E
DENGAN GANGGUAN KESEHATAN GASTRITIS / MAAG
Disusun Oleh:
Dika Dwi Mochammad Azis
C1814201069
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan
datang,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis adalah suatu kondisi dimana lapisan kulit dalam
lambung meradang atau membengkak. Gastritis atau juga disebut radang
lambung, dapat muncul secara mendadak (gastritis akut) atau berlangsung
dalam waktu yang lama (gastritis kronis). Gastritis merupakan penyakit
yang sering kali kita jumpai dalam masyarakat. Pada orang awam, biasa
menyebut penyakit ini dengan sebutan penyakit maag. Gastritis adalah
suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, maupun
lokal, dua jenis gastritis yang umum terjadi adalah gastritis akut dan kronis
(Margareth dkk, 2012). Saat ini indonesia telah menghadapi masalah
dengan semakin modernnya zaman mengakibatkan semakin banyak
penyakit yang muncul dari perubahan gaya hidup manusia. Disamping itu
peningkatan usia harapan hidup sejalan dengan perbaikan sosio-ekonomi
dan pelayanan kesehatan , juga ikut berperan melalui peningkatan
pravelensi penyakit degenerative. Gastritis merupakan salah satu masalah
kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi. (Gustin,2011).
Salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang digunakan
bagi makhluk hidup sebagai penyimpan makanan yaitu lambung. Fungsi
lambung bagi tubuh yang paling utama adalah sebagai menerima makanan
dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek, semua
makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam lambung dan dengan
cara ini disiapkan untuk dicerna oleh usus (Perry & Potter, 2009).
Gastritis akut adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial. Penyebabnya dari infeksi
Helicobacter Pylori, bakteri yang masuk akan memproteksi dirinya dengan
lapisan mucus. Proteksi lapisan ini akan menutupi mukosa lambung dan
melindungi dari asam lambung. Penetrasi atau daya tembus bakteri ke
lapisan mukosa menyebabkan terjadinya perlengketan sehingga 2
menghasilkan respon peradangan. Sedangkan gastritis kronik merupakan
suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun
(Muttaqin &Sari, 2011).
Nyeri ulu hati merupakan salah satu tanda gejala yang khas pada
penderita gastritis. Definisi nyeri secara umum merupakan perasaan tidak
nyaman yang sangat subyektif dan hanya yang mengalami dapat
menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Nyeri di bagi menjadi
dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.Nyeri akut biasanya berlangsung
tidak lebih dari 3 bulan dan nyeri kronis berlangsung lebih dari 3 bulan.
(Mubarak et al., 2015).
Nyeri pada gastritis timbul karena pengikisan mukosa yang dapat
menyebabkan kenaikan mediator kimia seperti prostaglandin dan
histamine pada lambung yang ikut berperan dalam merangsang reseptor
nyeri.(Sukarmin, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO 2013), kejadian
gastritis di dunia, adalah 22% di Inggris, 31% di China, 14,5% di Jepang,
35% di Kanada, dan 29,5% di Perancis. Di asia tenggara sekitar 583.635
dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Gastritis biasanya dianggap
sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah
penyakit yang dapat menyusahkan seseorang. Presentase dari angka
kejadian gastritis di indonesia menurut WHO adalah 40,8% dan angka
kejadian gastritis di beberapa daerah di indonesia cukup tinggi dengan
prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia, 2011).
Gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada
pasien rawat inap di rumah sakit di indonesia dengan jumlah 30.154 kasus
(4,9%) (Depkes, 2013).
Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup
tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.
Didapatkan data bahwa di Kota Samarinda angka kejadian gastritis sebesar
13,12%.(Profil Kesehatan, 2013).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat
studi kasus asuhan keperawatan keluarga terhadap keluarga Tn.A
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Gastritis?
2. Apa etiologi dari Gastritis ?
3. Bagaimana Patofisiologi dari Gastritis ?
4. Bagaimana Manifestasi Klinis dari Gastritis?
5. Bagaimana Komplikasi dari Gastritis ?
6. Bagaimana Patogenesis Dari Gastritis ?
7. Bagaimana Pengobatan dari Gastritis ?
8. Bagaimana Penatalaksanaan dari Gastritis ?
9. Bagaimana Asuhan keperawatan keluarga pada gastritis ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
Mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yan mengalami
Gastritis.
Tujuan Khusus :
Untuk mengidentifikasi Pengertian Gastritis, Etiologi,Patofisiologi,
Manifestasi klinis, Komplikasi, Patogenesis, Pengobatan, Penatalaksanaan
dari penyakit Gastritis.
D. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Gastritis
2. Mengetahui etiologi dari Gastritis
3. Mengetahui Patofisiologi dari Gastritis
4. Mengetahui Manifestasi Klinis dari Gastritis
5. Mengetahui Komplikasi dari Gastritis
6. Mengetahui Patogenesis Dari Gastritis
7. Mengetahui Pengobatan dari Gastris
8. Mengetahui Penatalaksanaan dari Gastritis
9. Mengetahui Asuhan keperawatan keluarga pada gastritis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan
inflamasi jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang
lebih dikenal dengan maag berasal dari bahasa yunani yatiu gastro yang
berarti perut atau lambung dan titis yang berarti inflamasi atau peradangan.
Gastritis bukan berarti penyakit tunggal, tetapi berbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
(Refelina Widja, 2009).
Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung.
Penyakit ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan
yang terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan. Gastritis bisa
bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. Gastritis atau lebih
dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung (Admin, 2012).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi
sel- sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit
dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi
beberapa macam: Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan
mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Gastritis
kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory.
(Soeparman, 2001).
B. Etiologi
Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis
yang amat penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi H. pylori
pada orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak
prevalensi infeksi H. pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan
pentingnya infeksi pada masa balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi
kuman H. pylori menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju,
prevalensi infeksi kuman H. pylori pada anak sangat rendah. Diantara
orang dewasa infeksi kuman H. pylori lebih tinggi dari pada anak-anak
tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang, yakni sekitar 30%
(Hirlan, 2006).
Penggunaan antibiotik dicurigai mempengaruhi penularan kuman
di komunitas karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut,
walaupun presentase keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi mukosa
lambung akan menunjukkan respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H.
pylori sering diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronik
(Hirlan 2006).
Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung
yang lemah, Infeksi H. pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih
banyak sehingga pertahanan dinding lambung melemah, Gangguan
gerakan saluran cerna, Stress psikologis. ( Misnadiarly 2009 ).
Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik antiinflamasi,
terutama aspirin, Bahan kimia, misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres
fisis yang disebabkan luka bakar, sepsis trauma, pembedahan, kerusakan
saraf, Refluk usus – lambung, Endotoksin. ( Inayah 2004 ).
Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal
lisol, merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar,
sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan
susunan syaraf pusat, refluk usus lambung, endotoksin. ( Inayah 2004 ).
Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan
terlalu banyak, terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu
berbumbu/mengandung mikroorganisme. Penebab lain mencakup dengan
alkohol, aspirin, refluks empedu. Bentuk terberat dari gastritis akut
disebabkan oleh mencerna makanan atau alkali kuat, yang dapat
menyebabkan mukosa menjadi ganggren/perforasi, pembentukan jaringan
parut dapat terjadi. (Smeltze, dkk 2001).
C. Patofisiologi
Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama perdarahan
gastrointestinal bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat-
obat anti peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung
merangsang difusi balik ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan
perdarahan. Kebanyakan lesi terjadi pada pasien dengan kelainan berat,
Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meningkat, Perfusi
mukosa lambung terganggu, Jumlah asam lambung, Faktor ini saling
berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi
mukosa lambung terganggu sehingga timbul infark kecil, disamping itu
sekresi asam lambung juga terpacu ( Inayah, 2004 ).
Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa
lambung melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat
aktivitas siklooksigenase mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim yang
penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat.
Prostaglanding merupakan salah satu factor defensif mukosa lambung
yang amat penting. Selain menghambat produksi prostaglanding mukosa,
aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa
secara topikal. Kerusakan tropikal terjadi karena kandungan asam dalam
obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa
dan juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung,
sehingga kemampuan factor defensive tergaggu. (Hirlan, 2001).
D. Manifestasi Klinis
Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung,
muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan
pula perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena, kemudian
disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika
dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-
obatan atau bahan kimia tertentu. Pada gastritis kronik kebanyakan pasien
tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati,
anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
( Mansjoer dkk., 1999 ).
E. Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis
dan melena, dan berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk
perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran yang
diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya
adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100 % pada tukak duodenum
dan 6o-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan
dengan endoskopi. ( Mansjoer dkk., 1999 ).
F. Patogenesis
Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung
adalah sebagai berikut : Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion
H+ meninggi, perfusi jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam
lambung. Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul
daerah- daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga
terpacu. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan
mempercepat kerusakan mukosa barier oleh cairan. (Inayah, 2004.).
G. Pengobatan
Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi
makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas
dan asam, berhenti merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi
antasida sebelum makan (Misnadiarly, 2009).
Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi
kedaruratan medis yang terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab
apabila dijumpai, serta pemberian obat-obat H2 blocking, antasid atau
obat- obat ulkus lambung lainnya. Pengobatan gastritis akibat infeksi
kuman H. pylori bertujuan untuk mengeradikasi kuman tersebut. ( Inayah
2004 ).
Pada saat ini indikasi yang telah disetujui secara universal untuk
melakukan eradiksi adalah infeksi kuman H. pylori yang ada hubungannya
dengan tukak peptik. Antibiotik yang dianjurkan adalah klaritomisin,
amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin (Hirlan, 2006).
H. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien
mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila
gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan
terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang
dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis
diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,
pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta
cairan intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan
darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi.
(Smeltzer dkk., 2001).
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian
Dilaksanakan pada tanggal 15 juni 2021 dengan menggunakan pendidikan model
konseptual struktural funcitional model dari marlyn friedman.
I. Data umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
2. Usia : 45 Tahun
3. Pendidikan : SLTA
4. Pekerjaan : Buruh
5. Alamat : Kp.Perum Bukit Rancapaku Indah RT.
04 RW. 04
No Nama Hub.dg L/ umur Pend. Pek. Agama Kes. Imunisas Kb B.ind Ket.
KK P i o
1. Ny. E Istri P 39 SD IRT Islam Sakit - IUD Ya
tahun
2. An. Anak L 16 SMP Pelajar Islam Sehat - - Ya
A tahun
3. An. Anak P 5 - - Islam Sehat - - Ya
A tahun
Genogram :
Tn.A Ny.E
An. A An.A
7. Tipe keluarga / bentuk keluarga :
Keluarga inti , dari ayah ibu dan anak
8. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Tn. A Mempunyai 2 anak, anak pertama sudah lulus
sekolah ( SMP ) 16 tahun dan anak kedua masih 5 tahun belum
masuk tk ataupun paud.
9. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi :
Keluarga Tn. A dan Ny. E belum dapat memberikan wawasan
terbaru tentang apa yang dibutuhkan anaknya karena Ny. E tidak
terlalu up to date dengan wawasan terbaru serta kadang-kadang
belum bisa membimbing dan menemani anak keduanya dalam proses
belajar daring dirumah.
10. Keadaan kesehatan
Tn. A dan Ny. E menikah atas dasar saling mencintai. Tn.A dan
Ny. E menikah pada tahun 1999. Keluarga tidak memiliki
penyakit keturunan dan telah melakukan imunisasi seperti yang
dianjurkan pemerintah. Setelah menikah Tn. A tidak memiliki
riwayat penyakit dan Ny. E saat ini memilikiriwayat penyakit
maag saat SMK kelas 2 namun kadang-kadang jika telat makan
atau memakan-makan yang pedas masih merasakan keluhan-
keluhannya
11. Kebersihan keluarga:
1) Frekuensi mandi sehari : 2x sehari
2) Tempat mandi : kamar mandi sendiri
3) Menggunakan sabun saat mandi : ya
4) Cuci tangan sebelum makan : ya
5) Cuci kaki sebelum tidur : ya
12. Penyakit yang di derita :
1) Anggota keluarga yang sering sakit/ pernah sakit/ sedang
sakit pada bulan terakhir : ada
2) Jika ada : dewasa
3) Bila ada , keluhan yang dirasa : Ny. E mengatakan nyeri ulu
hati bila terlambat makan, pusing, mual , muntah. Kalau
sakit paling beli obat sendiri, Ny. E mempunyai kebiasaan
memakan makanan yang pedas dan sering telat makan.
4) Apakah ada anggota keluarga yang lain / turunan yang
mempunyai keluhan yang sama : tidak
5) Apakah sudah berobat : sudah
13. Penyakit kronik atau menular
1) Bila klien tersebut berpenyakit menular, apakah keluarga
klien dapat mencegah terjadinya penularan : Klien tidak
mempunyai penyakit menular
2) Bila dapat , hal ini ditandai dengan : -
3) Pandangan keluarga mengenai penyakit adalah : -
Rumah Tetangga
Halaman Belakang
Rumah Tetangga
Halaman Rumah
Jalan
o Lecet / luka / Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
borok
o Lain-lain - - - -
Pernafasan
o Batuk Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Normal
o Bunyi nafas (vesikuler) Normal Normal Normal
(vesikuler) (vesikuler) (vesikuler)
o Lain-lain -
- - -
Kardiovaskuler
o Oedema Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
DO :
- TD: 120/80 mmHg
- N : 70x/menit
- RR : 22x/menit
- Bising usus : 12x/menit
2 DS : Kesiapan peningkatan
- Keluarga Tn. A proses keluarga
mengatakan ingin
meningkatkan
pengetahuan tentang
masalah kesehatan yang
di derita Ny. E agar
dapat merawat dan
memperhatikan dengan
baik
Resiko 2
Potensial/Sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah 2 2/2x1=2 Kemungkinan masalah
dapat diubah dapat diubah apabila
Mudah 2 perawat melakukan
Sebagian 1 penkes/demonstrasi
Tidak tepat 0 tentang penyakit klien
3 Potensi masalah untuk 1 1/3x1=1/3 Potensi masalah dapat
Dicegah dicegah apabila klien
Tinggi 3 dan keluarganya sudah
Rendah 2 memahami tentang
Sedang 1 penyakit klien
2 1/3
50. Tahap Perencanaan
TUK 2 S:
- Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan - Keluarga
keluarga menginginkan
- Menggunakan sarana dan fasilitas yang klien untuk tidak
ada dalam keluarga gampang
merasakan gejala
- Mengajarkan cara perawatan yang bisa
yang sering terasa
dilakukan keluarga
- Keluarga
mengatakan
memberikan
dukungan untuk
kesembuhan
klien
O:
- Keluarga tampak
menginginkan
kesembuhan
anggota keluarga
yang menderita
penyakit
- Keluarga
tampak
memberikan
dukungan
TUK 3 S:
- Mengidentifikasi perilaku upaya - Keluarga
kesehatan yang dapat ditingkatkan mengatakan
- Memberikan lingkungan yang akan
mendukung kesehatan meningkatkan
perilaku
kesehatan
dengan
berprilaku
sehat
- Keluarga
mengatakan
memfasilitasi
lingkungan yang
mendukung
kesehatan
O:
- Keluarga tampak
memfasilitasi
lingkungan
yang
mendukun
g kesehatan
- Keluarga
dapat
meningkatk
an
kesehatanny
a
-
TUK 4
- Mengidentifikasi sumber S:
ketidaknyamanan (mis. suhu ruang, - Keluarga
kebersihan) mengatakan
- Menyediakan ruangan yang tenang akan
mendukung memberika
- Memfasilitasi kenyamanan lingkungan n
(mis. atur suhu, selimut, kebersihan) lingkungan
- Menjelaskan tujuan manajemen lingkungan yang
nyaman
- Klien
mengatakan pola
tidur bagus
karena merasa
nyaman
- Keluarga dan
klien
mengatakan
paham dengan
tujuan
manajemen
O:
- Keluarga
tampak
memahami apa
yang sudah
disampaikan
- Keluarga tampak
akan membantu
menciptakan
lingkungan yang
aman dan nyaman
TUK 5 S:
- Mengidentifikasi dalam menerima - Keluarga klien
informasi mengatakan akan
- Memberikan kesempatan untuk bertanya memeriksakan ke
- Menjelaskan penanganan masalah pelayanan
kesehatan kesehatan terdekat
- Menganjurkan menggunakan fasilitas untuk mengetahui
kesehatan kondisi
kesehatannya
O:
- Sesama
anggota
keluarga
tampak
memberikan
dukungan
O:
Keluarga tampak dekat
dengan tetangganya
TUK 2 S:
- Mengidentifikasi koping keluarga - Keluarga
- Memonitor hubungan antara anggota mengatakan setiap
keluarga sore menjelang
- Memfasilitasi kunjungan keluarga berbuka selalu
- Memfasilitasi komunikasi terbuka nalar berkumpul di
setiap anggota keluarga ruang tv sambil
- Menganjurkan anggota keluarga berbincang sesama
mempertahankan keharmonisan keluarga anggota keluarga
O:
Keluarga Tn. A tampak
harmonis
TUK 3 S:
- Mengidentifikasi sumber daya fisik, - Tn. A mengatakan
emosional dan pendidikan keluarga selalu memastikan
- Memfasilitasi program perwatan dan anaknya
pengobatan yang dijalani anggota mendapatkan
keluarga pendidikan umum
- Menjelaskan kepada keluarga tentang dan keagamaan
perawatan dan pengobatan yang dijalani dengan baik
pasien - Tn. A mengatakan
akan lebih
mendisiplinkan
keluarganya untuk
makan makanan
yang sehat
O:
Keluarga telah
memahami perawatan
dan pengobatan anggota
keluarga yang telah
dijelaskan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. TUJUAN PENYULUHAN
a. Tujuan intruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan keluarga Tn. A dapat
mengetahui tanda – tanda bahaya dalam gastritis dapat melakukan
penanganan/ perawatan apa yag harus dilakukan apabila kambuh
kembali.
b. Tujuan intruksional khusus
1. Pengertian gastritis ( maag )
2. Penyebab gastritis ( maag )
3. Tanda dan gejala gastritis ( maag )
4. Proses perjalanan penyakit gastritis ( maag )
5. Cara mengatasi gastritis ( maag )
6. Cara penanganan gastritis ( maag )
7. Pengobatan gastritis ( maag )
B. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian gastritis ( maag )
2. Penyebab gastritis ( maag )
3. Tanda dan gejala gastritis ( maag )
4. Proses perjalanan penyakit gastritis ( maag )
5. Cara mengatasi gastritis ( maag )
6. Cara penanganan / perawatan gastritis ( maag )
7. Pengobatan gastritis ( maag )
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Leaflet
E. Kegiatan penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
https://youtu.be/5xX68K4Jlos