Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

Low back paint


(LBP)

Oleh : RISMAWATI
BT 1901027

CI LAHAN CI INSTITUSI

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA

WATAMPONE

2021

1|Page
I. KONSEP MEDIK
A. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal,
namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi
abnormal (Hidayat et al., 2018).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2019).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum
inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(Saifuddin, 2021).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2019)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentasi
belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta
tidak melukai ibu dan bayi, dan pada umumnya berlangsung dalam
waktu kurang dari 24 jam (Beaty et al., 2018).
Jadi, persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses
lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka
dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

2|Page
B. Etiologi
Sebab terjadinya partus sampai kini merupakan teori yang kompleks.
Faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi
uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi mengakibatkan partus mulai.
Perubahan dalam biokimia dan biofisika seperti penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron mengungkapkan mulai dan berlangsungnya
partus. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan ischemic otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor
yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplacenter sehingga plasenta
mengalami degenerasi. Bila nutrisi pada janin berkurang maka konsepsi
akan segera dikeluarkan. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus
frankenhauser yang terletak dibelakang serviks dapat membangkitkan
kontraksi uterus (Wiknjosastro, 2020). Adapun teori yang menerangkan
proses persalinan :
1. Teori kadar progesteron
Progesteron yang mempunyai tugas mempertahankan kehamilan
semakin menurun dengan makin tuanya kehamilan sehingga otot
rahim mudah dirangsang.
2. Teori oksitosin
Menjelang kelahiran oksitosin makin meningkat, sehingga cukup
kuat untuk merangsang persalinan.
3. Teori regangan otot rahim
Dengan merengangnya otot rahim dalam batas tertentu
menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya.
4. Teori prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga
dapat menyebabkan kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau
gugur kandung.
5. Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini diterangkan oleh Linggin menunjukkan pada kehamilan
dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak
terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid yang menyebabkan

3|Page
maturitas janin merupakan induksi persalinan. Glandula suprarenalis
merupakan pemicu terjadinya persalinan.
C. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dapat menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oksitosin, peningkatan prastaglandin,
dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi
pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan
pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain
enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi,
ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi
menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspusi. Ekspusi dapat
menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akbibatnya akan terasa nyeri.
Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian
akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas
secara bertahap.
Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea,
lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara
asending yang dapat menyebabkan terjadi resiko tinggi infeksi. Dengan
pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan
mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi
laktasi dimulai.

D. Manifestasi klinik
1. Lightening yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP)
terutama pada primipara.
2. Perut kelihatan lebih besar/ melebar, fundus uteri menurun.
3. Pola kesuria dan sasuk miksi karena kandung kemih tertekan bagian
bawah janin.
4. False labour pain yaitu perasaan sakit diperut dan pinggang karena
adanya kontraksi lemah dari uterus.
5. Ketegangan dinding perut

4|Page
6. Gaya berat janin dimana kepala ada di bawah

7. Adanya HIS (kontraksi rahim)


Sering dan teratur dengan frekuensi yang makin pendek dan sifatnya
hilang timbul, HIS dirasakan dari perut bagian bawah menjalar ke
pinggang dan berpengaruh terhadap pembukaan serviks.
8. Pengeluaran lendir dan darah.
9. Adanya HIS terjadi perubahan servik berupa pendataran, penipisan dan
pembukaan sehingga timbul perdarahan akibat kapiler yang pecah,
tanda ini disebut Bloody Show.
10. Adanya ketuban pecah
Pecahnya ketuban diharapkan persalinan terjadi dalam 24 jam.

