Disusun Oleh :
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Tingkat 4B
Kelompok 10 :
Syifa Qolbi Hakim C1814201036
Tasya Bilqis Selviani C1814201035
Dede Intan Dzani Dz. C18142010
Dika Dwi Moch.Azis C1814201069
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh. Organ berukuran sebesar
kepalan tangan ini berfungsi memompa dan menyebarkan oksigen keseluruh
tubuh.
Penyakit jantung sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu
memang penyakit tersebut diderita oleh orang tua terutama yang berusia 60
tahun keatas, karena usia juga merupakan salah satu factor risiko terkena
penyakit jantung. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh
pasien dibawah 40 tahun. Hal ini terjadi karena adanya perubahan gaya hidup,
terutama pada orang muda perkotaan modern.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperolah,
negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap
cermin hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap
saji ( fast food ) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan
merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolahraga, dan
stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama perkotaan. Padahal semua
perilaku tersebut merupakan factor-faktor penyebab penyakit jantung.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami konsep Penyakit Perikarditis, Dextrocardia,
Digoxin effect’s on ECG, dan Efusi Perikardium
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Perikarditis
2.1.1 Pengertian
Pericarditis adalah peradangan lapisan paling luar jantung (membrane
tipis yang mengelilingi jantung). Pericarditis adalah peradangan
pericardium parietal, pericardium visceral, atau kedua-duanya ( Arief
Mansjoer, 2000).
Respons pericardium terhadap peradangan bervariasi dari akumulasi
cairan atau darah (efusi perikard), deposisi fibrin, proliferasi jaringan
fibrosa, pembentukan granuloma (lesi makrofak yang terjadi dari reaksi
peradangan local dari suatu jaringan tubuh) atau klasifikasi (pengapuran).
Perikarditis dibagi tiga yaitu perikarditis akut, dan perikarditis kronis,dan
perikarditis kronis konstriktif. Perikarditis akut adalah peradangan
pada perikardium (kantung selaput jantung) yang dimulai secara tiba-tiba
dan sering menyebabkan nyeri. Peradangan tersebut dapat menyebabkan
cairan dan menghasilkan darah (fibrin, sel darah merah dan sel darah putih)
yang akan memenuhi rongga pericardium. Perikarditis kronis (Chronic
Pericarditis) adalah suatu peradangan perikardium (kantung jantung) yang
menyebabkan penimbunan cairan atau penebalan dan biasanya terjadi
secara bertahap serta berlangsung lama. Perikarditis kronis konstriktif
adalah suatu penyakit yang terjadi karena ada penebalan pada perikardium
akibat adanya inflamasi yang terjadi sebelumnya sehingga luas ruangan
jantung berkurang. Akibatnya curah jantung menurun dan tekanan
pengisian berkurang. Perikarditis akut terjadi kurang dari 6 minggu,
sedangkan pada perikarditis subakut dan pericarditis kronis lebih dari
enam 6 bulan. Secara garis besar, perbedaan anatara perikarditis akut,
pericarditis kronis dan perikarditis kronis konstruktif adalah sebagai
berikut:
Perubahan gelombang T
Abnormalitas gelombang T yang paling umum adalah gelombang T bifasik
dengan defleksi negatif awal dan defleksi positif terminal. Ini biasanya terlihat
pada sadapan dengan gelombang R dominan (misalnya V4-6).
Bagian pertama dari gelombang T biasanya berlanjut dengan segmen ST yang
tertekan. Defleksi positif terminal mungkin memuncak, atau memiliki
gelombang U yang menonjol di atasnya.
Mekanisme
Fitur EKG efek digoxin terlihat dengan dosis terapi digoxin dan disebabkan
oleh:
Pemendekan periode refrakter atrium dan ventrikel — menghasilkan interval
QT yang pendek dengan kelainan repolarisasi sekunder yang mempengaruhi
segmen ST, gelombang T dan gelombang U
Peningkatan efek vagal pada nodus AV — menyebabkan interval PR yang
memanjang
Contoh EKG
Contoh 1
Efek digoksin:
Ini adalah gambaran klasik dari efek digoxin dengan segmen ST "kendur" dan
gelombang T yang tampak seperti "kumis Salvador Dali"
Contoh 2
Efek digoksin :
Segmen ST yang kendur paling jelas terlihat pada sadapan lateral V4-6, I dan
aVL
Contoh 3
Efek digoksin :
Morfologi kendur paling jelas di V6 dan di lead II ritme strip
Contoh 4
Efek digoksin :
Depresi ST yang kendur terlihat jelas pada sadapan I, II, III, aVF dan V5-6
Kompleks ventrikel prematur (PVC) yang sering menunjukkan kemungkinan
toksisitas digoxin
2.4 Efusi Perikardium
2.4.1 Pengertian
Efusi perikardium adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang
perikardium. Ini dapat disebabkan oleh berbagai kelainan sistemik, lokal
atau idiopatik. Cairan tersebut dapat berupa transudat, eksudat,
pioperikardium, atau hemoperikardium. Efusi prikardium bisa akut atau
kronis, dan lamanya perkembangan memiliki pengaruh besar terhadap
gejala-gejala pasien. Efusi perikardium merupakan hasil perjalanan klinis
dari suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi, keganasan, maupun
trauma. Gejala yang timbul dari keadaan efusi perikardium tidak spesifik
dan berkaitan dengan penyakit yang mendasari terjadinya efusi
perikardium.
Efusi perikardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu
penyakit, bisa terjadi secara akut, subakut dan kronik bahkan dapat
menyebabkan temponade jantung. Tamponade jantung merupakan
diagnosis klinis yang disebabkan oleh peningkatan volume kritis dari
cairan dalam perikardium yang menghalangi aliran darah ke ventrikel.
2.4.2 Penyebab Umum
Penyebab terjadinya efusi perikardium antara lain :
a. Inflamasi dari perikardium (perikarditis) adalah sebagai suatu respon
dari penyakit, injury, atau gangguan inflamasi lain pada pericardium.
Perikarditis dapat mengenai lapisan visceral maupun parietal
perikardium dengan eksudasi fibrinosa. Jumlah efusi perikardium dapat
bervariasi tetapi biasanya tidak banyak, bisa keruh tetapi tidak pernah
purulen, bila berlangsung lama maka dapat menyebabkan adhesi
perikardium visceral dan parietal.
b. Penyebab spesifik dari efusi perikardial
1) Infeksi dari virus, jamur dan parasit
2) Inflamasi dari perikardium yang idiopatik
3) Inflamasi dari pericardium akibat operasi jantung dan heart attack
(Desslers’s syndrom)
4) Gangguan autoimmune, seperti rheumatoid arthritis atau lupus
5) Produksi sampah dari darah akibat gagal ginjal (uremia)
6) Hypothyroidism
7) HIV / AIDS
8) Kanker dari pericardium yang berasal dari jantung
9) Therapy radiasi untuk kanker
10) Tindakan chemotherapy untuk kanker
11) Trauma atau luka tusuk didekat jantung
12) Obat-obat tertentu seperti obat high blood pressure ; isoniazid,
phenytoin (Dilantin, phenytek, others), obat kejang epileptic
Penyebab tersering efusi pericardium pada keganasan ialah kanker
paru dan payudara (25 – 35 %). Penyebab lainnya ialah : limfoma, kanker
saluran cerna, dan melanoma. Tumor primer perikardium seperti
mesotelioma atau rhabdomiostarkoma jarang sebagai penyebab efusi
perikardial. Perluasan langsung keganasan di sekitar jantung seperti kanker
esofagus dan paru dapat juga menyebabkan efusi perikardial. Pericarditis
pasca radisi pada penderita kanker dapat menimbulkan efusi perikardial
yang dapat timbul setelah beberapa minggu sampai 12 bulan
2.4.3 Manifestasi Klinis
Banyak pasien dengan efusi perikardial tidak menunjukkan gejala.
Kondisi ini sering ditemukan ketika pasien melakukan foto dada x-ray atau
echocardiogram untuk mendiagnosa penyakit lain. Awalnya, pericardium
dapat meregang untuk menampung kelebihan cairan. Oleh karena itu, tanda
dan gejala terjadinya penyakit mungkin akan terjadi ketika sejumlah besar
cairan telah berkumpul.
Jika gejala muncul, maka kemungkinan akan terdeteksi dari kelainan
organ di sekitarnya, seperti paru-paru, lambung, atau saraf frenik (saraf
yang terhubung ke diafraghma). Gejala juga dapat terjadi karena gagal
jantung diastolik (gagal jantung yang terjadi karena jantung tidak dapat
berdetak normal seperti biasanya pada setiap gerakan karena kompresi
ditambahkan). Biasanya gejala yang timbul pada efusi perikardial adalah :
a. Dada seperti ditekan dan terasa sakit
b. Sesak napas
c. Mual
d. Perut terasa penuh dan kesulitan menelan
Sedangkan gejala efusi perikardial yang dapat menyebabkan
temponade jantung yaitu :
a. Kebiruan pada bibir dan kulit
b. Penderita mengalami syok
c. Perubahan status mental
Gejala klinik tergantung dari jumlah cairan dan kecepatan
penimbunan cairan dalam vakum perikardium. Penderita efusi perikardium
tanpa tempnade sering asimtomatik. Kurang dari 30% penderita
menunjukkan gejala seperti nyeri dada, napas pendek, ortopnea atau
disfagia. Pada pemeriksaan fisik tampak vena leher terbendung, suara
jantung terdngar jauh, tekanan nadi mengecil dan takikardia. Tamponade
jantung memberikan gejala : gelisah, sesak napas hebat pada posisi tegak
dan sesak napas agak berkurang jika penderita membungkuk kedepan,
takikardia, tekanan nadi menyempit, pulsus paradosus (tekanan sistolik
turun lebih dari 10 mmHg pada inspirasi), hipotensi sampai syok. Batas
jantung melebar, suara jantung terdengar jauh, terdengar gesekan
perikardial, serta vena leher melebar dan berdenyut.
Gejala klinik tamponade jantung sangat dipengaruhi oleh kecepatan
akumulasi cairan perikardium. Akumulasi lambat memberi kesempatan
kompensasi jantung yang lebih baik yaitu : takikardi, peningkatan resistensi
vaskuler perifer dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Tetapi
akumulasi yang cepat akan menimbulkan peregangan perikardium yang
tidak adekuat dan berakibat fatal dalam beberapa menit.
Pemeriksaan fisis tamponade jantung :
1) Trias Beck meliputi hipotensi, peningkatan JVP dan suara jantung
melemah
2) Pulsus paradoksus : penurunan tekanan sistolik lebih dari 12 mmHg
pada saat inspirasi
3) Kussmaul sign : penurunan tekanan darah distensi JVP yang
sebelumnya meningkatkan saat inspirasi.
Tanda ewart : gambaran redup di daerah di bawah skapula kiri ; terjadi
pada efusi perikardial luas.
2.4.4 Gambar EKG
Elektrokardiografi (EKG): takikardia, gelombang QRS rendah,
elevasi segmen ST yang cekung, dan electrical alternans. Jika kompleks
QRS dipengaruhi, setiap kompleks QRS lainnya tegangannya lebih kecil,
sering dengan polaritas terbalik. Dikombinasikan P dan QRS, hampir
spesifik untuk tamponade. Volume efusi yang dapat menyebabkan
tamponade adalah sedang sampai besar (300 sampai 600 mL). Temponade
jantung terjadi sekitar 20% dari semua kasus, electrical alternans adalah
tanda tidak sensitif kecuali terjadi secara keseluruhan pada ekg.
3.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman dengan mengamati suatu
permasalahan sehingga mendapat pengalaman yang nyata bagi
mahasiswa dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Akademik
Dijadikan sebagai bahan ajar atau referensi untuk pembelajaran
berikutnya dan sebagai media untuk menambah bahan kepustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (terjemahan)
Vol 2. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W., dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta:
Interna Publishing