PENDAHULUAN
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran fetus dan plasenta dari uterus, ditandai
dengan peningkatan aktifitas miometrium (frekuensi dan intensitas kontraksi) yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (show) dari
vagina.Lebih dari 80% proses persalinan berjalan normal, 15-20% dapat terjadi komplikasi
persalinan. UNICEF dan WHO menyatakan bahwa hanya 5%-10% saja yang membutuhkan
seksio sesarea.1,2,3
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas umum otot polos miometrium yang
relatif tenang sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin
sampai kehamilan aterm.Menjelang persalinan, otot polos uterus mulai menunjukkan
aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi suatu periode relaksasi, dan mencapai
puncaknya menjelang persalinan, serta secara berangsur menghilang pada periode
postpartum.1
Proses fisiologi kehamilan yang menimbulkan inisiasi partus dan awitan persalinan
belum diketahui secara pasti. Sampai sekarang, pendapat umum yang dapat diterima bahwa
keberhasilan kehamilan pada semua spesies mamalia, bergantung pada aktivitas progesteron
yang menimbulkan relaksasi otot-otot uterus untuk mempertahankan ketenangan uterus
sampai mendekati akhir kehamilan.2
Persalinan dianggap normal juga jika terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (in partu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap.Seorang wanita belum dikatakan inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks.1
Kehamilan dan persalinan merupakan hal yang wajar terjadi pada seorang perempuan.
Kedua hal tersebut berperan penting dalam proses reproduksi guna mempertahankan
kelestarian spesies manusia. Meskipun merupakan suatu hal yang fisiologis, kehamilan dan
persalinan memiliki banyak resiko yang dapat membahayakan nyawa ibu dan janinnya.
Seorang ibu ketika akan mendekati waktu kelahiran bayi perlu untuk mempersiapkan segala
sesuatunya sebaik mungkin. Persiapan yang perlu dilakukan adalah memilih tempat bersalin
yang memadai dan nyaman, dan memilih tenaga kesehatan yang akan menolong proses
bersalin. Tenaga kesehatan yang dianjurkan pemerintah dalam menolong persalinan misalnya
dukun beranak terlatih, bidan dan dokter.2
Hal ini sangat mengkhawatirkan karena angka kematian ibu adalah satu parameter
yang menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan suatu negara. Hal ini mengakibatkan
pentingnya bagi seorang tenaga kesehatan khususnya dokter dalam memandu suatu pimpinan
persalinan.
Proses persalinan ditandai oleh adanya kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi
serviks dan mendorong fetus keluar melalui jalan lahir. Kontraksi miometrium selama
persalinan akan terasa sangat menyakitkan bagi ibu. Sebelum timbulnya kontraksi yang
menyakitkan ini, uterus harus disiapkan untuk proses kelahiran. Miometrium tidak akan
berespon sampai dengan usia kehamilan 36-38 minggu, dan setelah periode memanjang ini,
fase transisional diperlukan sampai serviks mengalami penipisan dan perlunakan.4
Selama proses persalinan salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi
miometrium. Kontraksi miometrium yang tidak menyebabkan dilatasi serviks dapat dirasakan
kapanpun selama masa kehamilan.Kontraksi ini timbul dengan intensitas yang rendah dan
durasi yang singkat.Timbul rasa tidak nyaman yang terbatas di abdomen bawah dan lipatan
paha.Menjelang saat-saat akhir kehamilan, ketika uterus mulai mengalami persiapan untuk
persalinan, kontraksi ini bertambah sering hal ini sering terjadi pada multipara dan kadang
disebut persalinan palsu. Namun, pada beberapa ibu kontraksi kuat dari uterus yang
menimbulkan dilatasi serviks, penurunan janin dan pelahiran konseptus timbul secara
mendadak tanpa peringatan.4
Pada dan selama persalinan ada tiga faktor penting yang berperan, yaitu power
(kekuatan kontraksi ibu (his), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau
kekuatan mengejan, ketegangan dan kontraksi ligament rotumdum), passager (janin dan
plasenta), passage (kondisi jalan lahir lunak dan tulang).Sebab terjadinya persalinan sampai
kini masih merupakan teori-teori yang kompleks. Terdapat beberapa teori yang sering
dibicarakan antara lain faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh saraf, dan faktor nutrisi dimana faktor-faktor ini dapat
menyebabkan persalinan dimulai.4
Persalinan adalah terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur atau post matur)
mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi) selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam
sejak saat awitannya (bukan partus presipitatus atau partus lama) mempunyai janin (tunggal)
dengan presentasi verteks (puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis terlaksana
tanpa bantuan artificial (seperti forseps) tidak mencakup komplikasi (seperti pendarahan
hebat) mencakup pelahiran plasenta yang normal.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Persalinan
Persalinan (partus = labor) adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable
melalui jalan lahir biasa dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.1
Menurut sumber lain dikatakan bahwa persalinan ialah serangkaian kejadian yang
berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput dari tubuh ibu. 2
Persalinan normal persalinan lewat vagina. Pada persalinan normal, proses persalinan
diawali dengan rasa mulas dan keluarnya lendir bercampur darah dari vagina. Rasa mulas dan
nyeri (his) biasanya datang secara teratur, semakin lama semakin kuat dan semakin nyeri,
sampai anak berhasil dilahirkan. Proses kelahiran anak diikuti oleh kelahiran ari-ari.
Seringkali jalan lahir mengalami robekan (ruptur perineum) dan butuh beberapa jahitan untuk
memperbaikinya.6
In partu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan.Partus biasa
atau partus normal atau partus spontan adalah bayi lahir dengan presentasi belakang kepala
tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi dan
umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.Sedangkan, Partus luar biasa atau
partus abnormal adalah bila bayi dilahirkan pervaginam dengan cunam atau ekstraktor
vacum, versi dan ekstraksi, dekapitasi, embriotomi, dan sebagainya.1
Dikenal beberapa istilah menurut umur kehamilan dan berat badan bayi yang
dilahirkan, yaitu1,2:
1. Abortus adalah pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 20 minggu atau bayi
dengan berat badan kurang dari 500 gram.
2. Partus imaturus adalah pengeluaran buah kehamilan antara 20 sampai 28 minggu atau
bayi dengan berat badan antara 500 – 1000 gram.
4. Partus matures atau partus aterm adalah pengeluaran buah kehamilan antara 37
sampai 42 minggu atau dengan bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
5. Partus postmaturus atau partus serotinus adalah pengeluaran buah kehamilan setelah
kehamilan 42 minggu.
Persalinan dianggap normal jika terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (in partu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap.Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks.1
B. Bentuk-Bentuk Persalinan
1. Persalinan spontan
Proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
2. Persalinan Bantuan
Proses persalinan yang di bantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan
forsep atau dilakukan operasi seksio caesaria.
3. Persalinan Anjuran
Pada umumnya persalinan terjadi bila sudah besar untuk hidup di luar, tetapi
sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan, kadang-
kadang persalinan tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
C. Persiapan Persalinan
Pada trisemester akhir menjelang kelahiran sang bayi, ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan. Terutama barang – barang keperluan ibu dan sang bayi yang nantinya akan
dibawa ke rumah sakit.
o Teori oksitosin.
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu, timbul kontraksi
otot-otot rahim.
o Keregangan otot-otot.
Apabila dinding kandung kencing dan lambung teregang karena isinya bertambah,
timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.Demikian pula dengan rahim, seiring
dengan majunya kehamilan, otot-otot rahim makin teregang dan rentan.
o Pengaruh janin.
Hipofisis dan kelenjar suprarenal janin rupanya memegang peranan.Hal ini tampak
pada kehamilan dengan janin anensefalus dan hipoplasia adrenal sehingga kehamilan
sering lebih lama dari biasanya.
o Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan.Hasil percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin E dan F
yang diberikan secara intravena, intra dan ekstraamnial menimbulkan kontraksi
myiometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya
kadar prostaglandin yang tinggi, baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada
ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
Orientasi janin digambarkan menurut letak, presentasi, sikap, dan posisi. Hal ini dapat
ditentukan secara klinis dengan melakukan palpasi abdomen, pemeriksaan vagina, dan
auskultasi, atau secara teknis menggunakan USG atau sinar X. Pemeriksaan klinis kurang
akurat atau bahkan tidak mungkin dilakukan dan diinterpretasikan pada wanita obese7.
1. Letak Janin
Letak adalah hubungan sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu.Terdiri dari
letak memanjang dan letak melintang.Kadangkala terdapat letak oblik, dimana akibat
sumbu janin dan ibu dapat bersilangan dengan sudut 45°. Letak oblik tidak stabil,
dapat berubah posisi menjadi letak memanjang atau melintang selama proses
persalinan. Letak memanjang terjadi pada lebih dari 99% persalinan aterm.Faktor
predisposisi untuk letak lintang adalah multiparitas, plasenta previa, hidramnion, dan
anomali uterus7.
2. Presentasi Janin
Bagian terbawah janin adalah bagian tubuh janin yang berada paling depan di
dalam jalan lahir .Bagian terbawah janin menentukan presentasi.Bagian terbawah
janin dapat diraba melalui serviks pada pemeriksaan vagina.Karena itu, pada letak
memanjang, bagian terbawah janin adalah kepala janin atau bokong, masing-masing
membentuk presentasi kepala atau bokong.Jika janin terletak pada sumbu panjang
melintang, bahu merupakan bagian terbawahnya. Jadi, presentasi bahu teraba melalui
serviks pada perabaan vagina
a. Presentasi Kepala
(2).Leher janin juga dapat mengalami hiperekstensi sehingga oksiput dan punggung
saling menempel dan wajah menjadi bagian terdepan di jalan lahir, disebut Presentasi
muka.
Gambar 2. Presentasi Muka
Gambar 3. Presentasi Sinsiput
(3). Kepala janin dapat mengambil suatu posisi di antara kedua keadaan ini, pada
beberapa kasus terjadi fleksi parsial dengan bagian presentasi adalah fontanelanterior
(ubun-ubunbesar) atau bregma. Disebut presentasi sinsiput.
o Apabila paha berada dalam posisi fleksi dan tungkai bawah ekstensi di depan
badan, hal ini disebut presentasi bokong murni (frank breech).
o Jika paha fleksi di abdomen dan tungkai bawah terletak di atas paha, keadaan
ini disebut presentasi bokong sempurna ( complete breech).
o Bila salah satu atau kedua kaki, atau satu atau kedua lutut , merupakan
bagianterbawah, hal ini disebut presentasi bokong tidak sempurna (incomplete
breech) atau presentasi bokong kaki ( footling breech).
Gambar 6. Presentasi Bokong. (A) Complete Breech, (B) Frank Breech, (C) Footling atau
Incomplete Breech.
3. Sikap atau Postur Janin
Pada bulan-bulan terakhir kehamilan janin membentuk suatu postur khas yang disebut
sebagai sikap atau habitus. Biasanya janin membentuk suatu massa ovoid yang secara
kasar menyesuaikan dengan bentuk rongga uterus. Dengan sendirinya, janin menjadi
melipat atau membungkuk sehingga punggungnya akan menjadi sangat konveks,
kepala mengalami fleksi maksimal sehingga dagu hampir bertemu dengan dada, paha
fleksi di depan abdomen, tungkai bawah tertekuk pada lutut, dan lengkung kaki
bersandar pada permukaan anterior tungkai bawah. Pada semua presentasi kepala,
lengan biasanya saling menyilang di dada atau terletak di samping, dan tali pusat
terletak di ruang antara kedua lengan dengan ekstremitas bawah. Postur khas ini
terjadi akibat cara pertumbuhan janin dan akomodasinya terhadap rongga uterus7.
4. Posisi Janin
Posisi janin adalah hubungan antara titik yang ditentukan sebagai acuan pada bagian
terbawah janin dengan sisi kanan atau kiri jalan lahir ibu.Karena itu, pada setiap
presentasi terdapat dua posisi kanan atau kiri.Oksiput, dagu (mentum), dan sakrum
janin masing-masing merupakan titik penentu pada presentasi verteks, muka, dan
bokong7.
F. Pemeriksaan Leopold
Penilaian awal persalinan harus meliputi anamnesa tentang informasi prenatal pasien,
keluhan utama (termasuk onset kontraksi, status selaput ketuban, dan ada/tidaknya
perdarahan, serta gerakan janin), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan sesuai dengan indikasi. Pemeriksaan fisik harus termasuk dokumantasi tentang
tanda vital pasien, posisi bayi dan presentasi, penilaian kesejahteraan janin, serta perkiraan
frekuensi, durasi dan kualitas kontraksi uterus3,7.
Ukuran, presentasi dan letak janin dapat dinilai denganpalpasi abdomen.Metode
pemeriksaan sistematis pada abdomen yang gravid pertama kali ditemukan oleh Leopold dan
Sporlin pada tahun 1894. Walaupun pemeriksaan ini memiliki beberapa keterbatasan (kurang
akurat pada keadaan bayi yang kecil, obesitas maternal, kehamilan ganda, dan
polihidramnion), namun relatif aman dan dapat memberikan informasi yang berguna untuk
penatalaksanaan dalam proses persalinan. Berikut ini adalah manuver-manuver dari
pemeriksaan Leopold7 :
Leopold 1
Uterus gravid sedikit dektrorotasi (deviasi ke kanan) karena posisi kolon sigmoid.Saat
pasien berbaring terlentang, posisi uterus harus dikoreksi
terlebih dahulu, sehingga fundus berada dalam posisi
yang seharusnya.Kemudian tinggi fundus diukur melalui
midline ibu, dari puncak uterus hingga ke batas atas
simfisis pubis. Pemeriksaan ini dapat berguna untuk
memperkirakan usia kehamilan, walau ada
keterbatasannya.
Gambar 7.
Leopold I
Leopold 2
Leopold 3
Juga dikenal dengan Pawlik’s grip.Pemeriksa memegang bagian
teratas dan terendah janin dengan meletakan jari di atas simfisis pubis
dan di fundus uteri. Dengan cara ini dapat diketahui presentasi janin.
Janin yang sungsang biasanya teraba lebih besar, lebih lunak, kurang
berbentuk dan kurang ballotable dibanding presentasi kepala.
Gambar 9. Leopold III
Leopold 4
Pemeriksa menghadap kaki pasien dan meletakkan tangannya di kedua SIAS untuk
mengetahui apakah bagian terbawah janin sudah engage ke pelvis ibu.
Gambar 10. Leopold IV
Palpasi abdomen dapat dikerjakan pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan selama serta di
antara kontraksi saat persalinan.Temuan-temuan tersebut memberikan informasi mengenai
presentasi dan posisi janin, serta seberapa jauh bagian terbawah janin telah turun ke dalam
panggul.
G. Pemeriksaan Vagina
Pemeriksaan ini harus dilakukan secara halus dan hati-hati serta menyeluruh dalam
keadaan aseptis menggunakan sarung tangan. Sementara pasien berada dalam posisi lithotomi
atau posisi dorsal oleh karena dengan posisi tersebut pemeriksaan dan orientasi akan lebih
mudah dilakukan. Selain itu pula, posisi ini juga merupakan posisi terbaik untuk menentukan
imbangan antara bagian terendah janin dengan panggul. Dalam pemeriksaan vagina ada
beberapa hal yang dapat diperiksa diantaranya :
1. Palpasi Cervix, Dengan melakukan palpasi cervix kita dapat menentukan
a. Apakah cervix lunak / kenyal?
b. Apakah cervix tipis dan mendatar atau tebal dan panjang?
c. Apakah cervix mudah di dilatasikan / tidak?
d. Apakah cervix tertutup atau terbuka? Kalau terbuka, perkirakan lebarnya diameter
cincin cervix.
2.Presentasi, yaitu dapat ditentukan :
Kontraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat di daerah fundus uteri dan
berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim.
Jika kontraksi di bagian bawah sama kuatnya dengan kontraksi di bagian atas,
tidak akan ada kemajuan dalam persalinan. Karena pada permulaan persalinan
serviks masih tertutup, isi rahim tentu tidak dapat didorong ke dalam vagina.
Jadi, pengecilan segmen atas harus diimbangi oleh relaksasi segmen bawah
rahim. Akibat hal tersebut, segmen atas makin lama semakin mengecil,
sedangkan segmen bawah semakin diregang dan makin tipis, isi rahim sedikit
demi sedikit terdorong ke luar dan pindah ke segmen bawah. Karena segmen
atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis, batas antar segmen atas dan
segmen bawah menjadi jelas. Batas ini disebut“lingkaran retraksi fisiologis”.
Jika segmen bawah sangat diregang, lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik
mendekati pusat, lingkaran ini disebut“lingkaran retraksi patologis” atau
“lingkaran Bandl” yang merupakan tanda ancaman robekan rahim dan muncul
jika bagian depan tidak dapat maju, misalnya karena pangul sempit.
2. Sinklitisme
Peristiwa yang terjadi adalah sinklitismus. Pada presentasi belakang kepala
, engagement berlangsung apabila diameter biparietal telah melewati pintu atas
panggul. Kepala paling sering masuk dengan sutura sagitalis melintang.Ubun-
ubun kecil kiri melintang merupakan posisi yang paling sering kita
temukan.Apabila diameter biparietal tersebut sejajar dengan bidang panggul,
kepala berada dalam sinklitisme.
Sutura sagitalis berada di tengah-tengah antara dinding panggul bagian
depan dan belakang. Engagement dengan sinklitisme terjadi bila uterus tegak
lurus terhadap pintu atas panggul dan panggulnya luas.Jika keadaan tersebut tidak
tercapai, kepala berada dalam keadaan asinklitisme.
Gambar 13. Sinklitisme
3. Asinklitisme
Asinklitisme anterior, menurut Naegele ialah arah sumbu kepala membuat
sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula terjadi asinklitismus
posterior yang menurut Litzman ialah apabila keadaan sebaliknya dari
asinklitismus anterior1.
Asinklitismus derajat sedang pasti terjadi pada persalinan normal, namun jika
derajat berat, gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sefalopelvik pada
panggul yang berukuran normal sekalipun.Perubahan yang berturut-turut dari
asinklitismus posterior ke anterior mempermudah desensus dengan
memungkinkan kepala janin mengambil kesempatan memanfaatkan daerah-
daerah yang paling luas di rongga panggul7.
6. Descens (penurunan kepala)
Hal ini merupakan syarat utama kelahiran bayi.Pada wanita nulipara, engagement
dapat terjadi sebelum awitan persalinan dan desensus lebih lanjut mungkin belum
terjadi sampai dimulainya persalinan kala dua.Pada wanita multipara, desensus
biasanya mulai bersamaan dengan engagement. Descens terjadi akibat satu atau
lebih dari empat gaya7:
a. Tekanan cairan amnion
b. Tekanan langsung fundus pada bokong saat kontraksi
c. Usaha mengejan yang menggunakan otot-otot abdomen
d. Ekstensi dan pelurusan badan janin
7. Fleksi
Ketika desens mengalami tahanan, baik dari serviks, dinding panggul, atau dasar
panggul, biasanya terjadi fleksi kepala. Pada gerakan ini, dagu mendekat ke dada
janin dan diameter suboksipitobregmatika yang lebih pendek menggantikan
diameter oksipitofrontal yang lebih panjang.
Pendataran serviks adalah pemendekan kanalis servikalis uteri yang semula berupa
sebuah saluran dengan panjang 1-2 cm, menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang
tipis2.Pembukaan serviks adalah pembesaran ostium externum yang tadinya berupa suatu
lubang dengan diameter beberapa millimeter, menjadi lubang yang dapat dilalui anak dengan
diameter sekitar 10 cm. Pada pembukaan lengkap, tidak teraba lagi bibir portio, segmen
bawah rahim, serviks dan vagina telah merupakan suatu saluran2.
Mekanisme membukanya serviks berbeda pada primigravida dan multigravida. Pada yang
pertama, ostium uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga serviks akan mendatar
dan menipis. Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka.Sedangkan pada multigravida
ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama. Kala I selesai apabila
pembukaan serviks uteri telah lengkap.Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam,
sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam. 1
Gambar 24. Pendataran dan pembukaan serviks pada primigravida dan multipara
KESIMPULAN
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan
premature atau postmatur),mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai
setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan
presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi,
plasenta lahir normal.Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses
lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam.Bentuk-Bentuk Persalinan:Persalinan spontan, Persalinan Bantuan, Persalinan
Anjuran menjelang kelahiran sang bayi, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan.
Terutama barang – barang keperluan ibu dan sang bayi yang nantinya akan dibawa ke
rumah sakit.Tanda – Tanda MelahirkanGejala paling sering menjelang persalinan adalah
rasa mulas. Perut terasa seperti kram, mirip saat menstruasi.Ada juga yang merasa mual,
kembung, dan nyeri punggung. Bahkan ada yang diare atau pusing.Menjelang persalinan,
sistem pencernaan Ibu akan melambat.Kala dalam persalinan : Kala 1 (dari pembukaan 1
sampai lengkap),Kala II (dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir),Kala III (dari bayi
lahir hingga plasenta lahir).
DAFTAR PUSTAKA