Disusun oleh :
Winda widiyawati
191FK06030
2A
FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Persalinan adalah proses hasil pengeluaran konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui bantuan dan tanpa bantuan, persalinan normal merupakan
suatu proses pengeluaran janin, plasenta dan selaput membran ke dunia lahir.
Intranatal adalah suatu proses yang di mulai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan
terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi,dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut
merupakan proses alamiah (Dalam Buku Penanganan Nyeri Persalinan dengan Metode Nonfarmakologi).
B. Etiologi / penyebab
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu setelah melewati batas tersebut
terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Rahim yang menjadi besar dan meregang
menyebabkan iskemia otot otot rahim, sehingga menggangu sirkulasi utero plasenter. Misalnya ibu
hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah peregangan tertentu sehingga menimbulkan proses
persalinan.
Menurut teori ini, plasenta yang menjadi tua akan menyabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron
yang menyebabkan kejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
5) Teori Prostaglandin
Prostaglandin E dan Prostaglandin F (pE dan pF) bekerja di rahim wanita untuk merangsang kontraksi
selama kelahiran PGE2 menyebabkan kontraksi rahim dan telah digunakan untuk menginduksi
persalinan
C. Faktor Resiko
Faktor Predisposisi
1. Maternal
b.Persalinan prematur
c.Distosia
d.Hamil posterm
g.Perdarahan
2.Infanta
a. Gawat janin
b.Distosia
d.Janin > 1
Persalinan lama.
Bayi dalam janin lebih dari satu.
Episiotomi (tindakan membuka jalan lahir dengan memberikan potongan di sekitar jalan lahir).
Bayi besar lebih dari 4000 gr.
Riwayat perdarahan sebelumnya.
Anemia saat hamil.
Usia kehamilan terlalu tua (lebih dari 38 tahun).
D. Klasifikasi
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dibantu dengan bantuan tenaga luar, misal dengan vakum ekstraksi atau
sectisecesaria.
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalannya rangsangan,
Misalnya dengan memberikan piticin/prostagalandin atau pemecahan ketuban.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan sebagai berikut
:
1.Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kuarang
dari 500 gram.
2.Partus immaturus
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan antara 22-28 minggu atau dengan berat badan antara
500-999gram.
3.Partus prematurus
Pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup pada usia kehamilan antara 28-37minggu atau bayi dengan
berat badan antara 1000-2999 gram.
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan 37 minggu dan42 minggu atau bayi Dengan berat badan
2500 gram atau lebih.
5. Multipara: Wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali.dimana persalinan
tersebut tidak lebih dari 5 x.
6.Grandlemultipara : wanita yang telah melahirkan janin aterm kebih dari 5 x
E. Bagan Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapatmenyebabkan nyeri.hal ini
dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin,
peningkatan prostaglandin, dantekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi
pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lainenggament, descent, fleksi, fleksi
maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsikepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala
bayi menimbulkanrasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan
terjadinyarobekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahimakan
berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akanmengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yangmenyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai
implantasi plasentaantara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai
tempatinvasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggiinfeksi. Dengan
pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akanmengalami penurunan, sehingga
hormon prolaktin aktif dan produksi laktasidimulai. Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
4.Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post Partum (Nugroho, 2011).
Pathway
Tanda inpartus
Proses persalinan
Progesteron
Rahim
Resiko pendarahan
Resiko pendarahan
Nyeri
Nyeri persalinan
persalinan
F. Manisfestasi klinik Devisit volume
cairan
1) Terjadinya His Persalinan Resiko infeksi
His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri diperut serta dapat menimbulkan
pembukaan serviks kontraksi rahim dimulai pada 2 face maker yang letaknya didekat cornuuteri. His
yang menimbulkan pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu disebut his efektif. His efektif
mempunyai sifat adanya dominan kontraksi uterus pada fundus uteri (fundal dominance), kondisi
berlangsung secara syncron dan harmonis, adanya intensitas kontraksi yang maksimal diantara dua
kontraksi, irama teratur dan frekuensi yang kian sering, lama his berkisar 40 detik.
Lendir berasal dari pembukaan yang menyebabkan lepasnya lendir berasal dari kanalis servikalis.
Sedangkan pengeluaran darah disebabkan robeknya pembuluh darh waktu serviks membuka.
Sebagian ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah
pecah, maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun apabila tidak tercapai
maka persalinan harus diakhiri dengan tindakan tertentu misalnya ekstraksi vakum atau sectio caesaria.
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsung angsur akibat pengaruh his. Effecement
adalah pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang semula panjang 1 – 2 cm menjadi hilang
sama sekali,sehingga tinggal hanya ostium yang tipis seperti kertas.
G. Komplikasi
a. Maternal
Ketuban pecan dini : pecahnya selaput ketuban dalam 1 jam atau lebih sebelum adanya
kontraksi.
Persalinan prematur : Persalinan sebelum 37 mgg , indikasinya infeksi rahim, infeksi cairan
ketuban. Faktor resiko, pernah persalinan prematur sebelumnya, aborsi, kehamilan
ganda,infeksi kehamilan, perdarahan trimester II dan III.
Distosia : persalinan lama,sulis, atau abnormal yang disebabkan oleh berbagai kondisi yang
berhubungan dengan 5 faktor penting persalinan.
Hamil posterm : kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 mgg sejah HPHT. Biasanya ditandai
dengan berkurangnya gerakan janin dan ketuban berwarna hijau.
Tidak ada kemajuan dalam persalinan : Fase laten > 8 jam ,persalinan telah berlangsung > 12
jam tanpa kelahiran bayi.
Emboli cairan ketuban : penyumbatan arteri pulmoner ( arteri paru-paru) ibu oleh cairan
ketuban yang berupa massa. Ibu bisa mengalami syok bahkan kematian. Penyebabnya otot
uterus tidak berkontraksi dengan cepat dan baik setelah terjadinya pelepasan plasenta .
biasanya ditandai dengan, nadi cepat dan lemah ( 110 x /menit atau >), TD rendah ( sistolik >90
mmHg) pernapasan cepat ( 30 x /menit atau >) ,kulit teraba dingin.
Perdarahan : kehilangan darah > 500 ml dalam waktu 24 jam setelah persalinan. Penyebabnya
kontraksi uterus tidak adekuat, masih ada plasenta.
b. Infant
Gawat janin : DJJ < 100 mnt atau > 180/ mnt biasanya disertai dengan air ketuban warna hijau
pekat.
Distosia
Kelainan posisi janin
Janin > I
Prolaps tali pusat : tali pusat menumbung pada saat ketuban sudah pecah.
H. Penatalaksanaan medis
a. Pethidin.
Biasanya disuntikan dibagian paha atau pantat. Obat ini akan membuat tenang , rileks, malas
bergerak dan terasa agak mengantuk tetapi tetap sadar. Obat ini akan bereaksi 20 menit setelah
disuntikan, kemudian akabekerja selama 2 – 3 jam dan biasanya diberikan pada kala 1. Obat ini
diberikan pada keadaan kontraksi rahim yang kuat.
b. Anastesi epidural.
Metode ini paling sering digunakan, karena memungkinkan pasien untuk tidak merasakan sakit
tanpa tidur. Obat ini disuntikan pada rongga kosong tipis diantara tulang punggung bagian
bawah. Selanjutnya akan dipasang kateter (selang kecil) untuk mengalirkan obat yang
mengakibatkan saraf tubuh bagian bawah mati rasa selama 2 jam sehingga rasa sakit tidak
terasa. Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak berpengaruh pada kala 2 persalinan,
jika tidak ibu harus mengejan lebih lama.
c. Etonox.
Menggunakan campuran oksigen dan nitrous oksida, efeknya lebih ringan dari pada epidural.
d. TENS (Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation).
Alat ini dipilih jika ingin rasa sakit hilang tanpa obat. Mesin ini merupakan stesor elektronik yang
membantu tubuh menahan rasa sakit dengan mengirim arus listrik kepunggung yang aliranya
bisa diatur.
e. Intrathecal Labour Analgesia (ILA).
Obat ini disuntikan diintathecal, suatu daerah diatas epidural. Kelebihan ILA dibanding epidural
adalah lebih aman karena dosis obat lebih sedikit, lebih mudah digunakan, dan biayanya lebih
murah.
2. Pemberian oksitosin.
Diberikan pada kala 3. Tujuan pemberian oksitosin adalah untuk merangsanga rahim berkontraksi yang
juga mempercepat lahirnya plasenta. Oksitosin diberikan secara intramuskuler dalam 2 menit setelah
bayi lahir denagn dosis 10 IU (Endjun, 2004).
I. Penatalaksanaan keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi dan intensitas kontraksi (Bobak, 2005).
Kriteris hasil :
Intervensi :
2. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan berkurangnya asupan cairan (Bobak, 2005).
Kriteria hasil :
Intervensi :
3. Nyeri yang berhubungan dengan usaha mengejan dan distensi perinium (Bobak, 2005).
Kriteria hasil :
Intervensi :
c. Dukung dan minta ibu mempraktekan teknik mengejan yang benar sesuai arahan.
Kriteria hasil :
Intervensi :
5. Koping individu tak efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan yang berlawanan dengan
keinginan untuk mengejan (Bobak, 2005).
Kriteria hasil :
Klien dapat mengejan sesuai dengan arahan dan saat yang tepat.
Intervensi :
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari senin, tanggal 28 maret 2021, jam 14.00 WIB. Sumber data : status
pasien dan pasien.
1. Identitas pasien :
Nama : Ny. K
Umur : 26 tahun
Agama : islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Umur : 30 tahun,
Agama : islam,
Pendidikan : SMA
2 . Riwayat kesehatan :
- Riwayat penyakit sekarang : pasien masuk jam 07.00 WIB, dengan G1 P0 A0, hamil minggu ke 37,
pembukaan satu, kenceng–kenceng mulai jam 04.15 WIB tanggal 27maret 2021 .
- Riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan baru pertama kali hamil, pasien belum pernah dirawat
dirumah sakit sebelumnya, pasien tidak menderita penyakit hipertensi, diabetes, jantung atau penyakit
menular. Pasien hanya pernah menderita sakit flu, batuk dan masuk angin.
- Riwayat penyakit keluarga : keluarga pasien tidak memiliki riwayapenyakit keturunan maupun penyakit
menular, keluarga pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, jantung, dll.
- Riwayat kehamilan dan persalinan : pasien mengatakan baru pertama kali hamil (G1 P0 A0). Selama
hamil pasien rutin memeriksakan kehamilanya dibidan, masa kehamilan 37 minggu, HPHT 21 Juni 2020 ,
HPL 28 maret 2021 .
- Riwayat reproduksi seksual : menarche umur 13 tahun, lama 7 hari, siklus 28 hari, banyaknya dari hari
pertama sampai hari ke 3, banyaknya 1 hari anti pembalut 3 kali, jenis dan warna : encer, merah tua.
- Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : menurut pasien kesehatan itu sangat penting dan
kehamilan anak pertamanya ini adalah sesuatu yang sangat diharapkan. Jika ada anggota keluarganya
yang sakit segera diperiksakan kerumah sakit atau diobati dengan obat dari warung.
- Pola nutrisi dan cairan : makan 3x sehari habis ¾ porsi, minum 5-6 gelas perhari.
- Pola aktifitas dan latihan : aktifitas pasien terbatas dan dibantu suami.
- Pola eliminasi: setelah masuk RS pasien belum BAB sama sekali, BAK 6-7 kali sehari, warna jernih, bau
khas, tidak ada keluhan.
- Pola istirahat : tidur malam 9-10 jam perhari, tidur siang 1 jam perhari.
- Pola konsep diri : pasien mengatakan sangat bahagia atas kehamilan anak pertamanya, apalagi apalagi
menurut USG anak dalam kandunganya berkelamin laki-laki yang sesuai dengan harapan pasien dan
suaminya.
- Pola reproduksi seksual : selama kehamilan pasien melakukan hubungan seksual 2 minggu sekali.
- Pola peranhubungan : hubungan pasien dengan pasien lain, perawat, dokter, tenaga kesehatan
maupun dengan keluarga dan suami sangat baik.
- Pola koping dan toleransi stress: pasien mau membicarakan masalah yang dihadapinya selama
kehamilan kepada keluarga, suami ataupun pada orang terdekatnya.
- Pola kepercayaan dan keyakinan (spiritual) : selama kehamilanya pasien lebih rajin menjalankan sholat
5 waktu, mengaji dan berdo’a.
4. Pemeriksaan Fisik :
T : 120/70 mmHg
N: 88x/menit
S: 37ºC
RR: 20x/menit.
Kepala : bentuk masocepal, bersih, tidak ada lesi,rambut bersih, lurus, tidak mudah rontok.
Mulut : bibir lembab, warna kemerahan, gigi bersih tidak ada caries.
Dada : Payudaya kanan kiri simetris, areolamamae hiperpigmentasi, puting menonjol, tidak ada lesi,
kolostrum belum keluar.
Abdomen : tidak ada lesi, peristaltic 15x/menit, Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.
Genetalia : pembukaan lengkap (10 cm), kepala janin mulai terlihat, perinium menonjol, mengalir darah
segar.
HbSAg : (-)
terapi : amoxilin 500 mg : 3 x 1 tablet, gramafik 500 mg 3 x 1 tablet, infus RL 16 tpm, Oksitosin 10 IU
intramuskuler.
6. Data bayi :
Bayi Ny. K
Suhu : 37˚C
Respirasi : 43 x/menit
Lingkar kepala : 32 cm
Lingkar lengan : 15 cm
Lingkar dada : 36 cm
Kesadaran : composmentis
Apgar score :
Jumlah 7 9 10
B. Analisa Data
DS DO
1. Pasien mengatakan nyeri pada daerah 1. Pasien tampak meringis menahan nyeri.
kemaluan.
2. Pasien mengatakan panas pada daerah 2. P : nyeri karena kontraksi, Q : nyeri hilang
kemaluan. timbul, R : nyeri pada vagina dan perinium, S :
nyeri skala 9, T : nyeri pada saat kontraksi.
5. Pasien mengatakan ingin mengejan. 5. Pembukaan lengkap (10 cm), kepala janin mulai
terlihat, perinium menonjol, mengalir darah segar.
C. Diagnosa Keperawatan
Terdapat 3 diagnosa yang ditemukan pada hari Minggu, 28 Maret 2021pada pengkajian yang dilakukan
pada Ny. K :
1. Diagnosa pertama.
Koping individu tak efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan yang berlawanan dengan
keinginan untuk mengejan, yang didukung dengan data subyektif yaitu pasien mengatakan kontraksinya
kuat, dan data obyektif yaitu pasien tampak meringis menahan nyeri, pasien tampak berusaha
mengejan. Tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 2 jam adalah
diharapkan ibu dapat mengejan sesuai dengan arahan. Dengan kriteria hasil klien dapat mengejan sesuai
dengan arahan dan saat yang tepat. Intervensi yang dilakukan adalah ajarkan teknik pernafasan untuk
mengatasi kontraksi, minta ibu mempraktekan teknik pernafasan untuk mengatasi kontraksi.
2. Diagnosa kedua.
Nyeri yang berhubungan dengan usaha mengejan dan distensi perinium, yang didukung dengan data
subyektif yaitu pasien mengatakan nyeri pada daerah kemaluan, pasien mengatakan panas pada daerah
kemaluan, dan data obyektif yaitu pasien tampak meringis menahan nyeri, (PQRST) P : nyeri karena
kontraksi, Q : nyeri hilang timbul, R : nyeri pada vagina dan perinium, S : nyeri skala 9, T : nyeri pada saat
kontraksi, pasien tampak mulai berkeringat, pembukaan lengkap (10 cm), kepala janin mulai terlihat,
perinium menonjol, mengalir darah segar, pasien tampak mengeluhkan nyeri. Tujuan yang ingin dicapai
setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 2 jam adalah nyeri berkurang/hilang. Dengan kriteria hasil
klien mengungkapkabahwa nyeri berkurang/hilang, ekspresi wajah klien tidak meringis lagi. Intervensi
yang dilakukan adalah kaji tingkat nyeri, ajarkan teknik mengejan yang benar dan tepat waktu, dukung
dan minta ibu untuk mempraktekan cara mengejan yang benar sesuai arahan, anjurkan ibu untuk selalu
didampingi keluarga.
3. Diagnosa ketiga.
Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan mengendalikan defekasi saat mengejan, yang didukung
dengan data subyektif yaitu pasien mengatakan ia seperti ingin BAB, dan data obyektif yaitu tampak
feces keluar dari anus. Tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 2 jam
adalah ansietas berkurang / hilang. Dengan kriteria hasil klien mengungkapkan kenyamanan psikologis
dan fisiologisnya, klien mengungkapkan ansietasnya berkurang / hilang. Intervensi yang dilakukan
adalah kaji tingkat ansietas, mengizinkan / menyarankan klien untuk melakukan defekasi ditempat.
D. Implementasi
18.20 Mendukung dan meminta ibu mempraktekan teknik mengejan yang telah
diajarkan
E. Evaluasi
28 - 03 - 2021 14.45 S : klien mengatakan sudah mengerti teknik pernafasan yang tepat untuk
mengatasi kontraksinya.
A: masalah teratasi.
P : hentikan intervensi.
A : masalah teratasi.
P: hentikan intervensi.