Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). Manuaba membagi persalinan menjadi 3 yaitu : persalinan
spontan bila perssalinan berlangsung dengan tenaga sendiri, persalinan
buatan bila persalinan dengan rangsangan sehingga terdapat kekuatan
untuk persalinan dan persalinan anjuran.
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kelahiran aterm
(bukan premature atau post matur), mempunyai onset yyang spontan (tidak
diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak awitannya,
mempunyai janin tunggal dengan presentasi verteks dan oksiput pada
bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti forsep),
tidak mencakup komplikasi dan mencakup pelahiran plasenta yang normal.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun janin.

1
2. Etiologi
Sebab terjadinya partus sampai kini merupakan teori yang kompleks.
Faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus,
pengaruh syaraf dan nutrisi mengakibatkan partus mulai. Perubahan dalam
biokimia dan biofisika seperti penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus. Keadaan uterus
yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan ischemic otot uterus.
Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi
uteroplacenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Bila nutrisi pada janin
berkurang maka konsepsi akan segera dikeluarkan. Tekanan pada ganglion
servikale dari fleksus frankenhauser yang terletak dibelakang serviks dapat
membangkitkan kontraksi uterus.
Adapun teori yang menerangkan proses persalinan :
1) Teori kadar progesteron
Progesteron yang mempunyai tugas mempertahankan kehamilan
semakin menurun dengan makin tuanya kehamilan sehingga otot rahim
mudah dirangsang.
2) Teori oksitosin
Menjelang kelahiran oksitosin makin meningkat, sehingga cukup kuat
untuk merangsang persalinan.
3) Teori regangan otot rahim
Dengan merengangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan
kontraksi persalinan dengan sendirinya.
4) Teori prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga dapat
menyebabkan kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur
kandung.
5) Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis

2
Teori ini diterangkan oleh Linggin menunjukkan pada kehamilan
dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak
terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid yang menyebabkan
maturitas janin merupakan induksi persalinan. Glandula suprarenalis
merupakan pemicu terjadinya persalinan.

3. Tanda dan Gejala


1) Tanda-tanda dini akan dimulainya persalinan
a. Lightening
Menjelang minggu yang ke-36, pada primigravida terjadi
penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP yang
disebabkan oleh :
 Kontraksi braxton hicks
 Ketegangan dinding perut
 Ketegangan ligamentum rontumdum
 Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah

Masuknya kepala bayi ke PAP dirasakan ibu hamil :


 Terasa ringan di bagian atas, terasa sesaknya berkurang
 Dibagian bawah terasa sesak
 Terjadi kesulitan berjalan
 Sering miksi

Gambaran ligtening pada primigravida menunjukkan hubungan


normal antara ketiga P yaitu : power, passage dan pasenger.

b. Terjadi his permulaan


Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hicks.
Kontraksi ini terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,

3
progesteron dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan semakin tua kehamilan, pengeluaran progesteron berkurang
sehingga oksitosin menimbulkan kontraksi lebih sering sebagai his
palsu. Sifat his palsu atau permulaan :
 Rasa nyeri ringan dibagian bawah
 Datangnya tidak teratur
 Tidak ada perubahan pada serviks
 Durasinya pendek
 Tidak bertambah bila beraktivitas

2) Tanda persalinan
a. Terjadi his persalinan
His persalinan mempunyai sifat :
 Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan
 Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatanya
semakin besar
 Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
 Makin beraktivitas kekuatan makin bertambah

b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)


Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan :
 Pendataran dan pembukaan
 Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada
kanalis serviks lepas
 Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

4
c. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

4. Jenis Persalinan
1) Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2) Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari  luar
3) Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan rangsangan

5. Tahap Persalinan
Menurut Saifuddin (2009), persalinan dibagi dalam empat kala :
a. Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10
cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu :
 Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm.
 Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi
lebih kuat dan sering selama fase aktif.
Menurut Helen durasi rata-rata kala satu persalinan adalah 10
sampai 12 jam pada primigravida dan sekitar 4-6 jam pada multipara.
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi

5
c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum

6. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah cara penyesuaian diri dan lewatnya janin
melalui panggul ibu. Ada enam gerakan dengan overlapping yang jelas yaitu
:
1) Penurunan
Penurunan Yang Meliputi Engagement Pada Diameter Obliqua
Kanan panggul, berlangsung terus selama persalinan normal pada waktu
janin melalui jalan lahir. Serakan-serakan lainnya menyertai penurunan
ini. Pada primigravida sebelum persalinan mulai sudah harus terjadi
penurunan kepala yang jelas dalam proses engagement. Penurunan
disebabkan oleh tekanan kontraksi uterus ke bawah dan pada kala II
dibantu oleh daya mengejan dari pasien dan sedikit oleh gaya berat.
2) Fleksi
Sebelum persalinan mulai sudah terjadi fleksi sebagian oleh
karena ini merupakan sikap alamiah janin dalam uterus. Tahanan
terhadap penurunan kepala menyebabkan bertambahnya fleksi. Occiput
turun mendahului sinsiput, UUK lebih rendah dari bregma dan dagu
janin mendekati dadanya. Biasanya ini terjadi di PAP, tetapi mungkin
pula baru sempurna setelah bagian terendah mencapai dasar panggul.
Efek dari fleksi adalah untuk merubah diameter terendah dari
occipitofrontalis (11,0 cm) menjadi suboccipito bregamatika (9,5 cm)
yang lebih kecil dan lebih bulat, oleh karena persesuaian antara kepala

6
janin dengan panggul ibu mungkin ketat, pengurangan 1,5 cm dalam
diameter terendah adalah penting.
3) Putar Paksi Dalam
Sebagian besar panggul mempunyai PAP berbentuk oval
melintang, diameter anteroposterior PTP sedikit lebih panjang dari pada
diameter transversal. PBP berbentuk oval anteroposterior seperti kepala
janin. Sumbu panjang kepala janin harus sesuai dengan sumbu panjang
panggul ibu. Karenanya kepala janin yang masuk PAP pada diameter
transversal atau obliqua harus berputar kediameter anteroposterior
supaya dapat lahir. UUK masuk PTP tempat ia berhubungan dengan
dasar panggul (musculus dan fascia levator ani). Disini UUK berputar
450 ke kanan (menuju garis tengah). Sutura sagitalis pindah dari
diameter obbliqua kanan ke diameter anterioposterior panggul : LOA ke
OA. UUK mendekati sympisis pubis dan cinciput mendekati sakrum.
Kepala berputar dari diameter obliqua kanan kediameter anteroposterior
panggul. Tetapi bahu tetap pada diameter obliqua kiri. Dengan demikian
hubungan normal antara sumbu panjang kepala dengan sumbu panjang
bahu berubah, dan leher berputar 450. keadaan ini terus berlangsung
selama kepala masih berada dalam panggul. Putar paksi dalam yang
awal sering terjadi pada multipara dan pada pasien dengan kontraksi
uterus yang efisien. Umumnya putar paksi dalam terjadi pada kala II.
4) Ekstensi
Ekstensi pada dasarnya disebabkan oleh kedua kekuatan yaitu :
kontraksi uterus yang menimbulkan tekanan ke bawah dan dasar
panggul yang memberikan tahanan. Dinding depan panggul (pubis)
panjangnya hanya 4 sampai 5 cm, sedangkan dinding belakang (sakrum)
10 sampai 15 cm. Dengan demikian sinsiput harus menempuh jarak
yang lebih panjang daripada ociput. Dengan semakin turunnya kepala
terjadilah penurunan perineum diikuti dengan kepala membuka pintu

7
(crowing). Ociput lewat melalui PAP perlahan-lahan dan tengkuk
menjadi titik putar di angulus subpubicus. Kemudian dengan proses
ekstensi yang cepat sinsiput menelurus sepanjang sakrum dan berturut-
turut lahirlah bregma, dahi, hidung, mulut dan dagu melalui perineum.
5) Restitusi
Pada waktu kepala mencapai dasar panggul, maka bahu memasuki
panggul. Oleh karena panggul tetap berada pada diameter obbliqua
sedangkan kepala berputar kedepan, maka leher ikut berputar kembali
dan kepala mengadakan restitusi kembali 450 (OA dan menjadi LOA)
sehingga hubungannya dengan bahu dan kedudukannya dalam panggul
menjadi normal kembali.
6) Putar paksi luar
Putar paksi luar kepala sebenarnya merupakan manifestasi putar
paksi dari dalam dari pada bahu. Pada waktu bahu mencapai dasar
panggul bahu depan yang lebih rendah berputar ke depan di bawah
simpisis dan diameter bisacromialis berputar dari diameter obliqua kiri
menjadi diameter anterioposterior panggul. Dengan demikian maka
diameter panjang bahu dapat sesuai dengan diameter memanjang PBP.
Kepala yang telah berputar kembali 450 untuk mengembalikan
hubungan normal dengan bahu, sekarang berputar 450 lagi untuk
memprtahankannya : LOA menjadi TOA.

8
7. Pathway
Proses persalinan

Perubahan hormon (peningkatan estrogen dan Kurang Pengetahuan


oksitosin, penurunan progesteron), pembesaran uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi
Ansietas
Persalinan dimulai

Kala I

Pembukaan serviks 6 cm (fase aktif)

His semakin kuat

Kepala janin masuk PAP


Nyeri
Dilatasi maksimal

Kala II

Distensi PD berulang
Tanda-tanda persalinan

Vesika urinaria Rektum His Blood Show Dilatasi Serviks Engagement


Tonjolan Ketuban

Vulva membuka

Perubahan pola
eliminasi Perineum kaku

Episiotomi

Gg. rasa Kerusakan


nyaman nyeri integritas kulit Resti infeksi
Pengeluaran bayi

Kala III

9
Kontraksi uterus

Lemah Kuat Pengeluaran plasenta


Resti kekurangan
volume cairan Perdarahan Vasokontriksi

Kala IV

Adaptasi psikologis Adaptasi fisiologis

Involusio uteri Perubahan payudara


Perubahan peran
Nyeri
Laktasi

8. Penatalaksanaan
1) Kala I 
a. Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang
dari 4 cm dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit
selama 40 detik.

b. Penanganan
 Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan
dan kesakitan
 Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat
diberikan, lakukan perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan,
dll.
 Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
 Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi
serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil
pemeriksaan
 Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar
kemaluannya setelah buang air besar/kecil.

10
 Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi
dengan cara: gunakan kipas angina/AC, Kipas biasa dan
menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
 Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
berikan cukup minum
 Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin 

c. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama
kala I pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah.
Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram. Pada setiap
pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
 Warna cairan amnion
 Dilatasi serviks
 Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan
luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama
mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan. Jika terdapat
kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam
untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks
terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in
partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya adalah
persalinan palsu.

d. Kemajuan Persalinan dalam Kala I 


Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada
persalinan Kala I :
 Kontraksi teratur  yang progresif dengan peningkatan frekwensi
dan durasi

11
 Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan
 Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada
persalinan kala I :
 Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
 Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif
 Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin

e. Kemajuan pada kondisi janin


 Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100
atau lebih dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
 Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi
sempurna digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
 Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan
lama tangani penyebab tersebut.

f. Kemajuan pada kondisi Ibu


Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
 Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral
atau I.V. dan berikan anlgesia secukupnya.
 Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
 Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang
kurang segera berikan dektrose IV.

12
2) Kala II
a. Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan
dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala
janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

b. Penanganan
 Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan :
mendampingi ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum,
mengipasi dan meijat ibu
 Menjaga kebersihan diri
 Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
 Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan
atau ketakutan ibu
 Mengatur posisi ibu
 Menjaga kandung kemih tetap kosong
 Memberikan cukup minum

c. Posisi saat meneran


 Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
 Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada
ibu untuk mengambil nafas
 Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi
untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )

d. Kemajuan persalinan dalam Kala II


Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik
pada persalinan kala II :
 Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir

13
 Dimulainya fase pengeluaran
 Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat
persalinan tahap kedua 
 Tidak turunnya janin dijalan lahir
 Gagalnya pengeluaran  pada fase akhir

e. Kelahiran kepala Bayi


 Mintalah ibu mengedan atau memberikan  sedikit dorongan
saat kepala bayi lahir
 Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu
cepat
 Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
 Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran
lendir/darah
 Periksa tali pusat:
 Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar
selipkan tali pusat melalui kepala bayi
 Jika  lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat
kemudian digunting diantara kedua klem tersebut sambil
melindungi leher bayi.

f. Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya


 Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
 Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
 Lakukan tarikan lembut  ke bawah untuk melahirkan bahu
depan
 Lakukan tarikan lembut  ke atas untuk melahirkan bahu
belakang

14
 Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang
bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya
ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
 Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
 Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan
nilai pernafasan bayi
 Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun
paling sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
 Jika  bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah
bantuan dan segera mulai resusitasi bayi
 Klem dan pototng tali pusat
 Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit
dengan kulit dada siibu.
 Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan
selimut dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk
menghindari hilangnya panas tubuh.

