Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIK

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PATOLOGI


PADA NY. “J“ USIA KEHAMILAN 36 MINGGU 3 HARI DGN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS WONOSARI

Oleh :
IIM MURTIAWANI
NIM.

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


IIK STRADA INDONESIA
2020
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE


PATOLOGI PADA NY. “J“ USIA KEHAMILAN 36 MINGGU 3 HARI DGN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS WONOSARI”

telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan pada :


Hari/tanggal : …..,…….. 2020

Malang, 2020

Mahasiswa

IIM MURTIAWANI

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan bimbingan-Nya,

sehingga dapat tersusun Laporan “Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Patologi” di lingkungan Prodi

Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA

Laporan Asuhan Kebidanan yang diwajibkan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi Bidan

IIK STRADA INDONESIA yang akan menyelesaikan pendidikan Profesi. Dengan laporan ini

diharapkan dapat membantu mahasiswa pembimbing serta petugas kesehatan dalam pemberian Asuhan

Komperhensif terhada ibu hamil

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan

Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Akhimya kami berharap laporan ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dan dapat

dipertanggungjawabkan secara akademik, sehingga dapat menambah khasanah perpustakaan di

lingkungan Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA

Kediri , ……2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut (Saifudin, 2009) dalam Walyani (2015) menjelaskan bahwa kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung saat fertlisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10/9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3
trimester, dimana trimester I berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-
13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
Hasil Survey Dermografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 tercatat AKI di Indonesia
sebesar 205 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
tahun 2017 angka kematian ibu (AKI) cenderung meningkat pada dua tahun terakhir. Tahun 2016
targer AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2017 AKI Provinsi Jawa Timur
mencapai 91,92 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2016 mencapai 91 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Kabupaten Malang sebesar 46,48 per 100.000
kelahiran hidup atau kematian ibu. Pada tahun 2017 di Kabupaten Malang sebanyak 18 orang, dan
pada tahun 2018 sebanyak 17 orang. AKI dipengaruhi status kesehatan. Sekitar 75% dari total kasus
kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan, komplikasi persalinan
dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2014).
Pada trimester kedua akan terjadi beberapa ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil
diantaranya keputihan, edema, hemorrhord, gusi berdarah, sering BAK dan varises pada kaki dan
vulva. Keputihan terjadi karena peningkatan produksi lendir sebagai akibat dari peningkatan kadar
esterogen. Edema terjadi karena pembesaran uterus, gusi berdarah disebabkan peningkatan aliran
darah dan pergantian sel-sel epithel gusi lebih cepat. Sering BAK tekanan uterus yang membesar
pada kandung kemih. Varises pada kaki dan vulva dikarenakan peningkatan hormon esterogen
berakibat jaringan elastik menjadi rapuh dan peningkatan jumlah darah di bagian bawah.
Upaya menurunkan AKI yaitu dengan menggunakan standar asuhan IOT yaitu pengukuran
tinggi badan, berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran LILA, pengukuran tinggi rahim,
pemantauan letak janin dan OJJ. Penentuan status TT, pemberian tablet tambah darah, tes
laboratorium, konseling dan tatalaksana (pengobatan). Pengukuran tinggi badan dilakukan cukup satu
kali. Tinggi badan < 145 kemungkitan terjadi pinggul sempit, penimbangan berat badan setiap kali
periksa. Sejak bulan ke-4 penambahan berat badan paling sedikit 1kg/bulan. Pengukuran tekanan
darah normalnya 120/80 MMHg jika lebih atau 140/90 MMHg resiko hipertensi dalam kehamilan.
LILA normalnya 23,5. Jika kurang ibu hamil menderita KEK dan beresiko melahirkan bayi berat
lahir rendah. Pengukuran TFU untuk menentukan kesesuaian usian kehamilan. Penentuan letak janin,
presentasi janin dan perhitungan DJJ apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala
kemungkinan ada kelainan letak. DJJ normalnya 12-160 kali/menit. Penentuan status TT imunisasi
TT lengkap ditulis T5, pemberian tablet tambah darah diberikan minimal 90 hari, tes laboratorium
meliputi tes golongan darah, tes HB, tes pemeriksaan urin, tes pemeriksaan darah sesuai indikasi
seperti malaria, HIV, Sifilis dan lain-lain. Konseling atau penjelasan meliputi perawatan kehamilan,
pencegahan kelainan bawaan, persalinan, IMO, asi ekslusif, KB dan imunisasi. Tatalaksana atau
mendapatkan pengobatan jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil. Seusia dengan
Permenkes Republik Indonesia nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.
Oleh karena itu pelayanan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Ibu hamil harus
diberikan perhatian khusus dan selalu disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan ke
fasilitas kesehatan sebagai peningkatan taraf hidup sehat dan lebih baik di masa yang akan datang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan kehamilan trimester II dengan metode
pendekatan 7 langkah varney sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil trimester II dengan kehamilan fisiologis.
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada ibu hamil dengan kehamilan fisiologis trimester
II
c. Mengidentifikasi masalah potensial pada klien dengan kehamilan fisiologis trimester II
d. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada ibu hamil trimester II
e. Membuat rencana Asuhan atau intervensi sesuai kebutuhan klien ibu hamil trimester II
f. Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan
g. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan
h. Mendokumentasikan Asuhan Kebidanan kehamilan fisiologis trimester II

C. Metode Pengumpulan Data


1. Anamnesa
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati dan memperoleh data-data yang berkaitan
dengan klien yang mengacu pada keterangan yang diberikan klien melalui tanya jawab.
2. Observasi
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati dan memperoleh gambaran umum keadaan
klien.
3. Pemeriksaan
Dilakukan untuk mendapat data pasti tentang keadaan klien.
4. Studi Kasus
Data yang diperoleh, diambil, dilihat serta mempelajari kasus dan rekam medis.
5. Studi Pustaka
Kegiatan untuk memperkaya pengetahuan ilmiah yang mendukung pelaksanaan studi kasus yang
dilakukan dengan cara membaca buku untuk dijadikan referensi dalam melakukan asuhan.
D. Sistematika Penulisan
Lembar Judul
Pengesahan
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Metode Pengumpulan Data
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori
B. Konsep Manajemen Kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
B. Identifikasi diagnosa
C. Identifikasi Masalah Potensial
D. Identifikasi kebutuhan segera
E. Intervensi
F. Implementasi
G. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI
1. Hipertensi pada kehamilan

Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas

normal yaitu tekanan darah ≥140/90 mmHg (Prawirohardjo, 2008).

Menurut Prawirohardjo 2008, gangguan hipertensi pada kehamilan

diantaranya adalah:

a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur

kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis

setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai

12 minggu pasca persalinan.

b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan disertai dengan proteinuria.

c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang

sampai dengan koma.

d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi

kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik

disertai proteinuria.

e. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang

timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi

menghilang setelah 3 bulan pascapersalin, kehamilan dengan

preeklamsi tetapi tanpa proteinuria.

8
2. Preeklamsi

a. Pengertian preeklamsi

Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan disertai dengan proteinuria.Menurut Prawiroharjo 2008

hal-hal yang perlu diperhatikan:

1) Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥140/90

mmHg. Pengukuran darah dilakukan sebanyak 2 kali pada

selang waktu 4 jam-6 jam.

2) Proteinuria adalah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24

jam atau sama dengan ≥1+ dipstic.

3) Edema, sebelumnya edema tungkai dipakai sebagai tanda-tanda

preeklamsi tetapi sekarang edema tungkai tidak dipakai lagi,

kecuali edema generalisata. Selain itu bila di dapatkan kenaikan

berat badan >0,57kg/minggu.

Preeklamsi adalah sindrom spesifik kehamilan berupa

berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel,

proteinuria adalah tanda penting preeklamsi, terdapatnya proteinuria

300 mg/1+ (Cunningham, 2006).

b. Etiologi/Predisposisi preeklamsi

Penyebab penyakit ini sampai sekarang belum bisa diketahui

secara pasti. Namun banyak teori yang telah dikemukakan tentang

terjadinya hipertensi dalam kehamilan tetapi tidak ada satupun teori

tersebut yang dianggap benar-benar mutlak.


Beberapa faktor resiko ibu terjadinya preeklamsi:

1) Paritas

Kira-kira 85% preeklamsi terjadi pada kehamilan pertama.

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari kejadian

preeklamsi dan risiko meningkat lagi pada grandemultigravida

(Bobak, 2005). Selain itu primitua, lama perkawinan ≥4 tahun

juga dapat berisiko tinggi timbul preeklamsi (Rochjati, 2003)

2) Usia

Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 23-35 tahun.

Kematian maternal pada wanita hamil dan bersalin pada usia

dibawah 20 tahun dan setelah usia 35 tahun meningkat, karena

wanita yang memiliki usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari

35 tahun di anggap lebih rentan terhadap terjadinya preeklamsi

(Cunningham, 2006). Selain itu ibu hamil yang berusia ≥35

tahun telah terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan

dan jalan lahir tidak lentur lagi sehingga lebih berisiko untuk

terjadi preeklamsi (Rochjati, 2003).

3) Riwayat hipertensi

Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami

hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20

minggu. Ibu yang mempunyai riwayat hipertensi berisiko lebih

besar mengalami preeklamsi, serta meningkatkan morbiditas dan

mortalitas maternal dan neonatal lebih tinggi. Diagnosa


preeklamsi ditegakkan berdasarkan peningkatan tekanan darah

yang disertai dengan proteinuria atau edema anasarka

(Cunningham, 2006)

4) Sosial ekonomi

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa wanita yang sosial

ekonominya lebih maju jarang terjangkit penyakit preeklamsi.

Secara umum, preeklamsi/eklamsi dapat dicegah dengan asuhan

pranatal yang baik. Namun pada kalangan ekonomi yang masih

rendah dan pengetahuan yang kurang seperti di negara

berkembang seperti Indonesia insiden preeklamsi/eklamsi masih

sering terjadi (Cunningham, 2006)

5) Hiperplasentosis /kelainan trofoblast

Hiperplasentosis/kelainan trofoblas juga dianggap sebagai faktor

predisposisi terjadinya preeklamsi, karena trofoblas yang

berlebihan dapat menurunkan perfusi uteroplasenta yang

selanjutnya mempengaruhi aktivasi endotel yang dapat

mengakibatkan terjadinya vasospasme, dan vasospasme adalah

dasar patofisiologi preeklamsi/eklamsi. Hiperplasentosis

tersebut misalnya: kehamilan multiple, diabetes melitus, bayi

besar, 70% terjadi pada kasus molahidatidosa (Prawirohardjo,

2008; Cunningham, 2006).


6) Genetik

Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam

kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotip

janin. Telah terbukti pada ibu yang mengalami preeklamsi 26%

anak perempuannya akan mengalami preeklamsi pula,

sedangkan 8% anak menantunya mengalami preeklamsi. Karena

biasanya kelainan genetik juga dapat mempengaruhi penurunan

perfusi uteroplasenta yang selanjutnya mempengaruhi aktivasi

endotel yang dapat menyebabkan terjadinya vasospasme yang

merupakan dasar patofisiologi terjadinya preeklamsi/eklamsi

(Wiknjosastro, 2008; Cunningham, 2008).

7) Obesitas

Obesitas adalah adanya penimbunan lemak yang berlebihan di

dalam tubuh. Obesitas merupakan masalah gizi karena kelebihan

kalori, biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani,

kelebihan gula dan garam yang kelak bisa merupakan faktor

risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti

diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, reumatik

dan berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan

lain.Hubungan antara berat badan ibu dengan risiko preeklamsia

bersifat progresif, meningkat dari 4,3% untuk wanita dengan

indeks massa tubuh kurang dari 19,8 kg/m2 terjadi peningkatan


menjadi 13,3 % untuk mereka yang indeksnya ≥35 kg/m2

(Cunningham, 2006; Mansjoer, 2008)

c. Klasifikasi preeklamsi

Preeklamsi merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat

membahayakan kesehatan maternal maupun neonatal. Gejala klinik

preeklamsi dapat dibagi menjadi preeklamsi ringan dan preeklampsi

berat:

1) Preeklamsi ringan (PER)

a) Pengertian PE ringan

Preeklamsi ringan adalah suatu sindrom spesifik kehamilan

dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya

vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel

(Prawirohardjo, 2008).

b) Diagnosis PE ringan

Diagnosis preeklamsi ringan menurut Prawirohardjo 2008,

ditegakkan berdasarkan atas munculnya hipertensi disertai

proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. TD ≥140/90 mmHg

b. Proteinuria: ≥300 mg/24 jam atau pemeriksaan

kualitatif 1 atau 2+

c. Edema: edema generalisata (edema pada kaki,

tangan,muka,dan perut).
2) Preeklamsi berat

a) Pengertian PE berat

Preeklamsi berat adalah preeklamsi dengan tekanan darah

≥160/110 mmHg, disertai proteinuria ≥5 g/24 jam atau 3+

atau lebih (Prawirohardjo, 2008).

b) Diagnosa PE berat

Diagnosis preeklamsi berat menurut Prawirohardjo 2008,

dan Wiknjosastro 2007, ditegakkan bila ditemukan salah

satu atau lebih tanda/gejala berikut:

(a) TD ≥ 160/110 mmHg

(b) Proteinuria ≥5 g/24 jam; 3 atau 4+ dalam pemeriksaan

kualitatif.

(c) Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500cc/24jam

(d) Kenaikan kadar kreatinin plasma

(e) Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran,

nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur.

(f) Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas

abdomen.

(g) Edema paru-paru dan sianosis

(h) Hemolisis mikroangiopatik

(i) Trombositopenia berat: <100.000 sel/mm3atau

penurunan trombosit dengan cepat.

(j) Gangguan fungsi hepar


(k) Pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat

(l) Sindrom HELLP

a. Patologi preeklamsi

Perubahan pada sistem dan organ pada preeklamsi menurut

Prawirohardjo 2008 adalah:

a) Perubahan kardiovaskular

Penderita preeklamsi sering mengalami gangguan fungsi

kardiovaskular yang parah, gangguan tersebut pada dasarnya

berkaitan dengan afterload jantung akibat hipertensi

(Cunningham, 2006).

b) Ginjal

Terjadi perubahan fungsi ginjal disebabkan karena menurunnya

aliran darah ke ginjal akibat hipovolemi, kerusakan sel

glomerulus mengakibatkan meningkatnya permebelitas membran

basalis sehingga terjadi kebocoran dan mengakibatkan

proteinuria. Gagal ginjal akut akibat nekrosis tubulus ginjal.

Kerusakan jaringan ginjal akibat vasospasme pembuluh darah

dapat diatasi dengan pemberian dopamin agar terjadi vaso

dilatasi pada pembuluh darah ginjal.

c) Viskositas darah

Vaskositas darah meningkat pada preeklamsi, hal ini

mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan menurunnya

aliran darah ke organ.


d) Hematokrit

Hematokrit pada penderita preeklamsi meningkat karena

hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklamsi.

e) Edema

Edema terjadi karena kerusakan sel endotel kapilar. Edema yang

patologi bila terjadi pada kaki tangan/seluruh tubuh disertai

dengan kenaikan berat badan yang cepat.

f) Hepar

Terjadi perubahan pada hepar akibat vasospasme, iskemia, dan

perdarahan. Perdarahan pada sel periportal lobus perifer, akan

terjadi nekrosis sel hepar dan peningkatan enzim hepar.

Perdarahan ini bisa meluas yang disebut subkapsular hematoma

dan inilah yang menimbulkan nyeri pada daerah epigastrium dan

dapat menimbulkan ruptur hepar.

g) Neurologik

Perubahan neurologik dapat berupa, nyeri kepala di sebabkan

hiperfusi otak. Akibat spasme arteri retina dan edema retina

dapat terjadi ganguan visus.

h) Paru

Penderita preeklamsi berat mempunyai resiko terjadinya edema

paru. Edema paru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri,

kerusakan sel endotel pada pembuluh darah kapilar paru, dan

menurunnya deuresis.
b. Pencegahan preeklamsi

Pencegahan preeklamsi ini dilakukan dalam upaya untuk

mencegah terjadinya preeklamsi pada perempuan hamil yang

memiliki resiko terjadinya preeklamsi. Menurut Prawirohardjo 2008

pencegahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a) Pencegahan non medikal

Yaitu pencegahan dengan tidak memberikan obat, cara yang paling

sederhana yaitu dengan tirah baring. Kemudian diet, ditambah

suplemen yang mengandung: a) minyak ikan yang kaya akan asam

lemak tidak jenuh misal: omega-3 PUFA, b) antioksidan: vitamin

C, vitamin E, dll.c) elemen logam berat: zinc, magnesium, kalium.

b) Pencegahan dengan medikal

Pemberian deuretik tidak terbukti mencegah terjadinya hipertensi

bahkan memperberat terjadinya hipovolumia. Pemberian kalsium:

1.500-2.000mg/hari, selain itu dapat pula diberikan zinc 200

mg/hari,magnesium 365 mg/hari. Obat trombotik yang dianggap

dapat mencegah preeklampsi adalah aspirin dosis rendah rata-rata

<100mg/hari atau dipiridamole dan dapat juga diberikan obat anti

oksidan misalnya vitamin C, Vitamin E.


3. Usia

a. Pengertian usia/umur

Umur atau usia adalah lama waktu hidup seseorang,dari sejak

dirinya dilahirkan atau diadakan (Hoetomo,2005).

1) Usia kurang dari 20 tahun

Remaja adalah individu yang berusia /berumur antara 15-19

tahun. Para remaja biasanya masih tumbuh dan berkembang

sehingga memiliki kebutuhan kalori yang lebih besar dari pada

wanita yang lebih tua. Menurut National Center for Healt

Statistic (Smitt dkk.1999), sekitar 13 % persalinan terjadi pada

wanita berusia 15-19 tahun. Remaja memiliki kemungkinan

lebih besar mengalami anemia, dan beresiko memiliki janin

yang pertumbuhannya terhambat, persalinan prematur, dan

angka kematian bayi yang lebih tinggi (Cunningham, 2006).

Manuaba (2007), menambahkan bahwa kehamilan remaja

dengan usia kurang dari 20 tahun mempunyai resiko:

a. Sering mengalami anemia

b. Gangguan tumbuh kembang janin

c. Keguguran, prematurus dan BBLR

d. Gangguan persalinan

e. Preeklamsi
2) Usia lebih dari 35 tahun

Hamil atau bersalin diusia lebih dari 35 tahun juga sangat

berisiko, karena pada usia tersebut fungsi organ reproduksi juga

sudah mulai mengalami penurunan sehingga tidak dapat bekerja

secara maksimal. Pengamatan yang dilakukan Cunningham dan

Leveno tahun 1995 di Parkland Hospital terhadap sekitar 900

wanita berusia diatas 35 tahun memperlihatkan peningkatan

bermakna pada insiden hipertensi, diabetes dan solusio plasenta.

Angka kematian ibu lebih tinggi, tetapi perbaikan perawatan

medis dapat memperbaiki keadaan ini. Penelitian Bulher dan

Rekan kematian maternal di Amerika Serikat dari tahun 1794

sampai 1982, dan dari tahun 1974 sampai 1978 wanita berumur

memperlihatkan peningkatan risiko relatif kematian maternal 5

kali lipat dibanding wanita yang berusia lebih muda

(Cunningham, 2006).

4. Paritas

a. Pengertian paritas

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau

sama dengan 500 mg yang pernah dilahirkan hidup maupun mati. Bila

berat badan tidak diketahui maka dipakai umur kehamilan, yaitu 24

minggu (Siswosudarmo, 2008)


Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rozhikan pada

tahun 2007 menunjukkan adanya hubungan bermakna atara paritas ibu

dengan preeklamsi.

b. Jenis paritas

Menurut (Siswosudarmo, 2008) jenis paritas bagi ibu yang sudah

partus antara lain yaitu:

1) Nullipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan bayi

yangmampu hidup

2) Primipara adalah wanita yang pernah satu kali melahirkan bayi

yangtelah mencapai tahap mampu hidup

3) Multipara adalah wanita yang telah melahirkan dua janin viabel

atau lebih

4) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan lima anak

atau lebih

Menurut Siswosudarmo 2008 dan Cunningham 2006 yaitu:

Gravida adalah wanita yang sedang atau pernah hamil tanpa

memandang hasil kehamilannya.

a. Nulligravida adalah wanita yang tidak sedang atau tidak pernah

hamil.

b. Primigravida adalah seorang wanita yang sedang atau pernah

hamil untuk pertamakalinya.

c. Multigravida adalah seorang wanita yang pernah hamil lebih dari

satu kali.
B. KERANGKA TEORI

Paritas

Umur

Riwayat hipertensi - TD Tinggi

-Proteinuria

-Edema Anasarka Preeklamsi


Sosial ekonomi
Sosial Ekonomi
Rendah

Hiperplasentosis/ ANC tidak Baik


Trofoblas

Penurunan Perfusi
Genetik Uteroplasenta

Aktivasi Endotel Vasospasme

-kelebihan lemak
obesitas -kelebihan protein hewani
-kelebihan gula
-kelebihan garam
-kelebihan serat dan
Mikronutrien
Bagan 2.1 kerangka teori
Sumber : Faktor predisposisi yang menyebabkan preeklamsi diambil dari
beberapa teori (Bobak, 2005; Cunningham, 2006; Wiknjosastro, 2008)
C. KERANGKA KONSEP

Variabel bebas Variabel terikat

Paritas

Preeklamsi
Umur

Bagan 2.2 Kerangka konsep

D. HIPOTESIS
1. Ada hubungan antara usia dengan kejadian preeklamsi.
2. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsi.
BAB III

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PATOLOGI


PADA NY. “J“ USIA KEHAMILAN 36 MINGGU 3 HARI DGN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS WONOSARI
TANGGAL 05 NOVEMBER 2020

Tanggal Kunjungan     : 05 November 2020


Tanggal Pengkajian     : 05 November 2020
Nama Pengkaji            : Iim Murtiawani

I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

  Identitas istri suami


Nama                     : Ny. “ J “     Tn. “ S “
Umur                     : 30 tahun     25 tahun
Suku                      : Jawa        Jawa
Agama                   : Islam          Islam
Pendidikan             : SMA       SMA
Pekerjaan              : IRT             Wiraswasta
Lamanya nikah       : 1 x             ± 4 tahun
Alamat                  : Kebobang

Riwayat kehamilan sekarang


 Ini kehamilan yang kedua dan tidak pernah keguguran
 Hari pertama haid terakhir tanggal 15 Maret 2020
 Umur kehamilan sekarang ± 8 bulan
 Pergerakan janin dirasakan sejak umur kehamilan 5 bulan sampai sekarang
 Tidak pernah merasa sakit kepala hebat selama hamil
 Tidak pernah merasa nyeri perut hebat selama hamil
 Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dari dokter
 Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali

Riwayat kesehatan sekarang dan lalu

 Tidak ada riwayat penyakit jantung, DM, hipertensi, dan penyakit keturunan
 Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan/minuman
 Ibu tidak ketergantungan alkohol dan rokok

Riwayat obstetric

- Riwayat reproduksi (menstruasi)


Menarche  : umur 14 tahun
Siklus haid      : 28-30 hari
Lama haid : 6-7 hari
- Riwayat ginekologi
Ibu tidak pernah mengalami infeksi/ penyakit gangguan reproduksi
- Riwayat KB
Ibu pernah menjadi akseptor KB

Data psikologi, ekonomi, dan spiritual

a) Ibu dan keluarga senang dengan kehamilannya saat ini


b) Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
c) Ibu ingin melahirkan di rumah sakit dan ditolong oleh bidan
d) Biaya ditanggung oleh suami
e) Ibu senantiasa berdo’a agar kehamilannya baik-baik saja

Pola kebutuhan sehari-hari

- Kebutuhan nutrisi
Makan 3 x sehari dengan porsi (nasi, sayur, tahu, tempe dan daging)
Minum ± 8 gelas sehari dan selama hamil tidak ada perubahan
- Eliminasi
BAB : 2 x/hari, konsistensi lunak, warna kuning
BAK : 4-5 x/hari, warna kuning muda, bau amoniak
- Pola istirahat
Tidur siang ± 1-2 jam/hari
Tidur malam ± 8 jam/hari
Selama hamil tidak ada perubahan
- Personal hygiene
Mandi 2 x sehari memakai sabun mandi
Keramas 2 x seminggu memakai shampo
Sikat gigi 3 x sehari memakai pasta gigi
Mengganti pakaian dalam/luar setiap kali mandi atau apabila kotor/basah
Selama hamil tidak ada perubahan

Pemeriksaan fisik

TP : tanggal 22 November 2020


Keadaan umum : ibu baik
Kesadaran : komposmentis

TD    : 140/100 mmHg       
N      : 82 x/i                       
S    : 36,40 C                                   
P     : 20 x/i

BB sebelum hamil :  48 kg


BB sekarang :  56 kg
TB        : 157 cm
LILA    : 24 cm
Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

- Kepala dan rambut


Inspeksi  :  kulit kepala bersih dan rambut tidak mudah tercabut
- Wajah
Inspeksi  :  tidak ada oedema dan tidak ada cloasma, ibu kelihatan pucat
- Mata
Inspeksi  :  simetris kiri dan kanan, konjungtiva agak pucat, sclera putih
-  Hidung

Inspeksi  :  tidak ada polip dan tidak ada secret


Palpasi    :  tidak ada nyeri tekan
- Telinga
Inspeksi  :  simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen
Palpasi    :  tidak ada nyeri tekan
- Mulut dan gigi
Inspeksi  :  bibir lembab, gigi tidak ada caries, tidak ada sariawan
-   Leher

Inspeksi  :  simetris kiri dan kanan


Palpasi    :  tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularis
- Payudara
Inspeksi  :  simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi pada areolla mammae, colostrums (+) bila putting
susu dipencet
Palpasi    :  tidak ada benjolan dan nyeri tekan
- Abdomen
Inspeksi  :  tampak linea nigra dan striae albican, tidak ada bekas luka operasi, tampak pembesaran perut
sesuai umur kehamilan, tonus otot tampak kendor

Palpasi Leopold :     Leopold I        :  TFU 32 cm            LP  :  83 cm


                                Leopold II       :  PUKA                   TBJ  :  2565 gr
                                Leopold III     :  kepala
                                Leopold IV     :  BAP
Auskultasi DJJ : dengan frekuensi 138 x/menit
.    Pemeriksaan penunjang
  HB         :  9 gr%
Albumin :  -

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL

Diagnosa   :  GIIPIAO, Usia Kehamilan 36 minggu 3 hari, Situs memanjang, Presentase kepala,


Konvergen, Intra Uterine, Tunggal, Hidup, Keadaan janin baik, Keadaan ibu dengan masalah hipertensi
DS     : Ini kehamilan yang kedua dan tidak pernah keguguran
DO    : Tampak pembesaran perut sesuai umur kehamilan
                   Tonus otot tampak kendor
                   Tampak striae albican dan linea nigra

                        Auskultasi DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 138
x/menit

Palpasi Leopold :      Leopold I        :  TFU 32 cm            LP  :  83 cm


                                 Leopold II       :  PUKA                   TBJ  :  2565 gr
                                 Leopold III     :  kepala
                                 Leopold IV     :  BAP

       

Analisa dan Interpretasi data

DJJ dalam batas normal yaitu antara 120-160 x/i, adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu serta
pertumbuhan dan perkembangan uterus sesuai umur kehamilan, hal ini menunjukkan keadaan janin baik.
(Obstetri Fisiologi Padjajaran, hal : 170)
  Keadaan ibu dengan hipertensi

DS     : Ibu mengatakan sering pusing


DO    : TTV          
TD    : 140/100 mmHg
                      N      : 82 x/i
    S     : 36,40 C
    P     : 20 x/i

Analisa dan Interpretasi data

Hipertensi karena kehamilan dengan frekuensi tinggi sering ditemukan tanpa gejala kecuali
meningkatnya tekanan darah. Diagnosa menjadi lebih buruk dengan terdapatnya preeklamsia. Jika
tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui maka sulit membedakan antara preeklamsi
dan hipertensi kronik. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2006, hal : 209)

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Masalah potensial : Antisipasi terjadinya preeklamsia


DS    : -
DO   :  TTV       TD    : 140/100 mmHg                       S    : 36,40 C
                             N      : 82 x/i                                     P    : 20 x/i

1. Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinurine dan oedema yang
timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ketiga pada
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada molahidatidosa.
(Prawirohardjo, hal : 205)
2. Pada umumnya ibu hamil dengan umur kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan
peningkatan tekanan darah tinggi diatas normal sering diasosiasikan dengan preeklamsi.
(Ilmu Kebidanan, Sarwono, hal : 283)
IV.  TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI

1.      Kolaborasi dengan petugas lab untuk pemeriksaan proteinurine


2.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

V.  RENCANA TINDAKAN/INTERVENSI

Diagnosa      :  GIIPIAO, Usia Kehamilan 36 minggu 3 hari, Situs memanjang, Presentase kepala,


Konvergen, Intra Uterine, Tunggal, Hidup, Keadaan janin baik, Keadaan ibu dengan masalah hipertensi
Tujuan          : Hipertensi dapat teratasi dan tidak ada komplikasi
                       Kecemasan berkurang atau teratasi
                       Keadaan ibu dan janin baik
Kriteria         : Ekspresi ibu tampak ceria
                       Tidak ada tanda-tanda seperti penglihatan kabur
                       Ibu tidak pusing dan TTV dalam batas normal
                       Kehamilan dapat berlangsung sampai aterm
               DJJ : dalam batas normal (120-160 kali/menit)

Intervensi     :

Tanggal 05 November 2012

1.      Jelaskan kepada ibu bahwa kehamilannya terganggu


Rasional :  Dengan memberitahu kepada ibu bahwa kehamilannnya terganggu agar sesering
mungkin memeriksakan kehamilannya
2.      Anjurkan kepada ibu untuk bangun secara perlahan dan posisi istirahat dan hindari berdiri
terlalu lama
Rasional :  Agar ibu dapat meringankan keluhan sering pusing dan ibu dapat beradaptasi dengan
keluhan dan ketidaknyamanan
3.      Anjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup minimal 7-8 jam/hari
Rasional :  Istirahat yang cukup memberikan relaksasi pada otot serta mengurangi beban kerja
jantung
4.      Anjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygiene
Rasional :  Untuk memberi rasa nyaman pada ibu dan mencegah infeksi
5.      Beritahu kepada ibu tentang 10 tanda bahaya kehamilan
Rasional :  Agar ibu mengerti dan dapat segera datang ke rumah sakit terdekat jika terdapat salah
satu dari tanda bahaya tersebut
6.      Anjurkan kepada ibu untuk mengurangi asupan nutrisi dan anjurkan kepada ibu untuk diet
karbohidrat
Rasional :  Agar pada kehamilan tua, janin ibu tidak terlalu besar
7.      Menganjurkan ibu untuk memperbanyak asupan kalium seperti buah-buahan (semangka,
alpukat, melon) dan sayuran (labu siam, mentimun, seledri, bawang putih)
Rasional :  Dengan mengkonsumsi kalium dapat membantu penurunan tekanan darah
8.      Anjurkan kepada ibu sesering mungkin memeriksakan kehamilannya ke dokter
Rasional :  Dengan melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut
dan pemberian dosis obat
9.      Jelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan karena sudah mendekati persalinan
Rasional :  Agar ibu bisa mempersiapkan diri dan persiapan pakaian anaknya
10.  Menganjurkan kepada ibu untuk follow up
Rasional :  Agar mengetahui perkembangan ibu dan janin

VI.  IMPLEMENTASI

Tanggal 05 November 2020

1.      Menjelaskan kepada ibu bahwa kehamilannya terganggu


2.      Menganjurkan kepada ibu untuk bangun secara perlahan dan posisi istirahat dan hindari
berdiri terlalu lama
3.      Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup minimal 7-8 jam/hari
4.      Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygiene dengan mandi 2 kali sehari dan
sikat gigi setiap selesai makan dan sebelum tidur
5.      Memberitahu kepada ibu tentang 10 tanda bahaya kehamilan
a.       Sakit kepala hebat dan menetap
b.      Mual muntah berlebihan
c.       Oedema pada wajah dan tangan
d.      Penurunan gerak janin
e.       Perdarahan jalan lahir
f.       Pandangan kabur
g.      Nyeri perut hebat
h.      BB ibu tidak naik
i.        Kejang
j.        KPD
6.      Menganjurkan kepada ibu untuk mengurangi asupan nutrisi dan anjurkan kepada ibu untuk
diet karbohidrat
7.      Menganjurkan ibu untuk memperbanyak asupan kalium seperti buah-buahan (semangka,
alpukat, melon) dan sayuran (labu siam, mentimun, seledri, bawang putih)
8.      Menganjurkan ibu sesering mungkin memeriksakan kehamilannya ke dokter
9.      Menjelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan karena sudah mendekati persalinan
10.  Menganjurkan kepada ibu untuk follow up

VII.  EVALUASI

Tanggal 05 November 2020


1.      Ibu mengerti dan bisa mengulang apa yang dijelaskan.
2.      Ibu bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
3.      Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang 10 tanda bahaya kehamilan dan segera
kembali bila ada tanda-tanda tersebut.
4.      Ibu paham dengan anjuran bidan dan mau melaksanakannya.
5.      Ibu mengerti dengan anjuran bidan dan akan sering memeriksakan kehamilannya ke dokter.
6.      Ibu mengerti tentang penjelasan mengenai persiapan persalinan dan kelahiran dan sudah
menyiapkannya.
7.      Follow up.
BAB V
PENUTUP
Setelah dilakukannya asuhan kebidanan secara continuity of care yang diberikan kepada

Ny.J G1 P0 A0 yang dilakukan pada tanggal 05 November 2020 telah dokumentasikan dalam

bentuk 5 langkah manajemen Askeb, dan dilanjutkan dengan SOAP perkembangan yang setelah

itu dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

5.1 KESIMPULAN

Ini adalah pemeriksaan pertama kehamilan pasen Ny.J. Kunjungan yang dilakukan Ny.J

termasuk dalam ibu hamil resiko tinggi dan keluhan-keluhan yang dirasakan masih dalam batas

normal.

5.2 SARAN

Sebagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan, penulis

menyimpulkan sebagai berikut:

1. Institusi pendidikan

Perlu adanya evaluasi Asuhan Kebidanan yang dilaksanakan oleh mahasiswa sehingga

penerapannya sesuai dengan standart Asuhan kebidanan yang ada.

2. Penulis

Diperlukan adanya evaluasi dalam penerapan di lapangan dari teori yang di dapatkan,

sehingga Asuhan Kebidanan yang diberikan selalu terupdate.

3. Bagi Lahan Praktik

Bidan dan asisten diharapkan dapat meningkatkan kembali pelayanan kemampuan

mendeteksi, mencegah serta menangani masalah-masalah yang timbul pada masa hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.

4. Bagi Klien dan Keluarga

Pasien diharapkan mampu memelihara kesehatan, mendeteksi kemungkinan masalah dan

mengatasi masalah kesehatan. Serta mampu mencurigai apabila ditemukannya

komplikasi maupun penyulit pada masa kehamilan, bersalin, nifas, neonatus dan KB.

Sehingga dapat segera memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal dan berkualitas
untuk pasien.

Anda mungkin juga menyukai