Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN INTRA NATAL CARE

(INC)
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi Pengertian

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin


turun ke dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar
melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo,
2001).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika proses yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
penyulit ( Dep.kes RI, 2002).
Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada
letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan
uri,tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.
Intranatal adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu (Sulaiman Sastrawinata).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang
dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.
(Rustam Muchtar, 1998).

2. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungan Dengan Persalinan/Partus


Menurut cara persalinan, yaitu :
a. Partus normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya
bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat, serta tidak
melukai bayi dan ibu, yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam
b. Partus abnormal, Partus buatan yaitu persalinan pervaginam
dengan bantuan alat atau melalui dinding perut dengan operasi
caesarea
c. Partus anjuran dimana kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian
pitocin atau prostaglandin atau pemecahan ketuban.
Menurut Jumlah Kehamilan, yaitu :
a. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil
b. Primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi
yang dapat hidup (viable)

c. Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi


viable
d. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi
hidup untuk pertama kali
e. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi hidup
beberapa kali (5 kali)
f. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali
atau lebih hidup/mati
Menurut umur kehamilan, yaitu :
a. Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin
dapat hidup (viables), Pengeluarannya sebelum kehamilan 22
minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
b. Partus Prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada
kehamilan antara 28 36 minggu, janin dapat hidup tetapi
prematur, berat janin antara 1000 2500 gram.
c. Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada
kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan diatas 2500
gram.
d. Partus post maturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2
minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut
post matur.
3. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan.
1. Teori penurunan hormone, 1 2 minggu sebelum partus mulai
terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul
his bila kadar progesteron turun
2. Teori plasenta menjadi tua, Plasenta tua akan menyebabkan
turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi
rahim.
3. Teori dissensi Rahim, Rahim yang menjadi besar dan merenggang
menyebabkan iskemia otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi
uterus-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik, Di belakang servix terletak ganglion servikale
(fexus frankenhauser). Bila ganglion ini di geser dan tekan,
misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus yaitu dengan jalan Gangan laminaria, Amniotomi,
Oksitosin drips.

4. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


1. Faktor Hormonal yang Menyebabkan Peningkatan Kontraksi Uterus
a. Rasio estrogen terhadap progesterone
Progesteron
kehamilan,
derajat

menghambat
sedangkan

kontraktilitas

kontraksi

uterus

estrogen cenderung
uterus.

Baik

selama

meningkatkan

estrogen

maupun

progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara progresif


makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan

bulan

ke-7

dan

seterusnya

sekresi

estrogen

terus

meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau


mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa
rasio estrogen terhadap progesterone cukup meningkat
menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak berperan
sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.

b. Pengaruh oksitosin pada uterus


Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh
neurohipofise yang secara khusus menyebabkan kontraksi
uterus.
-

Otot

alasan

uterus

peranan

meningkatkan

oksitosin

jumlah

reseptor-reseptor

oksitoksin, oleh karena itu meningkatkan responnya terhadap


dosis

oksitosin

yang

diberikan

selama

beberapa bulan

terakhir kehamilan
- Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat
meningkat pada saat persalinan.
-

Iritasi

oleh

menyebabkan

regangan
kelenjar

pada

serviks

hipofise posterior

uteri,

dapat

meningkatkan

sekresi oksitosinnya

c. Pengaruh hormon fetus pada uterus


Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang
jumlahnya

semakin meningkat,

mensekresikan

sejumlah

besar

dan

kelenjar

kortisol

adrenalnya

yang merupakan

suatu stimulan uterus. Selain itu, membran fetus melepaskan


prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada saat persalinan.
Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi uterus.

2. Faktor mekanis yang meningkatkan kontraktilitas uterus


a. Regangan otot-otot uterus
Regangan

sederhana

kontraktilitas

otot-otot

otot-otot

polos

meningkatkan

tersebut. Selanjutnya

regangan

intermiten seperti yang terjadi berulang-ulang pada uterus


karena pergerakan fetus juga meningkatkan kontraksi otot
polos

b. Regangan atau iritasi serviks


Regangan

atau

iritasi

saraf

pada

serviks

mengawali

timbulnya refleks pada korpus uteri, tetapi efek ini juga

secara sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik


sinyal-sinyal dari serviks ke korpus uterus.

5. Tanda-tanda Permulaan Persalinan


Sebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa minggu sebelumnya,
wanita hamil memasuki bulannya atau minggunya atau harinya disebut
kala pendahuluan(Prepatory Stage of Labor).
Tandanya adalah sebagai berikut :

o Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki


pintu atas panggul terutama pada primigravida.

o Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.


o Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

o Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi


lemah uterus, kadang disebut false labor pains.

o Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya


bertambah bisa bercampur darah (bloody show).

6. Tanda-tanda Inpartum
o

Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan

teratur
o

Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan

kecil pada serviks


o

Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah

ada

7. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan


1. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi otot-otot Rahim pada persalinan. Pada waktu
kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan
lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong
janin dan kantung amnion ke arah segitiga, bawah rahim dan
serviks.

2. Sifat- sifat HIS adalah :


-

Kontraksi simetris dan terkoordinasi

Fundus dominan kemudian diikuti dengan relaksasi

Involunter, intermitten

Terasa sakit, kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar

secara fisik, kimia


dan psikis.
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar
tentang His :
-

Frekuensi : adalah jumlah his dalam waktu tertentu

biasanya per 10 menit


-

Amplitudo/intensitas : adalah kekuatan his diukur dalam

satuan mmHg
-

Aktivitas his : adalah lamanya setiap his berlangsung

diukur dengan detik.


-

Durasi his : adalah lamanya setiap his berlangsung

diukur dengan detik


-

Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur dan

tidak
-

Interval : adalah masa relaksasi

Perubahan-perubahan akibat His:


-

Kontraksi otot-otot dinding perut

Kontraksi diafraghma

3. Faktor janin
- Janin pada usia kehamilan 36 minggu sudah masuk PAP (Pintu
Atas Panggul)
- Placenta
- Cairan amnion yang mulai dihasilkan usia kehamilan 10-36
minggu dengan
jumlah normal 1000 cc

4. Faktor jalan lahir


- Panggul
- Otot-otot dasar panggul
- Uterus

8. Tahap Persalinan
1. Kala I ( kala pembukaan )
Inpartum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur

darah

(bloody

membuka

(dilatasi)

dan

show), karena

mendatar

serviks

mulai

(effacement).

Darah

berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis


servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan
terbuka.

Tanda dan gejala persalinan kala I adalah His sudah adekuat


Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm.
Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur
darah.

Sering BAK.
Akhir kala I primigravida keluar darah menetas.
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :

I.

Fase laten :
Pembukaan

serviks

berlangsung

lambat

sampai

pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7 8 jam

II.

Fase aktif :
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :

Periode akselerasi ; berlangsung 2 jam, pembukaan


menjadi 4 cm.

Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam


pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam


waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm

2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)


Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan
lebih lama kira-kira 2 3 menit sekali.

Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga


terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan
pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar
dengan tanda anus terbuka.

Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka


dan perineum meregang.

Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala,


diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 -2
jam, pada multi 1 -1 jam.

Tanda dan gejala pada kala ini adalah Ibu ingin meneran,
Perineum menonjol, Vulva dan anus membuka.

Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, Kepala telah


turun didasar panggul.

3. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)


Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar.

Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan


berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.

Beberapa saat

kemudian,

timbul

his

pelepasan

dan

pengeluaran uri.

Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong


ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah


kira-kira
100-200 cc.

4. Kala IV
Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya,
bukan

hanya

proses

pemulihan

secara

fisik

setelah

melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru


selama satu sampai dua jam.

Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang


intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena
atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum.

Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100 300 cc, bila


perdarahan diatas 500 cc , maka dianggap patologi.

Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum


boleh dipindahkan kekamarnya.

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL


A. Kala I
1. Pengkajian
a. Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur,
frekuensi, interval, adanya
ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
b. Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit
dan berlangsung
selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink, coklat, ruptur,
keluhan, DJJ terdengar
lebih jelas di umbilikus
c. Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang
menggambarkan
kontraksi uterus : Frekuensi, internal, intensitas, durasi, tonus istirahat
d. Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan
pertama dan sering
diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
e. Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan
bahwa kekuatan
kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
f. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letak
janin,
penurunan janin.
g. Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
h. Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur
membrane,
cairan amnion : Warna, karakter dan jumlah
2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Fase laten
a. Nyeri berdasarkan intensitas kontraksi.
Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.
Intervensi
- Gunakan tehnik pernapasan (relaksasi)
Rasional : Tehnik pernapasan dapat meningkatkan relaksasi otot abdomen
dengan demikian
menambah ukuran kapasitas abdomen sehingga mengurangi
gesekan ( priksi )

antara uterus dan dinding abdomen


- Lakukan masage atau gosokan pada pinggang ( teori gate kontrol terhadap
nyeri)
Rasional : merupakan suatu tehnik untuk mengontrol dan digunakan untuk
mengalihkan
perhatian ibu dari nyeri
- Menganjurkan untuk memberikan air hangat untuk mengompres pinggang
bawah.
Rasional : Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan

b. Ketakutan berdasarkan persalinan dan menjelang kelahiran


Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.
Intervensi:
- Perkenalkan diri pada klien dan berikan support
Rasional : memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada
klien dan support
yang diberikan dapat menambah semangat hidup klien dalam
menanti kelahiran
- Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan perawat
secara verbal dan
non verbal
Rasional : Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan, peran
perawat sehingga
akan mengurangi rasa takut dan klien akan tenang
- Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )
Rasional : orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui dan
dapat
beradaptasi dengan lingkungan tempat persalinan sehingga akan
mengurangi rasa
takut.

Fase aktif
a. Defisit volume cairan berdasarkan intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : klien akan menunjukkan defisit volume cairan adekuat
Intervensi
- Pertahankan kalori dan elekrolit

Rasional : Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses


persalinan
- Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan
muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan
dengan makanan
padat dan untuk mencegah dehidrasi
- Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit, untuk
mencegah dehidrasi
b. Gangguan eliminasi BAK
Tujuan : klien menunjukkan pola eliminasi BAK kembali normal
Intervensi
- Catat tentang jumlah dan waktu berkemih
Rasional : Kandung kemih yang penuh menimbulkan ketidaknyamanan dan
turunnya bayi ke
pelvis
- Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam
Rasional : Frekuensi lebih sering selama proses persalinan

- Kolaborasi pemasangan kateter


Rasional : Membantu dalam pengosongan kandung kemih sehingga penurunan
kepala bayi ke
pelvis tidak terhambat
c. Cemas berdasarkan ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat
persalinan
Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi
- Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan
Rasional : Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan
mentalnya, hal ini
mengurangi kecemasan yang dialami
- Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan
Rasional : Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih
memahami dan
mengerti tentang proses persalinan sehingga akan mengurangi
perasaan takut dan

pasien akan tenang


d. Koping tidak efektif berdasarkan kelemahan dan ketidaknyamanan dari
persalinan
Tujuan : klien menunjukkan koping efektif
Intervensi
- Catat secara berkala tentang perubahan tingkah laku ibu sehingga
memudahkan dalam
pemberian tindakan
Rasional : Untuk mengetahui perubahan tingkah laku ibu sehingga
memudahkan dalam
pemberian intervensi
- Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan
berkomunikasi
Rasional : Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu dalam
intervensi yang akan
dilakukan
- Menyarankan pada suami untuk memberi semangat atau dukungan moril
Rasional : Ibu membutuhkan seseorang untuk meminta bantuan dan
dorongan. Suami adalah
seorang yang sangat penting
B. KALA II
1. Pengkajian
- Data umum Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi
kurang dari 100,
suhu tubuh dan diaphoresis.
- Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan
servik 10 cm,
pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir, cairan
amnion, perineum
menonjol, keluar feses pada saat melahirkan dan distensi kandung kemih.

- Tanda yang menyertai kala II : Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir,


gerakan ekstremitas,
pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan
pada rektum, merasa

ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka,
gelisah, pada
waktu his kepala janin tampak di vulva, meningkatnya pengeluaran darah
dan lendir,
kepala turun di dasar panggul, perasaan panas dan tegang pada
perineum, tremor,
kelelahan, emosi labil, takut, gelisah, ketidakpercayaan dan merintih.
- Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan
janin
( penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan
tekanan darah
- Durasi kala II kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45 60
menit,
multipara berlangsung 15 30 menit

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguann rasa nyaman nyeri berdasarkan mengedan dan
meregangnya perineum
Tujuan : ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan
rasa nyaman
Intervensi
- Anjurkan sebaiknya posisi miring kiri
Rasional : Menghindari penekanan pada vena cava, sehingga
meningkatkan sirkulasi ke
ibu maupun janin
- Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong
Rasional : Kandung kemih yang kosong memperlancar penurunan
bagian terendah janin
dan mengurangi tekanan sehingga sirkulasi lancar
- Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering
Rasional : Meningkatkan rasa nyaman ibu
- Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon
gliserin
Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
- Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting
Rasional : Ibu mengerti dan kooperatif

- Anjurkan teknik nafas dalam dan ekspirasi melalui hidung


Rasional : Nafas dalam untuk mengisi paru-paru
- Lakukan masasse
Rasional : Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada
syaraf
berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan
ke korteks cerebra
- Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong
tubuh
Rasional : Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi
tekanan pada daerah
punggung yang dapat menghambat sirkulasi ke jaringan dan
menimbulkan nyeri

b. Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB


Tujuan :
- Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif
- Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan
- Ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu
yang normal
Intervensi
- Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang biasa
bagi ibu untuk
memiliki pergerakan bowel selama melahirkan
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha
yang ekspulsif.
Diiringi penurunan bagian terendah janin menyebabkan
pengeluaran tinja
- Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya, sementara ibu memberikan timbal
balik yang
positif dalam usaha mengedan
Rasional : Jika perawat tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan
teralihkan dari
pergerakan bowelnya ke usaha mengedan

c. Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin berdasarkan penggunaan


secara tetap manuver

palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera pada ibu maupun janin
Intervensi:
- Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi litotomi dengan bahu
dan
pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
- Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
- Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
- Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang
menyenangkan dan rileks
- Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan vulva
saat kontraksi
dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan
- Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
- Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
o Melahirkan kepala
o Periksa lilitan tali pusat pada leher
o Melahirkan bahu depan dan belakang
o Melahirkan badan bayi
o Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem
tersebut
o Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
o Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya
janin yang lain
o Injeksi oksitoksin
C. KALA III
1. Pengkajian
- Data umum Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10
mmhg,
kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan
kedinginan, mengobservasi
tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan
pernafasan
- Data obstetric Perubahan uterus (discoid-globular), uterus bundar dan keras,
keadaan kandung
kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina, normalnya 250-300 ml,
janin lahir efisiotomi
- Pengkajian setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan

plasenta ada dua


macam, yaitu:
a. Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada
perdarahan
sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.
b. Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada
perdarahan sedikitsedikit
Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
-

Adanya kontraksi vundus yang kuat

Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih

sehingga plasenta
bergerak kebagian bawah
-

Keluarnya darah hitam dari introuterus

Terjadinya perpanjangan tali pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.

Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal,

atau membran
poetus terlihat pada introitus)

2. Diagnosa Keperawatan
a. Koping individu tidak efektif berdasarkan: selesainya proses
persalinan yang berbahaya
bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketiga
persalinan
Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta
Intervensi:
- Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3 dari
persalinan
Rasional : Untuk mendapatkan kerja sama
- Pertahankan posisi ibu
Rasional : Untuk memudahkan lahirnya plasenta
- Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus
Rasional : Mengikuti kebiasan budaya tertentu
b. Kelelahan berdasarkan pengeluaran energi selama persalinan dan
kelahiran
Tujuan : energi ibu pulih kembali
Intervensi:

- Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu
tertentu untuk
istirahat dan tidur
Rasional : Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang
hilang dalam
persiapan untuk merawat bayi baru lahir
- Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya
Rasional : Untuk memastikan pemulihan energi
c. Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang
hilang selama proses
persalinan
Tujuan : keseimbangan cairan dipertahankan dan tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Intervensi:
- Monitor kehilangan cairan (darah urine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital,
inspeksi turgor
kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan
Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi
- Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter
Rasional : Untuk menilai status dehidrasi
- Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
Rasional : Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah
kehilangan
darah lebih lanjut
- Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter .
Rasional : Untuk membantu kontraksi uterus
D. KALA IV
1. Pengkajian
- Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial,
komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi vital
sign sangat
penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse
biasanya stabil
sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah
terjadi persalinan
yaitu dari cardiovaskuler.

- Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung


kemih
mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
- Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika
kandung kemih
menegang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi.
- Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan
kain dibawah
bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat
hasil dan
bekuannya
- Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk
mengiring dan
melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan
mengangkat bokong
untuk melihat perineum
- Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan
dengan keadaan
temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama
rentang waktu satu
jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan
dehidrasi atau
kelelahan
- Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan
selama
persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya
2.Diagnosa Keperawatan
a. Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus
setelah melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
Intervensi
- Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan
tonus uterus
segara untuk menghentikan perdarahan post
- Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus,

ini menunjukan
distansia blas
- Kaji distansia kandung kemih
Rasional : Distansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya
dan menambah
atonia uterus. Masase fundus uterus merangsang otot-otot
uterus untuk
berkontraksi
b. Nyeri berdasarkan terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses
persalinan
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang
sampai hilang
Intervensi:
- Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk
beberapa waktu
Rasional : Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan
bertambahnya nyeri
- Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan
- Pemberian analgetik sesuai program dokter
Rasional : Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa
nyeri
- Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan
halus
Rasional : Penggunaan bantuan topikal meningkatkan kenyamanan di daerah
perianal

c. Tidak efektifnya menyusui berdasarkan kurangnya pengalaman


Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa
melaksanakan
sesuai dengan cara menyusui yang baik
Intervensi:
- Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang baik
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu dalam menyusui
bayinya
sehingga kita dapat membantu tentang bagaimana teknik
menyusui yang baik

- Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage


Rasional : Apakah terjadi bendungan pada payudara dan untuk merangsang
pembentukan asi, sehingga mengatasi bendungan
- Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin
Rasional : Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang refleks
let down yang
menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus yang
ada pada
putting / areola

DAFTAR PUSTAKA
Hamilton Persis, 1995, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas , Jakarta :
EGC Edisi 6
Manuaba Ida, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana, Jakarta : EGC
Verney Helen dkk, 2002, Buku Saku Bidan, Jakarta : EGC
http://sriharyatijc.blogspot.com/2010/11/askep-intra-natal.html
http://desi77.wordpress.com/2010/12/30/asuhan-keperawatan-intranatal/
http://herodessolutiontheogeu.blogspot.com/2010/11/askep-periode-intranatal persalinan.html

Anda mungkin juga menyukai