Anda di halaman 1dari 24

BAB I

I.1 Latar Belakang

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan


yang bersifat akut dengan berbagai macam gejala (sindrom).Penyakit ini disebabkan
oleh berbagai sebab (multifaktorial).Meskipun organ saluran pernapasan yang terlibat
adalah hidung,laring,tenggorok,bronkus,trakea,dan paru-paru,tetapi yang menjadi
fokus adalah paru-paru.

Selama bertahun-tahun ISPA merupakan problem kesehatan yang menyita


banyak perhatian para praktisi kedokteran dan kesehatan masyarakat.ISPA
merupakan penyakit penyebab utama kematian bayi dan sering menempati urutan
pertama angka kesakitan balita.Penanganan dini terhadap penyakit ISPA terbukti
dapat menurunkan angka kematian.ISPA juga sangat erat berhubungan dengan
sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih terutama budaya cuci tangan.Oleh
sebab itu, upaya intervensi yang berupa kegiatan penyuluhan dan promosi kesehatan
harus didorong untuk pencegahan penyakit ISPA.

Peneliti menunjukan bahwa keluhan pernapasan, batuk pilek dan sebagainya,


ternyata 20% sampai 80% lebih sering terjadi pada anak perokok dari pada anak
bukan perokok.Kemungkinan untuk mendapatkan bronchitis dan infeksi paru lain
pada anak yang orang tuanya perokok, juga dua kali lebih sering bila dibandingkan
dengan orang tuanya yang bukan perokok.Berbagai penelitian dibeberapa Negara
telah menunjukan banyaknya kejadian penyakit akibat merokok pada perokok
pasif.Penelitian di inggris menemukan bahwa mereka yang tidak merokok tetapi terus
menerus terpapar asap rokok dilingkungan kerjanya mengalami gangguan pernapasan
yang cukup berat,kira-kira sama dengan gangguan yang didapatkan pada para
perokok yang menghabiskan sepuluh batang rokok perharinya.Di Amerika serikat
merokok pasif menduduki urutan ketiga dalam penyebab kematian yang sebenarnya
dapat dicegah.Menurut catatan setiap tahunnya sekitar 53.000 orang meninggal akibat
berbagai penyakit yang berhubungan dengan asap rokok di udara bebas.

Di Swedia beberapa ratus kematian penduduknya dalam satu tahun


diperkirakan penyebabnya adalah asap rokok di udara bebas ini,sementara di Selandia
Baru hampir 300 orang meninggal setiap tahunnya akibat merokok pasif.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas,yang menjadi permasalahan adalah
bagaimana pengetahuan masyarakat tentang bahayanya perokok pasif terhadap angka
kesakitas ISPA di Desa Bukit Indah Kecamatan sangir batang hari.

I.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang bahayanya perokok pasif


terhadap angka kesakitan ISPA di Desa Bukit Indah Kecamatan sangir batang hari.

I.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kebiasaan masyarakat yang sering merokok di tempat umum


2. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat pada asap rokok
3. Untuk mencegah ataupun mengurangi resiko masyarakat perokok pasif
4. Untuk mengetahui penyakit yang terjadi pada perokok pasif

I.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Bagi peneliti

penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan ilmu pengetahuan khususnya tentang
bahayanya perokok pasif terhadap angka kesakitan ISPA di Desa Bukit Indah Kecamatan
sangir batang hari.

I.4.2 Bagi Instansi

penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan kepada masyarakat khususnya
tentang bahayanya perokok pasif terhadap angka kesakitan ISPA di Desa Bukit Indah
Kecamatan sangir batang hari

I.4.3 Bagi Peneliti Lainnya

Sebagai bahan informasi dan mengembangan bagi peneliti sejenis berkelanjutan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

2.2 .Defenisi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

ISPA adalah penyakit saluran pernapasan akut dengan perhatian khusus pada
radang paru (pneumonia),dan bukan penyakit telinga dan
tenggorokan.(Widoyono,2011)

Klasifikasi penyakit ISPA terdiri dari :

a. Bukan pneumonia : mencakup kelompok pasien balita dengan batuk yang


tidak menunjukan gejala peningkatan frekuensi napas dan tidak menunjukan
adanya tarikan dinding dada bagian bawah kearah dalam.
Contohnya adalah common cold,faringitis,tonsilitis,dan otitis.
b. Pneumonia : didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran
bernapas.Diagnosis gejala ini berdasarkan usia.Batas frekuensi napas cepat
pada anak berusia dua bulan sampai < 1 tahun adalah 50 kali per menit dan
untuk anak usia 1 sampai < 5 tahun adalah 40 kali per menit.
c. Pneumonia berat : didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas
disertai sesak napas atau tarikan dinding dada bagian bawah kearah dalam
(chest indrawing) pada anak berusia dua bulan sampai < 5
tahun.(Widoyono,2011)

2.3 ANATOMI I ALAT PERNAPASAN


a. PARU-PARU
Paru-paru adalah organ berbentuk kerucut yang menempati rongga
pleura.Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobi : superior,medialis,dan
inferior.Sedangkan paru-paru kiri hanya terdiri dari lobi superior dan
inferior saja.masing masing lobus tadi terpisah satu sama lain oleh
fisura.Udara yang keluar masuk paru-paru harus melewati saluran
udara yang terbagi atas dua komponen ditinjau dari fungsinya :

1) Saluran udara konduktif,,sering disebut sebagai percabangan


trakeobronkialis,terdiri atas trakea ,bronki,dan bronkioli
2) Satuan respiratorius terminal (kadang kala disebut
acini).Saluran udara konduktif berfungsi terutama sebagai
penyalur (konduksi )gas masuk dan keluar dari satuan
respiratorius terminal,yang merupakan tempat pertukaran gas.
Fungsi pernapasan yang utama adalah untuk pertukaran gas .secara
anatomi fungsi pernapasan ini dimulai dari hidung sampai ke paru-
paru.Saluran pernapasan yang terdiri dari : ronga hidung,ronga
mulut,faring,laring,trakea dan paru-paru.Laring membagi saluran pernapasan
menjadi 2 bagian,yakni saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan
bawah (Tabrani Rab,2010)

b. SALURAN PERNAPASAN

1 Hidung
2 Sinus Paranasales
3 Rongga Mulut
4 Gigi Geligi
5 Lidah
6 Palatum
7 Glandula Salivaria
8 Pharynx
9 Larynx
10 Trachea
11 Bronchi
(Richard S,2012)

2.4 FISIOLOGI ALAT PERNAPASAN

Proses fisiologi pernapasan yaitu proses O dipindahkan dari udara kedalam


jaringan-jaringan,dan CO dikeluarkan ke udara ekspirasi,dapat dibagi
menjadi tiga stadium.Stadium pertama adalah ventilasi,yaitu maksuknya
campuran gas-gas kedalam dan keluar paru.Stadium kedua,transportasi,yang
harus ditinjau dari beberapa aspek :
1 Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru (respirasi eksterna) dan
antara darah sistemik dan sel-sel jaringan
2 Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonar dan penyesuaiannya dalam
distribusi udara dalam alveolus-alveolus
3 Reaksi kimia dan fisik dari O dan CO dengan darah

Respirasi sel atau respirasi interna,merupakan stadium akhir


respirasi,yaitu saat zat-zat dioksidasi untuk mendapatkan energi,dan CO
terbentuk sebagai sampah proses metabolism sel dan dikeluarkan oleh
paru.(Syilvia A.Price,2013)

2.5 EPIDEMIOLOGI

Penyakit ISPA sering terjadi pada anak-anak.Episode penyakit batuk pilek


pada balita di indonesia diperkirakan 3-6 kali per tahun ( rata-rata 4 kali
pertahun ),artinya seorang balita rata-rata mendapatkan serangan batuk pilek
sebanyak 3-6 kali setahun.Dari hasil pengamatan epidemiologi dapat
diketahui bahwa angka kesakitan di kota cenderung lebih besar dari pada di
desa.Hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat kepadatan tempat tinggal dan
pencemaran lingkungan di kota yang lebih tinggi dari pada di
desa.(Widoyono,2011)

2.6 ETIOLOGI

Etiologi ISPA terdiri dari :

Bakteri : Diplococcus pneumoniae,Pneumococcus,Streptococcus


pyogenes,Staphylococcus aureus,Haemophilus influenzae,dan
lain-lain.
Virus : Influenza,Adenovirus,Sitomegalovirus.
Jamur : Aspergilus sp,Candida albicans,Histoplasma,dan lain-lain.
Aspirasi : makanan,asap kendaraan bermotor,BBM ( bahan bakar minyak )
biasanya minyak tanah,cairan amnion pada saat lahir,benda
asing ( biji-bijian,manan plastik kecil,dan lain-
lain)..(Widoyono,2011)
2.7 GEJALA DAN TANDA

Tata laksana pasien batuk dan / kesukaran bernapas pada balita.

1. Pemeriksaan
a. Tanyakan :
1) berapakah usia anak ?
2) Apakan anak batuk? Berapa lama?
3) Apakah anak dapat minum?
4) Apakah anak demam?
5) Apakah anak kejang?
b. Lihat dan dengarkan : (anak harus tenang )
1) Apakah ada tarikan dinding dada ke dalam ?
2) Apakah terdengar stridor? (suara menarik napas)
3) Apakah terdengar wheezing? (suara mengeluarkan napas)
4) Lihat,apakah kesadaran anak menurun?
5) Periksa,apakah napas anak cepat?
6) Raba,apakah ada demam?
7) Apakah ada tanda-tanda gizi buruk? (kurus kering)
2. Klasifikasikan
Napas cepat bila anak usia :
a. <2 bulan : 60 kali per menit atau lebih
b. 2 bulan sampai <1 tahun : 50 kali per menit atau lebih
c. 1 tahun sampai 5 tahun : 40 kali per menit atau lebih

Penentuan adanya tanda bahaya : jika terdapat satu atau lebih gejala dibawah
ini berarti ada tanda bahaya.

1. Tidak bisa minum


2. Kejang
3. Kesadaran menurun
4. Stridor
5. Gizi buruk
6. Demam atau dingin (khusus untuk bayi berusia < 2bulan)

Klasifikasi penyakit
a. Tanpa napas cepat bukan pneumonia
b. Dengan napas cepat saja pneumonia
c. Ada tanda bahaya pneumonia berat

.(Widoyono,2011)
2.8 PENATALAKSANAAN

USIA < 2 BULAN


TANDA Napas cepat : Tidak ada napas cepat :
60x permenit <60x per menit
Tarikan dinding dada Tidak ada tarikan dinding dada
bagian bawah ke arah bagian bawah ke arah dalam
dalam yang KUAT
KLASIFIKASI PNEUMONIA BUKAN PNEUMONIA
BERAT
Kirim segera Beri nasihat cara perawatan
TINDAKAN ke sarana di rumah
rujukan Jaga agar bayi tidak
Beri antibiotik kedinginan
satu dosis Teruskan pemberian
ASI dan berikan ASI
lebih sering
Bersihkan hidung
bila tersumbat
Anjurkan ibu untuk kembali
kontrol,bila :
Keadaan bayi
memburuk
Napas menjadi cepat
Bayi sulit bernapas
Bayi sulit untuk
minum
USIA 2 BULAN SAMPAI <5
TAHUN
TANDA Tarikan dinding Tidak ada Tidak ada
dada bagian bawah tarikan tarikan
ke arah dalam dinding dada dindng dada
bagian bagian
bawah ke bawah ke
arah dalam arah dalam
Napas cepat 2 bulan Tidak ada
- <12 bulan : 50x napas cepat
per menit :
1 tahun - <5 tahun : 2 bulan -
40x per menit <12 bulan :
<50x per
menit
1 tahun - <5 tahun
:<40x per menit
KLASIFIKASI PNEUMONIA PNEUMONIA BUKAN
BERAT PNEUMONIA
TINDAKAN Rujuk Nasihati ibu Jika batuk
segera ke untuk berlangsung
sarana melakukan selama
kesehatan perawatan selama 30
Beri dirumah hari,rujuk
antibiotik Beri untk
satu dosis antibiotik pemeriksaa
bila jarak selama 5 n lanjutan
sarana hari Obati
kesaran Anjurkan penyakit
kesehatan ibu untuk lain bila ada
jauh kontrol Nasihati ibu
Obati bila setelah 2 untuk
demam hari atau melakukan
Obati bila lebih cepat perawatan
ada bila keadaan di rumah
wheezing anak Obati bila
memburuk demam
Obati bila Obati bila
demam ada
Obati bila wheezing.
ada
wheezing

(Widoyono,2011)

2.9 PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN


PERNAPASAN AKUT (P2ISPA)

Penanggulangan penyakit pneumonia menjadi fokus kegiatan program


(P2ISPA).Program ini mengupayakan agar Pneumonia lebih dikenal
masyarakat sehimgga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran
informasi tentang penanggulangan Pneumonia.
Program ini mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok umur :

1 Usia dibawah 2 bulan (Pneumonia berat dan bukan Pneumonia)


2 Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan
Pneumonia,Pneumonia berat,Pneumonia dan bukan
Pneumonia).(Misnadiarly,2008)

2.10 DEFENISI PEROKOK PASIF

Orang-orang yang tidak merokok tetapi terpaksa menghisap asap


rokok ini disebut sebagai perokok pasif.Asap rokok yang dihisap kedalam
paru oleh perokoknya disebut asap rokok utama (mainstream smoke),
Sedangkan,perokok pasif akan menghisap asap sampingan (sidestream
smoke) yang keluar dari ujung batang rokok yang terbakar,selain itu ia juga
akan menghisap bagian dari asap utama yang dihembuskan lagi oleh si
perokok aktif setelah ia mengisapnya.Keluhan karena asap rokok ini adalah
mata perih,hidung tersumbat dan berair serta tenggorokan gatal bila disuatu
ruang tertutup ada seorang yang merokok,atau penderita asma yang jadi
kambuh sesaknya,karena disebelahnya duduk seorang yang aktif
merokok.Kandungan bahan kimia pada asap rokok sampingan ternyata lebih
tinggi dibandingkan asap rokok utama,antara lain karena tembakau terbakar
pada temperature lebih rendah ketika rokok sedang tidak dihisap,membuat
pembakaran menjadi kurang lengkap dan mengeluarkan lebih banyak bahan
kimia.(Tjandra Yoga Aditama,2012)
2.11 BEBERAPA PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEROKOK PASIF

1 Peningkatan infeksi paru dan telinga ,serta eksaserbasi akut


dari penyakit paru kronik
2 Gangguan pertumbuhan paru
3 Peningkatan resiko kematian pada sudden infant death
syndrome (SIDS)
4 Peningkatan kemungkinan penyakit kardiovaskuler dan
gangguan perilaku dan syaraf bila si anak tumbuh menjadi
dewasa.(Tjandra Yoga Aditama,2013)

2.12 DAMPAK BURUK ASAP ROKOK LINGKUNGAN PADA


KESEHATAN ANAK.

1 Lebih sering masuk rumah sakit


2 Lebih sering mendapat pneumonia dan berbagai penyakit paru
akut lainnya
3 Lebih sering mendapat serangan asma dan juga lebih berat.
4 Dan lain-lain. (Tjandra Yoga Aditama,2013)

Kesadaran tentang dampak buruk merokok pasif ini belum terlalu banak
dipahami dinegara kita.Para perokok masih dengan leluasa menghembuskan asap
rokoknya tanpa memperhatikan orang disekitarnya yang terpaksa menghisap asap
rokok mereka.Sementara itu,mereka yang tidak merokok juga terkesan masih segan
atau takut untuk menegur agar si perokok jangan merokok didekatnya.Hal ini
nampaknya butuh waktu,kesadaran dan keberanian untuk melakukannya. (Tjandra
Yoga Aditama,2013)

Asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia seperti


nikotin,CO,NO,HCN,NH4,acrolein,acetilen,benzaldehyde,urethane,benzene,methano
l,caumarin,etilkatehol-4ortokresol,perelin,dan lain-lain.Selain komponen gas ada
komponen padat atau partikel yang terdiri dari nikotindan tar.Tar mengandung bahan
karsinigen sedangkan nikotin merupakan bahan adiktif yang menimbulkan
ketergantungan atau kecanduan. (Tjandra Yoga Aditama,2013)

Kebiasaan merokok itu telah terbukti berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis


penyakit pada berbagai organ tubuh antara lain :

Kanker saluran pernafasan hingga paru


Kadung kemih
Bronchitis kronik
Penyakit jantung
(Tjandra Yoga Aditama,2013)
2.13 KERANGKA TEORI

Perokok Pasif

Kandungan Asap Rokok :

4.000 bahan kimia seperti


nikotin,CO,NO,HCN,NH4,acrolein,acetilen,benzaldehyde
,urethane,benzene,methanol,caumarin,etilkatehol-
4ortokresol,perelin

Dampak Negatif ISPA : BAB III

Peningkatan infeksi paru danPENELITIAN


METODELOGI telinga ,serta eksaserbasi akut
dari penyakit paru kronik
Gangguan pertumbuhan paru
Peningkatan resiko kematian pada sudden infant death
syndrome (SIDS)
Peningkatan kemungkinan penyakit kardiovaskuler
gangguan perilaku dan syaraf bila si anak tumbuh menjadi
dewasa
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat


pengetahuan masyarakat tentang bahayanya peorokok pasif terhadap angka kesakitan
ISPA di Desa Bukit Indah Kecamatan Sangir Batang hari

Tingkat pengetahuan masyarakat


meliputi :
Baik
1. Kesadaran merokok
ditempat umum Cukup
2. Dampak perokok pasif
3. Mencegah dan Kurang
mengurangi perokok pasif

3.2 Jenis Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif yaitu suatu metode


penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menerangkan atau
menggambarkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesadaran masyarakat
merokok ditempat umum,dampak perokok pasif ,mencegah dan mengurangi
perokok pasif di Desa Bukit Indah Kecamatan Sangir Batang hari

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian


3.3.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan September desember 2016
3.3.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Desa Bukit Indah Kecamatan Sangir


Batang hari

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian


3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh masyarakat perokok aktif dan perokok
pasif di Desa Bukit Indah Kecamatan Sangir Batang hari yang
berjumlah 97 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Teknik


pengambilan sampel dengan menggunakan Teknik Purposive
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil
responden diantara populasi yang sesuai dengan karakteristik yang
dikenal sebelumnya dan telah memenuhi kriteria sampel yang telah
ditentukan terlebih dahulu.

3.4.3 Besar Sampel


Untuk menentukan besar sampel diperkirakan oada penelitian ini
dihitung dengan menggunakan rumus :

n = __________

1+n(d)

Keterangan :

n = Besar sampel yang diinginkan

N = Jumlah populasi

d = Derajat kemaknaan yang diinginkan

97

n= __________

1+97(0,1)

97

= __________

1+(97 x 0,01)

97

97
= __________

1+(0,97)

= 49,2

Dengan metode perhitungan sampel tersebut,diperoleh jumlah sampel


untuk penelitian ini sebanyak 50 orang.

3.5 Defenisi Variabel Penelitian

N Variabel Defenisi Cara Alat Skala Hasil Ukur


o Operasi Ukur Ukur Ukur
onal
1 Pengetahuan Segala Wawanca Kuesioner Ordinal a. Baik
sesuatu ra b. Cukup
yang c. Kurang
diketahu
i oleh
masyara
kat di
Desa
Bukit
Indah
Kecamat
an sangir
batang
hari
tentang
bahayany
a
perokok
pasif
terhadap
angka
kesakitan
ISPA
2 Pencegahan Salah Wawanca Kuesioner Ordinal a. Baik
ISPA satu ra b. Cuku
upaya c. Kurang
yang
baik
untuk
menghin
dari
ISPA

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1 Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi


oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel,terdiri
dari :
1 Masyarakat yang perokok aktif dan perokok pasif di Desa
Bukit Indah Kecamatan Sangir Batang hari.
2 Pandai membaca dan menulis
3 Sehat jasmani dan rohani.
4 Bersedia menjadi responden penelitian.

3.5.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi merupakan cirri-ciri anggota populasi yang tidak


dapat diambil sebagai sampel,terdiri dari :
1 Masyarakat yang terdiri dari anak-anak dan lanjut usia.
2 Masyaraakat yang tidak bisa membaca dan menulis.
3 Masyarakat yang sedang sakit.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan responden


sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.Setelah mendapatkan
responden,peneliti langsung menjelaskan kepada responden tentang
tujuan,manfaat dan proses pengisian kuesioner,kemudian responden diminta
untuk menandatangani surat persetujuan atau dengan memberikan persetujuan
secara verbal(lisan).Selanjutnya responden diminta untuk mengisi lembaran
kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan memberikan kesempatan bertanya bila
ada pernyataan yang tidak dimengerti.
3.8 Teknik Pengukuran Data

Menurut Arikunto (2006),pengetahuan dibagi dalam 3 kategori,yaitu :

a. Baik : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari
seluruh pertanyaan,yaitu 23-30
b. Cukup : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari
seluruh pertanyaan,yaitu 17-22
c. Kurang : Bila subjek mampu menjawab dengan benar 40% -55% dari
seluruh pertanyaan,yaitu <17

Penilaian kuesioner :

a. Nilai A = 2
b. Nilai B = 1
c. Nilai C = 0

3.9 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses yang dilakukan setelah data diperoleh dari
penlitian melalui kuesioner dan harus dikelompokan dengan langkah
langkah sebagai berikut :

a. Editing (pemeriksaan Data)

Proses editing dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan data yang


sudah terkumpul,dan data yang sudah terkumpul diperiksa
kebenarannya
b. Coding (Pengkodean Data)

Setelah dilakukan pengeditan,kemudian dilakukan


pengkodean.Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan

c. Tabulating

Selanjutnya dikelompokan secara teliti,dihitung dan dijumlahkan


kemudian dimasukan kedalam tabel-tabel distribusi frekuensi.

3.10 Analisa data

Dengan melakukan pemeriksaan terhadap masing-masing jawaban responden


lalu ditampilkan dalam tabel univariat yaitu distribusi frekuensi,kemudian
dicari besarnya persentasi untuk masing-masingdistribusi frekuensi
tersebut.Kemudian dibuat dalam kalimat narasi yang relevan sehingga dapat
diambil satu kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA

Widoyono. 2011, Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan


Pemberantasan, Ed Kedua. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai