Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN INTRA POST NATAL CARE (INC)

RSIA SITTI KHADIJAH MAKASSAR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Maternitas

Disusun oleh :
Nadya Mustika Samosir
A1C121014

RESEPTOR LAHAN RESEPTOR INSTITUSI

(…………………………..) (…………………………..)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

INTRA NATAL CARE

A. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir. (Saifuddin, 2002)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Manuaba membagi persalinan menjadi 3
yaitu : persalinan spontan bila perssalinan berlangsung dengan tenaga sendiri, persalinan
buatan bila persalinan dengan rangsangan sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan dan
persalinan anjuran. (Manuaba, 1998)
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kelahiran aterm ( bukan
premature atau post matur), mempunyai onset yyang spontan (tidak diinduksi), selesai
setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak awitannya, mempunyai janin tunggal dengan
presentasi verteks dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan
artifisial (seperti forsep), tidak mencakup komplikasi dan mencakup pelahiran plasenta
yang normal. (Farrer, 1999)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(Damayanti, dkk, 2015).
B. Jenis - Jenis Persalinan
Berdasarkan usia kehamilan, terdapat beberapa jenis persalinan yaitu :
1. Persalinan aterm: yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu, berat janin di atas
2.500 gr.
2. Persalinan prematurus: persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu, berat janin
kurang dari 2.499 gr.
3. Persalinan serotinus: persalinan yang melampaui umur hamil 42 minggu, pada janin
terdapat tanda postmaturitas
4. Peralinan presipitatus: persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.
Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut :
1. Persalinan spontan: bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan: bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
dengan forceps/vakum, atau dilakukan operasi section caecarea.
3. Persalinan anjuran: pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar
untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan
dalam persalinan. Persalinan kadang-kadang tidak mulai dengan segera dengan
sendirinya tetapi baru bisa berlangsung dengan dilakukannya amniotomi/pemecahan
ketuban atau dengan induksi persalinan yaitu pemberian pitocin atau prostaglandin.

C. Etiologi
Sebab terjadinya partus sampai kini merupakan teori yang kompleks. Faktor-faktor
humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan
nutrisi mengakibatkan partus mulai. Perubahan dalam biokimia dan biofisika seperti
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron mengungkapkan mulai dan
berlangsungnya partus. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan ischemic otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat
mengganggu sirkulasi uteroplacenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Bila
nutrisi pada janin berkurang maka konsepsi akan segera dikeluarkan. Tekanan pada
ganglion servikale dari fleksus frankenhauser yang terletak dibelakang serviks dapat
membangkitkan kontraksi uterus. (Wiknjosastro, 2005)
Adapun teori yang menerangkan proses persalinan :
1) Teori kadar progesteron
Progesteron yang mempunyai tugas mempertahankan kehamilan semakin menurun
dengan makin tuanya kehamilan sehingga otot rahim mudah dirangsang.
2) Teori oksitosin
Menjelang kelahiran oksitosin makin meningkat, sehingga cukup kuat untuk
merangsang persalinan.
3) Teori regangan otot rahim
Dengan merengangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan kontraksi
persalinan dengan sendirinya.
4) Teori prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga dapat menyebabkan
kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur kandung.
5) Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini diterangkan oleh Linggin menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus
sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian
kortikosteroid yang menyebabkan maturitas janin merupakan induksi persalinan.
Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan. (Manuaba. 1998)
6) Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot – otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
7) Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan
misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

D. Tujuan Pengawasan Persalinan


1. Mengetahui tahap persalinan sebagai acuan penilaian kemajuan persalinan dan
sebagai dasar untuk menentukan rencana perawatan selanjutnya.
2. Mengetahui kelainan –kelainan yang mungkin dapat mengganggu kelancaran
persalinan atau segera mengetahui persalinan beresiko.
3. Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang
ibu dan sayang bayi

E. Tanda dan Gejala


1) Tanda-tanda dini akan dimulainya persalinan
a. Lightening
Menjelang minggu yang ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk PAP yang disebabkan oleh :
 Kontraksi braxton hicks
 Ketegangan dinding perut
 Ketegangan ligamentum rontumdum
 Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi ke PAP dirasakan ibu hamil :
 Terasa ringan di bagian atas, terasa sesaknya berkurang
 Dibagian bawah terasa sesak
 Terjadi kesulitan berjalan
 Sering miksi
Gambaran ligtening pada primigravida menunjukkan hubungan normal antara
ketiga P yaitu : power, passage dan pasenger.
b. Terjadi his permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hicks. Kontraksi ini terjadi
karena perubahan keseimbangan estrogen, progesteron dan memberikan kesempatan
rangsangan oksitosin. Dengan semakin tua kehamilan, pengeluaran progesteron
berkurang sehingga oksitosin menimbulkan kontraksi lebih sering sebagai his palsu.
Sifat his palsu atau permulaan :
 Rasa nyeri ringan dibagian bawah
 Datangnya tidak teratur
 Tidak ada perubahan pada serviks
 Durasinya pendek
 Tidak bertambah bila beraktivitas
2) Tanda persalinan
a. Terjadi his persalinan
His persalinan mempunyai sifat :
 Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan
 Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatanya semakin besar
 Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
 Makin beraktivitas kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)
Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
 Pendataran dan pembukaan
 Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis serviks lepas
 Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
(Manuaba, Ida Bagus, 1998)

F. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk
menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Terdapat delapan gerakan posisi dasar yang
terjdai ketika janin berada dalam presentasi vertex sefalik. Gerakan tersebut, sebagai
berikut:
a. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu atas panggul.
b. Penurunan Kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu keduanya
diperlukan untuk terjadi bersamaan dengan mekanisme lainya.
c. Fleksi Rotasi Internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui penurunan ini
diameter Sub oksipitobregmantika yang lebih kecil digantikan dengan diameter
kepala janin tidak dalam keadaan fleksi sempurna, atau tidak berada dalam sikap
militer atau tidak dalam keadaan beberapa derajat ekstensi.
d. Rotasi Internal
Menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjdai sejajar dengan
diameter anteroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi adalah oksipot berotasi ke
bagian anterior pelvis ibu, dibawah simfisis pubis.
e. Pelahiran Kepala
Pelahiran kepala berlangsung melalui ekstensi kepala untuk mengeluarkan
oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan dengan ekstensi seperti,
oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior, alis, orbit, hidung, mulut, dan dagu
secara berurutan muncul dari perineum.
f. Restitusi
Rotasi kepala 450 baik kearah kanan maupun kiri, berantung pada arah dari tempat
kepala berotasi ke posisi oksiput-anterior.
g. Rotasi Eksternal
Terjadi pada saat bahu berotasi 450, menyebabkan diameter bisakromial sejajar
dengan diameter anteroposterior pada pnitu bawah panggul. Hal ini menyebabkan
kepala melakukan rotasi eksteral lain sebesar 450 ke posisi LOT atau ROT,
bergantung arah restuisi.
h. Pelahiran Bahu dan Tubuh dengan Fleksi Laterral melalui Sumbu Arcus.
Sumbu carcus adalah ujung keluar paling bawah pada pelvis. Bahu anterior
kemudian terlihat pada orifisum vulvovaginal, yang menyentuh di bawah simfisis
pubis, bahu posterior kemudian menggembugkan perineum dan lahir dengan
posisi ateral. Setelah bahu lahir, bagian badan yang tersisa mengikuti sumbu
Carus dan segera lahir (Varney, 2007).

G. Faktor - faktor yang mempengaruhi persalinan


a. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi
dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang
terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar
sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma)
digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan
merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
b. Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum dilahirkan
untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang
ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
c. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling penting
(karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai dengan
plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.
d. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling
tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut
yang berkenan dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang merugikan.

H. Tahap Persalinan
Menurut Saifuddin (2002), persalinan dibagi dalam empat kala :
a. Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi
dalam 2 fase, yaitu :
 Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm.
 Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan
sering selama fase aktif.
Menurut Helen durasi rata-rata kala satu persalinan adalah 10 sampai 12 jam pada
primigravida dan sekitar 4-6 jam pada multipara.
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum

I. Langkah - langkah Pertolongan Persalinan Normal


a. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai
6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat
dilakukan episiotomi median/mediolateral atau lateral.
b. Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi sakit. Tujuan
episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan
melakukan adaptasi.
c. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi
robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi.
d. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung
dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna
menyesuaikan os aksiput kearah punggung.
e. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah
untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah
kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan sisa badan bayi.
f. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir
sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas
bebas dari hambatan.
g. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
 Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang
dengan sempurna
 Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm
sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
 Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang
masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi
ikterus hemolitik dan kern ikterus
h. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
i. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
 Kateterisasi kandung kemih
 Menjahit luka spontan atau luka episiotomi

J. Penatalaksanaan
1) Kala I 
a. Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm
dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
b. Penanganan
 Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan
 Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan, lakukan
perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
 Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
 Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang
akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
 Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang
air besar/kecil.
 Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara:
gunakan kipas angina/AC, Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
 Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
 Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin 
c. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada
persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada
pada partogram. Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
 Warna cairan amnion
 Dilatasi serviks
 Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin
diagnosis in partu belum dapat ditegakkan. Jika terdapat kontraksi yang menetap
periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada
tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in
partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
d. Kemajuan Persalinan dalam Kala I 
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I
:
 Kontraksi teratur  yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
 Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
 Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
 Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
 Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan
fase aktif
 Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
e. Kemajuan pada kondisi janin
 Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih dari
180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
 Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna
digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
 Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani
penyebab tersebut.
f. Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
 Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau
kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan anlgesia
secukupnya.
 Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
 Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang segera
berikan dektrose IV.

2) Kala II
a. Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5 – 6 cm.
b. Penanganan
 Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar
merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
 Menjaga kebersihan diri
 Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
 Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
 Mengatur posisi ibu
 Menjaga kandung kemih tetap kosong
 Memberikan cukup minum
c. Posisi saat meneran
 Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
 Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambil
nafas
 Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan
janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
d. Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II :
 Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
 Dimulainya fase pengeluaran
 Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua 
 Tidak turunnya janin dijalan lahir
 Gagalnya pengeluaran  pada fase akhir
e. Kelahiran kepala Bayi
 Mintalah ibu mengedan atau memberikan  sedikit dorongan saat kepala bayi lahir
 Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
 Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
 Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
 Periksa tali pusat:
 Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat
melalui kepala bayi
 Jika  lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian
digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
f. Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
 Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
 Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
 Lakukan tarikan lembut  ke bawah untuk melahirkan bahu depan
 Lakukan tarikan lembut  ke atas untuk melahirkan bahu belakang
 Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil
menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk
mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
 Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
 Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
 Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling sedikit
30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
 Jika  bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera mulai
resusitasi bayi
 Klem dan pototng tali pusat
 Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada
siibu.
 Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan pastikan
kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.
3) Kala III
a. Manajemen Aktif Kala III
 Pemberian oksitosin dengan segera
 Pengendalian tarikan tali pusat
 Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
b. Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
 Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
 Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna
menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
 Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama
kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial – kearah
belakang dan kearah kepala ibu.
 Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
 Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3 menit )
 Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus
dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
 PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
 Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem
pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke bawah dan
ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan
perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput
ketuban.
 Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus agar
menimbulkan kontraksi.
 Jika menggunkan manajemen aktif  dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15
menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari
pemberian oksitosin dosis pertama.
 Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau
vagina atau perbaiki episotomi.
4) Kala IV
a. Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut
ibu ke dunia luar.
b. Penanganan
 Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama
jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras.
Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk
menghentikan perdarahan.
 Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada
jam I dan setiap 30 menit selama jam II
 Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan
dan minuman yang disukainya.
 Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
 Biarkan ibu beristirahat
 Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
 Bayi sangat siap segera setelah  kelahiran
 Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena
masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
 Ajari ibu atau keluarga tentang :
 Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
 Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

K. DAMPAK PENYAKIT TERHADAP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


1. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Adanya kontraksi uterus yang lemah setelah bayi dan plasenta keluar pada kala III
dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan, merupakan faktor resiko tinggi
terjadinya syok hipovolemik.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Adanya kontraksi kuat dan dilatasi maksimal pada PAP akibat dorongan kepala janin
merupakan faktor pencetus timbulnya rasa nyeri.
3. Kurang pengetahuan tentang proses persalinan dan respon adaptasi psikologis
terhadap penerimaan peran baru dalam keluarga mengakibatkan timbulnya
kecemasan.
Pemeriksaan dalam (PD) berulang dan adanya perlukaan pada jalan lahir merupakan
faktor resiko terjadinya infeksi.
4. Kebutuhan Aktifitas
Tingginya energi yang digunakan pada proses persalinan mengakibatkan terjadinya
kelemahan fisik dan keterbatasan aktifitas

L. Pathway
Proses persalinan

Perubahan hormon (peningkatan estrogen dan Kurang Pengetahuan


oksitosin, penurunan progesteron), pembesaran uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi
Ansietas
Persalinan dimulai

Kala I

Pembukaan serviks 6 cm (fase aktif)

His semakin kuat

Kepala janin masuk PAP

Dilatasi maksimal Nyeri

Kala II

Distensi PD berulang
Tanda-tanda persalinan

Vesika urinaria Rektum His Blood Show Dilatasi Serviks Engagement Tonjolan Ketuban

Vulva membuka

Perubahan pola
eliminasi Perineum kaku

Episiotomi

Gg. rasa Kerusakan


nyaman nyeri integritas kulit Resti infeksi Pengeluaran bayi

Kala III

Kontraksi uterus

Lemah Kuat Pengeluaran plasenta


Resti kekurangan
Perdarahan Vasokontriksi
volume cairan
Kala IV

Adaptasi psikologis Adaptasi fisiologis

Involusio uteri Perubahan payudara


Perubahan peran
Nyeri Laktasi
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
 Nama suami dan istri  
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
 Usia      
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30 tahun.
 Alamat                   
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila diperlukan.
Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut bidan dapat
mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
 Pekerjaan              
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
 Agama     
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.

 Pendidikan      
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
 Status perkawinan 
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang
keberapa kalinya.       
 Lama Perkawinan 
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
 Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang
mencari pertolongan.

 Riwayat keluhan utama


 P  : Provokasi / palatif (penyebab)
 Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
 R : Region / dimana gejala dirasakan
 S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
 T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan

2. Riwayat kesehatan sekarang


Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang
didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,kalau
kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau
kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit
pinggang dan lain-lain.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa hari,
lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau
tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB. Hal ini
penting diketahui apakah kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang
dapat mempengaruhi persalinan.

c Pemeriksaan fisik
1. Penampilan atau keadaan umum
 Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
 Tanda –tanda vital (tensi, denyut nadi, pernafasan dan suhu)
2. Kepala : Warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi ada atau tidak,
oedema ada atau tidak
3. Mata : Fungsi penglihatan, Tanda-tanda anemis ada atau tidak, warna kornea,
sklera ikterik atau tidak
4. Hidung : Fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak, kesimetrisan,
kebersihan
5. Telinga : Kesimetrisan kedua daun telinga, Fungsi pendengaran, Kebersihan,
Keluhan nyeri, keluaran cairan, adanya nyeri tekan atau tidak, kesimetrisan,
kebersihan
6. Mulut : Fungsi pengecapan, kondisi lidah kotor atau bersih, caries ada atau tidak,
mukosa bibir lembab atau tidak, fungsi mengunyah baik atau terganggu.
7. Leher : fungsi pergerakan simetris simetris dextra-sinistra, pembesaran kelenjar
thyroid, fungsi menelan.
8. Dada : periksa keadaan puting susu menonjol atau tidak, kesimetrisan payudara,
pengeluaran ASI, palpasi adanya benjolan, periksa bunyi nafas dan jantung klien.
9. Abdomen:periksa munculnya rasa mules, pada uterus, hitung TFU, periksa letak
janin dengan pemeriksaan leopold 1-4. Periksa DJJ secara teratur untuk
mengetahui kondisi janin, kaji frekuensi dan interval mules yang timbul,
kaji/auskultasi bising usus klien.
10. Genitalia
 Kaji pengeluaran cairan dan lendir, periksa pembukaan serviks melalui PD,
kaji adanya cairan ketuban (bau dan warnanya), dan kaji mengenai kebersihan
vulva.
11. Urinaria
 Kaji adanya distensi blass, frekuensi berkemih, terpasang DC/tidak, kaji warna
dan bau urine.
12. Kuku dan kulit
 Kaji warna kulit, kebersihan, tekstur, kebersihan, turgor kulit, warna kuku,
CRT, kebersihan kuku.
13. Ekstremitas atas dan bawah
 Kaji mengenai tonus otot, terdapat edema atau tidak, terdapat varises atau
tidak.

2. Diagnosa keperawatan yang sering muncul


1) Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai proses persalinan,
trauma persalinan.
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan proses PD yang berulang, adanya trauma
jalan lahir.
3) Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan yang
banyak pada persalinan.
4) Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus.
5) Fatique berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi pada persalinan.

3. Intervensi keperawatan
1) Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai proses persalinan,
trauma persalinan
Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ......, cemas berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :
 Klien tampak rileks dengan situasi persalinan dan mengerti kronologis persalinan
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV secara teratur TTV dapat menunjukan proses fisiologis
1.
klien
2. Berikan informasi mengenai tenteng 2. Dengan di berikan pengetahuan/informasi
perubahan fisiologis dan psikologis di harapkan klien dapat menurunkan
yang berhubungan dengan persalinan ansietas dan stress ,meningkatkan
kemajuan persalinan
3. Berikan perawatan dan bimbingan yang 3. Kontinuitas pengkajian dan
baik selama proses persalinan perawatan,dapat membantu dalam masa
penyembuhan klien
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan proses PD yang berulang, adanya trauma
jalan lahir
Tujuan:
 Setelah dilakukan tindakan perawatan selama.........., infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
 Bebas dari tanda-tanda infeksi
 Cairan amnion jernih, tidak berwarna dan berbau
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Gunakan tekhnik aseptik 1. Membantu mencegah pertumbuhan
selama perawatan vagina bakteri dan mencegah infeksi siang
2. Membersihkan daerah vulva 2. Daerah vulva yang kotor dapat memicu
dan menjaga kebersihannya perkembangan mikroorganisme bakteri
3. Berikan therapy antibiotik 3. Antibiotik dapat menghambat indikasi
jika di indikasikan bakteri

3) Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan yang
banyak pada persalinan.
Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ......., tidak terjadi hyvopolemi, cairan
tubuh seimbang.
Kriteria hasil :
 Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
 Tekanan darah dan nadi dalam batas normal
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV 1. TTV dapat di gunakan sebagai
indikator dehidrasi
2. Pantau tanda dan gejala 2. Dapat membantu mengetahui
kehilangan cairan berlebih sejauhmana kehilangan cairan/dehidrasi
yang di alami
3. Hindari menarik tali pusat 3. Penarikan yang terlalu kuat dapat
secara berlebihan/terlalu kuat menyebabkan terputusnya tali pusat dan
retensi fragmen placenta yang dapat
meyebabkan pendarahan
4. Berikan therapy IVFD sesuai 4. Dapat memenuhi cairan  yang kurang
advis sesuai dosis

4) Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus


Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ........., nyeri berkurang/hilang
Kriteria hasil :
 Klien tampak lebih tenang, tidak meringis
 Klien mengeluh tidak nyeri/mules
 Skala nyeri (0)
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Atur posisi klien miring kiri
Dengan tidur miring kiri,di harapkan
1.
dapat mempercepat penurunan kepala
janin,sehingga mempercepat
pembukaan lengkap dan persalinan
2. Anjurkan pada klien untuk 2. Dengan menarik nafas dalam,di
menarik nafas dalam harapkan dapat mengurangi
(Relaksasi) rasa  mules

5) Fatique berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi pada persalinan


Tujuan :
 Setelah dilakukan tindakan perawatan selama......., fatique dapat teratasi
Kriteria hasil :
 Klien dapat menghemat energi
 Klien tidak kelelahan saat proses persalinan
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Kaji derajat keletihan 1. Untuk mengetahui sejauh mana
keletihan yang di alami klien
2. Anjurkan klien untuk tidak 2. Pengeluaran energi pada waktu
meneran sebelum pembukaan meneran dapat menyebabkan kletihan
lengkap pada saat persalinan
3. Ciptakan lingkungan yang 3. Lingkungan yang tenang dapat
tenang dan atur posisi klien meningkatkan relaksasi klien,dan
senyaman mungkin posisi yang nyaman dapat
mempercepat proses
persalinan,sehingga dapat
meminimalisirkan pengeluaran energi
berlebih
DAFTAR PUSTAKA

Abdul bari saifuddin, 2001, Buku acuan nasional  pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,


penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.

Abdul bari saifuddin, 2002, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,


penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.

Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates, jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gede, 2001, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga


berencana, EGC, Jakarta.

Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai