Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA
ISOLASI SOSIAL

NAMA : ISMI NURUL HIDAYATI

NIM : 18190000025

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
KLIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL (MENARIK DIRI)

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Isolasi Sosial

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


I. DEFINISI

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Pawlin, 1993 dikutip Budi Keliat,
2001).

Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami


penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2018).

Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan


mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara
menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami, dkk. 2019)

II. PENYEBAB
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut Stuart
dan Sundeen (2007), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang penyebab
gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yang mungkin
mempengaruhi antara lain yaitu:
a. Faktor predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial:
1) Faktor perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu
dengan sukses. Keluarga adalah tempat pertama yang memberikan
pengalaman bagi individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari
bapak/pengasuh pada bayi akan memberikan rasa tidak aman yang dapat
menghambat terbentuknya rasa percaya diri dan dapat mengembangkan
tingkah laku curiga pada orang lain maupun lingkungan di kemudian hari.
Komunikasi yang hangat sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak
merasa diperlakukan sebagai objek.
2) Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan oleh
karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga, seperti
anggota tidak produktif diasingkan dari lingkungan sosial.
3) Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung yang menyebabkan
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang jelas
mempengaruhi adalah otak. Insiden tertinggi skizofrenia ditemukan pada
keluarga yang anggota keluarganya ada yang menderita skizofrenia. Klien
skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial terdapat
kelainan pada struktur otak seperti atropi, pembesaran ventrikel,
penurunan berat volume otak serta perubahan struktur limbik.

b. Faktor presipitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor
internal maupun eksternal:

1) Stresor sosial budaya


Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan seperti
perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai, kesepian karena ditinggal
jauh, dirawat di rumah sakit atau dipenjara.
2) Stresor psikologi
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain (Damaiyanti,
2012: 79).
III. RENTANG RESPON
Berdasarkan buku keperawatan jiwa dari Stuart (2006) menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan,
mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif. Individu juga harus
membina saling tergantung yang merupakan keseimbangan antara ketergantungan
dan kemandirian dalam suatu hubungan

Respon Adaptif Respon maladaptif

o Menyendiri/ o Merasa o Manipulative


solitude sendiri o Impulsive
o Otonomi (loneless) o Narcissisme
o Bekerjasama o Menarik diri
(mutualisma) o Tergantung
o Saling (dependen)
tergantung
(independen)

Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang masih
dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya lingkungannya yang umum
berlaku dan lazim dilakukan oleh semua orang, respon ini meliputi:
a) Solitude (menyendiri) adalah respon yang dbapaktuhkan seseorang untuk
merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya juga suatu
cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
b) Otonomi adalah kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan
ide, pikiran, perasaan dalam berhubungan sosial.
c) Mutualisme (bekerja sama) adalah suatu kondisi dalam hubungan
interpersonal dimana individu mampu untuk saling memberi dan menerima.
d) Interdependen (saling ketergantungan) adalah suatu hubungan saling
tergantung antara individu dengan orang lain dalam rangka membina
hubungan interpersonal.

Respon maladaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang


menyimpang dari norma-norma sosial budaya lingkungannya yang umum berlaku
dan tidak lazim dilakukan oleh semua orang. Respon ini meliputi:
a) Kesepian adalah kondisi dimana individu merasa sendiri dan terasing dari
lingkungannya, merasa takut dan cemas.
b) Menarik diri adalah individu mengalami kesulitan dalam membina hubungan
dengan orang lain.
c) Ketergantungan (dependen) akan terjadi apabila individu gagal
mengembangkan rasa percaya diri akan kemampuannya. Pada gangguan
hubungan sosial jenis ini orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan
terpusat pada masalah pengendalian orang lain, dan individu cenderung
berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.
d) Manipulasi adalah individu memperlakuakan orang lain sebagai objek,
hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain, dan individu
cenderung berorientasi pada diri sendiri.
e) Impulsif adalah individu tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu
belajar dari pengalaman dan tidak dapat diandalkan.
f) Narcisisme adalah individu mempunyai harga diri yang rapuh, selalu berusaha
untuk mendapatkan penghargaan dan pujian yang terus menerus, sikapnya
egosentris, pencemburu, dan marah jika orang lain tidak mendukungnya
(Trimelia, 2011).

IV. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Faktor predisposisi
1) Faktor perkembangan
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan
yang harus dilalui individu dengan sukses agar tidak terjadi gangguan
dalam hubungan sosial. Apabila tugas ini tidak terpenuhi, akan
mencetuskan seseorang sehingga mempunyai masalah respon sosial
maladaptif (Damaiyanti, 2012).
2) Faktor biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial maladaptif
3) Faktor sosial budaya
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan berhubungan. Hal
ini diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap
orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif
seperti lansia, orang cacat, dan penderita penyakit kronis.
4) Faktor komunikasi dalam keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantarkan seseorang dalam
gangguan berhubungan, bila keluarga hanya menginformasikan hal-hal
yang negative dan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah.
Seseorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan
dalam waktu bersamaan, ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang
menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.

b. Stressor presipitasi
1) Stressor sosial budaya
Stres dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara faktor lain dan faktor
keluarga seperti menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari
orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya karena dirawat di rumah
sakit.
2) Stressor psikologis
Tingkat kecemasan berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah
dengan orang dekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
ketergantungan dapat menimbulkan kecemasan tingkat tinggi (Prabowo,
2014).

V. TANDA DAN GEJALA


a. Gejala subjektif
1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Klien merasa bosan
4) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
5) Klien merasa tidak berguna

b. Gejala objektif
1) Menjawab pertanyaan dengan singkat, yaitu “ya” atau “tidak” dengan
pelan
2) Respon verbal kurang dan sangat singkat atau tidak ada
3) Berpikir tentang sesuatu menurut pikirannya sendiri
4) Menyendiri dalam ruangan, sering melamun
5) Mondar-mandir atau sikap mematung atau melakukan gerakan secara
berulang-ulang
6) Apatis (kurang acuh terhadap lingkungan)
7) Ekspresi wajah tidak berseri
8) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
9) Kontak mata kurang atau tidak ada dan sering menunduk
10) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya (Trimelia, 2011).
VI. AKIBAT
Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku menarik diri
atau isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bisa dialami
pasien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan,
kekecewaan, dan kecemasan (Prabowo, 2014).
Perasaan tidak berharga menyebabkan pasien makin sulit dalam
mengembangkan berhubungan dengan orang lain. Akibatnya pasien menjadi
regresi atau mundur, mengalami penurunan dalam aktivitas dan kurangnya
perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri. Pasien semakin tenggelam
dalam perjalinan terhadap penampilan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah
laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut halusinasi
(Stuart dan Sudden dalam Dalami, dkk, 2009).

VII. MEKANISME KOPING


Mekanisme yang digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya.Mekanisme yang
sering digunakan pada isolasi sosial adalah regresi, represi, isolasi (Damaiyanti,
2012).
a. Regresi adalah mundur ke masa perkembangan yang telah lain.
b. Represi adalah perasaan-perasaan dan pikiran pikiran yang tidak dapat
diterima secara sadar dibendung supaya jangan tiba di kesadaran.
c. Isolasi adalah mekanisme mental tidak sadar yang mengakibatkan timbulnya
kegagalan defensif dalam menghubungkan perilaku dengan motivasi atau
bertentangan antara sikap dan perilaku.

Mekanisme koping yang muncul:


1) Perilaku curiga : regresi, represi
2) Perilaku dependen: regresi
3) Perilaku manipulatif: regresi, represi
4) Isolasi/menarik diri: regresi, represi, isolasi

(Prabowo, 2014)

VIII. PENATALAKSANAAN
Menurut dalami, dkk (2009) isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit
skizofrenia tak tergolongkan maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa
dilakukan adalah:
a. Electro Convulsive Therapy (ECT) Adalah suatu jenis pengobatan dimana
arus listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang
ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut
menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan tujuan
terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan terjadinya
perubahan faal dan biokimia dalam otak.
b. Psikoterapi Membutuhkan waktu yang cukup lama dan merupakan bagian
penting dalam proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi:
memberikan rasa aman dan tenang, menciptakan lingkungan yang terapeutik,
bersifat empati, menerima pasien apa adanya, memotivasi pasien untuk dapat
mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan, dan jujur
kepada pasien.
c. Terapi Okupasi Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi
seseorang dalam melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih
dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat, dan meningkatkan harga
diri seseorang (Prabowo, 2014).

III. POHON MASALAH


A. POHON MASALAH
Resiko Gangguan Persepsi
Effect
Sensori Halusinasi

Isolasi Sosial:
Menarik diri Core Cause

Gangguan Konsep Diri Cause


Harga Diri Rendah

B. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi,
penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan pengajian
,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi:

1. Identitas klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama,
tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat
klien.
2. Keluhan utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi
dengan orang lain ,tidak melakukan kegiatan sehari – hari , dependen.
3. Factor predisposisi
kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak
realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok sebaya;
perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus
dioperasi , kecelakaan dicerai suami , putus sekolah ,PHK, perasaan malu
karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , tituduh kkn, dipenjara tiba –
tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif
terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
keluhafisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek Psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
1) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau
tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan
terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh , persepsi negatip tentang
tubuh . Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang , mengungkapkan
keputus asaan, mengungkapkan ketakutan.
2) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan .
3) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses
menua , putus sekolah, PHK.
4) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya, mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi
5) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri
sendiri , gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai
diri, dan kurang percaya diri.
a. Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga
social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang
diikuti dalam masyarakat.
b. Keyakinan klien terhadap Tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual)
6) Status mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata ,
kurang dapat memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang
mampu berhubungan dengan orang lain , Adanya perasaan keputusasaan
dan kurang berharga dalam    hidup.
7) Kebutuhan persiapan pulang
a. Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
b. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC,
membersikan dan merapikan pakaian.
c. Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
d. Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam
dan diluar rumah
e. Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
8) Mekanisme kopin
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan
nya pada orang orang lain( lebih sering menggunakan koping menarik
diri).
9) Aspek medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,          
Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Perubahan sensori persepsi halusinasi b/d menarik diri
b. Isolasi sosial menarik diri b/d harga diri rendah (Prabowo, 2014).

V. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


DX 1 Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling
Tujuan Umum : prinsip komunikasi terapetik percaya merupakan
Pasien dapat berinteraksi a) Sapa pasien dengan ramah baik verbal dasar untuk
dengan orang lain. maupun non verbal kelancaran hubungan
Tujuan khusus : b) Perkenalkan diri dengan sopan interaksi selanjutnya.
TUK 1 c) Tanyakan nama lengkap pasien dan
Dapat membina hubungan nama kesukaan pasien
saling percaya. d) Jelaskan tujuan pertemuan
Kriteria hasil: Setelah ...x e) Buat kontrak interaksi yang jelas
pertemuan, pasien dapat f) Jujur dan menepati janji
menerima kehadiran perawat. g) Tunjukkan sikap empati dan menerima
Pasien dapat mengungkapkan pasien apa adanya
perasaan dan keberadaannya h) Ciptakan lingkungan yang tenang dan
saat ini secara verbal: bersahabat
1) Expresi wajah bersahabat i) Beri perhatian dan penghargaan :
2) menunjukan rasa senang temani pasien walau tidak menjawab
3) ada kontak mata j) Dengarkan dengan empati beri
4) mau berjabat tangan kesempatan bicara, jangan buruburu,
5) mau menyebutkan nama tunjukkan bahwa perawat mengikuti
mau menjawab salam pembicaraan pasien
6) mau duduk berdampingan k) Beri perhatian dan perhatikan
dengan perawat kebutuhan dasar pasien
7) mau mengutarakan
masalah yang dihadapi
TUK 2 1) Tanyakan pada pasien tentang Diketahuinya
Pasien dapat menyebut-kan a. Orang yang tinggal serumah/teman penyebab akan dapat
penyebab isolasi sosial sekamar pasien dihubungkan dengan
Kriteria hasil Setelah ...x b. Orang terdekat pasien dirumah/ faktor presipitasi
pertemuan, pasien dapat diruang perawatan yang dialami pasien.
menyebutkan minimal satu c. Apa yang membuat pasien dekat
penyebab menarik diri yang dengan orang tersebut
berasal dari: d. Hal-hal yang membuat pasien
1) diri sendiri menjauhi orang tersebut
2) orang lain e. Upaya yang telah dilakukan untuk
3) lingkungan mendekatkan diri dengan orang lain
2) Kaji pengetahuan pasien tentang perilaku
menarik diri dan tanda-tandanya
3) Beri kesemapatan pada pasien untuk
mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri tidak mau bergaul
4) Diskusikan pada pasien tentang perilaku
menarik diri, tanda serta penyebab yang
muncul
5) Berikan reinforcement (penguatan)
positif terhadap kemampuan pasien
dalam mengungkapkan perasaannya
TUK 3 Keutungan Pasien harus dicoba
Pasien dapat menyebutkan 1) Kaji pengetahuan pasien tentang manfaat berinteraksi secara
keuntungan berhubungan dan keuntungan. bertahap agar
dengan orang lain dan kerugian 2) Beri kesempatan kepada pasien untuk terbiasa membina
bila tidak berhubungan dengan mengungkapkan perasaan tentang hubungan yan sehat
orang lain keuntungan berhubungan dengan orang dengan orang lain.
Kriteria hasil Setelah ...x lain.
pertemuan, pasien dapat 3) Diskusikan bersama pasien tentang
menyebutkan keuntungan manfaat berhubungan dengan orang lain.
berhubungan dengan orang 4) Beri reinforcement positif terhadap
lain, misal: kemampuan mengungkapkan perasaan
a. Banyak teman tentang keuntungan berhubungan dengan
b. Tidak kesepian orang lain.
c. Bisa diskusi Kerugian
d. Saling menolong 1) Kaji pengetahuan pasien tentang
kerugian bila tidak berhubungan dengan
Setelah ...x pertemuan, pasien orang lain.
dapat menyebutkan kerugian 2) Beri kesempatan kepada pasien untuk
tidak berhubungan dengan mengungkapkan perasaan tentang
orang lain, misal: kerugian bila tidak berhubungan dengan
a. Sendiri orang lain.
b. Tidak punya teman 3) Diskusikan bersama pasien tentang
c. kesepian kerugian tidak berhubungan dengan
d. Tidak ada teman orang lain.
ngobrol 4) Beri reinforcement positif terhadap
kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain.
TUK 4 1) Observasi perilaku pasien saat Hubungan secara
Pasien dapat melaksanakan berhubungan dengan orang lain bertahap memberi
hubungan sosial secara 2) Beri motivasi dan bantu pasien untuk kesempatan pasien
bertahap berkenalan/ berkomunikasi dengan orang untuk meningkatkan
Kriteria hasil Setelah ...x lain melalui: interaksi dengan
interaksi, pasien-perawat, pasien-perawat-perawat orang lain.
Pasien dapat lain, pasien-perawat-perawat lainpasien
mendemonstrasikan hubungan lain, pasien-perawat-perawat lain-pasien
sosial secara bertahap antara: lain masyarakat
o K-P 3) Beri reinforcement positif atas
o K-P-P lain keberhasilan yang telah dicapai
o K-P-P lain –K lain 4) Bantu pasien untuk mengevaluasi