Adanya perubahan servik: servik makin lunak, penipisan dan


pembukaan. Sebelum persalinan mulai, saat mendekati akhir kehamilan
klien mungkin lihat perubahan tertentu atau ada tanda-tanda bahwa
persalinan terjadi tidak lama lagi sekitar 2-4 minggu sebelum persalinan.
Kepala janin mulai menetap lebih jauh kedalam pelviks. Tekanan pada
diafragma berkurang seperti memperingan berat badan bayi dan
memungkinkan ibu untuk bernapas lebih mudah, akan lebih sering
berkemih, dan akan lebih bertekan pada pelviks karena bayi lebih rendah
dalam pelviknya (Prawirohardjo, 2019).

Adapun tanda dan gejala persalinan lainnya adalah sebagai berikut :

1. Persalinan Palsu
a) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
yang disebabkan :
- Kontraksi Braxton hicks
- Ketegangan dinding perut
- Ketegangan ligamentum rotandum
- Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil :

5|Page
- Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
- Dibagian bawah terasa sesak
- Terjadi kesulitan saat berjalan
- Sering miksi ( beser kencing )
b) Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
ditemukan sebagian keluhan karena dirasakan sakit dan
mengganggu terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,
progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan
progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
Sifat his permulaan (palsu) :
- Rasa nyeri ringan di bagian bawah
- Datangnya tidak teratur
- Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
- Durasinya pendek
- Tidak bertambah bila beraktivitas
2. Persalinan Sejati
a) Terjadinya His persalinan, His persalinan mempunyai sifat:
- Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
- Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya
makin besar
- Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
- Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b) Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda). Dengan his
persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
- Pendataran dan pembukaan
- Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas
- Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c) Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang

6|Page
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
E. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi dalam persalinan adalah:
1. Infeksi
Pada pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan
kemungkinan dapat menyebabkan infeksi apabila pemeriksa tidak
memperhatikan teknik aseptik.
2. Ruptur perineum
Pada wanita dengan perineum yang kaku kemungkinan besar akan
terjadi ruptur perineum, sehingga dianjurkan untuk melakukan
episiotomi.
3. Atonia uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak bisa
berkontraksi setelah janin lahir sehingga menyebabkan perdarahan
hebat.
4. Retensi plasenta/ retensi sisa plasenta
Retensi plasenta adalah kondisi dimana plasenta belum lahir selama 1
jam setelah janin lahir sedangkan retensi sisa plasenta adalah terdapat
sebagian plasenta yang masih tertinggal setelah plasenta lahir.
5. Hematom pada vulva
Hematom dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah dalam
dinding lateral vagina bagian bawah waktu melahirkan.
6. Kolpaporeksis
Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas
vagina sehingga sebagian uterus dan serviksnya terlepas dari vagina.
Hal ini dapat terjadi pada persalinan dengan disproporsi kepala
panggul.
7. Robekan serviks
Dapat terjadi pada serviks yang kaku dan his yang kuat.
8. Ruptur uteri
Ruptur uteri atau robekan uterus merupakan kondisi yang sangat
berbahaya dalam persalinan karena dapat menyebabkan perdarahan
hebat.

7|Page
9. Emboli air ketuban
Emboli air ketuban merupakan peristiwa yang timbul mendadak akibat
air ketuban masuk ke dalam peredaran darah ibu melalui sinus vena
yang terbuka pada daerah plasenta dan menyumbat pembuluh-
pembuluh kapiler dalam paru-paru.
10. Persalinan lama
11. Perdarahan pasca persalinan
12. Malpresentasi dan malposisi
13. Distosia bahu
14. Distensi uterus
15. Persalinan dengan parut uterus
16. Gawat janin
17. Prolapsus tali pusat
18. Demam dalam persalinan
19. Demam pasca persalinan

F. Test diagnostik
1. Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengidentifikasikan kehamilan ganda, anomaly
janin, atau melokalisai kantong amnion pada amniosintesis.
2. Amniosintesis
Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi
kematangan paru janin.
3. Pemantauan janin
Membantu dalam mengevaluasi janin.
4. Protein C-reaktif
Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peningkatan
korioamnionitis.
5. Histopatologi
Cairan ditampung dalam tabung reaksi kemudian dibakar sampai
tertinggal endapan tersebut dilihat dibawah mikroskop dan bila air
ketuban mengalami kelainan maka akan terlihat seperti daun pakis.

8|Page
6. Kertas lakmus
Bila merah menunjukkan cairan mengandung urine yang bersifat
asam, bila biru menunjukkan cairan mengandung air ketuban yang
bersifat basa.
7. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan urine protein (albumin)
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun
adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
b) Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
c) Pemeriksaan darah
8. Stetoskop monokuler
Mendengarkan denyut jantung janin, daerah yang paling jelas
terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
9. Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi
frekuensi jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi
kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama
sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus
pada saat yang sama.

G. Penatalaksanaan medis
1. Kala I
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang
dari 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit
selama 40 detik.
a. Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan
dan kesakitan.
b. Jika ibu tersebut tampak kesakitan dukungan/ asuhan yang dapat
diberikan; lakukan perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan,
dll.
c. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan.

9|Page
d. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi
serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
e. Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar
kemaluannya setelah buang air besar/ kecil.
f. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi
dengan cara: gunakan kipas angin/ AC, kipas biasa dan
menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
g. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
berikan cukup minum.
h. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin.

Pemeriksaan Dalam

Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama


kala I pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan
temuan-temuan yang ada pada partogram. Pada setiap pemeriksaan
dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :

a. Warna cairan amnion


b. Dilatasi serviks
c. Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan
luar) Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam
pertama mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan.
d. Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb
setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap
ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam
keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya
adalah persalinan palsu.

Pada kala II lakukan pemeriksaan dalam setiap jam

a. Kemajuan Persalinan dalam Kala I


1) Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik
pada persalinan Kala I :
a) Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan
frekuensi dan durasi.

10 | P a g e
b) Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam
selama persalinan.
c) Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
2) Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada
persalinan kala I :
a) Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase
laten
b) Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm
perjam selama persalinan fase aktif.
c) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
b. Kemajuan pada kondisi janin
1) Jika didapati denyut jantung janin tidak normal (kurang dari
100 atau lebih dari 180 denyut permenit) dicurigai adanya
gawat janin
2) Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks
fleksi sempurna digolongkan kedalam malposisi atau
malpresentasi
3) Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya
persalinan lama tangani penyebab tersebut
c. Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
1) Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui
oral atau I.V. dan berikan analgesic secukupnya.
2) Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
3) Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi
yang kurang segera berikan dektrose I.V
2. Kala II
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah
tampak di vulva dengan diameter 5–6 cm.
a. Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan:
mendampingi ibu agar merasa nyaman, menawarkan minum,
mengipasi dan memijat ibu

11 | P a g e
b. Menjaga kebersihan diri
c. Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
d. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan
atau ketakutan ibu
e. Mengatur posisi ibu
f. Menjaga kandung kemih tetap kosong
g. Memberikan cukup minum
1) Posisi saat meneran
a) Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
b) Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada
ibu untuk mengambik nafas
c) Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap
kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami
bradikardi ( < 120 )
a. Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik
pada persalinan kala II:
- Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
- Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat
persalinan tahap kedua
- Tidak turunnya janin dijalan lahir
- Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
b. Kelahiran Kepala Bayi
- Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan
saat kepala bayi lahir
- Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu
cepat
- Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
- Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran
lendir/darah
Periksa tali pusat:
- Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar
selipkan tali pusat melalui kepala bayi

12 | P a g e
- Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua
tempat kemudian digunting diantara kedua klem tersebut
sambil melindungi leher bayi.
c. Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
- Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
- Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
- Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu
depan
- Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu
belakang
- Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang
bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan
lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi
seluruhnya
- Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
- Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan
nilai pernapasan bayi
- Jika bayi menangis atau bernafas (dada bayi terlihat naik
turun paling sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
- Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah
bantuan dan segera mulai resusitasi bayi
- Klem dan pototng tali pusat
- Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit
dengan kulit dada si ibu
- Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan
selimut dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk
menghindari hilangnya panas tubuh
3. Kala III
a. Manajemen Aktif Kala III
- Pemberian oksitosin dengan segera
- Pengendalian tarikan tali pusat
- Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
b. Penanganan

13 | P a g e
- Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus
berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta :
- Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran
bayi
- Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu
atau susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau
memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
- Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas
simpisis pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus
uteri dengan gerakan dorso kranial - kearah belakang dan
kearah kepala ibu.
- Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6
cm didepan vulva.
- Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya
kontraksi kuat ( 2-3 menit )
- Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat
yang terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan
tangan ke uterus.-PTT hanya dilakukan selama uterus
berkontraksi
- Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan
tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas,
keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai
dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta
dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk
mengeluarkan selaput ketuban.
- Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan
masase fundus agar menimbulkan kontraksi.
- Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga
lahir dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis
kedua dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin
dosis pertama.

14 | P a g e
- Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan
pada serviks atau vagina atau perbaiki episotom
4. Kala IV
a. Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang
kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan
fisik yang luar biasa –sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan
bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
b. Penanganan
- Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap
20-30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat
masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus
berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk
menghentikan perdarahan.
- Periksa tekanan darah, nadi, kantung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II.
- Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi.
Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya.
- Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih
dan kering.
- Biarkan ibu beristirahat
- Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan
ibu dan bayi
- Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
- Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan
ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing
setelah persalinan.
Ajari ibu atau keluarga tentang :
- Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
- Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

15 | P a g e
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Kala I
a. Anamnesa
b. Nama, umur, dan alamat
c. Gravida dan para
d. Hari pertama haid terakhir (HPHT)
e. Riwayat alergi obat
1) Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami
selama kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi,
apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban
sudah pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer?
Kapan pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak atau
darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah
ibu kesulitan berkemih?
2) Riwayat kehamilan sebelumnya
3) Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
4) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah
atau nyeri epigastrium)
f. Pemeriksaan fisik
g. Tunjukkan sikap ramah
h. Minta mengosongkan kandung kemih
i. Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
j. Nilai tanda –tanda vital (TD, nadi, suhu, dan pernapasan), untuk
akurasi lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
k. Pemeriksaan abdomen
1) Menentukan tinggi fundus
2) Kontraksi uterus
3) Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya
kontraksi
l. Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
m. Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
n. Menentukan penurunan bagian terbawah janin

16 | P a g e
o. Pemeriksaan dalam
1) Nilai pembukaan dan penipisan serviks
2) Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk
rongga panggul
3) Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
2. Kala II
a. Aktivitas /istirahat
1) Adanya kelelahan, ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri/ relaksasi.
2) Letargi.
3) Lingkaran hitam di bawah mata.
b. Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara
kontraksi.
c. Integritas Ego
1) Respon emosional dapat meningkat.
2) Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti
saat ini klien terlibat mengejan secara aktif.
d. Eleminasi.
1) Keinginan untuk defekasi, disertai tekanan intra abdominal dan
tekanan uterus.
2) Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
3) Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine
dikeluarkan selama upaya mendorong.
e. Nyeri/ Ketidaknyamanan
1) Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
2) Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
3) Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
4) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
5) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit masing-masing dan
berakhir 60-90 detik.
6) Dapat melawan kontraksi, khususnya bila tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak.
f. Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
g. Keamanan

17 | P a g e
1) Diaforesis sering terjadi.
2) Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
3) Sexualitas
4) Servik dilatasi penuh (10 cm) dan penonjolan 100%.
5) Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
6) Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
7) Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
8) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
9) Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran
pada presentasi vertex.
3. Kala III
a. Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
b. Sirkulasi
1) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat
kemudian
2) Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik
dan anastesi.
3) Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
c. Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.
d. Nyeri/ ketidaknyamanan: inspeksi manual pada uterus dan jalan
lahir menentukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan
episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada.
e. Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat
plasenta lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit
setelah melahirkan bayi. Tali pusat memanjang pada muara
vagina. Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk globular.
f. Pemeriksaan fisik
1) Kondisi umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi,
suhu tubuh), status mental klien.
2) Inspeksi: perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau
sesudah melahirkan plasenta.
3) Palpasi: tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum
maupun sesudah pengeluaran plasenta.

18 | P a g e
4. Kala IV
a. Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan/ kelelahan, mengantuk
b. Sirkulasi
1) Nadi biasanya lambat (50 –70x/menit) karena hipersensitivitas
vagal
2) TD bervariasi: mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia/ anastesia, atau meningkat pada respon terhadap
pemeriksaan oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
3) Edema: bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas
bawah), atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau
mungkin umum (tanda hipertensi pada kehamilan)
4) Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai
400 –500 ml untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk
kelahiran sesaria
c. Integritas Ego
1) Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal :
eksitasi atau perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak
berminat (kelelahan), atau kecewa
2) Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk
perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat
mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir
dan perawatan segera pada neonatal.
d. Eliminasi
1) Hemoroid sering ada dan menonjol
2) Kandung kemih mungkin teraba diatas simpisis pubis atau
kateter urinarius mungkin dipasang
3) Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi
menghambat aliran urinarius dan atau cairan IV diberikan
selama persalinan dan kelahiran.
e. Makanan/ Cairan dapat mengeluh haus, lapar, mual
f. Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan
terjadinya dan menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien
dengan diabetes mellitus, remaja, atau pasien primipara)

19 | P a g e
g. Nyeri/ Ketidaknyamanan. Pasien melaporkan ketidaknyamanan
dari berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan /
perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin /
otot tremor dengan “menggigil”
h. Keamanan
1) Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
2) Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat
i) Seksualitas
1) Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak
setinggi umbilikus
2) Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap
dengan hanya beberapa bekuan kecil
3) Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
4) Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
5) Payudara lunak dengan puting tegang
6) Penyuluhan/ Pembelajaran. Catat obat-obatan yang diberikan,
termasuk waktu dan jumlah
7) Pemeriksaan Diagnostik. Hemoglobin/ Hematokrit (Hb/Ht),
jumlah darah lengkap, urinalisis. Pemeriksaan lain mungkin
dilakukan sesuai indikasi dari temuan fisik.

B. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialami baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(PPNI, 2017). Diagnosis keperawatan merupakan keputusan klinis
mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial
(Hidayat, 2019).

20 | P a g e
Berikut diagnosis keperawatan yang bisa muncul untuk masalah
Intrapartum dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(PPNI, 2017):
1. Nyeri Melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
3. Kesiapan persalinan
4. Risiko cedera pada janin

21 | P a g e
C. Penyimpangan KDM

Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda inpartu

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Partus Pengeluaran bayi Proses persalinan kala


Kontrak Proses kala I, II, III sampai IV
si uterus I lama Ruptur perineum Pelepasan plasenta (pengeluaran plasenta)
Bagian Khawatir Terputusnya kontinuitas
bawah janin jaringan Luka bekas implantasi
pada kondisi Penggunaan energi
dan bayi Pendarahan Aktivitas otot
Peregangan Pelepasan zat bradikinin,
otot jalan histamin, prostaglandin Cadangan energi
lahir berkurang
Ansietas
(D.0080) Resepnicoceptori
Nutrisi ke jaringan
Dilatasi
Risiko berkurang
servik Ke hipotalamus Ketidakseimbangan
Cairan (D.0138)

22 | P a g e
Perangsang
Cortex cerebri Kelemahan fisik
an saraf
sensoris Kurang mampu
Nyeri melakukan aktivitas
Proses
transmisi, Intoleransi Aktivitas
Risiko Infeksi (D.0056)
transdukasi,
(D.0142)
modulasi,
persepsi

Nyeri
Melahirkan Kesiapan Persalinan
(D.0079) (D.0070)

Sumber : Jurnal Universitas Sumatera Utara, 2011

23 | P a g e
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
.
1. Diagnosis Keperawatan : Tujuan : MANAJEMEN NYERI (I.08238)
Nyeri Melahirkan Setelah dilakukan intervensi, maka Observasi :
berhubungan dengan diharapkan Tingkat Nyeri (L.08066) 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
pengeluaran janin (D.0079) Menurun. Dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas , intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
3. Sikap protektif 4. Identifikasi faktor yang memperberat nyeri dan
4. Gelisah memperingan nyeri
5. Kesulitan tidur 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
6. Menarik diri nyeri
7. Berfokus pada diri sendiri 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
8. Diaforesis nyeri
9. Perasaan depresi (tertekan) 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
10. Perasaan takut mengalami cedera 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yan
berulang sudah diberikan
11. Anoreksia 9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
12. Perineum terasa tertekan
13. Uterus teraba membulat Terapeutik :
14. Ketegangan otot 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk

24 | P a g e
15. Pupil dilatasi mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
16. Muntah akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat,
17. Mual aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
18. Frekuensi nadi kompres hangat/dingin, terapi bermain)
19. Pola napas 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
20. Tekanan darah (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
21. Proses berpikir 3. Fasilitas istirahat dan tidur
22. Fokus 4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
23. Fungsi kemih pemilihan strategi meredakan nyeri
24. Perilaku
25. Nafsu makan Edukasi :
26. Pola tidur 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

2. Diagnosis Keperawatan : Tujuan : REDUKSI ANSIETAS (I.09314)

25 | P a g e
Ansietas berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan, Observasi :
dengan kekhawatiran maka diharapkan Tingkat Ansietas (L.09093) 1. Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis.
mengalami kegagalan Menurun. Dengan kriteria hasil : Kondisi, waktu, stressor)
(D.0080) 1. Verbalisasi kebingungan menurun 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi 3. Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
yang dihadapi menurun
3. Perilaku gelisah menurun Terapeutik :
4. Perilaku tegang menurun 1. Ciptakan suasana  terapeutik untuk
5. Keluhan pusing menurun menumbuhkan kepercayaan
6. Anoreksia menurun 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan ,
7. Palpitasi menurun jika memungkinkan
8. Diaforesis menurun 3. Pahami situasi yang membuat anxietas
9. Tremor menurun 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
10. Pucat menurun 5. Gunakan pedekatan yang tenang dan
11. Konsentrasi membaik meyakinkan
12. Pola tidur membaik 6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
13. Frekuensi pernapasan membaik kecemasan
14. Frekeunsi nadi membaik 7. Diskusikan perencanaan  realistis tentang
15. Tekanan darah membaik peristiwa yang akan datang
16. Kontak mata membaik
17. Pola berkemih membaik Edukasi :
18. Orientasi membaik 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang

26 | P a g e
mungkin dialami
2. Informasikan secara factual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,
jika perlu
4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri
yang tepat
8. Latih teknik relaksasi

Kolaborasi :

1. Kolaborasi pemberian obat anti ansietas, jika


perlu

3. Diagnosis Keperawatan : Tujuan : EDUKASI PERSALINAN (I.12437)


Kesiapan persalinan Setelah dilakukan intervensi, maka Observasi :
(D.0070) diharapkan Tingkat Pengetahuan (L.12111) 1. Identifikasi tingkat pengetahuan

27 | P a g e
Membaik. Dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi pemahaman ibu tentang persalinan
1. Perilaku sesuai anjuran meningkat
2. Verbalisasi minat dalam belajar Terapeutik :
meningkat 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Kemampuan menjelaskan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
pengetahuan tentang suatu topik kesepakatan
meningkat 3. Berikan kesempatan untuk betanya
4. Kemampuan menggambarkan 4. Berikan reinforcement positif terhadap
pengalaman sebelumnya sesuai perubahan perilaku ibu
dengan topik meningkat
5. Perilaku sesuai dengan pengetahuan Edukasi :
meningkat 1. Jelaskan metode persalinan yang ibu inginkan
6. Pertanyaan tentang masalah yang 2. Jelaskan persiapan dan tempat persalinan
dihadapi menurun 3. Anjurkan ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil
7. Persepsi yang keliru terhadap masalah pada usia kehamilan >36 mgg
menurun 4. Anjurkan ibu menggunakan tehnik manajemen
8. Menjalani pemeriksaan yang tidak nyeri persalinan tiap kala
tepat menurun 5. Anjurkan ibu cukup nutrisi
9. Perilaku membaik 6. Ajarkan tehnik relaksasi untuk meredakan
kecemasan dan ketidaknyaman persalinan
7. Ajarkan ibu mengenali tanda-tanda persalinan
8. Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan

28 | P a g e
9. Anjurkan ibu cukup nutrisi
10. Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda
persalinan
11. Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan
4. Diagnosis Keperawatan : Tujuan : PEMANTAUAN DENYUT JANTUNG JANIN
Risiko cedera pada janin Setelah dilakukan intervensi, maka (I.02056)
(D.0138) diharapkan Tingkat Cedera (L.14136) Observasi :
Menurun. Dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi status obstetrik
1. Toleransi aktivitas meningkat 2. Identifikasi riwayat obstetric
2. Nafsu makan meningkat 3. Identifikasi adanya penggunaan obat, diet dan
3. Toleransi makanan meningkat merokok
4. Kejadian cedera menurun 4. Identifikasi pemeriksaan kehamilan sebelumnya
5. Luka/ lecet menurun 5. Periksa denyut jantung janin selama 1 menit
6. Ketegangan otot menurun 6. Monitor tanda vital ibu
7. Fraktur menurun
8. Perdarahan menurun Terapeutik :
9. Ekspresi wajah kesakitan menurun 1. Atur posisi pasien
10. Agitasi menurun 2. Lakukan maneuver leopold untuk menentukan
11. Iritabilitas menurun posisi janin
12. Gangguan mobilitas menurun
13. Gangguan kognitif menurun Edukasi :
14. Tekanan darah membaik 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

29 | P a g e
15. Frekuensi nadi membaik 2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
16. Frekuensi napas membaik
17. Denyut jantung apical membaik
18. Denyut jantung radialis membaik
19. Pola istirahat/ tidur membaik
(PPNI, 2017b), (PPNI, 2018), (PPNI, 2019)

30 | P a g e
E. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang

dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi

keperawatan PPNI, (2018). Implementasi keperawatan adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah

status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

F. Evaluasi keperawatan

Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai

tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui

pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses

keperawatan. Menurut Nursalam (2019), evaluasi keperawatan terdiri dari

dua jenis yaitu:

1. Evaluasi formatif

Hasil observasi dan analisis perawat terhadap respon segera pada

saat dan setelah dilakukan tindakan keperawatan.

2. Evaluasi sumatif

Merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini

menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, dan Planning).

31 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Beaty, J., & Jenice. (2018). Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana
Prenada Media Group.
Hidayat, A. A. A. (2019). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Salemba Medika.
Hidayat, Asri, & Mufdlilah. (2018). Konsep Kebidanan. Mitra Cendikia.
Mitayani. (2019). Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika.
Nursalam. (2019). Nursalam. (2009). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
PPNI. (2017). Tim Pokja Sdki PPNI. Standar Diagnos Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan.
PPNI. (2018). Tim Pokja Siki PPNI.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan.
PPNI. (2019). Tim Pokja Slki PPNI.Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan.
Prawirohardjo, S. (2019). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, A. B. (2021). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. PT Bina Pustaka sarwono Prawirohadjo.
Wiknjosastro, S. (2020). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

32 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai