setinggi processus xifoideus
40 minggu 28 jari dibawah processus xifoideus
e) Pemeriksaan Leopold
1). Leopold I
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terletak di
fundus uteri. Normalnya teraba bulat, lunak, dan tidak melenting
maka itu adalah bokong. Dan menentukan usia kehamilan
berdasarkan TFU menurut pemeriksaan Leopold. Untuk mengetahui
usia kehamilan dapat dituliskan berdasarkan tinggi fundus uteri
dalam tabel berikut.
Tabel 2.10Ukuran TFU Menurut Satuan Mc. Donald Berdasarkan Usia
Kehamilan Tiap Minggu
UK TFU
12 minggu 3 jari diatas simfisis
16 minggu ½ simfisis – pusat
20 minggu 3 jari dibawah simfisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu ½ pusat – processus xifoideus
36 minggu Setinggi processus xifoideus
40 minggu 28 jari dibawah processus xifoideus
g. Genetalia
Tidak ada varises pada vulva dan vagina, tidak terdapat condiloma.
h. Anus
Tidak ada haemoroid. Jika ibu memiliki haemoroid, perlu waspada
adanya perdarahan saat persalinan.
i. Ekstrimitas
Pemeriksaan ekstrimitas pada ibu hamil trimester II, meliputi ekstremitas
atas dan bawah yaitu normalnya simetris, tidak oedem dan tidak varises.
Pada ekstremitas bawah dilakukan pemeriksaan reflek patela. Reflek
patella normal tungkai bawah akan sedikit bergerak ketika tendon
diketuk. Bila gerakannya cepat dan berlebihan, mungkin tanda dari pre-
eklampsia.
j. Pemeriksaan Panggul
Dilakukan pada ibu primigravida
Tabel 2.11 Ukuran-Ukuran Panggul Luar
b. KSPR
Kita perlu mengetahui apakah ibu tersebut mengalami resiko atau tidak
dengan menggunakan skrining Skor Podji Roechyati. Dalam KSPR
tersebut di jelaskan interpretasi masing-masing jumlah skor. Diantaranya
yaitu :
a) Jumlah skor 2 : KRR (kemungkinan resiko rendah)
b) Jumlah skor 6-10 : KRT (kemungkinan resiko tinggi)
c) Jumlah skor > 12 : KRST (kemungkinan resiko sangat tinggi)
2. Intrepetasi Data
a. Diagnosa
Menurut Mochtar (2012), diagnosa kebidanan harus dapat menjawab 9
pertanyaan, meliputi :
(1) G_P _ _ _ _ _
(2) Primi/ multipara
(3) Tuanya kehamilan: usia kehamilan dihitung berdasarkan hari pertama
haid terakhir (HPHT).
(4) Anak tunggal
(5) Latar anak, situs bujur, presentasi kepala
(6) Anak intra uterine
(7) Keadaan jalan lahir
(8) Keadaan umum penderita dengan masalah keluhan utama
Dalam asuhan kebidanan pada ibu primigravida / multigravida trimester
II, maka diagnosa kebidanan yang muncul adalah: Primigravida/
multigravida/ grandegravida, hamil 13-27 minggu, tunggal, intra uterine,
hidup, presentasi kepala, keadaan jalan lahir, keadaan ibu dan janin.
b. Masalah
Masalah-masalah yang dapat terjadi selama masa kehamilan (Saifuddin,
2014), yaitu: Sering kencing, nyeri pinggang, konstipasi, mudah kram, sesak
nafas, bengkak pada kaki
c. Kebutuhan
Nutrisi, personal hygiene, eliminasi, istirahat, aktivitas, dan seksual.
33
3. Diagnosa Potensial
Tidak ada
4. Identifikasi kebutuhan segera
Tidak ada
5. Perencanaan
Asuhan yang dilakukan sesuai dengan Standar Asuhan Kebidanan Trimester II
meliputi :
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan
ibuhamil.
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya.
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunakan praktek tradisional yangmerugikan.
