Disusun oleh
Aenul Muayyana
Nim: A.18.10.007
Kelas A SI KEPERAWATAN
Assalamualaikum
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini adalah
PENGLIHATAN . Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Keperawatan JIWA. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan memohon kritik dan saran yang membangun demi
Wassalam.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
pengecapan perabahan atau penghiduan, tetapi hal tersebut tidaklah nyata atau
hanya khayalan.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien
persepsi yang tanpa dijumpai adanya rangsangan dari luar. Walaupun tampak
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
4. Mamfaat
f.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
persepsi yang tanpa dijumpai adanya rangsangan dari luar. Walaupun tampak
hanya khayalan.
2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan Iebih rentan
terhadap stress.
sejak bayi akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada
lingkungannya.
neurotransmitter otak.
4). Faktor Psikologis, Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab
masa depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua
b. Faktor Presipitasi
ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, perilaku menarik diri,
a). Dimensi fisik Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik
delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang
lama.
b) Dimensi emosional Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem
yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi, isi dari
ego. Pada awalnya halusinasi merupkan usaha dari ego sendiri untuk
sosial, control diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata.
sangat siang. Saat terbangun merasa hampa dan tidak jelas tujuan
takdirnya memburuk.
Menurut Hamid (2000) perilaku klien yang terkalt dengan halusinasi adalah
sebagai berikut:
a. Bicara sendiri.
b. Senyum sendiri.
c. Ketawa sendiri.
berkeringat.
q. Perilaku panik.
4. Patofisiologi
normal dibombardir oleh aliran stimulus yang berasal dari tubuh atau dari luar
tubuh. Jika masukan akan terganggu atau tidak ada sama sekali saat bertemu
dalam keadaan normal atau patologis, materi berada dalam prasadar dapat
5. Fase Halusinasi
kecemasan .
b. Condeming (cemas sedang) Kecemasan meningkat berhubungan dengan
6. Rentang Respon
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul,
pasien saat halusinasi terjadi. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga
atau orang tedekat dengan pasien atau dengan mengobservasi perilaku pasien
Maladaptif
Keterangan
1. gambar:
Pikiran logis 1. Kad 1. Waha
2. Persepsi akurat ang- m
3.Emosi konsiten kad 2. Halusi
Dengan ang nasi
pengalaman
4. Perilaku cocok pros 3. Kerusa
5.Hubungansocial es kan
Harmonis[ CITATIO Piki pada
N Lil16 \l 1033 ] r Emosi
1. Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma
social budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam
d. Perilaku social adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam
gangguan.
d. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
batas kewajaran.
7. Jenis-jenis Halusinasi
bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai
Merasa dirabah, disentuh, ditiup, atau seperti ada ulat yang bergerak
g. Halusinasi kinistetik
h. Halusinasi viseral
8. Tahapan Halusinasi
halusinasi)
pemecahan masalah.
klien)
dan mulai berupaya menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang
psikotik berat.
9. Mekanisme Koping
baik bagi klien dan keluarga. Proses penyesuaian pasca psikotik terdiri
A. Pengkajian
1. Identitas klien
3. Faktor predisposisi
5. Aspek psikososial
6. Status mental
8. Mekanisme koping
10. Pengetahuan
Halusinasi.
1. Jenis halusinasi
2. Isi halussinasi
3. Waktu halusinasi
4. Frekuensi halusinasi
5. Situasi halusinasi
6. Respon klien
Masalah Keperawatan
dan verbal)
3. Isolasi sosial
B. Pohon Masalah
C. Diagnosa Keperawatan
2. Isolasi sosial
3. Risiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan
verbal)
D. Intervensi Keperawatan
Tujuan :
halusinasinya
Intervensi :
komunikasi terapeutik
beri pujian.
bertahap.
halusinasi
manfaat obat.
manfaatnya
Manajemen halusinasi
Observasi :
lingkungan
diri)
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
perlu
1. Minilisasi rangsangan
Observasi :
kebutuhn
Edukasi :
kunjungan)
Kolaborasi :
stimulus
2. Isolasi sosial
Tujuan Keperawatan
Intervensi
singkat serta sering karena tidak mudah bagi pasien untuk percaya
pada orang lain. Oleh karena itu, perawat harus konsisten bersikap
kegiatan
Cara:
orang lain
banyak teman
pasien
Promosi sosialisasi
Obervasi :
- Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain
Terapeutik :
kelompok
took buku)
kemampuan
Edukasi :
orang lain
dengar)
kegiatan khusus
komunikasi
Terapi aktivitas
Observasi :
luang
terhadap aktivitas
Terapeutik :
- Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami
aktivitas
sesuai
Edukasi :
sesuai
intervensi
terapeutik
merangkul, menepuk-nepuk)
marah, sedih)
k. Anjurkan mengunkapkan pengalaman emosional sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
Eko Prabowo (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta:
Buku Ajar Keperawatan Jiwa Jakarta: Salemba Medika. Mukhripa Damayanti &
Iskandar 2012
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny.C
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan :SMA
Jumlah Anak :-
Informan : Klien
dirinya akan mati, Klien merasa takut apabila mendengar bisikan tersebut.
III.FAKTOR PREDISPOSISI
Ya
Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
3. Pelaku/usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan criminal
Jelaskan No. 1,2,3 : klien pernah mengalami kekerasan pada usia 19 tahun
Masalah keperawatan
P : 22 x/menit
2. Ukur : BB : 65 kg TB : 165 cm
1. Genogram :
X X X
X
X X X
X X
Jelaskan:
Klien merupakan anak ke tig dari enam bersaudara ayah nya usdah
meninggal dunia. dia sudahmenikah dan memiliki 3 orang anak dan ada anak
nya satu orang yang meninggal dunia klien kadang halusinasi melihat wujud
anaknya yang sudah tiada, perasaan klien saat selalu sdih ketakutan dan cemas
2. Konsep diri
a. Citra tubuh : klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya.
e. Harga diri : klien mengatakan merasa sering ketakutan jika suara aneh
itu datang.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan orang yang berarti adalah orangtua
Masalah keperawatan:
4. Spiritual
Masalah keperawatan : -
1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Jelaskan: klien berpakaian dengan rapi, dia sering memakai pakaian yang
sesuai
Masalah keperawatan : -
2. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Inkoherensi
Lambat
Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Masalah keperawatan :
3. Aktivitas Motorik
Lesu
Tegang
Gelisah
Agitasi
Tik
Grimasem
Tremor
Kompulsif
Jelaskan: klien nampak gelisah atau cemas saat dibahas soal bayangan
yang memuaskan
4. Alam perasaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
Jelaskan : klien merasa sangat sedih apabila dia sudah melihat bayangan
ananknya yang telah tiada dan terkadang klien ingin melukai dirinya dan
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Mudah tersinggung
Defensive
Curiga
Jelaskan : pada saat ditanya klien kurang kontak mata dan kurang kooperatif
dan pada saat berinteraksi dibantu juga dengan keluarga klien karena sesekali
klien menangis
Halusinasi :
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu/Penciuman
meninggal dunia
Obsesi
Phobia
Hipokondria
Depersonalisasi
Pikiran magis
jelaskan: klien merasa cemas dan ketakutan jika bayangan anaknya sering dia
lihat
Waham :
Agama
Somatik
Kebesaran
Curiga
Nihilistic
Sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
9. Proses Pikir
Sirkumstansial
Tangensial
Kehilangan asosiasi
Flight of idea
Blocking
Pengulangan pembicaraan/perseverasi
diberikan
Masalah keperawatan : -
Bingung
Sedasi
Stupor
Disorientasi waktu
Disorientasi orang
Disorientasi tempat
Jelaskan : Klien dapat mengenal waktu, tempat dan orang lain yang ada
disekitarnya.
Masalah keperawatan : -
11. Memori
Konfabulasi
Jelaskan : Klien dapat mengingat masalalunya, saat klien ditanya apa yang
jangka panjang, klien masih ingat dan dapat menceritakan masalah yang
sudah lama kegiatan yang lebih dari satu klien tidak mengalami gangguan
daya ingat saat ini karena ditanya apa yang baru dibicarakan klien dapat
mengulangi
Masalah keperawatan : -
Mudah beralih
sederhana 1-10
Masalah keperawatan : -
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Masalah keperawatan : -
14. Daya tilik diri
Jelaskan :
1. Makan
Bantuan Minimal
Bantuan Total
jelaskan : klien makan secara teratur 3kali sehari dengan porsi makan 1
piring.
2.BAB / BAK
Bantuan Minimal
Bantuan Total
Masalah keperawatan :-
3. Mandi
Bantuan Minimal
Bantuan Total
masalah keperawatan: -
4.Berpakaian / Berhias
Bantuan Minimal
Bantuan Total
jelaskan: Klien mampu berpakaian secara mandiri tandapa bantuan
menyisir rambut
masalah keperawatan: -
6. Penggunaan Obat
Bantuan Minimal
Bantuan Total
7. Pemeliharaan Kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem Pendukung
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Mencuci Pakaian
Pengaturan Keuangan
Ya Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Terapi medik : -
Lampiran 2
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
DS : GANGGUAN PERSEPSI
DO :
aneh
DS : ANSIETAS
DO :
klien tampak gelisah
sulit tidur
DS : GANGGUAN POLA TIDUR
DO :
-
Lampiran 3
FORMAT PERENCANAN KEPERAWATAN
Ruangan :-
o Evaluasi
1 5/1/2 Gangguan - Klien dapat -klien dapat - Bina hubungan
menimbulkan
halusinasi
- Diskusikan
dengan klien
apa yag di
rasakan jika
terjadi
halusinasi
- Identifikasi
dengan klien
cara tindakan
yang di lakukan
jika terjadi
halusinasi
- Diskusikan cara
untuk memutus
atau mengontrol
halusinasi
- Bantu klien
memilih dan
melaith cara
2 5/1/2 memutus
ketidakmampuan - Diskusikan
kembali halusinasi
kegiatan - Diskusikan
penyebab bicara
dan nama
panggilan
pasien
- tanyakan
perasaan dan
ya dialami
ansietas
m. Bina
hubungan
saling percaya
dan
komunikasi
secara
terapeutik
n. Identifikasi
fungsi marah,
frustasi, dan
amuk bagi
pasien
- Identifikasi hal
yang memicu
emosi
- Fasilitasi
mengunkapkan
perasaan cemas,
marah, atau
sedih
- Buat pernyataan
suportif atau
empati selama
fase berduka
- Lakukan
sentuhan untuk
memberikan
dukungan (mis.
merangkul,
menepuk-
nepuk)
- Tetap bersama
pasien dan
pastikan
keamanan
selama
ansisietas, jika
perlu
- Kurangi
tuntutan
berpikir saat
- Jelaskan
konsekuensi
tidak
menghadapi
rasa bersalah
dan malu
- Anjurkan
mengunkapkan
perasaan yang
dialami (mis.
ansietas, marah,
sedih)
- Anjurkan
mengunkapkan
pengalaman
emosional
sebelumnya dan
pola respons
yang biasa
digunakan
- Anjarkan
penggunaan
mekanisme
pertahanan yang
tepat
Lampiran 5
DAFTAR PRIORITAS
MASALAH KEPERAWATAN
Ruangan : -
halusinasi penglihatan
memuaskan
kematian
3. 6 januari 2021 7 januari 2021
Lampiran 6
TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PROSES KEPERAWATAN
meninggal dunia 2 tahun yang lalu dan apabila klien sudah melihat
2. Diagnosa keperawatan
3. Tujuan Khusus
Klien mampu untuk mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara
4. Tindakan keperawatan
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
yang akan melakukan perawatan, nama saya Aenul muayyana, nama ibu
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa keluhan ibu saat ini?”
3. Kontrak :
Topik:
Waktu :
Tempat:
FASE KERJA :
“ Apakah Ibu sering melihat bayangan itu? Apa yang ibu lihat itu?”
itu paling sering ibu lihat ?Berapa kali sehari ibu alami? Pada keadaan apa
itu bayangan itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
“ ibu ada beberapa cara mencegah bayanan itu untuk tidak muncul.
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan cara
menghardik.”
pergi saya tidak mau lihat kamu lagi , saya tidak mau lihat. Kamu
lagi.Coba ibu peragakan. Nah begitu… bagus! Coba lagi! Ya bagus ibu
bisa.”
FASE TERMINASI
Evaluasi subjektif
Evaluasi Objektif
“ Apa yang ibu lakukan jika bayangan itu muncul?
Topik : ‘ Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
SPII HALUSINASI
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
klien mengatakan sering melihat bayangan anaknya yang sudah
meninggal dunia 2 tahun yang lalu dan apabila klien sudah melihat
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi penglihatan
3. Tujuan
4. Tindakan Keperawatan
teratur
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
b. Evaluasi / Validasi
c. Kontrak
1. Topik
“ Baik hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang
bapak minum.”
2. Tempat
3. Waktu
2. Fase Kerja
“ ibu apakah ada bedanya setelah minum obat secara teratur? Apakah
suara yang ibu lihat dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi.Berapa
macam obat yang ibu minum? (perawat membeikan edukasi terkait obat
yang baik untuk kesehatan ibu sesuai resep doker) sehari jam minumnya
habis, bpak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.Bapak juga
artinya ibu harus memastikan bahwa obat yang benar-benar punya ibu.
Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya,
pastikan obat yang diminum pada waktunya, dengan cara yang benar.
Yaitu diminum sesdudah makan dan tepat jamnya. ibu juga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah bayangn
2. Objektif
jadwal kegiatan bapak, jangan lupa pada waktunya minta obat kepada
1. Topik
“ Besok kita akan ketemu lagi untuk melihat empat cara mencegah
2. Waktu
SPIIIP HALUSINASI
A. Proses Kperawatan
1. Kondisi Klien
meninggal dunia 2 tahun yang lalu dan apabila klien sudah melihat
2. Diagnosa Keperawatan
Halusianasi penglihatan
3. Tujuan
lain
4. Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
b. Evaluasi/Validasi
masih muncul? Apakah sudah dipakai cara yang kita pakai? Apakah
c. Kontrak
1. Topik
2. Tempat
3. Waktu
untuk ngobrol dengan bapak. Contohnya begini: tolong, saya mulai dengar
suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kal;au ada orang dirumah
misalnya kakak ibu : kak, ayo ngobrol dengan saya. Saya sedang dengar
suara-suara. Begitu ibu. Coba ibu lakukan seperti itu ya, ya begitu.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Subjektif
2. Objektif
“ Jadi sudah berapa cara yang sudah kita pelajari untuk mencegah
2. Waktu
3. Tempat
DOKUMENTASI