Laporan Ini Disusun sebagai Pemenuhan Tugas Praktek Klinik Kebidanan Komprehensif II
Disusun Oleh:
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Ini Disusun sebagai Pemenuhan Tugas Praktek Klinik Kebidanan Komprehensif II
Mengetahui,
NIDN. 0214098902
ii
KATAPENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya,
sehingga penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan PKK Komprehensif II ini dapat penulis
selesaikan. Penyelesaian Laporan ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, dan
penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang membantu penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah diberikan Penulis
menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu, penulis sangat
mengharapkan masukan serta saran yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga Allah
SWT senantiasa melindungi kita semua. Amin.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………I
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………..II
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….III
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………………..5
B. Tujuan umum dan Khusus……………………………………………6
C. Manfaat ………………………………………………………………6
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………………..41
B. Saran…………………………………………………………………….41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIR
iv
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Proses Praktik Klinik merupakan kegiatan belajar aktif dalam situasi nyata di lapangan, dirancang
untuk memberikan pengalaman yang komprehensif, sehingga peserta didik dapat lebih mampu
secara fisik maupun mentaldalam melakukan peran kemandirian sebagai seorang yang bidan
profesional dalam tatanan pelayanan kesehatan. Kegiatan proses belajar di lahan praktik ini
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan pembelajaran secara nyata untuk
mendapatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang telah didapat dikelas dan
dilaboratorium sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang telah diterima selama mengikuti
pendidikan.
Kegiatan ini mencakup : Asuhan kebidanan I (Kehamilan), Asuhan kebidanan II (Persalinan),
Asuhan kebidanan III (Nifas), Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, Kesehatan Reproduksi, dan
Asuhan Kebidanan pada wanita masa interval (KB), yang normal maupun bermasalah.
Beberapa masalah yang diambil pada PKK komprehensif dalam laporan ini adalah: Bayi yang
mengalami demam, dismenore pada remaja, lansia yang mengalami nyeri sendi dan Ibu hamil yang
mengalami konstipasi.
Demam dapat di defenisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat
normal akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus, yang di pengaruihi oleh IL
1Pusat pengatur suhu mempertahankan suhu dalam keadaan seimbang baik pada saat sehat ataupun
demam dengan mengatur keseimbangan diantara produksi dan pelepasan panas tubuh . Demam
terjadi jika berbagai proses infeksi ataupun noninfeksi saling berinteraksi dengan mekanisme
pertahanan hospes (penjamu). Kandungan kimiawi bawang merah adalah minyak atsiri, siklo aliin,
meti aliin, dihidro aliin, flavoglikosida, kuersetin, samponin, peptida, fitohormon, vitamin, zat pati.
(Kurdi: 2010.p.59). Untuk penurunan demam sendirimenggunakan umbi bawang merah yang
memiliki kandungn zat sikloaliin untuk menurunkan suhu tubuh.
Dismenore merupakan gejala nyeri terbanyak pada remaja putri saat menstruasi. Dismenore
adalah nyeri perut bagian bawah hingga ke pinggang. Cukup banyak metode yang digunakan untuk
mengurangi nyeri menstruasi , salah satunya adalah senam dismenore. Senam dismenore dapat
digunakan untuk mengurangi maupun mengatasi dismenore tanpa efek samping dalam penggunaan
jangka Panjang.
Nyeri sendi / gout artritis adalah suatu proses peradangan karena terjadinya peradangan di
sekitar sendi. Salah satu terapi non farmakologi pada nyeri sendi adalah dengan memberikan
kompres jahe hangat . efek panas dari kompres jahe hangat akan menyebabka vasodilatasi
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke tubuh dengan rasa sakit yang mengakibatkan
5
penurunan rasa sakit. . Jahe mengandung Olerasin atau Zingerol yang dapat menghambat sintesis
prostaglandin, sehingga nyeri reda atau radang berkurang. Prostaglandin itu sendiri adalah suatu senyawa
dalam tubuh yang merupakan mediator nyeri dari radang atau inflamasi (Wilda & Panorama, 2020). Karena
itu, diduga bahwa penggunaan kompres hangat jahe juga memiliki efek yang signifikan pula terhadap
penurunan nyeri persendian pada kasus artritis gout. efek panas dari kompres jahe hangat akan
menyebabka vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke tubuh dengan rasa
sakit yang mengakibatkan penurunan rasa sakit.
Konstipasi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan konsistensi feses menjadi keras,
ukuran besar ,penurunan frekuensi atau kesulitan defekasi. Konstipasi sering ditandai dengan gejala
cemas Ketika defekasi oleh karena rasa nyeri pada saat buang air besar. Sekitar 13% sampai 38%
ibu hamil mengalami konstipasi,terutama pada awal kehamilan dan trimester ketiga masa
kehamilan.( Herawati ,2012 ). Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengonsumsi makanan tinggi serat salah satunya pepayadan banyak minum air putih, terutama
ketika lambung dalam keadaan penuh. Mengonsumsi paya Ketika lambung terasa penuh dapat
merangsang gerak peristaltic usus,jika ibu sudah mengalami dorongan maka segeralah untuk buang
air besar agar tidak terjadi konstipasi. ( Walyani,2015 ).
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan laporan ini adalah dapat penulis mampu memberikan asuhan
komprehensif dan menyeluruh pada permasalahan kebidannan dengan evidence based kebidanan.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pembuatan laporan ini adalah
Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada pasien yang mengalami dismenore .
Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada bayi yang mengalami demam.
Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada pasien hamil dengan konstipasi.
Dilakukannya asuhan kebidanan secara komprehensif pada pasien lansia yang mengalami nyeri
sendi.
C. MANFAAT
Bagi penulis
Dapat memberikan asuhan secara komprehensif dan lebih memahami penerapan asuhan kebidanan
komprehensif pada tiap-tiap keluhan pasien.
Bagi responden
6
Dapat memahami kondisi kesehatannya dan melakukan pengobatan/terapi sesuai dengan
kebutuhannya.
7
BAB II
DOKUMENTASI SOAP
A. SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Bayi
Nama : By.U
b. Orang Tua
8
Alamat : Yukum Jaya : Yukum Jaya
2. RiwayatKehamilan
1) PemeriksaanKehamilan
(a) Trimester I : 2x
Keluhan : Mual
(b) Trimester II : 2x
Keluhan :-
Lama Persalinan :
Air Ketuban
9
Bau : (√ ) Anyir, ( ) Lain-lain
4. Riwayat Nifas
B. OBJEKTIF
2. Tanda Vital :
Suhu : 38,00 C
Pernafasan : 30 x/menit
(√ ) Teratur, ( ) Tidakteratur
3. APGAR score
A 1 2
(Appearance)
P ( Pulse ) 2 2
G ( Grimace) 2 2
A ( Activity) 2 2
R 2 2
( Respiration
)
10
Total : 9 10
B. Pemeriksaan fisik
b. Leher
c. Dada
e. Talipusat :
g. Ekstermitas
11
Pergerakan : (√ ) Aktif, ( ) Kurang, ( ) Buruk
h. Genetalia
j. Antropometri :
PB : 48 cm
LD : 33 cm
LK : 33 cm
C. Pemeriksaan Laboratorium:-
C. ASSESMENT
PELAKSANAAN
1. Memberitahu keluarga tentang hasil pemeriksaan.
Evaluasi: keluarga / ibu mengerti.
2. Memberi edukasi tentang terjadinya demam disebabkan karena berbagai proses infeksi ataupun
noninfeksi saling berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes (penjamu). .
3. Memberi edukasi tentang dalam bawang merah mengandung asam glutamate yang merupakan
natural essence (penguat rasa alamiah), terdapat juga senyawa propil disulfide dan propil metil
disulfide yang mudah menguap. Jika dimanfaatkan sesuai dosisyang tepat maka bawang merah
dapat digunakan sebagai penurunan suhu tubuh khususnya padaanak usia 1-5 tahun yang
12
mengalami peningkatan suhu tubuh .yaitu dengan cara menumbuk bawang merah tersebut
kemudian mengompresnya di kening bayi tersebut.
Evaluasi: keluarga / ibu mengerti.
4. Mendokumentasikan hasil kegiatan.
Evaluasi: pendokumentasian telah dilakukan.
1. Identitas
Umur : 34 th : 40 th
No. telp. :-
Keluhan utama
13
Riwayat kehamilan saat ini
Ibu ANC
14
Riwayat Menstruasi
15
2014
16
3 hami
l ini
Ibu mengatakan ibu dan keluarga tidak mempunyai penyakit menular,menahun dan menurun dan ibu juga
tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, minuman dan obat-obatan
Perilaku kesehatan
Ibu mandi 2 kali sehari ganti pakaian 2 kali sehari
( √ ) Tidak ada :
17
,jenis minuman air putih
Minum Tidak ada
Eliminasi : ibu mengatakan BAB 1x/hari,konsistensi BAB keras dan sakit
BAB
keras dan sakit
18
ibu mengatakan BAK 4-5x/hari
BAK Tidak ada
,konsistensi kekuningan jernih,bau khas
Istirahat dan tidur ibu mengatakan tidur 8 jam/hari Tidak ada
rumah sehari-hari
Personal hygiene ibu mengatakan mandi 2x/hari, Tidak ada
ganti pakaian 2x/hari
Perilaku kesehatan
Penggunaan alcohol/ obat-obatan sejenisnya : Tidak pernah Merokok, makan sirih
: Tidak pernah
Riwayat sosial
Apakah kehamilan ini direncanakan/ di inginkan : Iya Jenis kelamin yang
diharapkan : Laki-laki
19
OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
( ) Sopor, ( ) Koma
LILA : 31 cm
TB : 158 cm
BB
Sebelum hamil : 55 kg
BB sekarang : 62 kg
TTV
TD : 110/70 mmHG
Respirasi : 20 x/menit Nadi : 72
x/menit
Suhu : 36,5 0C
Pemeriksaan Fisik
Mata
20
Mulut dan gigi : ( ) Karies , ( ) Stomatitis, ( ) Trismus
21
Leher : ( ) Pembesaran kelenjar tyroid, ( ) Pembesaran kelenjar limfe ( ) Pembesaran vena
jugularis , ( ) Lain-lain, Jelaskan : ……..
( √ ) Normal
Dada
Pembesaran : ( √ ) Memanjang,( )
Melintang Bekas luka oprasi : ( ) Ada , ( √ ) Tidak ada
Tumor/benjolan : ( ) Ada , ( √ ) Tidak ada
Nyeri epigastrium : ( ) Ada , ( √ ) Tidak ada
Anogenetal
22
Perinium : ( ) Luka parut , ( ) Radang, ( ) Pembengkakan, ( ) Varises
Vulva dan vagina : ( √ ) Bersih, ( ) Kotor, ( ) Varises, ( ) Hematoma
( ) Flour albus, ( ) Bau, ( ) Fluxus, ( ) Luka
Pemeriksaan Kebidanan
Leopold
Leopold 1 : TFU 3 jari di bawah px (prosesus xipoideus), pada fundus teraba bagian lunak, bulat,
tidak melenting (bokong)
Leopold 2 : pada bagian kanan perut ibu teraba keras lurus datar seperti papan ada tahanan
(punggung). Pada bagaian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin (ekstremitas)
Leopold 3 : pada bagian bawah perut ibu teraba bagian keras, bulat melenting (kepala). Tidak bisa
digerakkan, Kepala Sudah masuk PAP.
Leopold 4 : Kepala sudah masuk PAP
23
Protein Urine : negatif
Glukosa : negative
ASSESMENT
PLANNING OF ACTION
N : 72x/menit S : 36,8C
BB/TB : 62kg/158cm
LILA : 32 cm
25
26
C. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada lansia dengan
nyeri sendi
Data Subjektif
Identitas
Istri Suami
Keluhan Utama
27
Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 20 tahun, dengan suami sekarang sudah 39 tahun.
Riwayat Haid
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Riwayat Ginekologi
Tidak ditanyakan
28
Riwayat Keluarga Berencana Jenis : Pil
kombinasi
Lama : kurang lebih 20 tahun sampai sekarang.
Masalah : Tidak ada
Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun seperti hipertensi, DM, asma, dan
penyakit kronis seperti jantung, serta penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV dan
AIDS.
Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan suami tidak menderita penyakit menurun seperti
hipertensi, DM, asma, dan penyakit kronis seperti jantung, serta penyakit menular seperti
hepatitis, TBC, HIV dan AIDS.
Pola Kebutuhan Sehari-hari
Nutrisi
Frekuensi : 3 x sehari
Porsimakan : 1 piring
Eliminasi BAB
Frekuensi : 1 kali/hari
Konsistensi : Lembek
29
Warna : Kuning kecoklatan
BAK
Bau : Pesing
Personal Hygiene
Masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci piring,
mencuci pakaian, dan memasak.
Tidur dan Istirahat
Masalah : Tidakada
Pola Seksual
30
Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : Khawatir
Data Objektif
Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
Berat badan : 56 kg
Pemeriksaan khusus
Kepala : Kulit kepala tampak bersih, tidak teraba benjolan yang abnormal,
rambu sedikit putih dan tidak rontok.
31
Muka : Tidak tampak pucat dan tidak tampak oedem
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada benjolan yang abnormal
Ekstrimitas : Tidak teraba oedem dan varises
Analisa Data
Penatalaksanaan
32
Nadi : 80 x/m, Respirasi : 21 x/m Suhu : 36,7°C
2. Memberitahu ibu bahwa nyeri sendi pada kaki biasanya memang dialami oleh ibu-
ibu seumurannya,biasanya disebabkan karena aktivitas berlebih, bertambahnya
usia dan peningkatan kadar asam urat ditubuh .
Evaluasi: “ ibu mengerti penjelasan yang diberikan”
3. Menjelaskan kepada ibu tentang cara mengatasi atau pengobatan nyeri sendi bisa
dengan obat obatan kimia maupun obat obatan tradisional. Di sini akan dijelaskan
cara pengobatan dengan obat tradisional yaitu dengan menggukan kompres jahe,
yang disangrai terlebih dahulu kemudian ditumbuk dan di balut di bagian sendi
yang nyeri dengan menggunakan kasa gulung atau kain Panjang selama 20 menit.
33
D. Asuhan Kebidanan pada Remaja Dengan Dismenore
A. SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. R
Umur : 15 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar SMP
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Yukum Jaya
No. Tlfn :-
Nama : Ny. S
Umur : 38 Tahun
Status : Ibu Kandung
34
Pendidikan : SD
Suku/Bangsa : : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Alamat :
No. Tlfn :-
3 . Keluhan utama
4. Riwayat Menstruasi
Siklus :
Lama : 1 Hari
Dismenorea : ( ) Ya , ( ) Tidak
35
Peny
ulit
Temp
Usia Jenis Keha Jenis
Tgl at Peno BB PB Keadaan Anak
No Keha Persa milan Kela
Persalinan Persa long (Gr) (Cm) Sekarang
milan linan Dan min
linan
Persa
linan
6. Riwayat KB
7. Riwayat kesehatan
Tidak ada riwayat penyait yang serius seperti hipertensi, asma, diabetes mellitus, kanker dan
jantung.
Tidak ada riwayat dikeluarga yang menderita penyakit yang serius seperti hipertensi, asma,
diabetes mellitus, kanker dan jantung.
36
BAB kali/hari, konsistensi lembek,
berwarna coklat. Klien
mengatakan BAK 5-6 kali/hari,
warna kuning jernih, bau khas.
Istirahat dan tidur Klien mengatakan tidur 6-8 jam Tidak Ada
perhari, 7 jam pada malam hari
dan 1 jam pada siang hari
Aktivitas Klien mengatakan mengerjakan Nyeri perut pada saat
membantu pekerjaan rumah pada haid hari pertama
kegiatan sehari-hari.
Personal hygiene Klien mengatakan mandi 2 Tidak Ada
kali/hari, mengganti pakaian 2
kali/hari, dan mengganti celana
dalam dan pembalut sesering
mungkin jika lembab/basah saad
haid.3-4 kali sehari
Ekonomi Klien mengatakan tidak ada Tidak Ada
masalah ekonomi orang tuanya
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
( ) Sopor, ( ) Koma
c. TTV
2. Pemeriksaan Fisik
b. Mata
e. Dada
38
g. Abdomen
3. Data Penunjang
39
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal :
1) HB : 11 gr%
C. ASSESMENT
D. PLANNING OF ACTION
41
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Demam dapat di defenisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat
normal akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus, yang di pengaruihi oleh IL
1Pusat pengatur suhu mempertahankan suhu dalam keadaan seimbang baik pada saat sehat
ataupun demam dengan mengatur keseimbangan diantara produksi dan pelepasan panas tubuh
. Demam terjadi jika berbagai proses infeksi ataupun noninfeksi saling berinteraksi dengan
mekanisme pertahanan hospes (penjamu). Kandungan kimiawi bawang merah adalah minyak
atsiri, siklo aliin, meti aliin, dihidro aliin, flavoglikosida, kuersetin, samponin, peptida,
fitohormon, vitamin, zat pati. (Kurdi: 2010.p.59). Untuk penurunan demam sendiri
menggunakan umbi bawang merah yang memiliki kandungn zat sikloaliin untuk menurunkan
suhu tubuh. Yaitu caranya dengan bawang merah yang sudah ditumbuk dikompreskan di
kening bayi yang mengalami demam tersebut.
Nyeri sendi adalah peradangan pada sendi yang diakibatkan oleh berkurangnya fungsi
(degenerasi) tulang rawan dari sendi. Tulang rawan berfungsi sebagai bantalan sendi untuk
mencegah gesekan berlebihan pada sendi saat digerakkan. Degenerasi tulang rawan sendi
dapat menimbulkan rasa nyeri saat sendi-sendi digerakkan. Nyei sendi tidak menular dan
tidak mempengaruhi organ tubuh ataupun sendi lainnya. Salah satu terapi non farmakologi
pada nyeri sendi adalah dengan memberikan kompres jahe hangat . efek panas dari kompres
42
jahe hangat akan menyebabka vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke
tubuh dengan rasa sakit yang mengakibatkan penurunan rasa sakit. Kompres jahe dilakukan
dengan menempelkan jahe yang sudah disangrai dan ditumbuk terlabih dahulu di area
persendian yang mengalami nyeri lalu kemudian dibalut dengan menggunakan kassa gulung ,
kompres ini dilakukan selama 20 menit.
BAB IV
43
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan, penulis dapat menyimpulkan:
Demam terjadi jika berbagai proses infeksi ataupun noninfeksi saling berinteraksi
dengan mekanisme pertahanan hospes (penjamu). Kandungan kimiawi bawang merah adalah
minyak atsiri, siklo aliin, meti aliin, dihidro aliin, flavoglikosida, kuersetin, samponin,
peptida, fitohormon, vitamin, zat pati. (Kurdi: 2010.p.59). Untuk penurunan demam sendiri
menggunakan umbi bawang merah yang memiliki kandungn zat sikloaliin untuk menurunkan
suhu tubuh. Yaitu caranya dengan bawang merah yang sudah ditumbuk dikompreskan di
kening bayi yang mengalami demam tersebut.
Nyeri sendi / gout artritis adalah suatu proses peradangan karena terjadinya
peradangan di sekitar sendi. Salah satu terapi non farmakologi pada nyeri sendi adalah dengan
memberikan kompres jahe hangat . efek panas dari kompres jahe hangat akan menyebabka
vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke tubuh dengan rasa sakit yang
mengakibatkan penurunan rasa sakit.
Konstipasi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan konsistensi feses
menjadi keras, ukuran besar ,penurunan frekuensi atau kesulitan defekasi. Konstipasi sering
ditandai dengan gejala cemas Ketika defekasi oleh karena rasa nyeri pada saat buang air
besar. Sekitar 13% sampai 38% ibu hamil mengalami konstipasi,terutama pada awal
kehamilan dan trimester ketiga masa kehamilan.( Herawati ,2012 ). Tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat salah satunya papaya
dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan penuh. Mengonsumsi
paya Ketika lambung terasa penuh dapat merangsang gerak peristaltic usus,jika ibu sudah
mengalami dorongan maka segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.
( Walyani,2015 ).
44
B. SARAN
Bagi penulis
Lebih memberikan asuhan secara komprehensif dan lebih memahami penerapan asuhan
kebidanan komprehensif pada tiap-tiap keluhan pasien.
Bagi responden
Lebih menahami kondisi kesehatannya dan melakukan pengobatan/terapi sesuai dengan
kebutuhannya.
Bagi universitas Aisyah Pringsewu
Menambah referensi mengenai asuhan kebidanan komprehensif tentang, pengaruh
kompres jahe terhadap nyeri sendi pada lansia, mengonsumsi buah papaya untuk
mengatasi konstipasi pada ibu hamil,senam dismenore untuk mengatasi masalah
dismenore pada remaja dan pemberian kompres bawang merah pada bayi yang mengalami
demam.
45
DAFTAR PUSTAKA
Manggiasih, A.V. dan Jaya, Pongki. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,
Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: TIM.
La Ramba, Hardin. Dan Nurbaya, Siti. 2015. Kejadian regurgitasi/Gumoh Pada Bayi Usia 0-
12 Bulan, journal of Pediatric Nursing. Makassar: STIKES Nani Hasanuddin.
46
LAMPIRAN
47
48
JURNAL BIMBINGAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF II
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN SEMESTER VIII
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU – LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Nama Bukti Bukti Bukti Bukti
mahasiswa/NPM Bimbingan Ke 1 Bimbingan Ke 2 Bimbingan Ke 3 Bimbingan Ke 4
49
Bukti Bukti Bukti Bukti
Bimbingan Ke 5 Bimbingan Ke 6 Bimbingan Ke 7 Bimbingan Ke 8
HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL
JUMAT / 25 MARET 2022 JUMAT / 25 MARET 2022 JUMAT / 25 MARET 2022 JUMAT/ 25 MARET 2022
Asuhan : Terapi kompres jahe Asuhan : Senam dismenore Asuhan : Mengonsumsi buah pepaya Asuhan: kompres bawang merah pada
bayi demam.
