Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. S UK 27-29 MINGGU


DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI PMB IIM MURTIAWANI
DI WONOSARI

Oleh :
IIM MURTIAWANI
NIM. 2082B0025

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


IIK STRADA INDONESIA
2020
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN


Malang, 2020
KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. S
G1 P0 A0 UK 27-29 MINGGU DENGAN
Mahasiswa

IIM MURTIAWANI
KEHAMILAN NORMAL ” di PMB Iim Murtiawani telah disetujui oleh pembimbing
penyusunan Asuhan pada :

Hari/tanggal : …..,…….. 2020

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

PUTRI EKA SEJATI, S.ST., M.Kes SUSILAWATI A.Md. Keb

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
bimbingan-Nya, sehingga dapat tersusun Laporan “Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Normal” di lingkungan Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA

Laporan Asuhan Kebidanan yang diwajibkan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi

Bidan IIK STRADA INDONESIA yang akan menyelesaikan pendidikan Profesi. Dengan

laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa pembimbing serta petugas kesehatan

dalam pemberian Asuhan Komperhensif terhada ibu hamil

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Akhimya kami berharap laporan ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dan dapat

dipertanggungjawabkan secara akademik, sehingga dapat menambah khasanah perpustakaan di

lingkungan Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA

Kediri , ……2020

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut (Saifudin, 2009) dalam Walyani (2015) menjelaskan bahwa kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung saat fertlisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10/9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester I berlangsung dalam
12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
Hasil Survey Dermografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 tercatat AKI di
Indonesia sebesar 205 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Timur tahun 2017 angka kematian ibu (AKI) cenderung meningkat pada dua
tahun terakhir. Tahun 2016 targer AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun
2017 AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 91,92 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 mencapai 91 per 100.000 kelahiran
hidup. AKI di Kabupaten Malang sebesar 46,48 per 100.000 kelahiran hidup atau kematian
ibu. Pada tahun 2017 di Kabupaten Malang sebanyak 18 orang, dan pada tahun 2018
sebanyak 17 orang. AKI dipengaruhi status kesehatan. Sekitar 75% dari total kasus
kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan, komplikasi
persalinan dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2014).
Pada trimester kedua akan terjadi beberapa ketidaknyamanan yang dirasakan oleh
ibu hamil diantaranya keputihan, edema, hemorrhord, gusi berdarah, sering BAK dan
varises pada kaki dan vulva. Keputihan terjadi karena peningkatan produksi lendir sebagai
akibat dari peningkatan kadar esterogen. Edema terjadi karena pembesaran uterus, gusi
berdarah disebabkan peningkatan aliran darah dan pergantian sel-sel epithel gusi lebih
cepat. Sering BAK tekanan uterus yang membesar pada kandung kemih. Varises pada kaki
dan vulva dikarenakan peningkatan hormon esterogen berakibat jaringan elastik menjadi
rapuh dan peningkatan jumlah darah di bagian bawah.
Upaya menurunkan AKI yaitu dengan menggunakan standar asuhan IOT yaitu
pengukuran tinggi badan, berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran LILA,
pengukuran tinggi rahim, pemantauan letak janin dan OJJ. Penentuan status TT, pemberian
tablet tambah darah, tes laboratorium, konseling dan tatalaksana (pengobatan). Pengukuran
tinggi badan dilakukan cukup satu kali. Tinggi badan < 145 kemungkitan terjadi pinggul
sempit, penimbangan berat badan setiap kali periksa. Sejak bulan ke-4 penambahan berat
badan paling sedikit 1kg/bulan. Pengukuran tekanan darah normalnya 120/80 MMHg jika
lebih atau 140/90 MMHg resiko hipertensi dalam kehamilan. LILA normalnya 23,5. Jika
kurang ibu hamil menderita KEK dan beresiko melahirkan bayi berat lahir rendah.
Pengukuran TFU untuk menentukan kesesuaian usian kehamilan. Penentuan letak janin,
presentasi janin dan perhitungan DJJ apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala
kemungkinan ada kelainan letak. DJJ normalnya 12-160 kali/menit. Penentuan status TT
imunisasi TT lengkap ditulis T5, pemberian tablet tambah darah diberikan minimal 90 hari,
tes laboratorium meliputi tes golongan darah, tes HB, tes pemeriksaan urin, tes pemeriksaan
darah sesuai indikasi seperti malaria, HIV, Sifilis dan lain-lain. Konseling atau penjelasan
meliputi perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan, IMO, asi ekslusif,
KB dan imunisasi. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan jika ibu mempunyai masalah
kesehatan pada saat hamil. Seusia dengan Permenkes Republik Indonesia nomor 28 tahun
2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.
Oleh karena itu pelayanan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Ibu hamil
harus diberikan perhatian khusus dan selalu disarankan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan ke fasilitas kesehatan sebagai peningkatan taraf hidup sehat dan lebih baik di
masa yang akan datang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan kehamilan trimester II dengan
metode pendekatan 7 langkah varney sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil trimester II dengan kehamilan
fisiologis.
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada ibu hamil dengan kehamilan fisiologis
trimester II
c. Mengidentifikasi masalah potensial pada klien dengan kehamilan fisiologis
trimester II
d. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada ibu hamil trimester II
e. Membuat rencana Asuhan atau intervensi sesuai kebutuhan klien ibu hamil
trimester II
f. Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan
g. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan
h. Mendokumentasikan Asuhan Kebidanan kehamilan fisiologis trimester II

C. Metode Pengumpulan Data


1. Anamnesa
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati dan memperoleh data-data yang
berkaitan dengan klien yang mengacu pada keterangan yang diberikan klien melalui
tanya jawab.
2. Observasi
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati dan memperoleh gambaran umum
keadaan klien.
3. Pemeriksaan
Dilakukan untuk mendapat data pasti tentang keadaan klien.
4. Studi Kasus
Data yang diperoleh, diambil, dilihat serta mempelajari kasus dan rekam medis.
5. Studi Pustaka
Kegiatan untuk memperkaya pengetahuan ilmiah yang mendukung pelaksanaan studi
kasus yang dilakukan dengan cara membaca buku untuk dijadikan referensi dalam
melakukan asuhan.

D. Daftar Isi
Lembar Judul
Pengesahan
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Metode Pengumpulan Data
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori
B. Konsep Manajemen Kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
B. Identifikasi diagnosa
C. Identifikasi Masalah Potensial
D. Identifikasi kebutuhan segera
E. Intervensi
F. Implementasi
G. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan Trimester III


1. Pengertian Kehamilan Trimester III
Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari minggu ke
28 sampai minggu ke 40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah
terbentuk. Hingga pada minggu ke 40 pertumbuhan dan perkembangan utuh
telah dicapai (Manuaba, 2010). Kehamilan trimester III merupakan kehamilan
dengan usia 28 sampai 40 minggu dimana merupakan waktu mempersiapkan
kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada
kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian (Vivian, 2011).
B. Perubahan Fisiologis Trimester III
Menurut Vivian (2011) Perubahan fisiologi pada masa kehamilan
Trimester III adalah :
a. Minggu ke 28 atau bulan ke 7
Fundus berada dipertengahan antara pusat dan sifoudeus. Hemoroid mungkin
terjadi. Pernapasan dada menggantikan pernapasan perut. Garis bentuk janin
dapat dipalpasi. Rasa panas perut mungkin terasa.
b. Minggu ke 32 atau bulan ke-8
Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan nyeri tekan. Sering
BAK mungkin kembali terjadi. Selain itu, mungkin juga terjadi dispnea.
c. Minggu ke 38 atau bulan ke 9
Penurunan bayi ke dalam pelvis atau panggul ibu (lightening). Plasenta setebal
hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5-0,6 kg. Sakit
punggung dan sering BAK meningkat. Braxton Hicks meningkat karena
serviks dan segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan.
3. Perubahan Psikologis Trimester III
Menurut Sulistyawati (2013:77) Perubahan psikologis pada masa
kehamilan Trimester III , yaitu:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun

4. Ketidaknyamanan Trimester III


Menurut Romauli (2011:149) Ketidaknyamanan ibu hamil pada
Trimester III, adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Frekuensi berkemih
Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering dialami
wanita primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning yaitu bagian
presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan tekanan
langsung pada kandung kemih. Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan
oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung
kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan mengakibatkan
frekuensi berkemih meningkat (Manuaba, 2010).
Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana
terjadi peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya
merupakan akibat kompresi pada kandung kemih. Pada trimester III kandung
kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra
memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas.
Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih
dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih
menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal
ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat
yang sama pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa
ingin berkemih meskipun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.
Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering buang air
kecil yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria. Untuk
mengantisipasi terjadinya tanda-tanda bahaya tersebut yaitu dengan minum
air putih yang cukup (± 8-12 gelas/hari) dan menjaga kebersihan disekitar
alat kelamin. Ibu hamil perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin
yaitu dengan gerakan dari depan kebelakang setiap kali selesai berkemih
dan harus menggunakan tissue atau handuk yang bersih serta selalu
mengganti celana dalam apabila terasa basah.
Penatalaksaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester III
dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering kencing,
kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan, perbanyak minum pada
siang hari dan kurangi minum di malam haru jika mengganggu tidur, hindari
minum kopi atau teh sebagai diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk
meningkatkan diuresis dan tidak perlu menggunakan obat farmakologis
(Hani, 2011) .
b. Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan pada
kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan
perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan
sikap ini dapat menimbulkan spasmus.
c. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan meningkatkan
karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak
nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan
diafragma. Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm
selama kehamilan.
d. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada
saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema
pada kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus
dibedakan dengan edema karena preeklamsi.
e. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan
hingga trimester III.
Penyebab :
1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot
halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron
dan tekanan uterus.
3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar.
f. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio dan
fosfor. Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah
panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati
foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
g. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang semakin
membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadi
konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus
diperlambat oleh tingginya kadar progesterone (Romauli, 2011).
Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan
sumbatan/impaksi dari massa feses yang keras (skibala). Skibala akan
menyumbat lubang bawah anus dan menybabkan perubahan besar sudut
anorektal. Kemampuan sensor menumpul, tidak dapat membedakan antara
flatus, cairan atau feses. Akibatnya feses yang cair akan merembes keluar .
skibala juga mengiritasi mukosa rectum, kemudian terjadi produksi cairan
dan mukus yang keluar melalui sela-sela dari feses yang impaksi (Romauli,
2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan keluhan konstipasi
adalah tingkatkan intake cairan minimum 8 gelas air putih setiap hari dan
serat dalam diet misalnya buah, sayuran dan minum air hangat, istirahat
yang cukup, melakukan olahraga ringan ataupun senam hamil, buang air
besar secara teratus dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011 : 55).
h. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan
posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada
saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal
pada jari-jari.
i. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,
pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan.
5. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III
Menurut Romauli (2011) Semakin tuanya usia kehamilan, kebutuhan fisik
maupun psikologis ibu juga mulai beragam dan harus terpenuhi. Kebutuhan fisik
maupun psikologis ibu hamil dijabarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
1) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil.
Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil hingga akan
mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan
berpengaruh pada bayi yang dikandung. Konsul dokter bila ada kelainan
atau gangguan pernapasan seperti asma dan lain-lain.
2) Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil
seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi,
dan minum cukup cairan (menu seimbang).
a) Kalori
Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan makanan yang
banyak banyak mengandung hidrat arang adalah golongan padi-padian
(misalnya beras dan jagung), golongan umbi-umbian (misalnya ubi dan
singkong), dan sagu.
b) Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.
Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan
lahir lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi
adalah susu. Sumber lain meliputi sumber protein hewani (misalnya
daging, ikan, unggas, telur dan kacang) dan sumber protein nabati
(misalnya kacang-kacangan seperti kedelai, kacang tanah, kacang tolo,
dan tahu tempe).
c) Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan sehari-hari yaitu
buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa
terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini
dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, forofumarat atau
feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembar atau pada wanita yang
sedikit anemia dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan kalsium
umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi
mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.
d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan buah-buahan,
tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat terbukti
mencegah kecacatan pada bayi.
3) Kebutuhan Personal Higiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua
kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak
keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah
dada, daerah genetalia). Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat
perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu
kekurangan kalsium.
4) Kebutuhan Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan
banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong.
Meminum air putih hangat ketika dalam keadaan kosong dapat merangsang
gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah
untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil
merupakan keluhan utama yang dirasakan oleh ibu hamil, terutama trimester
I dan III, hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis.
5) Kebutuhan Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir
kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi
berhubungan seks selama 14 hri menjelang kelahiran. Koitus tidak
diperkenankan bila terdapat perdararahan pervaginan,riwayat abortus
berulang, abortus/ partus prematurus imminens, ketuban pecah sebelumnya
waktunya.
6) Kebutuhan Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan
rumah dengan dan secara berirama dengan menghindari gerakan menyentak,
sehinggga mengurangi ketegangan padatubuh dan menghindari kelelahan.
7) Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur karena
dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
perkembanagan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selma
kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rilaks pada siang hari selama
1 jam.
8) Persiapan persalinan
a) Membuat rencana persalinan
b) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada
c) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
d) Membuat rencana atau pola menabung
e) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
9) Memantau kesejahteraan janin
Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam, danpergerakan
janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan janin Yang dirasakan
oleh ibu hamil.
b. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil
1) Support Keluarga
Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari konflik adalah
dengan cara pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya, mencari
informasi bagaimana menjadi ibu dan ayah, suami mempersiapkan peran
sebagai kepala rumah tangga. Disini motivasi suami dan keluarga untuk
membantu meringankan ketidaknyamanan dan terhindar dari stress
psikologi.
2) Support dari Tenaga Kesehatan
Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikolgis adalah dengan memberi
support atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan klien dapat
menghadapi kehamilannua dan perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu
yang normal.
3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Kebutuhan pertama ialah ia merasa dicintai dan dihargai, kebutuhan kedua ialah
ia merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak
4) Persiapan menjadi orang tua
Salah satu persiapan orang tua dapat dilaksanakan dengan kelas pendidikan
kelahiran/ kelas antenatal.
5) Sibling
Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk menghindari penolakan
dari anak sebelumnya. Biasanya terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Pencegah
terjadinya sibling ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, di antaranya
sebagai berikut:
a) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada adiknya, ia tetap
disayangi oleh ayah ibu)
b) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya
c) Ajak anak untuk berkomunikasi denagn bayi sejak masih dalam
kandungannya
d) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang berhubungan dengan
kelahiran bayi.
6. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Menurut Romauli (2011) tanda bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil
trimester III, yaitu:
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi dilahirkan
disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut atau perdarahan
antepartum.
b. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus
uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga, walaupun
dapat pula terjadi setiap saat dalam kehamilan. Bila plasenta yang terlepas
seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila hanya sebagian disebut
solusio plasenta parsialis atau bisa juga hanya sebagian kecil pinggir plasenta
yang lepas disebut rupture sinus marginalis.
c. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaanjalan
lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak pada bagian atas uterus.
d. Keluar cairan pervaginam
Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan
kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa mucus
bercampur darah dan mungkin disertai mules, kemungkinan persalinan akan
dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai
terjadinya ketuban pecah dini (KPD). Menegakkan diagnosis KPD perlu
diperiksa apakah cairan yang keluar tersebut adalah cairan ketuban.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan speculum untuk melihat
darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan reaksi Ph basa.
e. Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan 22
minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap kemungkinan gawat
janin atau bahkan kematian janin dalam uterus.Gerakan janin berkurang atau
bahkan hilang dapat terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio
plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri disertai shock,
perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam, kontur uterus yang abnormal,
serta gawat janin atau DJJ tidak ada.
g. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu,
ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm
sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Trimester III
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
1) Identitas Pasien
a) Nama Istri/Suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar
komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab
(Walyani, 2015)
b) Umur
Banyak terjadinya penyulit pada kehamilan dini seperti keguguran,
persalinan premature, anemia bahkan kematian ibu. Hal ini disebabkan
belum matangnya alat reproduksi untuk hamil. Sehingga dapat
merugikan kesehatan ibu maupun janin (Manuaba, 2010)
c) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien penting untuk mengkaji pasien berada dalam
keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan
pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja yang dapat merusak janin
(Marmi, 2011)
d) Pendidikan
Pada ibu hamil dengan pendidikan rendah, kadang ketika tidak
mendapatkan cukup informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak tahu
mengenai bagaimana cara melakukan perawatan kehamilan yang baik.
(Romauli, 2011)
e) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
(Ambarwati, 2010)
f) Penghasilan
Penghasilan yang terbatas sehingga kelangsungan kehamilan dapat
menimbulkan berbagai masalah kebidanan (Manuaba, 2012)
2) Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan saat ini untuk mempermudah tindakan yang tepat
3) Riwayat Kesehatan
Penyakit yang menyertai dan mempengaruhi kehamilan antara lain:
a) Penyakit Menurun
 Diabetes Militus
Pengaruh penyakit diabetes dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin dan rahim, terjadi keguguran, persalinan
premature, kematian janin dalam rahim, lahir mati atau bayi besar,
hidramnion, dan eklampsi/ preeklamsi (Manuaba, 2010)
 Penyakit Asma
Pengaruh asma pada ibu dan janin akan sangat tergantung dari sering
atau beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen
dan hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan
berpengaruh pada janin, dan sering terjadi keguguran, persalinan
premature atau berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan
(Saifuddin, 2010)
b) Penyakit Menahun
 Penyakit jantung
Penyakit jantung tidak dapat menyesuaikan diri terhadap segala
perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh
kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya kehamilan
sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darag serta
terjadi perubahan dari kerja jantung karena pengaruh peningkatan
hormone tubuh saat hamil, terjadi hemodilusi darah dengan
puncaknya pada kehamilan 28-32 minggu. (Manuaba, 2010)
 Infeksi ginjal
Akibat terjadinya demam yang tinggi dan menyebabkan terjadinya
kontraksi otot rahim sehingga dapat menimbulkan keguguran,
persalinan premature dan memudahkan infeksi pada neonatus.
c) Penyakit Menular
 HIV/AIDS
Kehamilan dapat memperberat kondisi klinik wanita dengan infeksi
HIV. Transmisi vertical virus AIDS dari ibu kepada janinnya terjadi
melalui plasenta. Pengobatan infeksi HIV dan penyakit
opportunistiknya dalam kehamilan merupakan masalah, karena
banyak obat belum diketahui dampak buruknya terhadap kehamilan
(Wiknjosastro, 2005)
 Hepatitis
Pengaruh infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari
gangguan fungsi hati dalam mengatur dan mempertahankan
metabolisme tubuh sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu
atau berkurang. Oleh karena itu, pengaruh infeksi hati terhadap
kehamilan dalam bentukkeguguran atau persalinan premature dan
kematian janin dalam rahim. (Manuaba, 2010)
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan
(Saifuddin, 2012). Diabetes Militus walaupun tidak diturunkan secara
genetik, memiliki kecenderungan terjadi pada anggota keluarga yang lain,
terutama jika mereka hamil atau obesitas. Hipertensi juga memiliki
komponen familial, dan kehamilan kembar juga memiliki insiden yang lebih
tinggi pada keluarga tertentu.
5) Riwayat Kebidanan
a) Menstruasi
Riwayat menstruasi digunakan untuk mengetahui menarche, umur berapa
haid pertama, teratur atau tidak, siklus haid, lama haid, banyaknya darah,
dan sifat darah (cair atau ada gumpalan) disminorhoe atau tidak dan haid
terakhir (Manuaba, 2007)
b) Riwayat kehamilan yang lalu
Kehamilan dengan komplikasi atau penyakit, pernah mengalami
keguguran, persalinan premature, kehamilan mati dalam rahim. Dapat
disimpulkan bahwa kehamilan mempunyai resiko tinggi, sehingga perlu
dikirim ke rumah sakit (Manuaba, 2010)
c) Riwayat Persalinan yang lalu
Informasi esensial tentang persalinan yaitu mengenai usia gestasi, tipe
persalinan (spontan, forsep, ekstraksi vakum, atau bedah sesar), penolong
persalinan, lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama)
berat lahir, jenis kelamin dan komplikasi lain (Marmi, 2011)
d) Riwayat Nifas yang lalu
Masa nifas yang lalu tidak ada penyakit seperti perdarahan postpartum
dan infeksi nifas. Maka diharapkan nifas saat ini juga tanpa penyakit. Ibu
dengan riwayat infeksi uterin, rasa nyeri yang berlebihan memerlukan
pengawasan khusus. Adanya bendungan ASI sampai terjadi abses
payudara harus dilakukan observasi yang tepat. (Manuaba, 2010)
e) Riwayat Keluarga Berencana
Menurut Saifuddin (2012) kontrasepsi pasca salin yang tidak
berpengaruh terhadap produksi ASI yaitu MAL (Metode Amenore
Laktasi), senggama terputus, kondom, kontrasepsi pil progestin (minipil),
implant, dan AKDR (IUD).
6) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
 Pada trimester II nafsu makan ibu meningkat, tetapi harus mengurangi
karbohidrat dan meningkatkan protein. Selain itu kurangi makanan
yang manis dan asin karena makanan tersebut akan memberikan
kecenderungan janin besar dan merangsang timbulnya keracunan saat
kehamilan (Marmi, 2011)
 Karbohidat diperlukan untuk pencernaan protein dan beberapa fungsi
otak. Karbohidrat dapat ditemukan dalam biji-bijian, sayuran, buah,
dan gula. (Varney et al, 2007)
 Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan
protein sebesar 910 garm dalam 6 bulan terakhir kehamilan.
Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
(Kusmiyati dkk, 2013)
 Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram/hari. Kalsium
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan
otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh yaitu susu,
keju,kalsium karbonat dan yogurt. (Saifuddin, 2009)
 Sedangkan kebutuhan zat besi bagi ibu hamil berfungsi untuk
membuat hemoglobin, yang mentransportasi oksigen ke seluruh
tubuh. Makanan yang mengandung zat besi antara lain hati, ikan,
kuning telur dan minyak. Pemberian suplemen tablet penambah darah
atau zat besi secara rutin adalah membangun cadangan besi, sintesa sel
darah merah dan sintesa darah otot. (Kusmiyati dkk, 2013)
 Asam folat berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme asam
nukleat, mencegah anemia megaloblastik. Asam folat bisa didapatkan
dari sereal yang diperkaya, sayuran berdaun hijau, roti dan biji-bijian
yang diperkaya. (Varney et al, 2007)
b) Eliminasi
 Buang Air Kecil (BAK)
Peningkatan ferkuensi berkemih pada TM III paling sering di alami
oleh wanita primigravida setelah lightening. Lightening menyebabkan
bagian presentasi (terendah) janin akan menurun masuk kedalam
panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.
(Marmi, 2011)
 Buang Air Besar (BAB)
Konstipasi dapat terjadi sebagai akibat dari efek samping penggunaan
zat besi, hal ini akan memperberat masalah pada wanita hamil.
Konstipasi diduga akibat penurunan peristaltik yang disebabkan
relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan hormon
progesteron. (Marmi, 2011)
c) Istirahat
Istirahat yang cukup untuk mencegah terjadinya kelelahan yang
berlebihan, tidur siang kurang lebih 1 jam, tidur malam kurang lebih 7
jam. (Saifuddin, 2007:278). Wanita hamil harus mengurangi semua
kegiatan yang melelahkan. Wanita hamil juga harus menghindari posisi
duduk, berdiri dalam waktu yang sangat lama. (Marmi, 2011)
d) Aktivitas
Jalan-jalan waktu pagi hari untuk ketenangan dan mendapatkan udara
segar banyak dianjurkan. Jalan-jalan saat hamil terutama pagi hari
mempunyai arti penting untuk dapat menghirup udara pagi yang bersih
dan segar, menguatkan otot dasar panggul, dapat mempercepat turunnya
bayi ke dalam posisi optimal atau normal dan mempersiapkan mental
menghadapi persalinan (Kusmiyati dkk, 2013)
e) Personal Hygiene
Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk perawatan kulit
karena pada ibu hamil fungsi ekskresi keringat bertambah. Mandi
berendam air hangat selama hamil tidak dianjurkan karena apabila suhu
tinggi akan merusak janin jika terjadi pada waktu perkembangan yang
kritis. (Pantikawati dkk, 2010)
f) Aktivitas Seksual
Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan bila terdapat tanda
infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas, terjadi
perdarahan saat berhubungan seksual, terdapat pengeluaran mendadak,
sering mengalami keguguran, persalinan preterm, dan kematian dalam
kandungan. (Manuaba, 2010).
g) Riwayat ketergantungan
 Alkohol
Alkohol yang dikonsumsi ibu hamil dapat membahayakan jantung ibu
hamil dan merusak janin, termasuk menimbulkan kecacatan dan
kelahiran premature. (Kusmiyati dkk, 2013)
 Obat Terlarang
Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang, akan
menyebabkan keterlambatan perkembangan janin, retardasi mental
atau bahkan kematian (Marmi, 2011)
 Merokok
Bayi yang lahir dari wanita yang merokok lebih dari ½ pak per hari
cenderung lebih kurus daripada bayi yang lahir dari wanita bukan
perokok. Selain itu, bayi yang lahir dari lingkungan rumah yang
penghuniya merokok megalami efek jangka panjang. Peningkatan
insiden Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), penyakit
meningokokus, pneumonia, asma, bronchitis, demam dan infeksi
telinga (Manuaba, 2010:201)
b. Data Objektif
1) Pemerikasaan Umum
Menurut Romauli (2011), Keadaan umum ibu baik, keadaan emosional stabil,
kesadaran kompos mentis. Pada saat ini diperhatikan pula bagaimana sikap
tubuh, keadaan punggung dan cara berjalan. Ibu cenderung bersikap lordosis.
Apabila ibu berjalan dengan sikap kifosis, skoliosis atau pincang maka
kemungkinan ada kelainan panggul.
a) Tanda-Tanda Vital (TTV)
 Tekanan Darah
Tekanan darah pada kehamilan normal sedikit menurun sejak minggu
ke-8. Kondisi ini menetap sepanjang trimester II dan kembali ke
tekanan darah sebelum hamil. Seluruh tekanan darah pada wanita
hamil harus diukur pada posisi duduk. Wanita yang tekanan darahnya
sedikit meningkat di awal pertengahan kehamilan mungkin
mengalami hipertensi kronis atau jika wanita nulipara dengan sistol
>120 mmHg beresiko mengalami preeklamsi (Marmi, 2011)
 Suhu
Suhu tubuh normal adalah 36-37,5ºC. Bila suhu tubuh lebih dari
37,5ºC perlu diwaspadai adanya infeksi (Romauli, 2011)
 Pernafasan
Pada pernafasan normalnya 16-24 x/menit. Frekuensi pernafasan
hanya mengalami sedikit perubahan pada kehamilan lanjut seperti
volume tidal, volume ventilasi per menit akan bertambah secara
signifikan (Saifuddin, 2009)
 Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama kehamilan, tetapi
jarang melebihi 100 denyut per menit (dpm). Jika denyut nadi >
100x/menit maka bisa dicurigai sebagai hipotiroidisme. (Marmi,
2011)
b) Tinggi Badan
Menurut Marmi (2011), Tubuh yang pendek dapat menjadi indicator
gangguan genetik. Sehingga, tinggi badan harus diukur pada kunjungan
awal kehamilan.
c) Lingkar Lengan Atas (LILA)
Standar minimal ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi
adalah 23,5 cm. Menurut Romauli (2011) LILA diukur pada lengan atas
yang kurang dominan. LILA < 23,3 cm merupakan indikator kuat untuk
status gizi yang kurang dan buruk, sehingga resiko untuk melahirkan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
d) Berat Badan (BB)
Berat badan ibu hamil diperbolehkan naik sekitar 0,75-1 kg/minggu,
kenaikan berat badan akan bertambah sekitar 12-16 kg pada akhir
kehamilan (Manuaba, 2012).
2) Pemerikasaan Fisik
a) Rambut
Rambut yang mudah dicabut menandakan kurang gizi atau ada kelainan
tertentu (Romauli, 2011)
b) Kepala
Kulit pucat dan rambut rapuh dapat mengindikasikan kekurangan nutrisi.
Adanya parasit berhubungan dengan kondisi tempat tinggal yang buruk
(Walsh, 2012)
c) Muka
Tampak cloasma gravidarum sebagai akibat deposit pigmentasi yang
berlebihan, tidak sembab. Bentuk simetris, bila tidak menunjukkan
adanya kelumpuhan (Romauli, 2011). Edeme pada muka atau edema
seluruh tubuh merupakan salah satu tanda gejala adanya preeklamsi
(Saifuddin, 2010)
d) Mata
Bentuk simetris, konjungtiva normal, warna merah muda, bila pucat
menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuning
menandakan ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan
ada konjungtivitis. Kelopak mata bengkak kemungkinan adanya
preeklamsi (Romauli, 2011:174)
e) Mulut dan Gigi
Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingivitis yang
mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu
perawatan mulut agar selalu bersih (Romauli, 2011). Sedangkan adanya
caries atau keropos yang menandakan ibu kekurangan kalsium. Saat
hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan emesis atau
hiperemesis gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber
infeksi (Manuaba, 2010)
f) Telinga
Normal tidak ada serumen yang berlebihan dan tidak berbau, bentuk
simetris (Romauli, 2011)
g) Leher
Wanita hipertiroid beresiko mengalami preeklamsi gagal jantung. Bayi
dapat mengalami tirotoksikosis neonates dan meninggal dalam rahim.
Pembesaran kelenjar limfe terdapat penyakit jantung, sedangkan
ditemukan bendungan vena jugularis terdapat adanya infeksi (Wheeler,
2004)
h) Dada
Bentuk dada, pemeriksaan paru harus mencakup observasi sesak nafas,
nafas dangkal, nafas cepat, pernafasan yang tidak teratur, mengi, batuk,
dispne, penurunan bunyi nafas (Marmi, 2011)
i) Payudara
Adanya hiperpigmentasi areola, puting susu bersih da menojol.nPada
minggu ke-12 kolostrum mulai keluar dari papila mamae pada pasien
multigravida yang telah mantap menyusui pada masa kehamilan
sebelumya. Wanita primigravida baru akan memproduksi kolostrum pada
masam akhir kehamilan (Romauli, 2011).
j) Abdomen
Pada sebagia besar kasus, bentuk uterus lebih panjang ketika janin berada
pada posisi longitudinal. Jika janin berada pada posisi transversal, uterus
berbentuk melebar dan terletak lebih rendah. Umbilikus menjadi kurang
cekung sejalan dengan perkembangan kehamilan da cepat sedikit
menojol pada minggu-minggunterakhir. Ketika ibu sedang berdiri,
abdome dapat tampak lebih tipis. Otot abdomen yang lemah pada ibu
multipara dapat meyebabkan uterus condong kedepan. Linea nigra dapat
terlihat sebagai garis berwarna gelap akibat pigmentasi yang terletak
memajanng di bagian tengah abdomen dibawah dan terkadang di atas
umbilikus. BSC (bekas sectio caesarea) dapat mengidentifikasi adanya
oprasi abdomen atau obstetrik yang pernah dilakukan sebelumnya (Fraser
et al, 2009).
k) Genetalia
Pemeriksaan alat genetalia eksterna terdiri dari inspeksi vulva untuk
mengetahui pengeluaran cairan atau darah dari liangnsenggama,
perlukaan pada vulva/labium mayus da pertumbuhan abnormal
(kondiloma akuminata-lata, kista bartholini, abses bartholini, fibrima
labium mayus). Pada palpasi vulva akan teraba tumor pada vulva, teraba
benjola atau penebalan labium mayus dan teraba pembengkakan kelenjar
Bartholini (Manuaba, 2012).
l) Anus
Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu, semua
penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid. Pregesteron
juga menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Selain itu,
pembesaran uterus mengakibatkan peningkata tekanan, secara spesifik
juga secara umum pada vea hemoroid (Varney et al, 2007).
m) Ekstremitas
Pada ibu hamil trimester III sering terjadi edema dependen, yang
disebabkan karena kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah, penigkatan
kadar permeabilitas kapiler, tekanan dari pembesaran uterus pada vena
pelvik ketika duduk atau pada vena kava inferior ketika berbaring. Jika
edema muncul pada muka, tangan dan disertai proteiuria serta hipertensi
perlu diwaspadai adaya preeklamsia (Marmi, 2014:136).
3) Pemerikasaan Khusus
a) Menentukan Tafsiran Persalinan
 Rumus Naegel.
Rumus Niegel dihitung dari tanggal haid terakhir, menggunakan
rumus Naegle yaitu (+7-3+1), angka +7 (tanggal), angka -3 (bulan),
angka +1 (tahun)
 Perhitungan berdasarkan tanggal
Contohnya Hari pertama haid normal terakhir 2 Februari, caranya,
tambahkan 7 hari, dan tambahkan 9 pada bulan. Jadi perkiraan tanggal
persalinan 9-11 pada tahun yang sama.
b) Pemerikasaan Leopold
(1) Leopold 1
Leopold 1 digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian
apa yang ada dalam fundus. (Uliyah dkk, 2015).
Menurut Marmi (2011) langkah-lagkah pemeriksaan leopold I yaitu:
 Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipatan paha
 Pemeriksa berdiri disebelah kanan penderita dan melihat kearah
muka penderita
 Rahim dibawa ketegah
 Tinggi fundus uteri ditentukan
 Tentukan bagian apa dari bayi yang terdapat pada fundus sifat
kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak,
kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus
uteri kosong. Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya
fundus uteri. Menurut Manuaba (2012)
(2) Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan
letak bagian kecil pada anak. (Uliyah, dkk 2015).
Menurut Marmi (2011) langkah-langkah pemeriksaan leopold II yaitu:
 Kedua tangan pindah kesamping
 Tentukan dimana punggung anak. Puggung anak terdapat di pihak
yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-bagian
terkecil yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak yang
memberi rintangan terbesar. Kadang-kadang disamping terdapat
kepala atau bokong ialah letak lintang.
(3) Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat
dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul. (Uliyah dkk, 2015:149)
Menurut Marmi (2011:168) langkah-langkah pemeriksaan leopold III
yaitu:
 Dipergunakan satu tangan saja
 Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
 Cobalah apakan bagian bawah masih dapat digoyangkan
(4) Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke rongga
panggul (Uliyah dkk,2015:149)
Menurut Marmi (2011:168) langkah-langkah pemeriksaa leopold IV
yaitu:
 Pemeriksa mengubah sikapnya menjadi ke arah kaki penderita
 Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah
 Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam PAP dan
berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul
 Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar.
c) Tinggi Fundus uteri (TFU)
Berikut disajikan tabel . Perkiraan usia kehamilan dalam minggu dan cm
Usia Tinggi
kehamilan Fundus
Dalam cm Menggunakan penunjuk-
badan
12 minggu - Teraba diatas simfisis pubis
16 minggu - Ditengah antara simfisis pubis
dan umbilicus
20 minggu 20 cm (±2 cm) Pada umbilicus
22-27 minggu Usia dalam minggu = -
cm (±)
28 minggu 28 cm (±2 cm) Tengah antara umbilikus dan
prosessus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam -
minggu = cm (±2cm)
36 minggu 36 cm (±2 cm) Pada prosessus sifoideus
Sumber: (Saifuddin: 2014)
d) Auskultasi
Jumlah denyut jantung janin normal antara 120 sampai 140 denyut per
menit (Manuaba, 2012:116). Bila bunyi jantung kurang dari 120 permenit
atau lebih dari 160 per menit atau tidak teratur, maka janin dalam
keadaan asfiksia (kekurangan oksigen) (Marmi, 2014).
4) Pemerikasaan Penunjang
a) Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG dilakukan secara rutin sebelum usia gestasi mencapai
20 minggu, yaitu untuk menentukan taksiran partus dan menentukan
apakah terjadi gestasi multiple. Selain untuk menentukan taksiran
persalinan, pemeriksaan yang dilakukan pada minggu ke-14 dan ke-16
mengungkapkan hamper seluruh kehamilan kembar dan pemeriksaan
pada minggu ke-18 sampai ke-20 memberi informasi tentang kelainan
struktur pada bayi (Wheeler, 2004)
b) Pemeriksaan darah
(1) Pemeriksaan hemoglobin
Pemeriksaan dan pengawasan Haemoglobin (Hb) dapat dilakukan
dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli
dapat digolongkan sebagai berikut : Tidak anemia jika Hb ≥11 g%,
anemia ringan jika Hb 9-10 g%, anemia sedang jika Hb 7-8, anemia
berat jika Hb < 7 g% (Manuaba, 2012).
(2) Pemeriksaan golongan darah
Diambil dari darah periver, bertujuan untuk mengetahui golongan
darah, dilakukan pada kunjungan pertama kehamilan. Mengetahui
golongan darah ini sebagai persiapan ibu apabila ibu mengalami
perdarahan selama persalinan, sehingga tranfusi darah segera
ddilakukan Romauli, 2011)
(3) Pemeriksaan urin
Menurut Fraser et al (2009) urinalisis dilakukan pada setiap
kunjungan untuk memastikan tidak adanya abnormalitas. Hal lain
yang dapat ditemukan pada urinalisasi rutin antara lain:
 Keton akibat pemecahan lemak untuk menyediakan glukosa,
disebabkan oleh kurangnya pemenuhan kebutuhan janin yang
dapat terjadi akibat muntah, hiperemesis gravidarum, kelaparan
atau latihan fisik yang berlebihan.
 Glukosa karena peningkatan sirkulasi darah, penurunan ambang
ginjal atau penyakit.
 Protein akibat kontaminasi oleh leukore vagina, atau penyakit
seperti infeksi saluran perkemihan atau gangguan hipertensi pada
kehamilan.
(4) Protein Urin
Pemeriksaan urin dilakukan pada kunjungan pertama dan setiap
kunjungan trimester III. Diperiksa dengan cara dibakar, dilihat
warnanya, kemudian ditetesi asam asetat 2- 3 tetes, lalu dilihat
warnanya lagi. Cara menilai hasil yaitu tidak ada kekeruhan (-). Ada
kekeruhan ringan tanpa butir- butir (+). Kekeruhan mudah dilihat
dengan butir-butir (++). Kekeruhan jelas dan berkeping-keping (+++).
Sangat keruh berkeping besar atau bergumpal (++++) (Romauli,
2011).
(5) Reduksi Urin
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin, dilakukan pada
kunjungan pertama kehamilan. Cara menilai hasilnya yaitu Hijau
jernih atau biru (-), Hijau keruh (+), Hijau keruh kekuningan (++),
Jingga atau kuning keruh (+++), Merah kekuningan, keruh atau merah
bata (++++) (Romauli, 2011)
(6) Kartu Skor Poedji Rochyati
Untuk mendeteksi risiko ibu hamil dapat menggunakan kartuSkor
Poedji Rochyati. Terdiri dari kehamilan resiko rendah (KRR) dengan
skor 2 ditolong oleh bidan. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan
skor 6-10 ditolong oleh bidan atau dokter dan Kehamilan Risiko
Sangat Tinggi (KRST) dengan skor > 12 ditolong oleh dokter
(Kemenkes RI, 2014).
2. Interprestasi data
Interprestasi data tersebut sebatas lingkup praktik kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur atau tata nama diagnosis kebidanan yang diakui oleh profesi
dan berhubungan langsung dengan praktik kebidanan, serta didukung oleh
pengambilan keputusan klinis dalam praktik kebidanan yang dapat diselesaikan
dengan pendekatan manajemen kebidanan.
3. Identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Cara ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan diagnosis potensial
berdasarkan diagnosis masalah yang sudah di teridentifikasi sebagai contoh siang
hari ada seorang wanita datang ke poli KIA dengan wajah pucat, keringat dingin,
tampak kesakitan, mulas hilang timbul, cukup bulan pemuaian sesuai hamil, maka
bidan berfikir: wanita hamil tersebut inpartu kehamilan cukup bulan dan adanya
anemia.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial
Cara ini dilakukan setelah masalah dan diagnosis potensial diidentifikasi.
Penetapan kebutuhan ini dilakukan dengan cara mengantisipasi dan menentukan
kebutuhan apa saja yang akan diberikan pada pasien dengan melakukan konsultasi
dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Sebagai contoh pada
pemeriksaan antenatal ditemukan pada habis 9,5 gr% hamil 16 minggu,nafsu
makan kurang, adanya flour albus banyak, warna hijau muda, gatal, dan berbau.
Data tersebut dapat menentukan tindakan yang akan dilakukan seperti
berkonsultasi atau berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan persiapan untuk
menentukan tindakan yang tepat
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh (Intervensi)
Pembuatan perencanaan asuhan antenatal memiliki beberapa tujuan antara lain
memantau kemauan kehamilan; pemantauan terhadap tumbuh kembang janin;
mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan social; deteksi dini adanya
ketidaknormalan; mempersiapkan persalinan cukup bulan dan selamat agar masa
nifas normal dan dapat menggunakan ASI ekslusif sehingga mampu
mempersiapkan ibu dan dan keluarga dengan kehadiran bayi baru lahir.
6. Melaksanakan perencanaan (Implementasi)
Merupakan tahap pelaksanaan dari semua bentuk rencana tindakan sebelumnya.
Tinggalkan yang dapat dilakukan oleh bidan berdasarkan standar asuhan
kebidanan seperti menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
tinggi fundus uteri, imunisasi TT, pemberian tablet zat besi, tes terhadap PMS dan
konseling untuk mempersiapkan rujukan. Pelaksanaan pemeriksaan antenatal
dilakukan selama kehamilan minimal empat kali kunjungan, yakni satu kali pada
trimester I, satu kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III. Kegiatan
yang dilakukan pada trimester I antara lain menjadi hubungan saling percaya,
mendeteksi masalah, pencegahan tetanus, anemia, persiapan kelahiran persiapan
menghadapi komplikasi, dan memotivasi hidup sehat. Pada trimester II
kegiatannya hampir sama dengan trimester I dan perlu mewaspadai dengan
adanya preeklamsi. Sedangkan pada trimester III pelaksanaan kegiatan seperti
palpasi abdomen, deteksi letak janin dan tanda abnormal.
7. Evaluasi
Tahap evaluasi badan di natal dapat menggunakan bentuk SOAP sebagai berikut:
S: Data subjektif
Berisi data dari pasien melalui an amnesia (wawancara) yang merupakan
ungkapan langsung
O: Data objektif
Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik
A: Analisa
Hasil analisa dari data yang didapat dan mencatat diagnose dan masalah
kebidanan
P: Penatalaksanaan
Mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan
seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan komprehensif,
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Data
Tanggal : 4 November 2020
Pukul : 19.00 WIB
Tempat : PMB Iim
Oleh : Iim Murtiawani

1. Data Subjektif
a. Identitas
Nama ibu : Ny. S nama suami : Tn.I
Umur : 37 Th umur : 30 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Pegawai Gudang Sembako
Alamat : Tumpangrejo Alamat : Ngajum

b. Alasan Datang
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya

c. Keluhan Utama
Ibu tidak mengeluhkan apapun

d. Riwayat Menstruasi
Lama : 6-7 hari
Banyaknya : ganti pembalut 2-3 kali sehari
Keputihan : ada
HPHT : 28 – 4-2020

e. Riwayat Pernikahan
Pernikahan ke : tiga
Usia menikah : 36 tahun
Lama menikah : 1 tahun
f. Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah damn tidak sedang menderita penyakit jantung (mudah kelelahan,
jantung berdebar, sering berkeringat dingin). Tekanan darah tinggi (sering pusing
hebat). Kencing manis (mudah lapar, mudah haus, sering kencing, luka sulit
sembuh, berat badan turun drastis). Penyakit kuning (nyeri di daerah hati, mual,
muntah, mudah lelah, kulit dan mata kekuningan). Asma, TBC (batuk lama lebih
dari 2 minggu dahak bercampur darah). IMS (keputihan gatal, berbau dan berwarna,
nyeri perut bagian bawah). HIV (diare lama, batuk lama, infeksi mulut). Ibu tidak
pernah menderita penyakit yang mengharuskan untuk di rawat di rumah sakit dan
ibu tidak pernah operasi.

g. Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga ibu tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit jantung.
Ayah ibu kandung menderita tekanan darah tinggi serta diabetes ataupaun kencing
manis. Dalam keluarga ibu tidak ada yang menderita batuk lama lebih dari 2
minggu. Penyakit menular seksual dan HIV. Ibu tidak memiliki riwayat bayi
kembar.

h. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu.


Hamil Jenis Tempat Komplikasi Penolong L/P BB Laktasi kompli
ke persalinan
I Normal PMB - Bidan P 2700 Asi -
ekslusif
Abortus RS Pendarahan Dokter - - - -
Hamil
ini

i. Riwayat Kehamilan Sekarang


Trimester I : ibu pertama kali periksa di bidang pada usia kehamilan 2 bulan.
Ibu rutin periksa setiap bulan. Ibu mengeluhkan mual, muntah dan
kadang-kadang pusing. Ibu mendapatkan tablet tambah darah dan
asam folat. Ibu diberikan penjelasan mengenai istirahat dan nutrisi
Trimester II : ibu periksa di bidan rutin setiap bulan, ibu tidak ada keluhan, ibu
mendapatkan tambah darah dan kalsium. Ibu diberikan penjelasan
mengenai pemeriksaan lab di puskesmas dan nutrisi.
j. Status Imunisasi
Selama hamil dan sebelum menikah ibu belum pernah suntik TT dan terakhir suntik
pada saat SD status TT = T5

k. Riwayat Kontrasepsi
Ibu tidak pernah menggunakan KB apapun.

l. Pola kebiasaan sehari-hari


Nutrisi : ibu makan sehari 3-4 kali dengan porsi sekalimakan 2 centong nasi 1
potong lauk pauk seperti tahu, tempe, maupun tongkol dan 2 centong
sayur seperti sawi. Ibu tidak memiliki alergi makanan. Ibu minum air
putih + 6 gelas dan minum susu ibu hamil 1 gelas setiap hari. Tidak
ada keluhan.
Eliminasi : selama hamil ibu BAK 7-8 kali dengna warna jernih dan tidak ada
keluhan. Ibu BAB 1 kali sehari dengna konsistensi padat. Ibu tidak
ada keluhan.
Aktivitas : sehari-hari ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,
mencuci piring, mencuci baju dan memasak yang dibantu oleh suami.
Ibu tidak ada keluhan.
Istirahat : ibu istirahat siang + 2 jam mulai pukul 11.00 – 13.00 WIB dan tidur
malam mulai pukul 21.00 – 04.00 WIB. Ibu tidak ada keluhan. Ibu
merasa cukup tidur.
Personal : ibu mencuci tangan pada saat sebelum makan, mencuci tangan
hygiene. Setelah dari kamar mandi ibu mengganti celana dalam
sehabis mandi atau pada saat ibu merasa tidak nyaman.

m. Riwayat psikososial, budaya dan spritual


Ibu merasa nyaman dengan kehamilan ini, ibu sudah tidak merasa mual maupun
muntah. Di lingkungan ibu tidak ada budaya pantang makan. Ibu tidak pernah
melakukan pijat iyok, minum alkohol maupun merokok, ibu beribadah setiap
harinya untuk keselamatan ibu dan bayinya.

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
TD : 130/80 mmHg
N : 82 kali/menit
S : 36,60 C
RR : 21 kali / menit
BB sebelum hamil : 65kg
BB bulan lalu : 69kg
BB sekarang : 70kg
TB : 151cm
LILA : 31cm
IMT : 28,5
TP : 5-2-2021

b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Muka : tidak pucat, tidak odema
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : tidak tampak pernafasan cuping hidung
Mulut : lembab, tidak ada stomatitis, gigi berlubang
Dada : tidak tampak tarikan dinding dada yang dalam\
Payudara : puting susu menonjol
Tidak tampak lipatan pada payudara maupun kulit jeruk
Abdomen : tidak tampak bekas operasi
Ekstremitas : tidak tampak varises

Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tirord, tidak ada bendungan
vena jugularis
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, kolostrum belum keluar
Abdomen : TFU mc donal 22cm
Leopold I : TFU setinggi pusar
Leopold II : teraba ballotemen

Auskultasi
DJJ : 136 kali/menit reguler
Perhitungan KSPR (Kartu Score Poedji Rochyati)
Ibu hamil : 2 usia terlalu tua : 4 : 6
KSPR :6

B. Identifikasi Diagnosa
DX : GIIIPI00IabI00 UK 27-29 minggu, janin T/H/I dengan kehamilan
fisiologis
DS :- Ini merupakan kehamilan ketiga
- Ibu pernah mengalami keguguran pada saat usia kehamilan 3
bulan dan kuret pada bulan mei 2019
- Ibu terakhir haid tanggal 28-8-2019
DO : keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 130/80 mmHg
N : 82 kali/menit
S : 36,60 C
RR : 21 kali / menit
BB sebelum hamil : 65kg
BB bulan lalu : 69kg
BB sekarang : 70kg
TB : 151cm
LILA : 31cm
IMT : 28,5
SPR :6
Pemeriksaan fisik
TFU mc donal : 22cm
Leopold I : TFU setinggi pusar
Leopold II : teraba ballotemen
DJJ : 136 kali/menit reguler

C. Identifikasi Masalah Potensial


Tidak ditemukan masalah potensial

D. Identifikasi Kebutuhan Segera

E. Intervensi
DX : GIIIPIabI UK 24 minggu 6 hari, janin T/H/I dengan kehamilan fisiologis.
Tujuan :
1. Ibu mendapatkan pelayanan kebidanan, kehamilan ibu berlangsung tanpa komplikasi
2. Setelah dilakukan asuhan kebidanan kehamilan diharapkan dapat mendeteksi tanda
bahaya pada janin.
KH : keadaan umum : Baik
TD : < 140/90 mmHg
N : 60-100 kali/menit
S : 36,5 – 37,50 C
RR : 16-24 kali / menit
TFU : UK 24 (sejajar dengan pusar)
DJJ : 120 – 160 kali/menit
IMT Normal : 19,8 – 26
Kenaikan BB : 11,5 - 16kg

Intervensi :
1. Jelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan kepada ibu!
R/Informasi yang tepat akan membuat ibu mengerti keadaan dan menurunkan
kecemasan ibu terhadap kehamilannya. Dengan menjelaskan asuhan yang akan
diberikan adalah sebagai inform consert.
2. Jelaskan mengenai kenaikan berat badan ibu hamil sesuai IMT!
R/kenaikan berat badan ibu terkontrol. Janin dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik.
3. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan!
R/Informasi yang diberikan dapat membuat ibu mengetahui tentang tanda bahaya
kehamilan dan bila terjadi pada ibu segera menghubungi petugas kesehatan.
4. Jelaskan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang!
R/Makanan bergizi dan seimbang dapat membantu menjaga kondisi ibu dan janin agar
tetap sehat.
5. Jelaskan pada ibu untuk istirahat cukup setiap hari!
R/Kesejahteraan janin ditunjang suplai O2 yang cukup dari ibu
6. Jelaskan pada ibu manfaat senam hamil!
R/Menjaga keelastisan dinding perut dan otot-otot dasar panggul untuk mempersiapkan
proses persalinan serta memperlancar alirah darah ibu ke janin.
7. Berikan terapi tablet tambah darah dan vitamin serta jelaskan cara minum terapi obat
yang diberikan!
R/Ibu hamil mengalami hemoditus untuk mencegah anemia diberikan tablet tambah
darah dan cara minum obat yang benar akan membuat obat bekerja secara efektif
sehingga keluhan yang dialami ibu berkurang.
8. Diskusikan pada ibu untuk ANCT dengan pemeriksaan kadar Hb, golongan darah,
sifilis, hepatitis, HIV serta drit yang dianjurkan!
Mengetahui kondisi ibu. Kadar Hb ibu untuk melihat apakah ibu mengalami hemodilusi
yang berhubungan dengan anemia, golongan darah, persiapan pendonor apabila terjaid
pendarahan hebat, sifilis hepatitis, HIV mendekteksi penyakit menular yang dapat
ditularkan melalui ibu ke janin serta drit pemenuhan angka kecukupan gizi.
9. Jadwalkan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau pada saat ada keluhan!
R/Mengontrol kondisi ibu dan janin.

F. Implementasi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan kepada Ibu.
2. Menjelaskan mengenai kenaikan berat badan ibu hamil sesuai IMT
3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan diantaranya demam tinggi,
bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang, janin dirasa kurang
bergerak, pendarahan, ketuban pecah sebelum waktunya
4. Menjelaskan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang
5. Menjelaskan kepada ibu untuk istirahat cukup setiap hari
6. Menjelaskan pada ibu manfaat senam hamil.
7. Memberikan terapi tablet tambah darah dan vitamin serta menjelaskan cara minum
terapi obat yang diberikan
8. Mendiskusikan pada ibu untuk ANCT dengan pemeriksaan kadar Hb, golongan darah,
sifilis, hepatitis, HIV serta drit yang dianjurkan
9. Menjadwalkan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau pada saat ada keluhan.
G. Evaluasi
Tanggal : 4 November pukul : 19.20 WIB
1. Ibu memahami penjelasan yang disampaikan
2. Ibu memahami tentang tanda bahaya kehamilan
3. Ibu memahami penjelasan tentang cara mengkonsumsi terapi obat
4. Ibu mau melakukan ANCT di puskesmas dihari berikutinya
5. Ibu menyepakati untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau pada saat ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut (Saifudin, 2009) dalam Walyani (2015) menjelaskan bahwa kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung saat fertlisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10/9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester I berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40).
Pada trimester kedua akan terjadi beberapa ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu
hamil diantaranya keputihan, edema, hemorrhord, gusi berdarah, sering BAK dan varises pada
kaki dan vulva.
Pada ny.S diperoleh data subjektif ibu tidak mengeluhkan apapun. Pengkajian data
objektif yang dilakukan mulai pemeriksaan tanda-tanda vital Ny.S dalam batas normal. Dari
hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan dan TFU ibu setinggi pusat sesuai dengan
teori. Normalnya TFU usia kehamilan 24 minggu yaitu setinggi pusar (Munthe, dkk, 2019).
Berdasarkan data objektif dan subjektif ditegakkan diagnosa NY.S GIIIPI00IabI00 UK
27-29 minggu, janin T/H/I dengan kehamilan fisiologis. Dari data yang didapatkan tidak
ditemukan masalah potensial dan kebutuhan segera. Rencana asuhan yang diberikan terdapat 9
intervensi yaitu : Jelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan kepada ibu,
Jelaskan mengenai kenaikan berat badan ibu hamil sesuai IMT, Jelaskan pada ibu tentang tanda
bahaya kehamilan, Jelaskan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang,
Jelaskan pada ibu untuk istirahat cukup setiap hari, Jelaskan pada ibu manfaat senam hamil,
berikan terapi tablet tambah darah dan vitamin serta jelaskan cara minum terapi obat yang
diberikan, Diskusikan pada ibu untuk ANCT dengan pemeriksaan kadar Hb, golongan darah,
sifilis, hepatitis, HIV serta drit yang dianjurkan, Jadwalkan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau
pada saat ada keluhan. Namun dari 9 intervensi hanya 8 asuhan yang terimplementasi
dikarenakan keterbatasan ruang dan waktu. Evaluasi didapatkan dari data subjektif, objektif,
analisa dan penatalaksanaan. Data subjektif didapatkan ibu memahami penjelasan yang
disampaikan, Ibu memahami kondisinya saat ini, ibu bersedia melakukan anjuran yang telah
disampaikan. Data objektif ibui dapat menjelaskan kembali hal-hal yang telah disampaikan.
Analisa sesuai dengan diagnosa dan penatalaksanaan menganjurkan ibu untuk menerapkan
anjuran yang telah diberikan, mengingatkan ibu untuk ANCT, mengingatkan ibu untuk
kunjungan ulang 1 bulan lagi. Dari kasus Ny.S setelah dibandingkan dengan teori tidak ada
kesenjangan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester II yaitu Ny.S usia 37
tahun GIIIPI00IabI00 UK 27-29 minggu, janin T/H/I dengan kehamilan fisiologis di PMB
Kartini, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis mampu melaksanakan pengkajian pada ibu hamil trimester dua. Pengkajian
tersebut didapat dari pengumpulan data subjektif ibu tidak mengeluhkan apapun. Data
objektif TD : 130/80 mmHg, suhu : 36,6 0 C, nadi : 82 kali/menit, RR : 21 kali/menit,
TFU sesuai usia kehamilan setinggi pusat, DJJ normal 136 kali/menit reguler.
2. Dari data yang diperoleh ditegakkan diagnosa Ny.S GIIIPI00IabI00 UK 27-29 hari,
janin T/H/I dengan kehamilan fisiologis.
3. Penulis mampu menegakkan masalah potensial yang tidak menyebabkan potensial
terjadi hal lain karena data tidak mendukung.
4. Penulis mampu merencanakan tindakan segera yang mana pada kehamilan Ny.S tidak
membutuhkan segera.
5. Penulis mampu menyusun asuhan/rencana asuhan terhadap Ny.S yaitu perubahan
fisiologi, kenaikan berat badan IMT, tanda bahaya kehamilan, istirahat, terapi dan
ANCT.
6. Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan sesuai dengan yang
direncanakan berupa pemenuhan dasar ibu hamil trimester II.
7. Penulis mampu mengevaluasi asuhan kebidanan NY.S ibu memahami penjelasan yang
disampaikan. Ibu memahami kondisinya saat ini, ibu bersedia melakukan anjuran yang
telah disampaikan.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu menambah pengetahuan dan keterampilan asuhan kebidanan pada
ibu hamil trimester II.
2. Bagi Klien
Diharapkan mampu mengurangi masalah yang sedang dialami.

Anda mungkin juga menyukai