Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

“A” P20002 HARI KE 7 POST POST


PARTUM FISIOLOGIS DI PMB WIWIK WAHYUNINGSIH
WONOSARI PASURUAN

Disusun oleh :
Wiwik Wahyuningsih, S.ST
NIM. 2019080159

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
TAHUN 2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada Ny. “A” P20002 Hari Ke 7 Post Partum Fisiologis
Laporan ini disusun oleh :
Nama : Wiwik Wahyuningsih, S.ST
Nim : 2019080159
Telah disahkan dan disetujui pada :
Hari : …………………..
Tanggal : …………………..

Mengetahui,

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

(Ayu Tria Novianti, S.Tr.Keb) ()

Ketua STIKES Husada Jombang Ketua Program Studi Pendidikan Profesi


Bidan

(Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM) (Zeny Fatmawati, SST. M.Ph)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan pada
Ny.“A” P20002 hari ke 7 post partum normal dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan semua
pihak sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih tak lupa saya
sampaikan dengan hormat kepada :
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes,.M.M, selaku Ketua STIKES Husada Jombang.
2. Zeny Fatmawati, SST. M. Ph, selaku kaprodi profesi bidan STIKES Husada Jombang.
3. Ayu Tria Novianti, S.Tr. Keb, selaku Preceptor Klinik
4. , S.ST. M. Kes selaku Preceptor Akademik
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan asuhan kebidanan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan selanjutnya. Semoga asuhan kebidanan ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi Mahasiswa STIKES Husada pada
khususnya.

Pasuruan, 14 Juni 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari bahasa
latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. Nifas
yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira
6 minggu. Puerpurium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.
Pelayanan nifas sampai dengan saat ini belum mendapat perhatian yang cukup
dari pengelola program KIA, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, terlihat
belum terintegrasinya pelayanan ibu dan bayi dalam satu pelayanan terpadu dan belum
adanya indikator untuk pelayanan nifas yang ada saat ini. Sesuai standart sudah
saatnya pelayanan nifas lebih diperkatikan karena sebagian besar perdarahan post partum
dan infeksi terjadi pada masa nifas sehingga dengan pelayanan nifas yang berkwalitas
diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dengan cepat (Depkes RI,2002). Di
Indonesia yang menjadi tolok ukur kesehatan ibu adalah angka kematian ibu (AKI).
Angka kematian ibu adalah angka kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan atau
dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi
kehamilan dan penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab
tambahan lainnya (Winkjosastro H, 2000). Masalah kesehatan di Indonesia merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian utama karena mempunyai
dampak besar terhadap kualitas generasi mendatang.
Hal ini cukup memprihatinkan , seharusnya tingkat kematian dapat ditekan
dengan peningkatan pelayanan kesehatan dibidang kesehatan. Peran dan tanggung jawab
bidan dalam perawatan pada masa nifas sangatlah penting, terutama pada masa nifas dini
( 2 jam setelah melahirkan ) dimana banyak sekali faktor resiko yang timbul seperti
perdarahan, yang justru menjadi penyebab utama dan terbanyak pada angka kematian
ibu.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas penulis berniat menyusun ASKEB
dengan judul “ Asuhan Kebidanan Pada Ny. “A” P20002 hari ke 7 post partum normal di
PMB Wiwik Wahyuningsih”.
1.2 Tujuan
1.2.1. Umum
Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke
dalam proses asuhan kebidanan secara nyata serta dapat memecahkan masalah
pada ibu post partum hari pertama.
1.2.2. Tujuan khusus
Dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada ny. “A” P20002 hari ke 7 post
partum normal, diharapkan mahasiswa mampu.
a. Melaksanakan pengkajian data
b. Mengidentifikasi masalah
c. Menentukan antisipasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan / tindakan segera
e. Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
f. Melaksanakan tindakan sesuai rencana
g. Melakukan evaluasi

1.3.Manfaat
Bagi Penulis : Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori yang
didapat dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam
pelaksanaan praktek klinik.
Bagi Klien : Agar mengetahui masalah yang mungkin terjadi yang berkaitan
dengan Asuhan Kebidanan pada Ny. “A” P20002 Hari ke 7 Post
Partum Fisiologis.
Bagi Institusi : Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan
kebidanan dan perbandingan pada penanganan kasus ibu nifas.
Bagi lahan : Sebagai bahan kepustakaan dalam memberikan Asuhan
Kebidanan pada Ny. “A” P20002 Hari ke 7 Post Partum Fisiologis.

1.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan penyusun dalam menyusun asuhan kebidanan


ini menggunakan metode deskriptif dalam studi kasus, yaitu menggambarkan secara
nyata tentang kondisi saat ini dengan perbandingan antara teori dengan kasus nyata.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data diantaranya :

1.4.1 Studi Kepustakaan

Pengumpulan data dengan melihat konsep teori pada literatur yang mempunyai
hubungan dengan kehamilan fisiologis.

1.4.2 Wawancara

Pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada sasaran atau
klien tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan fisiologis.

1.4.3 Pemeriksaan Fisik

Pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi,


auskultasi dan perkusi.

1.4.4 Dokumentasi

Pengumpulan data dengan meninjau data yang ada pada catatan medis pasien.

1.4.5 Observasi
Pemantauan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada klien.

1.5. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Asuhan Kebidanan pada ny. “A” P20002 hari ke 7 post partum normal
terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, teknik pengumpulan data,
tempat dan waktu penyusunan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Terdiri dari konsep dasar imunisasi, konsep dasar nifas.

BAB III TINJAUAN KASUS


Meliputi pengkajian data, identifikasi dignosa, masalah dan kebutuhan,
antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.

BAB IV PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

a. Pengertian Masa Nifas


Nifas adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada periode
transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan
tanggung jawab dalam keluarga.(Depkes , 2002 )

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari,namun secara keseluruhan akan pulih dalam
waktu 3 bulan.(Yetti Anggraini , 2010 : 1)

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.(Mochtar , 1998 : 315 )

Masa nifas adalah periode pasca pessalinan (post partum) ialah masa waktu
antara kelahiran plasenta dan membrane yang menandai berakhirnya periode intra
partum sampai waktu menuju kembalinya system reproduksi wanita tersebut ke
kondisi tidak hamil.

b. Etiologi
Menurut Dewi Vivian, Sunarsih (2013), Etiologi Post Partum dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Post Partum Dini
Post Partum Dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir dan
hematoma
2. Post Partum Lambat
Post Partum Lambat adalah tertinggalnya Sebagian plasenta, subinvolusi di daerah
insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.

c. Tanda Dan Gejala


Tanda – Tanda Bahaya Pada Masa Nifas
a. Perdarahan lewat jalan lahir
b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
c. Demam lebih dari dua hari
d. Bengkak di muka, tangan dan kaki mungkin dengan sakit kepala dan kejang - kejang
e. Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit
f. Mengalami gangguan jiwa (sumber : Protap untuk kebidanan buku 1, 2018)

d. Pathway / Pohon Masalah


e. Dampak
Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian faal
usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal. Beberapa hal yang berkaitan
dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain:
1) Nafsu Makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk
mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum
faal usus kembali normal.
2) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu
yang singkat setelah bayi lahir.
3) Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot
usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum
persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun
laserasi jalan lahir (Damai, 2017).

A. Perubahan Sistem Urinarius


Pada pasca persalinan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan
fungsi ginjal. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam
sesudah melahirkan.

Hal yang berkaitan dengan fungsi sistem perkemihan, antara lain:


1) Hemostatis Internal
2) Keseimbangan Asam Basa Tubuh
3) Pengeluaran sisa Metabolisme

Hal yang menyebabkan kesulitan Buang Air Kecil pada ibu post partum, antara lain:
1) Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi retensi urin.
2) Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang teretensi dalam
tubuh, terjadi selama 2 hari seelah melahirkan
3) Depresi dan Sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan spasme oleh iritasi
muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga menyebabkan miksi (Damai, 2017).
B. Perubahan Sistem Endokrin
Hormon-hormon yang berperan pada proses ini adalah :
1) Hormon Plasenta
Hormon ini menurun secara cepat pasca persalinan yang menyebabkan kadar gula
darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun
dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum dan
sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
2) Hormon Pituitary
Hormon ini terdiri dari hormon prolaktin, FSH,dan LH. Hormon Prolaktin darah
meningkat dengan cepat,pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu.
Hormon ini berpran dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu.
3) Hipotalamik Pituitary Ovarium
Akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui
maupun yang tidak menyusui.
4) Hormon Oksitosin
Disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Bekerja terhadap otot uterus dan
jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam
pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan.
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat
membantu involusi uteri.
5) Hormon Estrogen dan Progesteron
Hormon Estrogen yang tinggi, memperbesar hormon anti diuretik yang dapat
meningkat volume darah. Sedangkan hormon progesteron mempengaruhi otot halus
yang mengurangi perangangan dan peningkatan pembuluh darah (Damai, 2017).
C. Perubahan Sistem Musculoskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah persalinan. Pembuluh-pembuluh
darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan.
Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat genetalia, serta otot-
otot dinding perut dan dasar panggul, dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu
(Nurul Janah, 2017).
D. Perubahan Tanda-tanda Vital
1) Suhu Badan
Dalam 24 jam postpartum suhu badan akan meningkat sedikit (37,5 0c-380c) sebagai
akibat kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan.
2) Nadi
Denyut nadi normal orang dewasa 60-80 kali/menit. Denyut nadi ibu
postpartum biasanya akan lebih cepat.
3) Tekanan Darah
Tekanan Darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan akan lebih rendah setelah
melahirkan karena ada pendarahan atau yang lainnya.
4) Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan
nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya kecuali bila ada gangguan
khusus pada saluran cerna (Nurul Janah, 2017).

f. Permasalahan

Masalah dan Komplikasi


a. Sakit kepala berlebihan ,nyeri episgastrium , dan penglihatan kabur
b. Demam ,muntah , rasa sakit saat berkemih
c. Bendungan payudara / mastitis
d. Tidak nafsu makan dalamwaktu lama
e. Merasa tidak bisa merawat dirinya dan bayinya
f. Perdarahan ( memerlukan 2 softek dalam 30 menit )
g. Uterus lembek ( kontraksi uterus jelek

g. Askeb Teori Kasus


1. Data Subjektif
Data Subjektif diperoleh dengan cara anamnesa pada ibu sendiri (auto anamnesa)
ataupun keluarganya (hetero anamnesa). Tujuan : mengumpulkan informasi tentang
riwat kesehatan, kehamilan, dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses
membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis untuk mengembangkan
rencana asuhan atau perawatan yang sesuai.
Pengkajian data menurut nursalam (2011), yaitu
A. Identitas
- Umur Ibu
Umur klien penting untuk ditanyakan karena untuk menentukan prognosis
kehamilan. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20 tahun sampai dengan 30 tahun. Kematian
maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun
ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi
pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah
usia 30 sampai 35 tahun (Prawirohardjo, 2012). Karena umur yang terlalu muda
atau lanjut memiliki lebih banyak resiko. Kehamilan di bawah usia 20 tahun
dapat menimbulkan banyak permasalahan karena bisa mempengaruhi organ
tubuh seperti rahim, bahkan bayi bisa prematur dan berat lahir kurang. Hal ini
disebabkan karena wanita yang hamil muda belum bisa memberikan suplai
makanan dengan baik dari tubuhnya ke janin di dalam rahimnya (Marmi, 2012).
Kehamilan remaja dengan usia di bawah 20 tahun mempunyai risiko terjadinya
gangguan pada bayi, salah satunya adalah risiko terjadinya bayi dengan asfiksia
(Manuba, 2010). Asfiksia neonatorum bisa juga disebabkan oleh ibu yang
melahirkan dengan risiko pada usia < 20 tahun dan > 35 tahun (Kristiyanasari,
2010). Begitu juga kehamilan di usia tua (di atas 35 tahun) akan menimbulkan
kecemasan terhadap kehamilan dan persalinan serta alat-alat reproduksi ibu
terlalu tua untuk hamil (Prawirohardjo, 2012).
- Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien. Kepercayaan pada agama tertentu (Hindu, Budha)
seperti berpantang makanan tertentu memiliki kontribusi terhadap kejadian
anemia pada ibu hamil. Diantara makanan yang menjadi pantangan adalah
makanan yang kaya akan zat besi baik golongan hewani, nabati, dan gabungan
dari keduaNya (Bahar, 2010).
- Pendidikan
Data status pendidikan diperlukan mengetahui tingkat intelektual klien
pendidikan merupakan salah satu bagian dalam aspek sosial yang harus dikaji.
Pendidikan juga merupakan hal yang dapat mempengaruhi perilaku klien karena
pendidikan kurang merupakan salah satu faktor yang mendasari penyebab gizi
kurang. Pendidikan yang rendah akan menyebabkan seseorang kesulitan dalam
mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini akan menyebabkan rendahnya
penghasilan seseorang yang akan berakibat pula terhadap rendahnya seseorang
dalam menyiapkan makanan baik secara kualitas maupun kuantitasnya
(Supariasa, dkk, 2010).
- Pekerjaan
Dikaji untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan.
Pekerjaan merupakan salah satu faktor kemungkinan terjadinya abortus karena
adanya peningkatan beban kerja. Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan
terlampau berat (Prawirohardjo, 2012). Menurut Raybum & Carey (2010),
menyatakan bahwa selama kehamilan wanita boleh meneruskan kerja dan
manfaat kesehatan dari kebiasaan kerja ringan atau sedang. Gerak badan atau
latihan dalam posisi telentang harus dihindari setelah trimester I. Seluruh
aktivitas yang berpotensi mendatangkan trauma pada perut sekalipun ringan atau
berat haruslah dihindari. Pada wanita yang sebagian besar waktu kerjanya
dihabiskan dengan berdiri beresiko melahirkan bayi yang kecil (Saryono &
Pantikawati, 2010).
- Suku/Bangsa
Untuk mengetahui kebiasaan pada suatu suku ras yang mungkin berpengaruh
dan beresiko pada kesehatan ibu hamil seperti pantangan atau suatu larangan
untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya
terhadap barang siapa yang melanggarnya. Beberapa alasan tabu diantaranya
khawatir terjadi keracunan, tidak biasa, takut mandul, kebiasaan yang bersifat
pribadi, khawatir menimbulkan penyakit, larangan agama, pembatasan makanan
hewani karena disucikan oleh adat/budaya. Seperti suku jawa yang melarang
memakan nanas, lalu ada suku madura yang memakan “putihan” yaitu makan
nasi saja.
- Alamat
Dikaji untuk mengetahui tempat tinggal klien, sehingga mengetahui
kemungkinan terjadi resiko penyakit yang berpengaruh terhadap kesehatan ibu
hamil, seperti pada daerah endemis malaria yang berpotensi mengalami
peningkatan frekuensi penyakit malaria, seperti daerah pedesaan terdiri dari
rawa, genangan air payau dan tambak-tambak ikan, persawahan dan perkebunan
yang tidak terurus (Sutarto, 2017).

B. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan ibu saat itu, yang dapat mengganggu aktivitas dan bisa
berpengaruh pada gangguan kesehatan. Pada ibu hamil trimester 1 yang biasanya
dikeluhkan seperti :
- Mual muntah pagi hari (morning sickness)
Rasa mual muntah yang terjadi pada kehamilan dapat diakibatkan karena
peningkatan hormon HCG dan estrogen/progesteron, relaksasi otot-otot halus,
metabolisme, perubahan dalam metabolisme karbohidrat, keletihan, mekanikal,
kongesti, peradangan, penggembungan, dan pergeseran. Terjadinya mual
muntah pada kehamilan trimester pertama dikatakan bahaya jika peningkatan
berat badan yang tidak memadai atau kehilangan berat badan, terdapat tanda-
tanda kurang gizi, mual muntah yang berlebihan (hiperemesis gravidarum),
terjadi perubahan status gizi, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,
kehilangan berat badan yang signifikan, ketosis, dan asetonuria. Rasa mual
muntah ini dijumpai pada 50-70% kehamilan (Hutahaean, 2013).
- Kelelahan
Hal ini terjadi selama trimester pertama, penyebabnya tidak diketahui namun
mungkin berhubungan dengan penurunan laju metabolisme basal pada awal
kehamilan. Menurut sumber lain kelelahan yang terjadi disebabkan karena
kemampuan gerak usus yang mengarah ke perlambatan waktu pengosongan
berkurang, tekanan uterus yang memusat terhadap usus besar. Adapun menurut
sumber yang lain karena peningkatan estrogen, progesterone, HCG, dan asupan
nutrisi yang kurang (Hutahaean, 2013).
- Keputihan
Hal ini terjadi pada semua trimester kehamilan dari dasar anatomis dan
fisiologisnya yaitu hyperplasia mukosa vagina serta peningkatan estrogen.
Selama hamil vagina mengeluarkan cairan lebih banyak daripada biasanya
untuk menjaga kelembapan dirinya, tambahan cairan ini juga dikeluarkan oleh
kelenjar-kelenjar yang terdapat di leher rahim, kira-kira 30% dari ibu hamil
merasakan adanya peningkatan untuk menjaga kebersihan badan, khususnya
pada alat kelaminnya. Umumnya peningkatan cairan dalam vagina pada
kehamilan tanpa sebab patologis dan sering tidak menimbulkan keluhan
(Hutahaean, 2013).
- Nocturia (Sering buang air kecil)
Timbulnya frekuensi beremih pada bulan pertama kehamilan karena kandung
kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Selain itu juga dipengaruhi
oleh hormone aldosteron yang dapat meningkatkan vaskularisasi pembuluh
darah (Hutahaean, 2013).
- Ngidam makanan
Biasanya ini terjadi pada trimester pertama tapi bisa berlangsung sepanjang
masa kehamilan, keluhan ini mungkin berkaitan dengan presepsi individu
wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual muntah dan bisa
juga berkaitan dengan indra pengecap menjadi tumpul jadi makanan yang lebih
merangsang di ciri-ciri. Hal ini tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran
asalkan cukup bergizi dan makanan yang diidamkan bukan makanan yang
tidak sehat dan ibu harus diberi penjelasan tentang bahaya memakan makanan
yang tidak baik, tidak memerlukan pengobatan secara farmakologis. Mengidam
biasaNya menghilang dengan semakin tuanya kehamilan (Hutahaean, 2013).
- Pusing
Pusing pada trimester pertama atau awal kehamilan adalah suatu hal yang
fisiologis selama pusing itu tidak membuat ibu pingsan. Pusing ini dikarenakan
karena perubahan hormonal pada ibu. Selain itu akibat keelahan pada ibu dapat
menyebabkan pusing. Kurangnya asupan nutrisi pada ibu dikarenakan mual
muntah juga dapat menimbulkan pusing (Hutahaean, 2013).

C. Riwayat Menstruasi
Dikaji untuk menentukan tanggal taksiran persalinan. Hal ini memungkinkan bidan
untuk memperkirakan tanggal kelahiran dan setelah itu, memperkirakan usia
kehamilan saat itu.
- Haid teratur dan siklus
Dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan. Taksiran Persalinan
dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus menstruasi teratur 25-35 hari
dengan menggunakan rumus neagle untuk wanita yang memiliki siklus
mentruasi tidak teratur untuk menghitung usia kehamilan dengan USG
(Hutahaean, 2013).
- HPHT
Pada wanita dengan menstruasi yang terlambat dan diduga hamil, ditanyakan
hari pertama haid terakhirnya (HPHT). Bila ibu tidak ingat HPHT, tanyakan
tentang hal lain seperti quickening (Hutahean, 2013)
- Lama haid terakhir
Untuk membedakan dengan tanda Hartman (Spotting) yang terjadi pada 8-9 hari
setelah pembuahan dan lamanya 1-2 hari yaitu perdarahan vagina dalam
kehamilan trimester 1 yang merupakan hal fisiologis.
- HPL
Hari perkiraan lahir atau Taksiran Tanggal Partus dapat ditentukan dengan
rumus Neagle (TTP = hari + 7, bulan – 3, tahun + 1) (Hutahean, 2013)

D. Riwayat Obstetri Yang Lalu


Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Kawin
Jenis
ke Ke UK PeNyulit Penolong Tmp PeNyulit JK BB PB Umur H/M ASI PeNyulit
Persalinan

Ditanyakan riwayat obstetric terdahulu karena ibu hamil dengan kehamilan resiko
tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai resiko atau bahaya yang lebih besar pada
kehamilan/persalinannnya dibandingkan dengan ibu hamil dengan
kehamilan/persalinan normal. Faktor resiko pada ibu hamil meliputi riwayat
kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik yaitu pada saat kehamilan
memiliki riwayat keguguran, dan jumlah kehamilan sudah memiliki 4 anak atau
lebih, jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun, jarak antara kehamilan
terlalu lama hamil lagi (anak terkecil usia >10 tahun), juga ibu yang memiliki
penyulit pada kehamilan sebelumnya seperti ibu menderita anemia atau kurang
darah, perdarahan pada kehamilan ini, tekanan darah yang meninggi dan sakit
kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai, kelainan letak janin atau bentuk
panggul ibu tidak normal, riwayat penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi,
asma dan lain-lain. Pada saat persalinan memiliki riwayat perdarahan pasca
kelahiran, lahir mati, dan lain-lain. (Suririnah, 2007).
E. Riwayat Kontrasepsi
- Kontrasepsi yang pernah digunakan : jenis, lama dan keluhan
- Alasan berhenti untuk kontrasepsi yang terakhir adalah ingin hamil lagi
- Rencana penggunaan kontrasepsi yang akan datang, contoh : ibu yang sudah
menggunakan kontrasepsi hormonal selama 7 tahun sebelumnya dianjurkan
mengganti kontrasepsi non-hormonal untuk berikutnya.

F. Riwayat Kehamilan Sekarang


1. Penyulit dan komplikasi selama kehamilannya, misalnya :
- Abortus (Keguguran kandungan)
Terhentinya kehamilan sebelum janin mampu hidup di luar kandungan pada
usia kurang dari 28 minggu (Hutahean, 2013).
- Hiperemesis Gravidarum
Morning sickness dengan muntah terus menerus yang berlangsung sampai
usia kehamilan 4 bulan (Hutahean, 2013).
2. Gerakan janin pada Trimester I belum terasa. Pertama kali gerakan janin
dirasakan sampai saat pengkajian.
- Pada primigravida gerakan janin mulai dirasakan pada minggu ke 20
sedangkan pada multigravida mulai dirasakan pada minggu ke 18
(Prawirohardjo, 2011)
- Gerakan anak normalnya rata-rata 34 kali perhari, apabila kurang dari 15
kali per hari maka dikatakan gerakan rendah (Prawirohardjo, 2011).

3. Imunisasi TT : kapan dan sudah berapa kali


Imunisasi yang dianjurkan adalah imunisasi TT, imunisasi ini diberikan untuk
mencegah tetanus pada bayi baru lahir dan pada ibu bersalin. Pada ibu
Penyuluhan yang didapat di Trimester I :
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
- Istirahat
- Aktivitas
- Enam Tanda bahaya/ kegawat daruratan obstetri dan cara mengatasinya
- Pentingnya Imunisasi TT
- Kebutuhan seksual
- Obat dalam kehamilan
- Pemberian tablet Fe

4. Daftar obat-obatan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil
Pengaruh obat terhadap janin selama hamil akan terlihat pada bayi yang dilahirkan
ketika sudah menginjak usia remaja atau dewasa. Misalnya, pemberian estrogen
pada ibu hamil dapat menyebabkan tumor alat kandungan bila bayi tersebut telah
berusia remaja atau dewasa karena hampir semua obat yang diberikan pada wanita
hamil dapat melalui plasenta dan mencapai janin dan beberapa diantaranya dapat
mengganggu perkembangan janin (Saryono & Pantikawati, 2010). Berikut adalah
tabel daftar obat yang berportensi membahayakan atau menimbulkan kelainan
pada janin.

G. Riwayat Kesehatan Ibu


Apakah ibu pernah menderita peyakit menular atau menurun seperti jantung,
hipertensi, diabetes, HIV/AIDS. Perlu ditanyakan untuk mengetahui adanya resiko
dalam kehamilannya.
a) Jantung
Frekuensi penyakit jantung pada kehamilan berkisar antara 1-4%. Pengaruh
penyakit jantung terhadap kehamilan :
- Dapat terjadi abortus
- Prematuritas : lahir tidak cukup bulan
- Dismaturitas : lahir cukup bulan namun dengan BBLR
- Lahir dengan Apgar rendah atau lahir mati
- Kematian janin dalam rahim (KJDR)
Tanda dan gejala dari penyakit jantung adalah aritmia, pembesaran jantung,
mudah lelah, dispnea, nadi tidak teratur, edema pulmonal, dan sianosis
(Hutahean, 2013).
b) Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi
sebelum hamil disebut juga sebagai pre-eklamsi tidak murni. Hipertensi dibagi
menjadi dua yaitu hipertensi essensial dan hipertensi ganas. Hipertensi
essensial jika tekanan darah 140/90-160/100. Hipertensi ganas > 200/120
mmHg atau pre-eklamsi berat. Efek pada kehamilan dapat mengakibatkan janin
premature, asfiksia neonatorum, dan kematian dalam uterus (Manuaba, 2012)
c) Diabetes Melitus (DM)
Diabetes pada kehamilan adalah keadaan intoleransi karbohidrat yang
ditemukan pertama kali pada kehamilan. Penyakit ini akan menyebabkan
perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga
dipengaruhi oleh kehamilannya. Pengaruh diabetes terhadap kehamilan :
abortus dan partus prematurus, hidramnion, pre-eklamsia, kesalahan letak
janin, insufisiesi plasenta. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan apabila
ditemukan kadar gula darah puasa > 92mg.dl (Kemenkes RI, 2013).
d) HIV/AIDS
AIDS yaitu gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat
kerusakan sistem imun oleh infeksi virus HIV. Pada ibu hamil yang terinfeksi
HIV dapat beresiko menularkan ke bayinqya jika ibu tidak rutin mengkonsumsi
obat karena bisa ditularkan lewat aliran darah ibu ke plasenta (Kemenkes RI,
2013).

H. Riwayat Kesehatan Keluarga


Potensi penyakit menurun paling besar berasal dari pihak ibu
- Riwayat penyakit menurun dan menular dari keluarga (ibu, ayah, (kandung dari
ibu hamil) misalnya, TBC, thalasemia.
- Penyakit keluarga seperti hipertensi, diabetes, retardasi mental, kelainan darah,
kelainan genetik
- Kecenderungan keluarga melahirkan anak kembar (ibu / ayah kandung dari ibu
hamil, termasuk pihak suami)

I. Pola Fungsional Kesehatan


- Pola Nutrisi
Pada kehamilan trimester pertama (0-14 minggu), umumnya nafsu makan ibu
berkurang, sering timbul rasa mual dan muntah. Pada kondisi ini, ibu harus
tetap berusaha untuk makan agar janin tumbuh baik. Makan makanan dengan
porsi kecil tapi sering, seperti sup, susu, telur, biskuit, buah-buahan segar dan
jus. Kebutuhan gizi pada kehamilan trimester 1 masih seperti biasa. Kenaikan
BB selama trimester 1 min 0,7-1,4kg (Saryono & Pantikawati, 2010).
- Pola Eliminasi
Pada trimester pertama ibu biasanya merasa lebih sering ingin BAK karena
adanya pertumbuhan rahim yang menekan kandung kencing dan perubahan
hormonal. Selain itu ibu juga merasa kesulitan BAB karena peningkatan
hormone progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang
efisien.
- Pola Istirahat
Pada kehamilan, meningkatnya kadar progesteron meNyebabkan kantuk di
siang hari yang berlebihan, terutama pada trimester pertama (National Sleep
Foundation, 2007). Perubahan hormon dan fisik selama kehamilan dapat
menyebabkan perubahan pada tidur dan kualitas tidur (Taskiran, 2011).
Sehingga dianjurkan untuk tidur siang 1-2 jam dan malam 6-8 jam. rasionalnya
istirahat dan tidur yang cukup dapat mengembalikan stamina dan klien menjadi
segar.
- Pola Aktivitas
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas ringan sampai sedang seperti sebelum
hamil, hanya saja waktunya dikurangi dan ibu menjaga agar tidak melakukan
aktivitas yang terlalu berat. Maksimal aktivitas berat dilakukan 1-2 jam/hari.
- Personal Hygine
Ibu hamil cenderung mengalami keputihan maka dari itu perlu menjaga
kebersihan genetalia sehingga mampu mengurangi ketidaknyamanan pada ibu.
- Pola Aktivitas Seksual Selama Hamil
Hubungan seksual masih tetap diperbolehkan ada trimester satu, dua, maupun
tiga. Pada trimester I aktivitas seksual tidak ada kontra indikasi kecuali pada
ibu yang pernah mengalami keguguran berulang, persalinan prematur,
pendarahan pervaginam, abortus iminens (Saryono & Pantikawati, 2010).
- Pola Kebiasaan
a. Alkohol
Alkohol yang dikonsumsi ibu hamil dapat membahayakan jantung ibu
hamil dan merusak janin, termasuk menimbulkan kecacatan, kelainan pada
janin, dan kelahiran premature (Saryono & Pantikawati, 2010).
b. Jamu-jamuan
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko pada ibu
hamil, karena dapat membahayakan tumbuh kembang janin seperti
kecacatan, abortus, BBLR, partus prematurus, kelainan ginjal dan jantung
janin, asfiksia neonatorum, kematian janin dalam kandungan, dan
malformasi organ janin. Hal ini terjadi terutama jika minum jamu pada
trimester 1. Selain pada janin kemungkinan efek juga dapat terjadi pada
ibu hamil seperti keracunan, kerusakan jantung dan ginjal (Saryono &
Pantikawati, 2010).
c. Merokok
Ibu hamil perokok akan beresiko menurunkan berat badan bayi lahir
(BBLR), persalinan preterm, dan kematian perinatal (Saryono &
Pantikawati, 2010).
d. Pijat perut
Selama kehamilan lebih baik menghindari intervensi pada perut yaitu
melakukan pijatan. Hal ini dapat mengakibatkan keguguran (Saryono &
Pantikawati, 2010).
e. Obat-obatan
Obat-obat yang diberikan kepada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada
janin seperti kecacatan janin terutama pada trimester pertama, kelainan
faal tubuh, dan gangguan pertukaran zat dalam tubuh (Saryono &
Pantikawati, 2010).

J. Riwayat Psikososial Budaya


a) Status perkawinan : umur saat menikah dikaitkan dengan kesiapan dalam
kehamilan, lama menikah berkaitan dengan primi gravida tua dan HSVB. Pada
primi gravid tua atau ibu hamil pertama yang berusia > 35 tahun memiliki
risiko lebih tinggi menghadapi penyulit dalam masa kehamilan dan persalinan.
Ibu usia ≥ 35 tahun memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melahirkan
dengan section caesaria serta persalinan dengan induksi dibanding ibu yang
berusia lebih muda. Lama menikah juga berkaitan HSVB (High Social Value
Baby) yang menggolongkan anak ibu sebagai kategori anak mahal karena
hamil pertama setelah lama menikah.
b) Kehamilan ini : Direncanakan/tidak direncanakan
Karena berkaitan dengan psikologis ibu dalam menerima kehamilan, ibu yang
tidak menginginkan kehamilannya cenderung merasa tidak nyaman, dan
merasa takut, cemas tidak percaya diri akan menjadi orangtua, yang
berpengaruh terhadap sikap kehamilan, persalinannya (Hutahaean, 2013).
c) Tradisi yang mempengaruhi kehamilan
Tradisi yang merugikan seperti tarak makanan yang akan mempengaruhi
kehamilannya. Karena ibu hamil diajurkan untuk tidak tarak makan jadi makan
makanan yang bergizi kecuali ibu hamil memiliki alergi terhadap makanan.
Tradisi yang menguntungkan seperti selamatan kehamilannya karena akan
mendukung psikologis ibu.
d) Psikologis TM I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian
yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang
mengandung, dan ini merupakan tugas psikologis yang paling penting pada
trimester I. Timbul ambivalensi atau perasaan negative mengenai kehamilannya
seperti rasa takut bayi yang dikandungnya cacat atau meninggal, dia akan merasa
jika itu terjadi dialah penyebabnya. Perasaan ini akan hilang sendiri seiring ia
menerima kehamilannya. Perasaan ini biasanya terjadi pada akhir trimester
pertama Hutahaean, 2013).

1. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum baik, tingkat kesadaran composmentis (Uliyah, 2010)
b) Tanda-Tanda Vital
- TD
Tekanan darah yang sangat rendah atau menurun drastis bisa menunjukkan
hipovolemia akibat perdarahan. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi pada
postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsia postpartum (Dewi,
2011). TD normal antara 100-130/ 60-80 mmHg.
- Suhu
Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, suhu tubuh mungkin meningkat
sedikit (380C) sebagai respon terhadap stress persalinan, terutama dehidrasi
(Dewi, 2011). Suhu normal antara 360C – 370C.
- Nadi
Denyut nadi dan volume sekuncup serta curah jantung tetap tinggi selama
jam pertama setelah bayi lahir. Setelah itu mulai turun dengan frekuensi
yang tidak diketahui (Dewi, 2011). Nadi normal antara 80-110 x/menit.
- Pernafasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya,
kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran napas (Dewi, 2011).
Pernafasan normal antara 18-24 x/menit.

2) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Kepala : rambut hitam, bersih, tidak oedem, jenis rambut, rambut
rontok/tidak
- Muka : bentuk wajah, sianosis/tidak, ikterus/tidak, ada lesi/tidak
- Mata : bersih/tidak, simetris/tidak, strabismus/tidak, warna
konjungtiva, warna sklera
- Hidung : bersih/tidal, ada secret/tidak, ada lesi/tidak
- Mulut : bersih/tidak, labioskisi/tidak, labiopalato skisis/tidak,
caries/tidak, lidah bersih/tidak
- Telinga : simetris/tidak,ada serumen/tidak, bersih/tidak
- Leher : bersih/tidak, ada kelainan/tidak
- Axilla : bersih/tidak, ada kelainan/tidak, ada lesi, oedem/tidak
- Dada : simetris/tidak, bersih/tidak, putting susu meninjol/tidak,
terdapat tarikan intracosta/tidak
- Abdomen : bersih/tidak, terdapat linea nigra/tidak, terdapat linea
alba/tidak, terdapat striae gravidarum/tidak, sesuai usia
kehamilan/tidak, terdapat luka bekas operasi/tidak
- Genetalia : bersih/tidak, terdapat condiloma/tidak, terdapat tanda
chatwict/tidak, terdapat jaringan parut/tidak,
- Punggung : bersih/tidak, kelainan bentuk tulang/tidak,
- Ekstremitas atas : simetris/tidak, bersih/tidak, kelainan jumlah
jari/tidak, kelainan bentuk jari/tidak
- Ekstremitas bawah : simetris/tidak, bersih/tidak, kelainan bentuk jari,
kelainan jumlah jari
b. Palpasi
- Mata : oedem palpebra/tidak
- Hidung : ada polip/tidak, Nyeri tekan/tidak
- Telinga : Nyeri tekan/tidak, ada pembesaran kelenjar mastoid/tidak
- Leher : ada pembesaran kelenjar tyroid/tidak, ada pembesaran vena
jugularis/tidak
- Axilla : Nyeri tekan/tidak, pembesaran kelenjar limfe/tidak
- Abdomen
a. Leopold I : Menentukan bagian yang ada difundus bokong/kepala
dan menentukan tinggi fundus uteri dan usia kehamilan
b. Leopold II : menentukam bagian samping kanan dan kiri perut ibu
(ekstremitas/bagian terkecil janin. (punggung teraba melenting
keras seperti papan, ekstremitas teraba lunak.
c. Leopol III : menentukan bagian terendah janin kepala / bokong,
sudah masuk PAP/belum
d. Leopold IV : menentukan seberapa jauh kepala yg sudah masuk
PAP devergen/konvergen
- Ekstremitas bawah : oedem/tidak

c. Auskultasi :
- Dada : terdengar suara ronchi dan wheezing/tidak
- Abdomen : DJJ, bising usus

d. Perkusi
- Abdomen : meteorismus / tidak
- Patella : reflek patella
e. Pemeriksaan panggul luar
- Distansia spinarum
- Distansia cristarum
- Lingkar panggul

2. Assasment
Analisis dan interpretasi data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang
meliputi diagnosis, antisipasi diagnosisi, serta perl tidaknya dilakukan tindakan segera
A: NY. “S” P1001 Hari Ke 1 dengan Post Partum Fisiologis
3. Penatalaksanaan
Langkah pelaksanaan harus disesuaikan dengan rencana yang ditetapkan untuk
mencapai tujuan. Pada pelaksanaan yang dilakukan bidan bisa dilaksanakan secara
mandiri, kolaborasi dengan tim medis lain. Selama kegiatan ini bidan melihat
kemajuan kesehatan serta diupayakan dalam waktu yang singkat dan efektif hemat dan
berkualitas.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 14 Juni 2020 Jam : 17.00 WIB


Tempat :
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama Ibu : Ny. “A” Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 24 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Penghasilan :
Lama Kawain : 5 Tahun Lama Kawain : 5 Tahun
Kawin Ke : Kawin Ke :
Golongan Darah : Golongan Darah :
Alamat : Ds.Rojogunting Alamat : Ds.Rojogunting
01/01, Kec.Kalirejo 01/01, Kec.Kalirejo
Kab. Pasuruan Kab. Pasuruan
Rojogunting 01/01,
Kalirejo

b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kadang luka jahitan masih terasa nyeri
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengeluh perutnya masih mules dan nyeri luka jahitan, BAK 2x setelah
melahirkan, BAB (-), ibu telah makan nasi sayur dan lauk porsi sedang dan ibu
sangat bahagia atas kelahiran bayinya.
d. Riwayat yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan HIV
Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti penyakit TBC,
penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, serta tidak pernah operasi.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti
hepatitis dan HIV Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti
penyakit TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, tidak ada
keturunan kembar.
f. Riwayat Kebidanan

1) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu


Kehamilan Persalinan Anak Nifas
perka ke Usia Jenis Pnlng Tmpt Pnylt BB / Sek Hdp Pnylt ASI
KB
winan
PB s /mti

40 Norma 20
1. 1 Bidan PMB 3500/49 P Hdp Sun
- -
mgg l bln tik

g. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama ingin mengikuti KB suntik 3
bulanan dan selama brp lama?
h. Riwayat Sosial Budaya
Kebiasaan klien mengadakan tingkepan dan akan mengadakan selamatan lepasnya
tali pusat serta 40 hari kelahiran bayi dan rencana akan memberikan ASI yang
pertama bayi keluar dan menyusui bayinya sampai 2 tahun. Tidak ada kebiasaan
berpantang makanan.
i. Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi

Selama Hamil : Ibu mengatakan selama hamil makan 3x1 porsi kecil
(nasi, sayur dan buah) tidak ada pantangan makanan
apapun dan minum ± 8 gelas / hari
Selama Nifas : Makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, lauk, sayur,
dan kadang makan buah dan minum susu dan selalu
habis.
Minum 6 – 7 gelas per hari. Tidak ada pantangan
terhadap makanan seperti alergi telur dan ikan laut.
b. Pola Eliminasi

Selama Hamil : Ibu mengatakan BAK ± 6-7x / hr warna kuning jernih,


tidak ada keluhan dan BAB 1x / hr konsistensi lunak
tidak ada keluhan

Selama Nifas : Selama dalam 2 jam PP ibu BAK 400 cc warna kuning
jernih merasa tidak nyaman karena harus dipasang
kateter, Ibu tidak BAB selama Post Partum

c. Pola Istirahat

Selama Hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam/hr dan tidur malam
± 8 jam / hr

Selama Nifas : Selama dalam 2 jam PP ibu tidak dapat tidur hanya
berbaring di bed

d. Pola Aktifitas

Selama Hamil : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga


dibantu oleh keluarga rumah.

Selama Nifas : Selama dalam 2 jam PP ibu tidak melakukan aktivitas


apapun hanya mulai belajar mika-miki

e. Pola Personal Hygiene

Selama Hamil : Ibu mengatakan mandi 2x/hr dengan sabun, ganti baju
dan celana dalam 2x/hr, keramas 1x/hr
Selama Nifas : Selama dalam 2 jam PP ibu tidak mandi namun di seka
daerah bokongnya.

j. Kebiasaan Minum Jamu, Alkohol atau Merokok


Selama Hamil : Ibu mengatakan tidak merokok maupun minum jamu apapun
hanya minum obat penambah darah yang didapat dari bidan
saat periksa.
Selama Nifas : Ibu tidak merokok dan tidak minum jamu namun di suntikkan
obat-obatan sesuai advis dokter

3) Pengkajian Data Obyektif


a) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB Saat Hamil :
BB Sebelum Hamil :
Kenaikan BB :
TB : 155 cm
Tanda – Tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36.5ºC
RR : 20x/menit
b) Tanda – Tanda Vital
c) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Tidak ada benjolan, kulit kepala bersih, rambut hitam,
tidak berketombe, lurus, pendek dan tidak rontok.
Muka : Tidak terdapat cloasma gravidarum, klien tidak pucat,
tidak oedema.
Rambut : lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.
Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik, berfungsi
dengan baik, keadaan bersih.

Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat


stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak caries, tidak ada
pembesaran tonsil.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe,
dan tidak ada pembengkakan vena jugularis.
Axilla : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Mammae : Simetris, puting susu menonjol, payudara bersih,
pengeluaran ASI nya sedikit.
Abdomen : Terdapat strie albican, tidak ada luka bekas SC
Genetalia : Tidak ada varices, tidak oedem, tidak ada condiloma
acuminata, pengeluaran lochea rubra ± 2 softek penuh,
terlihat luka laserasi derajat I tanpa penjahitan
Anus : Tidak ada hemoroid
Ekstremitas Atas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema
Ekstremitas Bawah : Bentuk simetris, tidak ada oedema, dapat berfungsi
dengan baik.

b. Palpasi
Muka : Bentuk simetris,tidak pucat,keadaan bersih, tidak oedema
Rambut : lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.
Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik, berfungsi
dengan baik, keadaan bersih.
Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat
stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak caries, tidak ada
pembesaran tonsil.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe,
dan tidak ada pembengkakan vena jugularis.
Dada : Bentuk simetri, pergerakan nafas teratur, tidak ada
benjolan abnormal, dan tidak ada gatal-gatal.
Payudara : Membesar simetris, puting susu menonjol,
hiperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, keadaan
puting susu bersih.
Abdomen : Bentuk simetris, membesar sesuai dengan usia
kehamilan, tidak ada bekas operasi.
Genetalia : Keadaan bersih, tidak ada haemoroid, tidak ada varises,
dan oedema.
Ekstremitas Atas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema
Ekstremitas Bawah : Bentuk simetris, tidak ada oedema, dapat berfungsi
dengan baik.

c. Auskultasi
d. Perkusi
d) Pemeriksaan Penunjang
e) Pemeriksaan Laboratorium
- Hb : 11gr/dl
- Leokosit :
- GDA : 96
f) Terapi
ANALISA DATA
Ny. “A” P20002 7 Hari Post Partum dengan Nifas Fisiologis
PENATALAKSANAAN

1. Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga secara terapeutik dan memberikan
penjelasan terhadap tindakan yang akan kita lakukan dengan (senyum, sapa, salam).
2. Menjelaskan pada ibu penyebab rasa nyeri dan mules yang dialami adalah hal yang
fisiologis yaitu proses kembalinya alat – alat kandungan secara normal.
3. Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
4. Melakukan observasi keadaan umum, kesadaran, dan TFU,TTV serta kontraksi
perdarahan yang mungkin terjadi dan tidak lupa kondisi bayi.
5. Memberikan informasi atau penyuluhan pada ibu tentang gizi, KB, perawatan payudara,
perawatan diri (Personal Hygiene) baik ibu maupun bayi
6. Mengajari ibu bagaimana cara perawatan diri dan bayi
7. Memberikan diet yang seimbang dengan komposisi nasi, sayur sop 1 mangkuk kecil, lauk
ayam 1 potong, tempe 1 potong, 1 gelas air putih, buah pisang 1 buah dan jeruk 1 buah
8. Memberikan terapi analgesik dan antibiotik serta vitamin.
Mengetahui,

Pembimbing Praktek Pembimbing Akademik

Ayu Tria Novianti, S.Tr.Keb S.ST. M. Kes

Mahasiswa

Wiwik Wahyuningsih, S.ST


BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Asuhan kebidanan yang dilakukan
diantranya Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi, membantu ibu dalam
menyusui, mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengnan meningkatkan rasa nyaman,
mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan, memberikan konseling untuk ibu dan
keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,menjaga
gizi yang baik,serta

Pada pengkajian pada ibu nifas di dapatkan kondisi ibu nifas dalam batas normal Tensi
: 120/70 mmhg, nadi : 88x/menit, suhu: 36.5ºc, rr: 20 x/menit. Tfu ½ simpisis- pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan ± 10 cc.
Diharapkan ibu mengetahui tentang kondisinya saat ini sehingga ibu tidak khawatir
tentang perubahan yang dialami saat masa nifas. Mengetahui tentang tanda bahaya masa
nifas. Mengetahui tanda merawat payudara agar asi ibu lancar.

4.2 SARAN
4.2.1. Bagi Institusi
Lebih banyak menyediakan literature yang berkaitan degan kasus sehingga lebih
memudahkan dalam penyusunan Asuhan Kebidanan.
4.2.2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan para petugas bisa cepat dan tepat dalam memberikan Asuhan Kebidanan
sesuai Standart Pelayanan.
4.2.3. Bagi Penulis
Dengan penyusunan Asuhan Kebidanan semoga dapat dijadikan sebagai pengalaman dan
perbandingan antara teori yang didapat dengan kasus nyata yang ada di lapangan.
4.2.4. Bagi Ibu
Diharapkan ibu lebih kooperatif, sehingga dalam pengobatan dapat dilakukan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo (YBP-SP)

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo (YBP-SP)

Saifuddin, Abdul Bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelyanan Kontrasepsi. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai