Disusun oleh :
Siska Anggian Intan Sari
A1C121019
(…………………………..) (…………………………..)
A. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir. (Saifuddin, 2002)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Manuaba membagi persalinan menjadi 3
yaitu : persalinan spontan bila perssalinan berlangsung dengan tenaga sendiri, persalinan
buatan bila persalinan dengan rangsangan sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan dan
persalinan anjuran. (Manuaba, 1998)
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kelahiran aterm ( bukan
premature atau post matur), mempunyai onset yyang spontan (tidak diinduksi), selesai
setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak awitannya, mempunyai janin tunggal dengan
presentasi verteks dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan
artifisial (seperti forsep), tidak mencakup komplikasi dan mencakup pelahiran plasenta
yang normal. (Farrer, 1999)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan yang cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu
dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
(Damayanti, dkk, 2015).
B. Jenis - Jenis Persalinan
Berdasarkan usia kehamilan, terdapat beberapa jenis persalinan yaitu :
1. Persalinan aterm: yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu, berat janin di atas
2.500 gr.
2. Persalinan prematurus: persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu, berat janin
kurang dari 2.499 gr.
3. Persalinan serotinus: persalinan yang melampaui umur hamil 42 minggu, pada janin
terdapat tanda postmaturitas
4. Peralinan presipitatus: persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.
Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut :
1. Persalinan spontan: bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan: bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
dengan forceps/vakum, atau dilakukan operasi section caecarea.
3. Persalinan anjuran: pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar
untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan
dalam persalinan. Persalinan kadang-kadang tidak mulai dengan segera dengan
sendirinya tetapi baru bisa berlangsung dengan dilakukannya amniotomi/pemecahan
ketuban atau dengan induksi persalinan yaitu pemberian pitocin atau prostaglandin.
C. Etiologi
Sebab terjadinya partus sampai kini merupakan teori yang kompleks. Faktor-faktor
humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan
nutrisi mengakibatkan partus mulai. Perubahan dalam biokimia dan biofisika seperti
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron mengungkapkan mulai dan
berlangsungnya partus. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan ischemic otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat
mengganggu sirkulasi uteroplacenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Bila
nutrisi pada janin berkurang maka konsepsi akan segera dikeluarkan. Tekanan pada
ganglion servikale dari fleksus frankenhauser yang terletak dibelakang serviks dapat
membangkitkan kontraksi uterus. (Wiknjosastro, 2005)
Adapun teori yang menerangkan proses persalinan :
1) Teori kadar progesteron
Progesteron yang mempunyai tugas mempertahankan kehamilan semakin menurun
dengan makin tuanya kehamilan sehingga otot rahim mudah dirangsang.
2) Teori oksitosin
Menjelang kelahiran oksitosin makin meningkat, sehingga cukup kuat untuk
merangsang persalinan.
3) Teori regangan otot rahim
Dengan merengangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan kontraksi
persalinan dengan sendirinya.
4) Teori prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga dapat menyebabkan
kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur kandung.
5) Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini diterangkan oleh Linggin menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus
sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian
kortikosteroid yang menyebabkan maturitas janin merupakan induksi persalinan.
Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan. (Manuaba. 1998)
6) Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot – otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
7) Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan
misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.
Kala I
Distensi PD berulang
Tanda-tanda persalinan
Vesika urinaria Rektum His Blood Show Dilatasi Serviks Engagement Tonjolan Ketuban
Vulva membuka
Perubahan pola
eliminasi Perineum kaku
Episiotomi
Kala III
Kontraksi uterus
3) Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan yang
banyak pada persalinan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ......., tidak terjadi hyvopolemi, cairan
tubuh seimbang.
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Tekanan darah dan nadi dalam batas normal
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV 1. TTV dapat di gunakan sebagai
indikator dehidrasi
2. Pantau tanda dan gejala 2. Dapat membantu mengetahui
kehilangan cairan berlebih sejauhmana kehilangan cairan/dehidrasi
yang di alami
3. Hindari menarik tali pusat 3. Penarikan yang terlalu kuat dapat
secara berlebihan/terlalu kuat menyebabkan terputusnya tali pusat dan
retensi fragmen placenta yang dapat
meyebabkan pendarahan
4. Berikan therapy IVFD sesuai 4. Dapat memenuhi cairan yang kurang
advis sesuai dosis
Nugroho, (2011). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Internal Care (INC). Diakses
pada 31 Novwmber 2021 jam 16.00 diakses di
Rukiyah, dkk, (2011). Asuhan Kebidanan III (nifas). Jakarta : Trans Info Media.
Varney, Hellen. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC
Winkjosastro, Hanifa. (2005). Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga Cetakan Ketujuh : Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.