o K-Kel/Klp/Masy. manfaat berhubungan dengan orang lain


5) Beri motivasi dan libatkan pasien dalam
terapi aktivitas kelompok sosialisasi
6) Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan bersama pasien dalam mengisi
waktu luang
7) Memotivasi pasien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
dbapakat
8) Beri reinforcement atas kegiatan pasien
dalam memperluas pergaulan melalui
aktivitas yang dilaksanakan
TUK 5 1) Dorong pasien untuk mengungkapkan Ungkapan perasaan
Pasien dapat mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan dan penguatan dapat
perasaannya setelah orang lain/kelompok meningkatkan rasa
berhubungan dengan orang lain 2) Diskusikan dengan pasien tentang percaya diri pasien.
Kriteria hasil Setelah ...x perasaan manfaat berhubungan dengan
interaksi, pasien dapat orang lain
mengungkapkan perasaan 3) Beri reinforcement atas kemampuan
setelah berhubungan dengan pasien mengungkapkan perasaannya
orang lain untuk diri sendiri berhubungan dengan orang lain
dan orang lain untuk untuk:
a. Diri sendiri
b. Orang lain
c. Kelompok
TUK 6 1) Bina hubungan saling percaya dengan Sistem pendukung
Pasien dapat memberdayakan keluarga: salam, perkenalkan diri, sebagai bagian yang
system pendukung atau sampaikan tujuan, buat kontrak paling dekat dengan
keluarga. eksplorasi perasaan keluarga pasien akan
Kriteria hasil Setelah ...x 2) Diskusikan pentingnya peranan keluarga membimbing
pertemuan keluarga dapat sebagai pendukung untuk mengatasi Secara kontinyu
menjelaskan tentang perilaku menarik diri dalam meningkatkan
a. menjelaskan 3) Diskusikan dengan anggota keluarga kemampuan pasien
perasaannya tentang: perilaku menarik diri , penyebab
b. menjelaskan cara perilaku menarik diri, akibat yang akan
merawat pasien terjadi jika perilaku menarik diri tidak
menarik diri ditanggapi, cara keluarga menghadapi
pasien menarik diri
4) Diskusikan potensi keluarga untuk
membantu mengatasi pasien menarik diri
5) Latih keluarga merawat pasien menarik
diri
6) Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatih
7) Anjurkan anggota keluarga untuk
memberi dukungan kepada pasien untuk
berkomunikasi dengan orang lain
8) Dorong anggota keluarga secara rutin
dan bergantian menjenguk pasien
minimal satu kali seminggu
9) Beri reinforcement atas hal-hal yang
telah dicapai keluarga
TUK 7 1) Diskusikan dengan pasien tentang
Pasien dapat menggunakan kerugian dan keuntungan tidak minum,
obat dengan benar dan tepat serta karakteristik obat yang diminum
Kriteria hasil Setelah ...x (nama, dosis, frekuensi, efek samping
interaksi, pasien menyebutkan: minum obat)
a. Manfaat minum obat 2) Bantu dalam menggunakan obat dengan
b. Kerugian tidak minum prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis,
obat cara, waktu)
c. Nama, warna, dosis, efek 3) Anjurkan pasien minta sendiri obatnya
samping obat kepada perawat agar pasien dapat
merasakan manfaatnya
Setelah ...x interaksi, pasien 4) Beri reinforcement positif bila pasien
mampu mendemonstrasikan menggunakan obat dengan benar
penggunaan obat dan 5) Diskusikan akibat berhenti minum obat
menyebutkan akibat berhenti tanpa konsultasi dengan dokter
minum obat tanpa konsultasi 6) Anjurkan pasien untuk konsultasi dengan
dokter dokter/perawat apabila terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan

(Prabowo, 2014)
DAFTAR PUSTAKA

Dalami, E., Suliswati, Farida, P., Rochimah, & Banon, E. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa
Dengan Masalah Psikososial, in a. Wijaya (Ed.) (p.134). Jakarta: CV.Trans Info
Media.
Eko, Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Farida, Kusumawati & Yudi, Hartono.(2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Mukhripah, Damaiyanti & Iskandar.(2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
Refika Aditama.
Prabowo, E. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Nuha Medika.
Purba, John Edision. (2018). Pengaruh Intervensi Rehabilitasi Terhadap Ketidakmampuan
Bersosialisasi pada Penderita Skizofrenia yang Dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Medan:
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Trimeilia. (2011). Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial. Jakarta Timur: TIM.
STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN JIWA
ISOLASI SOSIAL

NAMA : ISMI NURUL HIDAYATI

NIM : 18190000025

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN
2019/2020
STRATEGI PELAKSANAAN 1
TINDAKAN KEPERAWATAN
SETIAP HARI (Ke-1)
Strategi Pelaksanaan (Sp) 1 Pasien: Membina Hubungan Saling Percaya, Mengenal
Penyebab Isolasi Sosial, Mengenal Keuntungan Berhubungan Sosial Dan Kerugian
Menarik Diri, Mengenalkan Pasien Berkenalan.
PROSES KEPERAWATAN

I. Kondisi pasien:
A. Data subjektif :
- Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan dilingkungan masyarakat .
- Klien mengatakan dirinya lebih suka menyendiri. ____ _______
B. Data objektif :
- Klien tampak menyendiri.__________________________________________
- Klien terlihat mengurung diri._______________________________________
- Klien tampak menghindar. _________________________________________
- Klien selalu
menunduk.____________________________________________
- Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain. _____________________

II. Diagnosa keperawatan :


Isolasi Sosial ________________________________________________________

III. Tujuan khusus:


A. Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain ______________
B. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya. ________________________
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial._______________________
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian
menarik diri dengan orang lain______________________________________
d. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap _______________
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain _
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan social_____
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik___________________________

IV. Tindakan keperawatan:


a. Membina hubungan saling percaya. ____________________________________
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien. __________________________
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain ___
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain _____
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang_____________________
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian ______________________________________

PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

FASE ORIENTASI

1. Salam terapeutik :

“ Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Ners Ismi, saya senang dipanggil Ismi,
saya perawat yang akan merawat bapak pagi ini dari jam 07.30 pagi sampai jam
14.00 Siang. Nama bapak siapa dan senang dipanggil
siapa ?”________________________

2. Evaluasi/validasi :

1) Bagaimana perasaan bapak A saat ini?


____________________________________
2) Masih ingat ada kejadian apa sampai bapak A dibawa kerumah sakit ini?
__________
3) Apa keluhan bapak A hari ini? Dari tadi saya perhatikan bapak A duduk
menyendiri, bapak A duduk menyendiri, bapak A tidak tampak ngobrol dengan
teman-teman yang lain? Bapak A sudah mengenal teman-teman yang ada disini?
__________________

3. Kontrak:

Topik

“ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman bapak


A ? Juga tentang apa yang menyebabkan bapak A tidak mau ngobrol dengan teman -
teman?” ___________________________________________________________

Waktu

“Bapak mau berapa lama bercakap-cakap? Bagaimana kalau 15 menit.”


__________

Tempat

“ Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang bapak A ? Bagaimana


kalau disini saja?”
_________________________________________________________

FASE KERJA

1. “Siapa saja yang tinggal satu rumah dengan bapak A? siapa yang paling dekat
dengan bapak A? siapa yang jarang bercakap-cakap dengan bapak A? Apa yang
membuat bapak A jarang bercakap-cakap
dengannya?”_______________________
2. “Apa yang bapak A rasakan selama dirawat disini? O... bapak A merasa sendirian?
Siapa saja yang bapak A kenal diruangan ini? O... belum ada? Apa yang
menyebabkan bapak A tidak mempunyai teman disini dan tidak mau bergabung
atau ngobrol dengan teman-teman yang ada disini?”
_____________________________
3. “Kalau bapak A tidak mau bergaul dengan teman-teman atau orang lain, tanda-
tandanya apa saja? mungkin bapak A selalu menyendiri ya... terus apalagi pak...
(sebutkan)”_________________________________________________________
4. “Bapak A tahu keuntungan kalau kita mempunyai banyak teman? coba sebutkan
apa saja? keuntungan dari mempunyai banyak teman itu pak A adalah...
(sebutkan)” ___
5. “Nah kalau kerugian dari tidak mempunyai banyak teman bapak A tahu tidak?
coba sebutkan apa saja? Ya bapak A kerugian dari tidak mempunyai banyak teman
adalah... (sebutkan). Jadi banyak juga ruginya ya kalau kita tidak punya banyak
teman. Kalau begitu inginkan bapak A berkenalan dan bergaul dengan orang lain?”
6. “Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain. ”_
___
7. “Jadi begini bapak A, untuk berkenalan dengan orang lain caranya adalah :
pertama kita mengucapkan salam sambil berjabat tangan, terus bilang
“Perkenalkan nama lengkap, terus nama panggilan yang disukai, asal kita dan
hobby kita.” Contohnya seperti ini “ assalamualaikum, perkenalkan nama saya
Ismi Nurul Hidayati, saya lebih senang dipanggil Ismi, asal saya dari Bogor dan
hobby saya berenang.” ____
8. “Selanjutnya bapak A menanyakan nama lengkap orang yang diajak kenalan, nama
panggilan yang disukai, menanyakan juga asal dan hobbynya. Contohnya seperti
ini “Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana dan hobbynya
apa?”______________________________________________________________
9. “Ayo bapak A kita coba! misalnya saya belum kenal dengan bapak A. Coba
berkenalan dengan saya! ya bagus sekali! coba sekali lagi pak A. Bagus sekali! jadi
Setelah bapak A berkenalan dengan orang tersebut, bapak A bisa melanjutkan
percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan misalkan tentang cuaca, hobi,
keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
_____________________________________
TERMINASI

1. Evaluasi respons pasien terhadap tindakan keperawatan

Evaluasi pasien [subyektif]:

“Bagaimana perasaan bapak A setelah berbincang-bincang tentang penyebab bapak


A tidak mau bergaul dengan orang lain dan berlatih cara berkenalan? ”
____________

Evaluasi perawat [obyektif]:

“Coba bapak A bapak sebutkan kembali penyebab bapak A tidak mau bergaul
dengan orang lain? apa saja tanda-tandanya pak ? terus keuntungan dan kerugianya
apa saja? - Coba bapak A sebutkan cara berkenalan dengan orang lain, yaitu... ya
bagus - Nah sekarang coba bapak A praktikkan lagi cara berkenalan dengan saya.
Iya bagus!” ___

2. Rencana Tindak Lanjut pasien [apa yang perlu dilatih oleh pasien sesuai hasil tindakan
yang telah dilakukan :

1) “Selanjutnya bapak A dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi. Sehingga
bapak A lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. Bapak A bisa praktikkan
pasien pasien lain.” ___________________________________________________
2) “Sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau berlatih
berkenalan dengan orang lain, jam berapa saja pak ? coba tulis disini. Oh jadi mau
tiga kali ya pak.”
_____________________________________________________
3) “Ya bagus pak A dan jangan lupa dilatih terus ya pak sesuai jadwal latihanya dan
bapak A bisa berkenalan dengan teman-teman yang ada di ruangan
ini.”___________

3. Kontrak yang akan datang:

Topik :
“Baik pak A sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana jika besok kita
berbincang-bincang lagi tentang pengalaman bapak A bercakap-cakap dengan
teman-teman baru dan nanti besok saya akan datang kesini lagi untuk melatih bapak
A berkenalan dengan perawat lain yaitu teman saya perawat N, bagaimana apakah
bapak A bersedia?”
___________________________________________________

Waktu :

“Bapak mau bertemu lagi jam berapa? bagaimana kalau jam 10?” -
_______________

Tempat :

“Bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang


makan? Baiklah Bapak A besok saya akan kesini jam 10.00 sampai jumpa besok
pak. Saya permisi Assalamualaikum wr.wb.”
_______________________________________
STRATEGI PELAKSANAAN 2
TINDAKAN KEPERAWATAN
SETIAP HARI (Ke-2)
Strategi Pelaksanaan (Sp) 2 Pasien: Mengajarkan Pasien Berinteraksi Secara Bertahap
(Berenalan Dengan Orang Pertama: Seorang Perawat)
PROSES KEPERAWATAN

I. Kondisi Pasien
Data subjektif:
- Klien mengatakan belum berani untuk berinteraksi dengan orang
lain.__________
- Klien mengatakan malu untuk
berinteraksi._______________________________
- Klien mengatakan lebih suka
menyendiri.________________________________
Data objektif:
- Klien tampak
menyendiri .____________________________________________
- Klien selalu menunduk.______________________________________________
- Klien tampak tidak berinteraksi dengan yang
lainnya._______________________

II. Diagnosa Keperawatan


Isolasi Sosial___________________________________________________________
III. Tujuan
1. Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan dengan orang
lain________________
2. Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain.__________________________________________________________
IV. Tindakan Keperawatan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien._______________________________
2. Memberikan kesempatankepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan
satu
orang.______________________________________________________________
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan
harian.________________________________________

PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN


FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, apakah masih ingat dengan saya?”
________________________
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak A pagi hari ini? Apakah masih ada perasaan kesepian?
Apakah Bapak A sudah mulai berkenalan dengan temannya? Bagaimana pagi ini
apakah semangat untuk berkenalan dengan teman saya Perawat
N?”______________
3. Kontrak :
Topik :
“Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan bagaimana
berkenalan dengan teman saya Perawat N dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain
agar Bapak A semakin banyak teman. Apakah bapak
bersedia?”_________________
Waktu :
“Berapa lama bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?”_______
Tempat :
“Bapak mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang
makan?”______

FASE KERJA
1. “Baiklah Bapak A hari ini saya datang bersama dengan teman saya Perawat N yang
dinas di ruang Tulip juga, apakah Bapak A bisa memulai
berkenalan?”____________
2. “Apakah Bapak A masih ingat bagaimana cara berkenalan? (berikah pujian jika
pasien masih ingat, jika pasien lupa bantu pasien untuk mengingat kembali cara
berkenalan). Nah sekarang Bapak A silahkan memulai perkenalan (Fasilitasi
perkenalan antara pasien dengan perawat lain).”_____________________________
3. “Wahh! Bagus sekali pak, selain nama, alamat dan hobby apakah ada yang ingin
bapak A ketahui tentang perawat N? (Bantu pasien mengembangkan topik
pembicaraan).”_______________________________________________________
4. “Wah! Bagus sekali, nah Bapak apa kegiatan yang biasa bapak lakukan pada jam
segini? Bagaimana kalau kita berkenalan dengan teman Bapak A yang sedang
menyiapkan makan siang di ruang makan, sambil membantu teman Bapak A bisa
berkenalan dan bercakap-cakap dengan teman yang lain. Mari pak (sambil
mendampingi
pasien).”_________________________________________________
5. “Ayo pak kita bisa memulai perkenalan dengan teman bapak A! Seperti Bapak A
tadi berkenalan dengan perawat N. (Jika pasien bisa berkenalan dengan temannya
berikan pujian). Wah! Bagus sekali pak, Ayo kita coba dengan teman yang
disampingnya
pak!.”______________________________________________________________
6. “Wah! Sangat bagus sekali Bapak A sudah bisa berkenalan dengan teman-teman
Bapak A. Apakah ada yang ingin Bapak bicarakan dengan teman Bapak A? Tentang
cara menata kursi untuk makan silahkan pak (jika pasien diam bisa dibantu oleh
perawat). Coba Bapak A tanyakan bagaimana cara menata kursi kepada teman
bapak? Apakah harus rapi atau tidak?”
___________________________________________
7. “Silahkan pak apalagi yang ingin bapak bicarakan.
Silahkan.”___________________
8. “Oke sekarang kursinya sudah rapi, bagaimana kalau bapak A dan teman-teman
bapak A menyusun makanan diatas meja bersama. Silahkan bu sambil bercakap-
cakap.”_____________________________________________________________

FASE TERMINASI

1. Evaluasi Respon Pasien


Evaluasi Pasien (Subjektif)
“Bagaimana perasaan bapak A setelah berkenalan dengan perawat N, teman-teman
bapak dan bercakap-cakap dengan teman bapak A saat menyiapkan makan siang
diruang
makan?”______________________________________________________
Evaluasi Perawat (Objektif)
“Coba bapak A sebutkan kembali nama teman-teman yang tadi bapak berkenalan? –
Dengan ... – Yaa bagus sekali! Nah sekarang coba bapak A ulang kembali
bagaimana caranya berkenalan? Iya
bagus!”_________________________________________

2. Rencana Tindak Lanjut Pasien


a. “Selanjutnya bagaimana jika kita tambah lagi kegiatan bercakap-cakap ketika
membantu teman yang sedang menyiapkan makan
siang.”_____________________
b. “Mau jam berapa bapak A latihan? Bagaimana ketika makan pagi dan makan
siang?”_____________________________________________________________
3. Kontrak yang Akan Datang
Topik :
“Baiklah bapak A sekarang berbincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana kalau
besok saya akan mendampingi bapak A berkenalan dengan 4 orang lain dan latihan
bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian lain, apakah bapak A
bersedia?”____
Waktu :
“Bapak A mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 08:00? Baiklah bapak, besok saya
akan kesini jam
08:00.”_________________________________________________
Tempat:
“Bapak maunya dimana kita bisa berbincang-bincang lagi? Bagaimana kalau di
ruang makan? Baiklah Bapak A besok saya akan kesini jam 08.00 sampai jumpa
besok pak. Saya permisi Assalamualaikum wr.wb .”
___________________________________
STRATEGI PELAKSANAAN 3
TINDAKAN KEPERAWATAN
SETIAP HARI (Ke-3)
Strategi Pelaksanaan (SP) 3 Pasien: Mengajarkan Pasien Berinteraksi Secara Bertahap
(Berenalan Dengan Orang Kedua: Seorang Pasien Lain)
PROSES KEPERAWATAN
I. KONDISI PASIEN
Data subjektif:
- Klien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain.
________________
- Klien mengatakan masih sedikit malas berinteraksi dengan orang lain.
_________
Data objektif:
- Klien tampak sudah mau keluar
kamar.__________________________________
- Klien belum bisa melakukan aktivitas di ruangan dengan
berinteraksi.__________
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi Sosial_________________________________________________________
III. TUJUAN
1. Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau
lebih.________________________
2. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan
hari_______________________
IV. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien.________________________________
2. Memberikan kesempatan pada klien berkenalan.
____________________________
3. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian._____________
PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN
FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, apakah masih ingat dengan saya?” ____________________
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak A pagi hari ini? Apakah Bapak bercakap-cakap
dengan perawat N kemarin pagi? Bagaimana perasaan Bapak setelah bercakap-
cakap dengan perawat N kemarin siang? Bagus sekali bapak A menjadi senang
karena punya teman lagi. Kalau begitu bapak A ingin punya banyak teman
lagi?”___________________________________________________________
3. Kontrak
Topik :
“Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan bagaimana
berkenalan dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain agar bapak A semakin
banyak teman. Apakah bapak A bersedia?” _____________________________
Waktu :
“Berapa lama bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?”____
Tempat :
“Bapak A mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang
makan?”

FASE KERJA

1. (Mendampingi pasien mendekati pasien lain). “Selamat pagi, ini ada pasien saya
yang ingin berkenalan. Baiklah bapak, bapak A bisa berkenalan sekarang
dengannya seperti yang bapak lakukan sebelumnya. (Pasien mendemonstrasikan
cara berkenalan: memberi salam, menyebut nama, nama panggilan, asal dan hobi
dan pasien menanyakan hal yang
sama).”______________________________________
2. “Apakah ada lagi yang ingin bapak A tanyakan kepada A? Kalau tidak ada lahi
yang ingin dibicarakan bapak bisa sudahi perkenalan ini. Lalu bapak bisa membuat
janji untuk bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti. (pasien membuat
janji untuk bertemu kembali dengan pasien
lain)._________________________________
3. “Baiklah A, karena bapak A sudah selesai berkenalan, saya dan bapak A akan
kembali ke ruangan. Selamat pagi (Bersama-sama pasien meninggalkan pasien lain
untuk melakukan terminasi dengan pasien di tempat
lain)”.__________________________

FASE TERMINASI

1. Evaluasi Respon Pasien


Evaluasi Pasien (Subjektif)
“Bagimana perasaan bapak setelah kita berkenalan dengan A? Apakah bapak
merasa senang saat
berkenalan?”______________________________________

Evaluasi Perawat (Objektif)


“Dibandingan kemarin pagi, bapak tampak lebih baik saat berkenalan dengan
A. Itu sangat bagus! Pertahankan apa yang sudah bapak lakukan tadi. Jangan
lupa untuk bertemu kembali dengan A jam 4 sore
nanti.”_______________________
2. Rencana Tindak Lanjut Pasien
a. “Selanjutnya bagaimana jika ditambah lagi kegiatan bercakap-cakap dengan
orang lain sebanyak tiga kali, jam 10, jam 1 siang, dan jam 8 malam, bapak
bisa bertemu dengan perawat N, dan tambah dengan pasien yang baru
dikenal.”______________________________________________________
b. “Selanjutnya bapak A bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara
bertahap. Bagaimana bapak A, setuju
kan?”__________________________________
3. Kontrak yang Akan Datang
Topik :
“Baiklah bapak bagaimana kalau besok saya akan mendampingi bapak
berkenalan dengan 3 orang lain dan latihan bercakap-cakap saat melakukan
kegiatan harian lain, apakah bapak bersedia?”
_________________________
Waktu :
“Bapak mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00?”____________
_____
Tempat :
“Bapak maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
makan? Baiklah bapak, besok kita akan berbincang-bincang di ruang makan
jam 10.00 sampai jumpa besok pak. Saya permisi Assalamualaikum
wr,wb.”_

Anda mungkin juga menyukai