3) Kala III
a. Manajemen Aktif Kala III
 Pemberian oksitosin dengan segera
 Pengendalian tarikan tali pusat
 Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir

b. Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi
yang juga mempercepat pelepasan plasenta :
 Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran
bayi

15
 Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau
susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau
memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
 Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis
pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan
gerakan dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
 Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm
didepan vulva.
 Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya
kontraksi kuat ( 2-3 menit )
 Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat
yang terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan
ke uterus.
 PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
 Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan
tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas,
keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan
jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan
perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk
mengeluarkan selaput ketuban.
 Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan
masase fundus agar menimbulkan kontraksi.
 Jika menggunkan manajemen aktif  dan plasenta belum juga
lahir dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis
kedua dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin
dosis pertama.
 Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan
pada serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.

16
4) Kala IV
a. Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu
yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami
perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut
ibu ke dunia luar.

b. Penanganan
 Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan
setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak
kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus
berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah
untuk menghentikan perdarahan.
 Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam
II
 Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi.
Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya.
 Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang
bersih dan kering
 Biarkan ibu beristirahat
 Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan
hubungan ibu dan bayi
 Bayi sangat siap segera setelah  kelahiran

17
 Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan
ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing
setelah persalinan.
 Ajari ibu atau keluarga tentang :
 Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
 Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas
 Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat
terjalin komunikasi dengan baik.
 Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20
sampai 30 tahun.
 Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan /
informasi bila diperlukan. Bila keadaan mendesak, dengan
diketahuinya alamat tersebut bidan dapat mengetahui tempat
tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
 Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan pasien.
 Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien.
 Pendidikan

18
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang
 Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah
kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang keberapa kalinya.
 Lama Perkawinan
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali
dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)

b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien
datang mencari pertolongan

2. Riwayat keluhan utama


P  : Provokasi / palatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan

3. Riwayat kesehatan sekarang


Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak,
umur kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT
didapatkan, teraphie yang didapatkan, penyuluhan yang didapatkan,
bila mulai didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan masih muda
adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua

19
adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit
pinggang dan lain-lain.

4. Riwayat kesehatan dahulu


a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid
berapa hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat
sakit waktu haid atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia,
sehat atau tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti
KB. Hal ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang
direncanakan atau tidak.

5. Riwayat kesehatan keluarga


Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan.

c Pemeriksaan fisik
1. Penampilan atau keadaan umum
 Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
 Tanda –tanda vital (tensi, denyut nadi, pernafasan dan suhu)
2. Kepala : Warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak,
lesi ada atau tidak, oedema ada atau tidak
3. Mata : Fungsi penglihatan, Tanda-tanda anemis ada atau
tidak, warna kornea, sklera ikterik atau tidak

20
4. Hidung : Fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau
tidak, kesimetrisan, kebersihan
5. Telinga : Kesimetrisan kedua daun telinga, Fungsi
pendengaran, Kebersihan, Keluhan nyeri, keluaran cairan, adanya nyeri
tekan atau tidak, kesimetrisan, kebersihan
6. Mulut : Fungsi pengecapan, kondisi lidah kotor atau bersih,
caries ada atau tidak, mukosa bibir lembab atau tidak, fungsi
mengunyah baik atau terganggu.
7. Leher : fungsi pergerakan simetris simetris dextra-sinistra,
pembesaran kelenjar thyroid, fungsi menelan.
8. Dada : periksa keadaan puting susu menonjol atau tidak,
kesimetrisan payudara, pengeluaran ASI, palpasi adanya benjolan,
periksa bunyi nafas dan jantung klien.
9. Abdomen : periksa munculnya rasa mules, pada uterus,
hitung TFU, periksa letak janin dengan pemeriksaan leopold 1-4.
Periksa DJJ secara teratur untuk mengetahui kondisi janin, kaji
frekuensi dan interval mules yang timbul, kaji/auskultasi bising usus
klien.
10. Genitalia : Kaji pengeluaran cairan dan lendir, periksa
pembukaan serviks melalui PD, kaji adanya cairan ketuban (bau dan
warnanya), dan kaji mengenai kebersihan vulva.
11. Urinaria : Kaji adanya distensi blass, frekuensi berkemih,
terpasang DC/tidak, kaji warna dan bau urine.
12. Kuku dan kulit : Kaji warna kulit, kebersihan, tekstur,
kebersihan, turgor kulit, warna kuku, CRT, kebersihan kuku.
13. Ekstremitas atas dan bawah : Kaji mengenai tonus otot,
terdapat edema atau tidak, terdapat varises atau tidak.

21
2. Diagnosa keperawatan yang sering muncul
1. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai proses
persalinan, trauma persalinan.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan proses PD yang berulang, adanya
trauma jalan lahir.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
perdarahan yang banyak pada persalinan.
4. Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus.

3. Intervensi keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan mengenai proses persalinan, trauma persalinan
Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ......, cemas berkurang atau
hilang.
Kriteria hasil :
 Klien tampak rileks dengan situasi persalinan dan mengerti kronologis
persalinan
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV secara teratur 1. TTV dapat menunjukan proses
fisiologis klien
2. Berikan informasi mengenai tenteng 2. Dengan di berikan
perubahan fisiologis dan psikologis pengetahuan/informasi di
yang berhubungan dengan harapkan klien dapat
persalinan menurunkan ansietas dan
stress ,meningkatkan kemajuan
persalinan
3. Berikan perawatan dan bimbingan 3. Kontinuitas pengkajian dan
yang baik selama proses persalinan perawatan,dapat membantu
dalam masa penyembuhan klien

22
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
proses PD yang berulang, adanya trauma jalan lahir
Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan perawatan selama.........., infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
 Bebas dari tanda-tanda infeksi
 Cairan amnion jernih, tidak berwarna dan berbau
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Gunakan tekhnik aseptik selama 1. Membantu mencegah
perawatan vagina pertumbuhan bakteri dan
mencegah infeksi siang
2. Membersihkan daerah vulva dan 2. Daerah vulva yang kotor dapat
menjaga kebersihannya memicu perkembangan
mikroorganisme bakteri
3. Berikan therapy antibiotik jika di 3. Antibiotik dapat menghambat
indikasikan indikasi bakteri

4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan


perdarahan yang banyak pada persalinan
Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ......., tidak terjadi
hyvopolemi, cairan tubuh seimbang
Kriteria hasil :
 Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
 Tekanan darah dan nadi dalam batas normal

23
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV 1. TTV dapat di gunakan sebagai
indikator dehidrasi
2. Pantau tanda dan gejala 2. Dapat membantu mengetahui
kehilangan cairan berlebih sejauhmana kehilangan
cairan/dehidrasi yang di alami
3. Hindari menarik tali pusat secara 3. Penarikan yang terlalu kuat dapat
berlebihan/terlalu kuat menyebabkan terputusnya tali pusat
dan retensi fragmen placenta yang
dapat meyebabkan pendarahan
4. Berikan therapy IVFD sesuai 4. Dapat memenuhi cairan  yang
advis kurang sesuai dosis

5. Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus


Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ........., nyeri
berkurang/hilang
Kriteria hasil :
 Klien tampak lebih tenang, tidak meringis
 Klien mengeluh tidak nyeri/mules
 Skala nyeri (0)
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Atur posisi klien miring kiri 1. Dengan tidur miring kiri,di
harapkan dapat mempercepat
penurunan kepala janin,sehingga
mempercepat pembukaan lengkap
dan persalinan
2. Anjurkan pada klien untuk menarik 2. Dengan menarik nafas dalam,di
nafas dalam (Relaksasi) harapkan dapat mengurangi
rasa  mules

24
DAFTAR PUSTAKA

Abdul bari saifuddin, 2009, Buku acuan nasional  pelayanan kesehatan maternal dan


neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.

Abdul bari saifuddin, 2012, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal


dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.

Hacher/moore, 2011, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates, jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gede, 2011, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga


berencana,  EGC, Jakarta.

Marlyn Doenges,dkk, 2009,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta.

Sarwono, 2009, Ilmu Bedah kebidanan, Yayasan sarwono, Jakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai