Disusun Oleh :
1. Kharisma Nur Wijyanti 113122031
2. Dwi Agustin 113122032
3. Malela Fiaputri Rizkiyah 113122034
4. Fenti Amalia Harmawati 113122035
5. Huda Athorik Romadon 113122036
6. Silfia Triara Lestari 113122037
7. Nur Aprilianingsih 113122038
8. Novendri Tata Cahyani 113122039
PROFESI NERS
UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
BILIRUBINEMIA PADA ANAK
A. Pengertian
yang kadar nilainya lebih dari normal. (Suriadi & Yuliani, 2010). Ikterus
fisiologis adalah warna kekuningan pada kulit yang timbul pada hari ke-2
sampai ke-3 setelah lahir yang tidak mempunyai dasar patologis dan akan
Icterus, jaundice, atau “sakit kuning” adalah warna kuning pada sclera mata,
mukosa, dan kulit oleh karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah
pada kulit / organ lain akibat penumpukan bilirubin dalam darah. (Sukarni &
neonatus di sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan tubuh. (Ayu,
niwang, 2016). Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain
darah lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya gangguan
fungsional dari hepar, system biliary, atau system hematologi. (Rukiyah &
Yulianti, 2019). Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang
ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akibat akumulasi
bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai
tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dl. (Kosim et
al., 2014).
B. Etiologi
1. Polychetemia
kloramfenikol)
5. Hemolisis ekstravaskuler
6. Cephalhematoma
7. Ecchymosis
a. Peningkatan produksi:
1) Hemolisis, misalnya pada inkompatibilitas yang terjadi bila
Hiperbilirubinemia.
tertentumisalnya Sulfadiasine.
atau toksion yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah
1. Ikterus prehepatik
2. Ikterus hepatic
3. Ikterus kolestatik
bilirubin dalam urin, tetapi tidak didapatkan urobilirubin dalam tinja dan
urin.
4. Ikterus fisiologis.
Ikterus fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan
5. Ikterus patologis/hiperbilirubinemia
pada cukup bulan, dan 15 mg% pada bayi kurang bulan. Utelly
6. Kern ikterus
neonatus cukup bulan dengan ikterus berat (bilirubin lebih dari 20 mg%)
bercak bilirubin pada otak. Kern ikterus secara klinis berbentuk kelainan
1. Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa.
hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetic atau
infeksi.
3. Jaundice tampak pada hari ke dua atau ke tiga, dan mencapai puncak pada
hari ke tiga sampai hari ke empat dan menurun pada hari ke lima sampai
cenderung tampak kuning terang atau orange, ikterus pada tipe obstruksi
5. Muntah, anoksia, fatigue, warna urin gelap dan warna tinja pucat, seperti
dempul.
10. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot,
3. Bilirubin yang tak terkonjugasi dalam hati diubah atau terkonjugasi oleh
4. Bilirubin yang terkonjugasi yang larut dalam air dapat dieliminasi melalui
5. Warna kuning dalam kulit akibat dari akumulasi pigmen bilirubin yang
bebas yang terdapat dalam ASI. Terjadi 4 sampai 7 hari setelah lahir.
mg/dl selama minggu ke 2-3. Biasanya dapat mencapai usia 4 minggu dan
kadar yang lebih rendah. Jika pemberian ASI dihentikan, kadar bilirubin
beberapa hari. Penghentian ASI selama 1-2 hari dan penggantian ASI
PATHWAY
HIPERBILIRUBIN
Bilirubin itirek Sebagian kecil Tanning, rashes, burns, Fototerapi Ensolophati bilirubin
bilirubin direk bronzen baby syndrome
didekonjugasi oleh
Dieksekresikan oleh enzim β gluconidase
Hati disimpan dalam MK : kerusakan Peningkatan suhu Risiko Kurang nafsu
kantong empedu integritas kulit lingungan dan tubuh peningkatan IWL makan
menjadi empedu
MK : MK : ketidakseimbangan
Pemberian makan ketidakefektifan volume cairan tubuh
merangsang pengeluaran termoregulasi
empedu ke duodenum
hyperaktif, bicara lambat, tidak ada koordinasi otot, dan tangisan yang
melengking.
4. Asfiksia
5. Hipotermi
6. Hipoglikemi
7. Kematian
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Visual
hari dengan cahaya matahari) karena ikterus bisa terlihat lebih parah
b. Tekan kulit bayi dengan lembut dengan jari untuk mengetahui warna
yang tampak kuning. Bila kuning terlihat pada bagian tubuh manapun
pada hari pertama dan terlihat pada lengan, tungkai, tangan, dan kaki
pada hari kedua, maka di golongkan sebagai ikterus sangat berat dan
memerlukan terapi sinar secepatnya. Tidak perlu menunggu hasil
ABO.
c. Bilirubin total.
dalam 24 jam atau tidak boleh lebih dari 20 mg/dl pada bayi cukup
bulan atau 1,5 mg/dl pada bayi praterm tergantung pada beray badan.
1. Tindakan umum
a. Memeriksa golongan darah ibu (Rh, ABO) pada waktu hamil, mencegah
trauma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang
b. Pemberian ASI atau makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang
1) Menghilangkan Anemia
1) Fototherapi
-5 mg / dl. Neonatus yang sakit dengan berat badan kurang dari 1000
Propilaksis pada 24 jam pertama pada bayi resiko tinggi dan Berat
pertama.
pertama.
(kepekaan)
Edukasi
- Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan
heat stroke
- Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena
terpapar udara dingin
- Demonstrasikan teknik perawatan metode
kanguru atau pmk untuk bblr
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
2 Gangguan integritas kulit SLKI = Integritas Kulit Dan Jaringan (L. 1 4 1 2 5) SIKI = Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
ditandai dengan efek samping Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam dengan Tindakan
terapi radiasi ditandai dengan ekspektasi meningkat dan kriteria hasil:
kerusakan jaringan dan atau 1. Elastisitas 5 Observasi
lapisan kulit, nyeri 2. Hidrasi 5 - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
perdarahan kemerahan 3. Perfusi jaringan 5 misal perubahan sirkulasi, Perubahan status
hematoma Keterangan: nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan
1 Menurun ekstrem penurunan mobilitas
2 Cukup Menurun
3 Sedang Terapeutik
4 Cukup Meningkat - Ubah posisi tiap 2 jam Jika tirah baring
5 Meningkat - Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang,
jika perlu
- Bersihkan perineal dengan air hangat terutama
selama periode diare
- Gunakan produk berbahan Petroleum atau
minyak pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan atau alami dan
hipokalergik pada kulit sensitif
- Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
kulit kering
Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembab misal lotion,
serum
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur.
- Lanjutkan menghindari terpapar suhu ekstrem
- Anjurkan menggunakan tabir surya spf minimal
30 saat berada di luar rumah
- Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
3 Resiko ketidakseimbangan SLKI = Keseimbangan Cairan (L.03020) SIKI = Manajemen Cairan (I.03098)
cairan ditandai dengan Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam dengan Tindakan
obstruksi intestinal. ekspektasi meningkat dan kriteria hasil: Observasi
1. asupan cairan 5 - Monitor status hidrasi misal frekuensi
2. haluaran urine 5 nadi ,kekuatan nadi , akral, pengisian kapiler,
3. kelembaban membran mukosa 5 kelembaban mukosa, tutur kulit tekanan darah
4. Asupan makanan 5 - Monitor berat badan harian
Keterangan: - Monitor berat badan -monitor sebelum ini
1 Menurun sesudah dialisis
2 Cukup Menurun - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium misal
3 Sedang hematokrit, na, k, ci berat badan urine, bun
4 Cukup Meningkat - Monitor status hemodinamik
5 Meningkat Terapeutik
- Catat intake output dan hitung balance cairan 24
jam
- Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena jika perlu
kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Mulyati, Iswati, N. & Wirastri, U. 2019. Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Neonatus Dengan Hiperbilirubinemia, (Online),
http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/1278/1/MULYATI%20NIM.
%20A31801239.pdf, diakses 27 januari 2020)
Oktiawati, A. dan Julianti, E. 2019. Buku Ajar Konsep Dan Aplikasi Keperawatan
Anak. Jakarta: Cv Trans Info Media.
Rukiyah, A.Y dan Yulianti, L. 2019. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Dan Anak
Pra Sekolah. Jakarta: Cv Trans Info Media.
Sukarni, I. dan Sudarti. 2014. Patologi Kehamilan Persalinan Nifas Dan Neonatus
Risiko Tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Suriadi dan Rita Yuliani. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2.Jakarta: Cv
Sagung Seto.
Susilaningrum, R., Nursalam, & Utami, S. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi Dan
Anak. Jakarta: Salemba Medika.