NIM : P07520220007
TAHUN 2020/2021
Rangkuman Konsep dan Askep Intranatal
A. Pengertian
Intranatal adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Sulaiman Sastrawinata).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup di
dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).
a. Partus normal disebut juga partus spontan yaitu bagi ibu yang melahirkan bayi melalui
vagina yang proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat, serta
tidak melukai bayi dan ibu, yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Proses
melahirkan normal umumnya terjadi di antara minggu ke-37 sampai ke-42.
b. Partus abnormal, Partus buatan yaitu persalinan pervagina dengan bantuan alat atau
melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
c. Partus anjuran dimana kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan
ketuban.
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang secara
khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin : - Otot uterus meningkatkan
jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu meningkatkan responnya terhadap dosis
oksitosin yang diberikan selama beberapa bulan terakhir kehamilan - Kecepatan sekresi oksitosin
oleh neurohipofise sangat meningkat pada saat persalinan. - Iritasi oleh regangan pada serviks
uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipofise posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.
c. Pengaruh hormon fetus pada uterus Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan
oksitoksin yang jumlahnya semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah
besar kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus. Selain itu, membran fetus melepaskan
prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas
kontraksi uterus.
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi lemah uterus, kadang
disebut false labor pains
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show).
His (kontraksi uterus), His adalah kontraksi otot-otot Rahim pada persalinan. Pada waktu
kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri
menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amnion ke arah segitiga, bawah rahim
dan serviks.
Kontraksi simetris dan terkoordinasi Fundus dominan kemudian diikuti dengan relaksasi
Involunter, intermitten Terasa sakit, kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik,
kimia dan psikis.
2. Faktor janin
Janin pada usia kehamilan 36 minggu sudah masuk PAP (Pintu Atas Panggul) - Placenta - Cairan
amnion yang mulai dihasilkan usia kehamilan 10-36 minggu dengan jumlah normal 1000 cc 3.
Faktor jalan lahir - Panggul - Otot-otot dasar panggul - Uterus H.
Tahap Persalinan
Inpartum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody
show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks
mendatar dan terbuka. Tanda dan gejala persalinan kala I adalah His sudah adekuat, Penipisan
dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm, keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk
lendir bercampur darah, sering BAK, akhir kala I primigravida keluar darah menetas.
b. Fase aktif : berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase
- Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2 – 3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan
pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan
yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 ½ -
2 jam, pada multi 1 ½ -1 jam. Tanda dan gejala pada kala ini adalah Ibu ingin meneran,
Perineum menonjol, Vulva dan anus membuka, Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir,
Kepala telah turun didasar panggul.
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus
uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta
terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari
atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi
lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan
secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu sampai
dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan
dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah
perdarahan normal adalah 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi.
1. Pengkajian :
a) Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur, frekuensi, interval,
adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
b) Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit dan
berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink, coklat, ruptur,
keluhan, DJJ terdengar lebih jelas di umbilicus.
c) Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang
menggambarkan kontraksi uterus : Frekuensi, internal, intensitas, durasi, tonus istirahat.
d) Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama dan
sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
e) Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa kekuatan
kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
f) Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letak janin,
penurunan janin.
g) Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
h) Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur membrane, cairan
amnion : Warna, karakter dan jumlah.
Intervensi :
Lakukan masage atau gosokan pada pinggang ( teori gate kontrol terhadap nyeri)
Rasional : merupakan suatu tehnik untuk mengontrol dan digunakan untuk mengalihkan
perhatian ibu dari nyeri.Menganjurkan untuk memberikan air hangat untuk mengompres
pinggang bawah. Rasional : Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan.
Intervensi :
Perkenalkan diri pada klien dan berikan support Rasional : memperkenalkan diri
merupakan salah satu pendekatan kepada klien dan support yang diberikan dapat menambah
semangat hidup klien dalam menanti kelahiran.Komunikasikan peran seperti support perawatan
dan pengetahuan perawat secara verbal dan non verbal Rasional : Ibu akan lebih mengerti dan
memahami tentang persalinan, peran perawat sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien
akan tenang.Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan ) Rasional : orientasi terhadap
lingkungan membuat klien lebih mengetahui dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat
persalinan sehingga akan mengurangi rasa takut.
