Di susun Oleh :
11194992110010
FAKULTAS KESEHATAN
BANJARMASIN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan yang berjudul “ASUHAN
KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. J G1P0A0 HAMIL 40 MINGGU
DENGAN INPARTU KALA 1 FASE AKTIF DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN
NORADINA ANGGI AGUSTIN BANJARMASIN” dengan baik dan tepat
waktu. Dalam penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan penulis telah mendapatkan
banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG.,M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah
Banjarmasin.
6. Lisda Handayani, SST, M.Kes selaku Preseptor Pendidikan (PP) yang telah
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil
kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
Kebidanan.
FITRI YULIANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
ibu berjumlah 4.221 kematian dari 4.778.621 dari kelahiran hidup dan
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang
(Kurniarum, 2016).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Umum
2. Khusus
Banjarmasin
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
persalinan.
3. Bagi Institusi
4. Bagi Pasien
1. Pengertian
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan
2002).
d. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2002).
2. Macam-Macam Persalinan
berikut :
sebagai berikut :
progesterone tertentu.
b. Teori Okitosin
d. Pengaruh Janin
e. Teori Prostaglandin
persalinan.
4. Tanda-Tanda Persalinan
persalinan adalah :
depan
cervix.
pembukaan serviks
jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin
5. Tahapan Persalinan
sebagai berikut :
fase, yaitu:
2) Fase aktif:
menjadi 4 cm.
lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada
b. Kala II (Pengeluaran)
kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai
kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Dengan his dan
dan batas waktu yang dianggap normal. Batas dan lama tahap
II dapat lebih lama pada wanita yang mendapat blok epidural dan
Pada tahap ini, jika ibu merasa kesepian, sendiri, takut dan
(Simkin, 2008).
lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat.
6. Komplikasi Persalinan
menggunakan jahitan.
c. Permasalahan dengan tali pusar. Tali pusar mungkin tersangkut di
lengan atau kaki saat bayi keluar melalui jalan lahir. Biasanya,
d. Detak jantung bayi yang tidak normal. Sering kali, detak jantung
banyak aliran darah. Dalam kasus tertentu, seperti ketika hasil tes
jika ketuban wanita pecah lebih awal dan persalinan tidak dimulai
dengan sendirinya.
g. Distosia bahu. Dalam situasi ini, kepala bayi telah keluar dari
ibu.
kehamilan sebelumnya, atau ketika dia lebih tua dari usia tertentu.
1. Pengertian
jam.
jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung
2) Pembukaan serviks
1) Tekanan darah
2) Denyut jantung
c. Perubahan metabolism
tidak benar.
e. Kontraksi uterus
g. Perubahan hematologist
h. Perubahan renal
i. Perubahan gastrointestinal
10oC. Suhu badan yang naik sedikit merupakan yang wajar namun
mengindikasikan dehidrasi.
k. Perubahan pada vagina dasar panggul
Pada kala I ketuban ikut meregang, bagian atas vagina yang sejak
sebagai berikut :
sekelilingnya.
terhadap pemerikasaan.
pemberi perawatan.
(Widia, 2015)
(show).
c. Ketuban telah pecah (lebih dari 24 jam) atau ketuban pecah pada
f. DJJ 180 x/menit pada dua kali penilaian dengan jarak 5 menit.
g. Primipara dalam persalinan fase aktif dengan palpasi kepala janin
masih 5/5.
j. Tanda dan gejala syok : Nadi cepat, lemah (lebih dari 110
per jam, dan kurang dari dua kontraksi dalam waktu 10 menit,
2014).
5. Pathway Kala 1
1. Pengkajian Data
perlu.
terjadi tiga kali atau lebih dalam 10 menit, dan berlangsung selama 40
vital, DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit, terjadinya
4. Tindakan Segera
6. Pelaksanaan
sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh klien atau anggota
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri (pasien) Suami (penanggung jawab)
Nama : Ny. J Nama : Tn. MRS
Umur : 21 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Banjar / Indonesia Suku/ Bangsa : Banjar / Indonesia
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sungai Andai Alamat : Sungai Andai
2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh mules dan nyeri perut sejak kemarin pukul 18.00 dan ada
keluar lendir darah.
4. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 20 tahun, dengan suami sekarang
sudah 1 tahun.
5. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 13 tahun
b. Siklus : ± 28 hari
c. Teratur/ tidak : Teratur
d. Lamanya : ± 7 hari
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/ hari
f. Dismenorhoe : Tidak
g. HPHT : 8 Nopember 2020
h. Taksiran partus : 15 Agustus 2021
i. Usia Kehamilan : 40 minggu
6. Riwayat Obstetri
G1P0A0
Kehamilan Persalinan Bayi
Penyulit
No Thn Tempat/ Keadaan Ket
UK Penyulit UK Cara Penyulit BB PB Seks Nifas
Penolong Lahir
1 2021
8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu :-
b. Riwayat kesehatan keluarga :-
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 46 kg
Sekarang : 53 kg
IMT : 19,7 kg/m2 (11,5 - 16 kg)
d. Tinggi badan : 153 cm
e. LILA : 26 cm
f. Tanda-tanda vital : TD 120/90 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu
36,9oC, respirasi 24x/menit
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Kepala : rambut dan kulit kepala tampak bersih dan
tidak rontok
2) Muka : tidak tampak pucat dan tidak tampak oedem
3) Mata : konjungtiva tidak tampak pucat dan sklera
tidak tampak ikterik
4) Telinga : tampak bersih dan tidak tampak ada sekret
5) Hidung : tampak bersih, tidak tampak adanya benjolan
abnormal, dan tidak tampak ada pernapasan
cuping hidung
6) Mulut : bibir tidak tampak anemis, gigi tidak tampak
karies, dan lidah tampak bersih
7) Leher : tidak tampak adanya pembesaran vena
jugularis dan kelenjar tiroid
8) Dada/ mamae : payudara tampak simetris, puting susu
tampak menonjol, tampak hiperpigmentasi
pada areola
9) Abdomen : tidak tampak adanya bekas luka operasi,
tampak adanya linea nigra dan striae
gravidarum
10) Tungkai : tidak tampak oedem dan varises
11) Genitalia : tidak tampak adanya keputihan, belum ada
pembukaan vulva, perenium belum menonjol
dan tidak ada tekanan pada anus
b. Palpasi
1) Leher : tidak teraba pembesaran vena jugularis dan
ada teraba pembesaran kelenjar tiroid
2) Dada/ mamae : simetris, tidak teraba benjolan abnormal,
puting susu menonjol.
3) Abdomen
Leopold I : Pada bagian fundus teraba bulat, besar dan
tidak melenting (bokong). TFU 3 jari
dibawah prosesus xipodeus
Leopold II : Pada bagian perut ibu sebelah kanan teraba
memanjang seperti papan dan bagian kiri
teraba bagian-bagian kecil janin (punggung
kanan)
Leopold III : Pada bagian bawah teraba keras, bundar dan
melenting (presentasi kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu
atas panggul 4/5 (divergen)
Mc Donald : TFU 28 cm
TBJ : 2635 gram
His : frekuensi 4 kali dalam 10 menit, selama 44
detik
4) Tungkai : tidak teraba oedem dan varises
c. Auskultasi
DJJ (+), terdengar jelas di kuadran kanan bawah, frekuensi 140
x/menit
d. Perkusi
Reflek patella : kanan/kiri (+/+)
Cek ginjal : kanan/kiri (-/-)
e. Pemeriksaan Dalam
Keadaan vagina : ada lendir darah
Arah serviks : antefleksi / arah kedepan
Pendataran serviks : 50%
Pembukaan serviks : 7 Ø
Selaput ketuban : utuh
Presentasi : kepala
Posisi titik penunjuk : ubun-ubun kecil
Penurunan presentasi : Hodge II
Kesan panggul : luas
3. Pemeriksaan Penunjang (17 Juni 2021)
a. Hb : 12,8 g%
b. Protein urin : (-)
c. Reduksi urin : (-)
d. Swab antigen : negatif (14 Agustus 2021)
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : G1P0A0, hamil 40 minggu inpartu kala 1 fase
aktif
2. Masalah : -
3. Kebutuhan : KIE tentang persiapan persalinan
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan umum ibu baik
dengan hasil TD 120/90 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,9oC, respirasi
24x/menit.
Rasional :
Pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan
penyakit yaitu tentang diagnosis, tindakan medik yang akan dilakukan,
segala resiko dari tindakan medik tersebut (Valery M.P. Siringoringo et al,
2017).
”Ibu mengetahui hasil pemeriksaan”
2. Memberikan asuhan sayang ibu, antara lain :
a. Menganjurkan ibu untuk minum disela kontraksi untuk menambah
tenaga.
b. Memberikan motivasi pada ibu agar semangat dalam menghadapi
persalianan.
c. Mengajarkan ibu bagaimana cara meneran yang benar.
d. Mendengarkan dan menanggapi semua pertanyaan ibu.
e. Menghadirkan suami dan keluarga untuk memberikan dukungan
psikologi
Rasional :
Salah satu upaya pencegahan kematian ibu yang diakibatkan oleh
komplikasi kehamilan dan kelahiran adalah melakukan asuhan sayang ibu
(safe motherhood) (Asri,2010). Asuhan sayang juga merupakan asuhan
yang berhubungan signifikan antara implementasi asuhan sayang ibu
dengan kelancaran proses persalinan (Jahratin, 2018).
”Ibu mengerti atas saran yang disampaikan”
3. Melakukan pemantauan keadaan umum ibu dan melakukan observasi
kemajuan persalinan melalui partograf.
Rasional :
Partograf adalah alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi,
anamnesis, dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan, dan sangat penting
khususnya untuk membuat keputusan klinik selama kala I persalinan
(Sulfiani, 2017).
”Keadaan umum ibu baik dan tidak terjadi komplikasi”
4. Menganjurkan ibu untuk tidak meneran sebelum pembukaan lengkap dan
kepala janin terlihat didepan jalan lahir.
Rasional :
Mengejan pada waktu pembukaan belum lengkap dan kepala belum berada
di depan vulva tidak dianjurkan karena akan membuat ibu kelelahan dan
hal ini juga dikontraindikasikan, sebab tindakan ini tidak terarah serta
mendorong janin secara paksa yang dapat mengubah frekuensi denyut
jantung janin.
”Ibu mengerti atas penjelasan yang disampaikan”
5. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri dan tidak tidur dengan posisi
terlentang.
Rasional :
Posisi terlentang dapat menekan aorta disertai mengurangi aliran darah
menuju uterus dan ekstremitas bawah. Posisi ini juga memperpanjang kala
2, menyebabkan penurunan kadar oksitosin di dalam sirkulasi,
menurunkan frekuensi dan kekuatan kontraksi, serta dapat menyebabkan
abnormalitas DJJ.
“Ibu mengetahui dan ibu langsung merubah posisi miring kiri”
6. Mengajarkan ibu teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional :
Teknik relaksasi nafas ini dapat mengurangi ketegangan pada ibu yang
membuat stress pada saat nyeri persalinan, dengan dilakukannya teknik
relaksasi nafas ini akan membuat rileks tubuh dan akan menghentikan
produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat stress,
maka hormon tersebut akan digantikan dengan hormon endorphin.
Hormon endorphin merupakan hormon penghilang rasa sakit (Sukarta,
2017).
“Selama proses penurunan kepala ibu melakukan dengan baik”
E. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/
NO. TANGGAL/ CATATAN PERKEMBANGAN
JAM
1. Sabtu / 14 S : Ibu mengatakan nyeri ibu mengatakan nyeri dan ingin
Agustus meneran
2021/ O : TD : 120/90 mmHg N : 90x/menit
07.50 wita RR : 24x/menit T : 36,8oC
His : 5x/ 10’/ > 45”
DJJ : 138x/’
Genitalia : pembukaan 10 cm, kepala hodge III+, vulva
membuka, perenium menonjol dan ada tekanan pada anus
Ketuban pecah spontan
A : G1P0A0, hamil 40 minggu dengan kala II
P : 1. Melakukan pertolongan secara APN
08.10 wita 2. Bayi baru lahir jenis kelamin perempuan, berat badan
2600 gram
3. Melakukan pemotongan tali pusat
4. Mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi dengan
selimut
5. Melakukan IMD / SSC pada ibu minimal 1 jam
2. Sabtu / 14 S : Ibu mengatakan perut terasa mules dan sedikit nyeri
Agustus setelah melahirkan
2021/ O : TD : 120/80 mmHg N : 86x/menit
08.16 wita T : 36,7oC RR : 20x/menit
TFU : sepusat
Kontraksi : baik
Genitalia : perdarahan ± 100 cc
A : P1A0, post partum dengan kala III
P : 1. Memastikan janin tunggal
2. Melakukan injeksi oksitosin segera setelah bayi lahir
3. Melakukan peregangan tali pusat terkendali
08.20 wita 4. Plasenta lahir lengkap
HARI/
NO. TANGGAL/ CATATAN PERKEMBANGAN
JAM
5. Perineum utuh, tidak ada laserasi
6. Melakukan massase uterus selama 15 detik
7. Menilai perdarahan jalan lahir
3. Sabtu / 14 S : Ibu mengatakan perut terasa mules
Agustus O : TD : 120/80 mmHg N : 86x/menit
2021/ T : 36,7oC RR : 20x/menit
08.16 wita TFU : 1 jari dibawah pusat
Kontraksi : baik
Genitalia : perdarahan ± 100 cc
A : P1A0, post partum dengan kala IV
P : 1. Melakukan pemantauan keadaan ibu, TTV, perdarahan
dan kontraksi uterus berdasarkan partograf
2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat sambil menyusukan
bayinya
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada langkah pertama semua informasi yang akurat dan lengkap dikumpulkan
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data
Data yang dikumpulkan antara lain berupa keluhan klien, riwayat kesehatan klien,
pengkajian dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
Pada kasus, data subjektif diketahui keluhan ibu mules dan nyeri perut sejak
kemarin pukul 18.00 dan ada keluar lendir darah. Dimana menurut Kuriawan
(2016) tanda-tanda ibu akan bersalin yaitu ditandai adanya kontraksi uterus dan
Pada data subjektif didapatkan usia ibu 21 tahun dimana menurut Forrest
(2019) usia yang dianggap aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah usia
21-35 tahun. Dalam rentang usia ini komdisi fisik ibu dalam keadaan prima dan
merupakan rentang usia reproduksi sehat, alat-alat reproduksi sudah matang dan
ibu sudah siap menghadapi persalinan, terjadi kesiapan dalam hal mempelajari
persalinan.
Data obyektif pendukung diagnosa yaitu keadaan umum baik, kesadaran sadar
penuh dan bisa berespon terhadap rangsangan, tanda-tanda vital yaitu tekanan
darah 120/90 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,9oC, respirasi 24x/menit, protein
dan reduksi urin (-), Hb 12,8g%, antigen (-). Hasil pemeriksaan fisik normal, his 4
kali / 10 menit / > 40 detik, pembukaan 7 cm, dan kepala bayi di Hodge III. Hal
ini sejalan dengan Kuriawan (2016) dimana pada fase aktif persalinan, frekuensi
dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap
adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan bagian terbawah
janin. Dari pembukaan 4 hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata per jam (primipara) atau lebih 1 cm hingga 2
cm (multipara).
Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif dan data obyektif di atas, maka
inpartu kala 1 fase aktif. Pada analisa data dan diagnosa tidak terdapat
Tindakan segera yang diberikan pada ibu adalah pemantauan terus menerus
distraksi dan relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri, serta menganjurkan keluarga
memberi dukungan. Pada langkah keempat ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus.
ibu dan keluarga untuk mengetahui kondisi ibu saat ini serta tindakan selanjutnya
yang akan dilakukan, memberikan asuhan sayang ibu, memantau kondisi ibu
melalui partograf, menganjurkan ibu untuk miring kiri, menganjurkan pada ibu
untuk tidak meneran jika belum saatnya, mengajarkan ibu teknik distraksi dan
relaksasi. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
Kasus evaluasi dari pelaksanaan yaitu keadaan umum ibu baik dan terpantau
melalui partograf, ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan, rasa nyeri dan
mules yang dirasakan ibu sedikit berkurang, penurunan kepala bayi sesuai dengan
A. Kesimpulan
minggu dengan inpartu kala 1 fase aktif di Praktik Mandiri Bidan Noradina
disimpulkan :
1. Pada pengkajian data subyektif yang dilakukan pada NY.J didapat adalah
ibu mengeluh mules sejak kemarin dan ada keluar lendir darah. Data
obyektif yang didapat adalah pada pemeriksaan keadaan umum ibu baik,
antigen (-). Hasil pemeriksaan fisik normal, his 4 kali / 10 menit / > 40
aktif.
3. Tidak ada masalah potensial atau komplikasi yang terjadi pada ibu.
4. Tindakan segera pada Ny. J adalah pemantauan terus menerus kemajuan
dan keluarga untuk mengetahui kondisi ibu saat ini serta tindakan
kiri, menganjurkan pada ibu untuk tidak meneran jika belum saatnya,
7. Setelah dievaluasi keadaan ibu, tidak ada terjadi hal-hal yang menjadi
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
persalinan.
3. Bagi Institusi
Agar dapat dijadikan sumber informasi atau bahan bacaan bagi mahasiswa
4. Bagi Pasien
Forrest, E. (2019) Midwifery at a Glance. 1 st edn. West Sussex: John Wiley &
Soms,Inc
Kurniarum, A. (2016) Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. 1st
edn. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
National Institute of Child Health and Human Development (2017) ‘What are
some common complications during labor and delivery?’, National Institute
of Child Health and Human Development, pp. 8–10. Available at:
https://www.nichd.nih.gov/health/topics/labor-delivery/topicinfo/complicati
ons.
Yulizawati et al. (2019) ‘Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan’, in.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka.