Disusun Oleh:
2021207209052
FAKULTAS KESEHATAN
TA. 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengertian
Masa puerperium atau masa nifas (post partum) adalah jangka waktu 6
minggu yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali
organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Bobak, MI 2000)
Masa puerperium atau masa nifas (post partum) adalah jangka waktu 6
minggu yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali
organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Bobak, MI 2000).
Masa nifas ini dapat dibagi menjadi tiga tahap yakni :
a. Immidiate post partum
Masa setelah post partum sampai 24 jam setelah melahirkan (24 jam)
b. Early post partum
Masa setelah hari pertama sampai dengan minggu pertama post partum
c. Late post partum
Masa minggu pertama post partum sampai dengan minggu keempat post partum
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).
2. Menyusui tidak efektif b.d. Kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses
menyusui.
3. Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan
pertolongan persalinan.
4. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
5. Gangguan eliminasi BAB : Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik,
nyeri episiotomi, penurunan aktivitas.
6. Kurang pengetahuan: Perawatan post partum b.d. Kurangnya informasi tentang
penanganan postpartum.
c. Intervensi
1. Nyeri b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri ibu berkurang
denga kriteria hasil : skala nyeri 0-1, ibu mengatakan nyerinya berkurang sampai
hilang, tidak merasa nyeri saat mobilisasi , tanda vital dalam batas normal . S =
37 C . N = 80 x/menit , TD = 120/80 mmHG , R = 18 – 20 x / menit
Intervensi :
a) Kaji ulang skala nyeri
R/ mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi yang tepat
b) Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi rasa nyeri
R/ untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang dirasakan
c) Motivasi : untuk mobilisasi sesuai indikasi
R/ memperlancar pengeluaran lochea, mempercepat involusi dan
mengurangi nyeri secara bertahap.
d) Berikan kompres hangat
R/ meningkatkan sirkulasi pada perinium
e) Delegasi pemberian analgetik
R/ melonggarkan system saraf perifer sehingga rasa nyeri berkurang
3. Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan
pertolongan persalinan.
Tujuan : setelah diberikan askep diharapkan infeksi pada ibu tidak terjadi dengan
kriteria hasil : dapat mendemonstrasikan teknik untuk menurunkan resiko
infeksi, tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
a) Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan
episiotomi.
R/ untuk dapat mendeteksi tanda infeksi lebih dini dan mengintervensi
dengan tepat.
b) Sarankan pada ibu agar mengganti pembalut tiap 4 jam.
R/ pembalut yang lembab dan banyak darah merupakan media yang menjadi
tempat berkembangbiaknya kuman.
c) Pantau tanda-tanda vital.
R/ peningkatan suhu > 38C menandakan infeksi.
d) Lakukan rendam bokong.
R/ untuk memperlancar sirkulasi ke perinium dan mengurangi udema.
e) Sarankan ibu membersihkan perineal dari depan ke
belakang. R/ membantu mencegah kontaminasi rektal
melalui vaginal.