Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

DI PUSKESMAS WONOSARI
16 November 2020

DISUSUN OLEH :
IIM MURTIAWANI

2082B0025

PRODI PENDIDIKAN PRROFESI BIDAN


IIK STRADA INDONESIA
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


DI PUSKESMAS WONOSARI

MAHASISWA

IIM MURTIAWANI

2082B0025

MENGETAHUI

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING KLINIK

PUTRI EKA SEJATI, SST, M.Kes SUSILAWATI, A.Md. Keb


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan pada masa
kehamilan ini.
Asuhan Kebidanan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik kebidanan
yang diselenggarakna oleh pendidikan profesi bidan IIK Strada dalam rangka
meningkatkan mutu dan kualitas serta ketrampilan mahasiswa.
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, tidak sedikit hambatan yang ditemui,
namun atas kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis harakan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Penulis berharap semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya pembaca pada umumnya.

Malang, November 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Masa nifas adalah suatu periode dalam berminggu-minggu pertama
setelah persalinan. Lamanya periode ini tidak pasti. Sebagian besar
menganggapnya antara 4-6 minggu. Walaupun merupakan masa yang relatif
tidak kompleks dibandingkan dengan kehamian, masa nifas ditandai oleh
banyaknya perubahan fisiologis. Beberapa dari perubahan tersebut hanya sedikit
mengganggu ibu, walaupun komplikasi serius dapat terjadi (Cunningham, 2014).
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa pemulihan kembali, dimulai sejak
1 jam setelah lahirnya plasenta sampai 42 hari dimana pada masa itu terjadi
pemulihan keadaan alat kandungan seperti saat terjadi sebelum kehamilan
(Prawirohardjo, 2014). Masa nifas dibagi mejadi 3 tahap yaitu puerperium dini,
puerperium intermediet, dan puerperium remote 7 hari post partum termasuk
kedalam puerperium intermediet.
Berdasarkan hasil data Riskesdas 2018 jumlah KF sudah mengalami
kenaikan hasil tahun 2013 sebanyak 32,1% mengalami kenaikan pada tahun
2018 menjadi 37,0%. Target AKI pada tahun 2017 sebesar 305 per 100.000
kelahiran hidup. AKI Provinsi Jawa Timur sebesar 91,92% per 100.000
kelahiran hidup. AKI yang berada di Kabupaten Malang yaitu sebesar 46,48%
per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan kematian ibu pada tahun 2017
penyebab lain 29,11% atau 154 orang, preelamsia atau eklamsi 28,92% atau
sebanyak 153 orang dan perdarahan sebanyak 26,28% atau 130 orang,
sedangkan penyebab terendah adalah infeksi yaitu sebesar 3,59% atau sebanyak
19 orang.
Pelayanan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis bagi ibu
dan bayinya. Diperkiraan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan sering
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama yang disebabkan oleh perdarahn dan infeksi masa nifas, sehingga
pemerintah menetapkan program kunjungan masa nifas minimal sebanyak 4 kali
(KF1-KF4) yaitu 6-8 jam post partum, 6 hari post partum, 2 minggu post partum
dan 6 minggu post partum yaitu memastkan involusi uterus (kontraksi baik, TFU
pertengahan sympisis dan pusat, menilai tanda-tanda infeksi serta perdarahan,
istirahat ibu, memastikan ibu mendapat makan atau gizi seimbang, memastikan
ibu menyusui dengan benar dan memberkan konseling perawatan bayi baru
lahir.
Oleh karena itu pelayanan masa nifas kunjungan KF1-KF4 merupakan
cara penting untuk mendeteksi tanda bahaya nifas dan komplikasi serta
pemeriksaan masa nifas ke fasilitas kesehatn untuk taraf hidup sehat dan lebih
baik di masa yang akan datang.
B Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan masa nifas dengan
metode 7 langkah varney sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data ibu nifas
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada ibu nifas
c. Mengidentifikasi masalah potensial pada ibu nifas
d. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada ibu nifas
e. Membuat rencana asuhan atau intervensi sesuai kebutuhan ibu nifas
f. Melakukan asuhan yang telah direncanakan
g. Mengevaluasi tindakan yang elah dilakukan
h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan ibu nifas fisiologis
C Metode Pengumpulan Data
1. Anamnesa
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati dan memperoleh data-data
yang berkaitan dengan klien yang mengacu pada keterangan yang diberikan
klien melalui tanya jawab
2. Observasi
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati dan memeroleh gambaran
umum keadaan klien
3. Pemeriksaan
Dilakukan untuk mendapat data pasti tentang keadaan klien
4. Studi kasus
Data yang diperoleh, diambil dan dilihat serta mempelajari kasus dan rekam
medis
5. Studi pustaka
Kegiatan untuk memperkaya pengetahuan ilmiah yang mendukung
pelaksanaan studi kasus yang dilakukan dengan cara membaca buku untuk
dijadikan referensi dalam melakukan asuhan
D Sistematika Penulisan
Lembar judul
Lembar pengeesahan
Kata pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Metode Pengumpulan Data
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori
B. Konsep Manajemen Kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
B. Identifikasi Diagnosa
C. Identifikasi Masalah Potensial
D. Identifikasi Kebutuhan Segera
E. Intervensi
F. Implementasi
G. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A Konsep Teori Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas atau puerperium adalah masa pemulihan kembali, dimulai


sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai 42 hari dimana pada masa itu
terjadi pemulihan keadaan alat kandungan seperti pada saat sebelum terjadi
kehamilan(Prawirohardjo, 2014). Masa nifas adalah masa sesudah persalinan
dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan
kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6
minggu(Walyani dan Purwoastuti, 2015).

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan diberikannya asuhan pada ibu selama masa nifas antara lain :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun pisikologis dimana
dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan
pemberian nutrisi, dukungan pisikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu
terjaga
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan harus
melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara
sistematis yaitu mulai pengkajian data subjektif, objektif maupun penunjang.
c. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus menganalisa
cara tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas dapat mendeteksi masalah
yang terjadi pada ibu dan bayi.
d. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya, yakni
setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk kelangkah
berikutnya sehingga tujuan diatas dapat dilaksanakan.
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, Nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat memberi pelayanan keluarga berencana. (Rukiyah,
2018)
3. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas

a. Bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dalam beberapa saat untuk
memastikan keduanya dalam posisi yang stabil.
b. Periksa fundus tiap 15 menit pada jam pertama, 20-30 menit pada jam kedua,
jika kontraksi tidak kuat.
c. Periksa tekanan darah, kantong kemih, nadi, perdarahan tiap 15 menit pada
jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.
d. Anjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi, bersikan perineum, dan
kenakan pakaian bersih, biarkan ibu istirahat beri posisi yang nyaman,
dukung program boundiung attachman dan ASI ekslusif, ajarkan ibu dan
keluarga untuk memeriksa fundus dan perdarahan, beri konsling tentang gizi,
perawatan payudara, kebersihan diri.
e. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan pisikologis
selama masa nifas.
f. Sebagai promoter hubungan anatara ibu dan bayi serta keluarga.
g. Mendorong ibu untuk menyusui ibunya dengan meningkatkan ras nyaman.
h. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan dibidang
anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
i. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
j. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman.
k. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data menetapkan
diagnose dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat
proses pemulihan, mencegah komnplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu
dan bayi selam periode nifas
l. Memberikan asuhan secara profesinal. (Rukiyah, 2018)

4. Tahapan Masa Nifas


a. Puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang
lamanya 6-8 Minggu.
c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi. (Rukiyah,
2018)

5. Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas


a. Perubahan kelenjar mammae

Pada hari kedua postpartum sejumlah kolostrum, cairan yang disekresi oleh
payudara selama 5 hari pertama setelah kelahiran bayi, dapat diperas dari
puting susu.

b. Uterus
Dalam masa nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih kembali sepeti
keadaan seblum hamil. Perubahan uterus ini dalam keseluruhannya disebut
involusi. Involusi disebabkan oleh :
1) Pengurangan estrogen plasenta
2) Iskemia miometrium
3) Otolisis miometrium

Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi

Involusi TFU Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Kembali normal 30 ram

Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat sebagai berikut :


1) Lochea rubra (cruenta) : muncul pada hari 1-2 pasca persalinan, berwarna
merah, mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dari
desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium.
2) Lochea sanguinolenta : muncul pada hari 3-7 pasca persalinan, berwarna
merah kuning dan berisi darah lendir
3) Lochea serosa : muncul pada hari 7-14 pasca persalinan, berwarna
kecoklatan mengandung lebih banyak serum
4) Lochea alba : muncul sejak 2-6 minggu pasca persalinan, berwarna putih
kekuningan mengandung leukosit, selaput lendir dan serabut jaringan yang
mati

5) Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau


busuk.

c. Vagina dan perineum


Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur kaena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari
ke- 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya
sekalipun tetap lebih kendur darupada keadaan sebelum melahirkan
(nullipara).Vagina dan pintu keluar pada bagian pertama masa nifas
membentuk lorong berdindig lunak dan luas ukurannya secar perlahan-lahan
mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran nullipara.
d. Sistem Perkemihan
1) Nafsu Makan
Pemulohan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus
kembali normal. Meskipun kadar progesteron turun setelah melahirkan,
asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari.
2) Motilitas
Secara khas penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.
3) Pengosongan Usus

Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan


tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal pascapartum,
diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan,
dehidrasi, hemoroid, ataupun laserasi jalan lahir.

e. Sistem perkemihan

Kandung kencing masa nifass mempunyai kapasitas yang bertambah besar


dan relatif tidak sensitif terhadap tekanan cairan intravesika. Urin dalam
jumlah besar akan dihasilakn dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.

f. Tanda-tanda vital
1) Suhu bdan
Pasca melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 o C dari keadaan
normal. Krang lebih pada hari ke -4 post partum, suhu badan akan naik
lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI, kemungkinan payudara
membengkak, maupun kemungkinan infeksi pada endometrium , mastitis,
traktus genetalis atau sistem lain.
2) Nadi
Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena pengaruh
partus lama, persalinan sulit dan kehilangan yang berlebihan
3) Tekanan darah
Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak
berubah. Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan
dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada
post partum merupakan tanda terjadinya pre-eklamsia post partum.
4) Pernafasan

Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per
menit. Pada ibu post partum umunya pernafasan lambat atau normal.

g. Sistem muskuloskeletal
Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah
wanita melahirkan. Dinding abdominal lembek setelah proses persalinan
karena peregangan selama kehamilan.
h. Sistem endokrin
1) Hormon plasenta
Human chorionic gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum sebagai
onset pemenuhan mammae pada hari ke-3 post partum
2) Hormon pituitary
Hormon pituitary antara lain : hormon prolaktin, FSH, dan LH. Hormon
prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam
pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH
meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap
rendah hingga ovulasi terjadi.
3) Hormon oksitosin
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin,
sehingga dapat membantu involusi uteri.
4) Hormon estrogen dan progesteron

Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang


dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron
mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan
pembuluh darah. (Rukiyah, 2018)

Perubahan Psikososial pada Masa Nifas

Rubin mengklasifikasikan tahap ini menjadi tiga yaitu sebagai berikut :


a. Periode Taking In (1-2 hari setelah melahirkan)
1) Ibu masih pasif dan terganggu pada orang lain
2) Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran terhadpa perubahan tubuhnya
3) Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu melahirkan
4) Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh
ke kondisi normal

5) Nafsu makan biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan


nutrisi kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi
tubuh tidak berlangsung normal

b. Periode Taking Hold (2-4 hari setelah melahirkan)


1) Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan
tanggung awab akan bayinya
2) Ibu memfokuskan perhatian pda pengontrolan fungsi tubuh Bak, BAB, dan
daya tahan tubuh
3) Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi, seperti
menggendong, menyusui, memandikan, dan mengganti popok.
4) Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan kritikan pribadi
5) Kemungkinan ibu mengalami depresi post partum karena merasa tidak
mampu membesarkan bayinya.
c. Periode Letting Go
1) Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta
perhatian keluarga

2) Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayinya dan


memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam
kebebasan dalam hubungan sosial. (dalam Yulifah, 2014)

6. Kebutuhan dan Perawatan pada Masa Nifas

a. Mobilisasi
Mobilisasi dini dilakukan setelah beberapa jam melahirkan, segera
bangun dari tempat tidur dan bergerak agar lebih kuat dan lebih sehat.
Keuntungan dari mobilisasi dini adalah melancarkan pengeluaran lochea,
mengurangi infeksi puerperium, mempercepat proses involusi, melancarkan
fungsi gastrointestinal dan kandung kemih, memperlancar peredaran darah
sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran metabolisme.

b. Nutrisi dan Cairan


Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari. Makan dengan diit
berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.
Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari. Pil zat besi harus diminumuntuk
menambah zat gizi seitidaknya selam 40 hari pasca bersalin. Minum kapsul
vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASI. (Rukiyah,2018)
c. Eliminasi
Pengeluaran kencing akan meningkat 24-28 jam pertama sampai sekitar hari
ke- 5 setelah melahirkan. Kesulitan kencing mungkin terjadi dalam 24 jam
setelah melahirkan, tetapi harus secara spontan dalam 8 jam setelah
melahirkan. Untuk BAB harus terjadi pada 2-3 hari setelah melahirkan.

d. Personal Hygiene
Mengajarkan pada ibu bagaimanacara membersihkan daerah kelamin dengan
sabun dan air. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai
buang air kecil dan besar. Sarankan ibu untuk menganti pembalut setidaknya
dua kali sehari. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau lasersi sarankan ibu
untuk menghindari menyentuh daerah luka (Rukiyah, 2018).

e. Perawatan Payudara
Payudara juga harus diperhatikan kebersihannya. Jika puting terbenam,
lakukan masase payudara secara perlahan dan tarik keluar secara hati-hati.

f. Istirahat
Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mengurangi kelelahan, tidur
siang atau istirahat selagi bayi tidur, kembali ke kegiatan rumah tangga secara
perlahan-lahan, mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan
waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jam. Kurang
istirahat pada ibu nifas dapat berakibat :
1) Mengurangi jumlah ASI.
2) Memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan perdarahan.

3) Depresi.

g. Seksualitas dan Kontrasepsi


Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina
tanpa rasa nyeri. (Rukiyah,2018)

h. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu
hamil kembali. Setiap pasangan harus menetukan sendiri kapan dan
bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas
kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan
kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum
mendapatkan lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu, metode
amenorea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk
mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini ialah 2% kehamilan.
(Rukiyah, 2018)

i. Senam nifas
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik
seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama, dan otot
dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga
kesehatan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu
setelah melahirkan. Senam nifas untuk ibu primi dapat dilakukan setelah 2x24
jam setelah melahirkan dan untuk ibu multi dapat dilakukan 1x24 jam setelah
melahirkan.

7. Tanda Bahaya Nifas

Ibu nifas harus segera pergi/memeriksakan dirinya ke tenaga kesehatan jika


dijumpai tanda tanda bahaya :
a. Perdarahan per vaginam
b. Infeksi masa nifas
c. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur
d. Pembengkakan pada wajah atau ekstremitas
e. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih
f. Payudara yang berubah
g. Kehilangan nafsu makan
h. Rasa sakit, merah, lunak, dan/atau pembengkakan di kaki
i. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri.
(Rukiyah, 2018)

8. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Paling sedikit empat kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.

Kunjungan Waktu Tujuan


1. Mencegah perdarahan masa nifas
akibat atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan dan rujuk jika
perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga mengenai
cara mencegah perdarahan masa nifas
akibat atonia uteri
6-8 jam setelah
I 4. Pemberian ASI awal
persalinan
5. Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan
mencegah hipotermia
7. Petugas kesehatan yang menolong
persalinan harus mendampingi ibu dan
bayi lahir sampai 2 jam pertama
setelah kelahiran sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.
1. Memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai adanya demam
3. Memastikan agar ibu mendapatkan
6 hari setelah
II cukup makanan, cairan dan istirahat
persalinan
4. Memastikan ibu menyusui dengan
baik, tidak ada penyulit
5. Memberi konseling pada ibu tentang
asuhan pada bayi, perawatan tali pusat,
menjaga bayi agar tetap hangat dan
perawatan bayi sehari-hari
2 minggu
III setelah (sama seperti 6 hari setelah persalinan)
persalinan
1. Mengkaji tentang kemungkinan penyulit

6 minggu setelah pada ibu


IV 2. Memberi konseling keluarga berencana
persalinan
(KB) secara dini
B Konsep Manajemen Kebidanan

Pengkajian

Tanggal : untuk mengetahui tanggal pengkajian dan menentukan umur bayi.


Jam : dikaji berdasarkan waktu pengkajian
Tempat : untuk memudahkan dalam pengkajian data-data sebelumnya.
No RM : untuk melengkapi rekam medik, untuk membedakan pasien satu

dengan yang lainnya dan memudahkan bidan untuk mencari data


pasien.

1. Data Subjektif

a. Identitas :

1) Nama : untuk mengenal, memanggil dan menghindari terjadinya


kekeliruan
2) Umur : untuk mengantisipasi pasti diagnose,masalah kesehatan
dan tindakan yang akan dilakukan
3) Agama : untuk mengetahui agama ibu dan sebagai dasar pada saat
memberikan asuhan yang berkaitan dengan spiritual
4) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu pada saat
memberikan asuhan
5) Pekerjaan : untuk mengetahui kegiatan/aktivitas ibu
6) Alamat : untuk mengetahui alamat ibu, sewaktu-waktu bila ada
masalah bisa langsung menghubungi keluarga di rumah. Pada
kasus ibu nifas dengan ASI tidak lancar umumnya mengeluh
payudara keras, ASI belum keluar, bayinya tidak puas setelah
menyusu, bayi sering menangis atau rewel, tinja bayi keras.
(Marmi, 2014).

b. Alasan Datang
untuk mengetahui alasan ibu datang ke tempat pelayanan kesehatan
c. Keluhan Utama

untuk mengetahui keluhan ibu saat datang, yang biasanya disampaikan oleh ibu
nifas adalah :
1) Rasa mules akibat kontraksi uterus, biasanya 2 hari post partum
2) Keluarnya lochea tidak lancar
3) Rasa nyeri jika ada jahitan perineum atau robekan pada jalan lahir
4) Adanya bendungan ASI
5) Rasa takut BAB dan BAK akibat adanya luaka jahitan
6) Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar
7) Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara merawat bayi

d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

perlu ditanyakan apakah ibu pernah menderita penyakit yang mungkin kambuh
saat nifas dan berpengaruh pada masa nifasnya, misalnya :

1) Kencing manis : memperlambat penyembuhan luka


2) Anemia : potensial menyebabkan HPP karena atonia uteri
3) Penyakit jantung : kemungkinan akan mengalami perdarahan post
partum karena kondisi ibu yang lemah dan infeksi nifas
4) TBC : resiko penularan pada bayi
5) Hepatitis : resiko penularan pada bayi

e. Riwayat Kesehatan Sekarang :

Apakah ibu sedang menderita penyakit menurun seperti kencing manis, darah
tinggi, jantung (dapat bertambah parah jika ibu menyusui) maupun TBC (dapat
menular ke bayi melalui kontak langsung dengan bayi), hepatitis (dapat menular
bayi melalui kontak langsung dengan sekret ibu)

f. Riwayat Kesehatan Keluarga :

Ditanyakan mengenai latar belakang kesehatan keluarga,terutama anggota


keluarga yang mempunyai penyakit menular dan tinggal dalam 1 rumah seperti
TBC dan hepatitis serta penyakit keluarga yang dapat diturunkan seperti
penyakit jantung, darah tinggi dan kencing manis yang mungkin diderita ibu
tanpa ibu mengetahui bahwa dia menderita penyakit tersebut.

g. Riwayat Haid :
Lama, banyaknya, keluhan dan siklus sebagai penunjang untuk memberikan
asuhan pada ibu tentang metode kontrasepsi

h. Riwayat Perkawinan :
Ditanyakan umur pertama nenikah, lama menikah untuk memberikan asuhan
secara tepat kepada ibu dan keluarganya.

i. Riwayat Obstetrik :

1) Kehamilan : usia kehamilan, apakah ada hipertensi


2) Persalinan : jenis persalinan normal, apakah plasenta manual/normal,
apakah ibu dirawat di RS/tidak, BBL dan PBL jalan lahir
dijahit atau tidak
3) Penolong : dikaji untuk mengetahui penolong persalinan ibu,
apakahditolong oleh tenaga kesehatan atau dukun yang
mempengaruhi keamanan dalam persalinan.
4) Lama persalinan : pada ibu primi lama persalinan kala I 13 jam, kala
II 1 jam, kala III 30 menit.
5) Komplikasi : pada ibu dan bayi agar dapat ditegakkan
asuhan yang tepat. Untuk sekarang tidak ada komplikasi
yang menyertai persalinan.
6) Ketuban : spontan atau amniotomi, setelah pembukaan lengkap
atau ketuban pecah dini, warna jernih atau keruh, bau
khas atau busuk, jumlah banyak atau sedikit. Apabila
keruh, hijau dan bercampur mkonium dapat menyebabkan
gawat janin.
7) Perdarahan : dikaji untuk mengetahui seberapa banyak darah yang
dikeluarkan saat persalinan, jika terlalu banyak darah
yang keluar bisa menyebabkan ibu shock.
8) Plasenta : apakah plasenta lahir spontan atau tidak, kotiledonnya
lengkap atau tidak.
9) Nifas : selama nifas ibu mengalami demam atau tidak, ibu

menyusui/tidak, adakah keluhan mules, perdarahan


aktif/tidak

j. Riwayat KB :

Kaji pengetahuan klien dan penanganan tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi


yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau
rencanapenambahan anggota keluarga dimasa mendatang (Nugroho, 2014). Pada
kasus ASI tidak lancar, estrogen yang ada dalam kontrasepsi oral yang
dikonsumsi ibu memberikan efek yang yang negatif terhadap produksi ASI,
yaitu produksi ASI akan menurun. Oleh sebab itu kontrasepsi yang mengandung
estrogen tidak dianjurkan bagi ibu yang menyusui. (Ummah, 2014).

k. Pola kebiasaan sehari-hari

1) Nutrisi :
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis
makanan, makanan pantangan. Pada kasus ASI tidak lancar, apabila ibu tidak
sehat, asupan makanannya kurang atau kekurangan darah untuk membawa
nutrient yang akan diolah oleh sel-sel acini payudara, hal ini akan
meyebabkan produksi ASI menurun. (Ummah, 2014). Nilai gizi ibu nifas
energi 2500-2700 kkal, protein 100 gr, lemak 87,4 gr, karbohidrat 433 gr,
dapat diperoleh dari 3x makan dengan komposisi 1½ piring nasi, 1 potong
daging sedang/telur/ayam/tahu/tempe, 1 mangkuk sayuran, buah dan minum
sedikitnya 3 liter.
2) Istirahat :
Tidur malam : ±7-8 jam untuk memulihkan kelelahan setelah
melahirkan
Tidur siang : ±1-2 jam untuk memenuhi kebutuhan tidur malam
yang kurang.
3) Aktivitas :
Early ambulation dimulai sejak 2 jam PP, dimulai miring kanan kiri, duduk
dan berjalan di sekitar tempat tidur. Bila tidak ada keluhan mulai belajar
berjalan seperti biasa.
4) Eliminasi :
BAK : harus bisa dalam 6 jam post partum, bila 8 jam post
partum belum BAK dirangsang dengan air mengalir, kompres
hangat, dan lain-lain. Bila tidak bisa lakukan kateterisasi.
BAB : jika pada hari ke 3 belum BAB berikan laxansia disertai
diet tinggi serat (sayur-sayuran,buah-buahan).
5) Pola pemberian ASI :
Setelah 30 menit bayi lahir, sebaiknya pemberian ASI sudah dimulai.
Pemberian ASI tiap 2 jam dan sebaiknya diberikan sampai 6 bulan tanpa
pemberian PASI.
6) Kebersihan :
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama daerah getalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.
Pada kasus ASI tidak lancar kebersihan dan perawatan payudara penting
karena memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran
susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI (Astutik, 2014). Mandi untuk
kebersihan seluruh tubuh, minimal 2x sehari, ganti pakaian setiap selesai
mandi dan jika terasa lembab atau berkeringat, ganti celana dalam dan
pembalut setidaknya 2x sehari dan jika terasa lembab.

l. Data Psikososial

1) Psikologi :
perubahan psikologi ibu pada hari ke 1 adalah fase taking in, yaitu :
ibu tergantung pada orang lain dan terfokus pada dirinya sendiri, belum pada
bayinya. Ibu sangat membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya.
Hal ini berlangsung pada hari ke 1 dan 2.
2) Sosial :
hubungan ibu dengan keluarga/suami, baik atau tidak
m. Latar Belakang Sosial Budaya :

Psikososial budaya digunakan untuk mengetahui respon ibu dan keluarga


terhadap bayinya. Menjelaskan pengkajian psikologis meliputi respon keluarga
terhadap ibu dan bayinya, respon ibu terhadap bayinya, dan respon ibu terhadap
dirinya (Ambarwati dan Wulandari, 2009). Pada kasus ASI tidak lancar apabila
kejiwaan ibu selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri, dan
berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI (Ummah,
2014). Pada sosial budaya perlu informasi apakah ada kebiasaan yang
mempengaruhi masa nifas antara lain pantang terhadap makanan atau tindakan-
tindakan tertentu.

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum :
1) Keadaaan umum :
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan. Hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan kriteria :
a) Baik
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika pasien memperlihatkan
respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik
pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan.
b) Lemah
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidk
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta
pasien sudah tidak mampu untuk berjalan sendiri. (Sulistyawati, 2009)
2) Kesadaran :
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat
melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan
composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (tidak dalam
keadaan sadar) (Sulistyawati, 2013).
3) Nadi : 60-90 x / menit
4) Tekanan darah :
Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat tensimeter dan stetoskop.
Tekanan darah normal, sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolik
antara 70 sampai 90 mmHg (Astuti, 2012).
5) Pernafasan :
Frekuensi pernapasan yang normal berada dalam rentang 20-30 x/ menit
(Handayani dan Wulandari, 2011). Fungsi pernapasan kembali pada
rentang normal wanita selama jam pertama pasca partum (Nugroho dkk,
2014).
6) Suhu :
Dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5o-37,5oC (Astuti, 2012).
Pada ibu nifas dikatakan normal bila kenaikannya tidak melebihi 0,50 oC
dan di bawah 38oC. Biasanya sekitar hari ke-2 dan ke-3 pada saat terjadi
produksi ASI, suhu tubuh naik lagi (Astutik, 2014).

b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi :
1) Kepala :
Untuk mengetahui bagaimana keadaan kulit kepala pada rambut untuk
menilai warna, kelebatan, distribusi, dan karakteristik lainnya
(Winkjosastro, 2010).
2) Rambut :
Untuk mengetahui warna rambut, kotor atau tidak, mudah rontok atau tidak
(Winkjosastro, 2010).
3) Muka
Keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan, adakah oedema
(Winkjosastro, 2010).
4) Mata
Meliputi pemeriksaan: conjungtiva, sklera, dan oedema (Astuti, 2012).
5) Hidung
Meliputi pemeriksaan secret dan polip (Astuti, 2012). Ada sekret/tidak,tidak
ada pernafasan cuping hidung.
6) Telinga
Meliputi pemeriksaan tanda infeksi, serumen, dan kesimetrisan (Astuti,
2012).
7) Mulut dan gigi
Meliputi pemeriksaan keadaan bibir, stomatitis, epulis, karies, dan lidah
(Astuti, 2012). Bibir lembab, tidak pucat, stomatitis ada/tidak, caries gigi
ada/tidak.
8) Leher
Meliputi pemeriksaan pembesaran kelenjar limfe, pembesaran kelenjar tiroid,
dan bendungan vena jugularis atau tumor (Astuti, 2012).
9) Dada dan Mammae
Pengkajian payudara pada periode awal pascapartum meliputi penampilan,
pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola, dan
integritas puting, posisi bayi pada payudara, pembengkakan, benjolan,
nyeri, dan adanya sumbatan duktus, kongesti, dan tanda-tanda mastitis
potensial (Nugroho, 2014). Pada kasus ibu nifas dengn ASI tidak lancar
biasanya kesan umum tampak kencang dan teraba keras, puting susu
menonjol, aerola kehitaman, kolostrum dan ASI belum keluar (Handayani,
2014). Auskultasi : Ronchi (-), wheezing(-), rales (-)
10) Abdomen dan uterus
Evaluasi abdomen terhadap involusi uterus, teraba lembut, tekstur Doughy
(kenyal), musculus rectus, abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis
recti dan kandung kemih, distensi, striae. (Nugroho,2014).
11) Genital
Pengkajian perinium terhadap memar, oedema, hematoma, penyembuhan
setiap jahitan, inflamasi. Pemeriksaan tipe, kuantitas dan bau lokhea.
Pemeriksaan anus terhadap adanaya hemoroid (Nugroho, 2014).
12) Ekstremitas

Pemeriksaan ekstremitas terhadap adanya oedema, nyeri tekan atau panas


pada betis, adanya tanda homan, refleks (Nugroho, 2014). Refleks patella
(–/+)

2. Identifikasi Masalah
Pada langkah ini, dilakukan identifikasi sesuai masalah kesehatan yang
dikeluhkan/dikhawatirkan/dialami pasien
Dx : P… Ab… dengan post partum normal hari …
Ds : Ibu telah melahirkan anak ke - …. pada tanggal ….
Do :
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 100/70 – 130/90 mmHg
N : 80-88 x/menit
S : 36.5 – 37.5 ºC
RR : 16 – 24 x/menit
Payudara membesar, kolostrum sudah keluar/belum
Tinggi TFU

3. Masalah Potensial
Pada diagnosa potensial ini digunakan untuk mengidentifikasi diagnosis yang
sudah diidentifikasi, oleh sebab itu membutuhkan antisipasi pencegahan serta
pengawasan pada ibu nifas.

4. Identifikasi Kebutuhan Segera


Pada identifikasi kebutuhan segera, dilakukan identifikasi segera oleh bidan
untuk dikonsultasikan segera dan ditangani bersama oleh tenaga kesehatan
lainnya (dokter obgyn, ahli gizi dan laboraturium) atau dirujuk sesuai dengan
kondisi pasien.

5. Intervensi
Pada langkah ini dilakukan perencanaan secara menyeluruh yang ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya yang telah diidentifikasi atau diantisipasi dan
dikembangkan dengan memberikan asuhan rasional berdasarkan teori sesuai
keadaan pasien.
Dx : P… Ab… jam/hari Post Partum dengan riwayat persalinan.....
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :

6. Implementasi
Pelaksanaan secara efisien dan aman dari perencanaan yag telah dibuat dan
memastikan langkah-langkah dalam perencanaan benar-benar dilaksanakan.
Pelaksanaan ini bisa dilakukan sendiri maupun kolaborasi dengan tim kesehatan
(sesuai masalah pasa pasien) tetapi bidan tetap memegang tanggung jawab dan
mengarahkan pelaksanaan atas apa yang dilakukan pada pasien.

7. Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui kebutuhan bantuan asuhan kebidanan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi
dalam suatu diagnosa atau masalah.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A Pengkajian Data
Tanggal : 16 November
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Wonosari
Oleh : Iim Murtiawani

1. Data Subjektif
a. Identitas
Nama Ibu : Ny. W Nama Suami : Tn.S
Umur : 30 Tahun Umur : 36 Tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Karyawan pabrik
Alamat : Tumpangrejo Alamat : Tumpangrejo
b. Alasan Datang
Ibu ingin melakukan kontrol setelah melahirkan sesuai jadwal yang
telah ditentukan bidan
c. Riwayat Kesehatan
1) Lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit asma, tekanan darah tinggi,
kencing manis, penyakit kuning, jantung serta PMS, merasa lemah,
letih, lesu, lelah dan lalai (anemia), ibu tidak pernah menderita
penyakit yang mengharuskan di rawat di rumah sakit.
2) Sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit asma, tekanan darah tinggi,
kencing manis, penyakit jantung serta PMS. Ibu tidak ada alergi
obat.
3) Keluarga
Dalam keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit asma,
tekanan darah tinggi, kencing manis, penyakit kuning, jantung serta
PMS
d. Riwayat Menstruasi
Lama : 6 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
Keputihan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
e. Riwayat Pernikahan
Pernikahan ke : satu
Usia menikah : 21 Tahun
Lama menikah : 9 Tahun
f. Riwayat obstetri yang lalu
1) Kehamilan
Ibu jarang periksa di bidan, pada saat awal kehamilan ibu
mengeluhkan mual dan muntah,pada saat ibu periksa di bidan
diberikan vitamin dan diminum sampai habis.
2) Persaliann
Ibu melahirkan normal di dukun pada usia kehamilan 9 bulan, jenis
kelamin perempuan, pada saat setelah bayi lahir bidan datang, berat
badan bayi 2100 gram.
3) Nifas
Selama masa nifas ibu tidakmengalami tanda bahaya nifas (demam
lebih 2 hari, payudara bengkak, bengkak di tangan, wajah dan kaki
sampai kejang, perdarahan dari jalan lahir). Ibu menyusui selama 2
tahun.
g. Riwayat obstetri sekarang
1) Kehamilan
Ibu memeriksakan kehamilannnya secara rutin di bidan, ibu
mengetahui kehamilannya pada usia kehamilan 2 bulan, ibu
mendapatkan vitamin dan tambah darah, ibu rutin meminumnya,
pada saat awal kehamilan ibu mengeluhkan mual dan muntah saat
kehamilan tua ibu mengeluhkan nyeri punngung, ibu diberikan
penjelasan mengenai makan, minum, istirahat, tanda bahaya serta
persiapan persalinan.
2) Persalinan
Ibu melahirkan normal saat usia kehamilan 9 bulan di bidan, ibu
tidak diinfusdan ari-ari tidak dirogoh, BB:2500 gram, PB:48cm,
jenis kelamin laki-laki, bayi menangis kuat.
3) Nifas
Pada saat ibu dirumah selama 6 hari ibu tidak mengeluhkan apapun
serta ibu menyusui secara eksklusif.
h. Riwayat KB
Setelah melahirkan anak pertama ibu memakai KB suntik 3 bulan, ibu
menggunakan KB setelah masa nifas sekitar 2 bulan setelah melahirkan,
rencana KB setelah melahirkan anak kedua ini menggunaan KB suntik
3 bulan karena ibu ingin menyusui secara eksklusif.
i. Riwayat psikososial dan budaya
1) Psikologi
Ibu sudah bisa menerima kondisinya, sudah bisa merawat bayinya.
sendiri
2) Sosial
Ibu tinggal di rumah dengan keluarga inti, dalam pengambilan
keputusan adalah ibu atu suami, salam pandangan keluarga serta
tetangga ibutentang tidak boleh tidur siang serta tidur harus dengan
posisi setengah duduk merupakan mitos.
3) Budaya
Pada saat masa nifas dalam keluarga ibu tidak ada pantang makan,
ada budaya sepasaran, serta memakai bebat perut.
j. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Ibu makan sehari 3 kali dengan porsi 1 centong nasi, sayur sawi
atau sop 2 sendok besar denganlauk tempe atau tahu atau tongkol 1
potong, ibu alergi telur, ibu minum  7 gelas perhari dan tidak ada
keluhan.
2) Eliminasi
Ibu sudah bisa BAB pada 2 hari setelah persalinan dan rutin pad
hari selanjutnya, ibu sudah bisa BAK pada saat setelah persalinan
dan lancar setiap hari.
3) Istirahat
Ibu tidur malam  5-6 jam ibu harus terbangun untuk menyusui
anaknya dan mengganti popok, ibu istirahat siang apabila bayi juga
tidur.
4) Aktivitas
Ibu sudah melakukan aktivitas seperti biasanya, seperti menyapu,
memasak serta sudah bisa merawat bayinya sendiri.
5) Personal hygiene
Ibu mencuci tangan sebelum menyusui dan ibu membersihkan
kemaluannya dari depan ke belakang dan mengeringkannya hingga
kering.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
TD : 100/70 mmHg
N : 80 kali/menit
S : 37 c
RR : 20 kali/menit
BB : 48 kg
LILA : 23 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Muka : tidak pucat, tidak odema
Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe, serta tidak teraba pembesaran vena
jugularis
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, tidak kemerahan, puting
susu menonjol, ASI sudah keluar
Abdomen : tidak teraba luka beas operasi, kontraksi uterus baik,
TFU pertengahan sympisis dan pusat, diastasis 1 jari
Genetalia : pengeluaran lochea sanguilenta, tidak tampak odema dan
varises, tidak ada bekas jahitan dan perineum bersih
Anus : tidak tampak hemorhoid
Ekstremitas : tidak tampak varises, tidak terdapat odema pada kedua
kaki, tidak ada tanda homan
c. Pemeriksaan penunjang
HB : 12,1 gr/dl
B Identifikasi Diagnosa dan Masalah
DX : P2Ab0 6 hari post partum fisiologis
DS :-ini merupakan anak kedua ibu
-bersalin tanggal 20 februar 2020
-ibu tidak pernah mengalami keguguran
DO : Keadaan umum : baik
TD :100/70 mmHg
N : 80 kali/menit
RR : 20 kali/menit
BB : 48 kg
Muka : tidak pucat, tidak odema
Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, tidak kemerahan, puting
susu menonjol, ASI sudah keluar
Abdomen : tidak teraba luka beas operasi, kontraksi uterus baik,
TFU pertengahan sympisis dan pusat, diastasis 1 jari
Genetalia : pengeluaran lochea sanguilenta, tidak tampak odema dan
varises, tidak ada bekas jahitan dan perineum bersih
Ekstremitas : tidak tampak varises, tidak terdapat odema pada kedua
kaki, tidak ada tanda homan
C Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Tidak ditemukan masalah potensial
D Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada masalah potensial sehingga tidak dibutuhkan pemenuhan segera
B Intervensi
DX : P2Ab0 6 hari post partum fisiologis
Tujuan : diharapkan setelah diberikan asuhan kebidanan pada masa nifas dapat
berjalan normal tanpa adanya komplikasi
KH : Keadaan umum : baik
TD : <140/90 mmHg
N : 60-100 kali/menit
S : 36,5-37,5 c
RR : 16-24 kali/menit
Muka : tidak pucat, tidak odema
Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda (tidak
anemis)
Payudara : ASI sudah keluar
TFU : 1 minggu post partum pertengahan antara
sympisis dan pusat
Lochea : 3-7 hari post partum, lochea sanguilenta (merah
kekuningan)
Ibu dapat menyusui bayinya dengan baik dan benar, lochea sanguilenta
(merah kekuningan), ibu dapat menyusui bayinya dengan baik dan
benar, dapat melakukan perawatan bayi baru lahir, mengetahui
kebutuhan masa nifas dan tidak ada tanda komplikasi masa nifas.
Intervensi :
1. Jelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan pada ibu
R/informasi yang tepat akan membuat ibu mengerti keadaannya dengen
menjelaskan asuhan yang akan diberikan sebagai bentuk inform consent
2. Ajarkan dan jelaskan manfaat senam nifas
R/senam nifas dapat memperlancara peredaran darah, mengencangan otot-
otot setelah melahirkan, mempercepat pulihnya kesehatan dan
memperlancar produksi ASI
3. Ingatkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
R/dengan perawatan payudara dapat mengenyalkan payudara,
menghindarkan dari puting lecet dan memperlancar ASI
4. Ingatkan cara menyusui yang benar
R/menghindarkan puting susu lecet dan kebutuhan bayi terpenuhi secara
maksimal
5. Diskusikan mengenai pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan
R/pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan memiliki banyak manfaat
diantaranya sebagai antibodi atau kekebalan pada bayi
6. Diskusikan tanda bahaya nifas diantaranya pusing yang berlebih, perdarahan
pervaginam, bengkak pada muka dan kaki, demam lebih dari 2 hari,
payudara bengkak, ibu terlihat sedih, murung dan menangis
R/dengan mengetahui tanda bahaya masa nifas akan membuat ibu lebih
waspada pada dirinya, ibu dapat mendeteksi dengan perubahan yang terjadi
padanya jka sewaktu-waktu muncul tanda diatas dapat dibawa dengan
segera pada tenaga kesehatan
7. Jelaskan cara mengkonsumsi tablet tambah darah dan vitamin untuk
melancarkan ASI
R/cara minum obat yang benar akan membuat obat bekerja secara efektif
sehingga membuat kondidi ibu stabil seperti semula
8. Jadwalkan kunjungan ulang pada minggu kedua setelah persalinan atau pada
2 minggu setelah persalinan atau pada saat ada keluhan
R/kunjungan ulang ditujukan untuk memeriksa keadaan ibu dan bayi
C Implementasi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan den rencana asuhan yang akan diberikan
pada ibu
2. Mengingatkan cara perawatan payudara yaitu mengompres puting susu
menggunakan baby oil selama 3-5 menit lalu membersihkannya, meletakkan
2 jari ibu diatas dan dibawah puting susu kemudian meregangkan kearah
kanan, kiri, atas, bawah sebanyak 20 kali, mengoleskan minyak pada kedua
telapak tangan atau pada payudara lalu memutar telapak tangan mulai
pangkal ke bawah dan dilepaskan sebanyak 15 kali, mengurut payudara
dariarah pangkal ke puting susu mulai dari atas, samping dan bawah
menggunakan tepi telapak tangan dan ruas-ruas jari tangan secara
bergantian, mengompres payudara dengan air hangat kemudian dinginsecara
bergantiandengan kompres terakhir dengan air hangat lalu
mengeringkannya, serta melibatkan suami dalam pemijatan oksitosin mulai
dari tulang leher paling menonjol hingga batas payudara dipijat secara
melingkar menggunakan ibu jari
3. Mengingatkan dan menjelaskan teknik menyusui yang baik dan benar yakni
seluruh tubuh bayi berdekatan dan terarah pada ibu (perut bayi menempel
pada perut ibu), mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara, sebagian
areola masuk pada mulut bayi (bagian hitam disekitar puting), dapat dilihat
hisapan lamban dan dalam serta menelan, bayi terlihat senang dan tenang,
ibu tidak merasakan nyeri pada puting susu
4. Mendiskusikan mengenai pemberian ASI eksklusif selama 6 bulankepada
bayinya tanpa makan dan minuman tambahan untuk kekebalan dan
tumbuhkembang bayi
5. Menjelakan tanda bahaya masa nifasyaitu perdarahan lewat jalan lahir, atau
sakit kepala dan kejang-kejang , demam lebih dari 2 hari,payudara bengkak
merah disertairasa sakit, ibu terlihat murung, sedih, menangis tanpa sebab
(depresi). Jika sewaktu-waktu muncul tanda diatas dapat segera dibawa pada
tenaga kesehatan
6. Menjelaskan ibu mengkonsumsi tablet tambah darah dan vitamin pelancar
ASI yang diminum 1 kali sehari
7. Menjadwalkan kunjungan ulang ibu pada minggu kedua setelah persalinan
atau pada 2 minggu setelah persalinan atau pada saat ada keluhan

D Evaluasi
Ibu memahami penjelasan yang disampakan, ibu dapat mempraktikkan cara
menyusi yang benar serta mengulang penjelasan mengenai perawatan payudara,
ASI eksklusif tanpa makanan tambahan, tanda bahaya nifas serta ibu akan
meminum obat dari bidan dan melakukan kunjungan 1 bulan lagi atau jika ada
keluahan
BAB IV
PEMBAHASAN

Masa nifas atau puerperium adalah masa pemulihan kembali, dimulai sejak 1
jam pertama setelah lahirnya plasenta sampai 42 hari dimana pada masa itu terjadi
pemulihan keadaanalat kandungan seperti saat sebelum terjadi kehamilan
(Prawirohardjo, 2014). Pelayanan masa nifas diperlukan karena karena merupakan masa
pemulihan kembali. Pemerintah menetapkan program kunjungan nifas minimal 4 kali
yaitu 6-8 jam post partum, 6 hari post partum, 2 minggu post partum dan 6 minggu post
partum.
Pada Ny.W diperoleh data ingin melakukan kontrol setelah melahirkan sesuai
jadwal yang ditentukan bidan, ini merupakan anak kedua ibu, bersalin pada tanggal 20
februari 2020, ibu tidak pernah mengalami keguguran. Data objektif diperoleh hasil
pemeriksaan tanda-tanda vitaldalam batas normal dan hasil pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan, pemeriksaan TFU ibu diantara pertengahan sympisis dan pusat
sesuai dengan teori menurut masa involusi 1 minggu pertengahan sympisis dan pusat
(Rukiyah, 2018). Pengeluaran pervaginam lochea sanguilenta yang berwarna merah
kekuningan sesuai dengan teori bahwa 3-7 hari post partum yaitu lochea sanguilenta
yang berwarna merah kekuningan.
Berdasarkan data subjektif dan objektif dapat ditegakkandiagnosa P2Ab0 6 hari
post partum fisiologis. Dari data yang didapatkan tidak ditemukan masalah potensial
dalam kebutuhan segera. Rencana asuhan yang diberikan pada ibu yaitu jelaskan hasil
pemeriksaan dan asuhan yang diberikan pada ibu, ajarkan dan jelaskan manfaat senam
nifas, ingatkan ibu untuk melakukan perawatan payudara, ingatkan cara menyusui yang
benar, diskusikan mengenai pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, diskusikan
tanda bahaya nifas diantaranya pusing yang berlebih, perdarahan pervaginam, bengkak
pada muka dan kaki, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak, ibu terlihat sedih,
murung dan menangis, jelaskan cara mengkonsumsi tablet tambah darah dan vitamin
untuk melancarkan ASI, jadwalkan kunjungan ulang pada minggu kedua setelah
persalinan atau pada saat ada keluhan. Namun dari 8 intervensi hanya 7 asuhan yang
dapat terimplementasikan karena keterbatasan ruang dan waktu. Evaluasi didapatkan
ibu dapat memahami penjelasan yang disampaikan, ibu dapat mempraktikkan cara
menyusui yang benar serta mengulang penjelasan mengenai perwatan payudara. ASI
eksklusif tanpa makanan tambahan, tanda bahaya nifas serta ibu akan meminum obat
dari bidan dan melaukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan. Evaluasi
untuk jangka panjang komplikasi yang meneyertai masa nifas. Dari kasus Ny.W setelah
dibangdingkan dengan teori tidak ada kesenjangan.

BAB V
A Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas yaitu Ny.W di
Puskesmas Wonosari. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penulis mampu melaksanakan pengkajian data ibu nifas pengkajian tersebut
didapat dari pengumpulan data subjektif ibu ingin melakukan kontrol
setelah melahirkan sesuai jadwal yang ditentukan bidan. Data objektif TD :
100/70 mmHg, S: 37c,N : 80 kali/menit, RR : 20 kali/menit, TFU
pertengahan sympisis dan pusat, diastasis rectus abdominalis 1 jari.
2. Dari data yang diperoleh ditegakkan diagnosa P2Ab0 6 hari post partum
fisiologis
3. Penulis mampu menegakkan masalah potensial yang tidak menyebabkan
potensial terjadi hal lain karena data tidak mendukung
4. Penulis mampu merencanakan tindakan segera yang mana pada ibu nifas
Ny.W tidak membutuhkan tindakan segera
5. Penulis mampu menyusun rencana asuhan terhadap Ny.W yaitu senam
nifas, perawatan payudara, cara menyusui yang benar, ASI eksklusif, tanda
bahaya nifas, konsumsi obat, jadwal kunjungan ulang
6. Penulis mampu melaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan yang telah
direncanakan berupa pemenuhan dasar ibu nifas
7. Penulis mampu mengevaluasi asuhan pada Ny.W ibu memahami penjelasan
yang disampaikan, ibu memahami kondisinya, ibu bersedia melakukan
ajaran yang telah disampakan
B Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan mampu menambah pengetahuan dan ketrampilan asuhan
kebidanan pada ibu nifas
2. Bagi klien
Diharapkan mampu mengurangi masalah yang sedang dialamiterkait nifas

Anda mungkin juga menyukai