Disusun oleh :
1. Riskiyana
2. Dewi purwati
3. Hetilda kereway
4. Hartati rumalean
5. Marselinus siep
6. Elis elda moballen
7. Dina paskalina
8. Hana kambuaya
9. Delilla klow
10. Dessy rumangun
11. Glori patris
12. Elthon watem
TAHUN 2022
A. KONSEP MEDIS HALUSINASI
1. PENGERTIAN
Halusinasi merupakan salah satu dari gangguan jiwa dimana seseorang tidak
mampu membedakan antara kehidupan nyata dengan kehidupan palsu. Dampak yang
muncul dari pasien dengan gangguan halusinasi mengalami panik, perilaku
dikendalikan oleh halusinasinya, dapat bunuh diri atau membunuh orang, dan
perilaku kekerasan lainnya yang dapat membahayakan dirinya maupun orang
disekitarnya ( Rahmawati, 2019 ). Halusinasi merupakan gejala positif yang sering
kali muncul pada pasien dengan pasien gangguan jiwa terutama pada pasien yang
telah terdiagnosis mengalami skizofrenia (Pratiwi dan Setiawan, 2018). Halusinasi
pendengaran paling sering terjadi ketika klien mendengar suara -suara, halusinasi ini
sudah melebur dan pasien merasa sangat ketakutan, panik dan tidak bisa
membedakan antara khayalan dan kenyataan yang dialaminya (Hafizudiin, 2021)
2. PENYEBAB
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungan sejak bayi akan merasa
disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungan.
3) Biologis
Meliputi klien mengalami interaksi sosial dalam fase awal dan comforting,
klien meganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata sangat
membahayakan. Klien asyik dengan Halusinasinya, seolah-olah ia
merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol
diri dan harga diri yang tidak didapatkan dakam dunia nyata.
b. Faktor Presipitasi
1) Menarik diri dari orang lain, dan berusaha untuk menghindar diri dari orang
lain
2) Tersenyum sendiri, tertawa sendiri
4) Bicara sendiri
5) Memandang satu arah, menggerakan bibir tanpa suara, penggerakan mata yang
cepat, dan respon verbal yang lambat
6) Menyerang, sulit berhubungan dengan orang lain
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses.Kadang – kadang terhidu bau
harum.Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4) Halusinasi peraba(tactile)
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus
yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati
atau orang lain.
5) Halusinasi pengecap(gustatory)
Isolasi sosial
penyebab
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran adalah Perubahan presepsi stimulasi
baik internal maupun eksternal yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau
terdistrosi. Penyebab nya adalah gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan
penghiduan, gangguan perabaan, hipoksia serebral, penyalahgunaan zat, usia lanjut,
pemajanan toksin lingkungan. (SDKI, 2017)
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
(SLKI) (SIKI)
Gangguan persepsi Manajemen halusinasi
Setelah dilakukan asuhan
sensori : Halusinasi (I.09288)
keperawatan selama 3 x 60
pendengaran (D.0085) Observasi
menit diharapkan persepsi
sensori membaik dengan Monitor perilaku yang
kriteria hasil: mengindikasi
Verbalisasi mendengar halusinasi
bisikan menurun
Monitor sesuaikan
Verbalisasi melihat
aktivitas sehari-hari
bayangan menurun
Verbalisasi merasakan Monitor isi halusinasi
sesuatu melalui indra (mis: kekerasan atau
pengecapan menurun membahayakan diri)
Distorsi Sensori menurun
Teraupetik
Perilaku Halusinasi
menurun Pertahankan
Konsentrasi membaik
Lakukan tindakan
keselamatan ketikan
tidak dapat
mengiontrol perilaku
(mis: limit setting,
pembatasan wilayah,
pengekangan fisik,
seklusi)
Diskusikan perasaan
dan respons terhadap
halusinasi
Hindari perdebatan
tentang validitas
halusinasi
Edukasi
Anjurkan memonitor
sendiri terjadinya
halusinasi
Anjurkan melakukan
distraksi (mis:
mendengarkan music,
melkaukan aktivitas
dan teknik relaksasi)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat antipsikotik dan
anti ansietas, jika perlu
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Adapun pelaksanaan
tindakan keperawatan jiwa dilakukan berdasarkan Strategi Pelaksanaan (SP) yang sesuai
dengan masing-masing masalah utama. Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan
maka kontrak dengan klien dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan
peran serta klien yang diharapkan, dokumentasikan semua tindakan yang telah dilaksanakan
serta respon klien (Hafizudiin,2021)
6. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah proses hasil atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien
pada tujuan umum dan tujuan khusus yang telah ditentukan.halusinasi pendengaran tidak
terjadi perilaku kekerasan, klien dapat 17 membina hubungan saling percaya, klien dapat
mengenal halusinasinya, klien dapat mengontrol halusinasi dengar dari jangka waktu 4x24
jam didapatkan data subjektif keluarga menyatakan senang karena sudah diajarkan teknik
mengontrol halusinasi, keluarga menyatakan pasien mampu melakukan beberapa teknik
mengontrol halusinasi. Data objektif pasien tampak berbicara sendiri saat halusinasi itu
datang, pasien dapat berbincang - bincang dengan orang lain, pasien mampu melakukan
aktivitas terjadwal, dan minum obat secara teratur (Hafizudiin,2021).
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, N. Y. (2019). Pengaruh Terapi Okupasi terhadap Gejala Halusinasi Pendengaran Pada
Pasien Halusinasi Pendengaran Rawat Inap di Yayasan Aulia Rahma Kemiling Bandar
Lampung. Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, 7(1), 33-40.
https://doi.org/10.47218/jkpbl.v7i1.58
Oktiviani, D. P. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. K dengan masalah Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran di Ruang Rokan Rumah Sakit Jiwa Tampan
(Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Riau). http://repository.pkr.ac.id/id/eprint/498
Pardede, J. A., Irwan, F., Hulu, E. P., Manalu, L. W., Sitanggang, R., & Waruwu, J. F. A.P.
(2021). Asuhan keperawatan Jiwa Dengan Masalah Halusinasi.
https://doi.org/10.31219/osf.io/fdqzn
Pratiwi, Murni., Setiawan, Heri. (2018). Tindakan Menghardik Untuk Mengatasi Halusinasi
Pendengaran Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Kesehatan 7: 7-13
Rahmawati, I. L. (2019) ‘Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Tingkat Kekambuhan pada
Pasien Halusinasi di Wilyah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun’, NURSING IN
INTEGRATED HEARING HALUSINATION CLIENTS, 8(5), p. 55.
Stuart, G. W. (2017). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Elsevier.
Tim pokja SLKI DPP PPNI. 2019 Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi Dan Kriteria
Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2019 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi Dan
Kriteria Hasil Keperawatan edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus pusat PPNI