Anda di halaman 1dari 67

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PERSALINAN NORMAL

NY ‘S’ GIII PII00II AB000 UK 40 – 41 MINGGU JANIN T / H / I

DI PMB LILIK AGUSTINA

DISUSUN OLEH

BERLIANA AISYAH VISTARA

P17310203079

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S GIII PII00II Ab000 DENGAN
ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI PMB LILIK AGUSTINA

Mahasiswa,

Berliana Aisyah Vistara

Dan disetujui serta disahkan oleh:

Perseptor Akademik, Perseptor Lahan

Hening Ryan, SST.,M.keb Lilik Agustina., S.tr.,Keb.,Bd.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang
dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut dapat
dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi
letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau
pertolongan, serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Sondakh, 2013). Persalinan
merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau
bukan jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Mutmainnah et al., 2017).
Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu
sebanyak 303.000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar
235 per 100.000 kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Menurut Data
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2002-2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007-
2012. Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan pada tahun 2012-
2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup dan jumlah kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2019 yaitu sebanyak 4.221 kasus (Kemenkes RI, 2019).
Angka Kematian Ibu di Jawa Timur mengalami kenaikan di tahun
2020 ini. Hal ini disebabkan karena adanya pembatasan kunjungan
pemeriksaan kehamilan sehingga penapisan ibu hamil risiko tinggi kurang
maksimal, ada beberapa kabupaten/kota jumlah persalinan yang ditolong
dukun yang meningkat dari tahun sebelumnya, banyak ibu hamil yang
seharusnya dilakukan persalinan di fasyankes rujukan, tapi dilakukan di
fasyankes primer karena terbatasnya bed di RS, adanya pandemi covid-19,
sehingga penyebab kematian ibu kasus lain-lain (konfirmasi Covid-19)
berjumlah 56 orang yang memberi kontribusi naiknya jumlah kematian ibu,
beberapa kab/kota yang tidak melakukan AMP minimal 1x tiap tribulan
karena adanya pandemi Covid-19.
Menurut data yang tercantum, pada tahun 2021 di wilayah puskesmas
lawang ada 7 kematian Ibu, 5 disebabkan kehamilan dengan covid- 19 dan 2
disebabkan perdarahan post partum.
Penyebab kasus AKI yang sering terjadi biasanya karena tidak
mempunyai akses ke pelayanan, kesehatan ibu yang tidak berkualitas,
terutama pelayanan kegawat daruratan tepat waktu yang dilatar belakangi oleh
terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat
mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di
fasilitas kesehatan. Penyebab kematian yang pertama adalah pre eklamsi/
eklamsi, yang kedua perdarahan, dan penyebab kematian lain-lain seperti
gangguan peredaran darah (penyakit jantung dan strok), gangguan
metabolisme (DM dan gagal ginjal), gangguan pernafasan (Sesak nafas dan
Asma), gangguan pada hepar (Hepatomegali, Hiperbilirubin, Faty Liver).
(Profil Kesehatan Jateng, 2018)
Upaya penurunan AKI merupakan salah satu target Kementerian
Kesehatan. Beberapa program yang telah dilaksanakan antara lain Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Bantuan 15
Operasional Kesehatan (BOK) ke puskesmas di kabupaten/kota; safe
motherhood initiative, program yang memastikan semua perempuan
mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama
kehamilan dan persalinannya (tahun 1990); dan Gerakan Sayang Ibu pada
tahun 1996 (Mi’raj, 2017).

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui secara teori mengenai asuhan kebidanan persalinan normal di
PMB Lilik Agustina
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif terhadap Ny S
dengan asuhan persalinan normal di PMB Lilik Agustina
b. Melaksanakan interpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada Ny S dengan asuhan persalinan normal di
PMB Lilik Agustina
c. Menentukan identifikasi diagnosa potensial pada asuhan kebidanan
terhadap Ny S dengan asuhan persalinan normal di PMB Lilik
Agustina
d. Melaksanakan antisipasi tindakan dan penanganan segera pada Ny S
dengan asuhan persalinan normal di PMB Lilik Agustina
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada Ny S dengan asuhan
persalinan normal di PMB Lilik Agustina
f. Melaksanakan rencana asuhan yang efisien dan aman sesuai dengan
susunan asuhan kebidanan pada Ny S dengan asuhan persalinan
normal di PMB Lilik Agustina
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny S
dengan asuhan persalinan normal di PMB Lilik Agustina

1.3 Manfaat
a. Umum
Menambah wawasan dan menambah ilmu pengetahuan mengenai
asuhan kebidanan persalinan normal serta menjadi pedoman ilmu dalam
melakukan asuhan kebidanan persalinan normal

b. Khusus
- Untuk Pasien
Diharapkan dengan diberikannya asuhan kebidanan persalinan normal
tidak terjadi komplikasi terhadap ibu dan janin.
- Untuk Penulis
Untuk menambah wawasan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan
mengaplikasikan teori di lapangan, yang sebelumnya telah diperoleh
selama perkuliahan, sehingga dapat menerapkan manajemen asuhan
kebidanan asuhan kebidanan persalinan normal sesuai dengan standart
profesi kebidanan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Persalinan

A. Definisi

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan


janin turun ke dalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui
jalan lahir atau bukan jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri). Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit
(Mutmainnah et al., 2017).
Persalinan dapat disebut normal apabila berlangsung tidak lebih dari
24 jam. Apabila lebih dari 24 jam, maka persalinan tersebut harus dibantu
dengan alat medis sehingga menyebabkan persalinan abnormal. Dalam
persalinan ini ada tiga faktor yang berpengaruh pada kelancaran persalinan
yakni kekuatan calon buta saat mengejan, keadaan jalan lahir dan keadaan
janin. Bila ketiganya dalam keadaan baik, maka persalinan normal pun akan
terjadi (Putra, 2016).

B. Jenis Persalinan
Berikut merupakan jenis persalinan:
1. Persalinan pervaginam
Persalinan pervaginam disebut dengan persalinan spontan.
Persalinan spontan adalah proses pengeluaran janin secara spontan melalui
pervaginam dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun janin. Persalinan normal dimulai dengan kala I
persalinan yang didefiniskan sebagai permulaan kontraksi secara adekuat
yang ditandai dengan perubahan serviks yang progresif dan diakhiri
dengan pembukaan lengkap.
2. Persalinan Bedah Sesar
Persalinan bedah sesar termasuk kedalam persalinan buatan.
Persalinan bedah sesar dikenal dengan istilah Sectio Caesarea (SC). Jenis
persalinan ini menjadi pilihan ketika bayi dalam kendungan memiliki
berat lebih dari 4 kilogram, partus lama, disproporsi sepalo pelvik,
panggul sempit, gawat janin dan indikasi lainnya.
C. Tanda – Tanda Persalinan
Berikut merupakan tanda tanda persalinan (Kurniarum, 2016)
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi
sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering
diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.
b. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium
kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan
kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul.
Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga
merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.
c. Braxton hicks
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu
diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini
bersifat:
1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
2) Tidak teratur
3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya
waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang
4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
d. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan
bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak,
kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa menunjukkan telah
terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk
masing masing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi
pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih dalam
keadaan tertutup.
e. Energy sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28
jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya
merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati
satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh.
Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya
seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah,
dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga
menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan
sulit.
f. Gastrointestinal upset
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap
sistem pencernaan.
2. Tanda pasti persalinan
a. Timbulnya kontraksi uterus
- Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan.
- Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
- Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
- Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan
cervix.
- Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang
terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan
pembukaan serviks.
b. Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis
keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini
disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah
segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.
d. Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari
jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin
robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau
hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda
yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada
pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek
sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan
mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

D. Faktor Penting Persalinan


Menurut Saragih (2017), ada beberapa faktor penting yang
mempengaruhi jalannya persalinan normal yaitu Power, Passage,
Passenger, Psikos ibu bersalin dan Penolong persalinan:
1. Power (tenaga)
Merupakan kekuatan yang mendorong janin untuk lahir.
Dalam proses kelahiran bayi terdiri dari 2 jenis tenaga, yaitu
primer dan sekunder
a. Primer: berasal dari kekuatan kontraksi uterus (his) yang
berlangsung sejak muncul tanda-tanda persalinan hingga
pembukaan lengkap
b. Sekunder: usaha ibu untuk mengejan yang dibutuhkan setelah
pembukaan lengkap
2. Passanger (janin)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalat
faktor janin, yang meliputi berat janin, letak janin, posisi sikap
janin, serta jumlah janin. Pada persalinan normal yang berkaitan
dengan janin antara lain: janin bersikap fleksi dimana kepala,
tulang punggung dan kaki berada dalam keadaan fleksi dan lengan
bersilang di dada. Taksiran berat janin normal adalah 2500 – 3500
gram dan DJJ normal yaitu 120 – 160 x/mnt.
3. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yaitu bagian tulang
padat, dasar panggul, vagina dan introitus vagina (lubang luar
vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot
dasar panggul ikut menunjang keluarga bayi, tetapi panggul ibu
jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Oleh karena itu,
ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan
dimulai.

4. Psikis Ibu
Pada umumnya persalinan dianggap hal yang menakutkan
karena disertai nyeri yang hebat, bahkan terkadang menimbulkan
kondisik fisik dan psikis yang mengancam jiwa. Dalam proses
persalinan normal khususnya ibu yang disertai dengan perjuangan dan
upaya nya harus meyakini bahwa ia mampu menjalanin proses
persalinan dengan lancar. Keyakinan positif sangan diperlukan bagi
ibu karena keyakinan tersebut akan menjadi kekuatan yang sangat
besar saat berjuang mengeluarkan bayi. Sebaliknya, jika ibu tidak
semangat atau mengalami ketakutan berlebih maka akan membuat
proses persalinan semakin sulit.
5. Penolong persalinan
Orang yang berperan sebagai penolong persalinan adalah
petugas kesehatan yang memiliki legalitas dalam menolong
persalinan. Petugas kesehatan yang memberi pertolongan persalinan
dapat menggunakan alat pelindung diri serta melakukan hand hygiene
untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.
E. Tahapan Persalinan (Kala 1-4)
Tahapan persalinan dibagi dalam 4 fase atau kala (Oktarina, 2016):
1. Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his,
kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuar sehingga parturien
masih dapat berjalan-jalan. Proses pembukaan serviks sebagai akibat
his dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
a. Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b. Fase aktif
1) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm
2) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
3) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali dalam
waktu 3 jam dari pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
2. Kala II
Kala II disebut dengan kala pengeluaran. Tanda-tanda dari kala II:
a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit dengan
durasi 50 sampai 100 detik
b. Menjelang akhir 1 ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendeteksi lengkap diikuti
keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus frankenhauser
d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala
bayi sehingga terjadi: kepala membuka pintu, subocciput
bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun
besar, dahi, hidung dan muka serta kepala seluruhnya
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala pada punggung
f. Setelah putar paksi luar berlangsungm maka persalinan bayi
ditolong dengan jalan:
1) Kepala dipegang pada osocciput dan dibawah dagu, ditarik
cunam kebawah untuk melahirkan bahu belakang
2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan
sisa badan baui
3) Bayi lahir diikuti oleh air ketuban
g. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan
pada multipara rata-rata 0,5 jam
3. Kala III
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai
10 menit. Setelah lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan
plasentanya pada lapisan nitabusch, karena sifat retraksi otot
rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan
memperhatikan tanda-tanda:
1) Uterus menjadi budar
2) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen
bawah rahim
3) Tali pusat bertambah panjang
4) Terjadi perdarahan.
4. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
pendarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan adalah: pemeriksaan tanda-tanda vital,
kontraksi uterus dan perdarahan.
F. Komplikasi
Menurut Pulungan et al. (2020), komplikasi pada persalinan dibagi
menjadi komplikasi persalinan kala I – kala II dan kala III – kala IV, dengan
uraian sebagai berikut:
1. Komplikasi persalinan kala I dan kala II
1) Malposisi
Malposisi merupakan posisi abnormal verteks kepala janin
(dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu.
Komplikasi malposisi ini memiliki 2 jenis yaitu: Posisi oksiput
posterior dan Posisi oksiput lintang.

2) Malpresentasi
Malpresentasi adalah meliputi semua presentasi selain
verteks. Faktor predisposisi malpresentasi adalah wanita multipara,
kehamilan gomelli, polihidramnion, plasenta previa, kelainan bentuk
uterus atau terdapat mioma uteri, partus preterm.

2. Komplikasi persalinan kala III dan kala IV


1) Perdarahan post partum
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan yang
melebihi 500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau
setelah persalinan kala III. Perdarahan yang lebih dari normal
disebutkan adannya perubahan tanda vital, pasien mengeluh lemah,
berkeringan dingin, mengigil, hiperpnea, sistolik < 90 mmHg, nadi
>100 x/menit, kadar HB < 8 g/dl.
2) Inversio Uteri
Inversio uteri adalah keadaan fundus uteri terbalik sebagian
atau seluruhnya ke dalam kavum uteri. Uterus dikatakan
mengalami inverse jika bagian dalam menjadi diluar saat
melahirkan plasenta. Inversio uteri ditandai dengan tanda syok
karena kesakitan, perdarahan banyak bergumpal, di vulva
endometriom terbalik dengan atau tanpa plasenta yang masih
melekat, uterus mengalami iskemia.
3) Syok Obstetrik
Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi
darah ke dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan yang tidak mampu
mengeluarkan hasil metabolisme (Kurniarum, 2016).

G. Penatalaksanaan/Penanganan
Menurut Suprapti & Mansur (2018), pada buku Buku Ajar Praktik
Klinik Kebidanan II Penatalaksaan persalinan normal diuraikan sebagai
berikut:
1. Penatalaksanaan Kala I
1) Memberi dukungan emosional
2) Membantu pengaturan posisi ibu
3) Memberikan cairan dan nutrisi
4) Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur
5) Monitpring kemajian persalinan (observasi)
6) Persiapan pertolongan (bila sudah memasuki fase aktif)
2. Penatalaksanaan Kala II
1) Pengisian format asuhan kebidanan pada ibu
2) Pemelengkapi pendokumentasian kemajuan persalinan
3) Kemajuan persalinan
4) Pembukaan Servik
5) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
6) Garis waspada dan garis bertindak
7) Jam dan waktu persalinan
8) Kontraksi uterus
9) Obat-obatan dan cairan yang diberikan
10) Kondisi ibu
11) Tanda-tanda vital ibu
12) Volume urin, protein dan aseton.
13) Persiapan penolong (APD)
14) Persiapan tempat persalinan, alat dan bahan
15) Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
16) Persiapan ibu dan keluarga
3. Penatalaksanaan Kala III
1) Pemberian hsuntukan oksitosin dalam 1 menit pertama bayi lahir
2) Melakukakn penegangan tali pusat terkendali (PTT)
3) Melakukan massase fundus uteri
4. Penatalaksanaan Kala IV
Setelah Anda dapat mentukan diagnosa dari kala IV, selanjutnya
Anda akan melakukan penatalaksaaan kala IV. Tujuan dari
implementasi asuhan kala IV adalah untuk memastikan ibu dan bayi
berada dalam kondisi stabil serta mendeteksi dini komplikasi pasca
bersalin dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan
stabilisasi. Untuk melakukan ini petugas dapat mempergunakan
lembar kedua dari partograf (kala IV) yang dilakukan ibu setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua dan
juga kondisi dari b\\ayi baru lahir.
2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan Normal

Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai


sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien (Varney, 2007).

. A. Data Subjektif

Data Subjektif adalah data yang didapat berdasarkan persepsi dan


pendapat klien tentang masalah kesehatan mereka. Sumber data
pengkajian dapat berasal dari anamnesa klien, keluarga dan orang
terdekat, anggota tim perawatan kesehatan, catatan medis, dan catatan
lainnya.

1. Biodata

Nama Klien : untuk mengetahui identitas klien dan memudahkan


pelayanan kesehatan/ rumah sakit serta sebagai catatan
apakah klien pernah dirawat di salah satu tempat
tersebut atau tidak.

Nama Suami :untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam


pembiayaan dan pemberian persetujuan tindakan medis
atau perawatan.

Umur : Semakin tua usia seorang ibu akan berpengaruh


terhadap kekuatan mengejan selama proses persalinan.
Menurut Varney, dkk (2007), usia di bawah 20 tahun
dan diatas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap
sejumlah komplikasi. Usia di bawah 20 tahun
meningkatkan insiden pre-eklampsia dan usia diatas 35
tahun meningkatkan insiden diabetes melitus tipe II,
hipertensi kronis, persalinan yang lama pada nulipara,
seksio sesaria, persalinan preterm, IUGR, anomali
kromosom dan kematian janin.

Agama :Untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat


membimbing dan mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai
dengan keyakinannya.

Suku Bangsa :Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh


terhadap pola pikir mengenai tenaga kesehatan dan adat
istiadat yang dianut.

Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga tenaga


kesehatan dapat melalukan komunikasi dengan istilah
bahasa yang sesuai dengan pendidikan terakhirnya,
termasuk dalam hal pemberian konseling.

Pekerjaan : Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi


pencapaian status gizinya (Hidayat dan Uliyah, 2018).
Hal ini dikaitkan dengan berat janin saat lahir. Jika
tingkat sosial ekonominya rendah, kemungkinan bayi
lahir dengan berat badan rendah.

Alamat :Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan


dalam melakukan follow up terhadap perkembangan
ibu.

2. Alasan Datang

Untuk mengetahui alasan klien berkunjung ke puskesmas.


3. Keluhan Utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan.


Persoalan yang dirasakan pada ibu bersalin umumnya adalah rasa sakit
pada perut dan pinggang akibat kontraksi yang datang lebih kuat,
sering dan teratur, keluarnya lendir darah dan keluarnya air ketuban
dari jalan lahir merupakan tanda dan gejala persalinan yang akan
dikeluhkan oleh ibu menjelang akan bersalin (Mochtar, 2015).

4. Riwayat Pernikahan

Untuk mengetahui klien menikah berapa kali (pernikahan beberapa


kali dengan klien yang berbeda berisiko mengalami gangguan
reproduksi), lama pernikahan klien dan usia klien pertama kali
menikah.

5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi

1) Menarche

Untuk mengetahui usia pertama kali klien mengalami menstruasi.

2) HPHT

Untuk mengetahui kapan haid terakhir klien sehingga dapat


digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan taksiran
persalinan

3) Siklus menstruasi
Untuk mengetahui siklus menstruasi yang dialami klien apakah
siklusnya teratur atau tidak dan berapa hari siklus menstruasi klien.
Normal 25-38 hari (±28hari).

4) Lama menstruasi

Untuk mengetahui lamanya menstruasi klien, perkiraan jumlah


perdarahan yang dialami klien (dihitung melalui jumlah pembalut
yang digunakan klien dalam 1 hari ketika menstruasi),
mengidentifikasi apakah ada kelainan lamanya menstruasi pada
klien atau tidak. Normal 3-8 hari

5) Keluhan

Untuk mengetahui adakah keluhan yang dirasakan klien terkait


menstruasi misalnya adakah nyeri haid, adakah fluor albus
(keputihan) yang berlebihan dan lain-lain.

b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil


konsepsi akhir (abortus, lahir hidup, penolong persalinan, apakah
anaknya masih hidup, dan apakah dalam kesehatan yang baik),
apakah terdapat komplikasi intervensi pada kehamilan, persalinan
ataupun nifas sebelumnya (Hidayat, 2013).

c. Riwayat Keluarga Berencana

Yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah menjadi akseptor KB.
Jika pernah, kontrasepsi apa yang pernah digunakan, berapa lama,
mulai menggunakan, kapan berhenti, keluhan pada saat ikut KB
dan alasan berhenti KB (Hidayat, 2013).
d. Riwayat Kesehatan

- Riwayat Kesehatan Klien


Untuk mengetahui apakah klien pernah mengalami penyakit
menurun seperti asma, jantung, darah tinggi, diabetus mellitus,
maupun penyakit menular seperti TBC, hepatitis, atau penyakit
lain yang dapat berpengaruh terhadap kehamilan klien. Atau
untuk mengetahui apakah klien mempunyai alergi obat atau
tidak. Mengetahui penyakit yang diderita ibu sekarang.

- Riwayat Kesehatan Keluarga


Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga baik pihak
suami maupun istri yang pernah mengalami penyakit menurun
seperti asma, jantung, darah tinggi, diabetus mellitus, maupun
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, atau penyakit lain yang
dapat berpengaruh terhadap kehamilan klien. Atau dari anggota
keluarga ada riwayat mempunyai anak kembar.

5. Riwayat Sosial dan Budaya

a) Respon pasien dan keluarga terhadap kondisi kesehatan


klien saatini.

b) Pengaruh budaya terhadap penatalaksanaan gejala gangguan


kesehatan reproduksi misalnya penggunaan ramuan tradisional.

6. Pola KebiasaanSehari-hari

a. Pola nutrisi dan cairan

Bertujuan untuk mengkaji cadangan energi dan status cairan


ibu serta dapat memberikan informasi pada ahli anestesi jika
pembedahan diperlukan (Varney, dkk, 2007).
b. Pola istirahat

Pada wanita dengan usia 18-40 tahun kebutuhan tidur dalam

sehari adalah sekitar 8-9 jam (Hidayat dan Uliyah, 2018).

c. Pola eliminasi

Saat persalinan akan berlangsung, menganjurkan ibu untuk


buang air kecil secara rutin dan mandiri, paling sedikit setiap 2
jam (Varney, dkk, 2007).

B. Data Objektif

Data Objektif adalah data yang dikumpulkan untuk


menegakkan diagnosa melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang (Sulistyawati,
2014).

1. Pemeriksaan umum

- Keadaan umum :untuk mengetahui keadaan klien lemah,


cukup,atau baik
- Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu.
Composmentis adalah status kesadaran dimana ibu mengalami
kesadaran penuh dengan memberikan respons yang cukup
terhadap stimulus yang diberikan (Hidayat dan Uliyah,2018).
- Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau
hipotensi dengan normalnya sistole 100-120mmHg, diastole60-
80mmHg.
- Suhu : normalnya 36,5 – 37,50C, >37,50C termasuk hipertermi.
- Nadi : untuk memberi gambaran kardiovaskuler. Denyut normal
60 - 100x/menit.
- Pernafasan : untuk mengetahui sifat pernafasan dan bunyi
pernafasan dalam satu menit. Pernafasan normal 16 – 24x/menit.
- HPL : Bertujuan untuk mengetahui apakah persalinannya cukup
bulan, prematur, atau postmatur.

2. Pemeriksaan fisik

Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan


klien serta tingkat kenyamanan fisik klien. Informasi dari hasil
pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk membuat keputusan
klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana
asuhan atau perawatan yang paling sesuai dengan kondisi klien.

- Kepala
- Rambut :warna rambut, rontok/tidak, mudah dicabut/tidak,
kebersihan rambut dan kulit
- Wajah :pucat/tidak, oedem palpebra dan pipi, terdapat kloasma
gravidarum atau tidak
- Mata :simetris, konjungtiva merah muda/pucat, sklera putih atau
tidak, fungsi penglihatan masihbaik/tidak
- Hidung : untuk mengetahui apakah ada polip, nafas cuping hidung
maupun sekret yang keluar
- Telinga : untuk mengetahui keadaan telinga, liang telinga dan ada
serumen atau tidak
- Mulut/gigi : kebersihan, caries, adakah stomatitis, adakah epulis,
bibirpucat/tidak
- Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah bendungan
vena jugularis, adakah pembesaran kelenjar limfe.
- Dada/ payudara :Menurut Bobak, dkk (2015) dan Prawirohardjo
(2015), akibat pengaruh hormon kehamilan, payudara menjadi
lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat,
puting payudara membesar, kehitaman dan tegak, areola meluas
dan kehitaman serta muncul strechmark pada permukaan kulit
payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi
kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran ASI
- Abdomen : Menurut Mochtar (2015), muncul garis-garis pada
permukaan kulit perut (Striae Gravidarum) dan garis pertengahan
pada perut (Linea Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating
Hormon.
Palpasi :

Leopold 1 : Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil,


menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapat
pada fundus.

Leopold 2 : Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,


menentukan letak punggung janin dan pada letak lintang,
menentukan letak kepala janin.

Leopold 3 : menentukan bagian terbawah janin dan


menentukan apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk ke
pintu atas panggul atau masih dapat digerakkan.

Leopold 4 : pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan


menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh bagian
terbawah janin masuk ke pintu atas panggul (Mochtar, 2015).

Auskultasi : Denyut jantung janin normal adalah antara 120-


160 ×/menit (Kemenkes RI, 2015).
- Genitalia dananus : Pengaruh hormon estrogen dan progesteron
menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga terjadi varises
pada sekitar genetalia. Namun tidak semua ibu hamil akan
mengalami varises pada daerah tersebut (Mochtar, 2015). Pada
keadaan normal, tidak terdapat hemoroid pada anus serta
pembengkakan pada kelenjar bartolini dan kelenjar skene.
Pengeluaran pervaginam seperti bloody show dan air ketuban juga
harus dikaji untuk memastikan adanya tanda dan gejala persalinan
(Mochtar, 2015).
- Ekstremitas : Mengetahui apakah simetris, adakah oedema pada
ekstremitas atas dan bawah (+/+), adakah varises, kuku jari dan
akral apakah pucat, refleks patella dapat(+/-)
- Pemeriksaan Dalam : Pemeriksaan vaginal toucher bertujuan
untuk mengkaji penipisan dan pembukaan serviks, bagian
terendah, dan status ketuban. Jika janin dalam presentasi kepala,
moulding, kaput suksedaneum dan posisi janin perlu dikaji
dengan pemeriksaan dalam untuk memastikan adaptasi janin
dengan panggul ibu (Varney, dkk, 2007). Pembukaan serviks
pada fase laten berlangsung selama 7-8 jam. Sedangkan pada fase
aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu fase akselerasi, fase dilatasi
maksimal dan fase deselerasi yang masing- masing fase
berlangsung selama 2 jam (Mochtar, 2015).
3. Pemeriksaanpenunjang

- Hemoglobin: Selama persalinan, kadar hemoglobin mengalami


peningkatan 1,2 gr/100 ml dan akan kembali ke kadar sebelum
persalinan pada hari pertama pasca partum jika tidak kehilangan
darah yang abnormal (Varney, dkk, 2007).
- Cardiotocography (CTG): Bertujuan untuk mengkaji
kesejahteraan janin.
- USG: Pada akhir trimester III menjelang persalinan, pemeriksaan
USG dimaksudkan untuk memastikan presentasi janin, kecukupan
air ketuban, tafsiran berat janin, denyut jantung janin dan
mendeteksi adanya komplikasi (Mochtar, 2015).
- Protein Urine dan glukosa urine: Urine negative untuk protein dan
glukosa (Varney, dkk, 2007).
Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Interpretasi data subyektif dan data obyektif yang telah diperoleh,


mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan diagnosa berdasarkan interpretasi
yang benar atas data yang dikumpulkan. Diagnosa kebidanan ini dibuat sesuai
standard nomenklatur kebidanan.

Diagnosa :

G....P....A.... usia ....Usia Kehamilan ..... minggu inpartu kala 1 fase laten/fase
aktif.

Janin tunggal/ganda hidup intrauterin

Masalah :

Perumusan masalah disesuaikan dengan kondisi ibu. Rasa takut, cemas,


khawatir dan rasa nyeri merupakan permasalahan yang dapat muncul pada
proses persalinan (Varney, dkk, 2007).

Kebutuhan :

Kebutuhan ibu bersalin menurut Leaser & Keanne dalam Varney ( 1997)
adalah pemenuhan kebutuhan fisiologis ( makan, minum, oksigenasi,
eliminasi, istrirahat dan tidur), kebutuhan pengurangan rasa nyeri, support
person ( atau pendampingan dari orang dekat), penerimaan sikap dan tingkah
laku serta pemberian informasi tentang keamanan dan kesejahteraan ibu dan
janin.

Langkah III : Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial

Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dibuat setelah mengidentifikasi


diagnosa atau masalah kebidanan yang berdasarkan data ada kemungkinan
menimbulkan keadaan yang gawat. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan
bila mungkin dilakukan pencegahan.

Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan Segera, Kolaborasi Dan rujukan

Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik tindakan
konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien.
Tindakan bisa terapi yang dibutuhkan segera untuk mengatasi masalah selama
kehamilan.

Langkah V : Intervensi

Pada langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya.
Informasi atau data yang kurang dapat dilengkapi. Setiap rencana asuhan
harus disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan yang diberikan dapat
efektif karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan oleh klien.

Dx : Ny. “X” usia ... tahun G....P....Ab.... UK... inpartu kala ….. janin tunggal/
kembar, hidup/ mati, intrauterin /ekstrauterin

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama diharapkan persalinan


ibu dapat berjalan lancar tanpa ada komplikasi Kriteria :

Keadaan umum ibu dan janin baik

Tanda-tanda vital dalam batas normal

TD : ± 120/80 mmHg, stabil


N : 60 – 100 kali/menit

S : 36,5 – 37,50C

RR : 16 – 24 kali/menit

DJJ (+) 120-160 kali/menit

His adekuat dan sering, his 3-5 kali, lebih dari 40 detik dalam 10 menit

Kemajuan persalinan progresif : his teratur, semakin sering, intensitas kuat,


pembukaan 1 cm/jam pada primipara dan 1cm/30 menit pada multipara

Ibu memahami kondisinya dengan mampu menjelaskan apa yang terjadi pada
dirinya dan kooperatif dengan penangananpersalinan yang diberikan oleh
bidan

Intervensi

1.Jelaskan kondisi ibu dan janin saat ini berdasarkan hasil pemeriksaan

R/ Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan diharapkan klien dapat mengerti


tentang kondisinya saat ini dan dapat mempersiapkan diri untuk persalinan
yang akan dihadapi.

2.Berikan dukungan psikologis pada klien

R/ Dengan memberikan dukungan psikologis diharapkan klien dan keluarga


dapat merasa tenang dalam menghadapi kondisi persalinannya saat ini.

3.Penatalaksanaan teknik relaksasi sebelum persalinan

a Berikan penjelasan agar ibu dalam posisi miring ke kiri agar proses
penurunan kepala bayi dapat terjadi lebih cepat
R/ Dengan memberikan penjelasan tentang posisi miring ke kiri diharapkan
proses persalinan ibu dapat berjalan dengan lancar karena kepala bayi cepat
turun ke dalam panggul.

b Berikan penjelasan tentang teknis bernafas jika kontraksi datang agar


mengurangi rasa nyeri.

R/ Dengan memberikan KIE tentang teknis bernafas selama persalinan


diharapkan ibu memahami teknik pernafasan sehingga dapat mengatur pola
pernafasannya dan persalinan dapat berjalan lancar.

c Berikan penjelasan bahwa ibu tidak boleh mengejan dahulu karena


pembukaan belum lengkap

R/ Dengan tidak mengejan sebelum waktunya diharapkan tidak terjadi


masalah pada jalan lahir seperti pembengkakan dan ruptur.

4.Lakukan observasi kondisi ibu (tekanan darah, suhu, nadi) dan kondisi
janin(denyut jantung janin), kontraksi, dan pemeriksaan dalam selama
persalinan secara teratur

R/ Dengan melakukan pemeriksaan kondisi ibu dan janin diharapkan dapat


dipantau secara berkelanjutan dan dapat dideteksi sejak dini jika ada
komplikasi selama persalinan.

5.Anjurkan ibu agar makan dan minum secukupnya untuk persiapan tenaga
mengejan saat persalinan

R/ diharapkan ibu mempunyai energi yang cukup untuk mengejan sehingga


proses persalinannya dapat berjalan lancar

6.Berikan saran kepada ibu agar sering berkemih dan tidak menahan buang air
kecil
R/ Dengan memberikan saran kepada ibu untuk sering berkemih diharapkan
penurunan kepala dapat lebih cepat terjadi karena kandung kemih yang penuh
dapat menghambat penurunan kepala

7. Ajarkan ibu tentang cara mengejan yang benar setelah pembukaan lengkap
selama proses persalinan

R/ Dengan mengajarkan cara mengejan yang benar selama persalinan


diharapkan proses persalinan dapat lancar

8. Berikan saran kepada suami dan keluarga agar menemani ibu dan memijat
punggung ibu atau membasuh muka ibu

R/ Dengan ditemani suami dan keluarga serta diberikan pijatan punggung


diharapkan ibu lebih tenang, rileks dan tidak gelisah selama proses persalinan

9.Persiapkan alat dan obat untuk persalinan

R/ Dengan mempersiapkan alat dan obat untuk menolong persalinan sejak


kala I diharapkan saat pembukaan sudah lengkap ibu dapat langsung dipimpin
bersalin dan proses persalinan dapat berjalan lancer

10.Lakukan asuhan kebidanan kala I dan observasi.

R/ Dengan melakukan asuhan kebidanan kala I diharapkan dapat mendeteksi


kelainan pada kala I.

Langkah VI : Implementasi

Melaksanaan rencana perawatan secara menyeluruh, langkah ini dapat


dilakukan secara keseluruhan oleh bidan atau tim kesehatan yang lain.
Apabila tidak dapat melakukannya sendiri bidan bertanggungjawab untuk
memastikan bahwa implementasi benar-benar dilakukan. Melakukan
kolaborasi dengan dokter dan memberi kontribusi terhadap penatalaksaan
perawatan pasien, pelaksanaan rencana tindakan disesuaikan dengan rencana
tindakan.

Langkah VI : Evaluasi

Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif dalam
pelaksanaannya. Meliputi evaluasi tindakan yang dilakukan segera dan
evaluasi asuhan kebidanan yang meliputi catatan perkembangan. Untuk
pencatatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP.

S : Data Subyektif, data ini diperoleh melalui anamnesa.

O : Data Obyektif, hasil pemeriksaan klien dan pemeriksaan pendukung


lainnya.

A : Assessment, Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat


kesimpulan.

P : Penatalaksanaan, merupakan tindakan dari diagnosa yang telah


dibuat

1. SUBYEKTIF
Identitas
Nama: Untuk mengenal ibu dan suami (Handayani, 2017).
Umur: Semakin tua usia seorang ibu akan berpengaruh terhadap
kekuatan mengejan selama proses persalinan. Menurut Varney,
dkk (2007), usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di
bawah 20 tahun meningkatkan insiden preeklampsia dan usia
diatas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes melitus tipe II,
hipertensi kronis, persalinan yang lama pada nulipara, seksio
sesaria, persalinan preterm, IUGR, anomali kromosom dan
kematian janin (Handayani, 2017).
Suku/Bangsa: Asal daerah atau bangsa seorang wanita
berpengaruh terhadap pola pikir mengenai tenaga kesehatan, pola
nutrisi dan adat istiadat yang dianut (Handayani, 2017)
Agama: Untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat
membimbing dan mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai dengan
keyakinannya (Handayani, 2017).
Pendidikan: Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga
tenaga kesehatan dapat melalukan komunikasi termasuk dalam hal
pemberian konseling sesuai dengan pendidikan terakhirnya
(Handayani, 2017).
Pekerjaan: menurut (Hidayat dan Uliyah, 2008) Status ekonomi
seseorang dapat mempengaruhi pencapaian status gizinya
(Handayani, 2017). Hal ini dapat dikaitkan antara asupan nutrisi
ibu dengan proses penyembuhan masa nifas.
Alamat: Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam
melakukan follow up terhadap perkembangan ibu (Handayani,
2017).
Keluhan Utama: menurut (Mochtar, 2011), Rasa sakit pada perut
dan pinggang akibat kontraksi yang datang lebih kuat, sering dan
teratur, keluarnya lendir darah dan keluarnya air ketuban dari jalan
lahir merupakan tanda dan gejala persalinan yang akan dikeluhkan
oleh ibu menjelang akan bersalin (Handayani, 2017)
Riwayat Kehamilan : Untuk mengetahui beberapa kejadian
maupun komplikasi yang terjadi pada kehamilan sekarang
(Handayani, 2017)
Pola Pemenuhan Kebutuhan
 Kebutuhan Oksigen
 Kebutuhan Cairan & Nutrisi
 Kebutuhan Eliminasi
 Kebutuhan Higyene
 Kebutuhan Istirahat
2. OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum: Baik
2. Kesadaran: menurut (Hidayat dan Uliyah, 2008) Bertujuan untuk
menilai status kesadaran ibu. Composmentis adalah status
kesadaran dimana ibu mengalami kesadaran penuh dengan
memberikan respons yang cukup terhadap stimulus yang
diberikan (Handayani, 2017). c) Keadaan Emosional: Stabil.
3. Berat Badan: Bertujuan untuk menghitung penambahan berat
badan ibu.
4. Tanda-tanda Vital: menurut (Varney, dkk, 2007).Secara garis
besar, pada saat persalinan tanda-tanda vital ibu mengalami
peningkatan karena terjadi peningkatan metabolisme selama
persalinan. Tekanan darah meningkat selama kontraksi yaitu
peningkatan tekanan sistolik 10-20 mmHg dan diastolik 5-10
mmHg dan saat diantara waktu kontraksi tekanan darah akan
kembali ke tingkat sebelum persalinan. Rasa nyeri, takut dan
khawatir dapat semakin meningkatkan tekanan darah.
Peningkatan suhu normal adalah peningkatan suhu yang tidak
lebih dari 0,5° C sampai 1° C. Frekuensi denyut nadi di antara
waktu kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode
menjelang persalinan. Sedikit peningkatan frekuensi nadi
dianggap normal. Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan
masih normal selama persalinan (Handayani, 2017).
B. Pemeriksaan Fisik
1. Muka: menurut Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang
bervariasi pada wajah dan leher (Chloasma Gravidarum) akibat
Melanocyte Stimulating Hormon. Selain itu, penilaian pada muka
juga ditujukan untuk melihat ada tidaknya pembengkakan pada
daerah wajah serta mengkaji kesimetrisan bentuk wajah (Hidayat
dan Uliyah, 2008; (Handayani, 2017).
2. Mata: Menurut Pemeriksaan sclera bertujuan untuk menilai warna
yang dalam keadaan normal berwarna putih. Sedangkan
pemeriksaan konjungtiva dilakukan untuk mengkaji munculnya
anemia. Konjungtiva yang normal berwarna merah muda. Selain
itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap pandangan mata yang
kabur terhadap suatu benda untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya pre-eklampsia (Handayani, 2017).
3. Payudara: akibat pengaruh hormon kehamilan, payudara menjadi
lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat,
puting payudara membesar, kehitaman dan tegak, areola meluas
dan kehitaman serta muncul strechmark pada permukaan kulit
payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi
kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran ASI
(Handayani, 2017).
4. Ekstremitas: Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks
patella menunjukkan respons positif (Handayani, 2017).
C. Pemeriksaan Khusus
1. Obstetri
a. Abdomen
Inspeksi : muncul garis-garis pada permukaan kulit perut (Striae
Gravidarum) dan garis pertengahan pada perut (Linea
Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating Hormon
(Handayani, 2017).
Palpasi :
Leopold 1, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil,
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapat
pada fundus (Handayani, 2017).
Leopold 2, menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,
menentukan letak punggung janin dan pada letak lintang,
menentukan letak kepala janin (Handayani, 2017).
Leopold 3, menentukan bagian terbawah janin dan menentukan
apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk ke pintu atas
panggul atau masih dapat digerakkan (Handayani, 2017).
Leopold 4, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan
menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh bagian
terbawah janin masuk ke pintu atas panggul (Handayani, 2017).
b. Tafsiran Tanggal Persalinan:
Bertujuan untuk mengetahui apakah persalinannya cukup bulan,
prematur, atau postmature (Handayani, 2017).
c. Tafsiran Berat Janin:
berat janin dapat ditentukan dengan rumus Lohnson, yaitu
(Handayani, 2017): Jika kepala janin belum masuk ke pintu atas
panggul Berat janin= (TFU – 12) × 155 gram Jika kepala janin
telah masuk ke pintu atas panggul Berat janin = (TFU – 11) ×
155 gram
d. Auskultasi:
Denyut jantung janin normal adalah antara 120-160 ×/menit
(Kemenkes RI, 2013; (Handayani, 2017).
e. Bagian Terendah:
Pada akhir trimester III menjelang persalinan, presentasi normal
janin adalah presentasi kepala dengan letak memanjang dan
sikap janin fleksi (Handayani, 2017).
f. Kontraksi:
Durasi kontraksi uterus sangat bervariasi, tergantung pada kala
persalinan ibu tersebut. Kontraksi pada awal persalinan
mungkin hanya berlangsung 15 sampai 20 detik sedangkan pada
persalinan kala I fase aktif berlangsung dari 45 sampai 90 detik
dengan durasi rata-rata 60 detik. Informasi mengenai kontraksi
ini membantu untuk membedakan antara konraksi persalinan
sejati dan persalinan palsu (Handayani, 2017).

2. Gynekologi
i. Ano – Genetalia
Inspeksi:
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
pelebaran pembuluh darah sehingga terjadi varises pada sekitar
genetalia. Namun tidak semua ibu hamil akan mengalami
varises pada daerah tersebut (Handayani, 2017). Pada keadaan
normal, tidak terdapat hemoroid pada anus serta pembengkakan
pada kelenjar bartolini dan kelenjar skene. Pengeluaran
pervaginam seperti bloody show dan air ketuban juga harus
dikaji untuk memastikan adanya tanda dan gejala persalinan
(Handayani, 2017).
ii. Vaginal Toucher:
Pemeriksaan vaginal toucher bertujuan untuk mengkaji
penipisan dan pembukaan serviks, bagian terendah, dan status
ketuban. Jika janin dalam presentasi kepala, moulding, kaput
suksedaneum dan posisi janin perlu dikaji dengan pemeriksaan
dalam untuk memastikan adaptasi janin dengan panggul ibu
(Handayani, 2017). Pembukaan serviks pada fase laten
berlangsung selama 7-8 jam. Sedangkan pada fase aktif dibagi
menjadi 3 fase yaitu fase akselerasi, fase dilatasi maksimal dan
fase deselerasi yang masing-masing fase berlangsung selama 2
jam (Handayani, 2017).

iii. Kesan Panggul:


Bertujuan untuk mengkaji keadekuatan panggul ibu selama
proses persalinan. Panggul paling baik untuk perempuan adalah
jenis ginekoid dengan bentuk pintu atas panggul hampir bulat
sehingga membantu kelancaran proses persalinan
(Prawirohardjo, 2010; Handayani, 2017).

D. Pemeriksaan Penunjang
1) Hemoglobin: Selama persalinan, kadar hemoglobin
mengalami peningkatan 1,2 gr/100 ml dan akan kembali
ke kadar sebelum persalinan pada hari pertama pasca
partum jika tidak kehilangan darah yang abnormal
(Handayani, 2017).
2) Cardiotocography (CTG): Bertujuan untuk mengkaji
kesejahteraan janin (Handayani, 2017).
3) USG: Pada akhir trimester III menjelang persalinan,
pemeriksaan USG dimaksudkan untuk memastikan
presentasi janin, kecukupan air ketuban, tafsiran berat
janin, denyut jantung janin dan mendeteksi adanya
komplikasi (Handayani, 2017).
4) Protein Urine dan glukosa urine: Urine negative untuk
protein dan glukosa (Handayani, 2017).

E. ASSESMENT

Perumusan diagnosa persalinan disesuaikan dengan


nomenklatur kebidanan, seperti G2P1A0 usia 22 tahun usia
kehamilan 39 minggu inpartu kala I fase aktif dan janin
tunggal hidup. Perumusan masalah disesuaikan dengan
kondisi ibu. Rasa takut, cemas, khawatir dan rasa nyeri
merupakan permasalahan yang dapat muncul pada proses
persalinan (Handayani, 2017). Kebutuhan ibu bersalin
menurut adalah pemenuhan kebutuhan fisiologis (makan,
minum, oksigenasi, eliminasi, istrirahat dan tidur), kebutuhan
pengurangan rasa nyeri, support person (atau pendampingan
dari orang dekat), penerimaan sikap dan tingkah laku serta
pemberian informasi tentang keamanan dan kesejahteraan ibu
dan janin (Handayani, 2017).

F. PENATALAKSANAAN
a. Kala I
1. Melakukan pengawasan menggunakan partograf,
meliputi mengukur tanda-tanda vital ibu,
menghitung denyut jantung janin, menghitung
kontraksi uterus, melakukan pemeriksaan dalam,
serta mencatat produksi urine, aseton, dan protein
(Handayani, 2017).
2. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu.
3. Mengatur aktivitas dan posisi ibu.
4. Memfasilitasi ibu untuk buang air kecil.
5. Menghadirkan pendamping ibu seperti suami
maupun anggota keluarga selama proses
persalinan.
6. Mengajari ibu tentang teknik relaksasi yang benar.
7. Memberikan sentuhan, pijatan, counterpressure,
pelvic rocking, kompres hangat dingin pada
pinggang, berendam dalam air hangat maupun
wangi-wangian serta mengajari ibu tentang teknik
relaksasi dengan cara menarik napas panjang
secara berkesinambungan untuk mengurangi rasa
nyeri yang dirasakan oleh ibu (Handayani, 2017).
8. Menginformasikan tentang perkembangan dan
kemajuan persalinan pada ibu maupun keluarga
(Handayani, 2017).
b. Kala II
Menurut (Handayani, 2017), penatalaksanaan
Kala II sebagai berikut
1) Menganjurkan ibu untuk mimilih posisi yang
nyaman saat bersalin.
2) Mengajari ibu cara meneran yang benar.
3) Melakukan pertolongan kelahiran bayi sesuai
dengan standar asuhan persalinan normal.
c. Kala III
Melakukan pertolongan kelahiran plasenta sesuai
dengan managemen aktif kala III yang tercantum
dalam asuhan persalinan normal (Handayani, 2017).
d. Kala IV
Menurut (Handayani, 2017), penatalaksanaan kala
IV sebagai berikut.
1) Melakukan penjahitan luka jika ada luka pada
jalan lahir.
2) Memfasilitasi ibu untuk memperoleh kebersihan
diri, istirahat dan nutrisi.
3) Melakukan observasi kala IV sesuai dengan
standar asuhan persalinan normal.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

NY.R GII PI001 Ab000 UK 41 - 42 MINGGU T/H/IU

Tanggal Pengkajian : 17 September 2022

Jam Pengkajian : 17.30

Tempat Pengkajian : PMB Lilik Agustina

Nama Ibu : ny. R Nama Suami : Tn. K

Usia : 28 tahun Usia : 29 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Pilang 3/14 sidodadi

I. Pengumpulan Data Dasar


Subjektif

Alasan Datang
Ibu mengatakan mau bersalin.

Keluhan Utama

ibu datang ke PMB merasakan kenceng-kenceng sejak tadi pagi pada


jam 06.00 WIB serta mengekuarkan lendir bercampur darah dari jalan
lahir
Riwayat Menstruasi

HPHT : 29 november 2021

Tafsiran Persalinan : 6 september 2022

Riwayat Perkawinan

Menikah Ke : satu

Lama Menikah : 7 tahun

Ka Kehamilan Persalinan Anak Nifas


win tahun UK Penolong Tempa Jenis Penyulit JK BB PB Umur H/M ASI Penyulit
Ke t persa
persali linan
nan
1 2016 40 Bidan RS Norm Kontraks L 2800 48 6 H 2 Tidak
al i tidak G cm tahun tahun ada
adekuat

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Riwayat keluarga berencana

Ibu mengatakan belum menggunakan KB apapun

Riwayat Kehamilan Sekarang

Usia Kehamilan : 41 – 42 minggu


Komplikasi : tidak ada
ANC berapa kali
Trimester I : 1x di PMB tidak ada keluhan diberikan terapi
selesbion
Trimester II :2x di PMB tidak ada keluhan diberikan terapi
selesbion
Trimester III : 4x, 1x di Rumah sakit periksa USG 3x di pmb
tidak ada keluhan diberikan terapi selesbion

Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan : ibu tidak merasakan keluhan dan tidak


mempunyai riwayat tekanan darah tinggi, gula yang berlebih, tidak
merasa sakit atau nyeri saat kencing, tidak merasa gatal pada area
kemaluan serta tidak sedang mengalami penyakit menular.

Riwayat kesehatan yang lalu


Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan jantungnya
berdebar kencang, tidak mudah capek saat beraktivitas
ringan.
Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sakit pada
pinggang bagian belakang dan tidak sakit pada saat
BAK.
TBC :Ibu mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan
lebih dari 2 minggu disertai keluar darah dan keringat
dingin dari telapak tangannya.
Hepatitis : Ibu mengatakan tidak terlihat kuning pada seklera
mata, kulit dan kuku.
Hipertensi : Ibu mengatakan tekanan darahnya tidak pernah
lebih dari 160/90 mmHg.
Epilepsi :Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai
mengeluarkan busa dari mulutnya.
Menular : ibu mengatakan tidak pernah menderita HIV/AIDS
atau PMS.

Riwayat Kesehatan Keluarga : keluarga ibu tidak mempunyai


riwayat penyakit menurun seperti serangan jantung, tekanan darah
tinggi, pandangan tidak kabur dan tidak ada keturunan kembar.

Pola Kebiasaan

1. Nutrisi
Makan terakhir : pada pukul 15.00 dengan menu nasi 1 centong, sayur
sup, dan lauk ayam 1 potong.
Minum terakhir : minum air putih pada jam 17.25
2. Pola eliminasi
BAK kurang lebih 6 kali per hari, warna kuning jernih
Ibu BAK terakhir pada jam 17.10
BAB 1-2 kali/hari karakteristik lunak dan encer
Ibu BAB terakhir pada jam 06.00
3. Pola istirahat
Ibu tidur selama 5 – 6 jam dan bangun pada pukul 06.00, Ibu tidak bisa
tidur siang karena merasa kencang kencang.

Riwayat Psikososial

Psikososial : ibu merencanakan kehamilannya dan keluarga


mendukung serta menerima kehamilan ibu. Selama kehamilan ibu
tidak pernah menjalani pantangan makanan
Psikologis : ibu merasa mengantuk karena tidak dapat tidur siang dan
ibu merasa sakit karena kenceng kenceng pada perut semakin sering.
OBYEKTIF

Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik


b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Keadaan emosional : Stabil
d. BB Sekarang : 66,5 kg
1) BB Sebelum Hamil : 58 kg
2) Kenaikan berat badan : 8,5 kg
e. Tanda-tanda vital
1) Tekanan Darah : 110/80 mmhg
2) Nadi : 86x/menit
3) Pernafasan : 20x/menit
4) Suhu : 36,8 derajat celcius

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan head to toe


Inspeksi :
Kepala : rambut bersih, hitam, dan tidak rontok
Muka : tidak pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : konjungtiva merah muda, tidak minus, sklera putih, palpebra
tidak ada oedema
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada cuping hidung
Telinga : telinga simetris, daun telinga bersih, tidak ada cairan maupun
secret
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, lidah bersih
tidak ada karies gigi, tonsil tidak bengkak
Payudara : puting menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada aerola, dan
tidak ada benjolan yang abnormal.
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae gravidarum
striae livide, terdapat linea nigra
Genetalia : terdapat pengeluaran lendir darah, tidak terdapat varises dan
tidak terdapat odema.
Ekstremitas : tidak ada odema dan varises pada 2 ekstremitas atas dan 2
ekstremitas bawah
Palpasi
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, vena jugularis, dan
kelenjar limfe
Payudara : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan yang abnormal
sudah ada pengeluaran kolostrum sedikit.

Abdomen :
Leopold I : Teraba bulat lunak, tidak melenting di fundus uteri, tfu : 3 jari
dibawah prosesus xypoideus
Leopold II : Teraba keras dan memanjang seperti papan disebelah kanan
serta teraba bagian-bagian kecil janin disebelah kiri
Leopold III : teraba bulat, keras, bagian terendah janin tidak dapat
digoyangkan
Leopold IV : teraba konvergen, menandakan sebagian besar bagian
terdahulu memasuki pintu panggul
WHO : (3/5)
Mc donald : 33 cm
Taksiran Berat Janin : Berat janin = (TFU-12) x 155 gram
= (33-12) x 155 gram
= (21) x 155 gram
= 3.255
Bagian terendah : kepala

Kontraksi : 10’ – 5 – 45”

Auskultasi : 137x/menit (teratur)

Pemeriksaan Penunjang : 12-04-2022

a. Hemoglobin : 12,3 gr/dl


b. Protein Urine : non reaktif
c. Ph : 5.0
d. Golongan darah : O+
e. Gula Darah Sewaktu : Non Reaktif
f. Hepatitis B : Non Reaktif

Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan dalam

1. Inspeksi : pengeluaran lendir bercampur darah


2. VT : jam 17.30 dilakukan oleh bidan
V/V : cairan, normal, portio lunak
Pembukaan : 8 cm
Eff : 75 %
Ketuban : utuh
Bagian terendah : kepala
Bagian Terdahulu : kepala
Hodge : H II
Mollase :Tidak ada Molase
Tidak teraba bagian kecil janin
II. Intepretasi Data Dasar
Diagnosis : NY.R GII PI001 Ab000 UK 41 - 42 Minggu T/H/I inpartu
kala 1 fase aktif, ibu dan janin dalam kondisi baik.
Masalah :-
Kebutuhan : observasi kemajuan persalinan

III. Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial dan Antisipasi


Tidak ada

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


Tidak ada
V. Rencana Tindakan
1. Jelaskan Hasil Pemeriksaan Pada ibu
R/ Persalinan normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara
alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan pembukaan
untuk mengeluarkan bayi. (Rosyati, 2017).
2. Anjurkan ibu untuk buang air kecil secara mandiri jika ingin buang air kecil
R/untuk membantu kemajuan persalinan dan meningkatkan kenyamanan
pasien. Anjurkan ibu untuk berkemih secara spontan sesering mungkin atau
minimal setiap 2 jam sekali selama persalinan (Kurniarum., 2016).
3. Berikan sentuhan pada perut dan counterpressure pada pinggang ibu saat
ada kontraksi untuk mengatasi ketidaknyamanan pada ibu.
R/Kontak fisik yang dilakukan pemberi asuhan/bidan dan pendamping
persalinan memberi pengaruh besar bagi ibu. Kontak fisik berupa sentuhan,
belaian maupun pijatan dapat memberikan rasa nyaman, yang pada
akhirnya dapat mengurangi rasa nyeri saat persalinan. Bidan mengajak
pendamping persalinan untuk terus memegang tangan ibu, terutama saat
kontraksi, menggosok punggung dan pinggang, menyeka wajahnya,
mengelus rambutnya atau mungkin dengan mendekapnya (Kurniarum.,
2016).
4. Berikan penjelasan mengenai teknik relaksasi yang benar pada ibu.
R/ Bidan dapat membantu ibu bersalin dalam mengurangi nyeri persalinan
dengan teknik self-help. Teknik self-help dapat dimulai sebelum ibu
memasuki tahapan persalinan, yaitu dimulai dengan mempelajari tentang
proses persalinan, dilanjutkan dengan mempelajari cara bersantai dan tetap
tenang, dan mempelajari cara menarik nafas dalam (Kurniarum., 2016).
5. Berikan dukungan dan semangat pada ibu
R/ dukungan psikologis pada ibu bersalin dapat diberikan dengan cara:
memberikan sugesti positif, mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit dan
ketidaknyamanan selama persalinan, dan membangun kepercayaan dengan
komunikasi yang efektif (Kurniarum., 2016).
6. Ajarkan ibu cara meneran yang baik
R/ usaha meneran yang baik dan benar merupakan power sekunder yang
memiliki faktor penting dalam proses persalinan ibu.
7. Tawarkan ibu untuk minum dan makan saat tidak ada kontraksi
R/ nutrisi berguna untuk membantu faktor penting yaitu power sekunder
dan primer pada ibu.
8. Ajarkan ibu posisi miring kiri
R/ Posisi miring ke kiri pada saat persalinan membuat ibu lebih nyaman dan
efektif untuk meneran dan membantu perbaikan oksiput yang melintang
pada bayi untuk berputar menjadi posisi oksiput anterior serta mengurangi
risiko terjadinya laserasi dan memperlancarkan aliran darah melalui
plasenta serta suplai oksigen kejanin
9. Lakukan observasi kala I persalinan sesuai standar yang berlaku dan
menilai kemajuan persalinan menggunakan partograf
R/ Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan persalinan yang terstandar
merupakan hak setiap ibu. Hal ini merupakan salah satu kebutuhan
fisiologis ibu bersalin, karena dengan pertolongan persalinan yang
terstandar dapat meningkatkan proses persalinan yang alami/normal
(Kurniarum., 2016)
10. Siapkan peralatan pertolongan persalinan, baju bayi dan baju ganti ibu.
R/ peralatan yang perlu disiapkan bidan dalam memberikan pertolongan
persalinan terstandar dimulai dari penerapan upaya pencegahan infeksi.
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan
menggunakan sabun dan air mengalir dapat mengurangi risiko penularan
infeksi pada ibu maupun bayi. Dilanjutkan dengan penggunaan APD (alat
perlindungan diri) yang telah disepakati. Tempat persalinan perlu disiapkan
dengan baik dan sesuai standar, dilengkapi dengan alat dan bahan yang
telah direkomendasikan Kemenkes dan IBI. Ruang persalinan harus
memiliki sistem pencahayaan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik
(Kurniarum., 2016).

VI. Implementasi
Tanggal : 17 September 2022 Jam : 17.30
1. Menjelaskan mengenai hasil keadaan ibu yaitu tanda tanda vital normal
tidak ada masalah, dan memberitahu ibu memasuki masa persalinan dengan
ditandai pembukaan 8cm.
2. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil secara mandiri jika ingin buang air
kecil
3. Memberikan sentuhan pada perut dan counterpressure pada pinggang ibu
saat ada kontraksi untuk mengatasi ketidaknyamanan pada ibu.
4. Memberikan penjelasan mengenai teknik relaksasi yang benar pada ibu
yaitu mengajarkan Teknik bernafas Panjang melalui hidung dan membuang
nafas dari mulut perlahan.
5. Memberikan dukungan dan semangat pada ibu bahwa ibu pasti bisa
melewati persalinan secara normal, dengan memberikan pujian kepada ibu
dan menemani ibu.
6. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik jika sudah diperbolehkan untuk
meneran
7. Memberikan ibu minum dan makan saat disela sela kontraksi.
8. Menyuruh ibu untuk tidur dengan posisi miring kiri
9. Melakukan observasi kala 1 persalinan sesuai standar yang berlaku dan
menilai kemajuan persalinan menggunakan partograf dengan memeriksa ttv
dan djj berkala
10. Menyiapkan peralatan pertolongan persalinan, baju bayi dan baju ganti ibu
dengan menyusun baju ganti ibu dan bayi secara ergonomis
VII. Evaluasi
a. Ibu telah mengetahui Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan kondisinya saat
ini telah memasuki masa persalinan
b. Ibu dapat buang air kecil secara mandiri
c. Ibu merasa tenang dan nyaman dengan sentuhan dan pijatan yang dilakukan
penolong
d. Ibu dapat mempraktekan Teknik relaksasi dengan baik
e. Ibu merasa semangat dan yakin bisa menjalani proses persalinan ini secara
normal
f. Dari hasil pemeriksaan dan pemantauan kondisi ibu dan janin baik
g. Peralatan pertolongan serta baju bayi dan ganti ibu telah siap sebelum
pertolongan persalinan
CATATAN PERKEMBANGAN KALA II
tanggal : 17 September 2022
Tempat : PMB Lilik Agustina
Jam : 18.00
SUBYEKTIF : ibu ingin buang air besar dan merasa dorongan ingin meneran yang
tak tertahankan
OBYEKTIF
a. vulva tampak membuka
b. Perineum menonjol
c. Terdapat tekanan pada anus
Tanda – tanda Vital:
 Tekanan Darah: 110/70 mmHg
 Nadi : 85 ×/menit
 Pernapasan : 20 ×/menit
 Suhu : 37° C
d. Kontraksi : 10’- 5 – 45”
e. Auskultas : DJJ 132 ×/menit
f. Vaginal Toucher: : jam 18.00 dilakukan oleh bidan
V/V : cairan, normal, Portio tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Eff : Tidak teraba
Ketuban :pecah spontan, jernih
Bagian Terdahulu : kepala
Hodge : H III
Mollase :Tidak ada Molase
Denominator : uuk arah jam 12.
Pengeluaran Pervaginam: Darah (± 15 cc).
ASSESMENT
G2P1001 A0 UK 41 – 42 T/H/I Inpartu kala II, ibu dan janin dalam keadaan baik
PENALATAKSANAAN
Tanggal: 17 September 2022 jam : 18.00
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah
lengkap dan bayi akan segera lahir
2. Memeriksa kelengkapan partus set, memakai APD, mencuci tangan, memakai
sarung tangan
3. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai
sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik
4. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
5. Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
6. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan
rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua
tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
7. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160x/menit)
8. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu
klien dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
9. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu klien ke posisi setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan klien merasa nyaman)
10. Laksanakan bimbingan meneran pada saat klien merasa ada dorongan kuat untuk
meneran:
11. Anjurkan klien untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman,
jika klien belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
12. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut klien, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
13. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong klien
14. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
15. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
16. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan klien untuk meneran perlahan atau bernapas
cepat dan dangkal
17. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
18. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan
klien untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah
bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
19. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum klien untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
20. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum klien untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
21. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan klien jari dan jari-jari lainnya).
E/ Bayi lahir pukul 18.28 menangis kuat, gerak aktif dan tidak ada kesulitan
bernafas
22. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain
yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
23. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal).
CATATAN PERKEMBANGAN KALA III
Tanggal: 17 september 2022
Jam : 18.29
SUBYEKTIF
Ibu merasa lega dan senang bayinya telah lahir, perut masih terasa mules
OBYEKTIF
Bayi lahir pukul 18.28, bayi menangis kuat TFU: setinggi pusat, uterus teraba keras,
tidak ada janin kedua, kandung kemih kosong
Terlihat tanda pelepasan plasenta:
a. Tali pusat memanjang
b. Ada semburan darah
c. Terdapat rupture perineum derajat II
ASSESMENT
P2002 A000 Inpartu kala III
PENATALAKSANAAN
a. Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin untuk mengeluarkan plasenta,
menyuntikkan oksitosin di paha kanan anterolateral ibu pada (1 menit setelah bayi
lahir)
Evaluasi: ibu bersedia dan telah disuntikkan oksitosin di paha kanan anterolateral
ibu
b. Klem tali pusat menggunakan umbilical cord klem 3 cm dari perut bayi dan 2 cm
dari klem pertama kemudian memotong diantaranya
Evaluasi: tali pusat telah diklem dan dipotong
c. Menaruh bayi di dada ibu untuk IMD dan memakaikan topi:
Evaluasi: IMD telah berhasil dilakukan
d. Memindah klem 5-10 cm di depan vulva, dan mengecek kontaksi disertai
dorongan dorso kranial saat ada kontraksi serta melakukan PTT (peregangan tali
pusat)
Evaluasi : PTT telah dilakukan tali pusat semakin memanjang
e. Melahirkan plasenta ketika plasenta muncul di introitus vagina, dan memutar
plasenta hingga selaput terpilin
Evaluasi : plasenta telah lahir spontan pada pukul 18.39
f. Masase uterus hingga berkontraksi
Evaluasi : kontraksi baik tidak ada pedarahan
g. Evaluasi perdarahan dan laserasi perineum serta penjahutan laserasi, perdarahan ±
100cc, terdapat laserasi rupture perineum derajat 2, dilakukan penjahitan rupture
dengan Teknik jelujur oleh Bd. Lilik dengan anastesi lidocaine.
h. Memeriksa kelengkapan plasenta, selaput dan kotiledon bagian ibu dan bayi
lengkap, ketebalan ±3 cm, diameter 21 cm, Panjang tali pusat 50 cm
Evaluasi : plasenta utuh
i. Mengevaluasi kontraksi, kontraksi baik, uterus keras, mengajarkan ibu masase
uterus Ketika uterus terasa lembek
Evaluasi : kontraksi telah di periksa dan dalam keadaan baik. Ibu dapat
mempraktekkan massase uterus mandiri
CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV
Tanggal: 17 September 2022
Jam : 18.50
SUBYEKTIF
Ibu merasa lega bayi dan plasenta telah lahir
OBYEKTIF
Plasenta lahir (kotiledon dan selaput lengkap pukul 18.39, kontraksi uterus baik, TFU
2 Jari bawah pusat, bayi masih IMD
ASSESMENT
P2002 Ab000 inpartu kala IV, ibu dan bayi dalam kondisi baik
PENATALAKSANAAN
1. Memastikan kontraksi uterus baik dan tidak ada perdarahan
2. Mencelupkan sarung tangan dalam larutan klorin dan DTT
3. Memeriksa kandung kemih dan mengosongkannya
4. Mengajarkan ibu dan keluarga memeriksa kontraksi uterus dan melakukan masase
jika kontraksi tidak baik
5. Mengevaluasi jumlah perdarahan
6. Menghitung nadi ibu
7. Memantau keadaan bayi
8. Membersihkan ibu dengan air DTT, membantu memakaikan ibu pakaian dan
memastikan ibu merasa nyaman
9. Menempatkan seluruh alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
10. Membersihkan sampah (kassa) yang terkontaminasi
11. Mendekontaminasi tempat persalinan
12. Membersihkan dan melepas sarung tangan secara terbalik
13. Mencuci tangan
14. Melakukan pemantauan kala IV pada ibu sesuai tabel pada lembar partograph dan
dokumentasi
CATATAN KELAHIRAN BAYI
Bayi telah lahir tanggal : 17 September 2022
Pukul : 19.29 WIB
SUBYEKTIF
Ibu merasa senang bayinya telah lahir dengan normal dengan keadaan sehat langsung
menangis kuat
OBYEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
BBL : 3000 gram
LK : 31 cm
LD : 32 cm
LILA : 12 CM
PBL : 50 cm
Suhu : 36,8℃
Jenis Kelamin : Perempuan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a) Kepala : caput succedaneum (-), cepal hematoma (-), terdapat ubun ubun kecil
dan ubun ubun besar
b) Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
c) Muka : tidak pucat, tidak ikterus
d) Hidung : pernafasan cuping hidung (-), tidak ada sekret
e) Mulut : tidak kering, tidak pucat, labioplalatoskisis (-) dan labioskisis (-)
f) Dada : tidak ada retraksi dinding dada, normal chest
g) Abdomen : tali pusat tertutup kasa, tampak tali pusat bersih dan tidak layu
h) Genetalia : labia mayora menutupi labia minora terdapat lubang uretra
i) Anus : terdapat lubang anus, mekonial (+)
j) Ekstremitas : Atas flexi gerak aktif, bawah flexi gerak aktif
Auskultasi
a) Dada : ronchi (-), wheezing (-), tidak ada retraksi dada
Perkusi
Abdomen : kembung (-)
Refleks
Moro : tangan dan kaki bergerak kearah sumbu tubuh (+)
Sucking : menghisap putting ketika ditempatkan dimulut bayi. (+)
Swallowing : bayi dapat menelan Asi. (+)
Babinski : jempol mengarah keatas dan jari kaki alinnya menyebar (+)
Rooting : bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi (+)
Plantar : Jari-jari bayi akan menekuk ke bawah bila jari diletakkan di dasar
jari-jari kakinya (+)
Palmar : jari bayi melekuk di sekeliling berada pada genggamannya seketika
bila jari diletakkan ditelapak tangan
Tonickneck : bayi dapat menoleh ke kanan dan ke kiri (+)
ASSESMENT
By. Ny R usia 1 jam neonatus cukup bulan
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bayi
Evaluasi: kondisi bayi baik
2. Menjaga suhu bayi agar tetap hangat
Evaluasi: bayi terhindar dari resiko hipotermi
3. Memberikan salep mata pada mata kiri dan kanan
Evaluasi: salep telah diberikan dan ibu diberitahu untuk tidak mengusapnya
4. Melakukan perawatan tali pusat
Evaluasi: perawatan tali pusat telah dilakukan ibu diajari cara merawat tali
pusat di rumah
5. Memberikan suntik vitamin K 1 mg
6. Memberikan pakaian lengkap pada bayi
Evaluasi: bayi telah dirapikan dan diberikan kepada keluarga dan pindah ke
ruang nifas.
7. Membantu bayi menyusu pada ibu dengan posisi dan pelekatan yang benar
Evaluasi: ibu paham cara pelekatan yang benar
8. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
Evaluasi : tangan sudah bersih dan kering
9. Melengkapi partograph
Evaluasi: dokumentasi telah dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada tanggal 17 September 2022 pukul 17.30 WIB, Ny. R datang ke PMB
Lilik Agustina, ibu mengeluh mules sejak jam 06.00 dan telah keluar lendir
bercampur darah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil pada Ny. S
akan menjalani proses persalinan dengan ditandai pembukaan 8 cm. Pada pukul
18.00 WIB, portio tipis lunak, pembukaan serviks 10 cm, dan bagian terbawah
janin sudah berada di Hodge II. Suami mendampingi ibu selama proses
persalinan. Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan
lengkap (10 cm) pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam,
sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
A. KALA II
Pada pukul 18.00 WIB ketuban ibu pecah spontan, ibu merasa ingin BAB dan
sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu adanya dorongan meneran, tekanan pada
anus, perineum menonjol dan vulva membuka. Pimpinan persalinan dengan
asuhan sayang ibu dan bayi. Kemudian bayi lahir bugar, tidak ada kelainan,
selanjutnya dilakukan mengeringkan bayi dari air ketuban, menyelimuti bayi,
meletakkan bayi di dada ibu dan IMD berlangsung kurang lebih 1 jam.
Menurut (Rohani, 2011).Pembukaan lengkap ditegakkan dengan periksa
dalam atau bila kepala janin sudah nampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.
Tanda-tanda kala II adalah perasaan ingin mengejan, anus dan vulva membuka,
perineum menonjol, lendir darah makin banyak (Yanti, 2015).
B. KALA III
Kala III dilakukan sesuai dengan Manajemen Aktif Kala III (MAK III).
Plasenta lahir pada pukul 18.39 WIB. Pemeriksaan plasenta lengkap dan tidak
ada yang tertinggal. Memastikan tidak ada janin kedua dan tali pusat terlihat di
vulva, lalu menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM. Saat terlihat tali pusat
semakin memanjang, perubahan bentuk uterus menjadi bulat dan keras, adanya
semburan darah tiba-tiba, hal tersebut merupakan tanda-tanda dari pelepasan
plasenta yang terjadi pada kala III (Yanti, 2015).
Melakukan MAK III berlangsung 5-30 menit. Dilakukan MAK III untuk
mencegah perdarahan, dan mengurangi kehilangan darah pada kala III dengan
menyuntikkan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan
penegangan tali pusat terkendali (PTT), masase fundus uteri, melihat tanda-tanda
pelepasan seperti tali pusat semakin memanjang serta adanya semburan darah,
dan memeriksa kelengkapan plasenta, sebagai tindakan antisipasi apabila ada sisa
plasenta baik bagian kotiledon maupun selaputnya (Rohani, 2011).
Asumsi penulis proses kala III ibu berlangsung 10 menit, hal ini menunjukkan
tidak ada kesenjangan sesuai dengan teori. Saat melakukan pertolongan
persalinan kala III berlangsung dengan baik.
C. KALA IV
Pemantauan kala IV selama 2 jam pertama adalah tanda-tanda vital Ny. R
normal, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
tidak ada laserasi, total perdarahan 20 cc.
Kala IV adalah masa 2 jam setelah plasenta lahir, oleh sebab itu dibutuhkan
pengawasan yang intensif terhadap Ny. R, pengawasan terhadap Ny.R dilakukan
2 jam post partum yaitu 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua (Rohani, 2011).
Perdarahan normal jika jumlah darah kurang dari 400-500 cc dan kalau ibu
mengelami syok hipovolemik maka ibu telah kehilangan darah sampai 50%
(Walyani, 2014).
Asumsi penulis terbukti dengan adanya observasi dan tindakan serta asuhan
yang tepat dari awal persalinan hingga bayi dapat lahir, menjadikan keseluruhan
persalinan Ny. R berjalan dengan normal dan baik, kelancaran persalinan ini juga
berkat adanya kerjasama yang baik dari ibu mau mengikuti anjuran yang
diberikan bidan. Hasil pemantauan tidak ada kesenjangan antara teori dengan
kenyataan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1) Ny R G2 P1001 Ab000 UK 41 – 42 Minggu Janin T/ H / I dengan
asuhan persalinan normal datang pada pukul 17.30 mengatakan merasa
kenceng kenceng sejak jam 06.00 serta keluar lender dari jalan lahir.
Lalu pada pukul 18.00 ibu sudah memasuki kala II ditandai dengan
adanya pembukaan lengkap, lendir darah, serta ditandai adanya
dorongan meneran, tekanan pada anus, dan vulva membuka, lalu bayi
lahir spontan pukul 18.28 menangis kuat dan gerak aktif setelah bayi
lahir ibu memasuki kala III pada pukul 18.29 ditandai dengan adanya
semburan darah dan tali pusat memanjang, plasenta lahir pada pukul
18.39. ibu memasuki kala IV pada pukul 18.50, dilakukan pada saat
ibu sudah nyaman.
2) Ny.R GII PI001 Ab000 UK 41 - 42 Minggu janin T/H/I dengan
persalinan normal
3) Tidak ada masalah potensial pada Ny R
4) Tidak ada tindakan dan kebutuhan segera pada Ny R
5) perencanaan yang dilakukan pada Ny R berikan asuhan kala I dengan
mengajarkan ibu relaksasi dan pengaturan nafas yang benar,
melakukan pertolongan persalinan normal saat sudah memasuki kala II
dan melakukan asuhan kala III yaitu melahirkan plasenta setelah
plasenta lahir melakukan asuhan kala IV dengan mengobservasi pada
2 jam setelah persalinan.
6) Implementasi yang dilakukan pada Ny R berdasarkan perencanaan
memberikan asuhan kala I dengan mengajarkan ibu relaksasi dan
pengaturan nafas yang benar, melakukan pertolongan persalinan
normal saat sudah memasuki kala II dan melakukan asuhan kala III
yaitu melahirkan plasenta setelah plasenta lahir lalu melakukan asuhan
kala IV dengan mengobservasi pada 2 jam setelah persalinan.
7) Evaluasi pada Ny R yaitu ibu sudah dilakukan asuhan kala I dengan
hasil pemeriksaan pembukaan 8cm pada pukul 17.30, dan dilakukan
pemeriksaan dalam kembali pada pukul 18.00 dengan hasil
pembukaan lengkap dan ibu sudah memasuki kala II, bayi lahir pada
pukul 18.28 menangis kuat dan gerak aktif, lalu ibu memasuki kala III
dan plasenta lahir pada pukul 18.38 plasenta lahir lengkap tidak ada
sisa plasenta yang tertinggal, selanjutnya ibu dilakukan asuhan kala IV
pada pukul 18.50 dilakukan saat ibu sudah merasa nyaman

5.2 Saran

- Untuk Pasien
Pasien dapat menjadikan pengetahuan yang didapat pada pengalaman
asuhan persalinan normal yang dialaminya sebagai pembelajaran
kedepan jika menghadapi keadaan yang serupa.
- Untuk Penulis
Diharapkan dari hasil studi kasus ini dapat meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
asuhan persalinan normal.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jense. 2015. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Dinkes Jateng. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2017. Dinkes
Jateng. Semarang
Mochtar, R. 2015. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Rohani, dkk. (2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba
Medika

Kurniarum, A. (2016). Auhan Kebidanan Persalinan Bayi Baru Lahir (Kemenkes RI


(ed.)). Kemenkes RI.
Mutmainnah, A. U., Johan, H., & Liyod, S. S. (2017). Asuhan Persalinan Normal
dan Bayi Baru Lahir. Penerbit Andi.
Mi’raj, Mhd. Wahyudin. (2017). “Implementasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) di Desa
Tasik Seminai Kecamatan Koto Gasib Tahun 2015”. JOM FISIP, Vol. 4, No. 1.
“Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu Ke-91 Tahun 2019”
Oktarina, M. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
DEEPUBLISH.
Pulungan, P. W., Sitorus, S., Amalia, R., Ingrit, B. L., Hutabarat, Ju., Sulfianti,
Anggraini, D. D., Pakpahan, M., Aini, F. N., Wahyuni, Apriza, & Sari, M. H. N.
(2020). Ilmu Obstetri dan Ginekologi Untuk Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.
Putra, S. R. (2016). Cara Mudah Melahirkan dengan Hypnobirthing. LAKSANA.
Rahmi, Fifien Luthfia. (2016). “Implementasi Program EMAS (Expanding Maternal
and Neonatal Survival) sebagai Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Baru Lahir di Kabupaten Tegal”. Semarang: Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP
Universitas Diponegoro.
Saragih, R. (2017). Pengaruh Dukungan Suami dan Tingkat Kecemasan Ibu
Primigravida terhadap Kala I Persalinan Spontan di Klinik Bersalin Swasta
Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai. Jurnal Ilmiah Kohesi,
1(1).
Suprapti, & Mansur, H. (2018). Praktik Klinik Kebidanan II (2018th ed.). Kemenkes
RI.
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Walyani, Elisabeth Siwi. 2014. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta;
Pustaka Baru Press
Jenny J. S. Sondakh 2013, Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta; Salemba
Medika. Varney, Helen. 2006.
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I. Jakarta: ECG. . 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Volume I. Jakarta: ECG

Anda mungkin juga menyukai