Anda di halaman 1dari 8

DIARE

Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara
berkembang, dimana diare adalah penyebab penting kekurangan gizi. Ini disebabkan
karena adanya anoreksia pada penderita diare sehingga dia makan lebih sedikit daripada
biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan berkurang padahal kebutuhan sari
makanan meningkat selama adanya infeksi. Penyebab kematian utama karena diare
adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya.
Jenis-jenis diare
Diare sebagai epidemiologi didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang lunak
dan cair tiga kali atau lebih dalam sehari. Secara klinik dibedakan 3 macam sindroma
diare, yang masing-masing mencerminkan patogenesis yang berbeda dan memerlukan
pendekatan yang berlainan dalam pengobatannya.
1. Diare cair akut
Diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari
(bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang lunak /
cair yang sering dan tanpa darah. Mungkin disertai muntah dan panas. Diare
cair akut menyebabkan dehidrasi, dan bila masukan makanan kurang dapat
mengakibatkan kurang gizi. Kematian yang terjadi disebabkan karena dehidrasi.
Penyebab terpenting pada anak-anak : Shigella, Campylobacter jejuni dan
Cryptosporidium, Vibrio cholera, Salmonella, E. coli, rotavirus.
2. Disentri
Adalah diare yang disertai darah dalam tinja, akibatnya antara lain :
anoreksia, penurunan berat badan secara cepat, perusakan mukosa usus karena
bakteri invasive. Penyebab utama adalah Shigella, penyebab lainnya Salmonella,
C. jejuni.
3. Diare Persisten
Adalah diare yang mula-mula bersifat akut tapi berlangsung selama 14
hari. Episode ini dimulai sebagai diare cair atau disentri. Kehilangan berat badan
yang nyata sering terjadi. Volume tinja dalam jumlah banyak sehingga ada resiko
dehidrasi. Penyebab : E. coli, Shigella dan Cryptosporidium. Diare persisten

1
berbeda dengan diare kronik, yakni diare intermitten (hilang-timbul), atau yang
berlangsung lama dengan penyebab non infeksi, seperti penyakit sensitive
terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang menurun.
Epidemiologi
Kuman penyebab diare menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan,
minuman yang tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita.
1. Perilaku khusus meningkatkan resiko terjadinya diare
 Tidak memberikan ASI secara penuh 4 – 6 bulan pertama kehidupan.
 Menggunakan botol susu yang tercemar
 Menyimpan makanan masak pada suhu kamar dalam waktu cukup lama.
 Menggunakan air minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari
tinja.
 Tidak mencuci tangan setelah buang air besar, sesudah membuang tinja
atau sebelum memasak makanan.
 Tidak membuang tinja secara benar.
2. Faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap diare
 Tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun.
 Kurang gizi.
 Campak.
 Imunodefisiensi / imunosupressif.
3. Umur
Kebanyakan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan, insiden paling
banyak 6 – 10 bulan (pada masa pemberian makanan pendamping).
4. Variasi musiman
Variasi pola musim diare dapat terjadi melalui letak geografi. Pada
daerah sub tropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas
sedangkan diare karena virus (rotavirus) puncaknya pada musim dingin. Pada
daerah tropik diare rotavirus terjadi sepanjang tahun, frekuensi meningkat pada
musim kemarau sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim
hujan.
5. infeksi asimtomatik

2
kebanyakan infeksi usus bersifat asimtomatik / tanpa gejala dan proporsi ini
meningkat di atas umur 2 tahun karena pembentukkan imunitas aktif.

Prinsip utama pengobatan diare


1. diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya / penyebabnya.
2. makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk
menghindarkan efek buruk pada gizi.
3. antibiotik / anti parasit tidak boleh digunakann secara rutin, tidak ada
manfaatnya untuk kebanyakan kasus termasuk diare berat, diare dengan panas
kecuali :
 pada disentri yang harus diobati dengan antimikroba yang efektif
untuk shigella.
 Suspek kolera dengan dehidrasi berat.
 Diare persisten, bila diketemukan tropozoit atau kista G lamblia atau
tropozoit E. histolitika di tinja atau cairan usus, atau bila bakteri
patogen ditemukan dalam kultur tinja.

Terapi rehidrasi
Bertujuan untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat.
1. Terapi rehidrasi oral
 Cairan oralit (cairan rehidrasi oral)
Oralit adalah campuran gula dan garam. Rasio glukosa vs
natrium paling tidak 1 : 1. Untuk terapi diare di rumah ibu diberi oralit
untuk pemakaian 2 hari. Bila memberikan oralit satu kantong harus
diberikan sekaligus dan larutan oralit yang tidak digunakan dalam 24 jam
harus dibuang. Bila diare terus berlangsung sedangkan oralit sudah habis
harus memberikan cairan rumah tangga atau membawa kembali anaknya
ke sarana kesehatan untuk pengobatan.
 Cairan rumah tangga
Meskipun komposisinya tidak seberat oralit untuk mengobati dehidrasi,
cairan larutan seperti sup, air biasa, minuman yoghurt mungkin lebih

3
praktis untuk rehidrasi oral mencegah dehidrasi. Cairan rumah tangga ini
harus segera diberikan pada anak pada saat mulai diare dengan tujuan
memberi lebih banyak cairan dari biasanya. Ada beberapa cairan yang
tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare termasuk sari buah
manis yang diperdagangkan, pencahar, stimulansia seperti kopi.
Kriteria cairan rumah tangga yang diberikan pada penderita diare :
A. Aman bila diberikan dalam jumlah banyak.
Teh yang sangat manis, soft drink dan minuman buah komersial
yang manis harus dihindarkan karena menyebabkan diare osmotik,
memperberat dehidrasi.
B. Mudah menyiapkan.
C. Dapat diterima oleh penderita.
D. Efektif.
Upaya rehidrasi oral tidak tepat untuk :
 Pengobatan awal dehidrasi berat, karena cairan harus diganti dengan
cepat.
 Penderita ileus paratikus dan perut kembung.
 Penderita yang tidak dapat minum.
Upaya rehidrasi oral tidak efektif untuk :
 Penderita dengan pengeluaran tinja yang sangat banyak dan cepat (>15
ml/kgBB/jam) serta penderita tidak dapat minum cairan dengan jumlah
yang cukup untuk mengganti kehilangannya.
 Penderita dengan muntah berat dan berulang-ulang.
 Penderita malabsorbsi glukosa; penderita seperti itu larutan oralit
menyebabkan volume tinja meningkat nyata dan tinja mengandung
glukosa jumlah besar.
Makanan pada terapi diare
ASI, susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6
bulan atau lebih harus diberikan makanan lunak / setengah padat. Tawarkan makanan
setiap 3 – 4 jam atau berikan anak makanan sebanyak dia mau. Pemberian makanan
sedikit – sedikit namun sering lebih dapat diterima daripada diberikan dalam jumlah
besar tapi jarang. Setelah diare berhenti, teruskan pemberian makanan satu kali lebih

4
banyak daripada biasanya selama 2 minggu menggunakan makanan yang mengandung
banyak gizi.

Obat anti diare


Banyak obat dijual untuk mengobati diare akut dan muntah. Obat-obatan anti
diare meliputi anti motilitas usus (misal loperamid, difenoksilat, kodein), adsorben
(misal norit, kaolin, attapulgit, smectite) dan biakan bakteri hidup (misal lactobacillus,
streptokokus faecalis). Antimuntah termasuk klorpromasin, prometasin. Semua obat di
atas tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun.
Antibiotika juga tidak boleh diberikan secara rutin kecuali untuk penderita
disentri / kolera. Penggunaan yang berlebihan anti diare, anti muntah, antibiotika, anti
protozoa menghambat pemberian oralit atau menghambat pertolongan ke sarana
kesehatan. Hal ini juga menghamburkan uang.
Tanda-tanda memburuknya diare
Ibu harus membawa anaknya ke sarana kesehatan jika :
 tinja cair keluar amat sering.
 muntah berulang.
 rasa haus yang meningkat.
 tidak dapat makan dan minum seperti biasanya.
Menilai derajat dehidrasi penderita diare
Penilaian Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan Dehidrasi berat
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai, tidak
sadar
Cekung Sangat cekung
Mata Normal Tidak ada Tidak ada
Air mata Ada Kering Sangat kering
Mulut dan lidah Basah
Rasa haus Haus, ingin minum Malas minum /
Minum biasa tidak banyak tidak mau minum
haus

Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat


lambat
Diare yang terkait dengan penyakit lain
1. Diare yang terkait dengan campak.

5
Insiden meningkat pada waktu terkena campak, selama 4 minggu setelah
timbulnya penyakit dan kemungkinan sampai 6 bulan sesudah episode campak.
Diare yang berhubungan dengan campak seringkali berat dan lama. Karenanya
imunisasi campak merupakan cara yang penting untuk mencegah diare dan
kematian yang berhubungan dengan diare.
2. Diare dengan panas
Sering terjadi pada diare yang disebabkan karena rotavirus atau bakteri
invasif, seperti shigella, campylobacter atau salmonella. Panas mungkin
menyertai dehidrasi dan menghilang selama rehidrasi. Panas pada penderita
diare mungkin pula tanda infeksi lain seperti pneumonia, malaria. Namun
begitu, tidaklah tepat memberi antibiotik pada anak penderita diare hanya karena
panas. Bila suhu badan anak 39oC atau lebih anak harus diobati dengan
paracetamol untuk menurunkan suhu badannya atau bila panas sangat tinggi
dengan mengompres kepala dan perutnya dengan air hangat.
Penyebab penurunan gizi selama diare
1. Berkurangnya masukan makanan
Merupakan akibat dari :
a. Anoreksia yang terutama terlihat pada anak disentri.
b. Muntah.
c. Menghentikan makanan karena kepercayaan tradisional untuk
mengistirahatkan usus.
d. Memberikan makanan dengan nilai gizi kurang, seperti sup yang
diencerkan.
2. Berkurangnya penyerapan zat makanan
Disebabkan karena :
a. Kerusakan epitel absorbsi yang mengurangi luas permukaan usus.
b. Defisiensi disakarida karena kegagalan produksi enzim oleh mikrovili
yang rusak.
c. Berkurangnya konsentrasi asam empedu yang diperlukan untuk absorbsi
lemak.
d. Transit makanan melalui usus yang sangat cepat menyebabkan tidak
cukup waktu untuk pencernaan dan absorbsi.

6
3. Meningkatnya kebutuhan zat makanan
Kebutuhan zat makanan meningkat karena :
a. Kebutuhan metabolik karena panas.
b. Kebutuhan untuk memperbaiki epitel usus.
c. Kebutuhan mengganti kehilangan protein serum melalui mukosa usus
yang rusak seperti pada disentri.
Diagnosa Keperawatan yang muncul
1. Kurangnya volume cairan b.d
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
3. Resiko kerusakan integritas kulit b.d

7
Defisiensi vitamin A dan diare
Selama diare, absorbsi vitamin A berkurang dan sebagian besar digunakan dari
cadangan tubuh. Di daerah yang banyak kekurangan vitamin A, diare dapat
menyebabkan berkurangnya penyimpanan vitamin A sehingga terjadi kekurangan
vitamin A. Kadang-kadang kebutaan terjadi dengan cepat. Ini masalah penting pada
diare yang terjadi selama atau segera sesudah campak atau pada anak dengan gizi buruk.
Keadaan ini juga terjadi pada anak yang menderita diare persisten.

Anda mungkin juga menyukai