Anda di halaman 1dari 14

OBESITAS

NUR AINI 142012017076


NURMALA SARI 142012017077
RAKA DHIA SANJAYA 142012017079
Pengertian Obesitas
Tidak terdapat garis batas yang tepat
antara nutrisi yang baik dan nutrisi yang
berlebihan; secara praktis, diagnosis
ditegakkan lebih banyak dari pe nampilan
anak itu dibandingkan kelebihan berat yang
sewenang wenang
Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
 Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
 Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-
100%
 Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%
(Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari
antara orang-orang yang gemuk)
Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa
faktor antara lain , keturunan,pola makan, obat-
obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan
konsentrasi intake makanan Obesitas biasanya
terjadi sebagai akibat pemasukan makanan yang
berlebihan. Nafsu makan dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang mencakup pula gangguan-
gangguan psikologik lesi-lesi hupotalamus, hipofisis
dan lesi otak yang lain serta
hiperinsulinisme.Kecenderungan obesitas secara
genetik terdapat pada binatang-binatang terten- tu
serta dapat juga terjadi pada manusia
Manifestasi Klinis
Obesitas dapat menjadi nyata pada
setiap tingkat tua, tetapi penampilannya yang
paling sering terjadi pada tahun pertama
kehidupan, pada usia S-6 tahun serta selama
masa adolesen, Anak yang obesitasnya
terjadi sebagai akibat pemasukan lalort yang
tinggi secara berlebihan, biasanya tidak hanya
lebih berat dari orang orang sebayanya,
tetapi juga lebih besar dan usia tulang
kelihatan lebih berkembang
Komplikasi
Obesitas yang luar biasa itu menyebabkan
terjadinya hipoventilasi alveolar, yang disertai dengan
terjadinya penurunan volume cadangan pulmoner,
tidak dan ekspiratorik. Manfestasinya mencakup
polisitemia, hipoksemia, sianosis, pembesaran jantung,
payah jantung kongestif dan somnolensi. Konsentrasi
oksigen yang tinggi, yang diberikan untuk mengobati
sianosis, pat membahayakan penderita, oleh karena
pernapasan dapat seluruhnya hanya bergantung
kepada pengaruh rangsangan yang ditimbulkan oleh
keadaan hipoksia tersebut. Penurunan berat badan
luar biasa pentingnya dan harus dapat dicapai dalam
waktu sesingkat mungkin.
Penatalaksanaan
 Gaya hidup
 Bedah bariatrik
 Obat-obat anti obesitas
 Balon Intragastrik
 Pintasan Usus
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Identitas Pasien
 Riwayat kesehatan
 Pemerikasaan fisik :
 Pemeriksaan penunjang :
 Pola fungsi kesehatan
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
yang berhubungan dengan intake makanan yang
lebih
2. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan
dengan biofisika atau psikosial pandangan px
tehadap diri
3. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan
dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman
dalam situasi sosial
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru, nyeri , ansietas ,
kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Perencanaan
1. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang lebih
Tujuan :
 Kebutuhan nutrisi kembali normal
 Kriteria hasil :
 Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
 Menunjukan penurunan berat badan
Intervensi :
 1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
 2. Timbang berat badan secara periodik
 3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
 4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk penurunan berat
badan
 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan (ex.dietilpropinion)
Rasional :
 1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
 2. Memberikan informasi tentang keefektifan program
 3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana
 4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
 5. Penurunan berat badan
2. Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :
 Menyatakan gambaran diri lebih nyata
 Kriterian hasil :
 Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme
 Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri
Intervensi :
 Beri privasi kepada px selama perawatan
 Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px trsebut
 Waspadai mitos px / orang terdekat
 Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik
 Waspadai makan berlebih
 Kolaborasi dengan kelompok terapi
Rasional :
 Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri
 Pasien mengungkapkan beban psikologisnya
 Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya penurunan
berat badan
 Meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan masalahnya
 Pola makan terjaga
3. Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak
tidak nyaman dalam situasi sosial
Tujuan :
 Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan
interaksi sosial yang buruk
Kriteria hasil :
 Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan
interpersonal
Intervensi :
 Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial
 Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien
 Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikasi
Rasional :
 Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien
 Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan
kesepian isolasi
 Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk
memberi dukungan
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi
paru, nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial

Tujuan :
 Mengembalikan pola napas normal
Kriteria hasil :
 Mempertahankan ventilasi yang adekuat
 Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain
Intervensi :
 Awasi , auskultasi bunyi napas
 Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
 Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
 Ubah posisi secara periodik
 Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
 Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial
atelektasis, hipoksia
 Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih
nyaman
 Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis minimal
 Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas

Anda mungkin juga menyukai