B. KALA II
1) Pengkajian
Data umum.Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi kurang dari
100, suhu tubuh dan diaphoresis.
Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan servik 10 cm,
pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir, cairan amnion, perineum
menonjol, keluar feses pada saat melahirkan dan distensi kandung kemih.
Tanda yang menyertai
Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin
( penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah
Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45– 60 menit,
multipara berlangsung 15 – 30 menit.
2) Diagnosa Keperawatan
Tujuan : ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan rasa nyaman
Intervensi :
Anjurkan sebaiknya posisi miring kiri Rasional : Menghindari penekanan pada vena cava,
sehingga meningkatkan sirkulasi ke ibu maupun janin
Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong Rasional : Kandung kemih
yang kosong memperlancar penurunan bagian terendah janin dan mengurangi tekanan
sehingga sirkulasi lancar
Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering Rasional : Meningkatkan
rasa nyaman ibu - Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon
gliserin Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting Rasional : Ibu
mengerti dan kooperatif - Anjurkan teknik nafas dalam dan ekspirasi melalui hidung
Rasional : Nafas dalam untuk mengisi paru-paru
Lakukan masasse Rasional : Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan
pada syaraf berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan ke korteks
cerebra
Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong tubuh Rasional :
Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan pada daerah
punggung yang dapat menghambat sirkulasi ke jaringan dan menimbulkan nyeri.
C. KALA III
I. Pengkajian
Data umum Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10 mmhg,
kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan kedinginan,
mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan
pernafasan
Data obstetric Perubahan uterus (discoid-globular), uterus bundar dan keras, keadaan
kandung kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina, normalnya 250-300 ml, janin
lahir efisiotomi
Pengkajian setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan plasenta ada
dua macam, yaitu: a. Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta
tidak ada perdarahan sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir. b.
Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada perdarahan
sedikitsedikit Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut: Adanya kontraksi
vundus yang kuat Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat
pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah Keluarnya darah hitam dari introuterus
Terjadinya perpanjangan tali pusat sebagai akibat plasenta akan keluar. Penuhnya vagina
(plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal, atau membran poetus terlihat
pada introitus) .
Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3 dari persalinan
Rasional Untuk mendapatkan kerja sama
Pertahankan posisi ibu Rasional : Untuk memudahkan lahirnya plasenta
Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus Rasional .
b. Kelelahan berdasarkan pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran
Intervensi:
Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu tertentu untuk
istirahat dan tidur Rasional : Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi
yang hilang dalam persiapan untuk merawat bayi baru lahir.
Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya Rasional : Untuk
memastikan pemulihan energy.
c. Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang selama proses
persalinan
Intervensi:
Monitor kehilangan cairan (darah urine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital, inspeksi
turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan.
Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter Rasional : Untuk menilai
status dehidrasi.
Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta Rasional : Untuk memastikan
kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah kehilangan darah lebih lanjut - Berikan
obat-obatan sesuai anjuran dokter . Rasional : Untuk membantu kontraksi uterus.
D. KALA IV
1. Pengkajian
Tanda- tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi vital
sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse
biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah
terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung kemih
mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat. - Kandung kemih : Dengan observasi
dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih menegang akan mencapai ketinggian
suprapubik dan redup pada perkusi.
Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain dibawah
bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya.
Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan
melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat
bokong untuk melihat perineum.
Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan
temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu
jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau
kelelahan - Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan
selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang Intervensi.
b) Nyeri berdasarkan terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalihnan
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang sampai
hilang.
Kesimpulan Persalinan
Adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses keluarnya bayi dari uterus
ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dibagi menjadi 4 tahap : kala I
berlangsung dari awal gejala sampai serviks berdilatasi sempurna (10 cm), Kala II
diawali dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi, Kala III
diawali dengan keluarnya bayi dan uterus dan diakhiri dengan keluarnya plasenta, dan
Kala IV diawali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi.