KEPERAWATAN MATERNITAS
INTRANATAL CARE (INC)
Disusun Oleh :
Anicah Sovianti
P27901121056
2) Tanda persalinan
a. Terjadi his persalinan
His persalinan mempunyai sifat :
Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan
Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatanya semakin
besar
Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
Makin beraktivitas kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)
Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan :
Pendataran dan pembukaan
Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis
serviks lepas
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam.
4. Jenis Persalinan
1) Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2) Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3) Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan rangsangan
5. Tahap Persalinan
Menurut Saifuddin (2009), persalinan dibagi dalam empat kala :
a. Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu :
Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm.
Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih
kuat dan sering selama fase aktif.
Menurut Helen durasi rata-rata kala satu persalinan adalah 10
sampai 12 jam pada primigravida dan sekitar 4-6 jam pada multipara.
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi
c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum
6. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah cara penyesuaian diri dan lewatnya janin
melalui panggul ibu. Ada enam gerakan dengan overlapping yang jelas yaitu :
1) Penurunan
Penurunan Yang Meliputi Engagement Pada Diameter Obliqua
Kanan panggul, berlangsung terus selama persalinan normal pada waktu
janin melalui jalan lahir. Serakan-serakan lainnya menyertai penurunan ini.
Pada primigravida sebelum persalinan mulai sudah harus terjadi penurunan
kepala yang jelas dalam proses engagement. Penurunan disebabkan oleh
tekanan kontraksi uterus ke bawah dan pada kala II dibantu oleh daya
mengejan dari pasien dan sedikit oleh gaya berat.
2) Fleksi
Sebelum persalinan mulai sudah terjadi fleksi sebagian oleh karena
ini merupakan sikap alamiah janin dalam uterus. Tahanan terhadap
penurunan kepala menyebabkan bertambahnya fleksi. Occiput turun
mendahului sinsiput, UUK lebih rendah dari bregma dan dagu janin
mendekati dadanya. Biasanya ini terjadi di PAP, tetapi mungkin pula baru
sempurna setelah bagian terendah mencapai dasar panggul. Efek dari fleksi
adalah untuk merubah diameter terendah dari occipitofrontalis (11,0 cm)
menjadi suboccipito bregamatika (9,5 cm) yang lebih kecil dan lebih bulat,
oleh karena persesuaian antara kepala janin dengan panggul ibu mungkin
ketat, pengurangan 1,5 cm dalam diameter terendah adalah penting.
3) Putar Paksi Dalam
Sebagian besar panggul mempunyai PAP berbentuk oval melintang,
diameter anteroposterior PTP sedikit lebih panjang dari pada diameter
transversal. PBP berbentuk oval anteroposterior seperti kepala janin.
Sumbu panjang kepala janin harus sesuai dengan sumbu panjang panggul
ibu. Karenanya kepala janin yang masuk PAP pada diameter transversal
atau obliqua harus berputar kediameter anteroposterior supaya dapat lahir.
UUK masuk PTP tempat ia berhubungan dengan dasar panggul (musculus
dan fascia levator ani). Disini UUK berputar 45 0 ke kanan (menuju garis
tengah). Sutura sagitalis pindah dari diameter obbliqua kanan ke diameter
anterioposterior panggul : LOA ke OA. UUK mendekati sympisis pubis
dan cinciput mendekati sakrum. Kepala berputar dari diameter obliqua
kanan kediameter anteroposterior panggul. Tetapi bahu tetap pada
diameter obliqua kiri. Dengan demikian hubungan normal antara sumbu
panjang kepala dengan sumbu panjang bahu berubah, dan leher berputar
450. keadaan ini terus berlangsung selama kepala masih berada dalam
panggul. Putar paksi dalam yang awal sering terjadi pada multipara dan
pada pasien dengan kontraksi uterus yang efisien. Umumnya putar paksi
dalam terjadi pada kala II.
4) Ekstensi
Ekstensi pada dasarnya disebabkan oleh kedua kekuatan yaitu :
kontraksi uterus yang menimbulkan tekanan ke bawah dan dasar panggul
yang memberikan tahanan. Dinding depan panggul (pubis) panjangnya
hanya 4 sampai 5 cm, sedangkan dinding belakang (sakrum) 10 sampai 15
cm. Dengan demikian sinsiput harus menempuh jarak yang lebih panjang
daripada ociput. Dengan semakin turunnya kepala terjadilah penurunan
perineum diikuti dengan kepala membuka pintu (crowing). Ociput lewat
melalui PAP perlahan-lahan dan tengkuk menjadi titik putar di angulus
subpubicus. Kemudian dengan proses ekstensi yang cepat sinsiput
menelurus sepanjang sakrum dan berturut-turut lahirlah bregma, dahi,
hidung, mulut dan dagu melalui perineum.
5) Restitusi
Pada waktu kepala mencapai dasar panggul, maka bahu memasuki
panggul. Oleh karena panggul tetap berada pada diameter obbliqua
sedangkan kepala berputar kedepan, maka leher ikut berputar kembali dan
kepala mengadakan restitusi kembali 450 (OA dan menjadi LOA) sehingga
hubungannya dengan bahu dan kedudukannya dalam panggul menjadi
normal kembali.
6) Putar paksi luar
Putar paksi luar kepala sebenarnya merupakan manifestasi putar
paksi dari dalam dari pada bahu. Pada waktu bahu mencapai dasar
panggul bahu depan yang lebih rendah berputar ke depan di bawah
simpisis dan diameter bisacromialis berputar dari diameter obliqua kiri
menjadi diameter anterioposterior panggul. Dengan demikian maka
diameter panjang bahu dapat sesuai dengan diameter memanjang PBP.
Kepala yang telah berputar kembali 450 untuk mengembalikan hubungan
normal dengan bahu, sekarang berputar 450 lagi untuk
memprtahankannya : LOA menjadi TOA.
7. Pathway
Proses persalinan
Kala I
Kala II
Distensi PD berulang
Tanda-tanda persalinan
Vulva membuka
Perubahan pola
eliminasi Perineum kaku
Episiotomi
Kala III
Kontraksi uterus
Kala IV
8. Penatalaksanaan
1) Kala I
a. Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang
dari 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit
selama 40 detik.
b. Penanganan
Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan
kesakitan
Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat
diberikan, lakukan perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta
prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya
setelah buang air besar/kecil.
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan
cara: gunakan kipas angina/AC, Kipas biasa dan menganjurkan ibu
mandi sebelumnya.
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan
cukup minum
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
c. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala
I pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan
temuan-temuan yang ada pada partogram. Pada setiap pemeriksaan
dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
Warna cairan amnion
Dilatasi serviks
Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan
luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama
mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan. Jika terdapat
kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk
melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis
dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak
terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
d. Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada
persalinan Kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan
durasi
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada
persalinan kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
e. Kemajuan pada kondisi janin
Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100
atau lebih dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi
sempurna digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama
tangani penyebab tersebut.
3) Kala III
a. Manajemen Aktif Kala III
Pemberian oksitosin dengan segera
Pengendalian tarikan tali pusat
Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
b. Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi
yang juga mempercepat pelepasan plasenta :
Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau
susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau
memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis
pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan
gerakan dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm
didepan vulva.
Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi
kuat ( 2-3 menit )
Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang
terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke
uterus.
PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan
tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas,
keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan
jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan
memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput
ketuban.
Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan
masase fundus agar menimbulkan kontraksi.
Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir
dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua
dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis
pertama.
Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada
serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.
4) Kala IV
a. Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang
kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami
perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut
ibu ke dunia luar.
b. Penanganan
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap
20-30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat
masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus
berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk
menghentikan perdarahan.
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi.
Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih
dan kering
Biarkan ibu beristirahat
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan
ibu dan bayi
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu
dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing
setelah persalinan.
Ajari ibu atau keluarga tentang :
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien
datang mencari pertolongan
2. Riwayat keluhan utama
P : Provokasi / palatif (penyebab)
Q : Quality / bagaimana gejala dirasakan
R : Region / dimana gejala dirasakan
S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
c Pemeriksaan fisik
1. Penampilan atau keadaan umum
Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
Tanda –tanda vital (tensi, denyut nadi, pernafasan dan suhu)
2. Kepala : Warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi ada atau
tidak, oedema ada atau tidak
3. Mata : Fungsi penglihatan, Tanda-tanda anemis ada atau tidak, warna
kornea, sklera ikterik atau tidak
4. Hidung : Fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak,
kesimetrisan, kebersihan
5. Telinga : Kesimetrisan kedua daun telinga, Fungsi pendengaran,
Kebersihan, Keluhan nyeri, keluaran cairan, adanya nyeri tekan atau tidak,
kesimetrisan, kebersihan
6. Mulut : Fungsi pengecapan, kondisi lidah kotor atau bersih, caries ada atau
tidak, mukosa bibir lembab atau tidak, fungsi mengunyah baik atau
terganggu.
7. Leher : fungsi pergerakan simetris simetris dextra-sinistra, pembesaran
kelenjar thyroid, fungsi menelan.
8. Dada : periksa keadaan puting susu menonjol atau tidak, kesimetrisan
payudara, pengeluaran ASI, palpasi adanya benjolan, periksa bunyi nafas
dan jantung klien.
9. Abdomen : periksa munculnya rasa mules, pada uterus, hitung TFU,
periksa letak janin dengan pemeriksaan leopold 1-4. Periksa DJJ secara
teratur untuk mengetahui kondisi janin, kaji frekuensi dan interval mules
yang timbul, kaji/auskultasi bising usus klien.
10. Genitalia : Kaji pengeluaran cairan dan lendir, periksa pembukaan serviks
melalui PD, kaji adanya cairan ketuban (bau dan warnanya), dan kaji
mengenai kebersihan vulva.
11. Urinaria : Kaji adanya distensi blass, frekuensi berkemih, terpasang
DC/tidak, kaji warna dan bau urine.
12. Kuku dan kulit : Kaji warna kulit, kebersihan, tekstur, kebersihan, turgor
kulit, warna kuku, CRT, kebersihan kuku.
13. Ekstremitas atas dan bawah : Kaji mengenai tonus otot, terdapat edema
atau tidak, terdapat varises atau tidak.
2. Diagnosa keperawatan yang sering muncul
1. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai proses
persalinan, trauma persalinan.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan proses PD yang berulang, adanya
trauma jalan lahir.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
perdarahan yang banyak pada persalinan.
4. Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus.
3. Intervensi keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai proses
persalinan, trauma persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama ......, cemas berkurang atau
hilang.
Kriteria hasil :
Klien tampak rileks dengan situasi persalinan dan mengerti kronologis
persalinan
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Pantau TTV secara teratur TTV dapat menunjukan proses
1.
fisiologis klien
2. Berikan informasi mengenai tenteng 2. Dengan di berikan
perubahan fisiologis dan psikologis pengetahuan/informasi di
yang berhubungan dengan harapkan klien dapat
persalinan menurunkan ansietas dan
stress ,meningkatkan kemajuan
persalinan
3. Berikan perawatan dan bimbingan 3. Kontinuitas pengkajian dan
yang baik selama proses persalinan perawatan,dapat membantu
dalam masa penyembuhan klien
No.Reg : 00-222333
Tanggal Masuk RS : 05 April 2021
Nama Pengkaji :Anicah Sovianti
Nomor induk Mahasiswa : P27905119042
Hari/Tanggal Pengkajian : Senin/05 April 2021
Waktu Pengkajian : 07.00 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Persalinan
I. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
A. Identitas Klien : (Data Subjektif )
B. Riwayat Kesehatan :
Keluhan utama saat masuk Puskesmas :
Sejak 3 jam yang lalu merasa mules-mules dan keluar darah lendir,
sejak 1 jam yang lalu keluar air-air.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perencanaan
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Pengeluaran janin Nyeri
- Pasien ingin
meneran yang tak
bisa ditahan. His kuat, cepat dan
DO: berulang
- Keadaan umum
pasien baik
- Tampak ibu
Kepala janin berada di
meneran
dasar panggul
- vulva membuka
- perineum
menonjol dan
Kepala janin tampak di
rectum mendatar
vulva
- Penurunan bagian
terendah teraba
1/5 bagian. Nyeri
- His 4x/10 menit,
41”, kuat dan ada
relaksasi.
- Djj 140 x/mnt.
- Pengeluaran
pervaginam darah
lender, dan cairan
ketuban
- tidak ada oedema
pada vulva dan
39
vagina
- Periksa dalam
portio tidak teraba
- pembukaan
lengkap
- selaput ketuban
(neg)
- presentasi kep,
penurunan H3-4,
posisi UUK depan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan pasien ingin meneran ditandai dengan kepala janin berada
didasar panggul
Diagnosa Perencanaan
No Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
40
pertolongan dibutuhkan
persalinan. 4. posisi semifowler
4. atur posisi ibu dan lithotomic dapat
semifowler dan menghilangkan
lithotomic. tegangan abdomen
yang bertambah
5. Agar pasien
mendapatkan tenaga
5. Memberikan untuk melakukan
makan dan dorongan ketika
minum pada ibu. proses melahirkan
Ibu minum teh 6. Untuk mengurangi
manis ½ gelas nyeri saat proses
6. tolong persalinan
persalinan berlangsung
pervagina
m secara 7. untuk menjaga
APN. kesetabilan suhu
7. potong dan tubuh bayi
mengikat tali 8. agar pasien
pusat. semangat untuk
8. Memfasilitasi ibu memberikan
untuk IMD ASI.
IMPLEMENTASI
41
1. ( ) April 2023 17.30 1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada Anicah
ibu.
2. Hadirkan pendamping ibu
2 ( ) Mei 2023 17.34 1. Dekatkan obat dan alat
pertolongan persalinan Anicah
2. Atur posisi ibu semifowler dan
lithotomic
3 ( ) Mei 2023 17.37 1. Memberikan makan dan minum Anicah
pada ibu.
4 ( ) Mei 2023 17.40 1. menolong persalinan pervagina
2. memotong dan mengikat tali Anicah
pusat
3. memfasilitasi ibu IMD
EVALUASI
D TANDA
TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN
X TANGAN
1 ( ) Mei 2023 S : pasien ingin meneran yang tak bisa ditahan Anicah
O : keadaan umum baik
A : pasien ingin meneran yang tidak bisa
ditahan
P : intervensi dilanjutkan
Menolong persalinan secara APN
Memotong dan mengikat tali pusat,
Memfasilitasi ibu untuk IMD
42
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KALA III (TIGA)
DATA SUBYEKTIF (S) :
Keluhan utama :
Ibu mengatakan telah melahirkan anak kedua nya jam 11:20, tapi ari-ari belum lahir,
perut terasa mules.
DATA OBYEKTIF (O) :
Kesadaran : Compos mentis
Kesadaran umum : Baik
Tanda-tanda vital : tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi: 80x/menit Respirasi:
Suhu: 37˚C Palpasi abdomen:
- Tinggi Fundus Uteri : Sepusat
- Kontraksi Uterus : Lemah ( ) Kuat ( Y )
- Vesica Urinaria : Kosong ( Y ) Penuh ( )
Tanda pelepasan plasenta : Uterus naik : ( )
Semburan darah : (Y)
Tali pusat memanjang : (Y)
Ibu ingin mengeran : ( )
- Pengeluaran darah : ±100 cc
Analisa
Diagnosa Kebidanan : P2 A0 Partus kala III
Penatalaksanaan
1. Bahwa plasenta akan dilahirkan. ibu dan suami setuju
2. Melakukan manajemen aktif kala III
a. Memberikan oksitosin. Oksitosin 10 IU secara IM sudah diberikan
b. Melakukan PTT. Uterus globurel,semburan darah, tali pusat memanjang,
plasenta telah lepas.
c. Melahirkan plasenta. jam 12:30 plasenta lahir spontan.
43
d. Melakukan massase uterus selama 15”. uterus teraba keras, uterus
berkontraksi dengan baik.
3. Memeriksa kelengkapan plasenta. Selaput ketuban lengkap, kotiledon tidak ada
yang tertinggal, diameter ±16 cm, tebal ±2,5 cm, insersi TP sentralis, panjang
TP ±36 cm
4. Mengajarkan ibu dan keluarga cara massase uterus. Ibu dapat melakukan
massase uterus dengan baik.
I. Analisa Data
No. Data Kemungkinan Masalah
Penyebab
1 Ds: Kurangnya masukan Risiko hipovolemia
- Ibu oral
mengatakan
telah
melahirkan Peningkatan kehilangan
anak keduanya cairan secara tidak
jam 11:20 sadari
- Tapi ari-ari
belum lahir
- Perut terasa Kontraksi uterus
mules
Laserasi jalan lahir
Do:
- TTV:
TTD: 110/70 mmHg
N : 80x/m
S : 37˚C
- TFU sepusat
- Kontraksi
uterus kuat
- Vesica urinaria
kosong
- Pengeluaran
darah ±100 cc
- Tali pusat
menjulur di
depan vulva
- Tidak ada janin
44
kedua
II. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
III.Perencanaan Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Ds: Setelah 1. Monitor 1. Mengetahui
- Ibu dilakukan intake dan kehilangan
mengatakan tindakan output cairan cairan klien
telah keperawatan 2. Monitor 2. Mengetahui
melahirkan selama kala III status hidrasi status cairan
anak diharapkan (kelembaban klien
keduanya jam pasien tidak mukosa, nadi 3. Peningkatan
11:20 berisiko adekuat, TD) nadi dan
- Tapi ari-ari mengalami 3. Monitor vital penurunan TD
belum lahir penurunan sign menunjukan
- Perut terasa volume cairan 4. Kelola terjadinya syok
mules dengan pemberian hemoragik
Do: kriteria hasil cairan 4. Cairan IV
- TTV: hasil : intravena membantu
TTD: 110/70 mmHg 1. Cairan 5. Kelola kebutuhan
N : 80x/m seimbang pemberian cairan dan
S : 37˚C 2. Terhidrasi oksitosin 10 IU elektrolit
- TFU sepusat 6. Dorong klien 5. Oksitosin
- Kontraksi untuk membantu
uterus kuat masukan oral kontraksi
- Vesica uterus
urinaria sehingga
kosong menghindari
- Pengeluaran pendarahan
darah ±100 cc 6. Memenuhu
- Tali pusat kebutuhan
menjulur di tubuh akan
depan vulva cairan
- Tidak ada elektrolit
janin kedua
45
IV.Pelaksanaan Tindakan Keperawatan dan Evaluasi Formatif
46
WIB berhubungan - Ibu memiliki peran sebagai
dengan ibu
kehilangan - Klien tampak banyak
cairan secara mengeluarkan cairan
aktif A : Masalah teratasi sebagian
P : pantau terus hidrasi dan dan TTV
pasien
47
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KALA IV (EMPAT)
DATA SUBJEKTIF (S)
Keluhan Utama ;
Ibu mengatakan baru melahirkan anak ketiganya dan ari-ari telah lahir.
DATA OBYEKTIF (O)
Kesadaran : Baik
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda vital : tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 77 x/menit Suhu : 37o C
Palpasi abdomen ;
- Tinggi Fundus Uteri : Sepusat
- Kontraksi Uterus : Kuat / Keras
- Vesica Urinaria : Teraba Kosong
- Pengeluaran darah : 500 cc, tidak ada laresasi jalan lahir.
Analisa
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu dan
keluarga mengatakan senang melihat keadaan ibu
48
5. Melakukan observasi TD, nadi, kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan.
Observasi dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada
satu jam kedua. Hasil tercatat dalam partograf dalam batas normal.
6. Mengajarkan pada ibu cara masase uterus. Ibu dapat melakukan masase dengan
baik.
7. Jam 14.30 memindahkan ibu ke ruang nifas. Ibu dan bayi dirawat secara roming in
2. ANALISA DATA
49
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan
fisik dan psikologis.
2. kurangnya masukan oral, peningkatan kehilangan cairan karena kandung
kemih teraba kosong, dan kontraksi uterus.
No Diagnosa Perencanaan
. Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Management 1. Mengetahui
berhubunga tindakan nyeri : tingkatan
n dengan keperawatan selama 1. Lakukan nyeri karena
kontraksi kala IV klien mampu pengkajian luka jahitan
uterus beradaptasi dengan nyeri secara 2. Tekhnik
trauma baik. komprehensi pernapasan
mekanis / Ditandai dengan : f dapat
edema Mampu 2. Anjurkan meningkatka
jaringan, mengontrol tekhnik n relaksasi
kelelahan nyeri ( tahu pernafasan otot-otot
fisik dan penyebab nyeri, 3. Observasi abdomen
psikologis mampu dilakukan 3. Perawatan
menggunakan setiap 15 perinium
teknik non menit pada yang baik
farmokologi satu jam membantu
untuk pertama dan percepatan
mengurangi setiap 30 penyembuha
nyeri) atau menit pada n luka
dengan menarik satu jam Analgetik
dan kedua. membantu
menghembuska 4. Mengajarkan mengatasi nyeri.
n nafas pada ibu cara
Melaporkan masase
nyeri berkurang uterus. Ibu
50
dengan dapat
menggunakan melakukan
manajemen masase
nyeri. dengan baik.
Melaporkan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
2 kurangnya Setelah dilakukan Management 1. Mengetahui
masukan tindakan cairan : kehilangan
oral, keperawatan selama 1. Catat input cairan klien
peningkatan kala IV klien tidak dan output 2. Mengetahui
kehilangan mengalami 2. Monitor status cairan
cairan kekurangan cairan. status hidrasi klien
karena Ditandai dengan : (kelembaban 3. Peningkatan
kandung Tekanan darah, mukosa, nadi nadi dan
kemih nadi, suhu dbn adekuat, TD) penurunan
teraba Tidak ada tanda- 3. Monitor vital TD
kosong, dan tanda dehidrasi, sign menunjukan
kontraksi elastisitas turgor 4. Kelola terjadinya
uterus. kulit baik, membran pemberian syok
mukosa lembab, cairan iv. hemoragik
tidak ada rasa haus Kemudian 4. Cairan iv
berlebihan. Klien diberi minum membantu
teh manis. Ibu kebutuhan
minum ½ gelas cairan dan
5. Anjurkan elektrolit
klien untuk 5. Memenuhi
memasase kebutuhan
perut ketika tubuh akan
dirasakan cairan dan
uterusnya elektrolit
lembek tidak 6. Uterus yang
keras tidak keras
6. Merapikan menunjukan
alat-alat tidak
pertolongan terjadinya
persalinan. kontraksi,
Alat-alat masase
terendam membantu
dalan larutan uterus
51
klorin 0,5% berkontraksi
7. Jam 14.30 kembali.
memindahka
n ibu ke
ruang nifas.
52
2. menjelaskan hasil
pemeriksaan pada
ibu
hasil :
pemeriksaan ibu bahwa
ibu dalam keadaan baik,
ibu dan keluarga senang
melihat keadaan ibu.
53
wib uterus trauma periniumnya kemudian
mekanis / edema mengalir dari vagina.
jaringan, kelelahan O:
fisik dan psikologis -klien mempraktekkan
nafas dalam
-TD : 110/70 mmHg
-Nadi : 77 x/menit
-Suhu : 37o C
A:
nyeri akut teratasi
P:
pantau dan ajarkan pada
ibu cara masase uterus.
Ibu dapat melakukan
masase dengan baik.
54
DAFTAR PUSTAKA
55