Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI

PELAKSANAAN HALUSINASI

Disusun Oleh:
Muthia Nuril Sukma (201911022)

Program Studi Diploma III Keperawatan


STIKES MUHAMMADIYAH KENDAL

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

A. KONSEP DASAR HALUSINASI


1. Definisi

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana


pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu
penerapan panca indra tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan
yang dialami suatu persepsi melaluipanca indra tanpa stimullus eksteren :
persepsi palsu. (Prabowo, 2014 : 129)

Halusinasi adaah hilangnya kemampuan manusia dalam


membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsnagan eksternal
(dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien
mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara.
(Kusumawati & Hartono, 2012:102)

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien


mengalamai perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. (Damaiyanti, 2012: 53)
2. Jenis- Jenis

Haluinasi terdiri dari beberapa jenis, dengan karakteristik tertentu,


diantaranya:

a. Halusinasi Pendengaran ( akustik, audiotorik) Gangguan stimulus


dimana pasien mendengar suara-suara terutama suara-suara orang,
biasanya pasien mendengar suara orang yang sedang membicarakan
apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan
sesuatu.
b. Halusinasi Pengihatan (visual)

Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pencaran


cahaya, gambaraan geometrik, gambar kartun dan/ atau panorama
yang luas dan komplesk. Bayangan bias bisa menyenangkan atau
menakutkan.

c. Halusinasi Penghidu (Olfaktori)


Gangguan stimulus pada penghidu, yamg ditandai dengan adanya bau
busuk, amis, dan bau yang menjijikan seperti darah, urine atau feses.
Kadang-kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan
stroke, tumor, kejang dan dementia.

d. Halusinasi Peraba (Taktil, Kinaestatik)

Gangguan stimulus yang ditandai dengan adanya sara sakit atau tidak
enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh merasakan sensasi listrik
datang dari tanah, benda mati atau orang lain.

e. Halusinasi Pengecap (Gustatorik)

Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan sesuatu yang


busuk, amis, dan menjijikkan.

f. Halusinasi sinestetik

Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh


seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau
pembentukan urine. (Yosep Iyus, 2007: 130)

g. Halusinasi Viseral

Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya.

a. Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa


pribadinya sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada. Sering pada skizofrenia dan
sindrom obus parietalis. Misalnya sering merasa diringa
terpecah dua.
b. Derelisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungan yang
tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya perasaan segala suatu
yang dialaminya seperti dalam mimpi. (Damaiyanti, 2012 : 55-
56)
3. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan pasien terganggu mislnya rendahnya kontrol
dan kehangatan keluarga menyebabkan pasien 2 tidak mampu
mandiri sehjak kecil, mudah frustasi, hilangnya percaya diri dan
lebih rentan terhadap stress.
2) Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima di ingkungannya sejak bayi
akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada
lingkungannya.
3) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya
stress yang berlebih dialami seseorang maka di dalam tubuh akan
dihasilkan zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia.
Akibat stress berkepanjangan menyebabakan teraktivasinya
neutransmitter otak.
4) Faktor Psikologi
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah
terjerumus padapenyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh
pada ketidakmampuan pasien dalam mengambil keputusan yang
tepat demi masa depannya. Pasien lebih memilih kesenangan
sesaat dan lari dari alam nyataa menuju alam hayal.
5) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukkan bahwaanak sehat yang diasuh oleh orang
tua skizofrenia cenderung mengalamai skizofrenia. Hasil studi
menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang
sangat berpengaruh padapenyakit ini. (Prabowo, 2014: 132-133)
b. Faktor Presipitasi
1) Biologis
Gangguan dalam momunikasi dan putaran balik otak, yang
mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme
pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan 3 ketidakmampuan
untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak
untuk diinterprestasikan.
2) Stress Lingkungan
Ambang toleransi terhadap tress yang berinteraksi terhadap
stresosor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
perilaku.
3) Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam
menamggapi stress.(Prabowo, 2014 : 133)
4) Perilaku Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga,
ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku
menarik diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil
keputusan serta tidak dapat membedakan nyata dan tidak.
a. Dimensi fisik
Halusianasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik
seperti kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan,
demam hingga delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan
untuk tidur dalamwaktu yang lama.
b. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak
dapat diatasi merupakan penyebab halusianasi itu terjadi, isi
dari halusinasi dapat berupa peritah memaksa dan menakutkan.
Klien tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga
dengan kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap
ketakutan tersebut.
c. Dimensi intelektual
Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu
dengan halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan
fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usha dari ego
sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun
merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang
dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang akan
mengotrol semua perilaku klien.
d. Dimensi sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal
dan comforting, klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi
dialam nyata sangat membahayakan. Klien asyik dengan
dengan halusinasinya, seolah-olah ia merupakan tempat untuk
memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan
harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata.
e. Dimensi spiritual
Secara spiritualklien halusinasi mulai dengan kehampaan
hidup, rutinitas, tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan
jarang berupaya secara 5 spiritual untuk menyucikan diri,
irama sirkardiannya terganggu. (Damaiyanti, 2012 : 57-58)
4. Manifestasi Klinis
a. Aspek fisik :
- Makan dan minum kurang
- Tidur kurang atau terganggu
- Penampilan diri kurang
- Keberanian kurang
b. Aspek emosi :
- Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
- Merasa malu, bersalah
- Mudah panik dan tiba-tiba marah
c. Aspek sosial
- Duduk menyendiri
- Selalu tunduk
- Tampak melamun
- Tidak peduli lingkungan
- Menghindar dari orang lain
- Tergantung dari orang lain
- Aspek intelektual
- Putus asa
- Merasa sendiri, tidak ada sokongan
- Kurang percaya diri
5. Akibat
Adanya gangguan persepsi sensori halusinasi dapat beresiko mencederai
diri sendiri orang lain dan lingkungan (Keliat, B.A, 2006). Menurut
townsend, M.C Suatu keadaan dimana seseorang melakukan sesuatu
tindakan yang yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri
sendiri atau orang lain. Seseorang yang dapat beresiko melakukan
tindakan kekerasan pada diri sendiri dan orang lain dapat menunjukan
perilaku :
1. Data Subjektif :
a. Mengungkapkan mendengar atau melihat objek yang mengancam
b. Mengungkapkan perasaan takut , cemas dan khawatir
2. Data objektif :
a. Wajah tegang , merah
b. Mondar-mandir
c. Mata melotot rahang mengatup
d. Tangan mengepal
e. Keluar keringat banyak
f. Mata merah
6. Penatalaksanaan

Pengobatan harus secepat mungkin harus diberikan, disini peran


keluarga sangat penting karena setelah mendapatkan perawatan di RSJ
pasien dinyatakan boleh pulang sehingga keluarga mempunyai peranan
yang sangat penting didalam hal merawat pasien, menciptakan lingkungan
keluarga yang kondusif dan sebagai pengawas minum obat
a. Farmakoterapi

Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada


penderita skizofrenia yang menahun,hasilnyalebih banyak jika
mulai diberi dalam dua tahun penyakit.Neuroleptika dengan dosis
efek tiftinggi bermanfaat pada penderita psikomotorik yang
meningkat.

b. Terapi kejang listrik

Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk


menimbulkan kejang grand mall secara artificial dengan
melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang pada
satu atau dua temples, terapi kejang listrik dapat diberikan pada
skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral
atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.

c. Psikoterapi dan rehabilitasi

Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat


membantu karena berhubungan dengan praktis dengan maksud
mempersiapkan pasien kembali kemasyarakat, selain itu terapi
kerja sangat baik untuk mendorong pasien bergaul dengan orang
lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya pasien tidak
mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang
kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan
bersama, seperti therapy modalitas yang terdiri dari :

d. Terapi aktivitas
1) Terapi music

Focus : mendengar memainkan alat musik ; bernyanyi yaitu


menikmati dengan relaksasi music yang disukai pasien.

2) Terapi seni

Focus: untuk mengekspresikan perasaan melalui beberapa


pekerjaan seni.

3) Terapi menari

Focus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh

4) Terapi relaksasi
Belajar dan praktik relaksasi dalam kelompok Rasional : untuk
koping/perilaku mal adaptif/deskriptif meningkatkan
partisipasi dan kesenangan pasien dalam kehidupan.

5) Terapi social

Pasien belajar bersosialisai dengan pasien lain

6) Terapi kelompok
a) Terapi group (kelompok terapeutik)
b) Terapi aktivitas kelompok (adjunctive group activity
therapy)
c) TAK Stimulus Persepsi; Halusinasi
- Sesi 1 : Mengenal halusinasi
- Sesi 2 ; Mengontrol halusinasi dengan menghardik
- Sesi 3 ; Mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan
- Sesi 4 ; Mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap
- Sesi 5 : mengontrol halusinasi dengan patuh minum
obat
d) Terapi lingkungan
Suasana rumah sakit dibuat seperti suasana didalam
keluarga( Home Like Atmosphere).(Prabowo,2014: 134-
136)

7. Pohon Masalah

Resiko perilaku kekerasan (diri sendiri , orang lain lingkungan dan


verbal )
Effect

Gangguan persepsi sensori : halusinasi

Core Problem

Isolasi Sosial
Causa

8. Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnose keperawatan klien yang muncul klien dengan


gangguan persepsi sensori : halusinasi adalah sebagai berikut :

1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi


2. Isolasi social
3. Resiko perilaku kekerasan ( diri sendiri, orang lain , lingkungan dan verbal)

9. Rencana asuhan Keperawatan

Pasien Keluarga
1. Dapat mengontrol halusinasi yang Mendiskusikan masalah yang
dialami oleh pasien dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2. Membina hubungan saling percaya Menjelaskan pengertian, tanda dan
dengan pasien gejala halusinasi, dan jenis halusinasi
yang dialami pasien beserta proses
terjadinya
3. Mengenali halusinasi pasien Menjelaskan cara-cara merawat pasien
halusinasi
4. Menjelaskan serta berdiskusi Melatih keluarga mempraktekkan cara
mengenai jenis jenis halusinasi merawat pasien dengan halusinasi
pada pasien
5. Melatih pasien cara kontrol Melatih keluarga melakukan cara
halusinasi dengan menghardik merawat langsung kepada pasien
halusinasi
6. Membimbing pasien memasukkan Membantu keluarga membuat jadwal
dalam jadwal kegiatan harian. aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
7. Menjelaskan cara kontrol Menjelaskan follow up pasien setelah
halusinasi dengan teratur minum pulang
obat (prinsip 5 benar minum obat).
8. Melatih pasien cara kontrol
halusinasi dengan berbincang
dengan orang lain
9. Melatih pasien cara kontrol
halusinasi dengan berbincang
dengan orang lain
10. Melatih pasien cara kontrol
halusinasi dengan kegiatan yang
terjadwal (yang biasa dilakukan
pasien).
DAFTAR PUSTAKA

Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Iyus, Y. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT refika Aditama.

Mukhripah Damayanti, Iskandar . (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:


Refika Aditama.

Sundeen, S. A. (1998). Keperawatan Jiwa Edisi III. Jakarta: EGC.

Wijayaningsih, K. s. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.


Jakarta Timur: TIM.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP1P)

MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI

PERTEMUAN KE 1

B. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Ds : klien mengatakan sering melihat bayangan bayangan wanita , dan
bayangan itu sering membuatnya takut
Do : klien sering tampak berbicara sendiri
2. Diagnosa keperawatan

Gangguan persepsi sensori yaitu halusinasi penglihatan .

3. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
b. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
d. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
g. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan menghardik
h. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
C. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam terapeutik

Selamat pagi ibu, sedang apa?”.” perkenalkan nama saya Elinda biasa
dipanggil suster linda , Saya mahasiswa praktik Dari Stikes
Muhammadiyah Kendal yang akan praktik disini selama 3 minggu ya ibu
. Tujuan saya disini akan membantu menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi ibu . Boleh saya berkenalan dengan ibu? namanya siapa? suka
dipanggil siapa? Mulai sekarang ibu… kalau ada masalah bisa cerita
kesaya ya bu jangan sungkan.

b. Evaluasi/validasi

Bagaimana perasaan ibu saat ini?....ooooo kalau saya lihat ibu tampak
bicara, berbicara sama siapa?
c. Kontrak
1. Topik

Bagaimana kalau kita bercakap-cakap suara yang ibu dengar dan


bayangan yang ibu lihat ?

2. Tempat

Dimana kita akan berbincang-bincang bu ?oooooo di ruang makan,


baiklah.

3. Waktu

Kita akan bercakap-cakap berapa menit ya bu ?”.” 15 menit, ya


baiklah.

2. Fase Kerja

Iya sekarang jika sudah duduk santai, tolong ceritakan bayangan yang ibu
lihat , “apakah pak syamsir melhat bayangan tanpa ada wujudnya ? apa yang
dikatakan bayangan itu ?”

“apakah terus-menerus sewaktu waktu ? kapan yang sering ibu lihat dalam
bayangan itu ? berapa kali sehari ibu alami ? pada keadaan apa bayangan itu
terdengar ? apakah pada waktu sendiri ?

“ apakah yang ibu rasakan pada saat melihat bayangan itu ? apa yang ibu
lakukan saat melihat bayangan itu ? apakah dengan cara itu bayangan itu
hilang ? “ bagaimana kalua kita belajar cara -cara untuk mencegah bayangan
bayangan itu muncul ?” ibu , ada empat cara untuk mencegah bayangan
bayangan itu muncul pertama , dengan menghardik bayangan tersebut. Kedua
dengan cara bercakap cakap dengan orang lain . ketiga dengan melakukan
kegiatan yang sudah terjadwal dan yang ke empat minum obat dengan
teratur.”

“ bagaimana kalua kita belajar cara yang pertama dahulu dengan cara
menghardik .” “caranya begini saat bayangan bayangan itu muncul ibu
langsung menutup mata dan katakan dalam hati pergi saya tidak ingin melihat
kamu , kamu tidak nyata dan kamu hanya bayangan , begitu diulang ulang
sampai bayangan itu tak terlihat lagi . coba ibu peragakan nah begitu….. coba
lagi !... ya bagus…. ibu sudah bisa”

“jadi ada empat jenis cara untuk mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik , bercakap cakap, melakukan aktivitas dan meminum obat yang
teratur . hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik ya bu .”
3. Terminasi
1. Evaluasi Subjektif

Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang bayangan


yang ibu lihat ?

2. Evaluasi Objektif

Coba ibu praktekan lagi cara menghardik halusinasi yang barusan kita
pelajari ? wah …. Benar bagus… akan tetapi nanti bilangnya cukup
halam hati saja ya bu biar orang sekitar ibu tidak dengar …

3. Rencana tindak lanjut

Baiklah Ibu, nanti di ingat-ingat lagi apabila suara itu muncul ibu bisa
mempraktekan seperti yang saya ajarkan tadi ya dengan menghardiknya

4. Kontrak
a. Topik
Bagaimana kalau begitu, dimana kita akan bercakap cakap, tentang
cara mengendalikan suara-suara tersebut? Setuju! besok kita akan
belajar mengontrol halusinasi dengan meminum obat teratur ya bu
b. Tempat

Baiklah kalau begitu, di mana kita akan bercakap-cakap, mungkin


ibu ingin di tempat yang teduh dan santai untuk ngobrol?

c. Waktu

Jam berapa kita akan bercakap cakap ?”.” 10 menit atau 15 menit”.”
Sampai jumpa besok ya mas!.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP2P)

MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI

PERTEMUAN KE 2

A. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi
Ds :
a. Klein mengatakan melihat sosok bayangan hitam tinggi yang
mengganggunya.
b. Klien mengatakan melihat bayangan sampai 3x.
b. Do :
a. Klien tampak bingung dan berbicara sendiri.
b. Tatapan klien curiga
c. Diagnosa keperawatan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan

d. Tindakan keperawatan
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
b. Menjelaskan cara kontrol halusinasi dengan teratur minum obat (prinsip
5 benar minum obat).
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“ Assalamualaikum ibu siti , selamat pagi
2. Evaluasi/ validasi
Apa kabar hari ini? Bagaimana ibu siti masih ingat apa yang kita pelajari
kemarin tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik ?
Apakah bayang-bayangan masih muncul? Apakah ibu sudah melakukan
kegiatan-kegiatan yang telah kita buat kemarin? Berkurangkan bayang-
bayangnya? . Bagus
3. Kontrak
a. Topik

Pagi ini saya akan menjelaskan kepada ibu cara mengontrol halusinanis
dengan cara kedua yaitu dengan teratur meminum obat dengan cara yang
benar .

b. Tempat

Bagaimana kalau kita sekarang berbincang-bincang ditempat ini,bu ?


c. Waktu

Kira kira kita akan berbincang berapa menit bu ? sekitar 10 menit ya bu!

C. Fase Kerja
Ini bu , obat-obatan yang nanti di minum yang orange Namanya CPZ, yang merah
muda ini Halloperidol, obat-obatan ini semuanya untuk mengendalikan suara-sura
yang sering ibu dengar,obat ini diminum 3x sehari masing-masing 1 tablet tidak
boleh lebih atau kurang. Dengan minum obat ini ibu akan mengantuk , lemas ,
ingin tidur terus tapi itu tidak apa-apa. Bagaimana apa ibu sudah jelas? Obat ini
harus tetap diminum terus, mungkin berbulan atau bahkan bisa selamanya. Tidak
usah khawatir obat ini aman jika bapak minum sesuai yang dianjurkan. Jangan
berhenti minum obat walaupun ibu sudah merasa sehat. Kalau ibu menghentikan
obat tanpa sepengetahuan dokter atau perawat, gejala -gejala seperti yang bapak
alami seperti sekarang akan muncul lagi. Ibu harus mengingat 5 hal saat minum
obat yaitu :
a. Benar obat
b. Benar bahwa obat ini untuk ibu
c. Benar cara meminumnya
d. Benar waktunya
e. Benar dosis

Di ingat- Ingat ya ibu .

D. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu siti setelah kita melakukan latihan dengan meminum
obat teratur ?
b. Evaluasi Objektif

Coba ibu sebutkan jenis obat yang bapak minum, coba sebutkan lima hal saat
minum obat.

c. Rencana tindak lanjut

Karena ibu sudah paham tentang obat yang di minum, ibu dapat langsung
meminum obat. Nanti kalau ada apa-apa ibu bisa menghubungi perawat ya
bu , dan jangan lupa untuk ibu agar selalu meminum obatnya seperti apa yang
sudah kita bahas tadi ya bu.
d. Kontrak
a. Topik

Baik besok kita akan berbincang bincang lagi mengenai cara mengontrol
halusinasi dengan mengajak berbicara orang lain ya bu

b. Tempat ,

kira kira ibu ingin mengobrol dimana apa disini lagi ?

c. Waktu

Baiklah jam berapa kira kira ibu besok kita bertemu ? …berapa menit kira
kira ? baiklah 15 menit ya bu …
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP3P)

MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI

PERTEMUAN KE 3

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Ds : klien mengatakan masih melihat bayangan-bayangan wanita.
Do : klien tampak tenang, klien tampak berbicara sendiri, klien terlihat
kontak mata yang kurang.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan.
3. Tindakan keperawatan

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.


2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan berbincang dengan orang
lain
3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Teraupetik
Asalamualaikum wr. Wb. Ibu, Masih ingat dengan saya hayo siapa nama
saya? Bener ibu ingatan ibu luar biasa. Ibu sepertinya tadi saya melihat ibu
sedang bercakap-cakap sendiri. Bagaimana kalua kita berbincang-bincang
disini.
b. Evaluasi/validasi
Apa kabar hari ini? Bagaimana ibu, apa masih ingatan yang kita pelajari
kemarin tenatng cara mengontrol halusinasi dengan meminum obat secara
teratur ?. Apakah bayangan-bayangannya masih muncul? Apakah sudah
dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan bayangan-bayangannya.
Bagus!
c. Kontrak
a. Topik

Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara ketiga untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.

b. Tempat

tempatnya diruang tengah bagaimana apa ibu sudah siap?


c. Waktu

Berapa menit kira kira kita akan bercakap bagaimana jika 15


menit ?,..baiklah bu

C. Fase Kerja

Baik ibu Cara ketiga untuk mencegah atau mengontrol halusinasi yang
antara lain adalah bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau ibu mulai melihat
bayang-bayangan langsung saja cara teman untuk dijak mengobrol. Minta teman
untuk mengobrol dengan ibu. Contohnya : begini…… tolong, saya melihat
bayang-bayangan ayo ngobrol dengan saya. Atau kalau ada orang dirumah
misalnya teman ibu katakan ayo ngobrol dengan ibu, karena ibu sedang melihat
bayang-bayangan begitu coba ibu lakukan seperti yang saya tadi lakukan. Yaa…
begitu….. nah lagi terus ya buk. Jadi cara ketiga untuk mengontrol halusinasi
adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain ya buk.

D. Terminasi
1. Evaluasi subjektik
“bagaimana perasaan ibu siti setelah latihan berbincang dengan orang lain
ini?”
2. Evaluasi objektif
“coba ibu siti ulangi lagi apa yang sudah kita bicarakan. Jadi ada berapa
cara untuk mengontrol halusinasi ?”
3. Rencana tidak lanjut
“Bagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan harian ibu siti. Mau
jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serat
sewaktu-waktu bayangan itu muncul! Nanti 30 menit lagi saya akan ke mari
lagi”. Dan kita latih lagi sesuai jadwal. Dan besok kita akan berlatih
mengtrol dengan membuat jadwal harian ibu siti ya….
4. Kontrak
a. Topik
bagaimana kalau kita latih cara yang keempat yaitu melakukan aktifitas
terjadwal?”
b. Tempat
“mau dimana?. Di ruang makan?”
c. Waktu :
mau jam berapa ibu? Bagaimana kalau jam 10.00?” baik bu sekitar 15
menit ya bu …

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP4P)

MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI

PERTEMUAN KE 4

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi

Ds : klien mengatakan bayangan tersebut sudah mulai berkurang

Do : klien tampak tenang klien tampak kooperatif raut muka klien


tampak bingung

2. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan.
3. Tindakan keperawatan
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
b. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan yang
terjadwal (yang biasa dilakukan pasien).
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam terapeutik

’’Assalamualaikum ibu siti selamat pagi, …”

b. Evaluasi/validasi

Apa kabar hari ini bu? Bagaimana ibu siti masih ingat apa yang kita
pelajaran kemarin tentang cara mengontrol halusinasi dengan berbincang
dengan orang lain? Apakah bayangan bayangannya masih muncul?
Apakah sudah dicoba cara yang telah kita latih? Berkurangkan bayangan-
bayangannya ? . Bagus..

c. Kontrak
a. Topik

Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara keempat untuk
mengontol halusinasi dengan membuat jadwal kegiatan ibu ,setiap
harinya.

b. Tempat

Kita akan membuat secara Bersama-sama di ruang tengah saja


bagaimana bu ?
c. Waktu

selama 15 menit. Tempatnya di ruang makan. Bagaimana apa ibu


sudah siap.

B. Fase Kerja

Nah baik ibu Cara keempat untuk mengendalikan halusinasi adalah


dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang ibu lakukan di rumah misal
membersihkan rumah, membaca buku, olah raga, nonton TV dll. Baiknya
sekarang mari kita buat jadwal kegiatan harian dari pagi sesudah bangun tidur.
Hal ini tujuannya untuk meminimalkan ibu imelihat bayangan-bayangan aneh
aneh itu lagi. (buat jadwal kegiatan Bersama klien/yang di sepekati oleh klien).
Bagus, sekarang ibu sudah memiliki jadwal kegiatan harian untuk hari ini, yang
untuk besok dan hari selanjutnya nanti kita buat Bersama-sama lagi ya bu ?

C. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif

‘’Bagaimana perasaan ibu siti setelah kita buat jadwal kegiatan ibu ini?

b. Evaluasi Objektif

Cara kegiatan untuk mengendalikan halusinasi dengar yaitu apa bu ? Bagus bu


bisa menyebutkannnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang sesuai
dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi, berarti tidak ada
waktu untuk melamun/merenung sendiri ya bu.

d. Rencana tindak lanjut.

‘’Ibu… mau kan melaksankan kegiatan …. Kegiatan sesuai dengan jadwal


yang telah kita buat? Dan jangan lupa di buat jaga jadwal kegiatan
hariannya untuk hari besok dan hari-hari selanjutnya Nanti saya akan
bantu.ibu kita ketemu lagi,kita akan membahas tentang masalah dengan
keluarga ibu .

e. Kontrak
1) Topik

Besok kita bertemu lagi sesuai jadwal yang sudah dibuat ya ibu

2) Tempat

Kita akan bercakap-cakap disini diruang tengah ya, setuju?

3) Waktu
Kira kia mau jam berapa ibu ? 10 menit saja ?. ‘’sekarang ibu… mau kemana?
Bagaimana kalau ibu ikut berkumpul dengan teman-temannya yang lain di
teman, kan bisa ngobrol-ngobrol’’
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
(SP1K)

MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI

PERTEMUAN KE 1

A. Proses Keperawatan
1. Deskripsi Keluarga Pasien
Keluarga tidak mengetahui apa yang terjadi pada pasien dan keluarga tidak
memahami bagaimana menangani pasien maka keluargapun tidak sanggup
merawat pasien serta keluarga tidak mengetahui bagamana cara mengatasi
dan mengontrol pasien halusinasi
2. Tujuan Keperawatan Pada Keluarga
a. Keluarga memahami apa yang sedang dialami pasien
b. Keluarga mengerti pengertian gejala dan tanda tanda serta proses
terjadinya halusinasi
c. keluarga mengetahui bagaimana cara merawat pasien halusinasi
3. Rencana Tindakan
Memberikan dan mendiskusikan kepada keluarga mengenai Pendidikan
keluarga tentang cara menangani dan merawat pasien halusinasi
B. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“Assalammualaikum Bapak /ibu sekeluarga , apa kabar hari ini ? ”
2. Memperkenalkan diri
” perkenalkan nama saya ummi biasa dipanggil suster umi , Saya mahasiswa
praktik Dari Stikes Muhammadiyah Kendal yang akan praktik disini selama 3
minggu ya bapak . Tujuan saya disini akan membantu menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi ibu siti ,dan berdiskusi mengenai bantuan apa
yang dapat bapak sekeluarga berikan
3. Evaluasi validasi

“Bagaimana perasaan Bapak sekeluarga hari ini? Apa pendapat Bapak/Ibu


tentang ibu siti ?”