4) Mendorong perilaku yang sehat:
a) Gizi: banyak makan yang mengandung serat , terutama sayur dan buah
karena serat akan mempermudahkan . Konsumsilah sedikit lemak (30%
dari jumlah keseluruhan kalori yang dikonsumsi (Sulistiyoningsih H,
2011).
b) Latihan: normal tidak berlebihan, seperti jalan-jalan, istirahat jika lelah
dan senam ibu hamil.
c) Kebersihan: menjaga kebersihan personal hygiene, dari rambut sampai
kaki terutamagenitalia
d) Istirahat: tidur siang minimal 1 jam dan tidur malam minimal7 jam jadi
dalam sehari tidur minimal 8jam.
5) Berikan konseling tanda-tanda bah
a) Perdarahanpervaginam
b) Sakit kepala lebih daribiasa
c) Gangguan penglihatan
d) Pembengkakan pada wajah/tangan
e) Nyeri abdomen yanghebat
f) Janin tidak bergeraksebanyak biasanya
34
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 6 Januari 2022
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : PKM Cerme Gresik
3.1 Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. A Suami : Tn A
Umur : 39 tahun Umur : 49 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Wirausaha
Alamat : Kambingan
2. Alasan Kujungan : Ingin periksa kehamilan
3. Keluhan Utama : mengeluh susah BAB, perut terasa sakit dan kembung.
4. Riwayat Menstruasi
HPHT : 06/9/2021
HPL : 23/6/2022
Siklus : teratur
Periode siklus :28-30 hari
Banyak : normal (ganti pembalut 3-4 kali sehari)
Fluor Albus : tidak
5. Riwayat Perkawinan
Menikah ke :1
Usia Menikah : 18 tahun
Lama Menikah : 21 tahun
35
36
Istirahat :Setiap hari ibu tidur kurang lebih 6-7 jam/hari, tidur siang
kurang lebih 1-2 jam.
Seksual :Selama kehamilan ini ibu jarang melakukan hubungan
seksual. Terakhir seminggu yang lalu, tidak ada keluhan.
Personal Hygiene :Ibu mandi 2x/sehari, ganti baju 2x/sehari. Ganti pembalut
tiap 3-4 jam sekali atau setelah BAB dan BAK. Ganti
celana dalam 2x/sehari dan saat lembab.
11. Keadaan Psikologi Sosial Budaya
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang diinginkan. Suami dan keluaraga
selalu memberi dukungan. Tidak ada kebiasaan keluarga yang merugikan.
3.2 Data Obyektif
1. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :130/80 mmHg.
Tekanan darah (miring) :110/80 mmHg.
Suhu : 36,6 oC
Nadi : 87 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
3. Antropometri
Lila : 31 cm
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 75 kg
Berat Badan sebelum hamil:65 kg
IMT : 26,10 kg/m2 (normal)
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut hitam, bersih, tidak teraba massa abnormal.
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih.
Mulut dan gigi : mukosa bibir lembab, tidak pucat. Rongga mulut bersih.
Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid maupun kelenjar limfe.
38
Leopold 1 : Pada fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong
bayi). TFU = 18 cm, 2 jari bawah pusat.
Leopold 2 : Pada perut bagian kanan ibu teraba keras, memanjang dan datar
seperti papan (punggung bayi) dan perut bagian kanan ibu teraba
bagian kecil bayi (ekstrimitas).
Leopold 3 : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan melenting (kepala
janin), kepala belum masuk PAP.
Leopold 4 :-
DJJ : 147x/ menit
Genetalia : Tidak ada varises vulva/ vagina, tidak ada condyloma.
Anus : Tidak ada hemoroid.
Ekstremitas : tidak ada oedem pada tangan maupun kaki. Reflek patela + /+.
5. Pemeriksaan Penunjang
▪ MAP : 96
▪ ROT :0
▪ Pemeriksaan laboratorium tanggal 6 Januari 2022.
• Hb : 13,7 gr/dL
• GDA : 101 gr/dL
• HIV : Non reaktif
• HBSAg : Non reaktif
• Siphilis : Non reaktif
• Albumin urin : - (negatif)
• Reduksi urin : - (negatif)
▪ KSPR: 10
3.3 Asassment
G3P2A0 UK 19 minggu dengan masalah konstipasi. Keadaan umum baik.
Prognosa Baik.
39
3.4 Penatalaksanaan
Tanggal Penatalaksanaan Paraf
6/01/2022 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
e/ ibu mengetahui kondisinya.
2. Menjelaskan penyebab konstipasi yaitu ditinjau dari
fisiologi kehamilan karena adanya peningkatan hormon
progesteron, yang mengakibatkan otot usus halus
relaksasi sehingga menyebabkan konstipasi. Kurang
asupan nutrisi terutama makanan yang mengandung tinggi
serat alami juga menjadi penyebab konstipasi.
e/ Ibu mengerti penyebab konstipasi.
3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung serat tinggi seperti sayur bayam, wortel,
kangkung dan buah pepaya, apel, alpukat, dll, serta
mengkonsumsi air mineral yang cukup sebanyak 1,5 L/
hari untuk mengurangi adanya konstipasi.
e/ Ibu bersedia makan makanan berserat tinggi dan minum
yang cukup.
4. Menganjurkan ibu aktvitas fisik rutin dan berolahraga
teratur.
e/ Ibu bersedia olahraga.
5. Memberikan KIE tanda bahaya trimester II, yaitu :
1. Sakit kepala yang hebat dan menetap
2. Perubahan visual secara tiba – tiba (Pandangan kabur,
rabunsenja)
3. Nyeri perut yang hebat.
4. Perdarahan pervaginam
5. Bengkak pada muka, tangan, dan kaki.
Apabila terjadi tanda bahaya tersebut, diasarankan ibu
untuk segera berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan
40
e/ Ibu mengerti.
42
e/Ibu bersedia.
43
BAB 4
PEMBAHASAN
43
44
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Ny.A G3P2A0 dengan masalah konstipasi. Tatalaksana yang diberikan
berupa anjuran nutrisi untuk menambah porsi makan tinggi serat. Hal ini
dilakukan untuk mencegah permasalahan ibu dan janin yang dapat ditimbulkan
karena konstipasi yang disebabkan berbagai faktor seperti faktor hormonal,
perubahan pola diet, pertumbuhan janin, kurangnya aktifitas fisik dan riwayat
posisi saat defekasi. Terapi lini pertama lebih diutamakan yakni berupa
penatalaksanaan non farmakologi. Penggunaan obat pencahar (laksansia) sebagai
terapi lini kedua diberikan hanya bila benar- benar diperlukan dan tidak untuk
penggunaan jangka panjang.
5.2 SARAN
1. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan dapat meningkatkan asuhan pada ibu hamil dengan melakukan
pengkajian data kesehatan ibu hamil secara lebih lengkap agar dapat
mengidentifikasi faktor yang menjadi penyebab konstipasi yang sedang
dialami. Hal ini sangat bermanfaat sebagai arah bagi bidan dalam
memberi edukasi yang tepat untuk menangani konstipasi yang dialami.
2. Bagi ibu hamil
Diharapakan dapat secara mandiri mengatasi masalah ketidaknyamanan yang
dialami berdasarkan KIE yang diberikan petugas kesehatan.
45
46
DAFTAR PUSTAKA
Irianti, Bayu dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta : Sagung Seto
Latif, Umar, Agustin Rahayu, and Suryani Mansyur. 2019. “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan konstipasi Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tosa Kota Tidore Kepulauan Tahun 2018.” Jurnal Biosainstek
1(01): 83–94.
Romauli, Suryati. 2011a. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1; Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Buku Panduan Praktis Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Syam AF. Konstipasi pada Kehamilan Dalam: Laksmi PW, Alwi I, Setiati S,
Mansjoer A, Ranita R, editors. Penyakit-penyakit pada kehamilan:
47
LAMPIRAN
49
50