Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL

Disusun Oleh:
Nama : Anindita Puspitasari
NIM : 106120005

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. Definisi
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal,
namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi
abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
Jadi persalinan normal adalah proses terjadinya pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan dengan lahir spontan yang
berlangsung 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin .

B. JENIS- JENIS PERSALINAN


1. Persalinan spontan : persalinan yang berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan : persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi dengan forcep atau tindakan operasi.
3. Persalinan anjuran : persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar
untuk hidup diluar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga
menimbulkan kesulitan dalam persalinan dengan pemberian proyein
atau prostatglandin.

C. ETIOLOGI
Pada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sapaio
akhirnya mulai berkontraksi kuat secara ritmik dengan kekuatan
sedemikian rupa sehingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan
aktivitas uterus yang sebenarnya tidak diketahui,tetapi sedikitnya ada 2
kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak
kontraksi yang berperan dalam persalinan :
1. Faktor Hormonal Yang Menyebabkan Peningkatan Kontraksi Uterus

a. Rasio Estrogen Terhadap Progesteron


Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan,
sedangkan estrogen cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas
uterus, sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah gap
jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan.Baik estrogen
maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara progresif
makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7
dan seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sedangkan sekresi
progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karena
itu diduga bahwa rasio estrogen terhadap progesteron cukup meningkat
menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak berperan sebagian
dalam peningkatan kontraksi uterus.
b. Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh
neurohipofise yang secara khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3
alasan peranan oksitosin :
1) Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh
karena itu meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang
diberikan selama beberapa bulan terakhir kehamilan.
2) Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat
pada saat persalinan.
3) Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar
hipofise posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.
c. Pengaruh Hormon Fetus Pada Uterus
Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya
semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah
besar kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus. Selain itu,
membran fetus melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada
saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi uterus.

2. Faktor Mekanis Yang Meningkatkan Kontraktilitas Uterus


a. Regangan otot-otot uterus
Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-
otot tersebut. Selanjutnya regangan intermitten seperti yang terjadi
berulang-ulang pada uterus karena pergerakan fetus juga meningkatkan
kontraksi otot polos.
b. Regangan atau iritasi serviks
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks
pada korpus uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat terjadi
akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus uterus.

D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi / Pathways
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dapatmenyebabkan nyeri.hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan
otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan
prostaglandin, dantekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka
terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR
menyebabkan pembukaan servik.Penurunan kepala bayi yang terdiri
dari beberapa tahap antara lainenggament, descent, fleksi, fleksi
maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsikepala janin, rotasi
eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkanrasa mengejan
sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan
terjadinyarobekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi
lahir kontraksi rahimakan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akanmengurangi area plasenta, rahim
bertambah kecil, dinding menebal yangmenyebabkan plasenta terlepas
secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasentaantara lain
mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai
tempatinvasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi
risiko tinggiinfeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen
dan progesteron akanmengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin
aktif dan produksi laktasidimulai. Proses persalinan terdiri dari 4 kala
yaitu:
1. Kala I: waktu pembukaan serviks samapi menjadi pembukaan
lengkap 10cm.
2. Kala II: dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
3. Kala III: dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
4. Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post Partum (Nugroho,
2011)
E. PROSES PERSALINAN
Kala 1
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi
pematangandan pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan
keluar janin. Pada kala1 terdapat dua fase yaitu :
a. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung
sekitar delapan jam.
b. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar enam jam.Pada tahap ini ibu akan merasakan
kontraksi yang terjadi tiap 10menit selama20-30 detik. Frekuensi
kontraksi makin meningkat hingga2-4 kali tiap 10 menit, dengan
durasi60-90 detik. Kontraksi ter jadi bersamaan dengan keluarnya
darah, lendir, serta pecah ketuban secaraspontan. Cairan ketuban
yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerapdikatakan sebagai
ketuban pecah dini.
Kala II
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan
yangmembutuhkan waktu sekitar dua jam. Fase dimulai saat serviks
sudahmembuka selebar 10cm hingga bayi lahir lengkap. Pada kala 2,
ketubansudah pecah atau baru pecah spontan, dengan kontraksi yang
lebih seringterjadi yaitu3-4 kali tiap 10 menit.Refleks mengejan juga
terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah janin yang menekan
anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dankontraksi otot-otot
dinding abdomen serta diafragma, membantu ibumengeluarkan bayi
dari dalam rahim
Kala III
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar
daridalam rahim. Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri
keluarnya plasenta. Pada tahap ini biasanya kontraksi bertambah kuat,
namunfrekuensi dan aktivitas rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas
spontanatau tetap menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.
Kala IV
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang
bertujuanuntuk mengobservasi persalinan. Pada tahap ini plasenta telah
berhasildikeluarkan dan tidak boleh ada pendarahan dari vagina atau
organ. Luka-luka pada tubuh ibu harus dirawat dengan baik dan tidak
boleh adagumpalan darah
F. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala peringatan akan meningkatnya kesiagaan seorang
wanitamendekati persalinan. Wanita tersebut mungkin mengalami
semua, sebagian atau bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang ada
dibawah:
1. Lightening
Ligtening yang mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis
minor.Pada presentasi sevalik, kepala bayi biasanya engaged setelah
lightening.Saat itu, sesak nafas yang dirasakan oleh ibu opada trimester
3 berkurang,karena kondisi ini akan menciptakan ruang baru abdomen
atas untuk ekspansi paru. Sebaliknya ibu akan merasa menjadi sering
berkemih,perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang
menyeluruh, kram padatungkai, dan peningkatan statis pada vena.
2.Perubahan Servik:
Mendekati persalinan serviks semakin matang.Konsistensi servik
menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.
3.Ketuban pecah Dini:
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kalasatu persalinan.
KPD dialami oleh 80% wanita hamil dan mengalami persalinan spontan
dalam 24 jam.
4.Persalinan Palsu:
Persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang sangatnyeri, yang
memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada
persalinan palsu sebenarnya terjadi karena kontraksi Braxton Hicks
yangtidak nyeri, yang telah terjadi sejak 6 minggu kehamilan.
5.Bloody show :
Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir
serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan
penutup jalan lahir selama kehamilan. Plak lender inilah yang
dinamakan blody show.
6.Lonjakan energi:
Wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 sampai 48 jamsebelum
terjadinya persalinan. Ia akan merasa bersemangat, setelah
beberapaminggu dan hari merasa letih secara fisik dan kelelahan akibat
kehamilan.
7.Gangguan saluran cerna:
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare,kesulitan mencerna,
mual muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejalamenjelang
persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini(Nugroho,
2011)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratoriuma.
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
b. Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi
maupunadanya gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II
dan III.
c. Pemeriksaan urin gula
d. Pemeriksaan darah
2. Ultrasonografi (USG): Alat yang menggunakan gelombang ultrasound
untuk mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler: Mendengar denyut jantung janin, daerah yang
paling jelas terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG): Kardiotokografi adalah
gelombangultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan
tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian
keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat
gambarankeadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang
sama (Nugroho,2011).

H. PENATALAKSANAAN
Kala I
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan
presentasiterendah dan kemajuan persalinan serta perineum
Kala II
Mengajari ibu untuk mengejan
Kala III
Pengawasan terhadap perdarahan b.Memperhatikan tanda plasenta lepas
Kala IV
a. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b. Kontraksi rahim
c. Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu

I. PENGKAJIAN
1. dentitas Pasien: Nama , jenis kelamin, suku/budaya, agama, tingkat
pendidikan, dll.
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamlan,persalinan dan nifas yang lalu
b. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: keadaan waktu hamil
keluhanyang di rasakan selama hamil, imunisasi dan pemeriksaan
selama,kehamilan (ANC), hamil ke berapA
c. Riwayat Ginekologi
1. Riwayat menstruasi: 1.Menarche 2.Siklus haid 3.Lama haid
4.banyak haid 5.dismenorhoe.. 6. HPHT 7. HPL2)Riwayat
pernikahan :1.Usia pernikahan suami-istri
2. Pernikahan-Riwayat KB : 1.Apakah klien mengikuti program
KB/tidak, Jenis KB yang di gunakan
d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Apakah dalam keluarga terdapat
penyakit keturunan,ataupun penyakit menular.

3. Pemeriksaan Fisik
a) Penampilan atau keadaan umum
b) Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
c) Tanda-tanda vital
d) Kepala: warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi
adaatau tidak, edema ada atau tidak
e) Mata: fungsi penglihatan, tanda-tanda anemis ada atau tidak,
warnakornea, sklera ikterik atau tidak
f) Hidung: fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau
tidak,kesimetrisan, kebersihan, kesimetrisan, kebersihan

4. Pengkajian
I. Kala I
a. Memeriksa tanda-tanda vital
b. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan
penurunankarakteristitik yang mengambarkan kontraksi uterus:
frekuensi,internal, intensitas, durasi, tonus
c. Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi serviks
padakehamilan pertama dan sering diikuti pembukaan
dalamkehamilan berikutnya.
d. Pembukaan serviks adalah sebagian besar tanda-tanda
yangmenentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif
dankemajuan persalinan
e. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi
jumlahfetus, letrak janin, penurunan janin.
f. Pemeriksaan Vagina: membran, serviks, foetus, station.
g. Tes diagnostik dan laboratorium: Specimen urin, tes darah, ruptur
membran, cairan amnion (warna, karakter dan jumlah).

II. Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas
bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakanekstremitas,
pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibumerasakan
tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum
menonjol, anus dan vulva membuka, gelisahmengatakan saya ingin
BA, pada waktu his kepala janin tampak divulva.

b. Melakukan monitoring terhadap: His (frekuensi, kekuatan,


jarak,intensitas), keadaan janin (penurunan janin melalui
vagina),kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah
c. Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung
45– 60 menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit

III.Kala III
a. Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1) Adanya kontraksi vunds yang kuat
2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat
pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
3) Keluarnya darah hitam dari introuterus
4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasentaakan
keluar.
5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaanvagina atau
rektal , atau membran poetus terlihat padaintroitus)
b. Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akandijumpai,
curah jantung meningkat dengan cepat pada saatsirkulasi maternal ke
plasenta berhenti.didapatkan melalui pemeriksaan: Suhu, nadi, dan
pernafasan, pemeriksaan terhadap perdarahan (warna darah dan jumlah
darah)
c. Tanda-tanda masalah potensial
Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan plasenta perawat
mengobservasi tanda-tanda dariibu, perubahan tingkat kesadaran atau
perubahan pernafasan

IV. Kala IV
a. Tanda tanada vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk
diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan
hipertermia.Pada kala IV observasi vital sign sangat penting untuk
mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya
stabilsebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami
perubahansetelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
b. Kandung kemih: Dengan observasi dan palpasi kandung kemih.Jika
kandung kemih menengang akan mencapai ketinggiansuprapubik
dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkindiperlukan mencegah
peregangan kandung kemih dan retensikandung kencing jika klien
tidak bisa kencing.
c. Lochea: Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum
ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukurangumpalan
darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya
d. Perinium: Perawat menanyakan kepada ibu atau
menganjurkanuntuk mengiring dan melenturkan kembali otot otot
panggul atasdan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk
melihat perineum.
e. Temperatur: Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama
dansesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur
biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam
pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan
dengandehidrasi atau kelelahan.
f. Kenyamanan: Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik
yangdidapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap
persepsiketidaknyamanannya.
g. Tanda-tanda potensial masalah: Karena pendarahan
dapatmenyebabkan potensial masalah komplikasi,perawat
haruswaspada adanya potensial komplikasi (Nurarif, 2015)

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kala I: Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus


Kala IV: Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit; Risiko
perdarahan b.dkomplikasi pascapartum ( atoni uterus, retensi plasenta)
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2010.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB .


Jakarta:EGC
Sarwono. 2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT. Bina Pustaka
Nugroho, Taufan. 2011.Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa
Kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai