Disusun oleh:
Zolan Prananda : 15.401.20.006
Mahasiswa
__________________
Mengetahui
Pembimbing Akademi Pembimbing Klinik
____________________ _________________
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga laporan pendahuluan ini yang berjudul “Asuhan kebidanan pada
ibu bersalin” dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dalam mengerjakan laporan
pendahuluan ini kami banyak memperoleh bantuan dan bimbingan dari semua pihak
baik dosen maupun teman-teman. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih
kepada dosen setiap matauliah.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan laporan pendahuluan ini masih
terdapat banyak kesalahan, kami menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan sarannya, guna
menyempurnakan laporan pendahuluan ini dan semoga bermanfaat untuk dibaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila prosesnya terjadi pada usia cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit atau tanpa bantuan
kekuatan sendiri. Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati,
yang ditandai dengan perubahan serviks secara progesif dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta.
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seseorang pasien
dan keluarganya. Sangat penting untuk di ingat bahwa persalinan adalah proses
yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi
terjadinya komplikasi yang mengancam selalu ada sehingga bidan harus mengamati
dengan ketat pasien dan bayinya sepanjang proses melahirkan. Dukungan yang
terus menerus dan penatalaksanaan yang terampil dari bidan dapat
menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenangkan dengan hasil
persalinan yang sehat dan memuaskan.
KPD adalah bocornya selaput air ketuban (likuor amnii) secara spontan dari
rongga amnion di mana janin di tampung. Cairan keluar dari selaput ketuban yang
mengalami kerobekan, muncul setelah usia kehamilan 28 minggu dan setidaknya
sebelum 1 jam sebelum waktu kehamilan yang sebenarnya(Gehwagi et al, 2015).
B. Tujuan.
1. Tujuan umum.
Setelah melakukan, mempelajari, memahami, asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dengan indikasi KPD diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang
telah di dapatkan.
C. Sistematika penulisan.
BAB I : berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan dan
sistematika penulisan.
BAB II : berisi tentang tinjauan pustaka yang terdiri dari pengertian persalinan
normal, tahap dari persalinan, tanda-tanda persalinan, factor-faktor yang
mempengaruhi persalinan, pemeriksaan leopold, lima benang merah
asuhan persalinan, pathways persalinan, dan tinjauan kasus tentang KPD
yang berisi: fisiologis air ketuban, pengertian Ketuban Pecah Dini
(KPD), klasifikasi, etiologi ketuban pecah dini, Factor predisposisi
ketuban pecah dini, Mekanisme ketuban pecah dini, Tanda dan gejala
ketuban pecah dini, Dasar diagnose ketuban pecah dini, penatalaksanaan
KPD, komplikasi KPD dan pathways ketuban pecah dini.
BAB III : berisi tentang manajemen persalinan yang terdiri dari langkah I
(pengkajian), langkah II ( interprestasi data dasar), langkah III (antisipasi
diagnose atau masalah potensial), langkah IV (identifikasi kebutuhan
tindakan segera), langkah V (planning atau interfrensi), lankah VI
(implementasi), dan langkah VII (evaluasi) dan 60 langkah APN.
BAB IV : berisi penutup yang terdiri dari kesimpilan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUWAN PUSTAKA
Bagian keras pelvis yang dibentuk oleh tulang ada 2 bagian yaitu :
a) Pelvis mayor Bagian atas yang lebar disebut panggul besar (pelvis
mayor), yang mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pankreas
dll.
b) Pelvis minor Bagian bawah atau panggul kecil (pelvis minor) menjadi
tempat organ-organ genetalia internal seperti uterus, ovarium, vagina,
kandung kemih, dll.
Tulang panggul terdiri dari 4 buah tulang yaitu :
a) 2 Buah tulang pangkal paha (os coxae).
b) 1 buah tulang kelangkang (os sacrum).
c) 1 buah tulang tungging (os coccyges).
2) Bagian-bagian panggul.
Bagian keras yang di bentuk oleh tulang.
a) Os. Coxae ( 2 tulang pangkal paha) terdiri dari 3 buah tulang yaitu :
(1) Os illium ( tulang usus ).
(a) Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk
bagian atas dan bagian belakang tulang panggul.
(b) Batas atasnya merupakan penebalan yang disebut Crista Iliaka.
(c) Ujung depan yang menonjol pada crista iliaka anterior superior
dan bagian belakang yang menojol disebut iliaka posterior
superior.
(d) Terdapat memanjang dibagian dalam os ilium yang membagi
pelpis mayor dan minor disebut linea innominada (linea
terminalis).
(e) Bagian-bagiannya: Crista Illiaca, Spina illiaca anterior
superior, Spina illiaca posterior superior, Spinai lliaca anterior
inferior, Spina illiaca posterior inferior, Inchisura ischiadica
major, dan linea innominata (linea terminalis) yang menjadi
batas antara panggul besar dan panggul kecil.
(2) Os. Ischium ( Tulang Duduk ).
(a) Terdapat disebelah bawah tulang usus.
(b) Tulang bawah yang menonjol disebut spina ischiadika.
(c) Bagian-bagiannya : Spina Ischiadica, inchisura ischiadika
minor, dan Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, bagian
inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk yang
disebut : Tuber Ischiadikum.
(3) Os. Pubis ( Tulang Kemaluan ).
(a) Terdapat disebelah bawah dan depan tulang usus (os coxae).
(b) Dengan tuber ischiadikum dibatasi oleh foramen obsturatium.
(c) Os pubis yang berhubungan dengan os ilium disebut ramus
superior ossis pubis.
(d) Os pubis yang berhubungan dengan os ischium disebut ramus
inferior ossis pubis.
(e) Yang menghubungkan kedua tulang pubis disebut dengan
simpisis pubis.
(f) Bagian-bagiannya : Foramen obturatorium, Ramus superior
Osis Pubis, Ramus inferior ossis pubis, dan Ramus inferior kiri
dan kanan membentuk arcus pubis.
b) Os. Sacrum ( tulang kelangka ).
Tulang kelangkang berbentuk segitiga, melebar pada bagian atas
dan meruncing ke bawah. Tulang kelangkang terletak sebelah
belakang antara kedua pangkal paha. Bagian – bagian os sacrum :
(1) Terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat.
(2) Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas, bawah,
kanan, dan kiri.
(3) Di bagian kiri dan kanan garis tengah terdapat lubang yang akan
dilalui syaraf yang disebut foramen sacralia anterior.
(4) Os sakrum paling atas (os sacrum 1) mempunyai tonjolan besar
kearah depan disebut promontorium.
(5) Yang menghubungkan os sacrum dan os coxai disebut artikulasio
sacro-iliaka.
(6) Yang menghubungkan os coccygis dengan os sacrum disebut
artikulasio sacro-cocsigia.
c) Os. Coccygis ( tulang tungging ).
Berbentuk segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah dan bersatu.
Padam saat persalinan tulang tungging dapat didorong ke belakang
sehingga memperluas jalan lahir.
3) Bidang-bidang panggul dan ukuran panggul bidang-bidang panggul.
a) Pintu atas panggul (PAP).
Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil.
Bentuknya bulatan oval dengan panjang kesamping dan dibatasi oleh :
(1) Promontorium, (Normalnya tidak teraba).
(2) Sayap sacrum.
(3) Linea terminalis, (Normalnya teraba 1/3 bagian).
(4) Ramus superior, dan.
(5) Pinggir atas symphysis.
3. Klasifikasi.
Menurut pogi tahun 2014, KPD diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu
KPD preterm dan KPD aterm.
a. KPD preterm Ketuban pecah dini preterm adalah pecahnya ketuban yang
terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin, dan tes fern pada usia
kehamilan <37 minggu sebelum onset persalinan. KPD psangat preterm
adalah pecahnya ketuban saat umur kehamilan ibu di antara 24 minggu
sampai kurang dari 34 minggu, sedangkan KPD preterm saat usia kehamilan
ibu antara 34 minggu sampai kurang dari 37 minggu .
b. KPD aterm.
Ketuban pecah dini aterm adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya yang
terbukti dengan vaginal pooling, tes nitrazin dan tes fern pada usia
kehamilan ≥37 minggu.
4. Etiologi ketuban pecah dini.
Walaupun banyak publikasi tentang ketuban pecah dini, namun
penyebabnya masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti.
Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan
KPD, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. (Fadlun
dkk, 2011)
Adapun beberapa etiologi dari penyebab kejadian ketuban pecah dini
menurut beberapa ahli yaitu:
a. Serviks inkompeten (leher rahim)
Pada wanita dalam presentasi kecil dengan kehamilan yang jauh dari
aterm, serviks yang inkompeten dapat menipis dan berdilatasi bukan
sebagai akibat dari peningkatan aktifitas uterus melainkan akibat dari
kelemahan intrinsik uterus sehingga menyebabkan ketuban pecah. (Fadlun
dkk, 2011)
Keadaan ini ditandai oleh dilatasi servik tanpa rasa nyeri dalam
trimester kedua atau awal trimester ketiga kehamilan yang disertai prolapsus
membran amnion lewat serviks dan penonjolan membrane tersebut kedalam
vagina, peristiwa ini diikuti oleh pecahnya ketuban dan selanjutnya ekspulsi
janin imatur sehingga kemungkinan janin akan meninggal. Tanpa tindakan
yang efektif rangkaian peristiwa yang sama cenderung berulang dengan
sendirinya dalam setiap kehamilan. Meskipun penyebabnya masih
meragukan namun trauma sebelumnya pada serviks, khususnya pada
tindakan dilatasi, kateterisasi dan kuretasi. (Krisnadi dkk, 2009)
b. Ketegangan rahim berlebihan.
Ketegangan rahim berlebihan maksudnya terjadi pada kehamilan
kembar dan hidramnion. Etiologi hidramnion belum jelas, tetapi diketahui
bahwa hidramnion terjadi bila produksi air ketuban bertambah, bila
pengaliran air ketuban terganggu atau kedua-duanya. Dicurigai air ketuban
dibentuk dari sel-sel amnion. Di samping itu ditambah oleh air seni janin
dan cairan otak pada anensefalus. Air ketuban yang dibentuk, secara rutin
dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu cara pengeluaran ialah
ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus kemudian dialirkan ke plasenta
untuk akhirnya masuk peredaran darah ibu. (Sujiyatini dkk, 2009)
Ekskresi air ketuban akan terganggu bila janin tidak bisa menelan
seperti pada atresia esophagus atau tumor-tumor plasenta. Hidramnion dapat
memungkinkan ketegangan rahim meningkat, sehingga membuat selaput
ketuban pecah sebelum waktunya. (Manuaba, 2010)
c. Kelainan letak janin dalam Rahim.
Kelainan letak janin dalam rahim maksudnya pada letak
sungsang dan letak lintang. Letak janin dalam uterus bergantung pada
proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan <32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan bebas, dan demikian janin dapat menempatkan diri
dalam letak sungsang atau letak lintang. (Fadlun dkk, 2011)
Pada kehamilan trimester akhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang
terlipat lebih besar daripada kepala maka bokong dipaksa untuk menempati
ruang yang lebih luas difundus uteri, sedangkan kepala berada dalam
ruangan yang lebih kecil disegmen bawah uterus. Letak sungsang dapat
memungkinkan ketegangan rahim meningkat, sehingga membuat selaput
ketuban pecah sebelum waktunya. (Manuaba, 2010)
d. Kelainan jalan lahir.
Kelainan jalan lahir maksudnya kemungkinan terjadi kesempitan
panggul yang terjadi pada perut gantung, bagian terendah belum masuk
PAP, disporposi sefalopelvik. Kelainan letak dan kesempitan panggul lebih
sering disertai dengan ketuban pecah dini namun mekanismenya belum
diketahui dengan pasti. (Manuaba, 2010)
e. Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
Pecahnya ketuban dapat terjadi akibat peregangan uterus yang
berlebihan atau terjadi peningkatan tekanan yang mendadak di dalam
kavum amnion, di samping juga ada kelainan selaput ketuban itu sendiri.
Hal ini terjadi seperti pada sindroma Ehlers-Danlos, dimana terjadi
gangguan pada jaringan ikat oleh karena defek pada sintesa dan struktur
kolagen dengan gejala berupa hiperelastisitas pada kulit dan sendi, termasuk
pada selaput ketuban yang komponen utamanya adalah kolagen. 72%
penderita dengan sindroma Ehlers-Danlos ini akan mengalami persalinan
preterm setelah sebelumnya mengalami ketuban pecah dini preterm. (Fadlun
dkk, 2011)
f. Infeksi.
Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput
ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan
ketuban pecah. Adanya infeksi pada selaput ketuban (korioamnionitis lokal)
sudah cukup untuk melemahkan selaput ketuban di tempat tersebut. Bila
terdapat bakteri patogen di dalam vagina maka frekuensi amnionitis,
endometritis, infeksi neonatal akan meningkat 10 kali. (Fadlun dkk, 2011)
Ketuban pecah dini sebelum kehamilan preterm sering diakibatkan
oleh adanya infeksi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang
terikat pada membran melepaskan substrat seperti protease yang
menyebabkan melemahnya membran. Penelitian terakhir menyebutkan
bahwa matriks metaloproteinase merupakan enzim spesifik yang terlibat
dalam pecahnya ketuban oleh karena infeksi. (Manuaba, 2010)
9. Penatalaksanaan KPD.
a. Konservatif.
1) Rawat di rumah sakit.
2) Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak tahan
dengan ampisilin dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari).
3) Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4) Jika umur kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes
busa negatif : beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.Jika usia
kehamilan 32-37 minggu, sudah in partu, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam.
5) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan
lakukan induksi.
6) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
7) Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid untuk memacu
kematangan paru janin dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin
dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis
tunggal selama 2 hari, deksametason i.m 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4
kali.
b. Aktif.
1) Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal pikirkan
seksio sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50µg intravaginal tiap 6
jam maksimal 4 kali.
2) Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi dan
persalinan diakhiri jika :
3) Bila skor pelvik < 5, lakukanlah pematangan serviks, kemudian induksi.
Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
4) Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.
Ketuban Pecah >37 minggu
Infeksi Non infeksi infeksi Non infeksi
Penisilin. Amiksilin · Penisilin. lahirkan bayi.
Gentamisin. eritromisin Gentamisin. berikan
Metronidazole. untuk 7 hari. Metronidazole. penisilin atau
Lahirkan bayi. Steroi untuk Lahirkan bayi. ampisilin.
pematangan
paru.
Antibiotik setelah persalinan
Profilaksis Infeksi Non-infeksi
Stop antibiotik Lanjutkan untuk 24 Tidak perlu antibiotik
jam setelah bebas
panas
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
I. LANGKAH I(PENGKAJIAN)
Tanggal pengkajian:……… Jam : …………
Oleh :
BIODATA
NamaIbu : ………………… -Nama Suami:
……………….
Umur :………………… -Umur :
……………....
Pendidikan : ………………… -Pendidikan :
………………
Agama : ………………… -Agama :
………………
Suku/Bangsa : ………………… - Suku / Bangsa :
…………….
Pekerjaan : ………………… -Pekerjaan :
………………
Alamat : ………………… -Alamat :
………………
No.Telp. : …………………
No.Register : …………………
A. DATASUBYEKTIF
KALA I(tanggal:......................................... Jam:.....................)
1. Alasankunjungan:
………………………………………………………………………………
…………
........................................................................................................................
................
2. Keluhan utama : (keluhan yang dirasakan ibu saatini)
…………………………………………………………………………………………
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
3. Kronologis
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……................................................................................................................................
4. Riwayat Perkawinan
Kawin : kali
Perkawinanke- :
Umurkawin: tahun
Lamakawin: tahun
5. RiwayatMentruasi
a. Haid
Menarche : th
Siklus : teratur/tidak
Banyaknya : cc/kotek/hari
Lamanya : hari
Warnanya:
Baunya :
Sifatdarah : encer / beku
Dysmenorhoe :ya/tidak
Fluoralbus : ya (gatal, panas, berbau)/tidak, konsistensi, warna
HPHT :
HPL :
b. Riwayat kehamilan sekarang dan
masalahnya ANCdi :
oleh:
Sejak UK :
Quickening (gerakan pertama janin pada UK):
Gerakan janin dalam 24 jamterakhir: kali
Frekuensi periksa selama hamil : TM I : TMII: TM III:
Senam hamil:
Riwayat imunisasi TT Caten :
Imunisasi TT : pernah /tidak
Imunisasi TT I tgl ………………………. TT II tgl……………………….
Obat - obatan / jamu yang dikonsumsi selama hamil:
c. Riwayat obstetrik
Kehamil
Persalinan Anak Nifas
an
No
usi Penln Temp Penyl BB/P AS
Ke Jenis Seks H/M Penylt
a g t t B I
…………………………………………………………………………………
- Makananpantang :
…………………………………………………………………………………
- Minum terakhir : jam………………………………………
- Keluhan :
…………………………………………………………………………………
b. Eliminasi
- BAK : frekuensi ……………………. Jumlah...................................................warna
……………… keluhan ………………………
- BAB : frekuensi ……………………. Jumlah...................................................warna
……………… keluhan ………………………
c. Istirahat /tidur (dalam satu hari terakhir)
................................................................................................................................
d. Aktivitasterakhir
:................................................................................................................................
e. Personal higine terakhir (mandi /keramas)
: …………………………………………………………………………………...
f. Pola seksual terakhir:
:................................................................................................................................
9. Riwayat Kesehatan:
a. Riwayatpenyakityangpernahdiderita/sedangdideritakliendanpengobatanyang di
lakukan seperti Hipertensi, Diabetes, Jantung, Paru – paru, Hepatitis):
.................................................................................................................................
b. Riwayat penyakit yang pernah di derita / sedang diderita keluarga dan
pengobatan yang di lakukan seperti Hipertensi, Diabetes, Jantung, Paru – paru,
Hepatitis):
.................................................................................................................................
c. Riwayat alergi (makanan, minuman, obat-obatan dan bahan lain)
.................................................................................................................................
d. Riwayat operasi : .....................................................................................................
e. Riwayat kembar, cacat :
.........................................................................................
10. RiwayatPsikososial:
Kesiapan ibu dan keluarga menghadapi persalinan ini
a. Pengambilankeputusan
.................................................................................................................................
b. Pendampingpersalinan
.................................................................................................................................
c. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kehamilanini
.................................................................................................................................
d. Persiapan persalinan yang telahdilakukan
................................................................................................................................
B. DATAOBJEKTIF
1. Pemeriksaanumum
a. KeadaanUmum : …………….
b. Kesadaran : …………….
c. Tanda – tandavital
TekananDarah.....................................mmHg
DenyutNadi........................................X/menit
Pernafasan..........................................X/menit
Suhu....................................................0C
d. BBsebelumhamil...............................Kg
e. BBkunjungan lalu................................Kg
f. BBkunjungan ini............................Kg
g. TB.......................................................cm
h. LILA........................................Cm
i. IMT : ............
2. Pemeriksaanfisik
a.Kepala :...........................................................................................................
b.Muka : ...........................................................................................................
c.Mulut :...........................................................................................................
d.Gigi : ...........................................................................................................
e.Mata :...........................................................................................................
f. Telinga : ...........................................................................................................
g.Hidung :...........................................................................................................
h.Leher : ...........................................................................................................
i. Aksila :...........................................................................................................
j. Dada : ...........................................................................................................
k. Payudara : ...........................................................................................................
3. Pemeriksaan
Obstetri Abdomen:
Inspeksi : ...........................................................................................................
- TFU : ...........................................................................................................
- LI : ...........................................................................................................
- LII : ...........................................................................................................
- LIII :...........................................................................................................
- LIV : ...........................................................................................................
- TBJ :...........................................................................................................
- DJJ :frekuensi.........................kali/menit
Punktum maksimum di: ...................................................................................
HIS :frekuensi..........................kali/10menit,
durasi.........................detik , Intensitas (kuat , sedang, lemah)
Genetalia :........................................................................................
Ekstrimitas :.........................................................................................
4. Pemeriksaan Dalam(VT)
Tanggal............. Jam............ WIB oleh : .............
atasIndikasi.........,
Tujuan :
.....................................................................................................................
Hasil :
V. LANGKAH V (PLANNING/INTERVENSI)
Diagnosa :
Masalah :
Tujuan :
Kriteria :
No Planning Rasional
VI. LANGKAH VI(IMPLEMENTASI)
Tgl/jam Tindakan
VII.LANGKAH VII(EVALUASI)
Tanggal: Jam :
SUBYEKTIF : ...............................................................................................
................................................................................................
OBYEKTIF :...............................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
ASSESMENT ..............................................................................................:
................................................................................................
PENATALAKSANAAN :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/Pukul :
Asessment (A)
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Penatalaksanaan (P)
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
60 LANGKAH APN
1. Mengetahui tanda dan gejala kala II, yaitu doran, teknus, perjol, dan vulka.
2. Memastikan perlengkapan dan obat-obatan siap pakai.
3. Menggunakan clemek dan APD.
4. Mencuci tangan.
5. Memakai sarung tangan DTT.
6. Menghisap oksitosin kedalam tabung suntik.
7. Melakukan vulva hygine menggunakan kapas DTT
8. Melakukan pemeriksaan dalam.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan larutan klorin.
10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi.
11. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap.
12. Memberitahu ibu untuk memilih posisi yang nyaman.
13. Pimpin meneran jika merasa ada dorongan yang kuat.
14. Menganjurkan ibu untuk memeilih posisi yang nyaman.
15. Meletakkan handuk di atas perut ibu.
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
17. Membuka partus set.
18. Memakai sarung tangan seteril untuk menolong kelahiran bayi.
19. Setelah kepala tampak 5-6 cm divulva, maka lindungi kepala bayi dengan tangan bagian
kiri berada didepan perineum, untuk melindungiperineum.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat.
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran plaksi luar yang terjadi secara spontan.
22. Setelah putaran plaksi luar, pegang kepala bayi secara bipariental lalu gerakan ke atas
lalu ke bawah.
23. Gerakan tangan kanan untuk menyanggah kepala dan bahu,dan tangan kiri menyusuri
tubuh bayi.
24. Penyusuran tangan ke lengan, dada, punggung, bokong, hingga mata kaki bayi.
25. Lakukan penilaiaan selintas apakah bayi menangis?, apakah bayi bergerak aktif?, apakah
bayi berwarna kulit kemerahan?.
26. Segerah mengeringkan bayi, membungkus kepala dan tubuh bayi kecuali bagian pusat.
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi. Melakukan urutan
pada tali pusat mulai dari klem kea rah ibu dan memasang klem kedua kira-kira 2cm dari
klem pertama.
28. Memegang talipusat dengan 1 tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali
pusat di antara dua klem tersebut.
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayidengan kain atau selimut yang
bersih, kering, menutupi bagian kepala, dan membiarkan tali pusat terbuka.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibunya untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya (IMD).
31. Meletakkan kain yag bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi ke dua.
32. Memberitahu kepada ibu bahwa iya akan di suntik.
33. Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM
di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
34. Memindahkan klem pada tali pusat.
35. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus,
memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Setelah uterus berkontraksi tegangkan talipusat lakukan dorso cranial.
37. Melakukan penegangan dengan dorso cranial.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan dengan dua tangan dan putar plasenta
secara hati-hati hingga selaput ketuban terpilin.
39. Setelah plasenta dan selaput ketuban keluar lakukan masase uterus.
40. Evaluasi plasenta dan selaput ketuban, pastikan utuh.
41. valuasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum, lakukan penjahitan, jika terjadi
perdarahan.
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak perdarahan setelah kandung kemih
kosong.
43. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam klorin 0,5%
bersihkan darah dan cairan tubuh.
44. Mengajarkan ibu masase uterus dan menilai kontraksi uterus.
45. Memeriksa TTV bayi.
46. Evaluasi dan estimasi kehilangan darah.
47. Pantau keadaan bayidan pastikan pernafasan normal.
48. Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh.
49. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberi ASI.
50. Tempatkan seluruh pakaian habis pakai di larutan klorin 0,5%.
51. Buang bahan yang terkontaminasi.
52. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin.
53. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam klorin 0,5% lalu
lepaskan secara terbalik.
54. Cuci tangan dengan sabun.
55. Pakai sarung tangan DTT untuk membersihkan.
56. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan pada bayi.
57. Setelah memberi vit K berikan imunisasi HB O.
58. Lepaskan sarung tangan.
59. Cuci tangan.
60. Lengkapi patograf.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan.
1. Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan
premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai
setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal
dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak
mencakup komplikasi, plasenta lahir normal. Menurut Mochtar (1998), Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang dapat hidup ke
dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalanlain.
2. Air ketuban adalah cairan jernih agak kekuningan yang menyelimuti janin di dalam
Rahim selama kehamilan yang memiliki berbagai fungsi yaitu melindungi
pertumbuhan janin, menjadi bantalan untuk melindungi janin terhadap trauma dari
luar, menstabilkan dari peubahan suhu, pertukaran cairan, sarana yang
memungkinkan janin bergerak bebas, sampai mengatur tekanan dalam Rahim. Selan
itu ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi, dan pada saat persalinan,
ketuban yang mendorong servik untuk membuka, juga meratakan tekanan intera-
uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuba pecah (Mika, 2016:22-23).
3. KPD adalah bocornya selaput air ketuban (likuor amnii) secara spontan dari rongga
amnion di mana janin di tampung. Cairan keluar dari selaput ketuban yang
mengalami kerobekan, muncul setelah usia kehamilan 28 minggu dan setidaknya
sebelum 1 jam sebelum waktu kehamilan yang sebenarnya(Gehwagi et al, 2015).
B. Saran.
1. Bagi klien.
a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkomsumsi makanan yang bergizi dan
seimbang.
b. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat.
c. Menganjurkan agar ibu menjaga kebersihan diri termasuk kebersihan genetalia.
d. Menganjurkan ibu untuk memberikan Asi kepada bayinya sesering mungkin.
2. Bagi bidan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memeberikan pelayanan
yang sesuai sehingga dapat membantu menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematian bayi (AKB).
3. Bagi mahasiswa.
Agar mahasiswa dapat mengenal lagi tentang persalinan dan KPD.
DAFTAR PUSTAKA
Johariyah, Wahyu Ningrum Ema, 2012. Buku ajaran asuhan kebidanan persalinan dan bayi
baru lahir. Jakarta:CV Trans infomedia.
Eka Puspita Sar, Dwi Rimandini kurnia, 2014. Asuhan kebidanan persalinan (intranatal care).
Jakarta:CV trans info media.
Elisabeth Siwi Walyani, 2021: asuhan persalinan dan bayi baru lahir. Yogyakarta: PT pustaka
baru.
Varney Helen, 2008. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta : EGC
Prawiroharjo Sarwono, 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.
Ai nurasiah, 2011. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan, Jakarta : RA.Tama.
Arsinah. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Jakarta : Graha Ilmu.