DISUSUN OLEH
P17310203079
Mahasiswa,
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui secara teori mengenai asuhan kebidanan persalinan normal di
PMB Lilik Agustina
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif terhadap Ny S
dengan asuhan persalinan normal di PMB Lilik Agustina
b. Melaksanakan interpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada Ny S dengan asuhan persalinan normal di
PMB Lilik Agustina
c. Menentukan identifikasi diagnosa potensial pada asuhan kebidanan
terhadap Ny S dengan asuhan persalinan normal di PMB Lilik
Agustina
d. Melaksanakan antisipasi tindakan dan penanganan segera pada Ny S
dengan asuhan persalinan normal di PMB Lilik Agustina
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada Ny S dengan asuhan
persalinan normal di PMB Lilik Agustina
f. Melaksanakan rencana asuhan yang efisien dan aman sesuai dengan
susunan asuhan kebidanan pada Ny S dengan asuhan persalinan
normal di PMB Lilik Agustina
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny S
dengan asuhan persalinan normal di PMB Lilik Agustina
1.3 Manfaat
a. Umum
Menambah wawasan dan menambah ilmu pengetahuan mengenai
asuhan kebidanan persalinan normal serta menjadi pedoman ilmu dalam
melakukan asuhan kebidanan persalinan normal
b. Khusus
- Untuk Pasien
Diharapkan dengan diberikannya asuhan kebidanan persalinan normal
tidak terjadi komplikasi terhadap ibu dan janin.
- Untuk Penulis
Untuk menambah wawasan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan
mengaplikasikan teori di lapangan, yang sebelumnya telah diperoleh
selama perkuliahan, sehingga dapat menerapkan manajemen asuhan
kebidanan asuhan kebidanan persalinan normal sesuai dengan standart
profesi kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
B. Jenis Persalinan
Berikut merupakan jenis persalinan:
1. Persalinan pervaginam
Persalinan pervaginam disebut dengan persalinan spontan.
Persalinan spontan adalah proses pengeluaran janin secara spontan melalui
pervaginam dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun janin. Persalinan normal dimulai dengan kala I
persalinan yang didefiniskan sebagai permulaan kontraksi secara adekuat
yang ditandai dengan perubahan serviks yang progresif dan diakhiri
dengan pembukaan lengkap.
2. Persalinan Bedah Sesar
Persalinan bedah sesar termasuk kedalam persalinan buatan.
Persalinan bedah sesar dikenal dengan istilah Sectio Caesarea (SC). Jenis
persalinan ini menjadi pilihan ketika bayi dalam kendungan memiliki
berat lebih dari 4 kilogram, partus lama, disproporsi sepalo pelvik,
panggul sempit, gawat janin dan indikasi lainnya.
C. Tanda – Tanda Persalinan
Berikut merupakan tanda tanda persalinan (Kurniarum, 2016)
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi
sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering
diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.
b. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium
kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan
kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.
Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga
merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.
c. Braxton hicks
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu
diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini
bersifat:
1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
2) Tidak teratur
3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya
waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang
4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
d. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan
bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak,
kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa menunjukkan telah
terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk
masing masing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi
pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih dalam
keadaan tertutup.
e. Energy sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28
jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya
merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati
satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh.
Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya
seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah,
dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga
menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan
sulit.
f. Gastrointestinal upset
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap
sistem pencernaan.
2. Tanda pasti persalinan
a. Timbulnya kontraksi uterus
- Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan.
- Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
- Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
- Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan
cervix.
- Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang
terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan
pembukaan serviks.
b. Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis
keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini
disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah
segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.
d. Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari
jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin
robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau
hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda
yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada
pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek
sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan
mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.
4. Psikis Ibu
Pada umumnya persalinan dianggap hal yang menakutkan
karena disertai nyeri yang hebat, bahkan terkadang menimbulkan
kondisik fisik dan psikis yang mengancam jiwa. Dalam proses
persalinan normal khususnya ibu yang disertai dengan perjuangan dan
upaya nya harus meyakini bahwa ia mampu menjalanin proses
persalinan dengan lancar. Keyakinan positif sangan diperlukan bagi
ibu karena keyakinan tersebut akan menjadi kekuatan yang sangat
besar saat berjuang mengeluarkan bayi. Sebaliknya, jika ibu tidak
semangat atau mengalami ketakutan berlebih maka akan membuat
proses persalinan semakin sulit.
5. Penolong persalinan
Orang yang berperan sebagai penolong persalinan adalah
petugas kesehatan yang memiliki legalitas dalam menolong
persalinan. Petugas kesehatan yang memberi pertolongan persalinan
dapat menggunakan alat pelindung diri serta melakukan hand hygiene
untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.
E. Tahapan Persalinan (Kala 1-4)
Tahapan persalinan dibagi dalam 4 fase atau kala (Oktarina, 2016):
1. Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his,
kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuar sehingga parturien
masih dapat berjalan-jalan. Proses pembukaan serviks sebagai akibat
his dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
a. Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b. Fase aktif
1) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm
2) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
3) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali dalam
waktu 3 jam dari pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
2. Kala II
Kala II disebut dengan kala pengeluaran. Tanda-tanda dari kala II:
a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit dengan
durasi 50 sampai 100 detik
b. Menjelang akhir 1 ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendeteksi lengkap diikuti
keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus frankenhauser
d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala
bayi sehingga terjadi: kepala membuka pintu, subocciput
bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun
besar, dahi, hidung dan muka serta kepala seluruhnya
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala pada punggung
f. Setelah putar paksi luar berlangsungm maka persalinan bayi
ditolong dengan jalan:
1) Kepala dipegang pada osocciput dan dibawah dagu, ditarik
cunam kebawah untuk melahirkan bahu belakang
2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan
sisa badan baui
3) Bayi lahir diikuti oleh air ketuban
g. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan
pada multipara rata-rata 0,5 jam
3. Kala III
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai
10 menit. Setelah lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan
plasentanya pada lapisan nitabusch, karena sifat retraksi otot
rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
memperhatikan tanda-tanda:
1) Uterus menjadi budar
2) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen
bawah rahim
3) Tali pusat bertambah panjang
4) Terjadi perdarahan.
4. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
pendarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan adalah: pemeriksaan tanda-tanda vital,
kontraksi uterus dan perdarahan.
F. Komplikasi
Menurut Pulungan et al. (2020), komplikasi pada persalinan dibagi
menjadi komplikasi persalinan kala I – kala II dan kala III – kala IV, dengan
uraian sebagai berikut:
1. Komplikasi persalinan kala I dan kala II
1) Malposisi
Malposisi merupakan posisi abnormal verteks kepala janin
(dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu.
Komplikasi malposisi ini memiliki 2 jenis yaitu: Posisi oksiput
posterior dan Posisi oksiput lintang.
2) Malpresentasi
Malpresentasi adalah meliputi semua presentasi selain
verteks. Faktor predisposisi malpresentasi adalah wanita multipara,
kehamilan gomelli, polihidramnion, plasenta previa, kelainan bentuk
uterus atau terdapat mioma uteri, partus preterm.
G. Penatalaksanaan/Penanganan
Menurut Suprapti & Mansur (2018), pada buku Buku Ajar Praktik
Klinik Kebidanan II Penatalaksaan persalinan normal diuraikan sebagai
berikut:
1. Penatalaksanaan Kala I
1) Memberi dukungan emosional
2) Membantu pengaturan posisi ibu
3) Memberikan cairan dan nutrisi
4) Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur
5) Monitpring kemajian persalinan (observasi)
6) Persiapan pertolongan (bila sudah memasuki fase aktif)
2. Penatalaksanaan Kala II
1) Pengisian format asuhan kebidanan pada ibu
2) Pemelengkapi pendokumentasian kemajuan persalinan
3) Kemajuan persalinan
4) Pembukaan Servik
5) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
6) Garis waspada dan garis bertindak
7) Jam dan waktu persalinan
8) Kontraksi uterus
9) Obat-obatan dan cairan yang diberikan
10) Kondisi ibu
11) Tanda-tanda vital ibu
12) Volume urin, protein dan aseton.
13) Persiapan penolong (APD)
14) Persiapan tempat persalinan, alat dan bahan
15) Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
16) Persiapan ibu dan keluarga
3. Penatalaksanaan Kala III
1) Pemberian hsuntukan oksitosin dalam 1 menit pertama bayi lahir
2) Melakukakn penegangan tali pusat terkendali (PTT)
3) Melakukan massase fundus uteri
4. Penatalaksanaan Kala IV
Setelah Anda dapat mentukan diagnosa dari kala IV, selanjutnya
Anda akan melakukan penatalaksaaan kala IV. Tujuan dari
implementasi asuhan kala IV adalah untuk memastikan ibu dan bayi
berada dalam kondisi stabil serta mendeteksi dini komplikasi pasca
bersalin dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan
stabilisasi. Untuk melakukan ini petugas dapat mempergunakan
lembar kedua dari partograf (kala IV) yang dilakukan ibu setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua dan
juga kondisi dari b\\ayi baru lahir.
2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan Normal
Langkah I : Pengkajian
. A. Data Subjektif
1. Biodata
2. Alasan Datang
4. Riwayat Pernikahan
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche
2) HPHT
3) Siklus menstruasi
Untuk mengetahui siklus menstruasi yang dialami klien apakah
siklusnya teratur atau tidak dan berapa hari siklus menstruasi klien.
Normal 25-38 hari (±28hari).
4) Lama menstruasi
5) Keluhan
Yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah menjadi akseptor KB.
Jika pernah, kontrasepsi apa yang pernah digunakan, berapa lama,
mulai menggunakan, kapan berhenti, keluhan pada saat ikut KB
dan alasan berhenti KB (Hidayat, 2013).
d. Riwayat Kesehatan
6. Pola KebiasaanSehari-hari
c. Pola eliminasi
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan fisik
- Kepala
- Rambut :warna rambut, rontok/tidak, mudah dicabut/tidak,
kebersihan rambut dan kulit
- Wajah :pucat/tidak, oedem palpebra dan pipi, terdapat kloasma
gravidarum atau tidak
- Mata :simetris, konjungtiva merah muda/pucat, sklera putih atau
tidak, fungsi penglihatan masihbaik/tidak
- Hidung : untuk mengetahui apakah ada polip, nafas cuping hidung
maupun sekret yang keluar
- Telinga : untuk mengetahui keadaan telinga, liang telinga dan ada
serumen atau tidak
- Mulut/gigi : kebersihan, caries, adakah stomatitis, adakah epulis,
bibirpucat/tidak
- Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah bendungan
vena jugularis, adakah pembesaran kelenjar limfe.
- Dada/ payudara :Menurut Bobak, dkk (2015) dan Prawirohardjo
(2015), akibat pengaruh hormon kehamilan, payudara menjadi
lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat,
puting payudara membesar, kehitaman dan tegak, areola meluas
dan kehitaman serta muncul strechmark pada permukaan kulit
payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi
kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran ASI
- Abdomen : Menurut Mochtar (2015), muncul garis-garis pada
permukaan kulit perut (Striae Gravidarum) dan garis pertengahan
pada perut (Linea Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating
Hormon.
Palpasi :
Diagnosa :
G....P....A.... usia ....Usia Kehamilan ..... minggu inpartu kala 1 fase laten/fase
aktif.
Masalah :
Kebutuhan :
Kebutuhan ibu bersalin menurut Leaser & Keanne dalam Varney ( 1997)
adalah pemenuhan kebutuhan fisiologis ( makan, minum, oksigenasi,
eliminasi, istrirahat dan tidur), kebutuhan pengurangan rasa nyeri, support
person ( atau pendampingan dari orang dekat), penerimaan sikap dan tingkah
laku serta pemberian informasi tentang keamanan dan kesejahteraan ibu dan
janin.
Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik tindakan
konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien.
Tindakan bisa terapi yang dibutuhkan segera untuk mengatasi masalah selama
kehamilan.
Langkah V : Intervensi
Pada langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya.
Informasi atau data yang kurang dapat dilengkapi. Setiap rencana asuhan
harus disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan yang diberikan dapat
efektif karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan oleh klien.
Dx : Ny. “X” usia ... tahun G....P....Ab.... UK... inpartu kala ….. janin tunggal/
kembar, hidup/ mati, intrauterin /ekstrauterin
S : 36,5 – 37,50C
RR : 16 – 24 kali/menit
His adekuat dan sering, his 3-5 kali, lebih dari 40 detik dalam 10 menit
Ibu memahami kondisinya dengan mampu menjelaskan apa yang terjadi pada
dirinya dan kooperatif dengan penangananpersalinan yang diberikan oleh
bidan
Intervensi
1.Jelaskan kondisi ibu dan janin saat ini berdasarkan hasil pemeriksaan
a Berikan penjelasan agar ibu dalam posisi miring ke kiri agar proses
penurunan kepala bayi dapat terjadi lebih cepat
R/ Dengan memberikan penjelasan tentang posisi miring ke kiri diharapkan
proses persalinan ibu dapat berjalan dengan lancar karena kepala bayi cepat
turun ke dalam panggul.
4.Lakukan observasi kondisi ibu (tekanan darah, suhu, nadi) dan kondisi
janin(denyut jantung janin), kontraksi, dan pemeriksaan dalam selama
persalinan secara teratur
5.Anjurkan ibu agar makan dan minum secukupnya untuk persiapan tenaga
mengejan saat persalinan
6.Berikan saran kepada ibu agar sering berkemih dan tidak menahan buang air
kecil
R/ Dengan memberikan saran kepada ibu untuk sering berkemih diharapkan
penurunan kepala dapat lebih cepat terjadi karena kandung kemih yang penuh
dapat menghambat penurunan kepala
7. Ajarkan ibu tentang cara mengejan yang benar setelah pembukaan lengkap
selama proses persalinan
8. Berikan saran kepada suami dan keluarga agar menemani ibu dan memijat
punggung ibu atau membasuh muka ibu
Langkah VI : Implementasi
Langkah VI : Evaluasi
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif dalam
pelaksanaannya. Meliputi evaluasi tindakan yang dilakukan segera dan
evaluasi asuhan kebidanan yang meliputi catatan perkembangan. Untuk
pencatatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP.
1. SUBYEKTIF
Identitas
Nama: Untuk mengenal ibu dan suami (Handayani, 2017).
Umur: Semakin tua usia seorang ibu akan berpengaruh terhadap
kekuatan mengejan selama proses persalinan. Menurut Varney,
dkk (2007), usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di
bawah 20 tahun meningkatkan insiden preeklampsia dan usia
diatas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes melitus tipe II,
hipertensi kronis, persalinan yang lama pada nulipara, seksio
sesaria, persalinan preterm, IUGR, anomali kromosom dan
kematian janin (Handayani, 2017).
Suku/Bangsa: Asal daerah atau bangsa seorang wanita
berpengaruh terhadap pola pikir mengenai tenaga kesehatan, pola
nutrisi dan adat istiadat yang dianut (Handayani, 2017)
Agama: Untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat
membimbing dan mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai dengan
keyakinannya (Handayani, 2017).
Pendidikan: Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga
tenaga kesehatan dapat melalukan komunikasi termasuk dalam hal
pemberian konseling sesuai dengan pendidikan terakhirnya
(Handayani, 2017).
Pekerjaan: menurut (Hidayat dan Uliyah, 2008) Status ekonomi
seseorang dapat mempengaruhi pencapaian status gizinya
(Handayani, 2017). Hal ini dapat dikaitkan antara asupan nutrisi
ibu dengan proses penyembuhan masa nifas.
Alamat: Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam
melakukan follow up terhadap perkembangan ibu (Handayani,
2017).
Keluhan Utama: menurut (Mochtar, 2011), Rasa sakit pada perut
dan pinggang akibat kontraksi yang datang lebih kuat, sering dan
teratur, keluarnya lendir darah dan keluarnya air ketuban dari jalan
lahir merupakan tanda dan gejala persalinan yang akan dikeluhkan
oleh ibu menjelang akan bersalin (Handayani, 2017)
Riwayat Kehamilan : Untuk mengetahui beberapa kejadian
maupun komplikasi yang terjadi pada kehamilan sekarang
(Handayani, 2017)
Pola Pemenuhan Kebutuhan
Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan Cairan & Nutrisi
Kebutuhan Eliminasi
Kebutuhan Higyene
Kebutuhan Istirahat
2. OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum: Baik
2. Kesadaran: menurut (Hidayat dan Uliyah, 2008) Bertujuan untuk
menilai status kesadaran ibu. Composmentis adalah status
kesadaran dimana ibu mengalami kesadaran penuh dengan
memberikan respons yang cukup terhadap stimulus yang
diberikan (Handayani, 2017). c) Keadaan Emosional: Stabil.
3. Berat Badan: Bertujuan untuk menghitung penambahan berat
badan ibu.
4. Tanda-tanda Vital: menurut (Varney, dkk, 2007).Secara garis
besar, pada saat persalinan tanda-tanda vital ibu mengalami
peningkatan karena terjadi peningkatan metabolisme selama
persalinan. Tekanan darah meningkat selama kontraksi yaitu
peningkatan tekanan sistolik 10-20 mmHg dan diastolik 5-10
mmHg dan saat diantara waktu kontraksi tekanan darah akan
kembali ke tingkat sebelum persalinan. Rasa nyeri, takut dan
khawatir dapat semakin meningkatkan tekanan darah.
Peningkatan suhu normal adalah peningkatan suhu yang tidak
lebih dari 0,5° C sampai 1° C. Frekuensi denyut nadi di antara
waktu kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode
menjelang persalinan. Sedikit peningkatan frekuensi nadi
dianggap normal. Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan
masih normal selama persalinan (Handayani, 2017).
B. Pemeriksaan Fisik
1. Muka: menurut Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang
bervariasi pada wajah dan leher (Chloasma Gravidarum) akibat
Melanocyte Stimulating Hormon. Selain itu, penilaian pada muka
juga ditujukan untuk melihat ada tidaknya pembengkakan pada
daerah wajah serta mengkaji kesimetrisan bentuk wajah (Hidayat
dan Uliyah, 2008; (Handayani, 2017).
2. Mata: Menurut Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna
yang dalam keadaan normal berwarna putih. Sedangkan
pemeriksaan konjungtiva dilakukan untuk mengkaji munculnya
anemia. Konjungtiva yang normal berwarna merah muda. Selain
itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap pandangan mata yang
kabur terhadap suatu benda untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya pre-eklampsia (Handayani, 2017).
3. Payudara: akibat pengaruh hormon kehamilan, payudara menjadi
lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat,
puting payudara membesar, kehitaman dan tegak, areola meluas
dan kehitaman serta muncul strechmark pada permukaan kulit
payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi
kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran ASI
(Handayani, 2017).
4. Ekstremitas: Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks
patella menunjukkan respons positif (Handayani, 2017).
C. Pemeriksaan Khusus
1. Obstetri
a. Abdomen
Inspeksi : muncul garis-garis pada permukaan kulit perut (Striae
Gravidarum) dan garis pertengahan pada perut (Linea
Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating Hormon
(Handayani, 2017).
Palpasi :
Leopold 1, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil,
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapat
pada fundus (Handayani, 2017).
Leopold 2, menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,
menentukan letak punggung janin dan pada letak lintang,
menentukan letak kepala janin (Handayani, 2017).
Leopold 3, menentukan bagian terbawah janin dan menentukan
apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk ke pintu atas
panggul atau masih dapat digerakkan (Handayani, 2017).
Leopold 4, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan
menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh bagian
terbawah janin masuk ke pintu atas panggul (Handayani, 2017).
b. Tafsiran Tanggal Persalinan:
Bertujuan untuk mengetahui apakah persalinannya cukup bulan,
prematur, atau postmature (Handayani, 2017).
c. Tafsiran Berat Janin:
berat janin dapat ditentukan dengan rumus Lohnson, yaitu
(Handayani, 2017): Jika kepala janin belum masuk ke pintu atas
panggul Berat janin= (TFU – 12) × 155 gram Jika kepala janin
telah masuk ke pintu atas panggul Berat janin = (TFU – 11) ×
155 gram
d. Auskultasi:
Denyut jantung janin normal adalah antara 120-160 ×/menit
(Kemenkes RI, 2013; (Handayani, 2017).
e. Bagian Terendah:
Pada akhir trimester III menjelang persalinan, presentasi normal
janin adalah presentasi kepala dengan letak memanjang dan
sikap janin fleksi (Handayani, 2017).
f. Kontraksi:
Durasi kontraksi uterus sangat bervariasi, tergantung pada kala
persalinan ibu tersebut. Kontraksi pada awal persalinan
mungkin hanya berlangsung 15 sampai 20 detik sedangkan pada
persalinan kala I fase aktif berlangsung dari 45 sampai 90 detik
dengan durasi rata-rata 60 detik. Informasi mengenai kontraksi
ini membantu untuk membedakan antara konraksi persalinan
sejati dan persalinan palsu (Handayani, 2017).
2. Gynekologi
i. Ano – Genetalia
Inspeksi:
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
pelebaran pembuluh darah sehingga terjadi varises pada sekitar
genetalia. Namun tidak semua ibu hamil akan mengalami
varises pada daerah tersebut (Handayani, 2017). Pada keadaan
normal, tidak terdapat hemoroid pada anus serta pembengkakan
pada kelenjar bartolini dan kelenjar skene. Pengeluaran
pervaginam seperti bloody show dan air ketuban juga harus
dikaji untuk memastikan adanya tanda dan gejala persalinan
(Handayani, 2017).
ii. Vaginal Toucher:
Pemeriksaan vaginal toucher bertujuan untuk mengkaji
penipisan dan pembukaan serviks, bagian terendah, dan status
ketuban. Jika janin dalam presentasi kepala, moulding, kaput
suksedaneum dan posisi janin perlu dikaji dengan pemeriksaan
dalam untuk memastikan adaptasi janin dengan panggul ibu
(Handayani, 2017). Pembukaan serviks pada fase laten
berlangsung selama 7-8 jam. Sedangkan pada fase aktif dibagi
menjadi 3 fase yaitu fase akselerasi, fase dilatasi maksimal dan
fase deselerasi yang masing-masing fase berlangsung selama 2
jam (Handayani, 2017).
D. Pemeriksaan Penunjang
1) Hemoglobin: Selama persalinan, kadar hemoglobin
mengalami peningkatan 1,2 gr/100 ml dan akan kembali
ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama pasca
partum jika tidak kehilangan darah yang abnormal
(Handayani, 2017).
2) Cardiotocography (CTG): Bertujuan untuk mengkaji
kesejahteraan janin (Handayani, 2017).
3) USG: Pada akhir trimester III menjelang persalinan,
pemeriksaan USG dimaksudkan untuk memastikan
presentasi janin, kecukupan air ketuban, tafsiran berat
janin, denyut jantung janin dan mendeteksi adanya
komplikasi (Handayani, 2017).
4) Protein Urine dan glukosa urine: Urine negative untuk
protein dan glukosa (Handayani, 2017).
E. ASSESMENT
F. PENATALAKSANAAN
a. Kala I
1. Melakukan pengawasan menggunakan partograf,
meliputi mengukur tanda-tanda vital ibu,
menghitung denyut jantung janin, menghitung
kontraksi uterus, melakukan pemeriksaan dalam,
serta mencatat produksi urine, aseton, dan protein
(Handayani, 2017).
2. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu.
3. Mengatur aktivitas dan posisi ibu.
4. Memfasilitasi ibu untuk buang air kecil.
5. Menghadirkan pendamping ibu seperti suami
maupun anggota keluarga selama proses
persalinan.
6. Mengajari ibu tentang teknik relaksasi yang benar.
7. Memberikan sentuhan, pijatan, counterpressure,
pelvic rocking, kompres hangat dingin pada
pinggang, berendam dalam air hangat maupun
wangi-wangian serta mengajari ibu tentang teknik
relaksasi dengan cara menarik napas panjang
secara berkesinambungan untuk mengurangi rasa
nyeri yang dirasakan oleh ibu (Handayani, 2017).
8. Menginformasikan tentang perkembangan dan
kemajuan persalinan pada ibu maupun keluarga
(Handayani, 2017).
b. Kala II
Menurut (Handayani, 2017), penatalaksanaan
Kala II sebagai berikut
1) Menganjurkan ibu untuk mimilih posisi yang
nyaman saat bersalin.
2) Mengajari ibu cara meneran yang benar.
3) Melakukan pertolongan kelahiran bayi sesuai
dengan standar asuhan persalinan normal.
c. Kala III
Melakukan pertolongan kelahiran plasenta sesuai
dengan managemen aktif kala III yang tercantum
dalam asuhan persalinan normal (Handayani, 2017).
d. Kala IV
Menurut (Handayani, 2017), penatalaksanaan kala
IV sebagai berikut.
1) Melakukan penjahitan luka jika ada luka pada
jalan lahir.
2) Memfasilitasi ibu untuk memperoleh kebersihan
diri, istirahat dan nutrisi.
3) Melakukan observasi kala IV sesuai dengan
standar asuhan persalinan normal.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Alasan Datang
Ibu mengatakan mau bersalin.
Keluhan Utama
Riwayat Perkawinan
Menikah Ke : satu
Riwayat Kesehatan
Pola Kebiasaan
1. Nutrisi
Makan terakhir : pada pukul 15.00 dengan menu nasi 1 centong, sayur
sup, dan lauk ayam 1 potong.
Minum terakhir : minum air putih pada jam 17.25
2. Pola eliminasi
BAK kurang lebih 6 kali per hari, warna kuning jernih
Ibu BAK terakhir pada jam 17.10
BAB 1-2 kali/hari karakteristik lunak dan encer
Ibu BAB terakhir pada jam 06.00
3. Pola istirahat
Ibu tidur selama 5 – 6 jam dan bangun pada pukul 06.00, Ibu tidak bisa
tidur siang karena merasa kencang kencang.
Riwayat Psikososial
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Fisik
Abdomen :
Leopold I : Teraba bulat lunak, tidak melenting di fundus uteri, tfu : 3 jari
dibawah prosesus xypoideus
Leopold II : Teraba keras dan memanjang seperti papan disebelah kanan
serta teraba bagian-bagian kecil janin disebelah kiri
Leopold III : teraba bulat, keras, bagian terendah janin tidak dapat
digoyangkan
Leopold IV : teraba konvergen, menandakan sebagian besar bagian
terdahulu memasuki pintu panggul
WHO : (3/5)
Mc donald : 33 cm
Taksiran Berat Janin : Berat janin = (TFU-12) x 155 gram
= (33-12) x 155 gram
= (21) x 155 gram
= 3.255
Bagian terendah : kepala
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan dalam
VI. Implementasi
Tanggal : 17 September 2022 Jam : 17.30
1. Menjelaskan mengenai hasil keadaan ibu yaitu tanda tanda vital normal
tidak ada masalah, dan memberitahu ibu memasuki masa persalinan dengan
ditandai pembukaan 8cm.
2. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil secara mandiri jika ingin buang air
kecil
3. Memberikan sentuhan pada perut dan counterpressure pada pinggang ibu
saat ada kontraksi untuk mengatasi ketidaknyamanan pada ibu.
4. Memberikan penjelasan mengenai teknik relaksasi yang benar pada ibu
yaitu mengajarkan Teknik bernafas Panjang melalui hidung dan membuang
nafas dari mulut perlahan.
5. Memberikan dukungan dan semangat pada ibu bahwa ibu pasti bisa
melewati persalinan secara normal, dengan memberikan pujian kepada ibu
dan menemani ibu.
6. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik jika sudah diperbolehkan untuk
meneran
7. Memberikan ibu minum dan makan saat disela sela kontraksi.
8. Menyuruh ibu untuk tidur dengan posisi miring kiri
9. Melakukan observasi kala 1 persalinan sesuai standar yang berlaku dan
menilai kemajuan persalinan menggunakan partograf dengan memeriksa ttv
dan djj berkala
10. Menyiapkan peralatan pertolongan persalinan, baju bayi dan baju ganti ibu
dengan menyusun baju ganti ibu dan bayi secara ergonomis
VII. Evaluasi
a. Ibu telah mengetahui Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan kondisinya saat
ini telah memasuki masa persalinan
b. Ibu dapat buang air kecil secara mandiri
c. Ibu merasa tenang dan nyaman dengan sentuhan dan pijatan yang dilakukan
penolong
d. Ibu dapat mempraktekan Teknik relaksasi dengan baik
e. Ibu merasa semangat dan yakin bisa menjalani proses persalinan ini secara
normal
f. Dari hasil pemeriksaan dan pemantauan kondisi ibu dan janin baik
g. Peralatan pertolongan serta baju bayi dan ganti ibu telah siap sebelum
pertolongan persalinan
CATATAN PERKEMBANGAN KALA II
tanggal : 17 September 2022
Tempat : PMB Lilik Agustina
Jam : 18.00
SUBYEKTIF : ibu ingin buang air besar dan merasa dorongan ingin meneran yang
tak tertahankan
OBYEKTIF
a. vulva tampak membuka
b. Perineum menonjol
c. Terdapat tekanan pada anus
Tanda – tanda Vital:
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Nadi : 85 ×/menit
Pernapasan : 20 ×/menit
Suhu : 37° C
d. Kontraksi : 10’- 5 – 45”
e. Auskultas : DJJ 132 ×/menit
f. Vaginal Toucher: : jam 18.00 dilakukan oleh bidan
V/V : cairan, normal, Portio tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Eff : Tidak teraba
Ketuban :pecah spontan, jernih
Bagian Terdahulu : kepala
Hodge : H III
Mollase :Tidak ada Molase
Denominator : uuk arah jam 12.
Pengeluaran Pervaginam: Darah (± 15 cc).
ASSESMENT
G2P1001 A0 UK 41 – 42 T/H/I Inpartu kala II, ibu dan janin dalam keadaan baik
PENALATAKSANAAN
Tanggal: 17 September 2022 jam : 18.00
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah
lengkap dan bayi akan segera lahir
2. Memeriksa kelengkapan partus set, memakai APD, mencuci tangan, memakai
sarung tangan
3. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai
sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik
4. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
5. Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
6. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan
rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua
tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
7. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160x/menit)
8. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu
klien dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
9. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu klien ke posisi setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan klien merasa nyaman)
10. Laksanakan bimbingan meneran pada saat klien merasa ada dorongan kuat untuk
meneran:
11. Anjurkan klien untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman,
jika klien belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
12. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut klien, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
13. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong klien
14. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
15. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
16. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan klien untuk meneran perlahan atau bernapas
cepat dan dangkal
17. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
18. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan
klien untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah
bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
19. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum klien untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
20. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum klien untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
21. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan klien jari dan jari-jari lainnya).
E/ Bayi lahir pukul 18.28 menangis kuat, gerak aktif dan tidak ada kesulitan
bernafas
22. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain
yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
23. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal).
CATATAN PERKEMBANGAN KALA III
Tanggal: 17 september 2022
Jam : 18.29
SUBYEKTIF
Ibu merasa lega dan senang bayinya telah lahir, perut masih terasa mules
OBYEKTIF
Bayi lahir pukul 18.28, bayi menangis kuat TFU: setinggi pusat, uterus teraba keras,
tidak ada janin kedua, kandung kemih kosong
Terlihat tanda pelepasan plasenta:
a. Tali pusat memanjang
b. Ada semburan darah
c. Terdapat rupture perineum derajat II
ASSESMENT
P2002 A000 Inpartu kala III
PENATALAKSANAAN
a. Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin untuk mengeluarkan plasenta,
menyuntikkan oksitosin di paha kanan anterolateral ibu pada (1 menit setelah bayi
lahir)
Evaluasi: ibu bersedia dan telah disuntikkan oksitosin di paha kanan anterolateral
ibu
b. Klem tali pusat menggunakan umbilical cord klem 3 cm dari perut bayi dan 2 cm
dari klem pertama kemudian memotong diantaranya
Evaluasi: tali pusat telah diklem dan dipotong
c. Menaruh bayi di dada ibu untuk IMD dan memakaikan topi:
Evaluasi: IMD telah berhasil dilakukan
d. Memindah klem 5-10 cm di depan vulva, dan mengecek kontaksi disertai
dorongan dorso kranial saat ada kontraksi serta melakukan PTT (peregangan tali
pusat)
Evaluasi : PTT telah dilakukan tali pusat semakin memanjang
e. Melahirkan plasenta ketika plasenta muncul di introitus vagina, dan memutar
plasenta hingga selaput terpilin
Evaluasi : plasenta telah lahir spontan pada pukul 18.39
f. Masase uterus hingga berkontraksi
Evaluasi : kontraksi baik tidak ada pedarahan
g. Evaluasi perdarahan dan laserasi perineum serta penjahutan laserasi, perdarahan ±
100cc, terdapat laserasi rupture perineum derajat 2, dilakukan penjahitan rupture
dengan Teknik jelujur oleh Bd. Lilik dengan anastesi lidocaine.
h. Memeriksa kelengkapan plasenta, selaput dan kotiledon bagian ibu dan bayi
lengkap, ketebalan ±3 cm, diameter 21 cm, Panjang tali pusat 50 cm
Evaluasi : plasenta utuh
i. Mengevaluasi kontraksi, kontraksi baik, uterus keras, mengajarkan ibu masase
uterus Ketika uterus terasa lembek
Evaluasi : kontraksi telah di periksa dan dalam keadaan baik. Ibu dapat
mempraktekkan massase uterus mandiri
CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV
Tanggal: 17 September 2022
Jam : 18.50
SUBYEKTIF
Ibu merasa lega bayi dan plasenta telah lahir
OBYEKTIF
Plasenta lahir (kotiledon dan selaput lengkap pukul 18.39, kontraksi uterus baik, TFU
2 Jari bawah pusat, bayi masih IMD
ASSESMENT
P2002 Ab000 inpartu kala IV, ibu dan bayi dalam kondisi baik
PENATALAKSANAAN
1. Memastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan
2. Mencelupkan sarung tangan dalam larutan klorin dan DTT
3. Memeriksa kandung kemih dan mengosongkannya
4. Mengajarkan ibu dan keluarga memeriksa kontraksi uterus dan melakukan masase
jika kontraksi tidak baik
5. Mengevaluasi jumlah perdarahan
6. Menghitung nadi ibu
7. Memantau keadaan bayi
8. Membersihkan ibu dengan air DTT, membantu memakaikan ibu pakaian dan
memastikan ibu merasa nyaman
9. Menempatkan seluruh alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
10. Membersihkan sampah (kassa) yang terkontaminasi
11. Mendekontaminasi tempat persalinan
12. Membersihkan dan melepas sarung tangan secara terbalik
13. Mencuci tangan
14. Melakukan pemantauan kala IV pada ibu sesuai tabel pada lembar partograph dan
dokumentasi
CATATAN KELAHIRAN BAYI
Bayi telah lahir tanggal : 17 September 2022
Pukul : 19.29 WIB
SUBYEKTIF
Ibu merasa senang bayinya telah lahir dengan normal dengan keadaan sehat langsung
menangis kuat
OBYEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
BBL : 3000 gram
LK : 31 cm
LD : 32 cm
LILA : 12 CM
PBL : 50 cm
Suhu : 36,8℃
Jenis Kelamin : Perempuan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a) Kepala : caput succedaneum (-), cepal hematoma (-), terdapat ubun ubun kecil
dan ubun ubun besar
b) Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
c) Muka : tidak pucat, tidak ikterus
d) Hidung : pernafasan cuping hidung (-), tidak ada sekret
e) Mulut : tidak kering, tidak pucat, labioplalatoskisis (-) dan labioskisis (-)
f) Dada : tidak ada retraksi dinding dada, normal chest
g) Abdomen : tali pusat tertutup kasa, tampak tali pusat bersih dan tidak layu
h) Genetalia : labia mayora menutupi labia minora terdapat lubang uretra
i) Anus : terdapat lubang anus, mekonial (+)
j) Ekstremitas : Atas flexi gerak aktif, bawah flexi gerak aktif
Auskultasi
a) Dada : ronchi (-), wheezing (-), tidak ada retraksi dada
Perkusi
Abdomen : kembung (-)
Refleks
Moro : tangan dan kaki bergerak kearah sumbu tubuh (+)
Sucking : menghisap putting ketika ditempatkan dimulut bayi. (+)
Swallowing : bayi dapat menelan Asi. (+)
Babinski : jempol mengarah keatas dan jari kaki alinnya menyebar (+)
Rooting : bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi (+)
Plantar : Jari-jari bayi akan menekuk ke bawah bila jari diletakkan di dasar
jari-jari kakinya (+)
Palmar : jari bayi melekuk di sekeliling berada pada genggamannya seketika
bila jari diletakkan ditelapak tangan
Tonickneck : bayi dapat menoleh ke kanan dan ke kiri (+)
ASSESMENT
By. Ny R usia 1 jam neonatus cukup bulan
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bayi
Evaluasi: kondisi bayi baik
2. Menjaga suhu bayi agar tetap hangat
Evaluasi: bayi terhindar dari resiko hipotermi
3. Memberikan salep mata pada mata kiri dan kanan
Evaluasi: salep telah diberikan dan ibu diberitahu untuk tidak mengusapnya
4. Melakukan perawatan tali pusat
Evaluasi: perawatan tali pusat telah dilakukan ibu diajari cara merawat tali
pusat di rumah
5. Memberikan suntik vitamin K 1 mg
6. Memberikan pakaian lengkap pada bayi
Evaluasi: bayi telah dirapikan dan diberikan kepada keluarga dan pindah ke
ruang nifas.
7. Membantu bayi menyusu pada ibu dengan posisi dan pelekatan yang benar
Evaluasi: ibu paham cara pelekatan yang benar
8. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
Evaluasi : tangan sudah bersih dan kering
9. Melengkapi partograph
Evaluasi: dokumentasi telah dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 17 September 2022 pukul 17.30 WIB, Ny. R datang ke PMB
Lilik Agustina, ibu mengeluh mules sejak jam 06.00 dan telah keluar lendir
bercampur darah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil pada Ny. S
akan menjalani proses persalinan dengan ditandai pembukaan 8 cm. Pada pukul
18.00 WIB, portio tipis lunak, pembukaan serviks 10 cm, dan bagian terbawah
janin sudah berada di Hodge II. Suami mendampingi ibu selama proses
persalinan. Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan
lengkap (10 cm) pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam,
sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
A. KALA II
Pada pukul 18.00 WIB ketuban ibu pecah spontan, ibu merasa ingin BAB dan
sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu adanya dorongan meneran, tekanan pada
anus, perineum menonjol dan vulva membuka. Pimpinan persalinan dengan
asuhan sayang ibu dan bayi. Kemudian bayi lahir bugar, tidak ada kelainan,
selanjutnya dilakukan mengeringkan bayi dari air ketuban, menyelimuti bayi,
meletakkan bayi di dada ibu dan IMD berlangsung kurang lebih 1 jam.
Menurut (Rohani, 2011).Pembukaan lengkap ditegakkan dengan periksa
dalam atau bila kepala janin sudah nampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.
Tanda-tanda kala II adalah perasaan ingin mengejan, anus dan vulva membuka,
perineum menonjol, lendir darah makin banyak (Yanti, 2015).
B. KALA III
Kala III dilakukan sesuai dengan Manajemen Aktif Kala III (MAK III).
Plasenta lahir pada pukul 18.39 WIB. Pemeriksaan plasenta lengkap dan tidak
ada yang tertinggal. Memastikan tidak ada janin kedua dan tali pusat terlihat di
vulva, lalu menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM. Saat terlihat tali pusat
semakin memanjang, perubahan bentuk uterus menjadi bulat dan keras, adanya
semburan darah tiba-tiba, hal tersebut merupakan tanda-tanda dari pelepasan
plasenta yang terjadi pada kala III (Yanti, 2015).
Melakukan MAK III berlangsung 5-30 menit. Dilakukan MAK III untuk
mencegah perdarahan, dan mengurangi kehilangan darah pada kala III dengan
menyuntikkan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan
penegangan tali pusat terkendali (PTT), masase fundus uteri, melihat tanda-tanda
pelepasan seperti tali pusat semakin memanjang serta adanya semburan darah,
dan memeriksa kelengkapan plasenta, sebagai tindakan antisipasi apabila ada sisa
plasenta baik bagian kotiledon maupun selaputnya (Rohani, 2011).
Asumsi penulis proses kala III ibu berlangsung 10 menit, hal ini menunjukkan
tidak ada kesenjangan sesuai dengan teori. Saat melakukan pertolongan
persalinan kala III berlangsung dengan baik.
C. KALA IV
Pemantauan kala IV selama 2 jam pertama adalah tanda-tanda vital Ny. R
normal, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
tidak ada laserasi, total perdarahan 20 cc.
Kala IV adalah masa 2 jam setelah plasenta lahir, oleh sebab itu dibutuhkan
pengawasan yang intensif terhadap Ny. R, pengawasan terhadap Ny.R dilakukan
2 jam post partum yaitu 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua (Rohani, 2011).
Perdarahan normal jika jumlah darah kurang dari 400-500 cc dan kalau ibu
mengelami syok hipovolemik maka ibu telah kehilangan darah sampai 50%
(Walyani, 2014).
Asumsi penulis terbukti dengan adanya observasi dan tindakan serta asuhan
yang tepat dari awal persalinan hingga bayi dapat lahir, menjadikan keseluruhan
persalinan Ny. R berjalan dengan normal dan baik, kelancaran persalinan ini juga
berkat adanya kerjasama yang baik dari ibu mau mengikuti anjuran yang
diberikan bidan. Hasil pemantauan tidak ada kesenjangan antara teori dengan
kenyataan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Ny R G2 P1001 Ab000 UK 41 – 42 Minggu Janin T/ H / I dengan
asuhan persalinan normal datang pada pukul 17.30 mengatakan merasa
kenceng kenceng sejak jam 06.00 serta keluar lender dari jalan lahir.
Lalu pada pukul 18.00 ibu sudah memasuki kala II ditandai dengan
adanya pembukaan lengkap, lendir darah, serta ditandai adanya
dorongan meneran, tekanan pada anus, dan vulva membuka, lalu bayi
lahir spontan pukul 18.28 menangis kuat dan gerak aktif setelah bayi
lahir ibu memasuki kala III pada pukul 18.29 ditandai dengan adanya
semburan darah dan tali pusat memanjang, plasenta lahir pada pukul
18.39. ibu memasuki kala IV pada pukul 18.50, dilakukan pada saat
ibu sudah nyaman.
2) Ny.R GII PI001 Ab000 UK 41 - 42 Minggu janin T/H/I dengan
persalinan normal
3) Tidak ada masalah potensial pada Ny R
4) Tidak ada tindakan dan kebutuhan segera pada Ny R
5) perencanaan yang dilakukan pada Ny R berikan asuhan kala I dengan
mengajarkan ibu relaksasi dan pengaturan nafas yang benar,
melakukan pertolongan persalinan normal saat sudah memasuki kala II
dan melakukan asuhan kala III yaitu melahirkan plasenta setelah
plasenta lahir melakukan asuhan kala IV dengan mengobservasi pada
2 jam setelah persalinan.
6) Implementasi yang dilakukan pada Ny R berdasarkan perencanaan
memberikan asuhan kala I dengan mengajarkan ibu relaksasi dan
pengaturan nafas yang benar, melakukan pertolongan persalinan
normal saat sudah memasuki kala II dan melakukan asuhan kala III
yaitu melahirkan plasenta setelah plasenta lahir lalu melakukan asuhan
kala IV dengan mengobservasi pada 2 jam setelah persalinan.
7) Evaluasi pada Ny R yaitu ibu sudah dilakukan asuhan kala I dengan
hasil pemeriksaan pembukaan 8cm pada pukul 17.30, dan dilakukan
pemeriksaan dalam kembali pada pukul 18.00 dengan hasil
pembukaan lengkap dan ibu sudah memasuki kala II, bayi lahir pada
pukul 18.28 menangis kuat dan gerak aktif, lalu ibu memasuki kala III
dan plasenta lahir pada pukul 18.38 plasenta lahir lengkap tidak ada
sisa plasenta yang tertinggal, selanjutnya ibu dilakukan asuhan kala IV
pada pukul 18.50 dilakukan saat ibu sudah merasa nyaman
5.2 Saran
- Untuk Pasien
Pasien dapat menjadikan pengetahuan yang didapat pada pengalaman
asuhan persalinan normal yang dialaminya sebagai pembelajaran
kedepan jika menghadapi keadaan yang serupa.
- Untuk Penulis
Diharapkan dari hasil studi kasus ini dapat meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
asuhan persalinan normal.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, Jense. 2015. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Dinkes Jateng. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2017. Dinkes
Jateng. Semarang
Mochtar, R. 2015. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Rohani, dkk. (2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba
Medika