Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa
penyulit. Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk
menghadapi proses persalinan. Janin bertumbuh dan berkembang dalam
proses persiapan menghadapi kehidupan di luar Rahim. Ibu menjalani
berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil sebagai persiapan
menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.Persalinan
dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di
luar Rahim bagi bayi baru lahir.Persalinan dimulai sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks yang membuka
dan menipis dan berakhir dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara
lengkap Pengalaman persalinan bisa dialami oleh ibu pertama kali (primi),
maupun kedua atau lebih (multi). (Fauziah, 2015) Primigravida yaitu
wanita yang hamil untuk pertama kali, sedangkan multigravida adalah
seorang ibu yang hamil untuk kedua atau lebih.Tanda-tanda kehamilan
primigravida seperti perut tegang, labla mayora tampak bersatu, hypen
seperti pada beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae yang utuh jari,
perineum utuh dan baik. Pada serviks terdapat pembukaan yang di dahului
dengan pendataran dan setelah itu baru pembukaan (pembukaan rata-rata 1
cm dalam 2 jm) Lama kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan multigravida lama kala I multigravida 8 jam (Moctar, 1998)

1
B. Rumusan Masalah
a. Jelaskan definisi dari INC?
b. Jelaskan etiologi dari INC?
c. Jelaskan patofisiologi dari INC?
d. Bagaimana manifestasi klinik dari INC?
e. Bagaimana komplikasi dari INC?
f. Bagaimana test diagnostic dari INC?
g. Bagaimana penatalaksanaan medic dari INC?
h. Bagaimana penyimpangan kdm INC?
i. Jelaskan asuhan keperawatan INC?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dari INC
b. Untuk mengetahui etiologi dari INC
c. Untuk mengetahui patofisiologi dari INC
d. Untuk mengetahui bagaimana komplikasi dari INC
a. Untuk mengetahui bagaimana maniefestasi kliniks dari INC
b. Untuk mengetahui bagaimana test diagnostic dari INC
c. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan medic dari INC
d. Untuk mengetahui bagaimana penyimpangan kdm dari INC
e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari INC

2
BAB 2

PEMBAHASAN

I. KONSEP MEDIK
A. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase
belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu,
serta dengan tenaga ibu sendiri (Abdul Bari, 2016).
Persalinan normal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibi (Mitayani, 2017).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2016).

Jadi dapat disimpulkan bahwa persalinan normal adalah proses


pengeluaran bayi dengan usia kehamilan 37-42 minggu yang lahir spontan
diikuti dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

B. ETIOLOGI
Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori-
teori yang kompleks, faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin,
strukur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi di sebut sebagai
faktor-faktor yang mengakibatkan persalinan mulai. Menurut Manuaba
(2018) mulai dan berlangsungnya, antara lain :
1. Teori penurunan hormone
Penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone yang terjadi
kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja
sebagai penenang bagi otot-otot uterus dan akan menyebabkan

3
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesterone turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar
estrogen dan progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan
pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di
keluarkan.
4. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan
faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga
plasenta menjadi degenarasi.
5. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang
terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi
uterus akan timbul.
6. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat ditimbulkan dengan jalan :
a. Gagang laminaria : beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser
b. Amniotomi : pemecahan ketuban
c. Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan infus
C. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesterone, peningkatan oxytoksin, peningkatan
prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka
terjadi pemendekan SAR (Segmen Atas Rahim) dan penipisan SBR
(Segmen Bawah Rahim). Penipisan SBR menyebabkan pembukaan

4
servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain
enggament, descent, fleksi, fleski maksimal, rotasi internal, ekstensi,
ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi
menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat
menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri.
Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian
akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas
secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain
mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat
invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi resiko
tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan
progesterone akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin
aktif dan produksi laktasi dimulai (Depkes, 2017).
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening : menjelang minggu ke 36 pada primigravida
terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk
pintu atas panggul yang disebabkan :
b. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
1) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
2) Dibagian bawah terasa sesak
3) Terjadi kesulitan saat berjalan
4) Sering miksi (sering BAK)
c. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukan sebagai keluhan karena dirasakan sakit dan
mengganggu terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,
progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua kehamilan, pengeluaran estrogen dan

5
progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
d. Sifat his permulaan (palsu)
1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah bila beraktifitas
2. Tanda persalinan
a. Terjadinya His persalinan, His persalinan mempunyai sifat :
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
2) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya
makin besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda), dengan his
persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran dan pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis
servikal lepas
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah
c. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam (Gary, 2018).
E. KOMPLIKASI
1. Perdarahan : Kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran
kriteria perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda
sebagai berikut:
a. Kehilangan darah lebih dai 500 cc

6
b. Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg
c. Hb turun sampai 3 gram %.
Tiga penyebap utama perdarahan antara lain :
a. Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi
dengan baik dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan post
partum.
b. laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum dapat
menimbulkan perdarahan banyak bila tidak direparasi dengan
segera dan terasa nyeri.
c. Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan
plasenta disebapkan oleh gangguan kontraksi uterus.
2. Infeksi puerperalis di definisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi
selama masa post partum. Insiden infeksi puerperalis ini 1 % - 8 %,
ditandai adanya kenaikan suhu > 38 0 dalam 2 hari selama 10 hari
pertama post partum.
3. Endometritis adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan
oleh infeksi puerperalis. Bakteri vagina, pembedahan caesaria, ruptur
membran memiliki resiko tinggi terjadinya endometritis
4. Mastitis Yaitu infeksi pada payudara.
5. Infeksi saluran kemih Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum,
pembedahan meningkatkan resiko infeksi saluran kemih. Organisme
terbanyak adalah Entamoba coli dan bakterigram negatif lainnya.
6. Tromboplebitis dan thrombosis Semasa hamil dan masa awal post
partum, faktor koagulasi dan meningkatnya status vena menyebapkan
relaksasi sistem vaskuler, akibatnya terjadi tromboplebitis
(pembentukan trombus di pembuluh darah dihasilkan dari dinding
pembuluh darah) dan thrombosis (pembentukan trombus)
tromboplebitis superfisial terjadi 1 kasus dari 500 – 750 kelahiran
pada 3 hari pertama post partum.
7. Emboli yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah
kecil

7
8. Post partum depresi : ibu bingung dan merasa takut pada dirinya.
Tandanya antara lain, kurang konsentrasi, kesepian tidak aman,
perasaan obsepsi cemas, kehilangan kontrol, dan lainnya (Varney,
2016).
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Rekaman kardiotogravi
Pemantauan secara berkala denyut jantung janin dengan stetoskop
leance atau doptone yaitu sebuah alat elektronik untuk mendenganr
denyut jantung janin. Dilakukan pada kala 1 untuk mengetahui
kekuatan dan sifat kontraksi rahim serta kemajuan persalinan.
2. Partograf
Patograf adalah suatu alat untuk memantau kemajuan proses
persalinan dan membantu petugas kesehatan dan mengambil
keputusan dalam penatalaksanaan pasien. Partograf berbentuk kertas
grafik yang berisi data ibu, janin dan proses persalinan. Partograf
dimulai pada pembukaan mulut rahim 4 cm (fase aktif).
3. Ultrasonografi (USG).
Digunakan untuk mendeteksi keadaan dan posisi janin dalam
kandungan (Damayanti, 2015).
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Pemberian obat penghilang rasa sakit, misalnya :
a. Pethidin.
Biasanya disuntikan dibagian paha atau pantat. Obat ini akan
membuat tenang , rileks, malas bergerak dan terasa agak
mengantuk tetapi tetap sadar. Obat ini akan bereaksi 20 menit
setelah disuntikan, kemudian akan bekerja selama 2 – 3 jam dan
biasanya diberikan pada kala 1. Obat ini diberikan pada keadaan
kontraksi rahim yang kuat.
b. Anastesi epidural.
Metode ini paling sering digunakan, karena memungkinkan pasien
untuk tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat ini disuntikan pada

8
rongga kosong tipis diantara tulang punggung bagian bawah.
Selanjutnya akan dipasang kateter (selang kecil) untuk
mengalirkan obat yang mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah
mati rasa selama 2 jam sehingga rasa sakit tidak terasa. Pemberian
obat ini harus diperhitungkan agar tidak berpengaruh pada kala 2
persalinan, jika tidak ibu harus mengejan lebih lama.
c. Etonox.
Menggunakan campuran oksigen dan nitrous oksida, efeknya lebih
ringan dari pada epidural.
d. TENS (Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation).
Alat ini dipilih jika ingin rasa sakit hilang tanpa obat. Mesin ini
merupakan stesor elektronik yang membantu tubuh menahan rasa
sakit dengan mengirim arus listrik kepunggung yang aliranya bisa
diatur.
e. Intrathecal Labour Analgesia (ILA).
Obat ini disuntikan diintathecal, suatu daerah diatas epidural.
Kelebihan ILA dibanding epidural adalah lebih aman karena dosis
obat lebih sedikit, lebih mudah digunakan, dan biayanya lebih
murah.
2. Pemberian oksitosin.
Diberikan pada kala 3. Tujuan pemberian oksitosin adalah untuk
merangsanga rahim berkontraksi yang juga mempercepat lahirnya
plasenta. Oksitosin diberikan secara intramuskuler dalam 2 menit
setelah bayi lahir denagn dosis 10 IU (Bundiyah, 2016).

9
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Ibu
Nama, nama panggilan, alamat, bahasa yang digunakan. Usia ibu
dalam kategori usia subur (15-49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan
kelompok resiko tinggi. Pendidikan dan pekerjaan klien.
2. Keluhan Utama
Berisi keluhan ibu sekarang saat pengkajian dilakukan. Pad umumnya,
klien akan mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut,
adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah,
perasaan selalu ingin buang air kecil, bila buang air kecil hanya
sedikit-sedikit.
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu dikaji untuk mengetahui apakah ibu
mempunyai riwayat penyakit seperti diabetes mellitus, dll. Riwayat
penyakit keluarga dikaji untuk mengetahui adakah riwayat penyakit
menurun atau menular, adakah riwayat keturunan kembar atau tidak.
4. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan
antara 38-42 minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan
yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin
sering, teratur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur
lendir), kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
b. Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah adanya penyakit jantung, hipertensi,
diabetes mellitus, TBC, hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan
yang pernah dialami, dapat memperberat persalinan

10
c. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita
penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, menurun seperti
jjantung dan DM.
d. Riwayat Obstetri
Riwayat haid. Ditemukan amenorrhea (aterm 38-42 minggu),
prematur kurang dari 37 minggu.
e. Riwayat kebidanan
Adanya gerakan janin, rasa pusing, mual muntah, dan lain-lain.
Pada primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam dengan
pembukaan 1 cm/ jam, sehingga pada multigravida berlangsung 8
jam dengan 2 cm/ jam.
f. Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam keluarga.
g. Riwayat operasi
Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani.
h. Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya
perkawinan.
i. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan
hasil pemeriksaan kehamilan
2) Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada
perdarahan atau tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa,
dimana tempat melahirkan.
3) Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir
hidup, apakah dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat
komplikasi atau intervensi pada masa nifas, dan apakah ibu
tersebut mengetahui penyebabnya.

11
j. Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang perlu dikaji untuk mengetahui apakah
ibu resti atau tidak, meliputi :
1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan
2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Untuk mengetahui perkiraan lahir
3) Keluhan-keluhan
Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada trimester
I,II dan II
4) Ante Natal Care (ANC)
Mengetahui riwayat ANC, teratur / tidak, tempat ANC, dan saat
kehamilan berapa
k. Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah sebelum kehamilan ini pernah
menggunakan alat kontrasepsi atau tidak, berapa lama penggunaan
nya
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, jelek . Pada kasus
persalinan normal keadaan umum pasien baik
b. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien composmentis, apatis,
somnolen, delirium, semi koma dan koma. Pada kasus ibu bersalin
dengan persalinan normal kesadarannya composmentis
c. Tanda vital
1) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan
hipotensi. Batas normalnya 120/80 mmHg
2) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit
(Saifuddin, 2010). Batas normalnya 69-100x/ menit

12
3) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang
dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2010). Batas normalnya 12-
22x/ menit
4) Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan
febris/ infeksi dengan menggunakan skala derajat celcius. Suhu
wanita saat bersalin tidak lebih dari 38°C (Wiknjosastro, 2009).
Suhu tubuh pada ibu bersalin dengan persalinan normal  38°C
d. Pemeriksaan fisik B1-B6
1) Breath (B1)
Inspeksi : Respirasi rate normal (20x/ menit), tidak ada retraksi
otot bantu nafas, tidak terjadi sesak nafas, pola nafas teratur,
tidak menggunakan alat bantu nafas, terdapat adanya
pembesaran payudara, adanya hiperpigmentasi areola mammae
dan papilla mammae.
Palpasi :Pergerakan dinding dada sama
Auskultasi : Suara nafas regular, tidak ada suara tambahan
seperti wheezing dan ronchi
Perkusi : Suara perkusi sonor
2) Blood (B2)
Inspeksi : Anemis (jika terjadi syok akibat perdarahan post
partum)
Palpasi : Pulsasi kuat, tidak ada pembesaran vena jugularis,
CRT < 2 detik, akral hangat, takikardi (jika terjadi syok)
Auskultasi : Pada auskultasi didapatkan suara jantung normal
(S1 dan S2 normal), S1 ; Lup dan S2 ; Dup
3) Brain (B3)
Inspeksi : Kesadaran : Composmentis, GCS : (eyes : 4, verbal :
5, motorik : 6), tidak ada kejang
Palpasi : Tidak ada kaku kuduk, tidak ada brudzinsky

13
4) Bladder (B4)
Inspeksi : Disuria, perineum menonjol, vagina dan vulva
berwarna kemerahan dan agak kebiru-biruan (livide), cairan
ketuban keluar pervaginam berwarna putih keruh mirip air
kelapa atau sudah berwarna kehijauan.
Palpasi : Kandung kemih biasanya kosong, pada VT terdapat
pembukaan lengkap
5) Bowel (B5)
Inspeksi : Mulut bersih, mukosa lembab, keadaan anus terbuka,
ada strie dan linea
Palpasi : Distensi abdomen, TFU 3 jari dibawah prosesus
xifoideus, nyeri perut karena kontraksi uterus.
Pada pemeriksaan Leopold :
1. Leopold I : TFU : Teraba 3 jari dibawah prosesus xifoideus
dan di bagian fundus uteri teraba bulat lunak tidak
melengking (bagian bokong janin)
2. Leopold II : Umumnya saat di palpasi bagian kanan teraba
keras memanjang (punggung janin), dan bagian kecil janin
(ekstremitas) di sepanjang sisi kiri
3. Leopold III : Di palpasi bagian terendah janin teraba keras
bulat (presentasi kepala)
4. Leopold IV : Di palpasi teraba sudah masuk PAP
Pada tahapan persalinan :
1. Kala 1 : Umumnya HIS ; 3-4x dalam 10 menit lama
kekuatan 30 detik dengan frekuensi kuat, Pemeriksaan
Leopold : Leopold 1 TFU : Umumnya teraba 3 jari dibawah
prosesus xifoideus dan di bagian fundus uteri teraba bulat
lunak tidak melengking (bagian bokong janin), Leopold II:
Pada umumnya saat di palpasi bagian kanan teraba keras
memanjang (punggung janin), dan bagian kecil janin
(ekstremitas) di sepanjang sisi kiri, Leopold III : Di palpasi

14
bagian terendah janin teraba keras bulat (presentasi kepala),
Leopold IV : Di palpasi teraba sudah masuk PAP,
umumnya cairan ketuban merembes, pemeriksaan VT
pembukaan lengkap
2. Kala 2 : Perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingterani
membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur
darah.
3. Kala 3 : Keluar nya plasenta disertai dengan keluarnya
darah pada vulva, umumnya darah yang keluar tidak lebih
dari 50-100 cc
4. Kala 4 : Normalnya keadaan ibu baik, tidak ada penurunan
kesadaran, TTV dalam keadaan normal, serta terjadinya
perdarahan (keluarnya darah nifas) yang tidak lebih dari
400-500 cc Auskultasi : DJJ < 120x/ menit atau > 160x/
menit
6) Bone (B6)
Inspeksi : Kemampuan pergerakan sendi bebas, warna kulit
sawo matang, tidak terdapat oedema, kebersihan kulit bersih
Palpasi : Akral hangat, tidak terdapat fraktur, turgor kulit elastis,
kulit pasien lembab.
e. VT (pemeriksaan dalam)
Untuk mengetahui keadaan vagina, portio keras atau lunak,
pembukaan servik berapa, penurunan kepala, UKK dan untuk
mendeteksi panggul normal atau tidak
f. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, jenis
penentuan, waktu pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-
kadang pemeriksaan serologi untuk sifilis (Taufan, 2018).

15
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon


klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan
dengan kesehatan. Respon-respon tersebut merupakan reaksi terhadap
masalah kesehatan dan proses kehidupan yang dialami klien.
Sehingga, diharapkan perawat mampu menangkap dan berfikir kritis
dalam merespon perilaku tersebut. Secara etimologi, diagnosis berasal
dari bahasa Yunani, yaitu gnosis yang berarti ilmu pengetahuan.
Sedangkan secara terminologi, pengertian diagnosis adalah penetapan
suatu keadaan yang menyimpang atau keadaan normal melalui dasar
pemikiran dan pertimbangan ilmu pengetahuan (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI,2017).

1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin


2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keenggangan
melakukan pergerakan.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit.

16
B. PENYIMPANGAN KDM

Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda inpartu

Proses persalinan

Pengeluaran bayi Proses persalinan kala


Bagian bawah janin Kontraksi uterus
I,II,III dan IV
(pengeluaran plasenta)
Peregangan otot Ketegangan Pelepasan plasenta
jalan lahir pada otot perut Penggunaan energi
aktivitas otot
Terputusnya
Peregangan Proses kala I Cadangan energi
kontinuitas
saraf sensoris lama berkurang
jaringan

Kelemahan
Nyer Luka jahitan
fisik,kurang mampu
i Khawatir pada perineum
melalkukan aktivitas
kondisi dan bayi

Resiko infeksi
Ansietas
Gangguan
mobilitas fisik

17
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi keperawatan atau perencanaan merupakan keputusan awal


yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan
dilakukan, termasuk bagaimana, kapan dan siapa yang akan melakukan
tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan untuk pasien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan
secara maksimal (Asmadi, 2008). .Intervensi keperawatan adalah segala
pengobatan yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan 25 penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin

18
2. Ansietas berhubungan dengan khawatir mengalami kegagalan

3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keenggangan


melakukan pergerakan

4. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit,

19
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang telah di tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi
pengumpulan data berkelanjutuan, mengobservasi respon klien selama
dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru
(Rohmah,2016).
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari Diagnosa keperawatan,
rencana intervensi, dan implementasi. Untuk memudahkan perawat
mengevaluasi atau memantau perkembangan klien, digunakan
SOAP/SOAPIER. Penggunaan tersebut tergantung dari kebijakan
setempat. (Setiadi, 2017).

BAB 3

20
PENUTUP

KESIMPULAN : Persalinan normal dilakukan sebagai upaya


memberikan pertolongan bagi ibu dan bayi baru lahir secara normal oleh
Bidan sebagai tenaga kesehatan pertama sesuai dengan kewenangan dan
keahlian profesinya. Kewenangan bidan tidak hanya terbatas pada
pelayanan ibu dan anak, namun juga untuk menjalankan program
pemerintahan yang salah satunya adalah program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Selain melalui program JKN, Pemerintah Kabupaten
Semarang juga memberikan jaminan persalinan kepada pasien Berupa
Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) dimana persalinan ini dilakukan oleh
Praktik Mandiri Bidan (PMB) yang diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelayanan
Kesehatan. Praktik mandiri bidan dapat mengikuti program JKN dalam
pelayanan persalinan normal memenuhi kewajiban pemenuhan
kualifikasi yang tertuang dalam perundang-undangan yaitu meliputi
bidan harus memiliki SIP,STR, NPWP, perjanjian kerja sama dengan
dokter dan puskesmas pembinanya dan surat pernyataan kesediaan
mematuhi ketentuan JKN. Terdapat batasan-batasan terkait dengan
program JKN dalam pelayanan persalinan normal oleh bidan praktik
mandiri yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.

SARAN : Bagi mahasiswa Mahasiswa diharapkan dapat


mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan dalam
memberikan asuhan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi.

DAFTAR PUSTAKA

21
Abdul Bari Saifuddin, 2016. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Miatayani, 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, 2016. Ilmu kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka

Depkes, 2017. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : USAID

Gary, dkk,2018. Obsetetri Williams, Edisi 21. Jakarta : EGC

Taufan. 2018. Asuhan kebidanan pada masa antenatal. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Bundiyah. (2016). Kehamilan Persalinan Gangguan Kehamilan. Yogyakarta :


Nuha medika.

Damayanti, dkk. (2015). Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan II.


Yogyakarta : Nuha Medika.

Manuaba. (2018). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Dan


Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:EGC

Varney.(2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar diagnosia keperawatan indonesia
edisi 1 : Jakarta: DPP PPNI.

PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar intervensi keperawatan indonesia edisi
1 : Jakarta: DPP PPNI.

PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar luaran keperawatan indonesia edisi
1 : Jakarta: DPP PPNI.

Setiadi. 2017. Konsep&Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan


Praktik.Yogyakarta : Graha Ilmu

Rohmah & Walid. (2016). Proses Keperawatan: Teori Dan Aplikasi.Yogyakarta :


Ar-Ruzz

22

Anda mungkin juga menyukai