Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN

“HALUSINASI”

Disusun Oleh:

NAMA : DELLA AYU SETYORINI


NIM : 1020183128
KELAS :C
SEMESTER : 5

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2019/2020
Jalan Ganesha l Purwosari Kudus, Jawa Tengah, 59316 | Email: umkudus.ac.id
A. DEFINISI
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus
yang nyata,artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa
stimulus/rangsangan dariluar (Stuart, 2012). Halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakanrangsangan internal (pikiran) dan
rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsiatau pendapat
tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai
contohklien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang berbicara
(nanda-1 2012).
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien
dengangangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia.
Dari seluruh klienskizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi.
Gangguan jiwa lain yang sering jugadisertai dengan gejala halusinasi adalah
gangguan manik depresif dan delirium. Halusinasi adalah salah satu
gangguan jiwa di mana klienmengalami perubahan sensori persepsi,
merasakan sensasi palsu berupasuara, penglihatan,pengecapan, perabaan atau
penghinduan,. Klienmerasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada
(Damaiyanti 2013)Halusinasi adalah persepsi yang tanpa di jumpai adanya
rangsangandari luar, walaupun dampak sebagai sesuatu yang khayal
halusinasisebenarnya merupakan bagian dari kehidupan mental penderita
yangteresepsi (Abdul muhith, 2015)
Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas.
Salah satumanifestasi yang muncul adalah halusinasi yang membuat pasien
tidak dapat menjalankanpemenuhan dalam kehidupan sehari-hari.

B. ETIOLOGI
Faktor Predisposisi
1. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
yang dapatmeningkatkan stres dan ansietas yang dapat berakhir dengan
gangguan persepsi. Pasienmungkin menekan perasaannya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emositidak efektif.

1
2. Faktor sosial budaya
Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang merasa
disingkirkan ataukesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul
akibat berat seperti delusidan halusinasi.
3. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda atau
peran yangbertentangan dapat menimbulkan ansietas berat terakhir dengan
pengingkaran terhadapkenyataan, sehingga terjadi halusinasi.

4. Faktor biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi
realitas, sertadapat ditemukan atropik otak, pembesaran ventikal,
perubahan besar, serta bentuk selkortikal dan limbik.
5. Faktor genetik
Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya ditemukan
pada pasienskizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga
yang salah satu anggotakeluarganya mengalami skizofrenia, serta akan
lebih tinggi jika kedua orang tuaskizofrenia.

Faktor Presipitasi

1. Stresor sosial budaya


Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas
keluarga,perpisahan dengan orang yang penting, atau diasingkan dari
kelompok dapatmenimbulkan halusinasi.
2. Faktor biokimia
Berbagai penelitian tentang dopamin, norepinetrin, indolamin, serta zat
halusigenikdiduga berkaitan dengan gangguan orientasi realitas termasuk
halusinasi.
3. Faktor psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstrem dan memanjang disertai terbatasnya
kemampuanmengatasi masalah memungkinkan berkembangnya gangguan
orientasi realitas. Pasienmengembangkan koping untuk menghindari
kenyataan yang tidak menyenangkan.

2
4. Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi
realitas berkaitandengan perubahan proses pikir, afektif persepsi, motorik,
dan sosial.

C. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala halusinasi penting perlu diketahui oleh perawat agar
dapat menetapkanmasalah halusinasi ,antara lain:
1. Berbicara, tertawa dan tersenyum sendiri
2. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
3. Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.
4. Disorientasi.
5. Tidak mampu atau kurang konsentrasi.
6. Cepat berubah pikiran.
7. Alur pikir kacau.
8. Respon yang tidak sesuai.
9. Menarik diri.
10. Suka marah dengan tiba-tiba dan menyerang orang lain tanpa sebab.
11. Sering melamun.

D. PSIKOPATHOLOGI

Proses terjadinya halusinasi diawali dari atau dengan orang yang menderita
halusinasi akan menganggap sumber dari halusinasinya berasal dari
lingkungannya atau stimulus eksternal (Yosep, 2011).
Pada fase awal masalah itu menimbulkan peningkatan kecemasan yang terus
dan sistem pendukung yang kurang akan menghambat atau membuat persepsi
untuk membedakan antara apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun.
Meningkatnya pada fase Comforting, klien mengalami emosi yang berlanjut
seperti cemas, kesepian, perasaan berdosa dan sensorinya dapat dikontrol bila
kecemasan dapat diatur. Pada fase ini klien cenderung merasa nyaman dengan

3
halusinasinya. Pada fase conderming klien mulai menarik diri. Pada fase
controlling klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berhenti.
Pada fase conquering panic of anxiety, klien lama-kelamaan pengalaman
sensorinya terganggu, klien merasa terancam dengan halusinasinya terutama bila
tidak menuruti perintah dari halusinasinya.

4
E. PATHWAY

Resiko Perilaku kekerasan:


menciderai diri,orang lain dan
lingkungan

Gangguan persepsi sensori :


Halusinasi pendengaran

Isolasi sosial : menarik diri


Ketidakefektifan
treatmen pengobatan
Harga Diri Rendah (HDR)

Koping keluarga tidak efektif Koping individu tidak efektif

Factor predisposisi: Factor presipitasi :

 Factor perkembangan  Stressor social budaya


 Factor komunikasi  Factor biokimia
dalam keluarga  Stressor biologis dan
 Factor sosial dan budaya lingkungan social
 Factor biologis  Stressor psikologis

5
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain
2. Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dan
penglihatan
3. Isolasi sosial; menarik diri berhubungan dengan mekanisme koping
tidak efektif
4. Harga diri rendah

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Dx Tujuan dan Kriteria


Intervensi
Keperawatan Hasil
Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu klien mengenali
sensori keperawatan selama … x halusinasi
persepsi 24 jam, diharapkan pasien 2. Jelaskan cara mengontrol
halusinasi dapat meningkatkan halusinasi
pendengaran, masalah dengan kriteria 3. Ajarkan klien mengontrol
penglihatan hasil : halusinasi dengan cara
Tujuan:
pertama: menghardik
1. Pasien mengenali 4. Latih klien mengontrol
halusinasi yang dialami halusinasi dengan cara
2. Pasien dapat kedua: bercakap-cakap
mengontrol dengan orang lain
halusinasinya 5. Evaluasi klien cara
3. Pasien mengikuti mengontrol halusinasi
program pengobatan dengan cara menghardik
sccara optimal dan bercakap-cakap
6. Beri pendidikan kesehatan
pada klien dan
keluarganya tentang
manfaat, dosis, dan efek
samping obat

Isolasi sosial Setelah dilakukan tindakan 1. Bantu klien mengenal


keperawatan selama … x menyebab isolasi social
24 jam, diharapkan pasien 2. Bantu klien mengenal
dapat meningkatkan keuntungan berhubungan
masalah dengan kriteria dengan orang lain
hasil : 3. Diskusikan masalah yang

6
1. Membina hubungan dirasakan keluarga dalam
saling percaya merawat klien
2. Menyadari penyebab 4. Peragakan cara merawat
isolasi social klien dengan isolasi social
3. Berinteraksi dengan
orang lain
Tujuan keluarga: Keluarga
mampu merawat klien
dengan isolasi sosial
Risiko perilaku Setelah dilakukan tindakan 1. Diskusikan bcrsama
kekerasan keperawatan selama … x klien kerasan saat
terhadap diri 24 jam, diharapkan pasien penyebab perilaku
sendiri, orang dapat meningkatkan ...... kekerasan saat ini dan
lain dengan kriteria hasil : yang lalu
 Klien tidak mencederai 2. Diskusikan perasaan
diri scndiri, orang lain, klien jika perilaku terjadi
dan lingkungan penyebab kekerasan
Tujuan khusus: 3. Latih pasien mengontrol
perilaku kekerasan
 Klien dapat secara fisik
mengidentifikasi 4. Diskusikan masalahyang
penyebab perilaku dihadapi dalam merawat
kekerasan klien
 Klien dapat 5. Diskusikan bersama
mengidentifikasi tanda- keluarga kondisi klien
tanda perilaku yang perlau segera
kekerasan dilaporkan kepada
perawat

Harga diri Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kemampuan


rendah keperawatan selama … x dan aspek positif yang
24 jam, diharapkan pasien masih dimiliki pasien.
dapat meningkatkan ...... 2. Diskusikan sejumlah
dengan kriteria hasil : kemampuan dan aspek
 Klien dapat positif yang dimiliki lien
mengidentifikasi 3. Beri pujian yang realistic
kemampuan dan aspek 4. Hindari penilaian
yang dimiliki positif negative terhadap klien
 Klien dapat menilai 5. Bantu pasien menilai
kemampuan yang dapat kemampuan yang dapat
digunakan digunakan
 Membantu klien 6. Perlihatkan respon yang
mengidentifikasi akan

7
kemampuan yang kondusif
dimiliki 7. Diskusikan dengan
keluarga kemampuan
yang dimiliki kliein dan
memujiklien atas
kemampuannya

8
G. DAFTAR PUSTAKA
Abdul muhith, 2015. Buku teori dan aplikasi pendidikan keperawatan jiwa;
Yogyakarta
Ade Herman Surya Direja, 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Nuha
Medika: Yogyakarta.
Bulechek, G. M. 2013. Nursing Intervention Classification Edisi 6.
Singapore : Elsevier
Damaiyanti. 2013. “proses keperawatan dan pemeriksaan fisik”. Jakarta :
SalembaMedika.
Davison. dkk (2006). Psikologi Abnormal. Edisi ke 9. Jakarta : PT. Raja
GrafindoPerdasa
Diah, Nur Khasanah, 2013, Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Klien
Gangguan Persepsi Sensori halusinasi, Surakarta

Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai