Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

M P3003 AB000 POSTPARTUM HARI PERTAMA


DI RUANG KASUARI RS KB HASTA HUSADA KEPANJEN MALANG

TANGGAL : 24 OKTOBER 2022

Asuhan Kebidanan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktek Klinik Kebidanan I Semester IV

DISUSUN OLEH :

DILLA SANDI PURBAYANI

BOB0201809

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES KENDEDES MALANG

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


Ditulis Oleh : Dilla Sandi Purbayani

NIM : BOB0201809

Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ny. “M” P3003 AB000 Postpartum hari pertama di
RuangKasuari RS KB Hasta Husada

Hari/Tanggal Materi Yang Di Konsulkan Perbaikan Tanda Tangan


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas kerunia dan hidayahnya, sehingga
asuhan kebidanan dengan judul “ Asuhan kebidanan pada Ny. “M“ P3003 AB00O Postpartum
hari pertama di ruang Kasuari RS KB Hasta Husada Kepanjen KAB. Malang dapat terselsaikan
dengan baik.

Asuhan kebidanan ini berisi tentang pengkajian data, identifikasi data, identifikasi
diagnose / masalah, identifikasi masalah ptotensial,identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.

Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pda kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Dr. Muljo Hadi Sungkono, SpOG(K), selaku pembina Yayasan kendedes malang.
2. Drg. Suharwani selaku ketua Yayasan kendedes malang

3. Dr. Endah Puspitorini, MscIH, DTMPH, selaku PLH STIKes Kendedes Malang.
4. Edi Murwani, AMd.keb., SPd., MMRS, selaku Ketua STIKes Kendedes Malang
5. Ulfa Nur Hidayati, S.KM., Kes, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKes
Kendedes Malang
6. Ulfa Yuanita Putri K amd. Keb , selaku Clinical Instructur (CI) di RS KB Hasta Husada
Kepanjen
7. Eva Inayatul Faizah SKM,. M, Kes selaku Clinical Teacher (CT) Prodi Diploma III
Kebidanan STIKes Kendedes Malang
8. Eka Yuni Indah Nurmala, M,. Keb selaku pembimbing akademik
Demikian asuhan kebidanan ini kami susun semoga bisa memberikan manfaat bagi diri kami
sendiri dan pihak lain yang menggunakan

Malang, 24 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR KONSULTASI

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
1.1.2 Tujuan Khusus
1.2 Meteologi Peneltian
1.3 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Nifas

2.2.1 Pengertian Masa Nifas (Post Partum)

2.2.2 Tahapan Masa Nifas (Post Partum)

2.2.3 Proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas (Post Partum)

2.2.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas (Post Partum)

2.2.5 Kebutuhan Masa Post Partum

2.2.6 Tanda –Tanda Bahaya Masa Nifas (Post Partum)

2.2.7 Infeksi Masa Nifas

2.2 Teori Manajemen Kebidanan

BAB III TINJAUAN KASUS

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah plasenta
keluar, masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat kandungan akan kembali
pulih seperti semula. Masa nifas merupakan masa ibu untuk memulihkan kesehatan ibu yang
umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Nugroho, Nurrezki, Desi, & Wilis, 2014). Nifas
adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan (Kementrian
Kesehatan, 2014).

Ketika masa nifas terjadi perubahan-perubahan penting, salah satunya yaitu


timbulnya laktasi. Laktasi adalah pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Laktasi terjadi
oleh karena pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang merangsang kelenjar-kelenjar
payudara ibu. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33
Tahun 2012 ini sangat penting diberikan kepada bayi sejak bayi dilahirkan hingga selama
enam bulan, tanpa menambahkan atau mengganti dengan makanan atau minuman. Pemberian
ASI eksklusif bertujuan untuk memenuhi asupan ASI pada bayi sejak dilahirkan sampai
dengan berusia enam bulan karena ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi dan
mengandung zat-zat penting seperti protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman
dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian
pada bayi (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2016).

Namun pada kenyataannya, ibu yang memiliki bayi baru lahir tidak semua menyusui
bayinya dengan baik disebabkan oleh karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi rendahnya pengetahuan dan sikap ibu, sedangkan faktor eksternal meliputi
kurangnya dukungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan maupun pemerintah,
gencarnya promosi susu formula (Hanifah, Astuti, & Susanti, 2017). Kondisi ini
menyebabkan penundaan pemberian ASI, Penundaan pemberian ASI dapat menimbulkan
masalah pada ibu yaitu terjadinya penumpukan ASI dalam payudara, sehingga menimbulkan
pembengkakan. Pembengkakan payudara berdampak pada psikologis ibu seperti rasa sakit,
cemas karena tidak dapat menyusui. Kondisi ini akan menyebabkan masalah psikologis pada
ibu yaitu ibu akan merasa tidak mampu menyusui bayi dan merasa cemas yang berdampak
pada semakin menurunnya produksi ASI (Deswani, Gustina, & Rochimah, 2014).

Menurut WHO di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena
komplikasi terkait dengan kehamilan dan nifas. Dengan kata lain 1.400 perempuan
meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena
kehamilan, persalinan, dan nifas (Dalila, 2018). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
masih tertinggi di negara ASEAN. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia dan negara
lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan infeksi
(11%). Sementara penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain kurang energi kronis
pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%) (Mustikarani et al., 2019). Salah
satu cara untuk mencegah AKI adalah dilakukannya tindakan Sectio Caesaria (SC).

WHO memperkirakan bahwa angka persalinan dengan bedah Caesaria adalah sekitar
10% sampai 15% dari semua proses persalinan di negaranegara berkembang. Tindakan insisi
pada persalinan sectio caesarea ini menyebabkan luka sayat yang harus diperhatikan derajat
kesembuhan lukanya karena risiko tinggi terjadi infeksi, rupture uteri dan perdarahan. Salah
satu hal yang berperan pada proses penyembuhan luka adalah mobilisasi dini yang dipercaya
dan terbukti dapat meningkatkan proses penyembuhan luka (World Health Organization,
2015) Di Indonesia, bedah sesar hanya dilakukan atas dasar indikasi medis tertentu dan
kehamilan dengan komplikasi. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan kelahiran bedah sesar
sebesar 9,8%. Proporsi persalinan sesar di provinsi Jawa Timur sebesar 10,2% dari total
persalinan (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013)

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan asuhan


kebidanan pada masa nifas dengan menggunakan metode pendekatan manajemen kebidanan
Diharapkan dengan pemberian asuhan kebidanan ibu nifas yang komprehensif dan sesuai
standar, dapat menjaga ibu nifas yang fisiologis tidak mengalami komplikasi atau bahkan
kematian ibu. Secara tidak langsung hal ini dapat menjadi langkah awal penurunan AKI
terutama di Kabupaten Malang.
1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.


“M” P3003 AB000 dengan postpartum hari pertama menurut 7 langkah Varney
secara komprehensif.

1.1.2 Tujuan Khusus


Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa dapat:
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien yang meliputi data
subyektif dan obyektif secara komprehensif pada Ny. “M” P3003 AB000 dengan
postpartum hari pertama.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa kebidanan berdasarkan data subyektif
dan obyektif Ny. “M” P3003 AB000 dengan postpartum hari pertama.
c. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi Ny.
“M” P3003 AB000 dengan postpartum hari pertama.
d. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera terhadap klien jika
terjadi masalah potensial Ny. “M” P3003 AB000 dengan postpartum hari
pertama.
e. Mahasiswa mampu membuat intervensi atau rencana yang akan dilaksanakan
pada klien Ny. “M” P3003 AB000 dengan postpartum hari pertama.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan dari rencana yang sudah dibuat Ny.
“M” P3003 AB000 dengan postpartum hari pertama.
g. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi yang telah dilaksanakan dan
melakukan asuhan selanjutnya Ny. “M” P3003 AB000 dengan postpartum hari
pertama.
1.3 Meteologi Penelitian
a. Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada klien dan kleuarga.
b. Observasi
Yaitu dengan melakukan pemantauan dan melihat tindakan yang dilakukan pada
klien.
c. Praktek langsung
Yaitu dengan melakukan tindakan yang dilakukan pada klien secara langsung.

d. Dokumentasi status

Yaitu dengan cara melihat pada pencatatan data pendokumentasian mengenai klien
dari puskesmas.

e. Studi kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan meninjau kasus yang diangkat pada buku atau literatur
yang ada.

1.4 Sistematika Penulisan


Penyusunan Asuhan Kebidanan ini terbagi dalam 5 BAB yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan sitematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Berisi tentang cuplikan/rujukan teori, konsep-konsep yang memiliki relevansi dengan asuhan
kebidanan yang diberikan beserta konsep teori manajemen kebidanan sesuai dengan kasus
yang dihadapi.

BAB III TINJAUAN KASUS

Berisi tentang pengkajian data, identifikasi diagnosa masalah, identifikasi masalah potensial,
identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi, evaluasi.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang pembahasan kesenjangan antara teori dengan kasus dan praktek di lapangan.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR NIFAS

2.2.1 Pengertian Masa Nifas (Post Partum)

Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis
dan banyak memberikan ketidak nyamanan pada awal postpartum, yang tidak
menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti dengan
perawatan yang baik (Yuliana & Hakim, 2020).

2.2.2 Tahapan Masa Nifas (Post Partum)

Menurut Wulandari (2020)Ada beberapa tahapan yang di alami oleh


wanita selama masa nifas, yaitu sebagai berikut : a. Immediate puerperium, yaitu
waktu 0-24 jam setelah melahirkan. ibu telah di perbolehkan berdiri atau jalan-
jalan b. Early puerperium, yaitu waktu 1-7 hari pemulihan setelah melahirkan.
pemulihan menyeluruh alat-alat reproduksi berlangsung selama 6- minggu Later
puerperium, yaitu waktu 1-6 minggu setelah melahirkan, inilah waktu yang
diperlukan oleh ibu untuk pulih dan sehat sempurna. Waktu sehat bisa
bermingguminggu, bulan dan tahun.

2.2.3 Proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas (Post Partum)

Berikut ini 3 tahap penyesuaian psikologi ibu dalam masa post partum
Menurut Sutanto (2019) :

a. Fase Talking In (Setelah melahirkan sampai hari ke dua)


1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya.
2) Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain.
3) Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya.
4) Ibu akan mengulangi pengalaman pengalaman waktu melahirkan.
5) Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh
ke kondisi normal.
6) Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan
nutrisi.
7) Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh
tidak berlangsung normal.
b. Fase Taking Hold (Hari ke-3 sampai 10)
1) Ibu merasa merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat bayi, muncul
perasaan sedih (baby blues).
2) Ibu memperhatikan kemampuan men jadi orang tua dan meningkatkan
teng gung jawab akan bayinya.
3) Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB
dan daya tahan tubuh.
4) Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti
menggen dong, menyusui, memandikan, dan mengganti popok.
5) Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan pribadi.
6) Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak
mampu membesarkan bayinya.
7) Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak
mampu membesarkan bayinya.
8) Wanita pada masa ini sangat sensitif akan ketidakmampuannya, cepat
tersinggung, dan cenderung menganggap pemberi tahuan bidan sebagai
teguran. Dianjur kan untuk berhati-hati dalam berko munikasi dengan
wanita ini dan perlu memberi support.
c. Fase Letting Go (Hari ke-10sampai akhir masa nifas)
1) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya. Setelah ibu
pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga.
2) Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan
memahami kebutuhan bayi

2.2.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas (Post Partum)

Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
post partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah melahirkan
antara lain Risa & Rika (2014) :

1. Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum
hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi
untuk meraba dimana Tinggi Fundus Uterinya (TFU).

Tabel 1

Perubahan Uterus

Waktu TFU Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gr
1 minggu ½ pst symps 500 gr
2 minggu Tidak teraba 350 gr
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Normal 30 gr

2. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau amis
atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang
berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan
warna dan volume karena adanya proses involusi.

Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya:


a. Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan
sisasisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan
mekonium.
b. Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung
dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
c. Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum,
leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai
hari ke14.
d. Lokhea alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung
selama 2-6 minggu post partum. Lokhea yang menetap pada awal periode
post partum menunjukkan adanya tanda-tanda perdarahan sekunder yang
mungkin disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lokhea
alba atau serosa yang berlanjut dapat menandakan adanya endometritis,
terutama bila disertai dengan nyeri pada abdomen dan demam. Bila terjadi
infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan
“lokhea purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar disebut “lokhea
statis”.
3. Perubahan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah minggu,
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih
menonjol.

4. Perubahan Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post partum hari ke-5,
perinium sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih
kendur daripada keadaan sebelum hamil.
5. Perubahan Sistem
Pencernaan Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan
yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan
pada waktu persalinan, kurangnya asupan makan, hemoroid dan kurangnya
aktivitas tubuh. 12
6. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk
buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah terdapat
spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih setelah mengalami kompresi
(tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.
Kadar hormon estrogen yang besifat menahan air akan mengalami penurunan
yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”.
7. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh darah yang
berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan
menghentikan perdarahan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang
meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
8. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Setelah persalinan, shunt akan hilang tibatiba. Volume darah bertambah,
sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia.
Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya
hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada
umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima postpartum.

9. Perubahan Tanda-tanda Vital


Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara lain: a) Suhu
badan Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,50 –
38◦ C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.
Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa.
2.2.5 Kebutuhan Masa Post Partum
a. Nutrisi dan Cairan

Masalah nutrisi perlu mendapat perhatian karena dengan nutrisi yang baik
dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu.
Kebutuhan gizi iba saat menyusui adalah sebagai berikut:

1) Konsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari


2) Diet berimbang protein, mineral dan vitamin
3) Minum sedikitnya 2 liter tiap hari (+8 gelas)
4) Fe/tablet tambah darah sampai 40 hari pasca persalinan
5) Kapsul Vit. A 200.000 unit
b. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) adalah kebijaksanaan agar secepatnya
tenaga kesehatan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidur
membimbing secepat mungkin untuk berjalan. Ibu post partum sudah
diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24 - 48 jam postpartum. Hal ini
dilakukan bertahap. Ambulasi dini tidak dibenarkan pada ibu post partum dengan
penyulit misalnya anemia, penyakit jantung penyakit paru-paru, demam dan
sebagainya.

Keuntungan dari ambulasi dini:

1) Ibu merasa lebih sehat


2) Fungsi usus dan kandung kemih lebih baik.
3) Memungkinkan kita mengajarkan ibu untuk merawat bayinya.
4) Tidak ada pengaruh buruk terhadap proses pasca persalinan, tidak
memengaruhi penyembuhan luka, tidak menyebabkan perdarahan, tidak
memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.
c. Eliminasi
Setelah 6 jam post partum diharapkan. ibu dapat berkemih, jika kandung
kemih penuh atau lebih dari 8 jam belum berkemih disarankan melakukan
kateterisasi. Hal-hal yang menyebabkan kesulitan berkemih (predlo urine) pada
post partum:
Berkurangnya tekanan intra abdominal.
1) Otot-otot perut masih lemah.
2) Edema dan uretra
3) Dinding kandung kemih kurang sensiti!
4) Ibu post partum diharapkan bisa defekasi atau buang air besar setelah hari
kedua post partum jika hari ketiga belum delekasi bisa diberi obat
pencahar oral atau rektal.
d. Kebersihan diri
Pada masa postpartum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena
itu kebersihan tubuh pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk
tetap terjaga. Langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh terutama perineum
2) Mengajarkan ibu cara memberikan alat kelamin dengan sabun dan air dari
depan ke belakang
3) Sarankan ibu ganti pembalut setidaknya dua kali sehari
4) Membersihkan tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan alat kelamin
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi luka jahit pada alat
kelamin, menyarankan untuk tidak menyentuh daerah tersebut(Elisabeth
Siwi Walyani, 2017).

2.2.6 Tanda –Tanda Bahaya Masa Nifas (Post Partum)


a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tiba (melebihi haid biasa
atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut saniter dalam waktu
setengah jam)
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.
c. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung Sakit Kepala yang terus menerus.
nyeri epigastrium, atau, masalah penglihatan.
d. Pembengkakan pada wajah dan tangan Deman muntah, rasa sakit sewaktu buang air
seni, atau merasa tidak enak badan Payudara yang memerah panas dan/atau sakit.
e. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan Rasa sakit. warna merah,
kelembutan dan/atau pembengkakan pada kaki.
f. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri-sendiri atau bayi.
g. Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah(Wilujeng & Hartati, 2018).
2.2.7 Infeksi Masa Nifas

Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua pera dangan alat-alat genitalia
dalam masa nifas. Infeksi setelah persa linan disebabkan oleh bakteri atau kuman. Infeksi
masa nifas ini menjadi penyebab tertinggi angka kematian ibu (AKI)(Anik Maryunani,
2017).

a. Tanda dan Gejala


Masa Nifas Demam dalam nifas sebagian besar disebabkan oleh
infeksi nifas, Oleh karena itu, demam menjadi gejala yang penting untuk
diwaspadai apabila terjadi pada ibu postpartum. Demam pada masa nifas
sering disebut morbiditas nifas dan merupakan indeks kejadian infeksi nifas.
Morbiditas nifas ini ditandai dengan suhu 38'C atau lebih yang terjadi selama
2 hari berturut-turut. Kenaikan suhu ini terjadi sesudah 24 jam postpartum
dalam 10 hari pertama masa nifas. Gambaran klinis infeksi nifas dapat
berbentuk:
1) Infeksi Lokal
Pembengkakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan
warna kulit, pengeluaran lokhea bercampur nanah, mobilitasi terbatas
karena rasa nyeri, temperatur badan dapat meningkat.

2) Infeksi Umum
Tampak sakit dan lemah, temperatur meningkat, tekanan darah
menurun dan nadi meningkat, pernapasan dapat meningkat dan terasa
sesak, kesadaran gelisah sampai menurundan koma, terjadi gangguan
involusi uterus, lokhea berbau dan bernanah kotor.

b. Faktor Penyebab Infeksi


1) Persalinan lama, khususnya dengan kasus pecah ketuban terlebih
dahulu.
2) Pecah ketuban sudah lama sebelum persalinan.
3) Pemeriksaan vagina berulang-ulang selama persalinan, khususnya
untuk kasus pecah ketuban.
4) Teknik aseptik tidak sempurna.
5) Tidak memperhatikan teknik cuci tangan.
6) Manipulasi intrauteri (misal: eksplorasi uteri, penge luaran plasenta
manual).
7) Trauma jaringan yang luas atau luka terbuka seperti laseri yang tidak
diperbaiki.
8) Hematoma.
9) Hemorargia, khususnya jika kehilangan darah lebih dari 1.000 ml.
10) Pelahiran operatif, terutama pelahiran melalui SC.
11) Retensi sisa plasenta atau membran janin.
12) Perawatan perineum tidak memadai.
13) Infeksi vagina atau serviks yang tidak ditangani.

2.2 Teori manajemen kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan (Midwifery Management) adalah pendekatan yang


digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
penatalaksanaan dan evaluasi (Mudillah dkk, 2012: 110)

2. Tahapan dalam Manajemen kebidanan


Langkah – langkah asuhan kebidanan menurut varney (1997), yaitu sebagai berikut
1) Langkah I : Pengumpulan Data

Dasar Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan langkah


berikutnya. Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang
klien/orang yang meminta asuhan. Kegiatan pengumpulan data dimulai saat klien
masuk dan dilanjutkan secara terus menerus selama proses asuhan kebidanan
berlangsung, data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber yang dapat
memerikan informasi paling akurat yang dapat diperoleh secepat mungkin dan
upaya sekecil mungkin.Pasien adalah sumber informasi yang akurat dan
ekonomis, yang di sebut sebagi sumber data primer. Sumber data alternatif atau
sumber data skunder adalah data yang sudah ada, praktikan kesehatan lain dan
anggota keluarga.
Teknik pengumpulan data ada tiga yaitu ;

Observasi, dimana pengumpulan data melalui indra penglihatan (perilaku, tanda


fisik, kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran (bunyi batuk, bunyi nafas),
penciuman (bau nafas, bau luka), perdaban 62 (suhu badan, nadi).
Wawancara, dimana pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan pada
pertemuan tatap muka. Dalam wawancara yang penting di perhatikan adalah data
yang ditanyakan di arahkan data yang relefan, dan
Pemeriksaan, dimana pengumpulan data yang dilakukan dengan memakai
instrument/alat mengukur.

Dengan tujuan untuk memastikan batas dimensi angka, irama kuantitas.


Misalnya pengukuran tinggi badan dengan meteran, berat badan dengan
timbangan, tekanan darah dengan tensimeter. Data secara garis besar
diklasifikasikan sebagai data subyektif dan data obyektif. Pada waktu
mengumpulkan data subyektif harus mengembangkan hubungan antar
personalyang efektif dengan pasien/klien/yang diwawancarai, lebih diperhatikan
hal-hal yang menjadi keluhan utama pasien dan mencemaskan, berupa pendapatan
data/fakta yang sangat bermakna dalam kaitan dengan masalah pasien (Mufdillah,
dkk 2012: 111-113).
2) Langkah II : Interpretasi Diagnosa atau Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data - data
yang di kumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan
sehingga di temukan masalah atau diagnose yang spesifik. Langkah awal dari
perumusan 64 masalah/diagnose kebidanan adalah pengelolahan/analisa data yang
menggabungkan dan menghubungkan satu dengan lainnya sehingga tergambar
fakta (Mufdillah, dkk 2012: 113).
3) Langkah III : Mengidentifikasi Diagnose Atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangakaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap – siap bila diagnose/masalah
potensial ini benar – benar terjadi(Mufdillah, dkk 2012: 117).
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien, bidan dapat diharapkan bersiap-siap bila diagnose/masalah
potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan
asuhan yang aman. Dalam mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial
dilakukan pengantisipasian penanganan yang kemungkinan muncul pada kala I
yaitu terjadinya kala I lama, peningkatan atau penurunan tanda-tanda vital, DJJ
kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit, terjadinya perdarahan pervaginam
selain dari lender dan darah, ketuban pecah yang bercampur dengan mekonium
kental yang di sertai dengan tanda gawat janin, kontraksi uterus kurang dari 2
kontraksi dalam 10 menit dan berlangsung kurang dari 20 detik serta tidak di
temukan perubahan serviks dalam 1-2 jam, pembukaan serviks mengarah ke
sebelah kanan garis waspada pada partograf.
4) Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Yang Memerlukan
Penanganan Segera.
Beberapa data menunjukan situasi emergensi dimana bidan perlu bertindak
segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data menunjukan situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara menunggu intruksi dokter. Mungkin juga
memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi
setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling tepat. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan (Mufdillah, dkk
2012: 117-178).
Dalam persalinan tindakan yang memerlukan penanganan segera
diantaranya: Pada kala I persalinan yaitu terjadinya kala I lama yang
mengakibatkan tanda gawat janin, ketuban pecah yang bercampur mekonium
kental, dan kontraksi uterus kurang dari 2 kontraksi dalam 10 menit dan
berlangsung dari 20 detik serta tidak di temukan perubahan serviks dalam 1-2 jam
atau pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada pada
partograf.
Dan pada Kala IV persalinan masalah yang dapat terjadi yaitu terjadinya
perdarahan pervaginam dengan pembekuan darah yang banyak, tanda-tanda vital
melawati batas normal dimana tekanan darah dan suhu tubuh meningkat,
kontraksi uterus yang tidak baik.
5) Langkah V : Merencanakan Asuhan Yang Komprehensif/Menyeluruh
Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnose atau masalah yang telah diidentiikasi atau antisipasi, pada langkah ini
informasi/data dasar yang tidak lengkap di lengkapi (Mufdillah, dkk 2012).
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh
bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan
bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Rencana yang dibuat harus rasional dan
benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta
evidance terkini serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan
klien. Adapun penatalaksanaan yang diberikan pada persalinan normal yaitu,
memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan apakah persalinan dalam
kemajuan yang normal, memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap
persalinan, membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia
berperan serta aktif 69 dalam menentukan asuhan. Membantu keluarga dalam
merawat ibu selama persalinan, menolong kelahiran dan memberikan asuhan
pasca persalinana dini, dan mengenali masalah secepatnya dan mengambil
keputusan yang tepat guna dan tepat waktu (efektif dan efisien).
Perencanaan asuhan tindakan yang perlu dilakukan juga dapat berupa,
pemantauan terus menerus kemajuan persalinan mengunakan partograf,
pemantauan TTV ibu dan keadaan janin, memenuhi kebutuhan nutrisi dan
dehidrasi ibu, menganjurkan ibu perubahan ambulasi dan posisi ibu,
menganjurkan tindakan yang memberikan pada rasa nyaman, serta menganjurkan
keluarga member dukungan.
6) Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan dan Penatalaksanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksankan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
7) Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keevektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar – benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di
dalam masalah dan diagnose. Rencana tersebut dapat dianggab efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya.Ada kemungkinan bahwa sebagian
rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum efektif (Mufdillah, dkk
2012: 118-119)

A. Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan (SOAP)

Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjekti


dan objekti yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial serta
kongseling untuk tindak lanjut.

a. Data Subjektif Merupakan data yang berisi informasi dari klien.Informasi tersebut
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan
diagnosa.
b. Data Objektif Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan
pada waktu pemeriksaan laboratorium, USG, dll.Apa yang dapat di obserfasi oleh
bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnose yang akan di tegakkan.
c. Assessment Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan
data objektif yang didapatkan.
d. Planning/Perencanaan Merupakan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sesuai
dengan kesimpulan yang dibuat (Ai Nursiah, 2014: 234)..
BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Senin, 24 Oktober 2022
Jam : 15.00 Wib
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Ny. M Nama : Tn. B
Usia : 41 Tahun Usia : 42 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kromengan, Kepanjen


2. Alasan Datang
Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke 3 secara normal mengeluh nyeri pada luka
jahitan bekas pengguntingan pada jalan lahir
3. Keluhan Utama
Ibu mengeluh nyeri luka bekas penjahitan pada jalan lahir
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan memiliki riwayat penyakit menurun seperti ( asma ), ibu mengatakan
tidak memiliki penyakit menahun seperti ( jantung, ginjal, stroke ) dan penyakit
menular seperti ( hepatitis, IMS, HIV/AIDS ).
5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatankan dikeluarganya ada yang memiliki Riwayat penyakit


menurun seperti ( asma ), ibu mengatakan keluarga tidak memiliki Riwayat penyakit
menahun seperti ( jantung, ginjal, stuoke ) dan penyakit menular seperti ( hepatitis,
IMS, HIV/AIDS.

6. Riwayat Haid / Menstruasi

Menarche : 12 Tahun

Lamanya : 7 Hari

Siklus : 28 Hari

Jumlah darah : 2 – 3 kali ganti pembalut

Disminore : Ibu mengatakan diawal menstruasi pada hari 1-2 mengalami


disminore

HPHT :

7. Riwayat Perkawinan

Menikah : 3 kali

Lamanya : 1 ( 6 tahun ), 2 ( 6 bulan ) dan 3 ( 2,5 tahun )

Usia pertama menikah : 20 tahun

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


Suami Hamil UK Penolong Cara Penyulit Sex BBL H/P/I/A Mati Hidup Hari Menyu
Ke sui
Umur
1 1 9 Bidan Spon - P 2400 H - 19 40 YA
bulan tan Tahun Hari
3 2 9 Bidan Spon - P 2800 H 4 40 YA
bulan tan Tahun Hari
3 3 9 Bidan Spon - L 2800 H 1 Hari 1 YA
bulan tan Hari
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas

9. Riwayat Kehamilan, Persalinan sekarang


a. Riwayat Kehamilan
1. Ibu mengatakan ini kehamilan ke 3 dan ibu tidak pernah keguguran
2. HPHT : 25 Januari 2022
3. HPL : 09 November 2022
4. Leopod I : TFU 31 cm
5. Leopod II : PUKI
6. Leopod III : Kepala sudah masuk PAP
7. Leopod IV : 1/5 Kepala sudah masuk PAP

 Trimester I

Periksa : Bidan
Kunjungan : 3x ( 1x di bulan pertama, 1x di bulan ke dua dan 1x di bulan ke
tiga)

Keluhan : Ibu mengatakan mual dan muntah di awal bulan pertama

Terapi : Vit B6 10 Tablet diminum 2x1/hari dan Asam Folat 1x 600 gr

KIE : Ibu tidak di anjurkan untuk makan makanan yang berminyak dan
menghindari makanan yang menyebabkan mual dan muntah serta
ibu di minta untuk beristirahat yang cukup.

 Trimester II

Periksa : Bidan

Kunjungan : 3x ( 1 kali di bulan ke 4, 1 kali dibulan ke 5 dan 1 kali dibulan ke


6)

Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluahan hanya saja ibu sudah mulai
merasakan gerakan janin

Terapi :-

KIE : Ibu di minta untuk makan makanan yang bergizi seperti ( sayuran
hijau, lauk pauk dan buah buahan ) serta rajin minum air putih dan
beristirahat yang cukup.

 Trimester III

Periksa : Bidan

Kunjungan : 3x ( 1 kali di bulan ke 7, 1 kali dibulan ke 8 dan 1 kali di bulan ke


9)

Keluhan : Ibu mengatakan nyeri di pinggang dan ada sedikit rasa khawatir
menjelang persalinan

Terapi :-
KIE : Ibu di minta untuk berolahraga ringan seperti jalan jalan kecil di
sekitar rumah atau bisa mengikuti senam hamil dan ibu dianjurkan
untuk tidak terlalu menghawatirkan mengenai pesalinan yang akan
datang dan lebih merileksasikan perasaan.

b. Riwayat Persalinan
1) Kala I
Ibu datang dengan G3 P2002 Ab000, gestasi 41 minggu, pembukaan 10 cm sejak
pukul 14.00 wib, ketuban pecah pukul 04.00 wib, ketubahn jernih terpasang
infuse RL 20 kali/menit, Denyut Jantung Janin (DJJ) 132 kali/menit, his 4 kali
dalam 10 menit dengan durasi 35-40 detik.
 Keadaan umum ibu baik
 Kesadaran composmentis
 Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit, teratur
Suhu : 36,9 ºC
Pernapasan : 24 kali/menit, saat istirahat 2)

2) Kala II
Mengajarkan tehnik mengedan yang benar, dilakukan episiotomi mediolateral,
dengan his yang adekuat dan kekuatan 68 mengedan ibu maka pada pukul 15.00
wib lahir bayi laki-laki dengan Presentasi Belakang Kepala (PBK), Berat Badan
Lahir (BBL) 2800 gram, Panjang Badan Lahir (PBL) 46 cm, dan APGAR score
7/10.
3) Kala III
Pukul 15.00 wib, dilakukan manajemen aktif kala III yaitu penyuntikan oxytosin,
Peregangan Tali puasat Terkendali (PTT) selama 7 menit dan pada pukul 15.07
wib plasenta lahir lengkap dengan kotiledon dan selaput yang utuh, dan dilakukan
penjahitan luka episiotomi secara mediolateral dengan anastesi. Tidak dilakukan
pengikatan pembuluh darah karena tidak ada perdarahan aktif, penjahitan
menggunakan benang plain catgut ukuran 2/0. Penjahitan pada mukosa vagina
menggunakan teknik jelujur, sementara pada perineum menggunakan teknik satu-
satu dengan jumlah jahitan sebanyak 4 dengan jarak setiap jahitan adalah 1 cm
dan jarak antara jahitan terakhir dengan pangkal luka adalah 0,5 cm. Penjahitan
dilakukan oleh bidan.

4) Kala IV
Table 3.1 Pemantauan Kala IV

Jam Waktu Tekanan Nadi Suhu Kontraks TFU Kandung Perdarahan


Ke Darah i Kemih
Uterus
1. 15.20 122/80 90x/menit 36 C Baik 2 jari Kosong ±100cc
mmhg dibawah
pusat
15.35 120/81 87x/menit 36 C Baik 2 jari Kosong ±50cc
mmhg dibawah
pusat

15.50 119/80 80x/menit 36 C Baik 2 jari Kosong ±20cc


mmhg dibawah
pusat
16.05 122/80 80x/menit 36 C Baik 2 jari Kosong ±20cc
mmhg dibawah
pusat
2. 16.35 120/80 80x/menit 36 C Baik 2 jari Kosong ±10cc
mmhg dibawah
pusat
17.05 120/81 81x/menit 36C Baik 2 jari Kosong ±10cc
mmhg dibawah
pusat

10. Riwayat KB yang Lalu dan Sekarang


Kb yang lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kb
Kb yang sekarang : Ibu masih merencakanan dan akan berkomunikasi dengan suami
11. Pola Kebiasaan Sehari hari

NO Pola Kegiatan Sehari – hari Sebelum Hmil Selama Hamil

Makan 3x/hari berupa ( Makan 3x/hari berupa


1. Pola Nutrisi Nasi, sayur, lauk pauk ( Nasi, sayur, lauk pauk
dan minum 6-7 dan minum 7-8x/hari )
gelas/hari )
2. Tidur malam 7-8 jam Tidur malam 7-8 jam
Pola Isirahat dan tidur siang 2 jam dan tidur siang 2 jam

3. Eliminasi BAB 1x/hari dan BAK BAB 1x/hari dan BAK


5-6x/hari 6-7x/hari
4. Personal Hygiene Mandi 2x/hari dan Mandi 2x/hari dan ganti
ganti celana dalam celana dalam apabila
apabila terasa basah terasa basah
5. Seksual 3-4x seminggu 2-3x seminngu
6. Spiritual Ibu, suami dan Ibu, suami dan keluarga
keluarga menganut menganut agama islam
agama islam
7. Sosial budaya Ibu mengatakan tinggal Ibu mengatakan tinggal
bersama suami dan bersama suami dan
anaknya dirumah anaknya dirumah ibu
jugamengatakan suami
dan keluarganya sangat
mendukung dan merasa
senang dengan
kelahiran anaknya. Ibu
hanya minum obat
obatan yang diberikan
oleh bidan

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda – Tanda Vital
Tekanan darah : 128/80 mmhg
Nadi : 90x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36 C
Spo2 : 99%
3. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Wajah : Tidak tampak pucat dan tidak odema

Mata : Tampak skelera putih dan kunjungtiva tampak merah muda

Leher : Tidak tampak pembekakan kelenjar tiroid, tidak tampak


pembekakan kelenjar vena jugularis.

Dada : Payudara tampak simetris, putting susu menonjol dan colostrum


tampak sudah keluar,

Abdomen : Tidak terlihat luka bekas oprasi tidak tampak strie grvidarum,
tampak linea allon

Genetalia : Lokhea : Rubra berwarna merah keitaman kurang lebih sekitar 20


cc dan tidak odema. terdapat luka jahitan episiotomi secara
mediolateral, luka jahitan masih lembab.

Ektermitas : Atas : Tidak tampak odema dan tidak tampak varises

Bawah : Tidak tampak varises

2) Palpasi

Wajah : Tidak teraba nyeri tekan

Abdomen : Tidak teraba nyeri tekan

UC : Baik

TFU : 2 Jari dibawah pusat.

Ekstermitas : Atas : Tidak teraba odeme dan varises

Bawah : tidak teraba varises.


a. Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi, terdengar whecing
Abdomen :-
b. Perkusi : Reflek patella +/+

4. Pemeriksaan Penunjang
 Hasil Lab. Darah Lengkap
 Hb : 12,7 gr % Eosinofil : 0.1 %
 Eritrosit : 4,31 103 µL Basofil : 0,1%
 Leuokosit : 13,78 103 µL Neutrofil :78,1%
 Hematokrit : 36,2 % Limfosit : 15,1%
 Trombosit : 194 103 µL Monosit : 6,6%
 MCV : 84 fl
 MCH : 27,1 pg
 MCHC : 32,3 g/dL
 RDW : 15 %
 PDW : 17,3 fL
 MPV : 11,8 fL
 P-LCR : 35,9 %
 PCT : 0,23 %
 Golongan Darah : AB/Rh (+)
 GDS : 10,8 mg/dL
 HbsAg Rapid : (-) negative
 Swab Antigen : Non Reaktif
II. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA
DX : Ny. “M” P3003 AB000 Postpartum hari pertama
DS : Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke 3 secara normal pada tanggal
24 Oktober 2022 pukul 15.00 WIB berjenis kelamin laki – laki dengan
berat 2800gram.
DO :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda – tanda vital
TD : 136/86mmhg
Nadi : 144x/menit
Suhu : 36C
Spo2 : 99%
 Abdomen
TFU : 2 Jari dibawah pusat
UC : Baik
 Payudara
Colostrum sudah keluar, tidak teraba nyeri tekan
 Genetalia
Pengeluaran lokheh rubra berwarna merah kehitaman pengeluaran darah
kurang lebih 400cc ( dalam batas normal ).

I. KEBUTUHAN SEGERA
-
II. INTERVENSI
Dx : Ny.M P3003 Abooo dengan post partum hari pertama
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas selama 1x24 jam
diharapkan masa nifas ibu berlangsung normal.

Kriteria hasil
- Tanda – tanda vital dalam bahasa normal
Tekanan darah : 128/80 mmhg
Nadi : 90x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36 C
Spo2 : 99%

- Payudara : Putting susu menonjol, kolostrum sudah keluar


- Involusi uterus sesuai TFU 1 hari pertama : TFU 2 jari di bawah pusat
- Pengeluaran Lochea
Lochea rubra : pengeluaran lochea dalam batas normal (400 cc ) warna merah
segar, lochea ini keluar pada hari pertama hari setelah persalinan, berwarna merah
kehitaman

Intervensi
1. Bina hubungan baik dengan ibu
R/ agar ibu dan keluarga lebih kooperatif dan saling percaya antar petugas kesehatan
2. observasi keadaan ibu setiap 8 jam sekali dalam 1x24 jam
R/untuk mendeteksi adanya komplikasi pada masa nifas
3. Beritahu hasil pemeriksaan
R/ agar ibu mengetahui kondisinya
4. Kolaborasi dengan dokter spog mengenai perkembangan ibu selama nifas dan terapi
yang akan diberikan
R/memudahkan pemberian asuhan dan tindakan pada ibu nifas
5. Berikan kie pada ibu nifas
R/ agar ibu mengetahui tanda -anda bahaya nifas dan bisa merawat dirinya dan
merawat bayinya baik di rs maupun di rumah nanti

III. IMPLEMENTASI
Hari / Tanggal : Senin, 24 Oktober 2022
Jam : 15.00 WIB
Dx : Ny.M P3003 Abooo dengan post partum hari pertama
Implementasi :
1. Menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan ibu dan keluarga
2. Mengobservasi keadaan ibu setiap 8 jam sekali dalam 1x24 jam yaitu,keadaan
umum, ttv,tfu, kontraksi uterus,dan pengeluaran darah nifas
NO JAM TD NADI RR SUHU SPO2 PENDARAHAN
1. 05.00 130/80 80x/menit 20x/menit 36 C 99% 50cc
WIB mmhg
2. 11.00 133/87 81x/menit 20x/menit 36 C 99% 40 cc
WIB mmhg
3. 18.00 130/79 79x/menit2 20x/menit 36 C 99% 40 cc
WIB mmhg
4. 05.00 135/86 80x/menit 20x/menit 36 C 99% 40 cc
WIB mmhg

3. Memberitahu pada ibu bahwa keadaan umum ibu hasil pemeriksaan,


4. Berkolaborasi dengan dokter spog mengenai perkembanhan masa nifas ibu, dan
terapi yang di berikan yaitu, pemberian oral seperti eiprofloxacin 2x1, asan nef
3x1
5. Memberi KIE kepada ibu nifas
- Menganjurkan ibu sesering mungkin menyusui bayinya minimal 2 jam sekali
- Menganjurkan kepada ibu mobilisasi miring kanan, miring kiri, duduk dan
berjalan perlahan mulai bertahap
- Menganjurkan ibu untuk bersih dalam membasuh kemaluan dari depan ke
belakang setelah buang air kecil dan memberitahukan bahwa kemaluan dalam
keadaan kering dan merawat luka jahitan perineum dengan antiseptic agar tidak
terjadi infeksi
- Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktifitas yang berat untuk sementara
waktu dan istirahat cukup untuk membantu proses pemulihan
- Menjelaskan tanda bahaya masa nifas, seperti demam tinggi, keluar nanah dari
luka jahitan perineum
6. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 02 November
2022 untuk melakukan pemeriksaan ibu dan bayi.
IV. EVALUASI
Hari / Tanggal : 25 Oktober 2022
Jam : 16.00 WIB
S :
Dx : Ny.M P3003 Abooo dengan post partum hari pertama
DS : Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan sedikit berkurang
O :
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36o C
Pernafasan : 21 x/menit
Putting susu menonjol, kolostrum sudah keluar, TFU 2 jari dibawah pusat,
konstraksi uterus baik, luka jahitan perineum baik, pengeluaran lochea rubra
A : Ny.M P3003 Abooo dengan post partum hari pertama
P :
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan asuhan yang di berikan.
2. Ibu mengerti dan mengetahui keadaan/kondisinya
3. Ibu mengerti dan mengetahui luka jahitannya dalam keadaan baik
4. Ibu mengerti dan tahu untuk mobilisasi bertahap
5. Ibu mengerti dan tahu waktu yang tepat dan baik menyusui bayinya
6. Ibu mengerti cara merawat luka jahitan perineum
7. Ibu mengerti cara untuk istirahat yang cukup untuk pemulihan masa nifas
8. Ibu mengerti dan tahu tentang darah nifas dan perubahan TFU
9. Ibu mengerti tentang tanda bahaya masa nifas
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7749/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf

Anda mungkin juga menyukai