4. Kontrak
a. Topik
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang ibu siti alami
dan bantuan apa yang Bapak/Ibu bisa berikan.”
b. Tempat
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang perawat ?
c. Waktu
Berapa lama waktu Bk/Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
C. Fase Kerja

“Apa yang Bpk/Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat . Apa yang Bpk/Ibu
lakukan?”

“Ya, gejala yang dialami oleh ibu siti itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar
atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.

”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab”

“Jadi kalau ibu siti mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak
ada.”

“Kalau ibu siti mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu


tidak ada.”

”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada
beberapa cara untuk membantu ibu siti agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-
cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan ibu siti , jangan membantah
halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Bapak/Ibu percaya bahwa ibu siti
tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/Ibu
sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.

”Kedua, jangan biarkan ibu siti melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap
dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama.
Tentang kegiatan, saya telah melatih ibu siti untuk membuat jadwal kegiatan
sehari-hari. Tolong Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika
dia lakukan!”

”Ketiga, bantu ibu siti minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat
tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih ibu siti untuk
minum obat secara teratur. Jadi bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya
ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan
suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan
jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya
sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara
berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk
mencegah kekambuhan”

”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi ibu siti
dengan cara menepuk punggungbu bu siti . Kemudian suruhlah bu siti
menghardik suara tersebut. Ibapak.ibu , ibu siti sudah saya ajarkan cara
menghardik halusinasi”.

”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi ibu siti ya pak , buk . Sambil
menepuk punggung ibu siti ,bapak dan ibu , katakana : sedang apa kamu?Kamu
ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara
itu, . Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”.
Ucapkan berulang-ulang, ”

”Sekarang coba Bapak/Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”

”Bagus Pak/Bu”

D. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan
memutuskan halusinasi anak Bapak/Ibu?”?
2. Evaluasi objektif
“Sekarang coba Bapak/Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak
bapak/Ibu”
3. Rencana tindak lanjut
”Bagus sekali Pak/Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk
mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan ibu siti ya
Bapak/Ibu” ?
4. Kontrak
a. Topik
Baik ibu bagaimana jika besok kita akan membahas mengenai cara
merawat ibu siti dirumah ya pak/bu
b. Tempat
Kira kira ingin dimana kita beretemu kembali bu ? besok di ruang tengah
ini lagi ya pak buk
c. Waktu
”Jam berapa kita bertemu ?” baik kurang lebih sekitar 20 menit
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
(SP2K)

MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI

PERTEMUAN KE 2

A. Proses Keperawatan
1. Deskripsi Keluarga Pasien
Keluarga juga mengatakan sudah mengerti kondisi pasien dan tau cara
memotivasi menenangkan dan membimbing pasien halusinasi tetapi keluarga
masih kebingungan dalam merawat pasien
2. Tujuan keperawatan pada keluarga
Keluarga mampu melatih secara langsung merawat pasien halusinasi
3. Rencana tindakan
Melatih keluarga merawat pasien halusinasi
B. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“Assalammualaikum Bapak /ibu sekeluarga , apa kabar hari ini ? ”
2. Evaluasi validasi
“Bagaimana perasaan Bapak sekeluarga hari ini? Apa pendapat Bapak/Ibu
tentang ibu siti ?” ”Apakah Bapak/Ibu masih ingat bagaimana cara memutus
halusinasi ibu siti yang sedang mengalami halusinasi?Bagus!”
3. Kontrak
a. Topik
kita akan mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan
anak Bapak/Ibu”.
b. Tempat
Bagaimana jika ditempat seperti kemarin diruang tengah ?
c. Waktu
” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini”mari kita datangi
Anak bapak/Ibu”

C. Fase Kerja

”Assalamu’alaikum ibu siti , Bapak//Ibu sangat ingin membantu ibu siti


mengendalikan suara-suara yang sering ibu siti dengar. Untuk itu pagi ini
Bapak/Ibu datang untuk mempraktekkan cara memutus suara-suara yang ibu siti
dengar. Ibu siti nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara atau tersenyum-
senyum sendiri, maka Bapak/Ibu akan mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba
Bapak/Ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang ibu siti alami seperti
yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung ibu siti lalu suruh ibu siti
mengusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara tersebut” (saudara
mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien)Bagus sekali!
Bagaimana ibu siti ? Senang dibantu Bapak/Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat
jadwal harian ibu siti . (Pasien memperlihatkan dan dorong keluarga memberikan
pujian) Baiklah, sekarang saya dan keuarga ibu siti ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga

D. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu”
2. Evaluasi objektif
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Pak/Bu. Bapak/Ibu dapat melakukan
cara itu bila anak Bapak/Ibu mengalami halusinas”.
3. Rencana tindak lanjut
Baik ibu jika ada yang dianyakan nanti jangan sungkan menghubungi perawat
ya bu “bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan
tentang jadwal kegiatan harian anak Bapak/Ibu untuk persiapan di rumah.
4. Kontrak
a. Topik
Pak/bu besok kita akan berbincang kembali mengenai jadwal ibu siti
dirumah ya .
b. Tempat
Agar terasa nyaman bagaimana jika kita berbincang ditempat yang sama
disini saja ya bu ?
c. Waktu
”Jam berapa kita bertemu ?” baik kurang lebih sekitar 30 menit besok
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
(SP3K)

MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI

PERTEMUAN KE 3

A. Proses Keperawatan
1. Deskripsi keluarga pasien
Keluarga mengatakan sudah tidak kebingungan dan mengerti cara merawat
pasien . keluarga juga lebih sering menjenguk pasien tetapi keluarga masih
kebingungan mengenai jadwal pasien dirumah
2. Tujuan keperawat pada keluarga
Keluarga mampu mengerti dan memahami jadwal pasien selama dirumah
3. Rencana tindakan
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat.
B. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“Assalammualaikum Bapak /ibu sekeluarga , apa kabar hari ini ?
2. Evaluasi validasi
” pak/Bu, karena besok ibu siti sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita
sekarang ketemu untuk membicarakan jadwal ibu siti selama dirumah”
“Bagaimana pak/Bu selama Bapak/Ibu membesuk apakah sudah terus dilatih
cara merawat Ibu siti ?”
3. Kontrak
a. Topik
Baik bapak/ibu hari ini hari pertemuan terakhir kita akan berbincang
mengenai kepulangan ibu siti dirumah nanti akan saya arahkan apa apa
saja yang harus ibu lakukan dan ingat ingat dirumah ya bu ..
b. Tempat
Kita akan berdiskusi dimana pak/ibu ? bagaimana jika di ruang perawat ?

c. Waktu
berapa lama kira kira kita ingin berbincang bagaimana jika 30 menit ? apa
cukup ? baiklah…
C. Fase Kerja
“Ini jadwal kegiatan ibu siti di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan di rumah.
Coba Bapak/Ibu lihat mungkinkah dilakukan di rumah. Siapa yang kira-kira akan
memotivasi dan mengingatkan?”Pak/Bu jadwal yang telah dibuat selama ibu siti
di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal
minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh anak ibu dan bapak selama di rumah.Misalnya kalau ibu siti terus menerus
mendengar suara-suara yang mengganggu dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi Suster di Puskesmas terdekat dari
rumahBapak/Ibu,
Selanjutnya suster yang akan membantu memantau perkembangan ibu siti selama
di rumah ya pak bu …..
D. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi mengenai jadwal ibu
siti dirumah nanti apakah ada yang ingin ditanyakan ? apa bapak/ibu sudah
paham ?
2. Evaluasi objektif
“Sekarang coba Bapak/Ibu sebutkan kembali cara cara merawat ibu siti
dirumah ? Bagus jika ada yang lupa segera tanyakan ya bu nanti akan
diingatkan oleh perawat
3. Rencana tindak lanjut
”Bagus sekali Pak/Bu. Kini ibuk sudah mengerti dan memahami bagaimana
cara menangani halusinasi ibu siti. Ini jadwalnya untuk dibawa pulang.
Selanjutnya silakan Bapak/ibu menyelesaikan administrasi yang dibutuhkan.
Kami akan siapkan untuk kepulangan ibu siti ya …”
4. Kontrak
Nanti bila ada apa apa ibu bisa berkonsultasi kemari ya pak,buk agar kami
nanti bisa menjadwalkan tempat dan waktunya terimakasih sebelumnya ya bu
atas kerja samanya assalamualaikum wrwb.

Anda mungkin juga menyukai