Anda di halaman 1dari 33

I.

KONSEP ASUHAN PERSALINAN NORMAL


A. PENGERTIAN PERSALINAN NORMAL
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dan kelahiran normal
(partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat
hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi
yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.
Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau
dengan jalan lain. Persalinan normal disebut juga partus spontan..Persalinan dimulai
(inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

B. ETIOLOGI
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain:
1. Teori oxytocin :Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot-otot rahim.
2. Keregangan otot-otot :Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila
dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya
kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
3. Pengaruh janin:Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih
lama dari biasa.
4. Teori Plasenta Menjadi Tua: Turunnya kadar hormone estrogen dan
progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan
konstraksi rahim.
5. Teori Iritasi Mekanik: Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin
akan timbul kontraksi uterus.

C. BENTUK-BENTUK PERSALINAN
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
rangsangan.
      
D. ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN UMUR KEHAMILAN & BERAT
JANINYANG DILAHIRKAN
1. Abortus
 Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kandungan, Umur hamil sebelum 28 minggu dan berat janin kurang dari
1000 gram.
2. Persalinan prematuritas
 Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu.
 Berat janin kurang dari 2.449 gram.
3. Persalinan Aterm
 Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu.
 Berat janin diatas 2500 gram.
4. Persalinan Serotinus
 Persalinan melampaui umur 42 minggu.
 Pada janin terdapat tanda post maturitas.
5. Persalinan Presipitatus
 Persalinan berlangsung cepat  kurang dari 3 jam
E. TANDA-TANDA PERSALINAN
Apabila ibu hamil mengalami tanda-tanda seperti dibawah ini, mengindikasikan
bahwa proses persalinan akan segera berlangsung. Ada dua macam tanda persalinan:
1. Tanda persalinan asli (true labor)
a. Kontraksi
 Tejadi secara teratur, makin lama makin kuat/kencang, semakin lama, dan
dalam waktu yang semakin berdekatan.
 Intensitas kontraksi meningkat bila sambil berjalan.
 Dirasakan dipunggung bagian bawah dan menyebar kebagian bawah
abdomen.
b. Serviks
 Memperlihatkan perubahan yang cepat (lunak, dilatasi yang ditandai
dengan adanya perdarahan)
 Perubahan keposisi anterior, sulit ditentukan tanpa pemeriksaan vagina.
c. Janin
 Bagian presentasi biasanya sudah berada dirongga pelvis (sering disebut
“lightening/dropping”). Keadaan ini meningkatkan kemudahan bernafas,
dan pada saat yang bersamaan kandung kemih akan tertekan akibat
dorongan bagian presentasi janin kearah rongga pelvis).
2. Tanda persalinan palsu (false labor)
a. Kontraksi
 Terjadi secara tidak teratur atau teratur tetapi hanya sebentar.
 Kontraksi berhenti jika berjalan atau jika berubah posisi.
 Dirasakan di daerah punggung atau abdomen diatas navel.
b. Serviks
 Mungkin lunak tetapi tidak ada dilatasi atau tanda-tanda adanya
perdarahan
 Seringkali di posisi posterior, tidak dapat dipastikan tanpa pemeriksan
vagina
c. Janin
 Bagian presentasi biasanya belum masuk rongga pelvis.
Tanda persalinan sudah dekat :
1. Terjadi lightening. Menjelang minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan:
 Kontraksi Braxton Hicks
 Ketegangan dinding perut
 Gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah
2. Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil
 Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
 Dibagian bawah terasa sesak
 Sering miksi (beser kencing)
3. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks ditemukan sebagai
keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen, progesteron, dan memberikan kesempatan rangsangan
oksitosin. Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesteron makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi lebih sering sebagai his
palsu. Sifat his permulaan (palsu) adalah rasa nyeri ringan di bagian bawah, datangnya
tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks, durasinya pendek, tidak bertambah bila
beraktifitas.
Tanda Persalinan Lainnya:
1. Terjadinya his persalinan, his persalinan mempunyai sifat:
 Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
 Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
 Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
 Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah.
2. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda), dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan:
 Pendataran dan pembukaan
 Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas
 Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

3. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN


1. Power
His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi ini yang bersifat
otonomtidak dipengaruhi kemauan, walaupun begitu dapat dipengaruhi dari luar
misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan dapat menimbulkan kontraksi.Pembagian His
dalam persalinan dan sifat-sifatnya :
a. His pendahuluan
His tidak kuat, tidak teratur menyebabkan “show“.
b. His pembukaan (kala I)
 His pembukaan serviks sampai terjadi pembukan lengkap 10 cm.
 Mulai kuat, teratur dan sakit.
c. His pengeluaran (His mengedan) kala II
Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama.His untuk pengeluaran
janin.Koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut, diafragma dan ligamen
d. His pelepas uri (kala III)
Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
e. His pengiring (kala IV) 
Kontraksi lemah, masih sedikit pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.
2. Passege (Jalan Lahir)
Agar anak dapat melalui jalan lahir tanpa rintangan maka jalan tersebut harus
normal.
a. Tulang panggul
Ukuran panggul dalam
 PAP (pintu atas panggul): Promontorium / conjugata diagonalis (normal -
12,5 cm Linia inominata normal teraba -  ½ lingkaran).
 RTP (Ruang tengah panggul):Spina ischiadica (normal tidak menonjol)
lengkung sacrum (normal cukup).
 PBP (Pintu Bawah Panggul):Arcus pubis (normal 90o) mobilitas os cocygeus
(normal cukup).
b. Dasar Panggul
Terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan untuk dapat dilalui anak
dengan mudah.Jika terjadi kekakuan pada jaringan dan otot. Hal ini akan
menjadi robek atau ruptur.
c. Uterus dan vagina
 Uterus yang normal harus dapat menyesuaikan dengan isinya tanpa adanya
rintangan di dalam uterus, misalnya tumor.
 Vagina yang normal dapat merupakan saluran yang bebas dilalui anak.

3. Passanger (Janin)
Isi uterus yang akan dilahirkan adalah janin, air ketuban dan plasenta. Agar
persalinan dapat berjalan lancar maka faktor passanger harus normal.

4. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi
paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya.
G. PROSES PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu:
1. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase laten :
 Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secar bertahap.
 Berlangsung hingga seviks membuka kurang dari 4 cm
 Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase aktif :
 Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bartahap
(kontraksi dianggap akurat/ memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu
10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
 Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm,
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau
primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).

2. Kala II (pengeluaran janin)


His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah
turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar
panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum
sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala
janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan
yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1,5-2
jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan:
a) Engagement
 Diameter biparietal melewati PAP
 Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
 Multipara terjadi permulaan persalinan
 Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi
Ringan
b) Descent (Turunnya Kepala)
Turunnya presentasi pada inlet disebabkan oleh 4 hal :
 Tekanan cairan ketuban
 Tekanan langsung oleh fundus uteri
 Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II)
 Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.
c) Flexion
Majunya kepala mendapat tekanan dari servix, dinding panggul atau dasar
panggul, flexi (dagu lebih mendekati dada).
d)    Rotation Internal
 Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphisis
 Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir(Bidang
tengah dan PBP)
 Terjadinya bersama dengan majunya kepala
 Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul.
e) Extension
Defleksi kepala, karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas.
f) Rotation External
Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke arah panggul anak untuk
menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam.Ukuran bahu
menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP.
g) Expulsi
Bahu depan di bawah symphisis sebagai hypomoklion, lahir bahu belakang,
bahu depan, badan seluruhnya.

3. Kala III (pengeluaran plasenta)


Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras,
plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam
waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir
secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh
proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Tanda-tanda lepasnya plasenta: perubahan
ukuran dan bentuk uterus, tali pusat memanjang, semburan darah tiba-tiba. Kala III
terdiri dari 2 fase:
a) Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara :
 Schultze :lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi.
Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental hematoma
yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah kemudian seluruhnya.
Menurut cara ini perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri lahir.
 Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan. Darah akan
mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari tengah dan pinggir
plasenta.
b) Fase pengeluaran uri
 Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis. Tali
pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas, bila
diam atau maju artinya sudah lepas.
 Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya belum
lepas. Diam atau turun artinya lepas.
 Strassman: tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar
artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.

4. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama  2
jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
 Tingkat kesadaran ibu
 Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
 Kontraksi uterus
 Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 -500 cc.
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.Dengan menjaga kondisi kontraksi
dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus.Tugas uterus ini dapat dibantu dengan
obat-obat oksitosin.

H. LANGKAH-LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL


a) Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka
b) Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menataksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk
asfiksia:  tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu
sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
 Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu
bayi.
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam
partus set.
3. Pakai celemek plastik.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air   bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai
sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik).
c) Memastikan Pembukaan Lengkap Dengan Janin Baik
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari arah depan ke belakang.
 Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia.
 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan
rendam dalam larutan  klorin 0,5 %  : langkah #9 ).
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
 Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan larutan klorin 0.5% kemudian lepaskan
dan rendam dalam keaadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci
kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit).
d) Menyiapkan Ibu & Keluarga Untuk Membantu Proses  Bimbingan Meneran
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan
bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada.
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran :
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi
berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk ber istirahat di antara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
 Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit
(2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida).
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
e) Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
f) Menolong Kelahiran Bayi
Lahirnya kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau
bernapas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong di antara dua klem tersebut.
21. Tunggu kepala nayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahir bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke
arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahir badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk di antara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari
dan jari-jari lainnya).
g) Penanganan Bayi Baru Lahir
25. Lakukan penilaian (selintas) :
 Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap lakukan
langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir).
26. Keringkan tubuh bayi
 Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
(hamil tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM
(intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali
tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap did ada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
h) Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, utnuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-kranial) secara hati-
hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami, atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar
lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan
dorongan dorso-kranial).
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva dan lahirkan plasenta.
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
 Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.
 Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.
 Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
 Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
 Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila
terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual.
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau
klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

Rangsangan Taktil (Masase) Uterus


39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15
detik masase.
i) Menilai Perdarahan
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau
tempat khusus.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan
bila laserasi menyebabkan perdarahan.Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
j) Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam.
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam
waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15
menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
 biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramuskular di paha kiri
anterolateral.
45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B di
paha kanan anterolateral.
 Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
 Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di
dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
 Evaluasi.
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
  2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai
untuk menatalaksana atonia uteri.
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pascapersalinan.
 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama
pascapersalinan.
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60
kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5).
Kebersihan dan Keamanan
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga
untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian
dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan
asuhan kala IV.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN


A. PENGKAJIAN
1) Pengumpulan data
a) Biodata klien meliputi :
Nama, umur : dalam kategori usia subur (15 – 49 tahun). Bila didapatkan
terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun)
merupakan kelompok resiko tinggi.Pendidikan, pekerjaan dan alamat klien.
b) Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke
perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah,
perasaan selalu ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-
sedikit.
c) Riwayat kehamilan sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38 –
42 minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada
daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, tertaur, kuat, adanya
show (pengeluaran darah campur lendir), kadang ketuban pecah dengan
sendirinya.
d) Riwayat kehamilan dahulu
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis,
penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat
persalinan.
e) Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, keturunan hamil
kembar pada klien, TBC, hepatitis, penyakit kelamin, memungkinkan
penyakit tersebut ditularkan pada klien, sehingga memperberat
persalinannya.
f) Riwayat Obstetri
 Riwayat haid. Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu), prematur
kurang dari 37 minggu
 Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual muntah,
daan lain-lain. Pada primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam
dengan pembukaan 1cm /jam, sehingga pada multigravida berlangsung 8
jam dengan 2 cm / jam.
g) Riwayat psikososialspiritual dan budaya
Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan dan
fantasi.Pada trimester II adanya ketidaknyamanan kehamilan (mual,
muntah), Narchisitik, pasif dan introvert. Pada trimester III klien merasa tidak
feminin lagi karena perubahan tubuhnya,ketakutan akan kelahiran
bayinya,distress keluarga karena adaanya perasaan sekarat selama
persalinan berlangsung.
h) Pola Kebutuhan sehari-hari
 Nutrisi.
Adanya his berpengaruh terhadap keinginan atau selera makan yang
menurun.
 Istirahat tidur
Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada letak
punggung anak,klien sulit tidur terutama kala I – IV.
 Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas
ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat lelah,
capai, lesu.Pada kala I apabila kepala janin telah masuk sbagian ke dalam
PAP serta ketuban pecah, klien dianjurkan duduk / berjalan-jalan disekitar
ruangan / kamar bersalin. Pada kala II kepala janin sudah masuk rongga
PAP klien dalam posisi miring ke kanan / kiri .
 Eliminasi
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses
persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
 Personal Hygiene
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang
longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar
tidak dipakai lagi
 Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual /
fungsi dari seks yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan
nifas.
i) Pemeriksaan
Pemeriksaan umum meliputi:
 Tinggi badan dan berat badan.
Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada kehamilan
pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar memiliki
panggul yang sempit.Berat badan ibu perlu dikontrol secara teratur
dengan peningkatan berat badan selama hamil antara 10–12 kg.
 Tekanan Darah
Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan
biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg.
 Suhu badan, nadi dan pernafasan
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan anatara 36 0-370 C, bila
suhu lebih dari 370C dianggap ada kelainan.Kecuali bagi klien setelah
melahirkan suhu badan 375C- 378C masih dianggap normal karena
kelelahan. Keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu, Bila suhu
naik keadaan nadi akan bertambah pula dapat disebabkan karena adanya
perdarahan.
 Pada klien yang akan bersalin / bersalin pernafasanannya agak pendek
karena kelelahan, kesakitan dan karena membesarnya perut pernafasan
normal antara 80 – 100 X / menit, kadang meningkat menjadi normal
kembali setelah persalinan, dan diperiksa tiap 4 jam.
Pemeriksaan fisik
 Kepala dan leher
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya pembengkakan
pada kelopak mata, konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, hiperemis
ataupun normal, hidung ada polip atau tidak, caries pada gigi, stomatitis,
pembesaran kelenjar.
 Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi
areola dan papila mamae serta ditemukan adanya kolustrum.
 Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba/
nigra, terdapat striae gravidarum. Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari
bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan prematur pertengahan pusat
dan prosesus xypoideus, punggung kiri/ punggung kanan, letak kepala,
sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin lama makin sering
dan kuat.Auskultasi : ada/ tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 – 160 x /
menit.
 Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran  air ketuban. Bila terdapat
pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan,
menandakan adannya kelainan letak anak.Pemeriksaan dalam
untuk  mengetahui jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan serviks,
panggul serta keadaan jalan lahir.
 Ekstremitas
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena pre eklamsia atau karena karena penyakit
jantung/ ginjal.Ada varices pada ekstremitas bagian bawah karena adanya
penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena abdomen.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, Jenis penentuan, waktu
pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi untuk
sifilis.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA PASIEN NY. Y.M DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI RUANG KEBIDANAN RS.ST GABRIEL KEWAPANTE

Tanggal : 07-03-2019
Oleh : MARIA FLORIANTI DEWI WIHASTUTI,AMd.Keb.

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif
1. Identitas
NamaIbu :NY. Y.M
Umur : 31 tahun
Agama :Katolik
Pendidikan :SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Mudung,Desa Aibura,Kec.Waigete
NamaSuami :TN. P.P
Umur : 35 tahun
Agama :Katolik
Pendidikan :SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Mudung,Desa Aibura,Kec.Waigete
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang
3. riwayat kehamilan sekarang
ANC : 9 kali, di bidan dan dokter kandungan
imunisasi TT : 1 kali
keluhan selama hamil: mual muntah di awal kehamilan( trimester 1)
4. Riwayat kehamilan/persalinan dan nifas yang lalu
 Riwayat Kehamilan dahulu : tidak ada hipertensi, eklamsia,
preeclampsia, jantung, diabetes dan penyakit kronis lainya.

No Tgl/thn Jenis UK Penolong Tempat Keadaan Berat JK Ke


persalinan persalinan persalinan BBL BBL t
1. Thn 2015 spontan aterm bidan puskesmas sehat 2700 Laki
-laki

2. Hamil ini
5. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit kronis
6. Riwayat Obstertri
a. Riwayat Menstruasi :
 menarce : 12 tahun
 siklus : 28 hari
 lamanya : 3-4 hari
 keluhan : tidak ada
 HPHT     : 06-06-2018                         
b. Keluhan selama hamil :
 mual, muntah di awal kehamilan kadang pusing, sejak 6
bulan kehamilan merasakan nyeri pada bagian luar
vagina sampai umur kehamilan 37-38 minggu.
 Pengobatan selama hami l: Ya
 Pergerakan janin : Ya, sejak usia kehamilan
20 minggu
 Rencana perawatan bayi : sendiri
 Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
Breast care      : Ya
Perineal care    : Ya
 Nutrisi              : Ya
Senam nifas     : Tidak
 KB                   : suntik
 Menyusui        : Ya

7. Dukungan keluarga
Keluarga sangat mendukung ibu dengan kelahiran bayinya, yaitu
dengan menemani Ibu selama di rawat di Rumah Sakit.
8. Status gizi
 Pola makan : Baik
 Nafsu makan : Baik
 Jeni smakanan : Nasi, ikan, sayur,daging, telur.
 Jenis minuman : Air putih, teh, susu.
 Keluhan : Tidakada
9. Eliminasi
 BAB
 Warna : Kuning
 Bau : Khas feases
 Konsistensi : Lembek
 Frekuensi : 1x/ hari
 Keluhan : Tidakada
 BAK
 Warna : Kuning
 Bau : Khas Amoniak
 Frekuensi : 4-5x/ hari
 Keluhan : Tidakada

10. Hubungan seksual : Tidak ditanyakan


11. Pola istirahat dan tidur
 Tidursiang : 1-2 jam/ hari
 Tidurmalam : 7-8 jam/ hari
 Kebiasansebelumtidur : Tidakada
 Keluhan : Tidakada

12. Mobilisasi
Ibu dapat bergerak, miring kiri – kanan, bangun, duduk, dan berjalan.
13. Perawatandiri
 Perawatan payudara :Dilakukan setiap sebelum mandi
 Vulva hygine :Dilakukan saa mandi dan selesai
BAB/BAK
 Mandi :2x/ hari
 Gosokgigi : 2x/ hari
 Cucirambut : 2x/ minggu
 Ganti pakayan dalam : 2x/ hari setiap selesai mandi atau jika
basah

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaanfisik
 Keadaanumum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Ekspresiwajah : Tenang
 Penampilan : Bersih
 Tekanandarah : 100/60 mmhg
 Suhu : 36,5 ºC
 Nadi : 80x/ menit
 Respirasi : 20x/ menit
 Mata
 Konjungtiva : Merah muda
 Sklera : Putih
 Hidung : Tidak ada polip
 Mulut
 Mukosa bibir : Lembab
 Gigi : Tidak ada karies
 Lidah : Bersih
 Telinga : Tidak ada serumen
 Kelainan :Tidak ada
 Tenggorokan
 Pembesaran Tonsil : Tidak ada
 Leher
 Pembesaran kelenjar limfe : Tidakada
 Pembesaran kelenjar Tiroid : Tidakada
 Pembendungan vena jugularis : Tidakada
 Dada
 Mamae : Membesar
 Areola : Hyperpigmentasi
 Putting susu : Menonjol
 Tandainfeksi : Tidakada
 Laktasi : Baik, colostrum(+)
 Abdomen
 Leopold I: TFU 4cm dibawah prosessus sypodeus, teraba,
tidak bulat, lunak, dan tidak melenting
 Leopold II: pada sisi kiri rahim teraba bagian-bagian kecil dan
pada sisi kanan teraba yang keras seperti papan
  Leopold III: dibagian bawah terdapat bundar, keras, melenting
yaitu bagian kepala
  Leopold IV : dibagian teratas janin, kepala sudah masuk PAP
  His : banyaknya his dalam 10 menit 4-5x yaitu lamanya
diantara 50 detik.
 DJJ: 140 X/menit
 Vulva/Vagina
 VT : Pembukaa 7 cm,portio tipis lunak,KK (+)
Teraba kepala ,TH II
 Anus
 Haemoroid : Tidak ada
 Ekstremitas
 Oedema : Tidak ada
 Refleks patela : (+)/(+)
 Varices : Tidak ada
2. Pemeriksaa penunjang
 Darah lengkap
 HB :12.8 gr/dL
 Hbsag : Non reaktif(-)
 Gol.darah : “O”
 HIV : Negatif(-)
 Urine : Tidak dilakukan
II. INTREPETASI DATA
Diagnosa: G2P1A0 38-39 Minggu inpartu kala 1 fase aktif janin tunggal
hidup

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


pada saat ini Ny. Y.M berpotensi mengalami partus presipitatus

IV. PENETAPAN KEBUTUHAN TERHADAP TIDAKAN SEGERA


KOLABORASI DAN RUJUKAN
persiapan persalinan dan penanganan komplikasi dan apabila terjadi
komplikasi tempat rujukan yang ibu inginkan adalah rumah sakit umum
Tc.Hillers maumere

V. PLANNING/RENCANA TINDAKAN
1. memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
pembukaan ibu sudah 7 cm serta saat ini keadaan ibu dan janin
dalam keadaan baik
2. melakukan informed consent untuk persetujuan tindakan yang akan
dilakukan seperti pertolongan persalinan dan tindakan lain yang
kemungkinan dibutuhkan saat persalinan
3. memberikan asuhan saying ibu seperti:
 memberi dukungan mental kepada ibu untuk menjalani proses
persalinan
 menganjurkan suami untuk menemani ibu selama proses
persalunan berlangsung untuk memberikan dukungan mental dan
psikologis
 menjelaskan tentang teknik relaksasi yang baik dan benar yaitu
menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkannya melalui
mulut saat ibu merasakan mules untuk mengurangi rasa sakit
 menganjurkan kepada keluarga untuk mengusap punggung ibu
untuk mengurangi rasa sakit
 menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan BAB/BAK
 menganjurkan kepada suami dan keluarga untuk memberikan
makanan/minuman saat tidak ada his
4. mempersiapkan tempat dan alat-alat pertolongan persalinan secara
APN
5. Mengobservasi:
 suhu setiap 2 jam
 nadi,DJJ,dan His setiap 30 menit
 tekanan darah, penurunan bagian terendah janin dan
pembukaan serviks tiap 4 jam
 observasi telah di lakukan
6. mencatat semua hasil pemeriksaan dan tindakan dalam format
pengkajian.
7. lakukan pemeriksaan dala kembali tiap 4 jam atau bila ada indikasi.

VI. IMPLEMENTASI/ PELAKSANAAN ASUHAN


1. memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
pembukaan ibu sudah 7 cm serta saat ini keadaan ibu dan janin
dalam keadaan baik.
2. melakukan informed consent untuk persetujuan tindakan yang akan
dilakukan seperti pertolongan persalinan dan tindakan lain yang
kemungkinan dibutuhkan saat persalinan.
3. memberikan asuhan saying ibu seperti:
 memberi dukungan mental kepada ibu untuk menjalani proses
persalinan
 menganjurkan suami untuk menemani ibu selama proses
persalinan berlangsung untuk memberikan dukungan mental dan
psikologis
 menjelaskan tentang teknik relaksasi yang baik dan benar yaitu
menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkannya melalui
mulut saat ibu merasakan mules untuk mengurangi rasa sakit
 menganjurkan kepada keluarga untuk mengusap punggung ibu
untuk mengurangi rasa sakit
 menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan BAB/BAK
 menganjurkan kepada suami dan keluarga untuk memberikan
makanan/minuman saat tidak ada his
4. mempersiapkan tempat dan alat-alat pertolongan persalinan secara
APN.
5. Mengobservasi:
 suhu setiap 2 jam
 nadi,DJJ,dan His setiap 30 menit
 tekanan darah, penurunan bagian terendah janin dan
pembukaan serviks tiap 4 jam
 observasi telah di lakukan
6. mencatat semua hasil pemeriksaan dan tindakan dalam format
pengkajian.
7. lakukan pemeriksaan dala kembali tiap 4 jam atau bila ada indikasi

VII. EVALUASI
1. ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh
bidan
2. informed consent ditulis sendiri dan di tanda tangani oleh suami ibu
3. memberikan asuhan sayang ibu:
 ibu terlihat lebih tenang dan siap dalam menjalani proses
persalinan
 ibu terlihat tenang saat ditemani oleh suami
 ibu bisa melakukan teknik relaksasi dengan baik
 ibu merasa nyaman dengan asuhan yang diberikan
 ibu minum teh kurang lebih 50 cc
4. bahan perlengkapan bayi dan ibu serta obat-obatan uterotonika,
semua alat untuk pertolongan telah disiapkan.
5. observasi telah dilakukan
6. menulis hasil pemantauan dalam lembar observasi dan partograf,
partograf telah terisi
7. pemeriksaan dalam dilakukan saat ibu mengatakn ingin BAB

CATATAN PERKEMBANGAN KALA I

HARI/ Catatan Perkembangan


TANGGAL
07-03 2019 S: Ibu tampak gelisah dan mengatakan mules semakin sering dan
terasa sakit pada pinggang

O: KU: baik kesadaran : composmentis


1. jam 16.30 wita
 nadi: 80 x/menit
 DJJ : 140 X/menit
 kontraksi: 4 kali dalam 10 menit durasi 45 detik
A: G2P1A0 Inpartu kala 1 fase aktif janin tunggal hidup
P:
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan dan
menjelaskan bahwa ibu dn janin dalam keadaan baik, ibu dan
keluarga mengerti
2. memberikan dukungan kepada ibu dan kelurga,nibu dan
keluarga senang
3. mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang
lewat hidung dan mengeluarkannya perlahan lewat mulut
padaa saat kontraksi, ibu terlihat melakukannya
4. menganjurkan kepada suami dan keluarga untuk
memberikan makanan/minuman sesuai keinginan ibu,
keluarga terlihat melakukannya
5. menganjurkan suami untuk melakukan pemijatan pada
bagian tubuh yang diinginkan ibu, keluarga terlihat melalukan
6. mengobservasi His,DJJ,telah dilakukan
7. mencatat hasil observasi kedalam partograf dan
pendokumentasian hasil pemeriksaan, telah dilakukan

ASUHAN KEBIDANAN KALA II

Tanggal: 07-03-2019

jam : 17.00 wita

Pengkaji: Bidan Dewi

I. DATA SUBYEKTIF
ibu mengatakan mules yang dirasakan semakin sering dan kuat serta ada
dorongan untuk mengedan seperti ingin BAB

II. DATA OBYEKTIF


1. Keadaan umum : baik
2. kesadaran : compos mentis
3. status emosional : gelisah
4. TTV
tekanan darah : 100/60 mmHg
nadi : 88 x/menit
RR : 20X/menit
his : 4x dalam 10 menit durasi 50 detik
kekuatan : adekuat
5. Pemeriksaan dalam: vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, ketuban pecah spontan warnah jernih, presentasi
kepala, posisi ubun-ubun kecil kanan depan, molase tidak ada, penurunan
kepala 1/5

III. ASSESMENT
G2P1A0 38-39 Minggu kala II janin tunggal hidup

IV. PENATALAKSANAAN
1. memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah
saatnya untuk melahirkan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. mengamati tanda dan gejala kala II: sudah ada tanda dan gejala kala II
seperti ada dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol,
vulva dan springter ani membuka
3. memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan essensial
persalinan sesuai APN: peralatan,bahan, dan obat-obatan telah siap
digunakan
4. memakai alat perlindungan diri dan melepaskan semua perhiasan:APD
telah dipakai dan perhiasan telah dilepas
5. mencuci tangan serta memakai sarung tangan sebelah kanan : telah
dilakukan
6. memasukan oxytosin 10 unit kedalam tabung suntikan dan memakai
sarung tngan sebelah kiri : telah dilakukan
7. memastikan pembukaan telah lengkap dan keadaan janin, pembukaan
telah lengkap dan keadaan janin baik
8. mencelupkan sarung tangan ke dalam larutan clorin 0,5% dan
melepaskannya: telah dilakukan
9. memantau DJJ, DJJ 140X/menit
10. memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu akan dipimpin untuk bersalin, ibu
dan keluarga mengerti
11. mengatur posis ibu untuk meneran, ibu memilih posisi stengah duduk
12. memimpin ibu meneran pada waktu ibu mempunyai dorongan kuat untuk
meneran dan mengajarkan teknik meneran yang benar pada ibu. ibu
berusaha melakukannya.
13. memberi semangat kepada ibu pada saat ada dorongan ingin mengedan
dan ada his. jika tidak ada his memberi ibu minum dan memantau DJJ.ibu
terlihat semangat dan sekali kali ibu minum teh manis jika tidak ada his
14. meletakan handuk diatas perut ibu dan meletakan kain bersih yang dilipat
1/3 bagian dibawah bokong ibu. handuk dan kain telah di letakan
15. membuka tutup partus set, mendekatkan partus set dan sambil
memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan. partus set telah di
dekatkan dan alat telah lengkap
16. memakai sarung tangan, telah dilakukan
17. memimpin meneran dengan teknik yang benar. ibu berusaha untuk
meneran dengan baik sesuai dengan yang disarankan bidan
18. melahirkan kepala,setelah kepala bayi tanpal diameter 5-6 cm, melindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain besih dan kering, tangan
yang lain berada diatas kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. menganjurkan ibu untuk meneran perlahan
sambil bernapas cepat dan dangkal.
19. memeriksa adanya lilitan tali pusat. tidak ada lilitan tali pusat
20. menunggu hingga bayi melalukan putar paksi luar
21. setelah kepala melakukan putar paksi luar secara spontan pegang secara
biparetal kearah bawah dan distal,hingga bahu depan muncul dan gerakan
kearah atas dan distal hingga melahirkan bahu belakang
22. setelah kepala dan lengan lahir, selanjutnya melakukan sanggah susur
untuk melahirkan seluruh badan bayi. bayi lahir spontan, menangis kuat,
warna kemerahan, gerak aktif, pukul 17.20 wita, jenis kelamin perempuan
23. memposisikan bayi diatas perut ibu dan mengeringkan seluruh badan bayi
kecuali telapak tangan tanpa membersihkan vernix. lalu mengganti handuk
yang basah dengan handuk yang kering dan bersih, kain bayi telah dig anti
dengan kain yang kering

ASUHAN KEBIDANAN KALA III ( kala pengeluaran uri)

Tanggal: 07-03-2019

jam : 17.21 wita

Pengkaji: Bidan Dewi

I. DATA SUBYEKTIF
ibu merasa gelisah dan perutnya masih terasa mules

II. DATA OBYEKTIF


1. keadaan umum : baik
2. kesadaran : compos mentis
3. keadaan emosional : stabil
4. kotraksi uterus : baik
5. TFU : Sepusat
6. tali pusat :bertambah panjang dan tampak ada
semburan darah

III. ASSESMENT
P2 post partum kala III keadaan umum baik

IV. PENATALAKSANAAN
1. menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dan
bayi dalam keadaan normal. ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil
pemeriksaan
2. mengecek fubdus uteri untuk memeriksa adanya janin kedua atau tidak.
tidak ada janin kedua
3. memberitahu ibu akan disuntik oxytosin. oksitosin 10 iu sudah
disuntikkan di 1/3 paha kanan bagian luar secara IM dalam 1 menit
4. mejepit jepit tali pusat, memotong tali pusat dengan mengunakan
umbilical cord clam . suda dilakukan pada 2 menit setelah bayi lahir
5. meletakan bayi agar ada kontak kulit ibu ke bayi dengan cara letakan
bayi tengkurap di dada ibu, luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel
di dada , di perut ibu, mengusahakan kepala bayi berdada diantara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu untuk IMD dan
kepala di tutupi topi, silakukan selama 1 jam . bayi sudah berada dia atas
perut ibu untung mencapai putting susu dan kepala bayi sudah di tutupi
topi
6. memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vagina
7. melihat tanda-tanda pelepasan placenta. tanda-tanda pelepasan
placenta telah kelihatan seperti bentuk uterus globuler, tali pusat
memanjang, semburan darah mendadak dan singkat
8. melakukan penegangangan tali pusat terkendali, yaiu meletakan satu
tangan diatas kain pada perut ibu ditepi atas sympisis pubis untuk
mendeteksi kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan
penegangan tali pusat. tegangkan tali pusat dengan tangan kanan
kebawah sejajr lantai, dan tangan kiri melakukan penekanan uterus
secara dorsocranial. PTT dilakukan
9. placenta lahir spontan jam 17 35 wita
10. melakukan masase uterus selama 15 detik
11. mengecek kelengkapan placenta , placenta telah di cek selaput utuh,
kotiledon lengkap insersi talipusat lateral, panjang
12. menilai perdarahan dan kemungkinan terjadinya robekan jalan lahir,
perdarahan tidak aktiv dan terdapat laserasi perineum grade 1.
13. memberikan kenyaman pada ibu dengan membersihkan ibu dengan air
DTT, mengganti pakian ibu, dengan pakian yang bersih dan kering, serta
memakaikan ibu pembalut dan menyelimuti ibu dengan kain ibu terlihat
nyaman dan bersih. membersihkan alat bekas pakai dan merendam alat-
alat yang terkontaminasi pada larutan clorrin 0,5% selama 10 menit, alat-
alat telah di dekontaminasi.

ASUHAN KEBIDANAN KALA IV

Tanggal: 07-03-2019

jam : 17.36 wita

Pengkaji: Bidan Dewi

I. DATA SUBYEKTIF
ibu mengatakn sedikit lemas, tapi ibu merasa senang atas kelahiran bayinya
dan plasenta telah lahir

II. DATA OBYEKTIF


1. keadaan umum : baik
2. kesadaran : compos mentis
3. keadaan emosional : stabil
4. TTV : TD: 110/80 mmHg, Suhu: 36,70c, nadi 88x/menit, RR: 20x/menit
5. TFU : 1 jari di bawah pusat
6. kontraksi uterus : baik
7. kandung kemih : kosong
8. perdarahan: kurang lebih 50cc
9. robekan perineum grade 1

III. ASSESMENT
P2 POST PARTUM KALA IV KEADAAN UMUM BAIK

IV. PENATALAKSANAAN
1. menginformasikan hasil pemeriksaan dan kondisi ibu pada ibu dan
keluarga. ibu dan keluarga mengetahuai hasil pemeriksaan
2. mengajarkan ibu cara menilai kontraksi uterus oleh sendiri yaitu
massase uterus searah jarum jam, jika teraba keras berarti uterus
berkontraksi dengan baik. ibu mampu melakukannya
3. membuka APD dan mencuci tangan 7 langkah lalu keringkan dengan
handuk
4. mengobservasi TTV,TFU, kontraksi uterus kandung kemih dan
perdarahan, setiap 15 menit sekali pada jam pertama pasca persalinan
dan 30 menit sekali pada jam ke dua.
5. memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu. ibu terlihat makan dan
minum
6. mencatat hasil pemeriksaan dan semua tindakan dalam format
pengkajian,lembar observasi dan partograf. hasil sudah dimasukan
kedalam partograf.

hasil observasi:

Ja wakt Tekanan nadi Temp TFU kontraksi Kandung perdara


m u darah . kemih han
ke
1 17.36 110/80 80 36,7 1 jari bawah pusat Baik kosong ± 10cc
17.51 110/80 80 1 jari bawah pusat Baik Kosong ± 10cc
18.06 110/80 80 2 jari bawah pusat Baik Kosong ± 10cc
18.21 110/80 80 2 jari bawah pusat Baik Kosong ± 10cc
18.56 110/80 80 2 jari bawah pusat Baik Kosong ± 10cc
19.36 110/80 80 36,5 2 jari bawah pusat Baik kosong ± 5cc
2 20.06 110/80 80 2 jari bawah pusat Baik kosong ± 5cc

Anda mungkin juga menyukai