KEPERAWATAN KRITIS
“Konsep dan Asuhan Keperawatan Perikarditis”
Dosen Pengampu:
Ns. Arabta M.P. Pelawi, S.Kep., M.Kep.
Disusun oleh:
PUTRIANA DEWI
17.156.01.11.069
Kelas : 3B Keperawatan
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat serta hidayah-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah
Konsep dan Asuhan Keperawatan Perikarditis.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Makalah....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kasus Perikarditis..................................................................................3
B. Laporan Pendahuluan Perikarditis........................................................4
C. Asuhan Keperawatan............................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................25
B. Saran....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya
sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu
diluar kemauan kita ( dipengaruhi oleh susunan saraf otonom ).
Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
pembungkus terdiri dari dua lapisan parietal dan visceral yang bertemu dipangkal
jantung membentuk kantung jantung, diantara dua lapisan jantung ini terdapat
lender sebagai pelicin untuk menjaga agar pergeseran antara pericardium pleura
tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita masih
hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh
darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens
dinamakan arteri koronaria.
Pericardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang,
neoplasi, dan bawaan penyakit pericardium dinyatakan oleh tumbunan cairan
disebut efusi pericardium, radang yaitu perikarditis. Perikarditis ialah penyakit
sekunder dimanapun ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung
perikareritematasus sistemik, tetepi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai
kelainan primer. Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang yang mengenai
lapisan pericardium viseratis dan atau parietalis, ditemukan banyak penyebab
tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis non spesifik (viral), infark
miokard dan uremia.
Untuk itu dalam makalah ini akan menjelaskan tentang perikarditis beserta
asuhan keperawatan dan diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan
dan masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah perikarditis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kasus Perikarditis?
2. Bagaimana Laporan Pendahuluan Perikarditis?
3. Bagaiman Asuhan Keperawatan Perikarditis?
1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Kasus Perikarditis
2. Untuk mengetahui Laporan Pendahuluan Perikarditis
3. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Perikarditis
2
BAB II
PEMBAHASAN
KASUS
Tn. B berusia 58 Thn datang ke RS Medistra dengan keluhan nyeri dada
menyebar dari leher, bahu, dan punggung, terasa sesak nafas dan batuk saat
beraktivitas, pusing dan merasa lemas. Tn. B mengatakan memiliki riwayat
penyakit efusi pleura 2 tahun yang lalu. Pasien tampak lemas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan TTV TD: 100/70 mmHg N: 90x/mnt RR: 28x/mnt
S: 370C
Hasil Pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan EKG menunjukan gambaran elevasi segmen ST.
2. Pemeriksaan Foto Rontgen Toraks memperlihatkan suatu konfigurasi
banyangan jantung berbentuk buli-buli air.
STEP 1 Mencari Kata Sulit
Efusi pleura dan EKG
STEP 2 Menjawab Kata Sulit
1. Efusi pleura adalah penumpukan cairan di antara jaringan yang melapisi
paru-paru dan dada.
2. Elektrokadiogram (EKG) adalah tes sederhana untuk mengukur dan
merekam aktifitas listrik jantung
STEP 3 Membuat Pertanyaan
1. Apakah ada hubungan kasus Perikarditis dengan Efusi pleura?
2. Komplikasi apa yang bisa terjadi pada kasus perikarditis?
3. Apa faktor risiko Perikarditis pada kasus tersebut?
STEP 4 Menjawab Pertanyaan
1. Efusi yang banyak atau timbul cepat akan menghambat pengisian
ventrikel, penurunan volume akhir diastolic sehingga curah jantung
sekuncup dan semenit berkurang.
2. Efusi pericardium dan Tamponade jantung
3. Riwayat efusi pleura
STEP 5 Learning Object
Perikarditis
3
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian Perikarditis
Perikarditis adalah inflamasi pada selaput perikardium, baik pariental maupun
visceral yang membungkus jantung.
Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun ditubuh contohnya
penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik, tetepi kadang-
kadang perikarditis terjadi sebagai kelainan primer. Pada perikarditis, ditemukan
reaksi radang yang yang mengenai lapisan pericardium viseratis dan atau
parietalis, ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut,
perikarditis non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
B. Jenis-jenis perikarditis
1. Perikarditis akut
Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada , pericardial friction
rup dan abnormalitas EKG yang khas.
2. Perikarditis Subkutan dan Kronik
Sindrom perikarditis subakut (6 minggu sampai 6 bulan) menyerupai
perikarditis kronik dalam hal etiologi , manifestasi klinis, diagnosis dan
pengobatannya. Variasi patologis berupa :
Perikarditis kontriktif
Perikarditis kronik rekurens tanpa efusi/kontriksi
Perkarditis kronik bisa muncul dalam 4 bentuk, yaitu :
a. Efusi perikardial kronik
Kecurigaan efusi perikardial kronik timbul bila ditemukan
adanya kombinasi sebagai berikut : pembengkakan bayangan
jantung pada foto rontgen, tekanan vena meningkat , bunyi
jantung lemah tapi tanpa adanya kegagalan jantung.
b. Perikarditis Efusi-Kontriktif
Jenis ini ditandai oleh penebalan perikard serta efusi,
sehingga terjadi konstriksi akibat penebalan dan tamponade
akibat efusi. Biasanya diketahui setelah aspirasi cairan
perikard, sedangkan tanda-tanda kompresi masih tetap ada.
Penyebap paling sering ialah radiasi. Penyebap lain adalah
4
neoplasma atau tuberkolusis. Manifestasi klinis berupa lelah
(fatique), dysnea d’effot dan perasaan berat perikardial.
Gejalanya meliputi peninggian tekanan vena, tekanan nadi
normal atau sedikit menurun, pulpus paradoksus. Foto rontgen
dada menunjukan adanya pembesaran bayangan jantung sedang
EKG sama seperti perikarditis konstritif.
c. Perikarditis Kontriktif
Perikarditis kontriktif terjadi bila jaringan parut (sikatriks)
perikard viseral dan atau parietal cukup berat sehingga
menghambat pengembangan volume jantung pada fase
diastolik.
Manifestasi klinis sangat bervariasi, bergantung pada berat,
distribusi dan kecepatan terjadinya sikatriks.
d. Perikarditis Adhesif
Perikarditis adhesif merupakan akibat perlengkatan di
antara kedua lapis perikard atau dengan jaringan sekeliling
mediastinum. Peradangan kronik biasanya tidak ada. Gangguan
hemodinamik biasanya juga tidak ada.
C. Etiologi Perikarditis
Penyebab idiopatik atau nonspesifik
1. Infeksi
a. Bakteri : streptokokus, stapilokokus, meningokokus, gonokokus
b. Virus : coxsakie, influenza
c. Jamur : riketsia, parasit
2. Kelainan jaringan ikat-sistemik lupus eritematosus, demam rematik, atritis
rematik, poliarteritis.
3. Keadaan hipersensitivitas-reaksi imun, reaksi obat, serum sicknes
4. Penyakit struktur disekitarnya-infark miokardium, aneurisma dissecting,
penyakit pleura dan paru (pneumonia)
5. Penyakit neoplasia
a. sekunder akibat metastasis dari kanker paru dan kanker payudara
b. leukemia
5
c. primer (mesotelioma)
6. Terapi radiasi
7. Trauma-cedera dada, pembedahan jantung, pemasangan pacemaker
8. Gagal ginjal dan uremia
9. Tuberkulosis
D. Patofisiologi Perikarditis
Proses radang yang terjadi dapat menimbulkan penumpukan cairan efusi
dalam rongga pericardium dan kenaikan tekanan intracardial,kenaikan tekanan
tersebut akan mempengaruhi daya kontraksi jantung,akhirnya menimbulkan
proses fibrotic dan penebalan pericardial,lama kelamaan terjadi kontriksi
pericardial dengan pembentukan cairan,jika berlangsung secara kronis
menyebapkan fibrosis dan klasifikasi.
E. Pathway
6
F. Tanda dan Gejala Perikarditis
Tanda yang khas:
Friction rub (suara tambahan) adalah bising gesek yang terjadi karena kantong
berisi cairan membengkak.
Gejala-gejala :
1. Sesak nafas saat bekerja
2. Panas badan 39º c -40ºc
3. Malaesa
4. Kadang nyeri dada
5. Effuse cardial
6. Nyeri dapat menyebar dari leher,bahu,punggung atau perut
7. Rasa tajam menusuk
8. Berkeringat
G. Test Diagnostik Perikarditis
1. Foto rontge toraks bisa normal bila efusi perikardium henya sedikit, tetapi
dempak tampak banyangan jantung membesar seperti water-bottle dengan
vaskularisasi paru normal dan adanya efusi perikardium yang banyak.
2. Pada efusi perikardium gambaran rontgen toraks memeperlihatkan suatu
konfigurasi banyangan jntung berbentuk buli-buli air, tapi dapat juga
nrmal atau hampir normal.
3. Elektrokardiografi memeperlihatkan elevasi segmen ST dan perubahan
rsiprokal, voltase QRS yang rendah ( low voltage ) tapi EKG bisa juga
normal atau hanya terdpat ganggun irama berupa fibrilasi atrium.
4. Pemeriksaan ekokardiografi M-Mode atau ua dimensi sangat baik untuk
memastikan adanya efusi perikardium dan memperkirakan banyaknya
cairan perikardium
H. Komplikasi
1. Efusi pericardium
2. Tamponade jantung
Salah satu reaksi radang pada perikarditis adalah penumpukan
cairan(eksudasi)didalam rongga perikard yang disebut dengan efusi pericard.
7
Efusi perikard ditentukan oleh jumlah dan kecepatan pembentukan cairan
perikard. Efusi yang banyak atau timbul cepat akan menghambat pengisian
ventrikel, penurunan volume akhir diastolic sehingga curah jantung sekuncup
dan semenit berkurang. Kompensasi nya adalah takhikardia, tetapi pada tahap
berat atau kritis akan menyebabkan gangguan sirkulasi dengan penurunan
tekanan darah serta gangguan perfusi organ dengan segala akibatnya yang
disebut tamponade jantung.
Bila reaksi radang ini berlanjut terus, perikard mengalami fibrosis jaringan
parut luas, penebalan, kalsifikasi dan juga terisi eksudat yang akan
menghambat proses diastolic ventrikel, mengurangi isi sekuncup dan semenit
serta mengakibatkan kongesti sistemin (perikarditis konstriktiva).
I. Penatalaksanaan
Tujuan penanganan adalah:
1. Menentukan penyebab
2. Memberikan terapi yang sesuai dengan penyebabnya
3. Waspada terhadap kemungkinan terjadinya tamponade jantung
4. Obat : Dexamethasone dan Ampicillin.
8
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN B DENGAN PERIKARDITIS
A. Data Demografi
1. Biodata
Nama : Tn. B
Usia : 58 Thn
Jenis Kelamin :L
Alamat : Kota Bekasi
Suku : Batak
Status Pernikahan : Sudah menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Wirausaha
Diagnosa Medis : Perikarditis
No. RM : 123.45.67
Tanggal Masuk : 20-04-2020
Tanggal Pengkajian : 20-04-2020
2. Penanggung jawab
Nama : Ny. S
Usia : 56 Thn
Jenis Kelamin :P
Hubungan dengan Klien : Istri
B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan yeri dada menyebar dari leher, bahu, dan punggung, terasa
sesak nafas dan batuk saat beraktivitas, pusing dan merasa lemas.
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke RS Medistra dengan keluhan nyeri dada
menyebar dari leher, bahu, dan punggung, terasa sesak nafas dan batuk
saat beraktivitas, pusing dan merasa lemas.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
9
Tn. B mengatakan memiliki riwayat penyakit efusi pleura 2 tahun
yang lalu.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang
menular dan menurun.
D. Riwayat Psikososial
Tn. B mengatakan suka bersosialisasi dengan tetangga
E. Riwayat Spiritual
Pasien menganut agama Islam dan suka menjalankan ibadah solat 5 waktu.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum klien
Kondisi keadaan umum pasien tampak lemah
2. Tanda-tanda vital :
TD: 100/70 mmHg N: 90x/mnt
RR: 28x/mnt S: 370C
3. Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, pergerakkan bola mata normal, konjungtiva normal,
kornea normal, sklera warna putih, pupil isokor, otot-otot mata tidak ada
kelainan, tidak memakai lensa kontak, reaksi terhadap cahaya baik.
4. Sistem pendengaran
Daun telinga normal, tidak ada serumen, kondisi telinga normal, tidak
memakai alat bantu pendengaran, fungsi keseimbangan normal, tidak ada
nyeri tekan, fungsi pendengaran normal.
5. Sistem pernafasan
Pasien mengatakan terasa sesak saat nyeri nya kambuh, dipsneu (+) irama
pernafasan ireguler RR 28x/mnt, batuk (+).
6. Sistem kardiovaskuler
Pasien mengtakan nyeri dada, takikardi, distrimia, disfungsi otot papilar,
terdengar suara jantung (S3/S4).
7. Sistem persyarafan
Klien bicara normal, tidak ada disorientasi orang, tempat dan waktu, klien
dapat merasakan suhu panas, tidak ada kesulitan dalam berbicara.
10
8. Sistem pencernaan
Nafsu makan menurun, mual (-), muntah (-),bunyi bising usus normal.
9. Sistem perkemihan
Tidak ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, BAK kuning pekat, tidak
ada kesulitan pada saat BAK.
10. Sistem muskuloskeletal
Klien tampak lemas, gaya berjalan normal, lengkung spinal normal, tidak
ada kesulitan gerak sendir, tidak ada fraktur.
11. Sistem integume
Warna kulit sawo matang, kulit pasien tampak pucat, kulit teraba panas,
tidak terdapat lesi atau luka.
12. Sistem Indra
Fungsi penglihatan normal, fungsi penciuman normal dan tidak terdapat
penumpukan sengkret, fungsi pendengaran baik tidak terdapat
penumpukan srumen, mukosa bibir kering.
G. Aktivitas Sehari
1. Nutrisi
a. Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien makan 3x
sehari, pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan tertentu.
Pasien juga bisa minum ± 8 gelas perhari.
b. Sesudah sakit :
Keluarga pasien mengatakan nafsu makan menurun, minum ± 6
gelas perhari.
2. Eliminasi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan pasien BAB 1x dalam sehari, konsintensi padat.
BAK ± 5x sehari.
b. Sesudah sakit
Pasien mengatakan pasien BAB 1x dalam sehari. BAK ± 5x sehari.
3. Istirahat dan Tidur
11
Pasien mengatakan pasien susah tidur karena nyeri dada ketika
beristirahat, terasa panas di dada menyebar ke lengan kiri dan punggung
kiri.
H. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 13-04-2020
1. Pemeriksaan EKG menunjukan gambaran elevasi segmen ST.
2. Pemeriksaan Foto Rontgen Toraks memperlihatkan suatu konfigurasi
banyangan jantung berbentuk buli-buli air.
12
I. Data Fokus
Nama Pasien : Tn. B Tanggal Masuk : 20-04-2020
Ruangan : 308/6 Tanggal Pengkajian : 20-04-2020
13
I. Analisa Data
Nama Pasien : Tn. B Tanggal Masuk : 20-04-2020
Ruangan : 308/6 Tanggal Pengkajian : 20-04-2020
TTV
- TD: 100/70 mmHg
- N: 90x/mnt
- RR: 28x/mnt
- S: 370C
- Pemeriksaan EKG
menunjukan gambaran
elevasi segmen ST
2. DS: Gangguan Kongesti paru akibat
- Pasien mengatakan pertukaran gas sekunder dari
terasa sesak nafas dan perubahan membran
batuk saat beraktivitas kapiler alveoli
- Pasien mengatakan
memiliki riwayat
penyakit efusi pleura 2
tahun yang lalu.
14
DO:
15
II. Diagnosa Keperawatan
16
III. Rencana Perawatan
17
dari pertukaran gas gas
perubahan normal dengan 2. Untuk memudahkan
membran KH: 2. Memposisikan dalam bernafas
kapiler pasien
- Pasien tidak
alveoli semifowler
merasa sesak
untuk
- RR 16-
memaksimalkan
22x/mnt
ventilasi 3. Kongesti yg berat
- Tidak ada
3. Latih pasien akan memperburuk
penggunaan
untuk batuk proses pertukaran
otot bantu
efektif dan gas sehingga
nafas,
nafas dalam berdampak pada
timbulnya hipoksia
4. Untuk meningkatkan
4. Kolaborasi konsentrasi oksigen
dengan dokter pada proses
untuk pertukaran gas
pemberian
terapi O2 nasil 4
lt.
3. Intoleransi Setelah 1. Kaji ulang 1. Untuk memastikan
aktivitas b.d dilakukan kewaspadaan keamanan pasien
Kelemahan tindakan keamanan, dan
keperawatan gejala yang
selama 3x24 memerlukan
jam diharapkan intervensi medis 2. Meminimalkan
toleransi 2. Dorong beban kerja jantung
aktifitas teratasi pengembangan
dengan KH: latihan rutin,
menghindari 3. Melatih kemandirian
18
1. Klien akan latihan pasien
berpartisipasi berlebihan 4. Untuk mengetahui
pada 3. Anjurkan pasien intervensi
aktivitas untuk memenuhi selanjutnya
yang perawatan diri
diinginkan. sendiri
2. Memenuhi 4. Kolaborasi
perawatan untuk program
diri sendiri. rehabilitative
3. Mencapai jantung
peningkatan
toleransi
aktivitas
19
IV. Catatan Perawatan
20
No Dx. Kep Waktu Implementasi Respon
2. Menganjurkan 2. DS:
klien untuk - Pasien mengatakan dapat
istirahat (bed beristirahat baik
rest) DO:
- Pasien tampak tenang
3. Memberikan
3. DS:
informasi
- Pasien dan keluarga
kepada pasien
mengatakan mengerti
dan keluarga
terkait informasi tsb
terkait
DO:
penyakit yang
- Keluarga dan pasien tampak
diderita pasien
mengerti
4. Berkolaborasi 4. DS:
- RR 24x/mnt
- AGD normal
- Pasien tampak nyaman
22
- Pasien tampak kooperatif
- Pasien mendapatkan terapi O2 4 lt.
3. Intoleransi Kamis, 23- DS:
04-2020
aktivitas b.d
- Pasien mengatakan merasa aman
Kelemahan
- Pasien mengatakan dapat melakukan latihan
- Pasien mengatakan dapat merawat diri sendiri
DO:
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perikarditis adalah inflamasi pada selaput perikardium, baik pariental
maupun visceral yang membungkus jantung. Proses radang yang terjadi dapat
menimbulkan penumpukan cairan efusi dalam rongga pericardium dan kenaikan
tekanan intracardial,kenaikan tekanan tersebut akan mempengaruhi daya kontraksi
jantung,akhirnya menimbulkan proses fibrotic dan penebalan pericardial,lama
kelamaan terjadi kontriksi pericardial dengan pembentukan cairan,jika
berlangsung secara kronis menyebapkan fibrosis dan klasifikasi.
Jenis-jenis perikarditis
1. Perikarditis akut
2. Perikarditis Subkutan dan Kronik
a. Efusi perikardial kronik
b. Perikarditis Efusi-Kontriktif
c. Perikarditis Kontriktif
d. Perikarditis Adhesif
B. Saran
Setelah memahami Konsep dan Asuhan Keperawatan Perikarditis serta
penanganan pada kasus tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan Ilmu
Keperawatan Kritis dalam praktik keperawatan dikarenakan bahayanya pasien
kritis apabila tidak segera ditangani.
24
DAFTAR PUSTAKA
25