Anda di halaman 1dari 76

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga mahasiwa SI Ners Keperawatan STIKes Kharisma Karawang
dapat menyelesaikan penyusunan makalah seminar dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. “ W” DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI
PANTI REHABILITASI MENTAL AT-THORFIYAH” sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi Praktek Keperawatan Jiwa Program Ners Keperawatan STIKes
Kharisma Karawang. Dalam menyusun ini, tidak lepas dari bantuan, arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah seminar ini sangat jauh dari
kesempurnaan, baik pengetahuan maupun pengalaman, tentunya makalah ini sangat
banyak kekurangan. Untuk ini mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun, sangat diharapkan guna menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah seminar ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Karawang, 02 Maret 2019

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Halusinasi merupakan akibat adanya gangguan dalam proses berpikir dan orientasi
realitas. Individu tidak mampu membedakan rangsangan internal dan eksternal.
Halusinasi didefinisikan sebagai persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
suatu rangsangan dari luar. Gangguan persepsi ini meliputi seluruh panca indra.

Disfungsi yang terjadi pada halusinasi menggambarkan hilangnya kemampuan


menilai realitas, klien hidup dalam dunianya sendiri dan merasa terganggu dalam
interaksi sosialnya sehingga menyebabkan gangguan berhubungan sosial,
komunikasi  susah, dan kadang-kadang membahayakan diri klien, orang lain
maupun lingkungan, menunjukan bahwa klien memerlukan pendekatan asuhan
keperawatan secara intensif dan komprenhensif.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di ruang Perkutut, terdapat ± 70 % (dari


24 klien) yang  mengalami halusinasi. Masalah keperawatan yang ada, yakni klien
belum tahu bagaimana cara mengontrol halusinasinya, klien menunjukan perilaku
menarik diri, hubungan interpersonal dan komunikasi kurang sebagai dampak dari
timbulnya halusinasi.

Menilik kondisi tersbut di atas kami kelompok terdorong mengambil topik


“Asuhan Keperawatan Klien S. dengan Masalah Utama Halusinasi Dengar “
dengan harapan dapat bersama-sama tim keperawatan ruang Perkutut pada
khususnya untuk memberikan asuhan keperawatan klien halusinasi.

B. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari mata kuliah Keperawatan Jiwa tentang Asuhan Keperawatan
Pada Klien dengan Halusinasi, Mahasiswa dapat menjelaskan :
1. Pengertian Halusinasi
2. Etiologi Halusinasi
3. Klasifikasi Halusinasi
4. Rentang Respon Halusinasi
5. Psikopatologi Halusinasi
6. Proses terjadinya Halusinasi

2
7. Manifestasi Klinis  Halusinasi
8. Hubungan Schizoprenia dengan Halusinasi
9. Penatalaksanaan Medis
10. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
b. Pohon Masalah Halusinasi
c. Diagnosa Keperawatan
d. Rencana Tindakan Keperawatan
e. Evaluasi

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


a) PENGERTIAN
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. (WHO, 2006)
 
Halusinasi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses
diterimanya, stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu
diteruskan ke otak dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu
yang dinamakan persepsi (Yosep, 2009)

Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya
rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health
Nursing, 1987).

b) ETIOLOGI
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi
stress. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya. Factor predisposisi
dapat meliputi factor perkembangan, sosiokultural, biokimia, psikologis,
dan genetic. (Yosep, 2009)
1) Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan
interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress dan
kecemasan.
2) Faktor sosiokultural
Berbagai factor dimasyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa
disingkirkan, sehingga orang tersebut merasa kesepian dilingkungan
yang membesarkannya.
3) Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terhadap terjadinya gangguan jiwa.
Jika seseorang mengalami stress yang berlebihan, maka didalam
tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik
neurokimia seperti buffofenon dan dimethytrenferase (DMP).

4
4) Faktor psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah terjerumus
pada penyalahgunaan zat adiktif. Berpengaruh pada
ketidakmampuanklien dalam mengambil keputusan demi masa
depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam
nyata menuju alam hayal.
5) Faktor genetik
Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil
studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan
yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

b. Faktor presipitasi
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,
penasaran, tidak aman, gelisah, bingung, dan lainnya.
Menurut Rawlins dan Heacock, 1993 halusinasi dapat dilihat dari 5
dimensi yaitu :
a. Dimensi fisik
Halusinasi dapat timbul oleh kondisi fisik seperti kelelahan yang luar
biasa, penyalahgunaan obat, demam, kesulitan tidur.
b. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas masalah yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusinasi berupa perintah memaksa dan
menakutkan.

c. Dimensi intelektual
Halusinasi merupakan usaha dari ego untuk melawan implus yang
menekan merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang
dapat mengambil seluruh perhatian klien.
d. Dimensi sosial
Klien mengalami interaksi sosial menganggap hidup bersosialisasi di
alam nyata sangat membahyakan. Klien asyik dengan halusinasinya
seolah merupakan temapat memenuhi kebutuhan dan interaksi sosial,
kontrol diri dan harga diri yang tidak di dapatkan di dunia nyata.
e. Dimensi spiritual
Secara spiritual halusinasi mulai denga  kehampaan hidup, ritinitas
tidak bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jarang berupaya secara
spiritual untuk menyucikan diri.

5
c) TANDA DAN GEJALA
Menurut Yosep, 2009 tanda dan gejala halusinasi adalah :
a. Melihat bayangan yang menyuruh melakukan sesuatu berbahaya.
b. Melihat seseorang yang sudah meninggal.
c. Melihat orang yang mengancam diri klien atau orang lain
d. Bicara atau tertawa sendiri.
e. Marah-marah tanpa sebab.
f. Menutup mata.
g. Mulut komat-kamit
h. Ada gerakan tangan
i. Tersenyum
j. Gelisah
k. Menyendiri, melamun

d) PROSES TERJADINYA HALUSINASI


Menurut Yosep, 2009 proses terjadinya halusinasi terbagi menjadi 4 tahap
yaitu:
1. Tahap pertama
Pada fase ini halusinasi berada pada tahap menyenangkan dengan tingkat
ansietas sedang, secara umum halusinasi bersifat menyenangkan. Adapun
karakteristik yang tampak pada individu adalah orang yang berhalusinasi
mengalami keadaan emosi seperti ansietas, kesepian, merasa takut serta
mencoba memusatkan penenangan pikiran untuk mengurangi ansietas.
2. Tahap kedua
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menyalahkan dengan tingkat
kecemasan yang berat. Adapun karakteristik yang tampak pada individu
yaitu individu merasa kehilangan kendali dan mungkin berusaha untuk
menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersiapkan, individu mungkin
merasa malu dengan pengalaman sensorinya dan menarik diri dari orang
lain.
3. Tahap ketiga
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap pengendalian dengan tingkat
ansietas berat, pengalaman sensori yang dirasakan individu menjadi
penguasa. Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah orang
yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman halusinasinya
dan membiarkan halusinasi tersebut menguasai dirinya, individu mungkin
mengalami kesepian jika pengalaman sensori tersebut berakhir.

6
4. Tahap keempat
Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap menakutkan dengan tingkat
ansietas panik. Adapun karakteristik yang tampak pada individu adalah
pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti
perintah, dimana halusinasi bisa berlangsung beberapa jam atau beberapa
hari, apabila tidak ada intervensi terapeutik.

e) MEKANISME KOPING
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada pengendalian
stress, termasuk upaya penyelesaian masalah secara langsung dan mekanisme
pertahanan lain yang digunakan melindungi diri. Mekanisme koping menurut
Yosep, 2009 meliputi cerita dengan orang lain (asertif), diam (represi/supresi),
menyalahkan orang lain (sublimasi), mengamuk (displacement), mengalihkan
kegiatan yang bermanfaat (konversi), memberikan alasan yang logis
(rasionalisme), mundur ke tahap perkembangan sebelumnya (regresi),
dialihkan ke objek lain, memarahi tanaman atau binatang (proyeksi).

f) PENATALAKSANAAN
1. Medis (Psikofarmako)
a) Chlorpromazine
1) Indikasi
Indikasi obat ini utnuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat
norma social dan tilik diri terganggu. Berdaya berat dalam fungsi-
fungsi mental seperti: waham dan halusinasi. Gangguan perasaan
dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam
fungsi kehidupan sehari-hari seperti tidak mampu bekerja,
hubungan social dan melakukan kegiatan rutin.
2) Mekanisme kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak,
khususnya system ekstra pyramidal.
3) Efek samping
- Sedasi, dimana pasien mengatakan merasa melayang-layang
antar sadar atau tidak sadar.
- Gangguan otonomi (hipotensi) antikolinergik atau
parasimpatik, seperti mulut kering, kesulitan dalam miksi dan
defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekana intraokuler
meninggi, gangguan irama jantung.

7
- Gangguan ektrapiramidal seperti : distonia akut, akathsia
syndrome parkinsontren, atau bradikinesia regiditas.
4) Kontra indikasi
 Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah,
epilepsi (kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris
(panas), ketergantungan obat, penyakit SSP (system saraf pusat),
gangguan kesadaran disebabkan oleh depresan.
5) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut di berikan
3x100mg. Apabila kondisi klien sudah stabil dosisnya di kurangi
menjadi 1x100mg pada malam hari saja.
a) Haloperidol (HLP)
1) Indikasi
Indikasi dalam pemberian obat ini, yaitu pasien yang berdaya berat
dalam kemampuan menilai realitas, baik dalam fungsi mental dan
dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
2) Mekanisme kerja
Obat anti psikis ini dapat memblokade dopamine pada reseptor
pasca sinaptik neuron di otak, khususnya system limbic dan system
pyramidal.
3) Efek samping
- Sedasi dan inhibisi psikomotor
- Gangguan miksi dan parasimpatik, defekasi, hidung tersumbat,
mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gangguan irama
jantung.

4) Kontra indikasi
Kontra indikasi obat ini seperti penyakit hati, penyakit darah,
epilepsi (kejang, perubahan kesadaran), kelainan jantung, febris
(panas), ketergantungan obat, penyakit SSP (system saraf pusat),
gangguan kesadaran.
5) Penggunaan obat
Penggunaan obat pada klien dengan kondisi akut biasanya dalam
bentuk injeksi 3x5mg IM pemberian ini dilakukan 3x24 jam.
Sedangkan pemberian peroral di berikan 3x1,5mg atau 3x5 mg.
c) Trihexyphenidil (THP)
1) Indikasi

8
dalam pemberian obat ini, yaitu segala jenis penyakit parkinson,
termasuk pasca encephalitis (infeksi obat yang disebabkan oleh
virus atau bakteri) dan idiopatik (tanpa penyebab yang jelas).
Sindrom Parkinson akibat obat, misalnya reserpina dan fenotiazine.
2) Mekanisme kerja
Obat ini sinergis (bekerja bersama) dengan obat kiniden; obat
depreson, dan antikolinergik lainnya.
3) Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, bingung,
agitasi (gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan),
konstipasi, takikardia, dilatasi, ginjal, retensi urine.
4) Kontra indikasi
Kontra indikasinya seperti hipersensitif terhadap trihexypenidil
(THP), glaucoma sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis,
hipertropi prostat, dan obstruksi saluran edema.

5) Penggunaan obat
Penggunaan obat ini di berikan pada klien dengan dosis 3x2 mg
sebagai anti parkinson.
2. Keperawatan
Tindakan keperawatan dapat dilakukan secara individual dan terapi
berkelompok (TAK) Terapi Aktifitas Kelompok.

g) RENTANG RESPON HALUSINASI


Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada
dalam rentang respon neurobiology. Ini merupakan respon persepsi paling
maladaptif. Jika klien sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui
panca indra (pendengaran, penglihatan, penghidu, pengecapan dan perabaan),
klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indra
walaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada.diantara kedua respon tersebut
adalah respon individu yang karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi
yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya yang disebut sebagai
ilusi. Klien mengalami ilusi jika interprestasi yang dilakukannya terhadap
stimulus panca indra tidak akurat sesuai stimulus yang diterima.

9
Rentang respon :

Respon Adaptif Respon maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan


Persepsi akurat Ilusi pikiran
Emosi konsisten Reaksi emosi Halusinasi
dengan Berlebihan atau Sulit berespon
pengalaman kurang emosi
Perilaku sesuai Perilaku aneh/tidak Perilaku
Berhubungan sosial biasa Menarik diri disorganisasi
Isolasi sosial

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


HALUSINASI
1. Pengkajian Pasien Halusinasi
a) Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat,
tanggal pengkajian, nomor rekam medic
b) Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor
biologis, factor psikologis, social budaya, dan factor genetic
c) Factor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi
merasa perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi,
proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi dan
berhitung, kemampuan penilaian, dan daya tilik diri.tidak mampu, putus
asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa malang, kehilangan, rendah
diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan dan
penanganan gejala stress pencetus pada umunya mencakup kejadian
kehidupan yang penuh dengan stress seperti kehilangan yang
mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang
lain dan menyebabkan ansietas.
d) Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social dan
spiritual

10
e) Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas
motorik, alam
f) Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun
maladaptive
g) Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis

Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui saudara dapatkan
adalah:
a) Jenis halusinasi
Berikut adalah jenis-jenis halusinasi, data objektif dan subjektifnya. Data
objektif dapat dikaji dengan cara melakukan wawancara dengan pasien.
Melalui data ini perawat dapat mengetahui isi halusinasi pasien.

Jenis Data objektif Data subjektif


halusinasi
Halusinasi -      Bicara atau tertawa sendiri-       Mendengar suara atau
pendengaran -      Marah-marah tanpa sebab kegaduhan
-      Menyedengkan telinga-       Mendengar suara yang
kearah tertentu bercakap-cakap
-      Menutup telinga -       Mendengar suara
menyuruh melakukan sesuatu
yang berbahaya
Halusinasi -      Menunjuk-nunjuk kearah-       Melihat bayangan, sinar,
Penglihatan tertentu bentuk geometris, bentuk
-      Ketakutan pada sesuatu kartoon, melihat hantu atau
Yang tidak jelas monster
Halusinasi -      Menghidu seperti sedang-       Membaui bau-bauan sperti
penghiduan membaui bau-bauan tertentu bau darah, urin, feces,
-      Menutup hidung kadang-kadang bau itu
menyenangkan
Halusinasi -      Sering meludah -       Merasakan rasa seprti
pengecapan -      Muntah darah, urin atau feces
Halusinasi -      Menggaruk-garuk-       Mengatakan ada serangga
Perabaan permukaan kulit dipermukaan kulit
-       Merasa seperti tersengat
listrik

b) Isi halusinasi
Data tentang halusinasi dapat dikethui dari hasil pengkajian tentang jenis
halusinasi.

11
c) Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi
Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya
halusinasi yang dialami oleh pasien. Kapan halusinasi terjadi? Apakah
pagi, siang, sore atau malam? Jika mungkin jam berapa? Frekuensi
terjadinya halusinasi apakah terus menerus atau hanya sekal-kali? Situasi
terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi kejadian tertentu. Hal
ini dilakukan untuk menetukan intervensi khusus pada waktu terjadinya
halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi.
Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Sehingga pasien tidak
larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya
halusinasinya dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk mencegah
terjadinya halusinasi.

d) Respon halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul.
Perawat dapat menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan
saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga
atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat juga dengan
mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi timbul.
2. Pohon masalah

Resiko perilaku
mencederai diri
( efek )          

Gangguan sensori/persepsi:
Halusinasi
( CP/masalah )
   
        
           
Isolasi sosial

( etiologi ) 

3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi

12
b. Isolasi sosial
c. Resiko periaku mencederai diri

4. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


NO. PASIEN KELUARGA
SP I P SP I K
1 Mengidentifikasi jenis halusinasi Mendiskusikan masalah yang
pasien dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2 Mengidentifikasi isi halusinasi pasienMMenjelaskan pengertian, tanda dan
gejala halusinasi, dan jenis halusinasi
yang dialami pasien beserta proses
terjadinya halusinasi

3 Mengidentifikasi waktu halusinasi Menjelaskan cara merawat pasien


pasien halusinasi
4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
pasien
5 MMengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi

6 MMengidentifikasi respon pasien


terhadap halusinasi

7 Mengajarkan pasien menghardik


halusinasi
8 MMenganjurkan pasien memasukkan
cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian

SP II P SP II K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
MMelatih keluarga mempraktekkan cara
pasien merawat pasien dengan halusinasi

2 Melatih pasien mengendalikan


MMelatih keluaraga melakukan cara
halusinasi dengan cara bercakap- merawat langsung kepada pasien
cakap dengan orang lain halusinasi

3 MMenganjurkan pasien memasukan


dalam jadwal kegiatan harian

13
SP III P SP III K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
MMembantu keluarga membuat jadwal
pasien kegiatan aktifitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)

2 MMelatih pasien mengendalikan Menjelaskan follow up pasien setelah


halusinasi dengan melakukan pulang
kegiatan (kegiatan yang biasa
dilakukan pasien)

3 MMenganjurkan pasien memasukan


dalam kegiatan harian

SP IV P
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2 Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara
teratur
3 MMenganjurkan pasien memasukan
dalam kegiatan harian

BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian keperawatan
Kesehatn jiwa
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. W
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Status : Cerai mati

14
Tanggal Pengkajian : 27 pebruari 2019
Alamat : Pegadungan,dawuan,cikampek
Ruang Rawat : Panti rehabilitasi mental At-Thorfiyah
Pekerjaan :-
Sumber Informasi : Klien dan petugas panti rehabilitasi
Jenis Kel : Laki - laki
No.RM :

II. ALASAN MASUK


Klien sering marah – marah, bicara sendiri
Keluhan utama:
Klien mengatakan mendengar suara-suara orang yang mengejek dirinya.
III. FAKTOR PREDRPOSRI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimnasa lalu? Pernah
2. Pengobatan sebelumnya? Kurang berhasil
3. Pengalaman
Aniaya fisik pada usia 12 bila klien tidak mau belajar dipukul
dengan sapu hingga sapu patah.
Aniaya seksual tidak ada
Penolakan tidak ada
Kekerasan dalam keluarga ada (12 thn) ayah sering memukuli klien,karena
klien anak yang bandel
Tindakan kriminal tidak ada
Jelaskan : pada tahun 2013 klien sering marah marah
,kadang diam menyendiri,sering bicara
sendiri.
Masalah Keperawatan :Resiko menciderai diri,orang lain dan
lingkungan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Tidak


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan waktu kecil sering di pukuli ayahnya,sehingga merasa
dendam dengan ayahnya.
Masalah Keperawatan : Respon paska trauma

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda Vital : TD:110/80 mmHG N :86x/mnt
S: 36,2°C P: 18 x/mnt

15
2. Ukur : BB: 65kg TB: 160cm
3. Keluhan Fisik
Jelasakan : Pada pemeriksaan fisiik tidak ditemukan kelainan.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Klien mengatakan anak kedua dari empat bersaudara, klien tinggal
bersama adiknya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri:
Klien mengatakan tidak menyukai badanya yang kurus
Identitas :
Klien mengatakan hanya sendiri bercerai mati dengan istrinya anak
satu satunya meninggal
Peran :
Klien mengatakan tidak punya peran dalam keluarganya
Ideal diri :
Klien mengatakan ingin segera pulang segera sembuh dari
penyakitnya
Harga diri :
Klien mengatakan malu dengan tubuhnya yang semakin kurus
Masalah Keperawatan:HDR

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang tuanya adalah orang yang berarti dalam
hidupnya.
b. Peran serta kegiatan kelompok/ masyarakat :
Saat dirumah klien mudah marah sehingga sangat susah di terima di
masyarakat dan lingkunganya hingga sulit berperan serta
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Karena klien mudah marah, kadang temannya menolak saat di panggil.
Masalah Keperawatan :Kerusakan interaksi sosial.
4. Spiritual
a. Nilai dari kenyakinan :

16
Klien mengatakan agamanya islam, merasa semua yang terjadi adalah
takdir.
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan rajin melakukan sholat dan dzikir sesuai dengan
yang di jadwalkan di panti
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

GENOGRAM
X X
X

60

keterangan :
= Laki-laki …… = Tinggal satu rumah

= Perempuan 60 = Umur klien

X = Meninggal = Garis penghubung


= Orang yang dekat dg klien

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan :
Penampilan rapi, bersih.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan :Mampu memulai pembicaraan
Klien mau berbicara dan menjawab pertanyaan dengan baik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas Motorik : Tenang
Menolak mengikuti kegiatan yang diarahkan (rehabilitasi)
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam Perasaan :Sedih
Klien merasa sedih bila mengingat masa lalunya.

17
Masalah Keperawatan : Ketidakberdayaan
5. Interaksi Selama Wawancara : kontak mata kurang
Saat wawancara klien kontak mata kurang.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
6. Persepsi :Halusinasi pendengaran
Klien mengatakan mendengar suara perempuan, saat mendengar klien
merasa jengkel dan ingin marah.Klien mengatakan bisikan itu muncul saat
sendiri dan akan tidur, saat halusinasi muncul klien tampak bicara sendiri.
Tahapan halusinasi klien pada Rase II
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran
7. Proses Pikir :-

Klien dapat berkomunikasi dengan baik.


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Ri Pikir :-

Klien dapat memberi jawaban sesuai pertanyaan


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. Tingkat Kesadaran :

Klien mengatakan sudah seminggu lebih berada di RSJ Menur.


Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
10. Memori :
Klien mampu mengingat kejadian masa lalu, dan kejadian baru saja terjadi.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung :

Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung sederhana


Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan

12. Kemampuan Penilaian :


Perawat: bapak W.apa masih sering dengar suara-suara bisikan gak?
Pasien: ya masih sih,tapi kadang. Mungkin itu Cuma pikiranku saja
karena lagi banyak yang aku pikirkan.
Perawat:menurut bapak W bisikan itu nyata gak?
Pasien: gak tau tapi gak wujudnya

18
Klien mengerti halusinasinya dan menurut klien hal itu sangat
mengganggu bagi dirinya. Klien mengatakan bahwa halusinasinya itu
tidak berwujud.
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
13. Daya Tilik Diri : menyadari penyakit yang diderita
Perawat: bapak W tau gak di sini tempat apa?
Pasien:(senyum )iya tau
Perawat:menurut mas kenapa dibawa kesini?
Pasien:aku pernah ada gangguan jiwa.
Klien tahu kalau saat ini dirinya dalam pengobatan.
Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir

VII. KEBUTUHAN PULANG


1. Kamampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan :

Klien mampu makan sendiri, ganti pakaian setelah mandi.


Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
2. Kegiatan hidup sehari-hari :
a. Perawatan diri :
Klien mandi sendiri, ganti pakian setelah mandi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
b. Nutrisi :
- Apakah anda puas dengan pola makan anda? Ya
- Apakah anda makan memRahkan diri? tidak
Jelaskan : klien makan di ruang makan bersama teman-temannya.
- Rrekuensi makan : 3 kali
- Rrekuensi udapan : 2 kali
- Na Rsu makan : meningkat
- Diet khusus : tidak ada
Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah keperawatan
c. Tidur :
- Apakah ada masalah ? Ya
- Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ? Tidak
- Apakah anda kebiasaan tidur siang? Tidak
- Apakah yang menolong anda untuk tidur? Tidak ada kebiasaan
ketika mau tidur.
- Waktu tidur malam : jam20.00WIB,waktu bangun jam 04.00 WIB.
- Terbangun saat tidur : Ya
- Gelisah saat tidur : tidak
- Penjelasan :-

19
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3. Kemampuan klien dalam :
- MengantRipasi kebutuhan sendiri : Ya
- Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Ya
- Mengatur kebutuhan obat : Tidak minum obat
- Melakukan pemeriksaan kesehatan ( Rollow up) : Ya

Penjelasan : klien bmerasa jenuh minum obat, sehingga perlu


pengawasan saat minum obat.
Masalah Keperawatan : Regimen terapeutik inefektif
4. Klien memiliki sistem pendukung :
Klien kurang mendapat dukungan dari keluarga, keluarga jarang
menjenguk.
Masalah Keperawatan : Koping keluarga inefektif
5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau
hobi? Tidak,..
Masalah Keperawatan :Koping inefektif

VIII. MEKANISME KOPING


1. Adaptif
- Bicara dengan orang lain
2. Maladaptif
- Marah
- Memukul
- Malas kerja
- Merokok

Masalah Keperawatan : Koping individu inefektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik: klien kurang mendapat
dukungan dari orang tua dan keluarga.
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik: klien orang yang ceria
dan mudah bergaul, saat sakit kontak mata klien kurang, klien sering
menyendiri.
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik: bila sakit berobat ke
puskesmas.

20
 Masalah lainnya, spesifik :
Masalah Keperawatan : Kurang dukungan sosial.

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


 Raktor presipitasi.
 Obat-obatan: regimen terapeutik, tidak teratur minum obat.

Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan tentang kesehatan


mental

XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


 Resiko mencederai diri, orang lain dan llingkungan
 Gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar
 Isolasi Sosial

.
ANALISA DATA

No DATA MASALAH

1 DS: halusinasi
- Klien mengatakan sering mendengarkan bisikan pendengaran
orang kepada dirinya, suara itu membuat klien
merasa jengkel dan ingin marah.. Klien
mengatakan bisikan itu muncul saat dia sendiri dan
akan tidur.

21
DO:
- Klien tampk bicara sendiri sambil memegang
barang, kadang tersenyum sendiri
- Klien cenderung tertutup dan menampakan wajah
sedih
- Klien menjawab semua pertanyaan dengan lancar,
tapi menghindari kontak mata.

2 DS: Resiko mencederai


- Klien mengatakan mengatakan jengkel dengan diri, orang lain dan
suara-suara yang di dengarnya,merasa ingin marah. lingkungan
DO:
- Saat halusinasi muncul klien tampak mondar
mandir

3 DS:
- Klien mengatakan malas saat diajak ke tempat interaksi sosial
rehabilitasi
DO:
- Saat diajak ke rehabilitasi klien menolak, klien
cenderung memilih-milih teman. menolak diajak
berinteraksi dengan smua klien.

22
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

Tg Dx Perencanaan
No Dx Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
l Keperawatan

1 Perubahan SP 1 (PASIEN)
persepsi sensori: Klien dapat klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
 Setelah 3x interaksi
halusinasi membina hubungan komunikasi terapeutik :
menunjukkan tanda – tanda
pendengaran saling percaya  Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
percaya kepada perawat :
dengan perawat  Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat
 Ekspresi wajah bersahabat.
berkenalan
 Menunjukkan rasa senang.
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang dsukai klien
 Ada kontak mata.
 Buat kontrak yang jelas
 Mau berjabat tangan.
 Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
 Mau menyebutkan nama.
 Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
 Mau menjawab salam.
 Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
 Mau duduk berdampingan dengan
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
perawat.
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
 Bersedia mengungkapkan masalah
yang dihadapi.

23
a. Mengenal Adakan kontak sering dan singkat secara
halusinasi:\  Setelah2x interaksi klien bertahap
- Isi menyebutkan : Observasi tingkah laku klien terkait
- Frekuensi  Isi dengan halusinasinya (* dengar /lihat
- Waktu  Frekuensi /penghidu /raba /kecap), jika menemukan
;terjadinya  Waktu klien yang sedang halusinasi:
- Situasi  Situasi dan kondisi yang  Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu ( halusinasi dengar/
pencetus menimbulkan halusinasi lihat/ penghidu /raba/ kecap )
 Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya
 Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut,
namun perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada
bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)
 Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama.
 Katakan bahwa perawat akan membantu klien
Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya
pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien :
 Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang,
sore, malam atau sering dan kadang – kadang )
Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan
- Perasaan saat

24
terjadi Diskusikan dengan klien apa yang
halusinasi dirasakan jika terjadi halusinasidan beri
kesempatan untuk mengungkapkan
Setelah 2x interaksi klien menyatakan
perasaannya.
perasaan dan responnya saat
Diskusikan dengan klien apa yang
mengalami halusinasi :
dilakukan untuk mengatasi perasaan
 Marah tersebut.
 Takut Diskusikan tentang dampak yang akan
 Sedih dialaminya bila klien menikmati
 Senang halusinasinya.
b. Latih mengontrol  Cemas
halusinasi dengan  Jengkel
cara:
- Menghardik
 Setelah 2x interaksi klien
menyebutkan tindakan yang 1. Identifiikasi bersama klien cara atau tindakan yang
biasanya dilakukan untuk dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll)
mengendalikan halusinasinya 2. Diskusikan cara yang digunakan klien,
 Setelah 2x interaksi klien  Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian.
menyebutkan cara baru  Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara
mengontrol halusinasi tersebut

25
 Setelah 2x interaksi klien dapat 3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol
memilih dan memperagakan cara timbulnya halusinasi :
mengatasi halusinasi  Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( “saya tidak
(dengar/lihat/penghidu/raba/kecap mau dengar/ lihat/ penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi
) terjadi)
 Setelah 2x interaksi klien  Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk
melaksanakan cara yang telah menceritakan tentang halusinasinya.
dipilih untuk mengendalikan  Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang
halusinasinya telah di susun.
 Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang
berhalusinasi.
4. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih
c. Memasukkan untuk mencobanya.
dalam jadwal 5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan
kegiatan pasien dilatih.
6. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika
berhasil beri pujian
 Setelah 3X pertemuan klien
mengikuti terapi aktivitas Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita,
kelompok stimulasi persepsi

26
SP 2:
1. Anjurkan klien untuk bicara dengan perawat saat
a. Evaluasi kegiatan  Setelah 2x pertemuan diharapkan
halusinasi muncul
yang lalu (SP 1) klien mau berbicara dengan orang
b. Melatih berbicara lain bila terjadi halusinasi
dengan orang lain
saat halusinasi
muncul
c. Masukkan Jadwal
SP 3
a. Evaluasi
kegiatan yang  Setelah 3x pertemuan diharapkan
lalu (Sp1 & 2) klien mau menyibukkandiri 1. Anjurkan klien untuk mengisi kegiatan (menonton tv, membantu
b. Melatih dengan kegiatan saat halusinasi bersih-bersih dll) saat halusinasi muncul
kegiatan agar muncul
halusinasi tdk
muncul
c. Masukkan
jadwal.
m SP 4
a. Evaluasi jadwal
pasien yang lalu 1. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek
1. Setelah 2x interaksi klien menyebutkan;

27
(SP 1, 2, 3) o Manfaat minum obat samping obat yang dirasakan
b. Menanyakan o Kerugian tidak minum obat 2. Diskusikan akibat berhenti obat tanpa konsultasi
pengobatan o Nama,warna,dosis, efek terapi 3. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.
sebelumnya. dan efek samping obat
c. Menjelaskan 2. Setelah 2x interaksi klien
tentang mendemontrasikan penggunaan obat dgn
pengobatan (5 benar
benar)
3. Setelah 2x interaksi klien menyebutkan
d. Melatih pasien
akibat berhenti minum
minum obat
e. Masukkan
jadwal.

SP 1(keluarga)
a.Mengidentifikasi
masalah kel 1. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan ( waktu,
1. Setelah 2x pertemuan keluarga,
dalam merawat tempat dan topik )
keluarga menyatakan setuju untuk
pasien
mengikuti pertemuan dengan perawat
b.Menjelaskan 2. Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan
proses terjadinya 2. Setelah 2x interaksi keluarga keluarga/ kunjungan rumah)
halusinasi. menyebutkan pengertian, tanda dan gejala,  Pengertian halusinasi

28
c.Menjelaskan cara proses terjadinya halusinasi dan tindakan  Tanda dan gejala halusinasi
merawat pasien untuk mengendali kan halusinasi  Proses terjadinya halusinasi
d.Bermain peran  Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
cara merawat halusinasi
e.Libatkan  Obat- obatan halusinasi
keluarga/jadual  Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah ( beri
kel u/ merawat kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
pasien bersama, memantau obat – obatan dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi )
 Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara
mencari bantuan jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah

29
SP 2 .
a.Evaluasi
kemampuan kel Setelah 1x pertemuan kekuarga mampu
(SP1) - Menyenelesaikan tindakan yang
b. Latih kelg telah dilakukan.
merawat pasien - Memperagakan cara merawat klien
c. Libatkan
keluarga./jadual kel
u/ merawat pasien
SP 3
a. Evaluasi
kemampuan kel Setelah 1x pertemuan kekuarga mampu
(SP2) - Menyebutkan tindakan yang akan
b. Latih kelg dilakukan
merawat pasien - Memperagakan cara merawat klien
c, Libatkan serta mampu membuat rencana
keluarga./jadual kel tindak lanjut
u/ merawat pasien

30
SP 4
a. Evaluasi
kemampuan klg Setelah 1x pertemuan kekuarga mampu
b. Evaluasi - Menyebutkan tindakan yang sudah
kemampuan pasien dilakukan
c. Libatkan kelg: - Melaksanakan follow up rujukan
- follow up
- Rujukan.

31
POHON MASALAH

Resiko mencederai diri dan orang lain/ lingkungan

Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran (cp)

Rolasi sosial : menarik diri

HDR

32
,/IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NAMA : Tn. “W” NIRM: 5125XX RUANGAN: panti rehabilitasi
TGL DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI T.T
2702/19 Perubahan persepsi SP1: BHSP, mengenal halusinasi
Jam 14.00 sensori halusinasi fase Orientasi:
pendengaran. “Assalamualaikum bapak....” S : “Wa’alaikum salam bu”
O : Klien menjawab salam, tidak ada kontak mata.

“Perkenalkan nama saya Eva, senang dipanggil eva. S : Nama saya W,saya biasa dipanggil W
Saya mahasiswi dari Kharisma Karawang, Nama bapak O : Klien menjawab,tidak ada kontak mata, mau
siapa? senang dipanggil siapa? berjabat tangan

Saya dinas di ruang ini selama 2 minggu, akan merawat S : Semalam tidur saya kurang, karena saya masih
bapak W Hari ini saya dinas sore mulai pukul 14.00- dengar suara-suara
20.00 WIB. Bagaimana perasaan Bapak W Saat ini? O ; Klien menjelaskan halusinasinya
apakah semalam tidurnya nyenyak?

Bagaimana kalau sekarang kita ngobrol sebentar tentang S : Ya


suara-suara itu, 30 menit saja , kita duduk di dekat ruang O : Klien mengikuti duduk di kursi dekat ruanh
perawatan perawatan

33
Fase Kerja: S :“ya bu Akhir-akhir ini saya sering mendengar suara
“Apakah selama ini Bapak W sering mendengar suara- yang mengejek-ejek saya dan menyuruh kesana
suara yang tidak ada wujudnya? saya tadi juga melihat kemari, saya merasa jengkel dan ingin marah-
Bapak W bicara sendiri di depan jendela? sepertinya marah mas”
Bapak W tidak suka mendengar suara itu?” O : Klien menceritakan halusinasinya,wajah terkesan
jengkel.
“apa yang di katakan suara itu?”
S :“ya pokoknya gak jelas gitu bu, kalau saya dengar
suara itu saya merasa ingin marah, suara itu
mengganggu saya. Kepala saya jadi terasa panas
mas, jantung saya jadi berdebar-debar setelah
dengar suara itu.”
O : Klien menceritakan isi halusinasinya

S :“biasanya sering”
“Berapa kali suara itu muncul?” “ya waktu saya sendirian di kamar, tapi paling sering
“kapan yang paling sering bapak mendengar suara itu?” siang hari ketika teman-teman tidur siang”
O : Klien menjelaskan frekuensi halusinasinya

S : ya

34
Suara- suara tidak ada wujud itu namanya halusinasi

Fase Terminasi: S: Lebih tenang


Bapak W sudah banyak bercerita, sekarang bagaimana O: Klien mengungkapkan perasaannya
perasaannya? setelah berbincang-bincang dengan saya
barusan?”
S : Halusinasi
Apa nama suara yang tidak ada wujud tadi?....bagus O : Klien menjawab spontan

S : “iya bu, besok saja setelah tensi”


“Sekarang mas R istirahat dulu, besuk kita berbincang “di meja depan kantor pak mantri ya mas?”
lagi disini, jam 15.00, 20 menit saja, saya akan “ ya mas saya mau masuk kamar dulu”
mengajari bagaimana kalau halusinasi itu datang lagi. “Wa’alaikum salam”
sampai jumpa besok pagi ya.. Assalamu’alaikum”
A : Sudah terbina hubungan saling percaya dengan
klien. klien mengenal halusinasi

m
P: SP 1 klien dipertahankan, dengan kriteria:
Melatih kemampuan klien mengenal halusinasi

35
27/02/19 SP 1:
Jam 15.00 Fase Orientasi:
“Assalamu’alaikum.. bapak W, apa masih ingat dengan S: “Wa’alaikum salam Ibu E”
saya?” O : Klien mau menjawab salam

“Bagaimana perasaan Bapak W hari ini?” S :“biasa aja bu”

“Apa bapak W masih mendengar suara-suara itu lagi?” S :“Iya mas kemarin siang suara itu muncul lagi”
O : Klien menceritakan halusinasinya

“baiklah kalau begitu sesuai dengan janji kita kemarin, S :“iya mas, kita ngobrol disini aja ya?”
pagi ini saya akan kita akan ngobrol di tempat ini, saya O : Klien setuju
akan mengajari mas Rapa yang harus dilakukan bila
suara-suara tersebut muncul lagi.”

“iya mas, kita akan ngobrol selama 20 menit, S :“iya, terserah ibu saja”
bagaimana?” O : Klien duduk di kursi dekat kantor perawat.

Rase Kerja:
“apakah bapak W merasa terganggu dengan suara-suara S :“Iya, saya jengkel mendengarnya, perasaan saya

36
itu?” jadi tidak tenang. Ingin marah”

“Apa yang lakukan ketika suara itu muncul?” S :“ya saya menyanyi dengan suara keras”

“Kalau bapak W rasa itu mengganggu, kali ini saya akan S :“iya mas”
mengajarkan pada bapak W bagaimana cara mengusir O : Klien tampak memperhatikan
suara-suara itu dengan cara menghardik halusinasi.
Sekarang, bisa bapak W perhatikan saya...”

“kalau suara itu muncul katakan pada suara itu : Pergi..... S :“kalau suara itu muncul saya harus mengatakan
pergi.....!! saya tidak mau dengar...., kamu suara palsu!!! :Pergi..... pergi.....!! saya tidak mau dengar...., kamu
Ucapkan itu berulang ulang samapi suara-suara itu suara palsu!!!”
hilang. Baiklah, sekarang bapak tirukan saya..” O : klien menirukan

“bagus sekali, coba sekali lagi...” S :“Pergi..... pergi.....!! saya tidak mau dengar....,
kamu suara palsu!!!”
Rase Terminasi:
“Bagaimana perasaan setelah latihan menghardik S :“senang mas, dulu saya juga pernah di ajari tapi
halusinasi dengan saya?” saya sering lupa tidak menggunakan cara itu”

37
“Mulai sekarang kalau bapak W mendengar suara-suara S :“iya bu akan saya coba” (sambil tertawa dan
itu lagi bapak W harus melakukan latihan yang tadi mengulangi latihannya)
secara berulang-ulang sampai suara itu hilang”

“Nah, besok saya akan ajarkan cara kedua untuk S :“iya bu, kapan?”
mencegah suara-suara itu muncul kembali yaitu dengan
cara mengobrol dengan teman terdekat”

“bagaimana kalau besok sore seperti tadi jam 15.00? S :“Iya bu tapi jangan lama-lama ya?”
Setelah tensi di tempat ini?”

“iya, bagaimana kalau kita latihan selama 20 menit S :“Ya besok saya kesini lagi ya mas”
saja?”
S :“Wa’alaikum salam”
“baiklah, sampai jumpa lagi besok, Assalamu’alaikum..”
O: klien tampak tenang
klien kooperati R
A: Secara kognitif, afektif dan psikomotor, klien
mampu mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik halusinasinya
P: SP 1 klien telah dilakukan.

38
melanjutkan ke SP 2 dengan kriteria :
- klien mampu melakukan cara mengontrol
halusinasi dengan berbincang dengan orang lain.
28/02/201 SP 2 : S:
9 Rase Orientasi:
Jam 15.00 “Assalamualaikum bapak W “Wa’alaikum salam Ibu E”

“ Bagaimana perasaan bapak W hari ini?” “saya agak ngantuk bu”

“kenapa pak apa sulit tidur?” “tidak kok mas, sudah biasa jam segini ngantuk”

Apa suara-suara yang didengar masih sering? “sudah berkurang kok bu”

“bapak W suara yang mengejek itu. tidak nyata.. jadi “sudah bu, yang kalau suara itu muncul katakan pada
tidak usah di pikirkan, kalau bapak W sulit tidur nanti suara itu : Pergi..... pergi.....!! saya tidak mau
suara-suara itu bisa muncul lagi dan bapak W akan dengar...., suara palsu!!!
terganggu lagi”

“iya bu”
“ Apakah bapak W sudah memakai cara yang kemarin
saya ajarkan?”

39
”Bagus, katakan itu berulang-ulang ketika suara itu
muncul sampai suara itu tidak terdengar lagi.”
“Ya”
“boleh saja kalau bapak W merasa nyaman dengan cara
itu tapi menurut saya cara itu bRa menganggu teman R
yang sedang Rtirahat. Baiklah, sesuai janji kita kemarin,
pagi ini kita akan latihan cara mencegah halusinasi yang
kedua yaitu mengobrol dengan teman terdekat. Kita akan
latihan selama 15 menit disini, bagaimana pak W?”

Rase Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah halusinasi adalah dengan
cara mengobrol dengan orang lain atau teman dekat
bapak W di kamar. bapak W punya teman dekat?”
“cara menyusunnya bagaimana bu E?”
” Bagus, jika bapak W mulai mendengar suara-suara itu
langsung saja bapak W meminta tolong S atau T agar
mau berbincang-bincang bapak W Contohnya begini “S
tolong, saya mulai mendengar suara ayo ngobrol dengan
saya”. Coba bapak W lakukan seperti yang saya ajarkan

40
barusan!”
“S tolong, saya mulai mendengar suara ayo ngobrol
“oke, maafkan saya kalau terlalu cepat.. saya ulangi ya.. dengan saya.”
coba dengarkan lalu tirukan. Jika bapak W mulai
mendengar suara-suara itu langsung saja bapak W
meminta tolong S atau T agar mau berbincang-bincang
dengan bapak W. Contohnya begini : S tolong, saya
mulai mendengar suara ayo ngobrol dengan saya. Ayo
mas R tirukan..” “S tolong, saya mulai mendengar suara ayo ngobrol
dengan saya.”
“Ya, begitu bagus. Coba diulangi lagi..”
“Ya mas”
“latihan ya mas R!”.
“Senang, mudah-mudahan halusinasinya gak datng
Rase Terminasi : lagi”
“Bagaimana perasaan bapak W setelah latihan tadi?”
“Mengusir sama mencari teman ngobrol”

“ Jadi sudah 2 cara yang bapak W pelajari untuk


mencegah suara itu muncul. Coba sebutkan apa saja?” “iya mas, besok saja ya?”

41
“Bagus sekali bapak W Cobalah kedua cara ini kalau R
mendengar suara itu muncul. Besok kita akan belajar
cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas yang “terserah mas I saja”
terjadwal.”

“Besok saja saya jelaskan, latihan kita untuk mencegah


halusinasi sampai sini saja, silahkan bapak W untuk
isttirahat atau mengobrol dengan temannya”

“besok pagi ketemu jam 09.00, bapak W tidak “Dikursi aja mas
keberatan ? Mungkin hanya 20 menit, bagaimana?”
“iya mas sama-sama. Wa’alaikum salam”
“besok , bagaimana kalau di depan jendela?”
O:
“iya, terima kasih bapak W Assalamu’alaikum” -klien tampak mengantuk
-klien kurang kooperatif
-klien merasa tidak nyaman
-klien menolak untuk berdiskusi
A:
klien belum mampu mengontrol halusinasinya dengan
cara melakukan aktifitas yang terjadwal

42
P:
SP3 dipertahankan dengan kriteria:
- klien tidak akan melewatkan banyak waktu luang
sendiri, yang sering kali mencetuskan halusinasi,
sehingga klien dapat mengRi waktu luang dengan
aktifitas yang bermanfaat

01/03 /19 SP 3: S:
Jam 15.00 Rase Orientasi:
“Assalamualaikum mas bapak W..” “Wa’alaikum salam”

“Bagaimana perasaan bapak W hari ini?” “baik bu”.

“Apakah suara-suara itu masih sering muncul?” “sudah berkurang”

“bagus.. apakah bapak W sudah menggunakan dua cara “sudah”


yang saya ajarkan kemarin?”
“iya bu”

43
“coba sebutkan?” “yang pertama kalau suara itu muncul katakan pada
suara itu : Pergi..... pergi.....!! saya tidak mau
dengar...., kamu suara palsu!!! Yang kedua meminta
tolong teman untuk mengobrol “S tolong, saya mulai
dengar suara, ayo ngobrol sama saya”

“bagus sekali.. sesuai dengan janji saya sore ini kita “siap mas”
akan belajar cara ketiga yaitu dengan cara melakukan
kegiatan yang terjadwal, kita belajar selama 20 menit
dRini?, bagaimana mas bapak W?”

Rase Kerja:
“bapak W, saya akan menjelaskan tentang cara ketiga “terserah mas”
yaitu dengan cara melakukan kegiatan yag terjadwal.
Caranya, pertama-tama kita akan menyusun jadwal “setuju mas”
kegiatan mas bapak W bersama saya yatu kegiatan
bapak W mulai pagi sampai malam hari. Kita akan
menyusun jadwal kegiatan sesuai dengan kegiatan
sehari-hari yang di lakukan bapak W. Kita juga bisa
menambahkan kegiatan yang disenangi mas bapak W
seperti mengobrol, menonton TV atau menyanyi dalam

44
da Rtar kegiatan yang kita buat nanti, bagaimana bapak
W?”
“Ya bu:
“kita buat daftar kegiatan di kertas ini (sambil
menunjukkan kertas) lalu kita isii dengan kegiatan mas
bapak W selama sehari penuh”
“iya bu tidak apa-apa”

Rase Terminasi:
“Baiklah bapak W, karena tempatnya yang tidak nyaman
digunakan untuk berdiskusi sebaiknya kita lanjutkan
besok pagi jam 9 saja di depan kantor perawat seperti
biasanya, bagaimna?”

“seperti biasanya saja”


“iya, bagaimana kalau 30 menit kita buat daftar kegiatan
harian?”

“Wa’alaikum salam”
“baiklah, kalau begitu silahkan melanjukan kegiatan.
O:
Terima kasih.. sampai ketemu besok sore jam 15.00.
-klien tampak tenang
Assalamu’alikum”
-klien kooperatif
A:
klien belum mampu mengontrol halusinasinya dengan

45
cara melakukan aktivitas yang terjadwal
P:
SP3 klien dipertahankan dengan kriteria:
- klien tidak akan melewatkan banyak waktu luang
sendiri, yang sering kali mencetuskan halusinasi,
sehingga klien dapat mengisi waktu luang dengan
aktifitas yang bermanfaat.

02/03/19 SP 4:
Jam 15.00 Rase Orientasi: S:
“Assalamualaikum bapak W,Bagaimana perasaan mas R “Wa’alaikum salam”
hari ini?” “baik bu”.

“Apakah suara itu masih sering muncul? “ “sudah berkurang”

“Apakah bapak W sudah melakukan 2 cara yang sudah “sudah”


saya ajarkan?”

“ Apa saja, sebutkan?” “yang pertama kalau suara itu muncul katakan pada
suara itu : Pergi..... pergi.....!! saya tidak mau

46
“bagus!! Kita akan melanjutkan diskusi tentang kegiatan dengar...., kamu suara palsu!!! Yang kedua meminta
bapak sehari-hari. Kita diskusi disini sekitar 30 menit, tolong teman untuk mengobrol “S tolong, saya mulai
bagaimana? dengar suara, ayo ngobrol sama saya”

Rase Kerja:
“Sekarang sebutkan kegiatan sehari-hari bapak W dan Mulai pagi jam 4 saya bangun pagi lalu mandi terus
saya yang akan memasukkannya pada daftar jadwal sholat subuh langsung dzikir ,jam setengah tujuh saya
kegiatan bapak W mulai siang hari sampai malam hari?” makan, lalu keluar kamar dan ganti baju, setelah itu
saya ikut senam pagi lalu lari-lari muter-muter
ruangan. Habis itu duduk menunggu antrian tensi
sambil nonton TV. Lalu mengobrol dengan mas I,
setelah itu saya tidur sampai pembagian snack terus
masuk kamar. Jam setengah satu saya makan bersama
teman-teman saya lalu istirahat.setelah sholat ashar
dzikir bersama. Sudah ya bu itu saja.”

“apa kegiatan yang paling bapak W sukai?” “Menyanyi”

“baik lah saya masukkan kegiatan menyanyi dalam da “siap bu”

47
daftar jadwal kegiatan mas bapak W, tapi kalau
menyanyi suaranya yang enak, jangan terlalu keras nanti
menganggu temannya yang sedang Rtirahat”

“ok saya tulis di dalam daftar jadwal kegiatan bapak W “terserah ibu”
(terlampir)

Rase Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak W setelah kita membuat da “setuju bu”
Rtar jadwal kegiatan sehari-hari?”

“lakukan jadwal yang sudah kita buat secara rutin ya m “iya bu tidak apa-apa”
bapak W, jadwal ini silahkan di simpan atau di
tempelkan di dekat tempat tidur bapak W agar tidak
lupa”

“sekarang sudah 3 cara yang saya ajarkan untuk “Hari sabtu dan minggu libur ya?”
mencegah suara-suara itu muncul. Besok pagi saya akan
mengajarkan cara keempat yaitu mencegah munculnya
halusinasi dengan cara minum obat secara teratur. Besok
hari senin kita bertemu dRini jam 9 pagi, bagaimana mas

48
R?” “Wa’alaikumsalam”

“baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum” O:


-klien tampak tenang
-klien kooperatif
A:
Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara
melakukan akti Ritas yang terjadwal
P:
SP3 klien telah dilakukan.
Melanjutkan ke SP 4 dengan kriteria:
- klien mampu mengontrol halusinasi klien dan

49
ANALYSA PROSES INTERAKSI

50
Nama Mahasiwa : Eva Dwiyanti
Tanggal : 27 Februari 2019
Waktu : Pkl. 15.30 - 15.50 WIB (20 Menit)
Tempat : Ruang panti rehabilitasi
InRial Klien : Tn R
Interaksi ke : I ( Rase Perkenalan)
Lingkungan : Ruangan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
Deskripsi pasien : Penampilan rapi, .
Tujuan : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya
komunikasi

51
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL
PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Selamat pagi Pak, boleh P: Memandang W dan tersenyum P : Ingin membuka K masih ragu terhadap Salam merupakan kalimat pembuka untuk
saya duduk di sebelah K: Ekpresi datar percakapan dengan klien orang baru yang masuk ke memulai suatu percakapan sehingga dapat
Bapak ? dan berharap dengan lingkungannya terjalin rasa percaya.
K: Ekpresi datar sapaan sederhana dan
K : pagi, silahkan. P: Memandang K diterima oleh K.
P merasa senang ada K ragu terhadap orang baru
tanggapan atas salam
walaupun belum
diekpresikan secara tulus
P : Wah, suasana pagi ini P : Memandang ke halaman P ingin memulai K memberikan respon Topik ringan akan memudahkan interaksi
tenang sekali ya Pak sambil melirik K percakapan dengan topik sepintas dan menunjukkan lebih lanjut
K: Ikut melihat ke halaman lalu ringan sebelum masuk ke perhatian cukup terhadap P
K : (diam) menghRap rokoknya dan kondRi K
menunduk lagi
P : Oh ya, perkenalkan P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus K masih memberikan Memperkenalkan diri dapat menciptakan rasa
saya Puguh, saya menjulurkan tangan ke K diberikan penjelasan tanggapan secara ragu-ragu percaya klien terhadap perawat
mahasRwa praktek dRini K : Mengalihkan rokok ke tangan tentang kedatangan P
yang akan merawat Bapak. kiri lalu tanpa memandang P
K : (diam) menerima uluran tangan P
P : Nama Bapak siapa ? P : Masih menjabat tangan pasien P ingin tahu nama pasien K ragu-ragu Mengenal nama pasien akan memudahkan

52
dan mendekatkan diri ke-K interaksi
K : Menoleh sebentar P merasa pasien enggan K merasa perkenalan hanya
K : Menyebut nama dengan berkenalan formalitas belaka
K: R menunduk dan menarik tangannya
P : Bapak senangnya P : Memandang K P ingin menjalin kedekatan K mencoba mengingat Nama panggilan merupakan nama akrab klien
dipanggil dengan nama apa K : Menoleh ke halaman dengan pasien nama yang dRukainya sehingga menciptakan rasa senang akan
K : Melihat ke arah P dan adanya pengakuan atas namanya
K: R menjawab singkat lalu menunduk P senang walaupun K mulai tertarik dengan
lagi jawaban singkat perkenalan dengan P
P : Wah, kedengarannya P : Memandang K sambil P mencoba mengakrabkan K berpikir sejenak, Pujian berguna untuk mendekatkan perawat
enak kalau saya manggil tersenyum suasana mengngingat nama yang menjalin hubungan therapeutik dengan klien
Pak R K : Menunduk dRukainya
K : Menoleh ke P P merasa pertanyaan K mulai merasa bahwa P
K : Iya P : Memperhatikan K mendapatkan respon datang untuk membantu K
P : Bapak asalnya dari P : Memandang K P masih berusaha K berpikir dan mengingat- Topik sederhana membantu menjalin
mana Pak R? K : Menunduk dan berpikir membangun keakraban ingat kedekatan dengan klien
K : Menoleh ke P dan tersenyum dengan topik sederhana K senang karena ingat
lalu menunduk lagi P senang karena K daerah asalnya dan kembali
K : surabaya P : Memperhatikan K memberi respon membayangkan daerah
asalnya tersebut
P : Wah, dekat juga ya. P : Memandang K sambil P mulai mengkaji data K berpikir dan berusaha Lama rawat menentukan apakah klien kronR
Bapak R sudah berapa tersenyum umum pasien mengingat atau akut

53
lama dRini? K : MenghRap rokok dan
melemparkannya karena sudah
habR P khawatir kalau K membayangkan keadaan
K : 1 hari. K : Bicara tanpa menoleh P pertanyaan membuat K yang telah lama dijalaninya
P : Memandang K tersinggung
P : Sejak tanggal berapa P : Menunjukkan perhatian P berharap dapat K berusaha mengingat Daya ingat pasien dapat dikaji dengan
Bapak dRini ? K : Menunduk sambil memandang memperoleh data lama menanyakan data-data pasien yang sederhana
kakinya rawat secara lebih pasti
K : Yach18 Agustus K : Masih menunduk sambil mengkaji daya ingat K menjawab dengan
P : Memperhatikan pasien sekedarnya
P senang karena mendapat
respon dari K
P : Sekarang Bapak R P : Mendekatkan diri ke K P mengkaji daya ingat K K berusaha mengingat- Umur mempengaruhi daya ingat klien
umurnya berapa? K : Menoleh ke halaman dan ingat
terdiam beberapa lama
K : Menoleh P sebentar lalu P merasa arah pertanyaan K menjawab sesuai dengan
K : Em…50 tahun menunduk lagi sudah dapat dijawab jelas daya ingat yang
P : Tersenyum oleh K dimilikinya
P : Pak R ingat nggak, P : Menunjukkan keseriusan P berhati-hati karena K mengingat-ingat Keluhan utama merupakan dasar pasien
kenapa pak R dirawat K : Menunduk pertanyaan tsb sangat spesi dirawat di RS Jiwa
dRini K : Menoleh ke P dan menepuk- Rik dan takut menyinggung
nepuk kepalanya pasien K menjawab ragu-ragu

54
K : mukuli orang dan P lega karena K tidak
marah-marah. tersinggung
P : Pak R pernah ngamuk? P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh K mengingat-ingat Halusinasi dapat terjadi kapan saja karena
K : Menunduk alasan pasien dirawat adanya stimulus tertentu
K : Menoleh ke halaman lalu
K : pernah menunjuk-nunjuk P kaget, dan sadar kalau K mengalami halusinasi
P : Memperhatikan respon pasien pasien mengalami dengar
halusinasi dengar
P:- P : Masih kaget P mendiamkan karena K melihat P dan mencoba Dengan diam therapeutik, klien merasa
K : Memandang ke halaman belum menemukan menceritakannya pada P didengarkan dan bercerita tentang keadaannya
K : Saya dengar suara K : Menunjuk ke halaman dan pertanyaan yang tepat
anak-anak yang mengjek nyerocos untuk K K teringat kondRi
saya P : Memperhatikan P menemukan adanya keluarganya
halusinasi dengar
P : Bapak R sudah P : Mendekatkan diri P berusaha mengkaji data K membayangkan keadaan Halusinasi kemungkinan terjadi karena
berkeluarga? K : Memandang kosong ke yang terkait kata-katanya keluarganya menarik diri
halaman tadi K menikmati waham yang
K : Belum K : Menunduk sambil nyerocos P menemukan adanya dirasakannya
P : Memperhatikan halusinasi yang kuat
P:- P : Memperhatikan P mendiamkan dengan K membayangkan ank- Diam therapeutik akan membantu pasien
K : Menunduk harapan pasien akan lebih anaknya mengungkapkan perasaannya pada perawat
K : BerbRik pada P dengan nada terbuka tetang dirinya

55
K : Suara itu selalu datang sedih
P : Mendengarkan dengan serius P menemukan adanya K sedih tentang ayahnya
halusinasi
P : Pak R, kegiatan bapak P : Menepuk bahu K P mencoba mengkaji apa K teralih karena pertanyaan Pengalihan agar klien tidak larut dalam waham
sehari-hari ngapain saja K : Menoleh P yang dilakukan saat baru dan halusinasinya
Pak ? K : Menggaruk-garuk kepalanya halusinasi datang
K : Mandi, makan ehm… P : Memperhatikan respon K P merasa senang karena K bingung tentang yang
ya itu. pasien bRa beralih dilakukannya sehari-hari
P : Kemudian? P : Menekankan pertanyaan P mencoba menggali data K mengingat-ingat Tehnik ekplorasi berguna untuk mendapatkan
K : Menunduk lebih dalam lebih banyak data terkait masalah klien
K tiduran K : Menoleh P K merasa dirinya harus
P : Memperhatikan P menemukan respon saat rajin belajar
halusinasi muncul
P : Bapak R betah tinggal P : Melihat halaman P mengalihkan perhatian K K masih terbawa oleh Pengalihan agar pasien tidak larut pada waham
di sini?Suasananya enak K : menunduk dari waham waham dan halusinasinya pada Rase interaksi ini
ya! K : Ikut melihat halaman P senang karena dapat K berusaha menjawab
K : Betah. P : memperhatikan mengalihkan perhatian sekenanya
pasien
P : Tentunya keluarga P : Memandang K sambil P ingin mengkaji K berusaha mengingat Keluarga merupakan support sRtem bagi klien
Bapak R belum tersenyum keterlibatan keluarga keluarganya sehingga harus dikaji keterlibatannya
menjenguk kesini. K : Menoleh P terhadap perawatan K
K : Menunduk lagi P senang mendapatkan K ingat terhadap

56
K : Belum pernah datang P : Memperhatikan respon K jawaban K keluarganya
P : Kalau Pak R suka P : Memandang K P mengkaji hubungan K K mengingat hubungannya Berada di lingkungan keluarga akan membuat
pulang juga ya? K : Menunduk dengan keluarganya dengan keluarga klien melihat realitas menyenangkan atau
K : Ya, tolong telp adik K : Menoleh P dan tersenyum P senang mendapatkan K senang membayangkan malahan stressor
saya ya P : Memperhatikan jawaban sesuai pertanyaan pulang
P : Kalau di rumah, P : Memandang K sambil P berusaha mengkaji K mengingat aktivitasnya Aktivitas di rumah merupakan data pantas
ngapain aja Pak R tersenyum aktivitas K di rumah di rumah tidaknya pasien dilibatkan dalam keluarga
K : Menoleh P lalu melihat ke
halaman
K : Yah ngluyur jalan – K : Memandang P P menemukankegiatan K K menikmati waktu
jalan P : Memperhatikan respon K saat pulang. luangnya dengan bekerja
P : Suka ngobrol nggak P : Memandang K P mengkaji peran keluarga K mengingat aktivitasnya Menarik diri membuat K asyik dengan
dengan keluarga K : Menunduk terhadap K di rumah halusinasinya
K : Enakan diem, soalnya K : Menunduk P mendapatkan data K menganggap ngobrol
mengganggu saya. P : Memperhatikan menarik diri pada K mengganggu halusinasinya
P:- P : Memandang halaman P memikirkan topik lain K merenungkan Diam berguna untuk memikirkan interaksi
K : Ikut memandang halaman yang terkait keadaannya selanjutnya
K : Suara ituterus P : Kaget dan memperhatikan P kaget karena kembali K menikmati halusinasi
mengganggu saya. respon K menemukan adanya lihatnya
halusinasi pada K
P : Pak R, kita tadi sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri Rase I K memperhatikan P Evaluasi Rase I berhasil jika K dapat
berkenalan, masih inget K : Menoleh karena sudah cukup banyak mengingat nama P sehingga nantinya terjalin
nggak nama saya? K : Memandang P dan tersenyum data yang terkaji K mengingat-ingat nama P trust

57
P : Memperhatikan P senang karena K ingat
K : Puguh nama P
P : Nah, saya senang sekali P : Menepuk bahu K P memberikan rein K senang diberikan rein Kontrak berikutnya harus ditentukan dan harus
bisa ngobrol dengan pak K : Menoleh dan tersenyum Rorcement pada K Rorcement mendapatkan persetujuan klien agar klien
R. Bagaimana kalau besok ingat terhadap kontrak
kita ngobrol lagi? Sebentar K : Tersenyum P senang karena K mau K ikut menentukan kontrak
saja kok, yach cukup 20 P : Tersenyum menentukan kontrak
menit saja. berikutnya
K : Boleh
P : Nah kalau Pak W P : Memandang K P menentukan topik dan K memikirkan tentang Kegiatan yang akan dilaksanakan harus
setuju, nanti kita ngobrol K : Menunduk aktivitas pada kontrak kegiatan yang ditawarkan mendapat persetujuan K sehingga bila K
tentang perasaan Pak W berikutnya keluar dari kegiatan dimaksud, bRa diingatkan
terhadap keluarga Pak W. K : Mengangguk P senang karena K setuju K setuju tentang kegiatan tentang batasan kegiatan sesuai kontrak
Sekalian saya periksa P : Tersenyum dengan kegiatan yang akan yang akan dilaksanakan
tekanan darahnya ya. dilaksanakan
K : Ya, ya….
P : Terimakasih atas P : Menepuk bahu K dan P menutup Rase I K menunjukkan rasa Salam penutup merupakan akhir Rase yang
kesediaan Pak W dengan mengulurkan jabat tangan percaya pada P harus dilakukan untuk mencegah tidak percaya
saya, selamat sore K : Menoleh, menjabat tangan P P senang karena K mau pada klien
K : Sore. K : Tersenyum lalu menunduk berinteraksi dengan P K menyambut salam P
P : Tersenyum

58
ANALYSA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : EVA DWIYANTI


Tanggal : 28 Februari 2019
Waktu : Pkl. 15.00 -15.20 WIB (20 Menit)
Tempat : Ruang panti rehabilitasi mental
Inisial Klien : Tn.W
Interaksi ke : II ( Fase Kerja)
Lingkungan : Ruang kamar klien, berhadapan dengan klien, suasana tenang

59
Deskripsi pasien : Penampilan bersih rambut terurai
Tujuan : 1. Klien dapat mengenal halusinasi
komunikasi 2. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT


KOMUNIKASI VERBAL RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Selamat sore mbak,masih P: Memandang K dan P : Ingin membuka K mencoba mengingat-ingat Salam merupakan kalimat pembuka untuk
ingat dengan saya ? tersenyum percakapan dengan klien dan P memulai suatu percakapan sehingga dapat
K : (diam) K: Ekpresi datar berharap K ingat pada P terjalin rasa percaya. Mencoba mengingatkan
K: Ekpresi datar K mengira P temannya pasien pada perawat merupakan upaya untuk
P: Memandang K P merasa kecewa karena K mengetahui daya ingat pasien.
tidak ingat pada P
P : Waah mbak lupa ya P : Menepuk bahu K, P berusaha mengingatkan K K masih mencoba Touching hand berguna menjalin rasa aman
dengan saya , yang kemarin touching hand. mengingat-ingat P klien
sore sya kesini... K : Memandang P lama
K : (diam)
P : Ini nama saya, bisa baca P : Menunjukkan papan P merasa bahwa K harus K ingat nama P melalui Alat bantu untuk mengingat diperlukan pada
kan? Nah, nama saya siapa? nama pada K diberikan petunjuk untuk bantuan papan nama pasien
K : Mengeja nama P mengingat P K merasa senang karena bRa

60
K : Tersenyum P senang karena K masih mengingat P
K : eva!! P : Tersenyum ingat pada P walaupun masih
samar-samar
P : Nah, bapak ingat nggak P : Memandang P dan P ingin lebih meyakinkan K K mulai ingat peristiwa Dengan klien mengenal perawat maka akan
saya ini siapa? tersenyum apakah K masih ingat pada P minggu lalu memudahkan proses interaksi
K : Memandang P lalu
K : Puguh, pak mantri ! menunduk P merasa senang karena K K senang karena ingat pada
K : Memandang P dan berhasil mengingat P P
menyalami P
K : Menjabat tangan K
P : Pak R, seperti yang janji P : Memandang K P mengingatkan kontrak K mencoba mengingat Setiap interaksi harus berdasarkan kontrak
kita minggu lalu, sekarang K : Menunduk dengan K kontrak yang sudah yang telah dibuat dan klien selalu harus
kita ngobrol tentang Bapak. K : Melihat ke arah P dan disepakati diingatkan pada kontak yang telah dRepakati
Bapak bersedia ngobrol menjawab singkat lalu P senang walaupun jawaban untuk memudahkan serta mengarahkan proses
dengan saya? menunduk lagi singkat dan respon K belum K tertarik untuk ngobrol interaksi
K : Ya, bersedia. P : Memandang K menunjukkan ketertarikan dengan P
P : Pak w, bagaimana P : Memandang K sambil P mencoba memberikan K mulai merasa bahwa P Perhatian pada keadaan klien dapat
keadaan bapak sekarang ? tersenyum perhatian pada keadaan K datang untuk membantu K meningkatkan rasa percaya klien kepada
K : Menoleh ke P P bertanya-tanya tentang apa K mencoba menggambarkan perawat
K : Masih dengar suara-suara P : Memperhatikan K yang dirasakan oleh K pada P tentang keadaannya
sekarang
P :Kapan dengar-dengar P : Memandang K P berusaha menggali keluhan K berpikir dan mengingat- Tehnik ekplorasi digunakan untuk menggali

61
suaranya Pak w? K : Menunduk dan berpikir K ingat data lebih jauh tentang keadaan klien
K : Kalau saya sedang K : Menoleh ke P menghRap P menemukan data adanya K berpikir tentang perannya
sendiri rokoknya halusinasi sebagai orangtua
P : Memperhatikan K
P : Nah kalau dengar suara, P : Memandang K sambil P mulai mengkaji kebiasaan K berpikir dan berusaha Ekplorasi ditujukan untuk menggali aspek
apa yang biasanya pak w tersenyum klien dalam menghadapi mengingat positi R klien
lakukan? K : MenghRap rokok dan masalah K membayangkan
K : Yach, diam saja. melemparkannya karena P berpikir apa kira-kira yang kebiasaannya bila mulai
sudah habR bRa dilakukan klien selain datang halusinasi
K : Bicara tanpa menoleh P diam
P : Memandang K
P : Suara-suara tanpa wujud P : Memandang K dan P melihat respon klien K tampak memperhatikan Mengenal halusinasi sangat penting bagi klien
itu namanya tersenyum P berpikir tentang kegiatan agar mudah melatih untuk mengontrolnya
halusinasi.sekarang kalau K : Menoleh P yang kira-kira dilakukan K bingung tentang yang
halusinasi datang,apa yang P : Memperhatikan respon K klien dilakukannya sehari-hari
harus dilakukan?
K : oh,halusinasi ya!
K : tidak tahu
P : Nah sekarang saya akan P : Mencoba mengajarkan P mencoba mengajarkan cara K menyetujui Mengajarkan tehnik mengontrol halusinasi
mengajarkan apa yang harus cara mengontrol halusinasi mengontrol halusinasi K mencoba beri respon mulai dengan cara yang sederhana.
dilakukan bila halusinasi K : Menoleh P P senang karenaada respon
datang lagi. P : Memperhatikan dari klien

62
K : Ya, mau!
P : Kalau ada halRinasi,coba P : Memperagakan cara P mencoba memberikan K memperhatikan tindakan Mengajarkan tehnik mengontrol halusinasi
pak R tutup telinga dan mengontrol halusinasi gambaran positi R bila yang diajarkan P mulai dengan cara menghardik.
bilang tidak kanu K : Memperhatikan kegiatan dilaksanakan
bohong,kamu tidak nyata K : Memandang P dan P senang karena K mampu
menggaruk-garuk kepalanya mengidenti Rikasi keadaan
K : -. P : Memperhatikan respon bila kegiatan dilakukan
klien
P : Coba pak R ulangi apa P : Memandang K sambil P mengevaluasi tindakan K berusaha mengulang Pengulangan tindakan sebagai evaluasi bahwa
yang telah saya ajarkan tersenyum yang telah di ajarkan pada K tindakan yangtelah diajarkan klien mengerti apa yang telah diajarkan.
K : Memperagakan cara P senang mendapatkan K senang membayangkan
K : Bila ada halusinasi,saya mengontrol halusinasi respon dari K tindakan yang akan
akan tutup telinga dan K : Menoleh P dan dilakukan bila halusinasi
bilang tidak kanu tersenyum. muncul
bohong,kamu tidak nyata P : Memperhatikan respon K
P : Gimana kalau stiap kali P : Memandang K P menawarkan tehnik yang K setuju terhadap tindakan Mengontrol halusinasi dengan cara
halusinasi muncul, pak R K : Menunduk telah diajarkan yang telah diajarkan menghardik adalah tindakan yang paling
lakukan hal seperti yang saya K : Menoleh P dan mudah dilakukan oleh klien
ajarkan tersenyum P senang karena klien
K : Ya…ya… P : Memperhatikan menerima respon
P : Nah, Pak R masih ingat P : Memandang K dan P mencoba menggali daya K memikirkan tentang Pertanyaan untuk mengingatkan diperlukan
nggak tadi kita ngomongin tersenyum ingat klien terhadap pembicaraan yang dilakukan bila klien teralihkan perhatiannya

63
apa? K : Menoleh pada P pembicaraan tadi tadi
K : Masih.kalauada K : Mengangguk dan P senang karena K ingat K teringat pada pembicaraan
halusinasi, tutup telinga dan memandang P pada apa yang dibicarakan yang dilakukan barusan
bilang tidak kanu bohong, P : Tersenyum
kamu tidak nyata
P : Bagus, bRa dilakukan P : Mendekatkan diri pada K P mengaskan kembali K menunjukkan persetujuan Persetujuan harus ditegaskan kembali pada
setiap kali halusinasi datang? K : Menoleh dan kesepakatan terhadapa tindakan yang pasien agar bRa dilaksanakan
K : Boleh…boleh. memandang P P senang karena K setuju akan dilaksanakan
K : Mengangguk dan terhadap tawaran P
tersenyum
P : Tersenyum
P : Bagus kalau begitu. P : Menepuk pundak K P memberikan pujian pada K K senang dengan pujian yang Pujian dengan touching hand membangun rasa
K : Tersenyum diberikan percaya diri klien sehingga termotivasi untuk
K:- K : Memandang P dan P senang karena K K menjabat tangan P untuk melaksanakan kegiatan
menjabat tangan P memberikan respon sesuai menunjukkan persetujuan
P : Membalas jabat tangan K harapan
P : Nah besuk saya akan P : Memandang K dan P menentukan topik interaksi K memikirkan tentang topik Topik perlu dikontrakkan agar klien ter Rokus
ajarkan cara mengontol tersenyum selanjutnya yang ditawarkan pada topik tersebut sehingga bila ada
halusinasi yang lain. K : Menunduk penyimpangan dapat diingatkan pada kontrak
K : Memandang P P senang karena K setuju K setuju terhadap topik yang sebelumnya
K : Ya…ya… P : Tersenyum ditawarkan
P : Kalau begitu terimakasih P : Menepuk pundak K dan P mengakhiri interaksi K senang karena P Salam penutup merupakan akhir Rase yang

64
atas perhatian Pak. Selamat mengulurkan tangan mengucapkan salam harus dilakukan untuk mencegah rasa tidak
pagi. Sampai ketemu nanti K : Menoleh P senang karena K sudah kepadanya percaya pada klien
malam. K : Tersenyum dan menjabat percaya pada P K menjabat tangan P sebagai
K : Selamat pagi tangan P tanda mengakhiri interaksi
P : Tersenyum sementara

ANALISA PROSES INTERAKSI

65
Nama Mahasiswa : EVA DWIYANTI
Tanggal : 01-03-2019
Waktu : Pkl. 15.10 -159.30 WIB (20 Menit)
Tempat : Ruang Panti rehabilitasi
Inisial Klien : Tn. W
Interaksi ke : 3 ( Fase Kerja)
Lingkungan : Duduk berhadapan di ruangan
Deskripsi pasien : Klien sudah mandi, penampilan klien rapi
Tujuan komunikasi : Mengevaluasi kemampuan klien untuk mengontrol halusinasi

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALRA BERPUSAT ANALRA BERPUSAT RASIONAL


VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Selamat pagi pak R, sudah P : Tersenyum, sambil P ingin membuka percakapan K memberikan tanggapan Salam merupakan kalimat pembuka untuk
mandi dan rapi yach !! menepuk bahu klien dan memberikan rein positi R atas kehadiran P memulai suatu percakapan sehingga dapat
K : Tersenyum Rorcement terhadap keadaan terjalin rasa percaya.
K : Ya…saya…baru mandi K : Tersenyum dan klien yang positi R Rein Rorcement untuk meningkatkan harga diri
menunduk P senang atas respon dari klien K merasa diperhatikan oleh klien
P : Tersenyum perawat
P : Masih ingat janji kita P: Memandang K dan P mengingatkan klien pada K menerima kontrak dan Kontrak selalu ditegaskan pada klien agar klien
minggu lalu, kita sekarang tersenyum kontrak yang sudah dRepakati bersedia berbicara dengan terlatih memusatkan perhatian
akan dRkusi tentang K: Ekpresi datar perawat
kemampuan pak R mengatasi K: Menunduk

66
suara yang kadang muncul P: Memperhatikan respon P merasa senang karena klien K ingat kontrak yang dibuat
saat sendiri. Bagaimana masih klien ingat pada kontrak yang dibuat minggu lalu
ingat ?
K : Ya…ya….
P : Nah, kalau begitu saya mau P : Menepuk bahu K Memberikan K kesempatan K masih ragu-ragu ber Rikir Sentuhan dapat membantu rasa aman klien.
tanya, Apakah masih K : Mengingat-ingat untuk ekplorasi perasaannya Tehnik ekplorasi dengan pertanyaan terbuka
mendengar suara dan kapan keja-dian yang telah akan dapat memberi kesempatan klien bercerita
terjadinya ? terjadi tanpa hambatan
K : Kemarin siang jam 12 K : Memandang P P merasa senang karena klien K merasa senang karena ada
siang saya mendengar suara P : Mengamati respon K mampu mengingat kejadian yang memperhatikan
“anak kecil mengejek saya”
saat jalan sendiri
P : Wah bagus, masih mampu P : Memandang K P memberikan pujian K tampak seolah-olah ada Pujian dapat dijadikan dasar untuk
mengingat kejadian kemarin. K : Memandang P bertujuan untuk menghargai yang memperhatikan dirinya meningkatkan kemampuan klien.
Terus apa yang dilakukan oleh dengan merogoh kantung kemampuan klien dan ingin mendengar
pak R ? celana
K : Memandang P P senang karena K mau K merasa bebas
K : Saya bilang “Saya tidak P : Memperhatikan memberikan tanggapan mengungkapkan
mau mendengar kamu” respon terhadap pertanyaan perawat perasaannya
P : Wah pinter pak R P : Memandang P dan P ingin menggali apakah klien K memikirkan ternyata ada Cara yang lain dapat merupakan alternati R
sekarang. Mau saya ajarkan tersenyum masih mau diajak dRkusi cara yang lain pilihan bagi klien untuk menghilangkan
cara yang lain. K : Memandang P K merasa sudah jarang halusinasi

67
K : Memangnya ada yang lain. K : Memandang P P merasa senang karena K mendengar suara-suara lagi.
P : Tersenyum tertarik pada tawaran
P : Nah coba perhatikan : P : Memandang K P ingin memberikan alternati K berupaya memahami Alternati R yang lain dapat melatih klien untuk
 Melakukan kegiatan K : Memandang ke R lain untuk menghilangkan perkataan P mengambil suatu tindakan yang berarti dan
mRal-nya menyapu, taman depan ruang halusinasi memberikan kepuasan terhadap apa yang dipilih
mengepel, atau yang lain Wijaya kusuma sendiri setelah memiliki alternati R
 Mencari dan mengajak
teman untuk ngobrol
 Menyampaikan kepada K : Melihat ke arah P P senang karena K dapat K merasa mendapatkan
pe-rawat yang jaga P : Tersenyum memusatkan perhatian masukan
K : Oh, begitu ya caranya.
P : Bagaimana, pak R dapat P : Memandang K P Ingin menggali apakah klien K ber Rikir apa yang Bertanya kembali merupakan cara untuk
mengingat K : Menunduk memiliki kesanggupan untuk menjadi harapan perawat mengevaluasi secara langsung apa yang
K : Tampak ber Rikir menerima penjelasan diajarkan dan dapat memperbaiki apabila klien
K : Ya…dapat saya ingat P : Tersenyum P merasa senang karena klien K merasa yakin terhadap tidak mampu menjawab
dapat menerima dan kemampuannya mengingat
mengingat
P : Bagus kalau begitu. Kalau P : Memandang K dan P memberikan rein Rorcement K memikirkan tawaran P Tawaran bantuan pada Klien membuat klien
besok-besok suara itu datang tersenyum pada keberhasilan K merasa lebih percaya pada perawat
lagi, bilang sama saya ya. K : Memandang P P senang karena halusinasi K merasa halusinasinya
Nanti saya ikut jalan-jalan. K : Tersenyum sudah tidak ada lagi sudah hilang
K : Ya..ya…sudah hilang kok P : Tersenyum

68
P : Kalau begitu, sekarang kita P : Mendekatkan diri P mengakhiri kegiatan dan K memikirkan tawaran dari Kontrak selalu harus dibicarakan dengan klien
akhiri saja obrolan kita dan pada K dan menekankan menawarkan kontrak baru P agar klien siap untuk beinteraksi nantinya
besok kita ngobrol lagi kalimat pada K
tentang man Raat minum obat. K : Memandang P dan P merasa K agak ragu-ragu K merasa tidak suka
menunduk membicarakan wahamnya membicarakan wahamnya
K : (Diam) K : Memandang ke bersama P dan takut dihakimi oleh P
sekitar
P : Memperhatikan K
P : Bagaimana, Bapak P : Memandang K dan P berusaha menegaskan K berpikir untuk menerima Penegasan terhadap klien harus dilakukan bila
setuju?!!! tersenyum kontrak kontrak P klien nampak ragu-ragu agar klien belajar
K : Menunduk dan bertanggung-jawab terhadap dirinya sendiri
K : Ya…ya… berpikir P merasa K terpaksa K merasa harus menyetujui
K : Mengangguk menyetujui tawaran kontrak kontrak yang ditawarkan
P : Tersenyum
P : Nah, kalau begitu kita P : Menepuk bahu K P mengakhiri kontrak dan K setuju terhadap kontrak Menetapkan waktu kontrak membuat klien
akhiri dulu sampai di sini. K : Memandang P menegaskan tempat dan waktu bersiap-siap memenuhi kontrak yang dibuat
Nanti sore, sehabis makan K : Menganggukkan kontrak
saya tunggu Pak w di tempat kepalanya K mau menerima kontrak
biasa. Setuju ?!! P : Tersenyum P senang karena K menyetujui dengan perawat
K : Ya…ya…setuju kontrak
P : Assalmu’alikum. P : Memandang K dan P menutup interaksi K menerima terminasi Salam penutup untuk menutup interaksi
menepuk pundak K sementara sekaligus mengorientasikan klien terhadap

69
K : Tersenyum waktu
K : Wa’alaikum salam!! K : Tersenyum P senang karena K mau K membalas salam P dengan
P : Tersenyum pada K membalas salam P tulus

ANALA PROSES INTERAKSI

Nama MahasRwa : Eva Dwiyanti


Tanggal :2 maret 2019
Waktu : Pkl. 15.00 - 15.10 WIB (10 Menit)
Tempat : Ruang Wijaya kusuma RS Jiwa Menur Surabaya
InRial Klien : Tn. W
Interaksi ke : VII (fase Terminasi)
Lingkungan : Depan ruang perawat, lingkungan tenang
Deskripsi pasien : Klien sudah mandi, penampilan klien rapi
Tujuan komunikasi : Klien mengungkapkan perasaan tentang terminasi dengan perawat

KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON ANALRA BERPUSAT ANALRA BERPUSAT RASIONAL


VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : Selamat siang pak R, rapi P : Tersenyum P ingin membuka percakapan K memberikan tanggapan Salam merupakan kalimat pembuka untuk

70
sekali hari ini. Sudah selesai K : Tersenyum dan memberikan rein positi R atas kedatangan P memulai suatu percakapan sehingga dapat
mandi ya?! K : Tertawa dan Rorcement terhadap prilaku K merasa senang terjalin rasa percaya.
K : He..he..ya. mengusap kepalanya positif mendapatkan pujian dari Rein Rorcement untuk mempertahankan prilaku
P : Tersenyum P senang atas respon dari klien perawat positi R klien
P : Pak bersedia ngobrol P: Memandang K dan P mengingatkan klien pada K menerima kontrak dan Kontrak selalu ditegaskan pada klien agar klien
dengan saya?? Kan kita sudah tersenyum kontrak yang sudah dibuat bersedia berbicara dengan tidak melenceng dari alur pembicaraan
janji kemarin siang mau K: Ekpresi datar perawat
membicarakan perasaannya K: Menunduk dan P merasa bahwa klien masih
tentang perpRahan kita. sesekali menoleh pada belum dapat menerima K merasa sedih karena akan
perawat, tampak sedih terminasi yang sudah menghadapi terminasi
K : Ya…ya…. P: Memperhatikan respon dipersiapkan dari kemarin dengan klien
klien
P : Nah, seperti yang telah P : Menepuk bahu K, Memberikan K kesempatan K masih larut dengan Touching hand berguna menjalin rasa aman
saya sampaikan kemarin, hari touching hand. untuk ekplorasi perasaannya perasaannya sehingga sulit klien.
ini kan hari terakhir saya ada K : Memandang P lama mengungkapkan Tehnik ekplorasi dengan pertanyaan terbuka
dRini. Berarti mulai besok perasaannya akan menggali perasaan klien
Mas S tidak bRa lagi ngobrol K : Memandang P P merasa klien sulit K merasa kesulitan dalam
dengan saya. Bagaimana P : Mengamati respon K mengungkapkan perasaannya mengungkapkan
perasaan pak R?! perasaannya
K:-
P : Pak R. cerita saja apa P : Memandang K P merasa bahwa K harus Keraguan K mulai hilang Meyakinkan klien bahwa perawat akan
adanya, saya tidak akan marah K : Diam berpikir diberikan penegasan bahwa P K merasa bebas memberikan respon yang tidak menghakimi

71
kok!! K : Memandang P siap mendengarkan tanpa mengungkapkan membuat klien merasa lega
K : Sedih dan terkenang- P : Tersenyum menghakimi perasaannya
kenang!! P senang karena K mau
memberikan respon terhadap
pertanyaan perawat
P : Jadi pak R. merasa kalau P : Memandang P dan P ingin menggali perasaan K semakin merasa bebas Tehnik pengulangan berguna untuk menggali
tidak ada saya pak R. akan tersenyum klien selanjutnya mengungkapkan perasaan klien lebih lanjut
sedih ?! K : Menundukkan perasaannya
kepalanya P merasa K merasa sedih K sedih karena tidak ada
K : Ya…ya…soalnya tidak K : Memandang P karena tidak bRa ngobrol lagi teman ngobrol lagi
ada yang bRa diajak ngobrol mengelus-elus kepalanya
lagi. P : Tersenyum
P : Kan bRa dengan teman- P : Memandang K P ingin menggali perasaan K semakin bebas Penegasan terhadap suatu kondRi memudahkan
teman yang lain K : Memandang ke klien lebih lanjut mengungkapkan klien mencari jalan keluar terhadap
sekitar P menemukan data bahwa perasaannya permasalahan
K : Tapi kan mereka tidak K : Melihat ke arah P dan klien masih sulit untuk K merasa teman-temanya
mengajarkan untuk sehat. menjawab singkat menerima perpRahan dengan yang lain tidak bRa
P : Tersenyum perawat menggantikan peran perawat
P : Kalau sedih pak R. P : Memandang K P menggali koping mekanRme K memikirkan jawaban atas Ekplorasi dengan pertanyaan terbuka digunakan
biasanya ngapain?! K : Menunduk klien terhadap perpRahan pertanyaan koping untuk menggali data lebih jauh lagi
K : Menunduk P merasa koping klien masih
K : Yach, tidur saja P : Tersenyum belum e Rekti R K biasa tidur bila ada

72
masalah
P : Saya kan sudah ajarkan, P : Tersenyum P menegaskan metode K berusaha mengingat-ingat Penegasan dengan mengingatkan klien terhadap
kalau sedih, Mas S. mestinya K : Memandang P mekanRme koping yang e yang telah diajarkan koping mekanRme yang pernah diajarkan
jalan-jalan atau mengerjakan K : Menjawab singkat Rekti R yang pernah diajarkan sekaligus merupakan eveluasi akhir pada tahap
pekerjaan. Masih ingat lalu menunduk lagi pada klien K ingat tentang koping yang terminasi
nggak?! P : Tersenyum P senang karena klien masih ditawarkan perawat
K : Oh ya..ya…itu juga!!! ingat terhadap koping
mekanRme yang diajarkan
P : Nah, ingat-ingat ya apa P : Mendekatkan diri P mencoba menawarkan K berpikir terhadap tawaran Penegasan pada tahap terminasi akan
yang saya ajarkan kepada pak pada K dan menekankan penegasan pada klien perawat memperkuat memori klien
R!!! kalimat
K : Memandang P dan
menunduk P merasa K akan berusaha K merasa siap untuk
K : Ya…ya…ya…. K : Memandang ke mengingat apa yang telah mengingat pelajaran yang
sekitar diajarkan diberikan oleh perawat
P : Memperhatikan K
P : Pak R, saya P : Memandang K dan P berusaha menunjukkan K berpikir mengapa P yang Ucapan terimakasih atas keterlibatan klien
berterimakasih pada pak R tersenyum interest pada klien dengan mengucapkan terimakasih penting untuk menjagapartRipasi akti R dari
karena sudah mau bekerjasama K : Menunduk dan ucapan terimakasih K merasa dirinya yang harus klien terhadap perawatan atau pengobatan
dengan saya untuk berpikir P merasa K menerima apa mengucapkan terimakasih
kesembuhan pak R. !!! K : Menunduk yang dRampaikan oleh P
K : Saya yang terimakasih …. P : Memperhatikan K
P : Nah, kalau begitu kita P : Menepuk bahu K P mengakhiri kontrak pada K merasa sedih karena harus Kontrak harus selalu dRepakati oleh klien yang

73
akhiri dulu sampai di sini. K : Memandang P acara terminasi berpRah dengan P mampu untuk menyepakati kontrak sebagai
K : Ya…ya… K : Menganggukkan P senang karena K menyetujui K mau menerima kontrak suatu tanggung jawab bagi klien untuk
kepalanya kontrak diakhiri dengan perawat melaksanakannya
P : Tersenyum
P : Oke, jam 8 malam nanti P : Memandang K dan P menutup interaksi dan K menerima kontrak Salam penutup untuk menutup interaksi
saya pamit pulang karena menepuk pundak K menegaskan kontrak sekaligus mengorientasikan klien terhadap
dinas di sini sudah selesai. K : Tersenyum selanjutnya K menyiapkan diri untuk waktu
Selamat pagipak R. K : Tersenyum P senang karena K menerima kontrak berikutnya
K : Ya…ya… P : Tersenyum pada K kontrak selanjutnya

74
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas mengenai halusinasi dan pelaksanaan asuhan
keperawatan terhadap pasien, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi
ditemukan adanya perilaku menarik diri sehingga perlu dilakukan
pendekatan secara terus menerus, membina hubungan saling percaya yang
dapat menciptakan suasana terapeutik dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan yang diberikan.
2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan
halusinasi, pasien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai sistem
pendukung yang mengerti keadaaan dan permasalahan dirinya.
Disamping itu perawat / petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran
keluarga dalam memberikan data yang diperlukan dan membina
kerjasama dalam memberi perawatan pada pasien. Dalam hal ini penulis
dapat menyimpulkan bahwa peran serta keluarga merupakan faktor
penting dalam proses penyembuhan klien.
B. SARAN
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan hendaknya perawat mengikuti
langkah-langkah proses keperawatan dan melaksanakannya secara
sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil dengan optimal
2. Dalam menangani kasus halusinasi hendaknya perawat melakukan
pendekatan secara bertahap dan terus menerus untuk membina hubungan
saling percaya antara perawat klien sehingga tercipta suasana terapeutik
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan

75
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa .


Jakarta : Salemba Medika

Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .

Keliat Budi Ana. 1999. Proses  Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I.


Jakarta : EGC

Anna Budi Keliat, SKp. (2006). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Sosial Menarik Diri, Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.

76

Anda mungkin juga menyukai