50
EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA
REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 2 SIANTAN KABUPATEN PONTIANAK
Oleh:
Nancy Monika Sormin* Arina Nurfianti**
Ramadhaniyati**
Abstrak:
Latar belakang : Dismenore merupakan gejala nyeri terbanyak pada remaja putri saat menstruasi.
Cukup banyak metode yang digunakan untuk mengurangi nyeri menstruasi, salah satunya adalah
senam dismenore. Senam dismenore dapat digunakan untuk mengurangi maupun mengatasi
dismenore tanpa efek samping dalam penggunaan jangka panjang.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh senam dismenore terhadap dismenore
pada remaja putri.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental. Responden adalah siswi di SMP
Negeri 2 Siantan, Kabupaten Pontianak yang berjumlah 20 orang, diambil secara Purposive
Sampling dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi sebelum dan setelah
senam dismenore.
Hasil : Uji hipotesis data pada kelompok intervensi menggunakan uji T berpasangan menunjukkan
nilai p-value = 0,000 (p<0,05).
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas senam dismenore dalam
mengurangi dismenore pada remaja putri di SMP Negeri 2 Siantan, Kabupaten Pontianak, senam
dismenore terbukti efektif dalam mengurangi dismenore dan dapat dijadikan sebagai salah satu
intervensi keperawatan non-farmakologis dalam mengurangi dismneore.
51
Kata Kunci Referensi : Dismenore, Remaja, Senam Dismenore : 60 (1991-2014)
Abstract
Background : Dysmenorrhea was the most painful symptoms on adolescent girls during menstruation period. There have been a lot of methods used to reduce
menstrual pain, and one of them was dysmenorrhea gymnastic exercise. It could be used to reduce or cope with dysmenorrhea without any side effects in the long-term
application.
Objective : This study aimed to identify the influence of dysmenorrhea gymnastic exercise on adolescent girls.
Method : This study was a Quasy Experimental. The respondents were 20 female students at SMP Negeri 2 Siantan in Pontianak Regency, taken through purposive
sampling and divided into 2 groups, namely control group and intervention group. Data was collected from observation paper before and after dysmenorrhea gymnastic
exercise.
Result : Data of hypothesis testing in the intervention group by using paired T test showed p-value = 0,000 (p<0,05).
Conclusion : Based on the result on the effectiveness dysmenorrhea gymnastic exercise in reducing dysmnenorrhea on adolescent female students at SMP
Negeri 2 Siantan in Pontianak Regency, dysmenorrhea gymnastic exercise proved to be effective in reducing dysmenorrhea and could be used as a non-
pharmacology nursing intervention in reducing dysmenorrhea.
Rata-rata lebih dari 50% wanita dari setiap negara mengalami nyeri saat menstruasi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bawadi di Mesir tahun 2005, didapati 75% remaja
PENDAHULUAN wanita di Mesir mengalami dismenore dengan 55,3% remaja mengalami dismenore
ringan, 30% remaja mengalami dismenore sedang, dan 14,8% mengalami
Wanita yang mengalami menstruasi kebanyakan akan merasakan nyeri dismenore berat (Badawi, 2005). Osuya (2005) di Jepang mendapati angka
dibagian perut bawah hingga ke bagian pinggang. Selain itu, beberapa kejadian dismenore primer 46% dan 27,3% dari penderita didapati absen dari
wanita mengalami pre menstrual syndrome dengan gejala pusing, sekolah dan pek
depresi serta perasaan sensitif yang berlebihan. Menstruasi atau erjaannya pada hari pertama menstruasi. Penelitian di China tahun 2010 yang
perdarahan periodik normal pada uterus, merupakan fungsi fisiologis yang dilakukan oleh Gui-Zhou, menunjukkan sekitar 41,9% sampai 79,4% remaja
hanya terjadi pada wanita. Menstruasi pada umumnya disertai dengan nyeri mengalami dismenore primer, dimana 31,5% sampai 41,9% terjadi pada usia 9-13 tahun,
sebelum atau selama menstruasi. Rasa nyeri yang timbul dan 57,1% sampai 79,4% pada usia 14-18 tahun (Gui-Zhou, 2010). Menurut Reeder,
dikarakteristikkan sebagai nyeri singkat sebelum atau selama Martin, dan Griffin (2011) sebanyak 50% wanita mengalami dismenore tanpa patologi
menstruasi yang biasanya berlangsung selama satu sampai tiga hari selama pelvis, 10% mengalami nyeri hebat hingga tak mampu beraktivitas 1-3 hari setiap bulan,
menstruasi (Reeder, Martin, & Griffin, 2011). dan 25 % mengalami ketidakhadiran di sekolah. Menurut Proverawati
(2009) di Indonesia diperkirakan sebesar 55% wanita dengan usia produktif
52
mengalami dan merasa tersiksa dengan nyeri saat menstruasi. Angka kejadian mengalami nyeri tak tertahankan. Jadi rata-rata dari remaja putri yang
dismenore primer di Indonesia adalah sekitar 54,89% dan 45,11% mengalami mengalami dismenore di SMP Negeri 2 Siantan, mengalami nyeri sedang dan
dismenore sekunder. nyeri tak tertahankan.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 6 Desember Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti yang
2013 terhadap 183 orang siswi melalui pengisian angket di SMP Negeri 2 diperkuat oleh Reeder, Martin, dan Griffin (2011) menunjukkan bahwa
Siantan, didapatkan jumlah siswi yang mengalami dismenore karakteristik nyeri yang dirasakan ketika mengalami dismenore adalah
sebanyak 40 orang, dengan prevalensi kejadian 10 nyeri yang menusuk dan hebat pada bagian suprapubis
orang (25%) mengalami nyeri ringan, 12 orang (30%) mengalami hingga lumbosakralis. Di daerah pelvis terasa sensasi penuh atau sensasi
nyeri sedang, 6 orang (15%) mengalami nyeri berat, mulas dan mengalami kesulitan untuk berjalan. Nyeri tersebut
dan 12 orang (30%) berlangsung selama ±12 jam pada hari pertama menstruasi. Sebagian besar
wanita yang mengalami dismenore juga akan mengalami mual muntah,
nyeri kepala, cenderung mudah marah atau emosi yang sangat sensitif dan
pingsan. Umumnya sebagian besar wanita memilih menggunakan
cara tradisional daripada mengkonsumsi obat-obatan analgesik dalam
mengatasi masalah dismenore.
53
putri. 3)Dapat
mengetahui efektivitas senam dismenore dalam mengurangi angka kejadian dismenore pada remaja putri. 4)Sebagai tambahan referensi dalam menyelesaikan
dismenore pada remaja putri. 4)Sebagai tambahan referensi dalam masalah yang berhubungan dengan dismenore pada wanita
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan dismenore pada serta dapat menjadi acuan dalam mengembangkan penelitian dalam area yang sama
wanita serta dapat menjadi acuan dalam mengembangkan penelitian dalam
area yang sama.
Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan peneliti dari hasil studi
METODE PENELITIAN pendahuluan, maka sampel yang diambil untuk melakukan penelitian ini adalah
sebanyak 20 orang. Dimana 10 orang merupakan kelompok intervensi dan 10 orang
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan merupakan kelompok kontrol. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam
menggunakan desain penelitian eksperimen semu (Quasi penelitian ini adalah remaja putri yang mengalami dismenore dengan siklus
Eksperimen) dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design. menstruasi yang teratur, remaja putri yang belum pernah melakukan senam
Dimana pada penelitian ini, menggunakan 2 kelompok yaitu dismenore dan tidak memiliki riwayat penggunaan analgesik, dan remaja putri
kelompok kontrol dan kelompok intervensi, yang kemudian dilakukan yang bersedia menjadi responden. Sedangkan remaja putri yang mengalami
pengukuran sebelum pemberian senam dismenore (pre-test) dan setelah dismenore patologis (dismenore sekunder), menggunakan terapi obat-obatan
pemberian senam dismenore (post-test). Waktu penelitian dilaksanakan pada farmakologi maupun ramuan tradisional dalam mengurangi dismenore, serta
bulan Maret sampai April 2014. menolak menjadi responden dan menolak mengisi lembar observasi tidak dimasukkan
dalam sampel penelitianskala dismenore, sedangkan variabel dipengaruhi (variabel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang mengalami dependen) dalam penelitian ini adalah dismenore.
dismenore di SMP Negeri 2 Siantan, Kabupaten Pontianak yang berjumlah
40 orang. Tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik
Purposive Sampling, dimana pemilihan sampel didasarkan pada suatu Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi
pertimbangan yang dibuat oleh peneliti dengan ciri maupun syarat populasi dengan pengukuran skala intensitas nyeri numerik.Adapun responden
yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2005). diminta untuk memilih jawaban mana yang sesuai dengan keadaan nyeri
menstruasi yang dialami sebelum dan sesudah dilakukan senam dismenore.
Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan peneliti dari hasil
studi pendahuluan, maka sampel yang diambil untuk melakukan
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
penelitian ini adalah sebanyak 20 orang. Dimana 10 orang merupakan
data deskriptif, yang dibagi menjadi dua, yaitu Analisa Univariat dan Analisa
kelompok intervensi dan 10 orang merupakan kelompok kontrol. Adapun
Bivariat. Uji statistic yang digunakan adalah uji statistik dengan uji Paired T-
kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja
test pada kelompok intervensi dan uji alternatif Wilcoxon pada kelompok
putri yang mengalami dismenore dengan siklus
kontrol, karena hasil uji normalitas pada kelompok kontrol didapati
menstruasi yang teratur, remaja putri yang belum pernah melakukan
tidak normal.
senam dismenore dan tidak memiliki riwayat penggunaan analgesik,
dan remaja putri yang bersedia menjadi responden. Sedangkan remaja
putri yang mengalami dismenore patologis (dismenore sekunder), Tabel 1 Uji Normalitas Kelompok Kontrol
menggunakan terapi obat-obatan farmakologi maupun ramuan tradisional
dalam mengurangi dismenore, serta menolak menjadi responden dan Kolmogorov-
menolak mengisi lembar observasi tidak dimasukkan dalam Shapiro-Wilk
Smirnova
sampel penelitian. mengurangi angka kejadian
Statistic Df Sig. Statistic df Sig. SBS .299 10
54
.011 .728 10 .002
Peneliti menekankan masalah etika pada proses penelitian
TS .266 10 .044 .774 10 .007 ini peneliti menekankan masalah etika yaitu
merahasiakan identitas responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
disajikan (anomity), peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian,
Tabel 2 Uji Normalitas Kelompok Intervensi
baik informasi maupun masalah-masalah lainnya (confidentiality),
Kolmogorov- peneliti memberikan manfaat bagi responden (principle of
Shapiro-Wilk beneficience),
a peneliti menghormati martabat responden dengan memberikan
Smirnov
lembar inform consent dan menjelaskan kepada responden maksud dan
Statistic Df Sig. Statistic df Sig. SBS .244
tujuan dari penelitian (principle of respect for human dignity), dan peneliti
10 .093 .851 10 .060 STS .299
bertindak adil pada semua responden tanpa membeda-bedakan responden
10 .012 .874 10 .111
yang ada (principle of justice).
55
skala dismenore, sedangkan variabel dipengaruhi
56
57
58
59
573
Kompres Jahe Hangat dapat Menurunkan Intensitas Nyeri pada Pasien Gout Artritis
Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout
Radhika Radharani
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Artikel info
Artikel history: Abstrak
Received; Mei 2020 Latar Belakang: Gout artritis adalah suata proses peradangan karena
Revised: Juni 2020 terjadinya peradangan di sekitar sendi. Salah satu terapi non-
Accepted; farmakologi pada pasien gout artritis adalah dengan memberikan
Juni2020 kompres jahe hangat. Efek panas dari kompres jahe hangat akan
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran
darah ke tubuh dengan rasa sakit yang mengakibatkan penurunan rasa
sakit Tujuan : mengetahui lebih lanjut tentang kompres jahe hangat
yang dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien gout artritis.
Metode : Menggunakan studi literatur dari jurnal baik nasional
maupun internasional dengan cara meringkas topic pembahasan dan
membandingkan hasil yang disajikan dalam artikel. Hasil : Kompres
jahe hangat dapat mengurangi nyeri pada gout artritis. Kompres jahe
hangat adalah pengobatan tradisional atau terapi alternatif untuk
mengurangi nyeri gout artritis. Jahe mengandung enzim siklo-
oksigenasi yang dapat mengurangi peradangan pada pasien dengan
gout artritis , selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis berupa
sensasi panas dan pedas, di mana panas ini dapat meredakan rasa
sakit, kekakuan dan kejang otot atau terjadinya vasodilatasi pembuluh
darah, manfaat maksimal akan dicapai dalam waktu 20 menit setelah
aplikasi kompres jahe hangat di lokasi nyeri. Kesimpulan : Kompres
jahe hangat dapat mengurangi nyeri radang pada pasien gout artritis.
Kompres jahe adalah pengobatan tradisional atau terapi alternatif
untuk mengurangi nyeri radang sendi gout. Kompres jahe hangat
mengandung enzim siklooksigenase yang dapat mengurangi
peradangan dan nyeri pada penderita gout artritis
Abstract
Background: Arthritis gout is an inflammation process due to
inflammation on cristal sour tendon in tissue around the joint.. Non
pharmacology action for the patients of Arthritis Gout is warm ginger 574
compress. The effects of heat from a warm ginger compress will cause
vasodilation of blood vessels and increases blood flow to the body with
pain resulting in a decrease in pain Objective : To know that warm
ginger compress can decrease pain intensity in patients with arthritis
gout Methods : Using literature studies from national and international
journals by summarizing the topic of discussion and comparing the
results presented in the article.
Results : Warm ginger compresses can reduce pain of arthritis Gout.
574
mengurangi rasa nyeri daninflamasi pada pasien gout artritis adalah dengan memberikan
stimulasi kulit menggunakan kompres air hangat (Purnamasari, 2015). Tidak hanya terapi
dengan menggunakan air hangat, kombinasi air hangat dengan larutan jahe terbukti efektif
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
untuk mengurangi rasa nyeri. Penggunaan jahe dalam bentuk kompres lebih aman daripada
578
penggunaan jahe secara oral. Penggunaan jahe secara oral dan berlebihan dapat
menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare (Therkleson, 2010).
Di Indonesia terdapat 3 jenis jahe yaitu jahe gajah, jahe merah dan juga jahe emprit. Jahe
dapat di tanam dikebun rumah atau hanya dengan menggunakan media tanam dalam
polybag atau karung. Penggunaan jahe secara topikal dapat mempengaruhi penyerapan
sistemik. Bahan aktif dalam jahe adalah gingerol dan shagaol yang memiliki kelarutan
yang sedang dalam air dan minyak sehingga memungkinkan potensi yang baik dalam
penyerapan ke dalam kulit (Rahayu H, Rahayu N, & Sunardi, 2017). Kompres jahe sangat
bermanfaat untuk menurunkan nyeri pada pasien Arthritis Gout karena mengandung 6-
gingerdion,6-gingerol, zingerol yang berfungsi menekan prostaglandin melalui hambatan
pada aktivitas COX-2 yang menghambat produksi PGE2 dan leukotrien dan TNF- pada
sinoviosit dan sendi manusia (Nahed & Tavakkoli, 2015).
Kompres jahe merupakan campuran air hangat dan juga parutan jahe yang sudah diparut
sehingga akan ada efek panas dan pedas. Efek panas dan pedas dari jahe tersebut dapat
menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan
sirkulasi darah dan menyebabkan penurunan nyeri dengan menyingkirkan produk- produk
inflamasi seperti bradikinin, histamine dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri. Panas
akan merangsang sel saraf menutup sehingga transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis
dan otak dapat dihambat (Kumar, 2013). Kompres jahe dilakukan dengan cara
menempelkan jahe yang telah di sangrai dan di tumbuk terlebih dahulu di area persendian
yang mengalami nyeri lalu kemudian dibalut dengan menggunakan kasa gulung, kompres
ini dilakukan selama 20 menit (Zuriati, 2017).
Pemberian kompres air hangat saja kurang efektif dalam mengurangi rasa nyeri. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Izza, 2014) tentang efektifitas
pemberian kompres air hangat dan pemberian kompres jahe terhadap penurunan nyeri
sendi pada lansia di unit rehabilitasi sosial wening wardoyo ungaran, dari hasil penelitian
yang didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pemberian terapi kompres air
hangat dan kompres jahe terhadap penurunan nyeri sendi lansia di unit rehabilitasi sosial
wening wardoyo ungaran, dimana pemberian terapi kompres jahe lebih efektif
dibandingkan pemberian terapi kompres air hangat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Putri tahun 2017 dikemukan bahwa dengan pemberian kompres hangat menggunakan jahe
dapat menurunkan skala nyeri pada pasien gout artritis.
Simpulan Dan Saran
Kompres jahe dengan menggunakan air hangat bisa mengurangi intensitas nyeri pada
pasien gout artritis karena jahe mengandung 6-gingerdion, 6-gingerol, zingerol yang
berfungsi menekan produk-produk inflamasi seperti histamin, bradikinin dan
prostaglandin. Masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis jahe yang lebih
efektif untuk mengurangi rasa nyeri dan inflamasi.
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
579
Hubungan Konsumsi Buah Pepaya dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu
Hamil di Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru
Yulrina Ardhiyanti
Abstrak
Konstipasi atau sembelit adalah suatu keadaan sukar atau tidak dapat buang air
besar. Sekitar 13% sampai 38% ibu hamil mengalami konstipasi, terutama pada awal
kehamilan dan trimester ketiga masa kehamilan. Di Indonesia lebih dari 2,5 juta
penduduk mempunyai keluhan sering konstipasi, hingga prevelensinya mencapai
sekitar 2%. Konstipasi diperkirakan menyebabkan 2,5 juta penderita berkunjung ke
dokter setiap tahunnya. Kasus konstipasi yang diderita wanita hamil sekitar 4-30% di
Puskesmas Rumbai Pesisir. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan
Konsumsi Buah Pepaya Dengan Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Rumbai Pesisir Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
desain penelitian quasi eksperiment. Jumlah sampel sebanyak 15 orang ibu yang
mengalami konstipasi berat sebagai kasus dan 15 orang ibu yang mengalami
konstipasi ringan sebagai kontrol. Prosedur pengambilan sampel untuk kasus dengan
cara Total Populasi dan pengambilan sampel untuk kontrol menggunakan teknik
Systematic Random Sampling. Pengambilan data menggunakan lembar observasi dan
analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji T. Hasil penelitian
diperoleh bahwa tidak ada pengaruh antara pretest dan postest dengan konstipasi pada
ibu hamil tanpa konsumsi buah pepaya (OR : 0,001; 95% CI : 4,47 – 1,99), terdapat
pengaruh antara pretest dan postest dengan konstipasi pada ibu hamil dengan
konsumsi buah pepaya (OR : 0,008; 95% CI : 4,80 – 2,21). Sebaiknya Puskesmas
Rumbai Pesisir sebagai fasilitas kesehatan terdepan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
pada ibu hamil yang memerlukan penanganan sehingga dapat mengurangi angka
kesakitan serta dapat mengurangi kecemasan pada ibu hamil.
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
million Indonesian have frequent complaints of constipation, whose prevalence 580
reaches 2%. It is estimated that constipation cause 2,5 million patients go to the
doctor each year. The cases of pregnant women who suffered from constipation in
Puskesmas Rumbai Pesisir about 4 – 30%. This research was conducted to know the
Consumption of Papaya Fruit with Constipation in Pregnant Women at Puskesmas
Rumbai Pesisir Pekanbaru in 2017. This research is a quantitative research with quasi
experimental research design. The number of samples were 15 mothers who had
severe constipation as a case and 15 mothers who had mild constipation as control.
For cases, sampling procedure done by total population and for control, using
Systematic Random Sampling technique. Data was collected using observation sheets
and data analysis was done by univariate and bivariate with T test. The result showed
that there was no influence between pretest and postest with constipation in
pregnant women without consumption of papaya (OR 0,001; 95% CI 4,47 – 1,99),
pretest and posttest with constipation in pregnant mother with consumption of
papaya (OR 0,008; 95% CI 4,80 – 2,21). Puskesmas Rumbai Pesisir as the leading
health facility in public health service is expected to improve health service especially
for pregnant women that requires handling so it can reduce the number of morbidity
and anxiety.
PENDAHULUAN
Konstipasi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan konsistensi feses
menjadi keras, ukuran besar, penurunan frekuensi atau kesulitan defekasi. Konstipasi
sering ditandai dengan gejala cemas ketika defekasi oleh karena rasa nyeri saat buang
air besar. Konstipasi dapat menimbulkan stres berat bagi penderita akibat
(Herawati, 2012).
Di Indonesia lebih dari 2,5 juta penduduk mempunyai keluhan sering konstipasi,
juta penderita berkunjung ke dokter setiap tahunnya. Kasus konstipasi yang diderita
wanita hamil sekitar 4- 30%, ternyata wanita hamil mengeluh kesulitan buang air besar
(Sulistiyowati, 2016).
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
gejala seperti sulit buang air besar, kembung atau bentuk kotoran keras atau
581 kecil.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses defekasi/ buang air besar antara lain : diet
atau pola nutrisi, misalnya asupan serat yang tidak adekuat, dehidrasi, obat-obatan,
penyakit, kurang latihan fisik atau imobilisasi, psikologis atau kondisi kurang nyaman.
Permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil ini karena peningkatan hormon
progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, ditambah
oleh penekanan rahim yang membesar didaerah perut, selain itu konsumsi suplemen zat
besi/ kalsium yang tidak diserap dengan baik oleh tubuh. Tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat salah satunya
pepaya dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan penuh.
Mengkonsumsi pepaya ketika lambung terasa penuh dapat merangsang gerak peristatik
usus, jika ibu sudah mengalami dorongan maka segeralah untuk buang air besar agar
Pepaya sangat dianjurkan untuk dikonsumsi penderita sembelit (sulit buang air
Konsumsi Buah Pepaya dengan Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil di Puskesmas
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
METODE PENELITIAN 582
dengan menggunakan pretest dan posttest untuk menguji variabel yang berpasangan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami konstipasi di
Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru pada periode bulan 27 Maret sampai 2 Mei
2017. Jumlah sampel sebanyak 15 orang ibu yang mengalami konstipasi berat sebagai
kasus dan 15 orang ibu yang mengalami konstipasi ringan sebagai kontrol.
observasi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji T-
independent. HASIL
Analisis penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Pada
penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah uji T-independent (pairet
sample test) untuk membandingkan hubungan konsumsi buah pepaya
dengan kejadian konstipasi pada ibu hamil di Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru.
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
PENGARUH KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP583
1
Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock, Bukittinggi, Sumatera Barat Indonesia
Email:vedjiamedhyna@gmail.com
2
Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock, Bukittinggi, Sumatera Barat Indonesia
Email : utami_r@gmail.com
ABSTRACT
Global immunization coverage based on WHO ESTIMATION (2013), DPT3 84 %, polio with 3 doses
84 %, measles with 1 dose of 84 % Indonesia has coverage of measles immunization program above
90 % since 2008. The year 2016 slightly increased from the year 2015, this equal
93,0%.Immunization coverage in musi rawas regency (84,2%). The research is done by pre
eksperiment method with one group pretest-postest. On April2020 at work area pagar ayu sub health
center megang sakti district of musi rawas regency. The population in this study as many as 22
people, and the sample of 22 people, with sampling accidental sampling technique. The result of
statistic test obtained p value 0,000 means the influences of onion compress to thedecrease of baby’s
body temperature when post immunizationfever in work area pagar ayu sub health center megang
sakti district musi rawas regency in 2020. The conclusion the influences of onion compress to
decrease baby’s body temperature during fever in work area pagar ayu sub helath center megang
sakti district musi rawas regency in 2020. Researcher suggest to mother to increase knowledge and
insight about the initial handling to decreaseof baby;s body temperature post immunization by onion
compress intervention and can be applied in everyday.
References : 33 (2007-2020)
ABSTRAK
Cakupan imunisasi global berdasarkan estmasi WHO (2013), DPT3 sebesar 84%, polio
dengan 3 dosis sebesar 84%, campak dengan 1 dosis sebesar 84% Indonesia memiliki cakupan
imunisasi campak program di atas 90% sejak tahun 2008. Tahun 2016 sedikit meningkat dari tahun
2015, yaitu sebesar 93,0%. Cakupan imunisasi di kabupaten musi rawas (84,2%). Penelitian dilakukan
dengan metode pre eksperimen dengan pendekatan one group pre test-posttest. Pada bulan April2020
di wilayah kerja polindes pagar ayu kecamatan megang sakti kabupaten musi rawas. Sampel dlam
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
penelitian sebanyak 22 orang, dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. 584 Hasil
penelitian dari 22 orang responden, didapatkan rerata suhu tubuh sebelum dialkukan kompres bawang
merah. Hasil uji statistic didapatkan p value 0,000 artinya adanya pengaruh kompres bawang merah
terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam pasca imunisasi di wilayah kerja polindes pagar ayu
kesimpulan berpengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam
pasca imunisasi di wilayah kerja polindes pagar ayu kecamatan megng sakti kabupaten musi rawas
tahun 2020. Peneliti menyarankan pada ibu agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
penanganan awal penurunan suhu tubuh pada bayi dengan kompres bawang merah, dan dapat
diaplikasikan di kehidupan sehari-harinya.
PENDAHULUAN
Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit
Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang terbukti paling cost-effective
(murah), karena dapat mencegah dan mengurangi kejadian kesakitan, kecacatan, dan
kematian akibat PD3I yang diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian tiap tahunnya (Depkes:
2016.p.128).
Berdasarkan data yang dihimpun UNICEF masih ada 1.3 juta anak setiap tahunnya
tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap. Lantas akibatnya anak yang meninggal akibat
campak mencapai 30.000 setiap tahun dan hepatitis menyerang lebih dari 20 % anak
Indonesia. Tanpa imunisasi di Indonesia kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal
karena batuk rejan, 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus, dan
dari 200 anak 1 (satu) akan menderita penyakit polio (Mursyida, 2013).Menurut penelitian
Oliveira (2014) di Angola, cakupan imunisasi dasar hanya 37 %, lebih tinggi pada anak < 1
tahun (52 %).
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) merupakan salah satu penyebab
utama kematian bayi dan balita. Berdasarkan estimasi WHO (2008) diperkirakan kematian
akibat PD3I pada anak usia dibawah 5 tahun proporsi kematian karena pneumococcal diseases
sebesar 32%, rotavirus 30%, hepatitis B/Hib 13%, pertusis 13%, campak 8%, dan tetanus
neonatorum 4% (WHO, 2014)
Cakupan imunisasi global berdasarkan estimasi WHO (2013), DPT3 sebesar 84%, polio
dengan 3 dosis sebesar 84%, campak dengan 1 dosis sebesar 84%, cakupan Hepatitis B 3
dosis sebesar 81% serta 25 negara belum mencapai eliminasi maternal tetanus neonatal.
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
Jumlah anak dibawah 1 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi DPT3 diseluruh 585 dunia
sebesar 21,8 juta, dan hampir 70% dari anak-anak tersebut berada di 10 negara yaitu Kongo,
Ethiopia, India, Kenya, Mexico, Nigeria, Pakistan, Vietnam, Afrika Selatan dan Indonesia
(WHO, 2014).
Indonesia memiliki cakupan imunisasi campak program di atas 90% sejak tahun 2008.
Tahun 2016 sedikit meningkat dari tahun 2015, yaitu sebesar 93,0%. Menurut provinsi,
terdapat sebelas provinsi yang telah berhasil mencapai target 95%. Hasilnya dapat diketahui
bahwa seluruh bayi di Provinsi Jambi, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Tengah telah
mendapatkan imunisasi campak. Sedangkan provinsi dengan cakupan terendah yaitu
Kalimantan Utara sebesar 57,8%, Papua 63,5% dan Aceh 73,5% (Depkes: 2016.p.130)
Data yang dapat diketahui bahwa seluruh bayi di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah,
Jambi, dan Nusa Tenggara Barat telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Sedangkan
provinsi dengan capaian terendah yaitu Kalimantan Utara (56,08%), Papua (59,99%), dan
Maluku
Pada tahun 2016 terdapat tiga provinsi memiliki capaian tertinggi yaitu Bali (100%),
DI Yogyakarta (100%), dan Jawa Tengah sebesar 99.93%. Sedangkan provinsi dengan
capaian terendah yaitu Kalimanatan Utara (30,69%), Papua Barat (56,77%) dan Papua
(61.59%) (Depkes: 2016.p.131).
Berdasarkan data untuk imunisasi BCG sebagai indikator aksesibilitas program, dari
target >95 %, terdapat 7 (tujuh) kabupaten/kota yang belum mencapai hasilyang diharapkan,
yaitu Kabupaten OKI (69.5%), kabupaten Muara Enim (92.9%), 469 kabupaten Musi
Rawas (84.2%), kabupaten Banyuasin (91.1%), kabupaten OKU Selatan (88.9%), Pali (%
(.2%) dan kabupaten Muratara (93.6%) (Dinas Kesehatan Sumatra Selatan: 2014.p.68).
Untuk cakupan DPT/HB 3 dari target > 90%, sudah 12 kabupaten/kota yang
mencapai target, sedangkan 5 (lima) kabupaten/kota yang belum mencapai hasil yang
diharapkan, yaitu Kabupaten OKI (64%), Kabupaten Muara Enim (89.9%), Kabupaten
Banyuasin (86.2%), Kabupaten Pali (58.7%) dan Kabupaten Muratara (86.7%). Untuk
cakupan imunisasi campak sebagai indikator tingkat perlindungan program targetnya adalah
>90 %, 15 kabupaten/kota telah mencapai target tersebut, Sedangkan 2 (dua)
Kabupaten/Kota belum mencapai target yaitu Kabupaten OKI (66.8%) dan
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagian akibat
peninggkatan pusat pengatur suhu dihipotalamus dalam (Sodikin: 2012.p.32 ). Sebagaian
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
besar demam pada anak merupaka akibat perubahan pada pusat panas (termoregulasi)
586 di
hipotalamus. Penyakit-penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang
sytem tubuh. Selain itu demam mungkin
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
Maternal Child Health Care Jour 587
berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam
membantu pemulihan atau pertahanan terhadp infeksi (Sodikin: 2012. p.31).
Penelitian lain juga yang telah dilakukan oleh Thaib, Darussalam, Yusuf, Andid tahun
2013 dengan judul cakupan imunisasi dasar anak usia 1- 5 tahun dan beberapa faktor yang
berhubungan di poliklinik anak Rumah Sakit Ibu Dan Anak (RSIA) Banda Aceh dengan hasil
seratus tiga anak diikutsertakan dalam penelitian. Cakupan imunisasi dasar pada anak usia 1-5
tahun 86 (83,5%) lengkap, 16 (15,5%) tidak lengkap, dan 1 (1%) tidak pernah diimunisasi.
Alasan tidak pernah diimunisasi atau tidak melengkapi imunisasi adalah ibu cemas akan efek
samping 12 (70,6%), 4 (23,5%) sering sakit, dan 1 (5,9%) orangtua beralasan imunisasi
haram. Terdapat hubungan yang bermakna antara sebaran pendidikan ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar (p<0,05)
Berdasarkan survey awal di Puskesmas Megang Sakti Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas terdapat data imunisasi lengkap pada tahun 2020 rata-rata paling
tinggi tiap bulanya pada bulan desember terdapat 3 desa yaitu desa Muara Megang I
(143,8%), Maura Megang (119,4% ) dan Tri Sakti (117,4%). Kemudian rata-rata paling
rendah ada 3 desa yaitu desa Pagar Ayu pada bulan januari (1,8%), desa Mulyosari bulan
februari (5,3%), dan desa Jajaran Baru I bulan maret (12,6%).
Peneliti melakukan survey pada 10 bayi mengalami demam 2 diantaranya mengalami
kejang demam, 3 diantaranya memiliki suhu diatas 37,90C dan 5 diantaranya memiliki suhu
ditas 37,70C. Sebagian disebabkan karena riwayat keluarga kejang, terjadi pada saat musim
penghujan dan awal musim kemarau
(November- Desember) menyerang sebagian berusia bayi dan anak-anak.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden dari 10 orang responden 4
diantaranya mengatakan dia mengalami demam dengan penanganan tradisional seperti
kompres air hangat, dan pengobatan farmakologis jika demam
METODE PENELITIAN
dimana rancangan ini hanya menggunakan satu kelompok saja tanpa kelompok
pembanding. Model ini sudah mengunakan tes awal seingga besarnya efek dari eksperimen
dapat diketahui dengan pasti. (Arikunto: 2007.p.212)
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
588
Penelitian ini sudah dilaksanakan di Wilayah Kerja Polindes Pagar AyuKecamatan
Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April2020.
Populasi dalam penelitian ini adalahbayi demam pasca imunisasi yang berada di Wilayah
Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini accidental sampling (Nursalam:
2013.p.174).Ukuran sampel
untuk penelitian seperti berikut: (Sugiyono: 2006.p.131-132) Ukuran sampel yang layak
dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.Bila sampel dibagi dalam kategori
(misalnya : pria-wanita, pegawai negri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel
setiap kategori minimal 30.
Sehingga besar sampel yang diperlukan adalah n = 20. Berdasarkan antisipasi peneliti
adanya drop out dalam proses penelitian ini, menambah jumlah sampel sebesar 20 %. Oleh
karena itu jumlah sampel yang diperlukan adalah 20
+ 2 = 22 atau n = 22 sehingga jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah n =
22 responden. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah
ciriciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo: 2012.p.130).
analisa data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariate.
Analisa Univariat Dari hasil penelitian yang peneliti dapat pada responden yang
berjumlah 22 orang responden, maka peneliti mendapatkan hasil univariat tentang pengaruh
kompres bawang merah (Allium ascalonicum L) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat
demam pasca imunisasi di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2017, sebagai berikut pada tabel dibawah ini.
A. Rata-Rata Suhu Tubuh Pada Bayi Demam Sebelum Diberikan Kompres Bawang Merah
(Allium ascalonicum
a. Saat Demam di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2020
Tabel 5.1
Rata-rata Tubuh Pada Bayi Demam sebelum diberikan Kompres Bawang Merah Saat Demam di
wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020
didapatkan rata-rata suhu tubuh responden sebanyak 37,941, dengan SD ± 0,0590, dan
standar eror ± 0,0126.
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
2. Rata-Rata Suhu Tubuh Pada Bayi Demam Sesudah Diberikan Kompres Bawang589
Merah
(Allium ascalonicum
L) Saat Demam di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2020
Tabel 5.1
Rata-rata Tubuh Pada Bayi Demam sesudah diberikan Kompres Bawang Merah Saat
Demam di wilayah Kerja
Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020
A. Analisa Bivariat Berdasarkan analisa bivariat yang peneliti lakukan, pengaruh kompres
bawang merah (Allium ascalonicum L) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam
pasca imunisasi di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2017, pada penelitian ini untuk melihat suhu tubuh
sebelum dan sesudah perlakuan dengan memakai rumus uji Wilcoxon Signed Rank Test
dengan alpha = 0,05 sebagai berikut dibawah ini Pengaruh kompres bawang merah
(Allium ascalonicum L) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam pasca
imunisasi di Wilayah
KerjaPolindesPagarAyu
Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Bayi Saat Demam di
Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas Tahun
2020
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
590
Berdasarkan tabel 5.3 peneliti dapat menjelaskan dari 22 orang responden, didapatkan
rerata suhu tubuh sebelum dilakukan kompres bawang merah 37,941, dengan SD ± 0,0590.
Rerata suhu tubuh sesudah dilakukan kompres bawang merah 37,386, dengan SD ± 0,0710.
Perbedaan rata-rata antara suhu tubuh sebelum dan sesudah dilakukannya kompres bawang
merah adalah -4,234. Hasil uji statistik didapatkan p value 0,000 artinya adanya pengaruh
kompres bawang merah (Allium ascalonicum L) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat
demam pasca imunisasi di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2020
1. Rata-Rata Suhu Tubuh Pada Bayi Demam Sebelum Diberikan Kompres Bawang Merah
(Allium ascalonicum
L) Saat Demam di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti
Kabupaten Musi Rawas tahun 2020
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
591
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
592
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
593
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020
594
Radhika Radharani, Warm Ginger Compress to Decrease Pain Intensity in Patients with Arthritis Gout,
jiksh Vol.11 No.1 Juni 2020