“HALUSINASI”
Disusun Oleh:
B. ETIOLOGI
Faktor Predisposisi
1. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
yang dapatmeningkatkan stres dan ansietas yang dapat berakhir dengan
gangguan persepsi. Pasienmungkin menekan perasaannya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emositidak efektif.
1
2. Faktor sosial budaya
Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang merasa
disingkirkan ataukesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul
akibat berat seperti delusidan halusinasi.
3. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda atau
peran yangbertentangan dapat menimbulkan ansietas berat terakhir dengan
pengingkaran terhadapkenyataan, sehingga terjadi halusinasi.
4. Faktor biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi
realitas, sertadapat ditemukan atropik otak, pembesaran ventikal,
perubahan besar, serta bentuk selkortikal dan limbik.
5. Faktor genetik
Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya ditemukan
pada pasienskizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga
yang salah satu anggotakeluarganya mengalami skizofrenia, serta akan
lebih tinggi jika kedua orang tuaskizofrenia.
Faktor Presipitasi
2
4. Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi
realitas berkaitandengan perubahan proses pikir, afektif persepsi, motorik,
dan sosial.
D. PSIKOPATHOLOGI
Proses terjadinya halusinasi diawali dari atau dengan orang yang menderita
halusinasi akan menganggap sumber dari halusinasinya berasal dari
lingkungannya atau stimulus eksternal (Yosep, 2011).
Pada fase awal masalah itu menimbulkan peningkatan kecemasan yang terus
dan sistem pendukung yang kurang akan menghambat atau membuat persepsi
untuk membedakan antara apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun.
Meningkatnya pada fase Comforting, klien mengalami emosi yang berlanjut
seperti cemas, kesepian, perasaan berdosa dan sensorinya dapat dikontrol bila
kecemasan dapat diatur. Pada fase ini klien cenderung merasa nyaman dengan
3
halusinasinya. Pada fase conderming klien mulai menarik diri. Pada fase
controlling klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berhenti.
Pada fase conquering panic of anxiety, klien lama-kelamaan pengalaman
sensorinya terganggu, klien merasa terancam dengan halusinasinya terutama bila
tidak menuruti perintah dari halusinasinya.
4
E. PATHWAY
5
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain
2. Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dan
penglihatan
3. Isolasi sosial; menarik diri berhubungan dengan mekanisme koping
tidak efektif
4. Harga diri rendah
6
1. Membina hubungan dirasakan keluarga dalam
saling percaya merawat klien
2. Menyadari penyebab 4. Peragakan cara merawat
isolasi social klien dengan isolasi social
3. Berinteraksi dengan
orang lain
Tujuan keluarga: Keluarga
mampu merawat klien
dengan isolasi sosial
Risiko perilaku Setelah dilakukan tindakan 1. Diskusikan bcrsama
kekerasan keperawatan selama … x klien kerasan saat
terhadap diri 24 jam, diharapkan pasien penyebab perilaku
sendiri, orang dapat meningkatkan ...... kekerasan saat ini dan
lain dengan kriteria hasil : yang lalu
Klien tidak mencederai 2. Diskusikan perasaan
diri scndiri, orang lain, klien jika perilaku terjadi
dan lingkungan penyebab kekerasan
Tujuan khusus: 3. Latih pasien mengontrol
perilaku kekerasan
Klien dapat secara fisik
mengidentifikasi 4. Diskusikan masalahyang
penyebab perilaku dihadapi dalam merawat
kekerasan klien
Klien dapat 5. Diskusikan bersama
mengidentifikasi tanda- keluarga kondisi klien
tanda perilaku yang perlau segera
kekerasan dilaporkan kepada
perawat
7
kemampuan yang kondusif
dimiliki 7. Diskusikan dengan
keluarga kemampuan
yang dimiliki kliein dan
memujiklien atas
kemampuannya
8
G. DAFTAR PUSTAKA
Abdul muhith, 2015. Buku teori dan aplikasi pendidikan keperawatan jiwa;
Yogyakarta
Ade Herman Surya Direja, 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Nuha
Medika: Yogyakarta.
Bulechek, G. M. 2013. Nursing Intervention Classification Edisi 6.
Singapore : Elsevier
Damaiyanti. 2013. “proses keperawatan dan pemeriksaan fisik”. Jakarta :
SalembaMedika.
Davison. dkk (2006). Psikologi Abnormal. Edisi ke 9. Jakarta : PT. Raja
GrafindoPerdasa
Diah, Nur Khasanah, 2013, Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Klien
Gangguan Persepsi Sensori halusinasi, Surakarta