Anda di halaman 1dari 56

DESKRIPSI RUMAH SAKIT UNS

A. Profil dan Sejarah Rumah Sakit UNS


Rumah Sakit UNS adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebgai
tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam
bidang pendidikan kedokteran dan / atau kedokteran gigi, pendidikan
berekelanjutan, dan pendidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi.
Merupakan rumah sakit dengan tipe pelayanan A, B dan C, memiliki 200
kamar, dan ditahap awal membuka layanan rawat inap dengan kapasitas 60
pasien, yang akan ditambah kapasitasnya seiring dengan ketersediaan sumber
daya pendukung pelayanan. Sebanyak 10 poliklinik spesialis mulai beroperasi
pada tahap ini. Selain itu, juga dibuka fasilitas Instalasi Gawat Darurat beserta
Laboratorium yang buka selama 24 jam.
B. Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit UNS
Visi
“Mewujudkan RS UNS sebagai pusat pendidikan, penelitian dan pelayanan
kesehatan, bereputasi internasional, berlandaskan kedokteran komunitas dan
nilai luhur budaya nasional”
Misi
a. Menyelenggarakan penelitian yang berbasis komunitas dan translational
research.
b. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran klinik yang menuntut
pengembangan diri dosen dan mendorong kemandirian mahasiswa dalam
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
c. Menyelenggarakan layanan rumah sakit dengan berbais evidence based
medicine dengan mengembangkan system informasi kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian dan kebutuhan masyarakat.
d. Menyelenggarakan tata kelola rumah sakit berbasis good hospital
governance untuk meraih reputasi unggul nasional dan internasional.

1
Tujuan
1. Pendidikan Kedokteran
a. Untuk meningkatkan proses pendidikan yang efektif dan efisien dengan
system pendidikan profesi yang terintegrasi,yang memenuhi standar
nasional maupun internasional
b. Untuk menyediakan real patient yang memadai baik jenis jumlah dan atau
simulasi tentang pasien yang relevan untuk mencapai kompetensi tertentu.
c. Untuk menyediakan tempat pendidikan bagi tenaga kesehatan dan tenaga
non kesehatan lainnya guna meningkatkan kualitas pelayanan yang
berkelanjutan dan pengembangan profesi berkelanjutan
d. Untuk meningkatkan layanan pendidikan dan penelitian medis melalui
kerjasama dengan penerapan Tknologi Informasi Kesehatan(TIK)
2. Penelitian Medis
a. Untuk menyediakan fasilitas yang memadai untuk melakukan penelitian
dalam ilmu kedokteran dalam rangka meningkatkan pendidikan dan
pelayanan;
b. Untuk meningkatkan ilmu kedokteran dan teknologi;
c. Untuk penilaian dan penjaringan ilmu teknologi kedokteran
3. Pelayanan Kesehatan
a. Untuk mengembangkan pusat unggulan dalam pelayanan medis sehingga
bisa menjadi pusat rujukan;
b. Untuk mengembangkan pelayanan berkualitas dengan mendasarkan pada
pelayanan berbasis bukti (Evidence Based Medicine);
c. Untuk mendukung system rujukan kesehatan dengan rumah sakit afiliasi
dan pusat kesehatan masyarakat;
d. Untuk memberikan layanan pada masyarakat, terutama masyarakat
eonomi rendah, dengan fasilitas kesehatan lebih mudah diakses dan
pelayanan medis yang berkualitas tinggi
4. Implementasi ICT

2
a. Untuk mengembangkan database kesehatan yang dapat diandalkan dan
berkelanjutan yang berperan dalam mendukung proses pendidikan
kedokteran dengan data berbasis masyarakat
b. Untuk mengembangkan jaringan kolaboratif di bidang pendidikan,
penelitian, dan pelayanan
C. Lokasi Rumah Sakit UNS
Jl. Ahmad Yani No. 200
Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo
Jawa Tengah 57161

D. Struktur Organisasi di Rumah Sakit UNS


Susunan Direksi
1. Direktur : Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR, FINASIM
2. Wakil Direktur Pelayanan : Tonang Dwi Ardyanto, dr., SpPK, PhD
3. Wakil Direktur Umum : Ir. Ahmad Farkhan, MT
4. Wakil Direktur Keuangan dan SDM : Dr. Evi Gantyowati, M.Si, Ak

3
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

a. Rincian Kegiatan Magang


1. Membantu melakukan TTV pasien
2. Membantu menginfus pasien
3. Membantu memasang kateter pada pasien
4. Membantu memandikan bayi
5. Membantu melakukan breastcare
6. Membantu observasi persalinan
7. Membantu dan diberi bimbingan kala II dan kala III
8. Bimbingan heacting perineum
9. Bimbingan dengan pembimbing lahan
10. Melihat jalannya SC
b. Waktu Pelaksanaan
Praktik Klinik Kebidanan IIA (PKK IIA) dilaksanakan tanggal 15 Juli
2019 s/d 2 Agustus 2019. Tempat yang digunakan praktik adalah di Rumah
Sakit Universitas Sebelas Maret, Sukoharjo.
c. Masalah di Lapangan
1. Kurang matangnya teori praktikan
2. Kurang terlatihya praktikan dengan tindakan-tindakan yang dilakukan

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbagai komplikasi pada ibu hamil bisa saja terjadi dan semua ibu
hamil memiliki peluang tersebut. Bila berbagai komplikasi tersebut bisa
dideteksi lebih awal maka akan dapat ditangani dengan baik. Blighted Ovum
(anembrionik pregnancy) atau kehamilan kosong merupakan salah satu
komplikasi atau kelainan dalam kehamilan dimana kantong kehamilan
berkembang didalam rahim, namun kantong kosong dan tidak mengandung
embrio, bisa diartikan juga embrio berhenti berkembang pada tahap yang sangat
awal dalam masa kehamilan (Sukarni dan Margareth, 2013)
Diperkirakan diseluruh dunia kasus BO merupakan 60% dari penyebab
kasus keguguran, di ASEAN mencapai 51%, di Indonesia ditemukan 37% dari
setiap 100 kehamilan (WHO,2012)
BO dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG atau hingga adanya
perdarahan dalam kehamilan trimester dini. Jika tidak segera dikuretase bisa
terjadi infeksi. BO tidak berpengaruh terhadap rahim ibu hamil atau terhadap
masalah kesuburan (Fadillah, 2013)
Berdasarkan SDKI 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per
100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan hasil SDKI
2007 yang mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Peran bidan dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
BO (Blighted Ovum) harus didukung penuh dengan pengetahuan dan
keterampilan baik, karena penatalaksanaan yang benar akan memberikan
kontribusi keberhasilan pemberian asuhan kebidanandan secara tidak langsung
akan menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu (Sofyan,2008)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
mengambil kasus tentang "Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. H Usia 36
Tahun G3P1A1 hamil 11+3 minggu dengan Blighted Ovum Di Rumah Sakit UNS
Sukoharjo."

5
B. MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka penulis mengambil
rumusan masalah yaitu "Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. H Usia 36
Tahun G3P1A1 hamil 11+3 minggu dengan Blighted Ovum Di Rumah Sakit
UNS Sukoharjo"
C. TUJUAN
Penulis memperoleh pengalaman nyata dengan melaksanakan asuhan
kebidanan ibu hamil dengan Blighted Ovum secara langsung melalui pendekatan
manajemen kebidanan 7 langkah Varney.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis
1. Konsep Dasar Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu,
karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,
terutama suami agar dapat menjalani proses kehamilan sampai
melahirkan dengan aman dan nyaman (Yuliana, 2015).
Kehamilan adalah proses yang normal, alamiah yang diawali
dengan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin dan dimulai
sejak konsepsi sampai persalinan (Dewi & Sunarsih, 2011).
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan
yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel
telur) dan spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan
zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan
plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm) (Manuaba, dkk., 2012).
Berdasarkan beberapa definisi kehamilan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kehamilan merupakan bertemunya sel telur dan sel
sperma yang telah matang sehingga terjadi penanaman pada rahim dan
berkembang sampai aterm.
b. Klasifikasi dalam kehamilan
Menurut Kuswanti (2014) , kehamilan dibagi menjadi dua yaitu
kehamilan menurut lamanya dan kehamilan dari tuanya. Kehamilan
ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.
2) Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.
3) Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43minggu.

7
Sedangkan kehamilan ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3
pula yaitu:
1) Kehamilan trimester 1 (antara 0 sampai 12 minggu), di mana
dalam triwulan pertama alat-alat mulai terbentuk.
2) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu), di
mana dalam triwulan kedua alat-alat telah terbentuk tetapi belum
sempurna dan viabilitas janin masih disangsikan.
3) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu), di
mana janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah
viable(dapat hidup) (Kuswanti, 2014).
c. Tanda dan gejala kehamilan
1. Tanda persumtif kehamilan :
a) Amenore
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari
pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan
taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus :
+7 -3 +1 (Prawirohardjo, 2008).
b) Mual muntah
Keadaan ini biasa terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada
pagi hari disebut “morning sickness” (Prawiroharjo. 2008).
c) Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan
tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan
(Prawiroharjo. 2008).
d) Pingsan
Bila berada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu (Prawirohardjo,
2008).

8
e) Payudara tegang
Disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli payudara (Kuswanti, 2014).
f) Anoreksia Nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu
makan), tetapi setelah itu nafsu makan muncul kembali (Marjadi
dkk, 2010).
g) Sering kencing (miksi)
Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan-
bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada triwulan kedua, umumnya keluhan ini hilang
oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul.
Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung
kencing. (Nugroho dkk, 2014).
h) Konstipasi/Obstipas
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormon steroid yang dapat
menyebabkan kesulitan buang air besar (Prawirohardjo, 2008)
2. Tanda kemungkinan hamil
1) Perut membesar
Terjadi pembesaran abdomen secara progresif dari kehamilan 7
bulan sampai 28 minggu. Pada minggu 16-22, pertumbuhan terjadi
secara cepat di mana uterus keluar panggul dan mengisi rongga
abdomen.
2) Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dalam
rahim.
3) Tanda Hegar
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus
uteri sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam

9
forniks posterior dan tangan satunya pada dinding perut atas
symphysis maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri
sama sekali terpisah dari serviks.
4) Tanda ChadwickVagina dan vulva tampak lebih merah, agak
kebiru-biruan (livide) yang disebabkan oleh adanya
hipervaskularisasi. Warna porsio juga akan tampak livide. Hal ini
disebabkan oleh adanya pengaruh hormone estrogen.
5) Tanda PiscaseckUterus membesar ke salah satu jurusan hingga
menonjol jelas ke jurusan pembesaran uterus.
6) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton hicks)
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Saat palpasi atau
pemeriksaan dalam, uterus yang awalnya lunak akan menjadi
keras karena berkontraksi.
7) Teraba ballottement
Pada kehamilan 16-20 minggu, dengan pemeriksaan bimanual
dapat terasa adanya benda yang melenting dalam uterus (tubuh
janin). (Kuswanti, 2014)
3. Tanda Pasti Kehamilan
1)Terdapat gerakan janin dalam rahim
2)Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin.
3)Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat
kardiotokografi, alat dopler. Dilihat dengan ultrasonografi.
Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk
melihatkerangka janin, ultrasonografi.(Manuaba, 2012).
d. Kunjungan dalam kehamilan
Menurut Mufdilah (2009), kunjungan antennal sebaiknya dilakukan
sebanyak 4 kali selama kehamilan, sebagai berikut :
1) Pada Trimester satu dilakukan kunjungan sebanyak 1 kali ( usia
kehamilan 0 – 14 minggu )
2) Pada Trimeter dua dilakukan kunjungan sebanyak 1 kali ( usia
kehamilan 14 – 28 minggu )

10
3) Pada Trimester tiga dilakukan kunjugan sebanyak dua kali ( usia
kehamilan 28 – 36 minggu dan usia kehamilan lebih dari 36 minggu).
e. Faktor factor yang mempengaruhi kehamilan
1) Faktor fisik
Status kesehatan yang dikaji dari ujung kepala sampai dengan kaki.
2) Status Gizi
Kebutuhan energy pada TM 1 penambahan energy 180 kkal/hari dan
TM 2 pembahan 300kkal/hari,sumber energy misalnya dari protein,
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral karena berkaitan dengan
penambahan berat badan dari hamil sampai aterm berkisar antara 10
kg.
3) Gaya hidup
a. Mitos atau kepercayaan tertentu
Perlu dikaji ada beberapa mitos tertentu yang membahayakan
kehamilan dan mendukung terhadap kesehatan selama hamil.
b. Kebiasaan minum jamu
Minum jamu merupakan kebiasaan yang beresiko bagi ibu hamil
karena efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang
janin.
c. Aktifitas sehari hari
Hal hal yang perlu diperhatikan pada ibu hamil perlunya
dihindari terlebih dahulu aktifitas yang memberatkan dan cukup
melelahkan
d.Aktifitas seksual
Konsep evidence based bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan
aktifitas seksual ataupun mengurangi aktifitas seksual.
4) Substance abuse
5) Merupakan perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu
hamil termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat zat
tertentu yang membahayakan ibu hamil :
a. Penggunaan obat obatan selama hamil

11
b. Merokok dan minum minuman yang beralkohol
c. Sinar rontgen atau radiasi
d. Hamil diluar nikah atau hamil yang tidak diinginkan
6) Faktor psikologi
a. Stressor internal
Merupakan pemicu internal karena faktor dari ibu sendiri.Adanya
beban psikologi yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan
gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika
bayi lahir.
b. Stressor eksternal
Merupakan pemicu eksternal yang berasal dari luar driri ibu
seperti status sosial,adaptasi serta kasih sayang
c. Dukungan keluarga
Setiap tahap usia kehamilan ibu akan banyak mengalami
perubahan yang baik bersifat fisik maupun psikologis
d. Kekerasan yang dilakukan oleh pasangan
Menurut hasil penelitian bahwa korban kekerasan terhadap
perempuan adalah wanita yang telah bersuami.
7) Faktor lingkungan,sosial budaya dan ekonomi
a. Kebiasaan adat istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan
ibu.
b. Fasilitas kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat
menentukan kualitas pelayanan pada ibu hamil.
c. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan ibu hamik sangat berperan dalam kualitas
perawatan bayinya.
d. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomin terbukti sangat berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil.

12
e. Pekerjaan
Pekerjaan seorang ibu akan menggambarkan aktivitas dan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan
8) Komplikasi yang terjadi pada kehamilan
a. Hiperemesis gravidarum
Mual dan muntah merupakan hal yang umum terjadi pada awal
kehamilan (trimester 1 ) (Fauziyah,2012).
b. Pre eklamsia dan eklamsia
Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan
proteinuria pada umur kehamilan yang lebih dari 2 minggu atau
segera setelah persalinan.

Eklamsia adalah pre eklamsia yang disertai kejang tonik kronik


disusuk dengan koma (Fauziyah,2012).

c. Abortus
Adalah kegagalan kehamilan sebelum umur kehamilan
28 minggu atau berat janin kurang dari 100 gram.
(Manuaba, 2008).
d. Kehamilan lewat waktu
Adalah kehamilan yang melewati 292 hari atau lebih dari
42 minggu (Manuaba, 2008).
e. Kehamilan ektopik
Adalah kehamilan yang berlangsung (bernidasi). Diluar
endrometrium yang normal (kavum uteri) (Manuaba,
2008).
f. Penyakit Trofoblas
Adalah sekumpulan penyakit yang berasal dari
penyimpangan tumbuh-kembang jaringan trofoblas yang
dapat bersifat jinak dan neoplastik/ganas (Manuaba,
2008).

13
g. Kehamilan ganda
Adalah kehamilan teraba dua bokong atau kepala yang berdekatan
atau dua punggung, terasa banyak bagian terkecil janin, besar
rahim melebihi umur kehamilan, dan terdapat kesan hidramnion
(Manuaba, 2008)

2. Tinjauan Medis Blighted Ovum (BO)


Blighted Ovum (BO)
1. Pengertian
Kehamilan anembrionik BO merupakan kehamilan tanpa
embrio, pada saat terjadi pembuahan, sel – sel tetap membentuk
kantung ketuban, plasenta, namun telur yang telah dibuahi
(konsepsi) tidak berkembang menjadi embrio (Fadillah, 2013).
Blighted Ovum (BO) merupakan kehamilan tanpa janin
(anembryonic pregnancy), jadi Cuma ada kantong gestasi
(kantong kehamilan) dan air ketuban saja. (Sukarni dan Margareth,
2013).

2. Etiologi
a. Kelainan kromosom pada saat proses pembuahan sel telur dan
sel sperma (kualitas sel telur yang tidak bagus)
b. Infeksi dari TORCH, kelainan imunologi dan penyakit diabetes
dapat ikut menyebabkan terjadinya blighted ovum
c. Faktor usia, semakin tinggi usia suami atau istri, semakin tinggi
juga peluang terjadinya blighted ovum.(Sukarni dan Margareth,
2013)
3. Patogenesis
Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu
sperma. Namun dengan berbagai penyebab (diantaranya kualitas
telur/sperma yang buruk atau terdapat infeksi TORCH), maka unsur janin
tidak berkembang sama sekali. Hasil konsepsi ini akan tetap tertanam di

14
dalam rahim lalu rahim yang berisi hasil kosepsi tersebut akan mengirimkan
sinyal pada indung telur dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah
terdapat hasil konsepsi didalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil
konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala–gejala kehamilan seperti
mual, muntah, dan lainya yang lazim dialami ibu hamil pada umumnya.
(Sukarni dan Margareth, 2013).
4. Manifestasi Klinis
Pada awal kehamilan berjalan baik dan normal tanpa ada tanda–tanda
kelainan. Kantong kehamilan terlihat jelas, tes kehamilan urin positif. BO
terdeteksi saat ibu melakukan USG pada usia kehamilan memasuki 6–7
minggu.(Sukarni dan Margareth, 2013).
5. Pencegahan
a. Menghindari masuknya virus rubella kedalam tubuh. Selain
imunisasi, ibu hamil juga harus selalu menjaga kebersihan diri
dari lingkungan tempattinggalnya.
b. Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu.
Setelah itu pastikan bahwa calon ibu benar–benar sehat saat akan
merencanakan kehamilan.
c. Melakukan pemeriksaan kromosom
d. Tidak hanya pada calon ibu, calon ayah juga disarankan untuk
menghentikan kebiasaan merokok dan memulai hidup sehat saat
prakonsepsi.
e. Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan
kosong jarang terdeteksi saat usia kandungan masih dibawah
delapan bulan.
(Sukarni dan Margareth, 2013).
6. Penanganan
Untuk penanganan kehamilan pada Blighted Ovum (BO) tidak ada
jalan lain kecuali mengeluarkan hasil konsepsi dari dalam rahim.
Caranya bisa dilakukan dengan dikuretase atau dengan
menggunakan obat. Tetapi kuretase dianggap memiliki kelebihan

15
karena dapat mencegah terjadinya infeksi dan juga pemeriksaan
kromosom (Fadillah, 2013).
7. Terapi Blighted Ovum (BO) dengan kuretase
Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang
melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan
memanipulasi intrumen (sendok kuret) ke dalam kavum uteri
(Saifuddin, 2009)
a. Persiapan sebelum kuretase:
1) Persiapan penderita
2) Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut
bawah
3) Pasanglah infus cairan
4) Larutan antiseptic (povidon lodin 10%)
5) Persiapan alat-alat kuretase
Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia dalam bak alat
dalam keadaan aseptic (suci hama) berisi:
a) Speculum 2 buah
b) Sonde (penduga) uterus
c) Cumin muzeux cumin porsio
d) Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
e) Bermacam-macam ukuran sendok kerokan (kuret)
f) Cuman abortus, kecin dan besar
g) Pinset dan klem
h) Kateter karet
i) Tabung 5 ml dan 2 jarum suntik No. 23
j) Kain steril dan sarung tangan panjang
6) Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi
7) Pada umumnya diperlukan anastesi infiktrasi lokal atau
umum secara intrvena dengan ketalar.
b. Teknik kuretase
1) Tentukan letak rahim yaitu dengan melakukan pemeriksaan

16
dalam alat-alat yang dipakai umumnya terbuat dari metal
yang biasanya melengkung karena itu memasukan alat-alat
ini harus disesuaikan dengan letak rahim. Gunakan supaya
jangan terjadi salah arah (fase route) dan perforasi.
2) Penduga rahim (sandage). Memasukan penduga rahim
sesuai dengan letak rahim dan tentukan panjang atau
dalamnya penduga rahim. Caranya adalah setelah ujung
sonde terasa membentur fundus uteri, telunjuk tangan kanan
diletakkan atau dipindahkan pada portio dan tariklan sonde
keluar, lalu baca berapa cm dalamnya rahim.
3) Dilatasi. Bila pembukaan serviks belum cukup untuk
memasukan sendok kuret, lakukanlah terlebih dahulu
dilatasi dengan dilatators atau busi hegar. Penganglah busi
seperti memegang pensil dan masukkanlah hati- hati sesuai
letak rahim. Untuk sendok kuret terkecil biasanya
diperlukan dilatasi sampai hegar nomor 7, untuk mencegah
kemungkinan perforasi usahakanlah memakai sendok kuret
yang agak besar, dengan dilatasi lebih besar

17
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA

NY. H 36 TAHUN G3P1A1 HAMIL 11+3 MINGGU DENGAN

BLIGHTED OVUM DI RS UNS SUKOHARJO

No Register : 00347118

Tanggal Masuk : 15 Juli 2019 /

Pukul : 11.00 WIB

Ruang : Ruang VK

I. PENGKAJIAN DATA

BIODATA IBU BIODATA SUAMI


Nama : Ny. H Nama : Tn. A
Umur : 36 tahun Umur : 54 tahun
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku, Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kartasura Alamat : Kartasura

A. DATA SUBYEKTIF
1. Kunjungan saat ini √ Kunjungan pertama
Kunjungan ulang
2. Keluhan utama pada waktu masuk (alasan datang)
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan datang untuk
melakuan USG dan ingin mengetahui kondisi janinnya. Namun hasil

18
dari USG, kehamilannya ini merupakan kehamilan kosong dimana
hanya terlihat kantung kehamilannya saja.
3. Riwayat pernikahan
a. Kawin : 2 kali
b. Umur menikah : 21 tahun
c. Dengan suami umur : 23 tahun
d. Status perkawinan : Sah
e. Lamanya perkawinan : ± 13tahun
f. Jumlah anak :1
4. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 11 tahun
b. Siklus : ±28 hari
c. Lama : 3-5 hari
d. Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut
e. Teratur/tidak teratur : Teratur
f. Sifat darah : Encer
g. Dismenorhoe : Tidak
h. HPHT : 27 – 04 – 2019
i. HPL : 04 – 01 – 2020
j. Usia Kehamilan : 11+3 minggu
5. Riwayat kehamilan ini
a. Riwayat ANC
ANC sejak umur kehamilan 7 minggu di bidan
Frekuensi : Trimester I : 2x dihitung dengan pemeriksaan
sekarang
Trimester II : -
Trimester III : -
b. Pergerakan Janin
a. Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan : Ibu
mengatakan belum ada pergerakan janin.
b. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : -

19
c. Keluhan yang dirasakan
Trimester I : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester II :-
Trimester III : -
d. Pola Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi : 3x sehari 9-10 x sehari
Macam : Nasi, sayur, lauk Air putih, teh
Jumlah : 1 porsi sedang ± 2 liter
Keluhan : Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

e. Konsumsi Obat/ Jamu


c. Frekuensi : Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi jamu
apapun dan hanyak mengkonsumsi vitamin yang
diberikan bidan.
d. Jenis : Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi jamu
apapun dan hanyak mengkonsumsi vitamin yang
diberikan bidan.
e. Alergi Obat : Ibu mengatakan tidak ada alergi obat
f. Pola Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1-2 x sehari 3-4 x sehari
Warna : Kuning kecoklatan Kuning jernih
Bau : Khas feses Khas urine
Konsistensi : Padat lunak Cair
Keluhan : Tidak ada Tidak ada

g. Pola Aktivitas
Kegiatan sehari-hari: Ibu mengatakan kegiatan
sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga.
Istirahat/ tidur : Ibu mengatakan istirahat / tidur

20
selama ± 8 jam
h. Pola Seksualitas
1) Sebelum hamil : 1-2 x dalam 1 minggu
2) Sesudah hamil : Belum pernah
3) Keluhan : Tidak ada keluhan
i. Personal Hygiene
1) Kebiasaan mandi :
Ibu mengatakan mandi sebanyak 2 x sehari
2) Kebiasaan membersihkan alat kelamin :
Ibu mengatakan membersihkan alat kelamin pada saat mandi,
BAB, BAK, dengan cara dari arah depan ke belakang
menggunakan air mengalir dan sabun.
3) Kebiasaan mengganti pakaian dalam :
Ibu mengatakan ganti pakaian dalam 2 x saat pagi dan sore
hari, atau saat pakaian kotor.
4) Jenis pakaian dalam yang digunakan :
Ibu mengatakan menggunakan pakaian dalam yang mudah
menyerap keringat seperti kain berbahan katun.
j. Imunisasi
TT 1 : belum dilakukan
TT 2 : belum dilakukan
TT 3 : belum dilakukan
TT 4 : belum dilakukan
TT 5 : belum dilakukan
6. Riwayat Obstetri (kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu)
ANAK NIFAS
UMUR KEADAAN
TGL/THN TEMPAT JENIS PENO
No KHMLN JENIS BB PB KEADA LAKTA ANAK
PARTUS PARTUS PARTUS LONG
(minggu) (P / L) (gram) (cm) AN SI SEKARANG

Rumah
1. 2008 40 Spontan Bidan P 2700 49 Normal Lancar Sehat
Bersalin
2010
2. 10
(Abortus)

21
3 Hamil ini

7. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan:

Mulai Memakai Berhenti/ Ganti Cara


No Jenis Kontrasepsi
Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Alasan
Ingin
1. Pil 10-12-2008 Bidan PMB Tidak ada 4-8-2010 Bidan PMB ganti
yang lain
Ingin
Suntik 3 Haid tidak
2. 4-8-2010 Bidan PMB 24-10-2018 Bidan PMB punya
Bulan teratur
anak lagi

8. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita/sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita
Hepatitis - Asma -
HIV - Jantung -
TCB - Diabetes -
Anemia - Hipertensi -
Infeksi Menular
Malaria - -
Seksual (IMS)
Yang lain : tidak ada
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita
Hepatitis - Asma -
HIV - Jantung -
TCB - Diabetes -
Anemia - Hipertensi -
Infeksi Menular
Malaria - -
Seksual (IMS)
Yang lain : tidak ada
c. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar

22
d. Riwayat Alergi
1) Makanan : ibu mengatakan tidak mempunyai alergi
makanan apapun
2) Obat : ibu mengatakan tidak mempunyai alergi
obat apapun
3) Zat lain : ibu mengatakan tidak mempunyai alergi zat
lain apapun
e. Kebiasaan-kebiasaan
1) Merokok :
Ibu mengatakan tidak pernah merokok
2) Minum jamu :
Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu apapun
3) Minum-minuman beralkohol :
Ibu mengatakan tidak pernah minum-minuman beralkohol
4) Makanan/minuman pantangan :
Ibu mengatakan tidak ada makanan/minuman pantangan.
5) Perubahan pola makan (termasuk nyidam, nafsu makan turun,
dll.) :
Ibu mengatakan tidak terjadi perubahan pola makan dan
penurunan nafsu makan.
9. Keadaan Psikososial Spiritual
a. Kehamilan ini √ diinginkan tidak diinginkan
b. Pengetahuan ibu tentang kehamilan
Ibu mengatakan pernah mendapatkan pengetahuan mengenai
nutrisi ibu hamil
c. Pengetahuan ibu tentang kondisi/keadaan yang dialami sekarang
Ibu mengatakan telah mengetahui kondisinya bahwa ia sedang
hamil muda
d. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini
Ibu mengatakan kehamilannya ini diinginkan, dan senang terhadap
kehamilan saat ini

23
e. Tanggapan keluargaterhadap kehamilan
Ibu mengatakan anggota keluarganya senang dan mendukung
kehamilannya
f. Persiapan/rencana persalinan
Ibu mengatakan menginginkan persalinan di bidan, didampingi
oleh suami dan keluarganya, serta transportasi yang digunakan
kendaraan pribadi.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmetis
c. Tanda vital : Tekanan darah :125/70mmHg
Nadi : 85x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5 0C
SpO2 : 97 %
d. TB : 159 cm
BB sebelum hamil : 62 kg
BB sekarang : 64 kg
IMT :
LILA : 25 cm
e. Kepala dan Leher
1) Oedem wajah : Tidak ada
2) Cloasma Gravidarum : Tidak ada
3) Mata : Simetris, konjungtiva merah
muda, sklera putih bersih
4) Mulut : Simetris, bersih, bibir lembab
warna merah muda, tidak ada
caries gigi, tidak ada sariawan,
gusi tidak epulsi.

24
5) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe
f. Payudara
1) Bentuk : Bulat, simetris kanan dan kiri,
pembesaran normal
2) Areola Mammae : Hiperpigmentasi
3) Puting susu : Menonjol
4) Colostrum : Belum keluar
g. Abdomen
1) Bentuk : Normal, pembesaran perut sesuai
usia kehamilan
2) Bekas luka : Tidak ada bekas luka .
3) Strie gravidarum : Tidak ada
4) Palpasi Leopold
Leopold I : Belum dapat dikaji
Leopold II : Belum dapat dikaji
Leopold III : Belum dapat dikaji
Leopold IV : Belum dapat dikaji

5) Osborn Test : Tidak dilakukan


6) TFU Mc. Donald : Belum teraba
7) TBJ : Belum dapat diukur
8) Auskultasi DJJ : Punctum maksimum belum
dapat dikaji.
Frekuensi : -
h. Ekstremitas
1) Oedem : Tidak ada
2) Varices : Tidak ada
3) Reflek patella : Positif
4) Kuku : Bersih, tidak pucat
i. Genetalia Luar

25
1) Varices : Tidak ada
2) Bekas luka : Tidak ada
3) Kelenjar Bartholini : Tidak ada
4) Pengeluaran : Tidak ada
5) Pembengkakan : Tidak ada
j. Anus
Hemoroid : Tidak ada
2. Pemeriksaan Panggul Luar
a. Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
b. Distansia Kristarum : Tidak dilakukan
c. Boudelogue : Tidak dilakukan
d. Lingkar Panggul : 84 cm
3. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : Tanggal 15 Juli 2019
Hasil : Kehamilan kosong hanya terlihat
kantong kehamilan.
b. Tes Laboratorium : Tanggal 28 Desember 2018
Hasil : Hb : 12,6 gr/dL
Golongan Darah :O
HbsAg : Non Reaktif
PP Test : Positif (+)

II. INTERPRESTASI DATA


Tanggal : 15 Juli 2019 Pukul : 12.15 WIB
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. H 36 tahun G3P1A1 hamil 11+3 minggu dengan Blighted Ovum
2. Data Dasar
DS:
- Ibu mengatakan ia berusia 36 tahun
- Ibu mengatakan ini kehamilan ke 3 dan pernah keguguran 1 kali
- Ibu mengatakan hari pertama menstruasi terakhirnya tanggal 27 April 2019

26
- Ibu mengatakan tidak ada keluhannya saat ini, ibu datang untuk USG.
DO:
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : Tekanan darah :125/70mmHg
Nadi : 85x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5 0C
SpO2 : 97 %
- TB : 157 cm
- BB sebelum : 52 kg
- IMT :
- BB sekarang : 49 kg
- LILA : 25 cm
- Leopold I : Belum dapat dikaji
- Leopold II : Belum dapat dikaji
- Leopold III : Belum dapat dikaji
- Leopold IV : Belum dapat dikaji
- TFU Mc. Donald : Belum teraba
- TBJ : Belum dapat diukur
- Auskultasi DJJ : Punctum maksimum belum dapat
dikaji
Frekuensi :-
- Pergerakan janin : Belum terasa
- Hemoglobin : 12,6 gr/dL
- HbsAg : Non reaktif
- PP Test : Positif (+)
- USG : Hasil USG kehamilan kosong hanya terlihat
kantung kehamilan

27
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Diagnosa potensial pada pasien yaitu terjadinya infeksi

IV. TINDAKAN SEGERA/ANTISIPASI


Antisipasi dalam melakukan tindakan segera yaitu melakukan kolaborasi dengan
dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk tindakan curratage dan pemberian
terapi :
1. Pemberian infus RL 500 cc 20 tpm pada IV cath no 20 di vena metacarpal
2. Dilatasi Serviks :
a) Pemberian infus RL 500 cc + Oksitosin 20 IU 30 tpm
b) Misoprostol 200 mcg peroral ½ tablet 4 dd 1
c) Misoprostol 200 mcg pervaginam ½ tablet 4 dd 1
3. Injeksi IV ceftriaxone 1 gr pre curratage
4. Pemberian terapi obat oral post currattage :
a) Asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet
b) Ferrous Sulfate 250 mg 2x1 tablet
c) Cefadroxil 500 mg 2x1 tablet
d) Metil ergometrin 3x1 tablet

V. PERENCANAAN
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
2. Berikan dukungan moril dan informasi menganai keadaan yang dialami ibu
sekarang
3. Pemasangan infus RL
4. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi selanjutnya
berupa :
a. Misoprostol 200 mcg peroral ½ tablet 4 x 1
b. Misoprostol pervaginam 200 mcg ½ tablet 4 x 1
c. Infus RL 500 CC + oksitosin 20 IU 30 tpm
5. Observasi ekspulsi jaringan
6. kolaborasi dengan dokter SpOG untuk curratage dan pemberian obat oral

28
post currattagee :
a. Asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet,
b. Ferrous Sulfate 250 mg 2x1 tablet,
c. Cefadroxil 500 mg 2x1 tablet,
d. Metil ergometrin 3x1 tablet
7. Observasi KU dan VS setelah curettage
8. Rencanakan kepulangan pasien

VI. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu dan
keluarga
2. Berikan dukungan moril dan informasikan pada ibu atas kehamilannya ini
yang merupakan kehamilan kosong
3. Melakukan pemasangan infus RL 500 ml pada vena metacarpal dengan IV
cath nomor 20 dan diatur dengan kecepatan 20 tpm
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi
selanjutnya berupa :
a. Misoprostol 200 mcg peroral ½ tablet 4 x 1
b. Misoprostol pervaginam 200 mcg ½ tablet 4 x 1
c. Infus RL 500 CC + oksitosin 20 IU 30 tpm
5. Melakukan observasi dan pemantauan terjadinya ekspulsi jaringan
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk curratage dan pemberian
obat oral post currattagee :
a. Asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet,
b. Ferrous Sulfate 250 mg 2x1 tablet,
c. Cefadroxil 500 mg 2x1 tablet,
d. Metil ergometrin 3x1 tablet
7. Melakukan observasi KU dan VS untuk pemantauan setelah tindakan
curettage
8. Merencanakan perizinan kepulangan pasien

29
VII. EVALUASI

30
CATATAN PERKEMBANGAN I

Nama : Ny. H Nomor RM : 00347118 Ruang Bersalin


Umur : 36 th Tanggal masuk : 15 Juli 2019 Kelas II
TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) NAMA DAN PARAF

15 Juli 2019 S : ibu mengatakan tidak pusing, tidak


14.00 WIB nyeri perut, dan ibu mengatakan keluar
sedikit flek di area vaginanya
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV : a. TD : 115/78 mmHg
b. Nadi : 73 x/menit
c. Respirasi : 22 x/menit
d. Suhu : 37,1oC
e. SpO2 : 99 % Tim Kelompok 1
PPV : Flek ±5 cc Shift Siang
A : Ny. H 36 tahun G3P1A1 hamil 11 +3

minggu dengan blighted ovum


P : 1. Mengobservasi dan memantau
keadaan umum, vital sign, dan PPV
pada ibu setiap jam.
Hasil : KU, VS, dan PPV telah
terpantau setiap jamnya.
2. Berkolaborasi dengan dokter SpOG
terhadap tindakan lanjutan yang
dilakukan dan dalam pemberian terapi
pada pasien.
Hasil : Telah dilakukan kolaborasi
dengan dokter SpOG dalam
memberikan tindakan lanjutan dan

31
terapi pada pasien.
3. Pemberian infus RL 500 ml dan drip
oxitocyn 5 IU dengan 30 tetes permenit
pada iv cath nomor 20 di vena
metacarpal, apabila infus habis maka
berikan pemberian infus yang sama
seperti sebelumnya.
Hasil : Telah dilakukan pemberian infus
RL 500 ml dan drip oxitocyn 5 IU
dengan 30 tetes permenit dan dilakukan
pemberian yang sama kembali apabila
infus habis.
4. Memberikan terapi obat berupa
misoprostol tablet 4x200 mcg sebanyak
1/2 tablet diminum secara oral dan
misoprostol vagina 4x200 mcg
sebanyak 1/2 tablet dimasukkan diarea
vagina pasien, pemberian terapi ini
diberikan pada jam 18.30 WIB
Hasil : Terapi obat dijam 18.30 WIB
telah diberikan pada pasien yakni
misoprostol tablet 4x200 mcg sebanyak
1/2 tablet diminum secara oral dan
misoprostol vagina 4x200 mcg
sebanyak 1/2 tablet dimasukkan diarea
vagina pasien,
5. Melakukan observasi dan
pemantauan terjadinya ekspulsi
jaringan
Hasil : Telah dilakukan observasi dan
pemantauan ekspulsi jaringan, namun

32
belum terjadi ekspulsi jaringan.
6. Memberikan motivasi dan dukungan
moril pada pasien agar tetap tenang dan
tidak perlu cemas.
Hasil : Telah diberikan motivasi dan
dukungan moril pada pasien, dan pasien
sudah merasa tenang akan kondisinya.

15 Juli 2019 S : ibu mengatakan tidak pusing, tidak


22.00 WIB nyeri perut, dan ibu mengatakan keluar
sedikit flek di area vaginanya
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV : a. TD : 115/78 mmHg
b. Nadi : 88 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu : 37,1oC
e. SpO2 : 99 % Tim Kelompok 1
PPV : Flek ±5 cc Shift Malam
A : Ny. H 36 tahun G3P1A1 hamil 11 +3

minggu dengan blighted ovum


P : 1. Mengobservasi dan memantau
keadaan umum, vital sign, dan PPV
pada ibu setiap jam.
Hasil : KU, VS, dan PPV telah
terpantau setiap jamnya.
2. Berkolaborasi dengan dokter SpOG
terhadap tindakan lanjutan yang
dilakukan dan dalam pemberian terapi
pada pasien.

33
Hasil : Telah dilakukan kolaborasi
dengan dokter SpOG dalam
memberikan tindakan lanjutan dan
terapi pada pasien.
3. Pemberian infus RL 500 ml dan drip
oxitocyn 5 IU dengan 30 tetes permenit
pada iv cath nomor 20 di vena
metacarpal, apabila infus habis maka
berikan pemberian infus yang sama
seperti sebelumnya.
Hasil : Telah dilakukan pemberian infus
RL 500 ml dan drip oxitocyn 5 IU
dengan 30 tetes permenit dan dilakukan
pemberian yang sama kembali apabila
infus habis.
4. Memberikan terapi obat berupa
misoprostol tablet 4x200 mcg sebanyak
1/2 tablet diminum secara oral dan
misoprostol vagina 4x200 mcg
sebanyak 1/2 tablet dimasukkan diarea
vagina pasien, pemberian terapi ini
diberikan pada jam 18.30 WIB
Hasil : Terapi obat dijam 18.30 WIB
telah diberikan pada pasien yakni
misoprostol tablet 4x200 mcg sebanyak
1/2 tablet diminum secara oral dan
misoprostol vagina 4x200 mcg
sebanyak 1/2 tablet dimasukkan diarea
vagina pasien,
5. Melakukan observasi dan
pemantauan terjadinya ekspulsi

34
jaringan
Hasil : Telah dilakukan observasi dan
pemantauan ekspulsi jaringan, namun
belum terjadi ekspulsi jaringan.
6. Mengobservasi dan
menginformasikan pada keluarga dalam
pengeluaran BAK dan BAB pada ibu
untuk menggunakan pispot
Hasil : ibu bersedia BAK dengan
menggunakan pispot.
7. Menganjurkan pada pasien untuk
berpuasa sebelum dilakukan tindakan
kuretase, puasa dilakukan mulai pada
jam 00.00 WIB.
Hasil : Pasien bersedia berpuasa mulai
pukul 00.00 WIB sebelum dilakukan
kuretase.

35
CATATAN PERKEMBANGAN II

Nama : Ny. H Nomor RM : 00347118 Ruang Bersalin


Umur : 36 th Tanggal masuk : 15 Juli 2019 Kelas II
TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) NAMA DAN PARAF

16 Juli 2019 S : ibu mengatakan perutnya mulai mulas


09.30 WIB O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV : a. TD : 124/81 mmHg
b. Nadi : 78 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu : 36,8oC
e. SpO2 : 96 %
PPV : Flek ±5 cc
A : Ny. H 36 tahun G3P1A1 hamil 11+4 Tim Kelompok 1
minggu riwayat blighted ovum dengan Shift Pagi
Curretase
P : 1. Mengobservasi dan memantau
keadaan umum, vital sign, dan PPV
Hasil : Telah dilakukan observasi dan
pemantauan kondisi pasien.
2. Berkolaborasi dengan dokter SpOG
terhadap tindakan lanjutan yang
dilakukan dan dalam pemberian terapi
pada pasien.
Hasil : Telah dilakukan kolaborasi
dengan dokter SpOG dalam
memberikan tindakan lanjutan dan
terapi pada pasien.
3. . Pemberian infus RL 500 ml dan

36
drip oxitocyn 5 IU dengan 30 tetes
permenit pada iv cath nomor 20 di vena
metacarpal, apabila infus habis maka
berikan pemberian infus yang sama
seperti sebelumnya.
Hasil : Telah dilakukan pemberian infus
RL 500 ml dan drip oxitocyn 5 IU
dengan 30 tetes permenit dan dilakukan
pemberian yang sama kembali apabila
infus habis.
4. Memberikan terapi obat berupa
misoprostol tablet 4x200 mcg sebanyak
1/2 tablet diminum secara oral dan
misoprostol vagina 4x200 mcg
sebanyak 1/2 tablet dimasukkan diarea
vagina pasien, pemberian terapi ini
diberikan pada jam 18.30 WIB
Hasil : Terapi obat dijam 18.30 WIB
telah diberikan pada pasien yakni
misoprostol tablet 4x200 mcg sebanyak
1/2 tablet diminum secara oral dan
misoprostol vagina 4x200 mcg
sebanyak 1/2 tablet dimasukkan diarea
vagina pasien,
5. Mengobservasi dan
menginformasikan pada keluarga dalam
pengeluaran BAK dan BAB pada ibu
untuk menggunakan pispot
Hasil : ibu bersedia BAK dengan
menggunakan pispot.
6. Melakukan observasi dan

37
pemantauan terjadinya ekspulsi
jaringan
Hasil : Telah dilakukan observasi dan
pemantauan ekspulsi jaringan, telah
terjadi ekspulsi jaringan pada jam 10.30
WIB.
7. . Menyiapkan peralatan kuretase dan
persiapan pasien untuk tindakan
kuretase yang akan dilakukan di VK
pada jam 13.00 WIB
Hasil : Peralatan kuretase telah siap
untuk digunakan melakukan tindakan
kuretase, dan pasien juga sudah siap
untuk dilakukan tindakan.
8. Memberikan Ceftriaxone 1 gr secara
IV pada IV cath no 20 di vena
metacarpal 1 jam sebelum curetase
Hasil : ceftriaxone 1 gr telah
dimasukkan secara IV pada IV cath
nomor 20 di vena metacarpal 1 jam
sebelum curretase.
9. Melakukan tindakan kuretase pukul
13.00 WIB oleh dokter SpOG dengan
asistensi oleh bidan.
Hasil : Tindakan kuretase telah selesai
dilakukan oleh dokter SpOg.

38
CATATAN PERKEMBANGAN III

Nama : Ny. H Nomor RM : 00347118 Ruang Bersalin


Umur : 36 th Tanggal masuk : 15 Juli 2019 Kelas II
TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) NAMA DAN PARAF

16 Juli 2019 S : ibu mengatakan sudah tidak ada


14.00 WIB keluhan, ibu mengatakan tidak pusing,
tidak mual, dan sudah berlatih duduk dan
berdiri.
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV : a. TD : 130/68 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu : 37oC Tim Kelompok 1
e. SpO2 : 96 % Shift Siang
PPV : ±8 cc
A : Ny. H 36 tahun P1A2 post kuretase
dengan riwayat blighted ovum
P : 1. Mengobservasi dan memantau
keadaan umum, vital sign, dan PPV
Hasil : Telah dilakukan observasi dan
pemantauan kondisi pasien dengan
hasil :
TTV : a. TD : 130/68 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu : 37oC
e. SpO2 : 96 %
PPV : ±8 cc

39
2. Menginformasikan kepada pasien
untuk sudah bisa makan dan minum
Hasil : Pasien bersedia untuk makan
dan minum.
3. Melepas infus pada pasien dengan iv
cath nomor 20 pada vena metacarpal
pada jam 16.15 WIB
Hasil : Telah melakukan tindakan
pelepasan infus pada pasien.
4. Menginformasikan pada pasien dan
keluarganya bahwa sore ini sudah bisa
pulang dan beristirahat dirumah.
Hasil : Pasien dan keluarga pulang pada
pukul 17.00 WIB
5. memberikan terapi obat oral post
currattagee :
a. Asam mefenamat 500 mg 3x1
tablet,
b. Ferrous Sulfate 250 mg 2x1 tablet,
c. Cefadroxil 500 mg 2x1 tablet,
d. Metil ergometrin 3x1 tablet
e. Vitamin A 200.000 IU 1x1 tablet
Hasil : ibu telah mendapatkan terapi
obat oral post curettage.
6. menganjurkan ibu untuk kunjungan
ulang / control 1 minggu lagi pada
tanggal 22 Juli 2019 di poli klinik atau
sewaktu-waktu bila ada keluhan
tertentu.
Hasil : ibu bersedia control untuk
mengecek kondisinya dan bersedia

40
datang apabila ada keluhan.
7. mengizinkan ibu untuk pulang
Hasil : ibu pulang pukul 17.00 WIB

41
BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian dari karya tulis yang akan dibahas kesenjangan
antara teori yang didapat dengan praktek langsung di lapangan selama melakukan
Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil Ny.H dengan Blighted Ovum. Sehingga dapat
diuraikan pembahasan dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 laangkah Varney
yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengkajian
a. Secara teori

Pada pengkajian ibu hamil dengan Blighted Ovum secara teori


didapatkan tanda dan gejala yaitu perdarahan pervaginam berupa flek- flek
darah dari jalan lahir (Fadillah, 2013). Teori lain menjelaskan bahwa Blighted
ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan tanda-tanda
mungkin termasuk, yaitu periode menftruasi terlambat, kram perut, minor
vagina atau bercak perdarahan, tes kehamilan positif pada saat gejala,
ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan
perdarahan, hampir sama dengan kehamilan normal, gejala tidak spesifik ,
tidak sengaja ditemukan dengan USG (Sukarni, 2014).

Menurut Sukarni (2014) blighted ovum pada awal kehamilan berjalan


baik dan normal tanpa ada tanda-tanda kelainan. Kantung kehamilan terlihat
jelas, tes kehamilan urine positif. Blighted ovum terdeteksi saat ibu melakukan
USG pada usia kehmilan memasuki 6-7 minggu. Diagnosis blighted ovum
ditegakkan pada usia kehamilan 7-8 minggu bila pada pemeriksaan USG
didapatkan kantong geftasi tidak berkembang atau pada diameter 2,5 cm yang
tidak disertai adanya gambaran mudigah (Prawirohardjo, 2010).

42
b. Kasus

Berdasarkan pengkajian data pada ibu hamil dengan Blighted Ovum pada
Ny.H, data subyektif didapatkan ibu mengatakan datang untuk USG dan tidak
ada keluhan sedangka data obyektif tidak ditemukan adanya lendir darah dari
jalan lahir, uterus tidak berkontraksi, PP test positif, hasil USG terlihat adanya
kantong kehamilan berisi cairan.
c. Kesimpulan

Dari pengkajian ini menunjukan bahwa dalam langkah pengkajian data


tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kenyataan di lahan praktik
sehingga peneliti dapat melanjutkan asuhan kebidanan selanjutnya sesuai
dengan kondisi klien.

2. Interpretasi Data
a. Secara teori
Setelah dilakukan pengkajian data subyektif dan obyektif, diagnosa
kebidanan yang dapat ditegakan pada kasus Blighted Ovum adalah Ny. X G P
A umur … tahun hamil … minggu dengan Blighted Ovum dan masalah yang
sering muncul pada kasus Blighted Ovum adalah merasa cemas terhadap
kehamilannya. Kebutuhan hamil dengan Blighted Ovum yaitu memberi
dukungan mental/moril (Fadillah, 2013).
b. Kasus
Pada interpretasi data ini setelah diperoleh data dari ibu, keluarga dan
tenaga kesehatan maka didapatkan diagnosa Ny. H umur 36 tahun G3P1A1
hamil 11+3 minggu dengan Blighted Ovum. Masalah yang muncul dari
diagnosa kebidanan tersebut adalah klien merasa cemas dan sedih terhadap
kehamilannya ini. Untuk mengatasi masalah yang timbul pada Ny. H, maka
kebutuhan yang diberikan adalah dorongan moril dan informasi mengenai
keadaan yang dialami ibu.
c. Kesimpulan

43
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada langkah
Interpretasi dara tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
3. Diagnosa potensial
Diagnosa potensial dari Blighted Ovum yaitu bila tidak segera ditangani akan
terjadi infeksi (Fadillah, 2013). Sedangkan dalam kasus ini terdapat diagnosa
potensial yaitu infeksi. Dari diagnosa potensial yang didapatkan maka tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktik.
4. Antisipasi atau tindakan segera
a. Secara teori
Menurut Saifudin (2009) Antisipasi atau tindakan segera pada ibu hamil dengan
Blighted Ovum yaitu
1) penanganan perdarahan
2) dilakukan curettage
3) penanganan infeksi pasang infus, dengan kecepatan 30-40 tetes per menit
4) beri antibiotika, kolaborasi dengan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
b. Kasus
Antisipasi atau tindakan segera pada kasus ini yaitu dilakukan kolaborasi
dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk tindakan curratage dan
pemberian terapi :
1) Pemberian infus RL 500 cc 20 tpm pada IV cath no 20 di vena metacarpal
2) Dilatasi Serviks :
a) Pemberian infus RL 500 cc + Oksitosin 20 IU 30 tpm
b) Misoprostol 200 mcg peroral ½ tablet 4 dd 1
c) Misoprostol 200 mcg pervaginam ½ tablet 4 dd 1
3) Injeksi IV ceftriaxone 1 gr pre curratage
4) Pemberian terapi obat oral post currattage :
a) Asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet
b) Ferrous Sulfate 250 mg 2x1 tablet
c) Cefadroxil 500 mg 2x1 tablet
d) Metil ergometrin 3x1 tablet

44
c. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada langkah
antisipasi atau tindakan segera tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus..
5. Rencana tindakan
a. Secara teori
Rencana Tindakan Rencana asuhan menurut Menurut (Saifuddin, 2009)
perencanaan Blighted Ovum (BO), yaitu :
1) Dilakukan observasi keadaan umum dan vital sign
2) Beri penjelasan pada ibu tentang keadaanya saat ini
3) Dilatasi servik untuk perisiapan curratage
4) Anjurkan untuk vulva hygiene (Cebok dari depan kebelakang, mengganti
pembalut maksimal 4 jam, gunakan celana dalam dari bahan katun/yang
mudah menyerap, jangan gunakan celana yang terlalu ketat) untuk pencegah
infeksi
5) kolaborasi dengan Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi untuk mendapatkan
terapi dan melakukan curettage.
b. Kasus
Sedangkan pada kasus Ny. H dengan Blighted Ovum di RS UNS sebagai
berikut :
1) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
2) Berikan dukungan moril dan informasi menganai keadaan yang dialami
ibu sekarang.
3) Pemasangan infus RL
4) Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi obat Misoprostol
200 mcg peroral ½ tablet 4 x 1 dan pervaginam ½ tablet 4 x 1 dan infus
RL 500 CC + oksitosin 20 IU 30 tpm.
5) Observasi ekspulsi jaringan
6) Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk curratage dan pemberian obat post
currattagee : Asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet, Ferrous Sulfate 250 mg
2x1 tablet, Cefadroxil 500 mg 2x1 tablet, Metil ergometrin 3x1 tablet.

45
7) Observasi KU dan VS setelah curettage
8) Rencanakan kepulangan pasien
c. Kesimpulan
Rencana pada kasus ibu hamil Ny. H dengan Blighted Ovum ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan yaitu dalam
mengganjurkan ibu untuk vulva hygiene. Kesenjangan ini tidak menghambat
melaksanakan asuhan berikutnya.

6. Implementasi
a. Secara teori
Pada langkah ini telah dilaksanakan implementasi asuhan kebidanan secara
efisien dan aman berdasarkan dari intervensi yang telah di rencanakan pada
Blighted Ovum dilakukan :
1) mengobservasi keadaan umum dan vital sign
2) memberi penjelasan pada ibu tentang keadaannya saat ini, pembukaan
servik
3) menganjurkan untuk vulva hygiene, untuk pencegah infeksi.
4) melakukan kolaborasi dengan Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi untuk
mendapatkan terapi dan melakukan curettage (Saifuddin, 2009).
Adapun Peran bidan dalam menangani kasus blighted ovum ini adalah
melakukan pemeriksaan fisik, melakukan atau memintakan pemeriksaan
laboratorium sesuai kebutuhan, menganalisa hasil-hasil pemeriksaan untuk
menilai kondisi kehamilan, melakukan pendidikan kesehatan dan konseling
yang sesuai dengan kebutuhan ibu seperti memberikan informasi dan konseling
untuk dilakukan tindakan kuretase, merujuk ke dokter untuk konsultasi /
kolaborasi / rujukan dan menindaklanjuti hasil rujukan ke dokter (Kusmiyati,
2009).
b. Kasus
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga
2) Memberikan dukungan moril dan informasi menganai keadaan yang dialami
ibu sekarang.

46
3) Memasang infus RL 500 CC 20 tpm
4) Bekolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi obat Misoprostol
200 mcg peroral ½ tablet 4 x 1 dan pervaginam ½ tablet 4 x 1 dan infus RL
500 CC + oksitosin 20 IU 30 tpm.
5) Mengobservasi ekspulsi jaringan
6) Berkolaborasi dengan dokter SpOG untuk curratage dan pemberian obat
post currattagee : Asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet, Ferrous Sulfate 250
mg 2x1 tablet, Cefadroxil 500 mg 2x1 tablet, Metil ergometrin 3x1 tablet.
7) Mengobservasi KU dan VS setelah curettage
8) Merencanakan kepulangan pasien
c. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan ditemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek di lapangan yaitu dalam menganjurkan vulva hygiene.
Kesenjangan ini tidak menghambat untuk melaksanakan asuhan berikutnya.
7. Evaluasi
a. Teori
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam manajemen kebidanan yang
kegiatannya dilakukan terus menerus dengan melibatkan pasien, bidan, dokter dan
keluarga (Varney, 2007). Adapun evaluasi dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan
Blighted Ovum menurut Fadillah (2013) adalah : kehamilan tidak dapat
dipertahankan sehingga harus dilakukan curettage.
b. Kasus
Kasus pada ibu hamil Ny. H dengan Blighted Ovum telah dilakukan perawatan
selama 2 hari pada tanggal 15 Juli 2019 pukul 12.00 WIB sampai dengan 16 Juli
2019 pukul 17.00 WIB. Ibu dilakukan curettage karena kehamilannya tidak dapat
dipertahankan, serta diagnosa potensial tidak muncul setelah dilakukan asuhan
kebidanan secara baik.
c. Kesimpulan
Penanganan yang tepat dan observasi yang baik dari pelaksanaan asuhan
kebidanan yang diberikan kepada klien maka hasil evaluasi tidak ditemukan antara
kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan

47
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan Asuhan Kebidanan dengan menggunakan manajemen
menurut Varney pada ibu hamil dengan Blighted Ovum pada Ny. H, maka dapat
membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengkajian data diperoleh ibu hamil Ny. H dengan Blighted Ovum tanpa
keluhan
2. Interpretasi data yang sudah dikumpulkan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
patologi diagnosa kebidanan sebagai berikut Ny.H G3P1A1 Umur 36 Tahun
Umur Kehamilan 11 +3
minggu dengan Blighted Ovum. Masalah yang timbul
pada Ny. H yaitu ibu merasa cemas dengan kehamilannya. Untuk mengatasi
masalah yang timbul pada Ny. H maka kebutuhan yang diberikan adalah
memberikan dorongan moral dan informasi tentang Blighted Ovum.
3. Pada kasus Ny. H tidak muncul diagnosa potensial, karena mendapatkan
penanganan yang baik dan sudah tepat sehingga tidak muncul diagnosa
potensial
4. Antisipasi pada ibu hamil dengan Blighted Ovum antisipasi yang diberikan yaitu
melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk melakukan curettage dan
memberikan terapi post curettage Asam mefenamat 500 mg 3x1 tablet, Ferrous
Sulfate 250 mg 2x1 tablet, Cefadroxil 500 mg 2x1 tablet, Metil ergometrin 3x1
tablet.
5. Rencana tindakan yaitu mengobservasi keadaan umum dan vital sign, serta
melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk melakukan curettage dan
memberikan terapi post curettage
6. Pelaksanaan pada ibu hamil dengan Blighted Ovum adalah dilaksanankan sesuai
dengan rencana tindakan
7. Evaluasi pada ibu hamil dengan Blighted Ovum dengan memberikan asuhan
kedanan selama 2 hari, hasilnya keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, tidak terjadi anemia, sudah tidak merasa mules, tidak terjadi

48
perdarahan dan infeksi.
8. Dokumentasi yang digunakan untuk menggumpulkan data pasien adalah
menggunakan 7 langkah varney dan data perkembangan SOAP.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan literasi khususnya terkait asuhan kebidanan
kepada ibu hamil.
2. Bagi lahan praktik
Melihat tidak adanya kesenjangan antara teori dan temuan di lahan, diharapkan
RS UNS tetap mempertahakan SOP terkait asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan blighted ovum.

49
DAFTAR PUSTAKA

Fadillah, N. 2013. Panduan Lengkap Hamil Sehat Bugar. Yogyakarta : Brilliant Books

Kusmiyati Y, Wahyuningsih HP, Sujiyatini. 2009. Perawatan Ibu Hami Edisi 1.


Yogyakarta : Fitramaya.

Prawirohardjo S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Puftaka Sarwono


Prawirohardjo.

Saifuddin, AB. 2009. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Bina Pustaka

Sukarni I, Sudarti. 2014. Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Neonatus Resiko
Tinggi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Bobak, Lowdermik, Jensen.2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4,


Jakarta:EGC- 
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Peneyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pathologi.Yogyakarta: Pustaka Rihama
Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

50
51
52
53
54
55
56

Anda mungkin juga menyukai