Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ’’ N” GIIPI000 Ab000

UMUR KEHAMILAN 40 MINGGU DENGAN INPARTU KALA


I FASE AKTIF DI PMB WIWIK WAHYUNINGSIH
PASURUAN

Disusun oleh :
Wiwik Wahyuningsih, S.ST
2019080159

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


HUSADA JOMBANG
TAHUN 2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan kebidanan pada Ny ’’N” GIIPI000Ab000 UK 40 minggu Inpartu kala 1 fase aktif di
PMB Wiwik Wahyuningsih, Wonosari Pasuruan.
Laporan ini disusun oleh :
Nama :Wiwik Wahyuningsih, S.ST

Nim :2019080159

Telah disahkan dan disetujui pada :

Hari : …………………..

Tanggal : …………………..

Mengetahui,

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

(Ayu Tria Novianti, S.Tr.Keb) (Iryani Yuni Yastutik, S.ST. M. Kes)

Ketua STIKES Husada Jombang Ketua Program Studi Pendidikan Profesi


Bidan

(Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. MM) (Zeny Fatmawati, SST. M.Ph)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
normal Ny ’’N” GIIPI000Ab000 UK 40 minggu dengan Inpartu kala 1 fase aktif di PMB Wiwik
Wahyuningsih, Wonosari Pasuruan. Dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan semua
pihak sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih tak lupa saya
sampaikan dengan hormat kepada :

1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes,.M.M, selaku Ketua STIKES Husada Jombang.
2. Zeny Fatmawati, SST. M. Ph, selaku kaprodi Pendidikan profesi bidan STIKES
Husada Jombang.
3. Ayu Tria Novianti, S.Tr. Keb, selaku Preceptor Klinik
4. Iryani Yuni Yastutik, S.ST. M. Kes selaku Preceptor Akademik
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan asuhan kebidanan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan selanjutnya. Semoga asuhan kebidanan ini
bermanfaatbagi pembaca pada umumnya dan bagi Mahasiswa STIKES Husada pada
khususnya.

Pasuruan, 30 Mei 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan dibidang kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup. Peningkatan kualitas
hidup ini perlu dimulai dari dini yaitu sejak berada dalam kandungan. Oleh karena itu
kehamilan yang sehat sangat mempengaruhi potensi dari penerus keturunan di kemudian hari.
( Manuaba; 1998 )

Menurut Leimena 1993 kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang sedang
hamil atau dalam periode 42 hari setelah terminasi kehamilannya tanpa memandang lama dan
lokasi kehamilannya.

Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) merupakan salah
satu faktor paling sensitif yang menggambarkan kesehatan ibu dan anak. AKI dan AKB di
Indonesia masih sangat tinggi, terbukti dengan adanya kematian ibu yang sangat bervariasi
antara 5 sampai 100.000 per kelahiran hidup. Dan kematian perinatal yang berkisar antara 25
sampai 750 per kelahiran hidup. Angka kematian ibu tersebut harus dapat ditekan menjadi
225 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi ditekan menjadi 49,8 per 1000 kelahiran
hidup.

Maka dari itu pemeriksaan antenatal perlu sekali dilakukan untuk memastikan
keadaan ibu dan janin secara berkala serta untuk mengetahui secara dini apabila ada
penyimpangan atau kelainan yang ditemukan. Dengan tujuan agar ibu hamil dapat melalui
masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi dengan
sehat.

Pemeriksaan kehamilan secara berkala yang diikuti secara teknis harus dikuasai oleh
setiap pelaksana program KIA di lapangan agar kualitas pelayanan dapat terjamin. Apabila
pada ibu hamil dengan primigravida/ multigravida umumnya banyak masalah yang
berhubungan dengan kehamilannya karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilannya.
Oleh karena itu penting bagi ibu hamil primigravida/ multigravida untuk melakukan
kemungkinan faktor resiko tinggi bisa ditemukan.
Oleh karena itu penulis tertarik mengambil judul Asuhan Kebidanan pada Ny.N G 2
P10001 Ab000 UK 40 Minggu, I/T/H Inpartu Kala 1 Fase aktif di PMB Wiwik Wahyuningsih,
Wonosari.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara

ilmiah ke dalam proses asuhan kebidanan secara nyata.

1.2.2 Tujuan khusus

Dalam melakukan Asuhan kebidanan pada ibu bersalin normalNy ’’N”


G2P10001 uk 40 minggu Inpartu kala 1 fase aktif. diharapkan mahasiswa
mampu mengetahui tentang.
a. Pengkajian data
b. Mengidentifikasi masalah
c. Menentukan antisipasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan / tindakan segera
e. Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
f.Melaksanakan tindakan sesuai rencana
g. Melakukan evaluasi

1.3. Manfaat

Bagi Penulis : Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori yang didapat
dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam pelaksanaan praktek
klinik.
Bagi Klien : Agar mengetahui masalah yang mungkin terjadi yang berkaitan
dengan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
Bagi Institusi : Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan
kebidanan dan perbandingan pada penanganan kasus ibu bersalin
Bagi lahan : Sebagai bahan kepustakaan dalam memberikan asuhan kebidanan
pada ibu bersalin
1.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan penyusun dalam menyusun asuhan kebidanan
ini menggunakan metode deskriptif dalam studi kasus, yaitu menggambarkan secara
nyata tentang kondisi saat ini dengan perbandingan antara teori dengan kasus nyata.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data diantaranya :

1.4.1 Studi Kepustakaan


Pengumpulan data dengan melihat konsep teori pada literatur yang mempunyai
hubungan dengan kehamilan fisiologis.

1.4.2 Wawancara
Pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada sasaran atau
klien tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan fisiologis.

1.4.3 Pemeriksaan Fisik


Pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.

1.4.4 Dokumentasi
Pengumpulan data dengan meninjau data yang ada pada catatan medis pasien.

1.4.5 Observasi
Pemantauan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada klien.

1.5. Sistematika Penulisan


Dalam penulisan asuhan kebidanan Ny ’’N” G2P10001 UK 40 minggu Inpartu
kala 1 fase aktif dari:

BAB I PENDAHULUAN
Yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, teknik pengumpulan data,
tempat dan waktu penyusunan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Definisi kehamilan, tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda inpartu dll
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi pengkajian data, identifikasi dignosa, masalah dan kebutuhan,
antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.

BAB IV PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

a. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat
hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
(Mochtar, 1998 : 91)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 1998 : 151)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
(Saifuddin, 2002 : 180)

b. Etiologi

Menurut Yanti (2010:4-5) Mulainya Persalinan disebabkan oleh: 1) Penurunan Kadar


Progesteron repository.unimus.ac.id Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot
rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot Rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesterone san estrogen di dalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan progesterone menurun sehingga timbul his. 2) Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi
otot-otot rahim. 3) Keregangan Otot-otot Seperti halnya dengan kandung kencing dan
lambung bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul
kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan Rahim, maka dengan
majunya kehamilan makin teregang otot- otot Rahim makin rentan. 4) Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh
karena pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa. 5) Teori
Prostaglandin Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua disangka menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan.Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin
F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra adan extramnial menimbulkan
kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan
adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer
pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

c. Tanda Dan Gejala


1. Sebab-sebab Yang Menimbulkan Persalinan
a. Teori penurunan hormonal
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen
dan progesteron. Progesteron sebagai penenang otot-otot polos rahim dan
akan menyebabkan kesenjangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
kadar progesteron turun.

b. Teori plasenta menjadi tua


Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebakan kekejangan pembuluh darah, hal itu akan menyebabkan
kontraksi rahim.

c. Teori distensi rahim


Rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.

d. Teori iritasi mekanik


Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus frankenhauser) bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.

e. Induksi partus
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :

1. Ganggang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis


servikalis dengan tujuan merangsang fleksus
frankenhauser.
2. Amniotomi : pemecahan ketuban.
3. Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
(Mochtar, 1998 : 92)

2. Tanda-tanda Permulaan Persalinan


a. Lightening/ setting/ dropping yaitu kepala turun memasuki PAP terutama
pada primigravida – pada multi para tidak begitu terlihat.
b. Perut kelihatan makin melebar, fundus uteri menurun.
c. Perasaan sering-sering/ sudah kencing (pola kisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian bawah rahim.
d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi. Kontraksi
lemah dari uterus disebut falselabot pains.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show).
(Mochtar, 1998 : 93)

3. Tanda-tanda Inpartu

a. Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Persalinan

a. Kekuatan mendorong janin keluar (power).


1. HIS (kontraksi uterus).
2. Kontraksi otot-otot dinding perut.
3. Kontraksi diafragma.
4. Ligamentum action terutama ligamentum retundum.
(Mochtar, 1998 : 93)

5. Mekanisme Persalinan

a. Kala I (Kala Pembukaan)


Kala pembukaan dibagi dalam 2 fase :

1. Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3
cm berlangsung 7-8 jam.

2. Fase aktif
Berlangsung dalam 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
- Periode akselerasi : Berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi
4 cm.
- Periode dilatasi maximal : Selama 2 jam pembukaan berlangsung
sampai 9 cm.
- Periode deseleasi : Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm/ lengkap.
b. Kala II
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-
kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadilah tekanan-tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektonis menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rectum ibu
merasa seperti mau BAB, dengan tanda anus membuka. Pada waktu his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum menegang.
Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh
seluruh badan bayi. Pada kala II primi : 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam.

c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)


Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2
kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 1-2 menit seluruh plasenta terlepas terdorong
ke vagina dan lahir spontan/ dengan sedikit dorongan dari atas sympisis atau
fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi
lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-
200 cc.

d. Kala IV (Observasi)
Adalah pengawasan selama 2 jam, selama 1 jam setelah bayi lahir dan cek
jalan lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
pendarahan post partum.

(Mochtar, 1998 : 94-97)

a. Fase aktif (pembukaan 4)


Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
1. DJJ tiap 30 menit (normalnya 120-160 x/menit).
2. Warna dan adanya air ketuban
U : ketuban utuh.

J : ketuban pecah dan jernih.

D : ketuban pecah dan bercampur darah.

M : ketuban pecah dan bercampur mekonium.

K : ketuban pecah dan tidak ada air ketuban.

3. Molase
0 : sutura terpisah.

1 : sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak).

2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki.

3 : sutura tumpang tindih tetapi tidak dapat diperbaiki.

4. Pembukaan serviks
Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x).

5. Penurunan.
Mengacu pada bagian kepala yang teraba diatas sympisis pubis.

6. Waktu.
7. Jam.
8. Kontraksi.
9. Oksitosin.
10. Obat yang diberikan.
11. Nadi, tekanan darah, suhu.
12. Protein, asetan dan volume urin.

(Saifuddin, 202 : N-12)


d. Pathway / Pohon Masalah

e. Permasalahan
1. Partus Macet
a. Pengertian partus macet
Partus macet adalah kondisi dimana kontraksi uterus kuat tetapi fetus tidak
bisa turun ke pelvis karena ada sesuatu yang menghalanginya (WHO, 2008).
http://repository.unimus.ac.id 20
b. Faktor Penyebab Partus Macet Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Gudina, dkk (2016) yang dilakukan di adama hospital medical college, dari
384 persalinan sebanyak 9,6% terjadi partus macet. Adapun penyebab partus
macet tersebut yaitu sebanyak 54,1% disebabkan karena CPD (Cephalo
Pelvic Dispropostional), 29,7% karena malposisi dan 16,2% karena
malpresentasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sharma (2015) di
departemen obstetrik dan ginekologi, UP rural institute of medical sciences &
research, Saifai, Etawah, Uttar Pradesh, India, dari 12.223 persalinan
sebanyak 199 atau 1,63% mengalami partus macet. Penyebab partus macet
tersebut yaitu CPD (72,3%). Secsio sesarea adalah metode untuk melahirkan
bayi, terjadi mortalitas perinatal sebanyak 20,60%, kejadian ruptur uteri
sebanyak 3,5% dan mortalitas maternal sebanyak 1,5%. Adapun penyebab
partus macet tersebut diuraikan sebagai berikut :
1) Cephalo Pelvic Dispropostional (CPD) Cephalopelvic dispropostinal
terjadi ketika tidak adanya kesesuaian diantara kepala janin dengan pelvis.
Kondisi itu tidak memungkinkan fetus melewati pelvis dengan mudah.
Cephalopelvis disproportional dapat terjadi pada pelvis yang kecil dengan
ukuran kepala fetus yang normal, atau pelvis yang normal dengan fetus
yang besar, atau kombinasi antara fetus yang besar dengan pelvis yang
kecil. Cephalopelvis disproportional tidak dapat didiagnosa sebelum umur
kehamilan berumur 37 minggu (WHO, 2008).
2) Passage : Kelainan jalan lahir Partus macet karena kelainan jalan lahir
dapat disebabkan karena kelainan pada jaringan keras yang disebut tulang
panggul dan kelainan pada jaringan lunak panggul.
a) Partus macet karena kelainan panggul atau bagian keras disebabkan
oleh kesempitan panggul. Panggul dibedakan menjadi tiga pintu yaitu
pintu atas panggul, pintu tengah panggul dan pintu bawah panggul.
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjugata vera ≤ 10 cm
atau diameter transversal ≤ 12 cm. Kesempitan pintu tengah panggul
jika diameter interspinarum < 9 cm dan diameter transversal ditambah
dengan diameter sagitalis posterior ≤ 13,5 cm, sedangkan pintu bawah
panggul dianggap sempit jika jarak antar tuber os iscii ≤ 8 cm. Jika
jarak ini berkurang maka arkus pubis akan meruncing, oleh karena itu
besarnya arkus pubis dipergunakan untuk menentukan kesempitan
pintu bawah panggul. Kesempitan pintu atas panggul dapat berakibat
persalinan menjadi lebih lama akibat gangguan pembukaan dan
banyak waktu yang digunakan untuk molase kepala janin sedangkan
kesempitan pintu tengah panggul dan pintu bawah panggul dapat
menimbulkan gangguan putaran paksi (Fauziyah Yulia, 2012).
b) Partus macet karena kelainan jalan lahir lunak disebakan oleh
beberapa faktor yaitu kelainan vulva (atresia karena bawaan atau
didapat seperti radang atau trauma), kelainan vagina (atresia, sekat
atau tumor), kelainan serviks (atresia conglutination orivicii eksternii,
cicatrices servik, servik kaku pada primi tua), abnormalitas uteri dan
tumor (Solikhah Umi, 2011).
3) Passanger : kelainan janin Keadaan normal presentasi janin adalah
belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil dalam posisi
transversal (saat memasuki pintu atas panggul) dan posisi anterior (setelah
melewati pintu tengah panggul), dengan presentasi tersebut kepala janin
akan masuk panggul dalam ukuran terkecilnya (sirkumferensia
suboksipitobregmitikus). Hal tersebut dicapai bila sikap kepala janin
fleksi. Sikap yang tidak normal akan menimpulkan kesulitan persalinan
yang disebabkan karena diameter kepala yang harus melalui panggul
menjadi lebih besar.
Berdasarkan kelainannya, partus macet karena kelainan passanger
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
a) Partus Macet karena kelainan presentasi janin Menurut Prawirohardjo
Sarwono (2010), Presentasi adalah titik tunjuk untuk menentukan
bagian terendah janin. Adapun Kelainan presentasi janin dibedakan
menjadi beberapa macam yaitu :
- Presentasi puncak kepala Menurut Marmi, dkk (2016) presentasi
puncak kepala atau disebut juga presentasi sinsiput, terjadi
apabila derajat defleksinya ringan, sehingga ubun-ubun besar
menjadi bagian terendah. Pada umumnya presentasi puncak
kepala merupakan kedudukan sementara yang kemudian akan
berubah menjadi presentasi belakang kepala.
- Presentasi dahi Menurut Rukiyah dan Lia (2010), presentasi dahi
adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi
maksimal, sehingga dahi merupakan bagian terendah. Janin
dengan presentasi dahi dapat disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu kemiringan anterior uterus, kontraksi pelvis, polihidramnion
dan abnormalitas kongenital misalnya, anensefalus. Pada
umumnya presentasi dahi bersifat sementara untuk kemudian
dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala atau presentasi
muka, atau tetap menjadi presentasi dahi, oleh karena itu apabila
tidak terdapat gawat janin menunggu kemajuan persalinan dapat
dilakukan. Bila presentasinya tetap presentasi dahi, maka janin
tidak dapat dilahirkan pervaginam karena besarnya diameter
oksipitomental yang harus melewati panggul, maka tindakan
seksio sesarea diperlukan untuk melahirkan janin dengan
presentasi dahi (Prawirahardjo Sarwono, 2010).
- Presentasi muka Menurut Cunningham, dkk (2012) presentasi
muka merupakan presentasi kepala dengan defleksi maksimal
hingga oksiput mengenai punggung dan muka terarah ke bawah.
Penyebab presentasi muka yaitu adanya pembesaran leher yang
nyata atau lilitan tali pusat di sekitar leher dapat menyebabkan
ekstensi, janin anensefalus, panggul sempit, janin sangat besar,
paritas tinggi dan perut gantung.
- Presentasi bokong Presentasi bokong adalah janin letak
memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau
kombinasi keduanya. Faktor resiko terjadinya presentasi bokong
adalah panggul sempit, terdapat lilitan tali pusat atau tali pusat
pendek, kelainan uterus (uterus arkuatum, uterus septum, aterus
dupleks), terdapat tumor di pelvis minor yang menggangu
masuknya kepala janin ke pintu atas panggul, plasenta previa,
kehamilan ganda (Manuaba, 2008).
- Presentasi bahu Presentasi bahu adalah janin dalam kondisi
melintang di dalam uterus dengan sumbu janin tegak lurus atau
hampir tegak lurus dengan sumbu panjang ibu dan bahu sebagai
bagian terendah janin. Penyebab presentasi bahu yaitu dinding
perut yang kendur pada multipara, kesempitan panggul, plasenta
previa, prematuritas, kelainan bentuk rahim seperti uterus
arkuatum, mioma uteri dan kehamilan ganda (Fauziyah Yulia,
2012). b)
b) Partus macet karena kelainan posisi janin
- Persisten Oksipito Posterior (POP) Persisten Oksipito Posterior
(POP) yaitu ubun-ubun kecil tidak berputar ke depan, sehingga
tetap berada di belakang disebakan karena usaha penyesuain
kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul. Etiologi POP yaitu
usaha penyesuaian kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul,
pada diameter anteroposterior lebih besar dari diameter
transversal pada panggul anterior, segmen depan menyempit
seperti pada panggul android, ubun-ubun kecil akan sulit memutar
ke depan, otot-otot dasar panggul lembek pada multipara atau
kepala janin yang kecil dan bulat sehingga tak ada paksaan pada
belakang kepala janin untuk memutar ke depan (Rukiyah, dan
Lia, 2010).
- Deep Transverse Position (DTP) Deep Transverse Position yaitu
keadaan dimana pembukaan serviks telah lengkap, kepala berada
di dasar panggul dan sutura sagitalis melintang (Marmi, dkk,
2016). 7)
c) Partus macet karena kelainan janin Beberapa kelainan janin yang
dapat menyebabkan partus macet yaitu :
- Makrosomia adalah bayi lahir dengan berat badan lebih dari 4000
gram. Bayi dengan makrosomia dapat disebakan karena ibu
dengan penyakit diabetes melitus, adanya keturunan penyakit
diabetes melitus di keluarga, atau multiparitas dengan riwayat
makrosomia sebelumnya (Solikhah, 2011).
- Hydrochepalus Hydrochepalus adalah penimbunan cairan
serebrospinalis dalam pentrikel otak janin, sehingga kepala
menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubunubun.
Cairan yang tertimbun dalam pentrikel biasanya antara 500-1500
ml, akan tetapi dapat mencapai pula hingga 5 liter. Penyebab
hidrosephalus adalah tersumbatnya aliran cairan cerebro spinal
(CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS
dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang
subarachnoid. Akibat penyumbatan tersebut terjadi dilatasi
ruangan CSS diatasnya. Hidrosephalus disebakan oleh satu dari
tiga faktor yaitu produksi CSS yang berlebihan, obstruksi jalur
atau gangguan absorbsi CSS (Rukiyah, A. Y. dan Lia Yulianti,
2010).
- Kembar Siam Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang
tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi
kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Kembar siam
dibedakan menjadi dua yaitu dizigot (kembar yang berasal dari
dua sel telur yang dibuahi sperma) dan monozigot (kembar yang
berasal dari satu telur yang dibuahi sperma kemudian membelah
menjadi dua). Pembelahan pada kembar siam akan menentukan
kondisi bayi. Masa pembelahan sel telur terbagi menjadi empat
waktu yaitu 0-72 jam, 4-8 hari, 9-12 hari dan 13 hari atau lebih.
Pembelahan yang terjadi pada waktu 13 hari atau lebih akan
menghasilkan satu plasenta dan satu selaput ketuban serta karena
waktu pembelahannya yang kelamaan sehingga sel telur terlanjur
berdempetan. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan dan
mengakibatkan pembelahan tidak sempurna sehingga
mengakibatkan dempet dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi dan
masalah lingkungan (Marmi, dkk, 2016).
c. Tanda-tanda partus macet Menurut Medforth, dkk (2011), partus macet
memiliki tanda-tanda yaitu :
1. Pada kala satu :
a) Pada palpasi abdomen, bagian presentasi gagal untuk mencakap
b) Serviks berdilatasi secara lambat
c) Bagian presentasi tetap berada secara loggar ke serviks
2. Pada kala satu akhir atau dua persalinan (tanda obstruksi akhir)
a) Pereksia maternal dan nadi yang cepat
b) Nyeri dan ansietas maternal
c) Dehidrasi dan haluran urin yang buruk, ketosis, terkadang urin
bercampur darah
d) Hasil pemeriksaan jantung janin yang tidak reaktif
e) Jarang cincin retraksi terlihat per abdomen dan tanda sambungan
antara segmen bawah yang teregang dan segmen atas (bandle ring)
f) Pada pemeriksaan dalam vagina terasa panas dan kering, bagian
presentasi janin tinggi dan kapus suksadeneum dan atau molase terjadi
pada tengkorak janin d.
d. Komplikasi distosia bagi ibu dan janin Penelitian yang dilakukan oleh Gupta
dan Porwal tahun 2011 di Gyne & Obst Dept, Govt Medical College,
Jhalawar, Rajasthan, India, terdapat 70% kejadian partus macet dari total
6.296 persalinan. 70% kejadian partus macet tersebut 5 pasien dilakukan
subtotal histerektomi http://repository.unimus.ac.id 29 karena ruptur uteri,
27,1% terjadi sepsis, 55,7% bayi dirawat di NICU (Neonatus Intensive Care
Unit) karena rendahnya nilai APGAR pada menit pertama. Persalinan dengan
distosia dapat menyebakan timbulnya komplikasi, baik pada ibu maupun
perinatal. Komplikasi yang ditimbulkan adalah sebagai berikut
(Prawirohardjo Sarwono, 2010) :
1) Komplikasi bagi ibu
- Infeksi intrapartum Infeksi adalah bahaya serius yang mengancam ibu
dan janinnya terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri di
dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta
pembuluh karion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan
janin. Pneumonia pada janin akibat aspirasi cairan amnion yang
terinfeksi adalah konsekuensi serius lainnya.
- Ruptur Uteri Apabila disproporsi diantara kepala janin dan panggul
sedemikian besar sehingga kepala tidak cakap dan tidak adanya
penurunan, segmen bawah uterus menjadi sangat teregang yang
kemudian dapat menyebabkan ruptur. Pada kasus ini mungkin
terbentuk cincin retraksi patologis yang dapat diraba sehingga sebuah
krista transversal atau oblik yang berjalan melintang di uterus antara
simfisis dan umbilikus.
- Pembentukan fistula Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke
pintu atas panggul tetapi tidak maju untuk jangka waktu yang cukup
lama, bagian jalan lahir yang terletak dantaranya dan dinding panggul
dappat mengalami tekanan yang berlebihan, karena gangguan sirkulasi
dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah
melahirkan dengan munculnya fistula vesikovaginal, vesikoservikal,
atau rektovaginal.
- Cedera dasar panggul Cedera otot-otot dasar panggul atau persarafan
atau fasia penghubungnya merupakan konsekuensi yang tidak
terelakan pada persalinan pervaginam, terutama persalinannya sulit.
Saat pelahiran bayi dasar panggul mendapat tekanan langsung dari
kepala janin serta tekanan ke bawah akibat upaya mengejan ibu.
Gaya-gaya ini meregangkan dan melebarkan dasar panggul sehingga
terjadi perubahan fungsional dan anatomis di otot, saraf, dan jaringan
ikat. Terdapat semakin besar kekhawatiran bahwa efek-efek pada otot
dasar panggul selama melahirkan ini akan menyebabkan inkontinensia
urin dan alvi serta prolaps organ panggul. Komplikasi bagi bayi
2) Komplikasi yang mungkin ditimbukan karena partus macet bagi janin
adalah sebagai berikut :
- Kaput suksadaneum Apabila panggul sempit sewaktu persalinan
sering terjadi kaput suksedaneum yang besar di bagian terbawah
kepala janin. Kaput ini dapat berukuran cukup besar dan
menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius. Biasanya kaput
suksadaneum bahkan yang besar sekalipun akan menghilang dalam
beberapa hari.
- Moulase kepala janin Akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng
tuan tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain di sutura-
sutura besar, suatu proses yang disebut moulase. Biasanya batas
median tulang perietal yang berkontak dengan promontorium sakrum
bertumpang tindih dengan tulang disebelahnya, hal yang sama terjadi
pada tulang-tulang frontal, namun tulang oksipital terdorong ke bawah
tulang parietal. Perubahan-perubahan ini sering terjadi tanpa
menimbulkan kerugian yang nyata, namun apabila distosia yang
terjadi mencolok, moulase dapat menyebabkan robekan tentorium,
laserasi pembuluh darah janin dan perdarahan intrakranial pada janin.

f. Askeb Teori Kasus


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ’’ N” GIIPI000 Ab000


UMUR KEHAMILAN 40 MINGGU DENGAN INPARTU
KALA I FASE AKTIF DI PMB WIWIK WAHYUNINGSIH PASURUAN

PENGKAJIAN DATA

Tanggal pengkajian : 30-05-2020 Jam : 13.40 WIB

Nama Klien : Ny. ” N” Nama Ibu : Tn ”F”


Umur : 28 tahun. Umur : 35 th.
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Penghasilan :
Status : Menikah Status : Menikah
Perkawinan Perkawinan
Kawin Ke : I Kawin Ke : I
Lama Menikah : 8 Tahun Lama Menikah : 8 Tahun
Golongan Darah : Golongan Darah :
Alamat : Ds.Rojogunting 01/03, Alamat : Ds.Rojogunting 01/03,
Kec.Kalirejo Kec.Kalirejo
Kab.Pasuruan Kab.Pasuruan

DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengeluh mules-mules sejak jam 10.00, disertai keluar lender campur darah. Jam
12.00 mules bertambah kuat dari pinggang menjalar ke perut bagian bawah. Gerakan
janin masih bisa dirasakan.
2. Riwayat Penyakit / Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit menular seperti hepatitis dan HIV Aids
dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti penyakit TBC, penyakit
jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, serta tidak pernah operasi dan dalam
kondisi sehat.
3. Riwayat Penyakit Yang Pernah Di Derita atau Operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis dan HIV Aids
dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti penyakit TBC, penyakit
jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, serta tidak pernah operasi.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit menular seperti
hepatitis dan HIV Aids dan tidak memiliki penyakit menurun atau menahun seperti
penyakit TBC, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, tidak ada
keturunan kembar.
5. Riwayat Kebidanan
Riwayat Haid
a. Menarche : 13 Tahun
b. Siklus : 28 Hari
c. Teratur /Tidak : Teratur
d. Warna : Merah
e. Bau : Ayir
f. Konsistensi : Cair
g. Jumlah Darah :

h. Keluhan : Tidak ada


i. Disminorhe : Tidak Ada
j. Flour Albus : Tidak Ada

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu


Kehamilan Persalinan Anak Nifas
perka ke Usia Jenis Pnlng Tmpt Pnylt BB / Sek Hdp Pnylt ASI
KB
winan
PB s /mti

40 Norma 20
1. 1 Bidan PMB 3200/49 P Hdp Sun
- -
mgg l bln tik
1 H A M I L I N I

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Hamil ke berapa : II
b. HPHT : 28 – 08 - 2019
c. HPL : 05-06-2020
d. UK : 40 Minggu
e. Keluhan : Perut kenceng – kenceng menjalar ke punggung
f. ANC Berapa Kali : … Kali
g. Trimester I : … x di BPS Dengan Keluhan Mual Muntah
h. Trimester II : … x di Rs Tidak Ada Keluhan
i. Trimester III : … x di Rs Demgan Keluhan Sering Kencing dan Sering
Lelah

j. Riwayat TT :
k. Gerakan Janin : Usia … Bulan Gerakan Aktif
l. Tanda Bahaya & Penyulit : Tidak Ada
m. Kekhawatiran Khusus : Tidak Ada

8. Riwayat Kesehatan Reproduksi Dan Ginekologi


Ibu mengatakan tidak pernah mengalami Keguguran dan tidak pernah menderita penyakit
ganguan reproduksi.
9. Riwayat KB dan Perencanaan Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan jenis KB apapun dan setelah melahirkan ibu
berencana ingin menggunakan KB suntik
10. Riwayat Psikososial
a. Respon pasien dan keluarga : Pasien dan keluarga merasa senang atas
kehamilan saat ini dan suami beserta
keluarga sangat mendukung
kehamilannya.
b. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
c. Tempat persalinan yang diinginkan : BPS
d. Penolong persalinan yang diinginkan : Bidan
e. Tempat rujukan jika terjadi komplikasi : RS
f. Pendamping saat persalinan : Suami dan Keluarga

11. Pola Aktifitas Sehari – Hari


a. Pola Nutrisi

Saat Persalinan : Ibu mengatakan tidak makan hanya minum teh dan air saja

b. Pola Eliminasi

Saat Persalinan : Ibu mengatakan belum BAB dan hanya BAK 2x bau
khas warna kuning jernih

c. Pola Aktifitas

Saat Persalinan : Ibu mengatakan hanya berbaring di tempat


tidur dan sesekali berjalan

d. Pola Personal Hygiene

Saat Persalinan : Ibu mengatakan selalu cebok setiap kali selesai BAK dan
tidak mandi karena kesakitan
12. Kebiasaan Minum Jamu, Alkohol atau Merokok
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu – jamuan, merokok dan minum
alkohol

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB sebelum hamil : 50 Kg
d. BB saat periksa : 59 Kg
e. Kenaikan BB : 9 Kg
f. TB : 155 cm
g. TTV
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,5 ˚C

2. Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi
Muka : Bentuk simetris,tidak pucat,keadaan bersih, tidak oedema
Rambut : lurus, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.
Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva
merah muda, sklera tidak ikterik, berfungsi dengan baik, keadaan
bersih.
Mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak terdapat stomatitis,
keadaan gigi bersih, tidak caries, tidak ada pembesaran tonsil.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe, dan tidak
ada pembengkakan vena jugularis.
Dada : Bentuk simetri, pergerakan nafas teratur, tidak ada benjolan
abnormal, dan tidak ada gatal-gatal.
Payudara : Membesar simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi, tidak
ada benjolan abnormal, keadaan puting susu bersih.
Abdomen : Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak terdapat bekas SC,
terdapat striae lividae, terdapat linia (nigra), gerak janin aktif
Genetalia : Terdapat pengeluaran lender, tidak varises, tidak odema, tidak ada
kondiloma akuminata maupun kondilomalata, tidak terdapat infeksi
kelenjar bartolini maupun skene
Anus : Bersih, tidak ada hemoroid, tidak ada varises.
Ekstremitas Atas : Bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema
Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak ada oedema, dapat berfungsi dengan baik.
Bawah

b. Palpasi
Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva
merah muda, sklera tidak ikterik, berfungsi dengan baik, keadaan
bersih.
Hidung : Tidak ada nyeri tekan.
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, tidak teraba bendungan
vena jugularis.
Mammae : Membesar simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi, tidak
ada benjolan abnormal, keadaan puting susu bersih.
Abdomen
- Leopold I : TFU 30cm Pada fundus teraba lunak tidak melenting (bokong).
- Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin Bagian kanan teraba
keras, panjang, seperti papan (puka).
- Leopold III : Pada bagian bawah uterus teraba bulat, keras, tidak bisa digerakkan.
- Leopold IV : bagian bawah anak sudah masuk PAP 3/5 bagian (divergen) H II
Ekstremitas Atas : Tidak nyeri tekan, tidak oedem.
Ekstremitas : Tidak nyeri tekan, tidak oedem.
Bawah

e. Auskultasi
Abdomen & DJJ : (+) puka 130 x/menit, teratur His 4x30 detik dalam 10 menit,
terdengar bising usus 6x/menit
Dada : Tidak terdengar suara wheezing dan ronchi

f. Perkusi
Reflek patella ka/ki +/+

3. Pemeriksaan panggul Luar (bila perlu)


- Dintancia Spinarum :-
- Distansia Cristarum :-
- Konjungata Eksterna :-
- Lingkar Panggul :-
4. Pemeriksaan dalam (Kalau Ada Indikasi)
Luka Parut Vulva/vagina : Vulva membuka
Pembukaan : 6 cm
Effacement : 75 %
Ketuban : Positif
Bagian Terendah : UUK
Bagian Terdahulu : Kepala
Hodge : II
Moulage :0

5. Pemeriksaan penunjang
Tanggal :-
- HB :-
- HIV/AIDS :-
- Reduksi urine :-
- Albumin : -

ANALISA DATA
Diagnosa : GIIPI000Ab000 UK 40 minggu, , janin tunggal, hidup, intaruterin, letak kepala,
puka, jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala 1 fase aktif.

PENATALAKSANAAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Jam SOAP TTD
Kala I Fase Aktif :
S:
O:
A:
P:
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Evaluasi : Ibu memahami
Menjelaskan dan mengajarkan ibu cara mengurangi rasa
nyeri yaitu dengan teknik relaksasi bernafas panjang dengan
cara menarik nafas panjang dari hidung kemudian
dikeluarkan dari mulut saat terasa kontraksi.
Evaluasi : Ibu dapat melakukan dan rasa nyeri mulai bisa
terkontrol
Melanjutkan observasi HIS, DJJ, Nadi ibu tiap 30 menit dan
observasi pembukaan, effisement, ketuban dan pembukaan
tiap 4 jam sekali.
Evaluasi : Menulis rekam medis di lembar obserasi
Menyarankan ibu untuk tetap makan dan minum di sela-sela
kontraksi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan energy
untuk proses persalinan
Evaluasi : Ibu bersedia makan dan minum
Menganjurkan ibu untuk berbaring miring kanan kiri
Evaluasi : Ibu bersedia tidur miring kanan kiri
Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan ringan jika masih
mampu untuk berjalan
Evaluasi : Ibu bersedia
Menganjurkan ibu untuk tidak menahan jika ingin berkemih
agar kandung kemih kosong dan mempercepat terjadinya
penurunan kepala
Evaluasi : Ibu bersedia melakukannya
Menganjurkan ibu dan keluarga untuk segera memberitahu
bidan jika ibu merasa ingin meneran atau merasa ingin BAB
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia
Kala II
S:
Ibu mengatakan sakit pada pinggang dan perut semakin
lama dan sering, terasa ingin BAB dan ada dorongan ingin
meneran.
O:
Keadaan umum : Baik
TTV
Tensi : 120/80
Nadi : 82/menit
Suhu : 36,5 oC
RR : 24/menit
Pemeriksaan kebidanan
Abdomen : DJJ 146x/menit, Kontraksi 4x10 menit
lamanya 45 detik
Genetalia : Vulva membuka, ada tekanan pada
anus, ada lender bercampur darah dan air ketuban jernih,
pembukaan 10 cm, UUK depan, tidak ada bagian yang
menyertai janin, tidak ada molase.
A:
Ny. “I” umur 25 tahun G1 P0000 inpartu dengan masuk kala II
P:
1. Sudah ada tanda gejala kala II
a. Adanya dorongan ingin meneran
b. Adanya tekanan pada anus
c. Perineum menonjol
Vulva membuka
2. Mengecek kelengkapan alat
3. Menggunakan celemek
4. Menyimpan perhiasan
5. Memakai sarung tangan DTT
6. Memasukkan oksigen
7. Membersihkan vulva dan perineum
8. Lakukan pemeriksaan dalam
9. DTT sarung tangan
10. Mengobservasi DJJ dan kontraksi
Evaluasi : Sudah di lakukan
11. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa pembukaan sudah lengkap dan bayi akan segera
lahir
Evaluasi : Ibu dan keluarga memahami dan mengetahui
hasil pemeriksaan
12. Membantu pasien mengambil posisi yang nyaman
Evaluasi : Pasien dalam posisi litotomi
Melakukan pertolongan persalinan sesuai APN dengan cara
13. Membimbing ibu meneran
14. Menentukan posisi yang nyaman
15. Meletakkan handuk di atas perut ibu
16. Lipat 1/3 bagian kain bersih, letakkan di baah bokong
ibu
17. Buka partus set
18. Pakai sarung tangan DTT
19. Jika kepala sudah tampak 5-6 cm di vulva, lindungi
perineum dan kepala bayi sambil tetap menganjurkan
ibu untuk meneran saat ada kontraksi
20. Periksa adanya lilitan tali pusat
21. Tunggu kepala bayi putar paksi luar
22. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua
telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati –
hati ke arah bawah sampai bahu anterior/depan lahir,
kemudian tarik secara hati – hati ke atas sampai bahu
posterior / belakang lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat
yang telalu erat hingga menghambat putaran paksi luar
atau lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran, denga
perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua tempat
pada tali pusat dan potong tali pusat di antara dua klem
tersebut
23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala,
leher dan bahu janin bagian posterior dengan posisi ibu
jari pada leher (bagian bawah kepala) dan ke empat jari
pada bahu dan dada / punggung janin, sementara tangan
kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior
saat badan dan lengan lahir
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri
pinggang ke arah bokong dan tungkai bawah janin
untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk
tangan kiri di antara kedua lutut janin)
25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu
pada lengan kanan sedemikian rupa sehingga bayi
menghadap kea rah penolong. Nilai bayi, kemudian
letakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih
rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek,
letakkan bayi di tempat yang memungkinkan)
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala bayi
dan badan bayi kecuali bagian tali pusat
27. Menjepit tali pusat dengan klem kira – kira 3 cm dari
umbilicus bayi. Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu
dan memasang klem di antara kedua 2 cm dari klem
pertama
28. Memegang tali pusat di antara 2 klem menggunakan
tangan kiri, dengan perlindungan jari – jari tangan kiri,
memotong tali pusat diantara kedua klem. Bila bayi
tidak bernapas spontan lihat penanganan khusus bayi
baru lahir
29. Mengganti pembungkus bayi denga kain kering dan
bersih, membungkus bayi hingga kepala
30. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu
menghendaki
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan
tunggal
Evalusai : Bayi lahir spontan B, pukul 06:35 WIB, jenis
32. kelamin perempuan, menangis spontan, warna kulit
kemerahan, dan tonus otot baik, apgar 8-9
Kala III

Kala III
Subyektif
Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran anak perempuannya, perut masih terasa
mules.
Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Tanda – tanda vital
TD : 100/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,7 oC
RR : 24x/menit

Pemeriksaan kebidanan
1. Abdomen : TFU setinggi pusat, uterus globuler, kandung kemih kosong
2. Genetalia : Terdapat pengeluaran darah merembes, tali pusat bertambah panjang dan
mejulur di depan ulva

Assasment
Ny “I” umur 25 tahun P10001 inpartu dengan masuk kala III

Pelaksanaan
Tanggal / jam Tindakan
33. Memberi tahu ibu akan di suntik
34. Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara intra muskuler
pada bagian luar paha kana 1/3 atas setelah melakukan
aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung
jarum tidak mengenai pembuluh darah
35. Memindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm
dari vulva
36. Meletakkan tagan kiri di atas shympisis menahan bagian
bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali
pusat menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak 5-
10 cm dari vulva
37. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati – hati
ke arah dorso cranial. Bila uterus tidak segera
berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu
38. Minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan
menarik tali pusat ke rah bawah kemudian ke atas sesuai
dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak pada
vulva
39. Setelah plasenta tampak di vulva, teryskan melahirkan
plasenta degan hati – hati. Bila perlu (terasa ada tahanan),
pegang plasenta dengan kedua tangan dan melakukan
putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban
40. Segerah setelah plasenta lahir, melakukan masase pada
fundus uteri dngan menggosok fundus secara sirkuler
menggunakan bagian palmar 4 jari tagan kiri hingga
kontraksi uterus baik ( fundus uteri keras)
41. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan
plasenta dengan hati – hati. Bila perlu ( terasa ada
tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan
lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran
plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban
42. Segera setelah plasenta lahir, melakukan massase pada
fundus uteri dengan menggosok fundus secara sirkuler
menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga
kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
Evaluasi : Plasenta lahir lengkap pada pukul 06:45

HASIL PEMANTAUAN KALA IV


Jam Waktu TD N S Tinggi Kontraksi Kandun Pendarahan
ke Fundus Uteri Uterus g Kemih
I 16.20 110/7 84 365 3 Jari Bawah Baik Kosong ± 50 CC
0 Pusat
16.35 110/7 80 365 3 Jari Bawah Baik Kosong ±10 CC
0 Pusat
16.50 120/8 82 365 2 Jari Bawah Baik Kosong ± 20 CC
0 Pusat
17.05 120/8 84 365 2 Jari Bawah Baik Kosong ±10 CC
0 Pusat
II 17.35 120/8 82 367 2 Jari Bawah Baik Kosong ± 10 CC
0 Pusat
18.05 120/8 80 367 2 Jari Bawah Baik Kosong ±10 CC
0 Pusat

Penatalaksanaan
Tanggal/Jam Tindakan
40. Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus
uteri, periksa plasenta
41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina
dan perineum yang menimbulkan perdarahan aktif
42. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya
perdarahan pervaginam, pastikan kontraks terus
membaik
43. Membersihkan sarung tangan dari lencir dan darah di
larutan klorin 0,5%. Kemudian bilas tangan yang
masih mengenakan sarung tangan dengan air yang
sudah di desinfektan tingkat tinggi dan
mengeringkannya
44. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari mbilicus
dengan simpul mati
45. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk
kedua kalinya
46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya
dalam wadah berisi larutan klorin 0,5%
47. Membungkus kembali bayi
48. Berikan bayi pada ibu untuk disusui
49. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus,
tanda perdarahan pervaginam dan tanda vital ibu
50. Mengajarka ibu / keluarga untuk memeriksa uterus
yang memiliki kontraksi baik dan mengajarkan masase
uterus apabila kontraksi uterus tidak baik
51. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52. Memeriksa nadi ibu
53. Meredan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5%
54. Membuang barang – barang yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang di sediakan
55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan
darah dan menggantikan pakaiannya dengan pakaian
yang bersih / kering
56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu
keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum
57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan
klorin 0,5%
58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin
0,5%, melepas sarung tangan delam keadaan terbalik
dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
59. Mencuci tanga dengan sabun dan air mengalir
60. Melakukan pendo
61. kumentasian telah dicatat dilembar partograf
(terlampir)
62. Memindahkan pasien ke ruang nifas
Evaluasi : pasien bersedia dipindahkan ke ruang nifas

Pemeriksaan Fisik Bayi

- Keadaan Umum : Baik Antropometri


- Jenis Kelamin : Laki - Laki BBL : 3000 gram
- Tangis : Kuat PBL : 50 cm
- Warna Kulit : Merah LD : 35 cm
- Gerak : Aktif SOB : 30 cm
- Nadi : 120x/menit MOB : 29 cm
- Suhu : 36 c FO : 30 cm
- RR : 60x/menit

Pemeriksaan Fisik Bayi Secara Keseluruhan

a. Inspeksi
Kepala : Rambut lurus, warna hitam, tidak ada molase, kulit kepala bersih,
tidak oedem, besranya seperempat panjang tubuh, fontanel anterior
bentuk laying-layang, fontanel posterior bentuk segitiga.
Muka : Tidak pucat, tidak oedem, muka berwarna merah muda dan muka
bulat.
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada
strabismus, tidak oedem palpebra, tidak ikterus, tidak ada tanda-
tanda infeksi.
Hidung : Bersih, tidak ada cairan ketuban, ada nafas, cuping hidung
Mulut : Lidah bersih, bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada
palatoschisis, gigi belum tumbuh, reflek hisap kuat.
Telinga : Simetris, daun telinga sejajar dengan bola mata, bersih, tidak ada
serumen.
Leher : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Dada : Kedua putingsusu simetris, tidak ada penarikan intercosta.
Abdomen : Tali pusatbelum lepas, terbungkus kasa steril pada tali pusat, tidak
ada tanda-tanda perdarahan.
Punggung : Tidak ada kelainan punggung, bersih.
Genetalia : Jenis kelamin laki-laki, terdapat orifisium urethra dan testis sudah
turun, tidak fimosis.
Anus : Anus berlubang
Ekstremitas atas : Simetris,tidak ada kelainan jumlah jari, tidak ada fraktur,
pergerakan bebas, tiak ada lesi dan gerak reflek aktif.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan jumlah jari, tidak ada fraktur,
pergerakan bebas, tidak ada lesi dan babynski reflek aktif.
Kulit : Warna kulit merah muda, terdapat verniks caseosa,tidak ada
pembengkakan.

b. Palpasi
Kepala : Teraba UUB belum menutup, UUK sudah menutup, kondisi datar,
tidak ada molase, tidak teraba benjolan dan tidak ada oedema.
Leher : Tidak teraba pembesaran pembendungan vena jugularis.
Axilla : Tidak teraba benjolan, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : Tidak teraba pembesaran hepar.
Punggung : Tidak teraba kelainan congenital seperti spina bifida.
Ekstremitas atas : Akral hangat.
Ekstremitas bawah : Akral hangat.

c. Auskultasi
Dada : Tidak ada suara ronchi dan wheezing.
Abdomen : Terdengar bising usus 20 x/menit.

d. Perkusi
Abdomen : Tidak meteorismus.

e. Pertumbuhan dan Perkembangan


Berat badan lahir :
Panjang badan lahir :

f. Reflek Pada Bayi


Refleks moro : Kuat
Tonick neck reflek : Kuat
Graps reflek : Kuat
Reflek babynski : Kuat
Suckling reflek : Kuat
Swallowing reflek : Kuat
Rooting reflek : Kuat

Lembar Observasi kala I


Pemantauan Persalina Kala I
Tgl/Jam His DJJ TD N S VT Keterangan
VT Ø 6 cm, eff 75
% ket+, let kep ,
HII, tidak teraba-          Anjurkan ibu untuk
30-05- 145
4x10’x 110/ bag. Terkecil miring kiri
2020/ x/ 92 36,5
40” 70 disamping bagian-          Anjurkan ibu nafas
13.55 mnt
terendah janin, panjang saat his
penurunan kepala
3/5 bagian
140
4x10’x
14.25 40”
x/ 92
mnt
138
4x10’x
14.55 40”
x/ 90
mnt
140
4x10’
15.25 x/ 90
x45”
mnt
VT Ø 10 cm, eff-          Anjurkan ibu untuk
100 % ket+, let meneran
145
5x10’ kep , HIV, tidak-          Mengatur posisi
15.55 x/ 94
x45” teraba bag. Terkecil yang nyaman.
mnt
disamping bagian
terendah janin,

Mengetahui,

Pembimbing Praktek Pembimbing Akademik

Ayu Tria Novianti, S.Tr.Keb Iryani Yuni Yastutik, S.ST. M. Kes

Mahasiswa

Wiwik Wahyuningsih, S.ST


BAB IV

PEMBAHASAN
BAB V

PENUTUP

4.1.  Kesimpulan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat
hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Tanda-tanda
Permulaan Persalinan yaitu perasaan sering-sering/ sudah kencing (pola kisuria) karena
kandung kemih , tertekan oleh bagian bawah rahim, perasaan sakit diperut dan dipinggang
oleh adanya kontraksi. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya, keluar lender
bercampur darah (bloody show). Tanda-tanda Inpartu diantaranya rasa sakit adanya his yang
datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak
karena robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
Mekanisme Persalinan ada Kala I (Kala Pembukaan) terdiri dari fase laten dan fase
aktif.

Pada pengkajian penulis mendapatkan data Nama Ibu Ny. ” N” Usia 28 tahun. Ibu
mengeluh mules-mules sejak jam 10.00, disertai keluar lender campur darah. Jam 12.00
mules bertambah kuat dari pinggang menjalar ke perut bagian bawah. Tensi : 120/70
mmHg, Suhu : 36,7˚C, Nadi : 90x/mnt, TFU 30cm Pada fundus teraba lunak tidak
melenting , his: 4 x 10’ 40”, pembukaan 6 cm, eff 75%, ketuban utuh, presentasi kepala.

Intervensi dan implementasi kala 1 fase aktif yaitu atur aktivitas dan posisi ibu,
Libatkan suami untuk pendampingan persalinan, bimbing ibu untuk rileks, jaga
kebersihan ibu, dan pantau kemajuan persalinan.

Dari kesimpulan asuhan di atas penulis mendapatkan persamaan antara teori dan
praktek

4.2. Saran

Agar Mahasiswa dapat menggali ilmu lebih dalam lagi serta lebih giat belajar dalam
memahami teori sehingga dapat diterapkan dilahan praktek.

DAFTAR PUSTAKA

Bari, Saifuddin, Abdul, 2002. Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBP-SP

Indati,MT,2006 Panduan Lengkap Kehamilan ,Persalinan dan Perwatan

Bayi,Yogyakarta:Biologis Media.

Mochtar, Rustam, MPH 2002. Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC

Manuaba, Chandranita, SpOG, 2008. Gawat Darurat, Jakarta : EGC

Sarwono, Prawirohadjo.2008.Ilmu kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo,Sarwono,2006. Ilmu kebidanan .Jakarta : YBP

Prof,Dr.Mochtar,Rustam,MPH.1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2.Jakarta . EGC

Prof.Sastrawinata, sulaiaman.1983. Obstetri Fisiologi. Bandung .Elemen 

Anda mungkin juga menyukai