Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULAN PRAKTIK KLINIK

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama : Rizaqul Mufida


Semester : II (Dua)
Kompetensi Tindakan : Melakukan Pemantauan Kemajuan Persalinan,
Kesejahteraan Ibu dan Janin
Stase : Stase Asuhan Kebidanan pada Persalinan

A. Latar Belakang
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina
secara spontan (Manuaba, 1998; Wiknjosastro dkk, 2015). Pada akhir
kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sampai akhirnya timbul
kontraksi kuat secara ritmis sehingga bayi dilahirkan (Guyton & Hall, 2020).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus ke dunia luar, Persalinan dan kelahiran normal merupakan
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Indrayani,
2018) Namun tak semua persalinan berjalan dengan normal, adapun
persalinan dengan hambatan yang di sebut sebagai komplikasi pada
persalinan, Seperti : ketuban pecah dini, persalinan premature, kehamilan post
matur, tidak ada kemajuan persalinan, kelainan posisi janin, distosia bahu,
prolapse tali pusat, dsb. (Sastrawinata, 2017)
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2020, ditemukan bahwa
angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2018 mengalami kenaikan yang
signifikan, dari AKI 2019 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu di Indonesia tersebut
didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi
dalam kehamilan, dan infeksi. Namun dalam beberapa tahun terakhir
didapatkan bahwa kejadian hipertensi dalam kehamilan justru mengalami
kenaikan, sedangkan infeksi dan perdarahan mengalami penurunan, dengan
presentase kejadian preeklampsi 25% dari seluruh total kematian ibu hamil di
tahun 2013. (Kemenkes, 2020)
Terdapat lima penyebab kematian pada ibu terbesar di Indonesia yaitu
perdarahan (30,3%), hipertensi dalam kehamilan (27,1%), infeksi (7,3%),
partus lama/macet (5%), persalinan lama/macet merupakan salah satu
penyebab kematian ibu di Indonesia.(Kemenkes RI, 2020) Faktor penyebab
dari persalinan tidak berjalan dengan semestinya meliputi 5P yakni power,
pessage, pessanger, penolong dan psikologi.(Indrayani, 2018)
Keadaan ini akan mempengaruhi Kesejahteraan janin secara umum yaitu
perkembangan janin secara normal yang ditandai dengan tidak adanya
gangguan pada pemeriksaan dan atau tidak adanya keluhan yang dirasakan
oleh ibu. Faktor penyebab dari gangguan kesejahteraan janin yaitu faktor
genetik, kenaikan berat badan ibu yang tidak adekuat atau nutrisi yang kurang
memadai saat kehamilan, penyakit kronik ibu, infeksi selama kehamilan,
terpajan zat karsinogen, implantasi plasenta dan solusio plasenta. Dampak
dari gangguan kesejahteraan janin yakni (PJT) Pertumbuhan Janin
Terhambat, teratoma, sindrom patau, talasemia, hipotiroid konginetal,
kraniorakiskisi, asfiksia intra partum bahkan sampai lahir dengan (BBLR)
berat badan lahir rendah (mati dalam kandungan) (Wirakusumah, 2020).
Menurut hasil penelitian Indrawati (2018) di wilayah Puskesmas Minggir
kabupaten Sleman dengan tehnik sampling menggunakan total sampling
sebanyak 102 bayi. Jenis penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan
desain case control dan menggunakan uji Chi Square dan hasil penelitian
mengatakan terdapat hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian
BBLR di Puskesmas Minggir Sleman sebesar 0.000, yang berarti p = 0,001
Dampak apabila tidak dilakukan pemantauan kemajuan persalinan,
kesejahteraan ibu dan janin yaitu kurnagnya pengawasan terhadap persalinan
yang dapat mengakibatkan persalinan tidak normal dan dapat melahirkan bayi
dengan BBLR.
Alasan pentingnya dilakukan pemantauan kemajuan persalinan,
kesejahteraan ibu dan janin karena penting bagi janin pada masa kehamilan
dan persalinan, kualitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang mendukung
menjadikan harapan ibu untuk melahirkan normal banyak cara dilakukan
untuk memantau kesejahteraan janin yaitu diantaranya USG, pemantauan
denyut jantung janin (DJJ) pemantauan gerak harian janin, dan pengukuran
tinggi fundus uteri dalam sentimeter (Kemenkes RI, 2013).

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu berslain
khususnya dengan Tindakan melakukan pemantauan kemajuan persalinan.
2. Melakukan Tindakan pemantauan kesejahteraan ibu dan janin
3. Untuk melakukan pengawasan terhadap persalinan
4. Meningkatkan kualitas Kesehatan ibu dan janin

C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan khususnya tentang
melakukan Tindakan pemantauan kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu
dan janin
2. Melakukan pengawasan terhadap persalinan, ibu dan janin.

D. Indikasi
1. Ibu bersalin fisiologi
2. Ibu bersalin patologi

E. Kontra Indikasi
Tidak ada
F. Persiapan Alat dan Bahan
1. Alat menulis
2. Partograf

G. Prosedur
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mengidentifikasi kebutuhan atau indikasi klien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan prosedur Tindakan
c. Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
3. Tahap kerja
a. Pencatatan selama fase laten persalinan, kala satu persalinan dibagi
menjadi 2, yakni fase laten dan fase aktif yang dapat diukur melalui
pembukaan serviks :
1) Fase laten : pembukaan serviks kurang dari 4 cm.
2) Fase aktif :pembukaan serviks 4 cm sampai 10 cm.
Kondisi ibu dan bayi pada fase aktif, setiap pemeriksaan harus di catat
dalam patograf, sbb :
1) Denyut jantung janin : ½ jam
2) Frekuansi dan kontraksi : ½ jam
3) Nadi : ½ jam
4) Pembukaan serviks : 4 jam
5) Penurunan kepala : 4 jam
6) Tekanan darah & suhu : 4 jam
7) Produksi urin & aseton & protein : 2 – 4 jam
Jika ditemui tanda-tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi
harus lebih dilakukan lalu lakukan tindakan yang sesuai apabila dalam
diagnosis ditetapkan adanya penyulit dalam persalinan.
b. Pencatatan selama fase aktif : Partograf
1) Informasi tentang ibu - Nama, umur; - Gravida, para,
abortus(keguguran); - Nomor catatan medis/nomor puskesmas -
Tanggal dan waktu mulai dirawat - Waktu pecahnya selaput
ketuban
2) Kondisi janin - DJJ
3) Kondisi ketuban dan penyusupan
a) Penilaian keadaan ketuban Utuh(jika belum pecah),
Mekonium, Jernih, Darah, Kering.
b) Jika ketuban sudah pecah dan pembukaan serviks sudah besar
maka dapat di nilai apakah ada penyusupan mollage atau tidak
nya pada kepala janin yang akan dilahirkan
4) Pembukaan serviks dan penurunan kepala janin
a) Pembukaan serviks dan penurunan kepala dapat dinilai melalui
pemeriksaan dalam, pembukaan serviks dinilai dari besarnya
serviks membuka berdasarkan cm menggunakan
jari(pemeriksaan dalam) dan penurunan kepala janin dinilai
dari sudah sampai Hodge/station berapakah penurunan kepala
janin.
b) Jam mulai fase aktif
c) Menilai jam berapakah pasien sudah memasuki fase aktif dan
sudah pembukaan berapakah pasien pada fase aktif tsb.
5) Kontraksi uterus
Menilai seberapa lama uterus (Rahim) berkontraksi dan seberapa
sering uterus (Rahim) berkontraksi dalam 10 menit dan berdurasi
berapa detik dalam setiap kontraksinya.
6) Obat”an dan cairan yang diberikan
- Oxytosin (jika diberikan melalui drip)
- Menilai cairan/obat”an yang di berikan (jika diberikan/diinfus)
7) Kondisi ibu
Menilai kondisi ibu (tekanan darah, dan nadi)
8) Suhu
Menilai suhu tubuh pada ibu.
9) Kondisi protein, aseton, dan volume urine
Menilai banyak nya urine, aseton dan protein dalam urine dalam 2
– 4 jam.
4. Terminasi
a. Merapikan klien dan alat
b. Mengevaluasi respon pasien
c. Mengucapkan salam
d. Mencuci tangan
e. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien
H. Referensi

Hall JE. Guyton and Hall 2020. Textbook of Medical Physiology. 13th ed.
Philadelphia (PA): Elsevier, Inc

Indrayani, dan Djami, M. (2018). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta
: CV. Trans Info Media.

Kementrian Republik Indonesia.“Profil Kesehatan Indonesia 2012”.[Di akses


tanggal 11 November 2013]. Di dapat dari: http://www.kemkes.go.id.

Kemenkes RI. 2020a. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 320 Tahun 2020
tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta : Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan.

Sastrawinata, S. 2017. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offse

Wiknjosastro, Hanifa. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Wirakusumah, Firman F. dkk.2020. “Obstetri Fisiologi Ilmu Kesehatan


Reproduksi”. Jakarta: EGC; 2011.
Menyetujui Pati, Mei 2023
Pembimbing Akademik Mahasiswa

Naomi Parmila Hesti Savitri, S. Si. T., M. Keb Rizaqul Mufida


NPP. 12005108

Mengetahui
Plt. Ka prodi pendidikan profesi bidan

Siti Marfu'ah S. S. T., MPH


NPP. 12005077

Anda mungkin juga menyukai