Anda di halaman 1dari 21

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK:

STIMULASI ORIENTASI REALITA

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Dari Bapak Omay Rohmana, S.Kep, Ns, M.Kep.,selaku Dosen
Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Oleh:
Kelompok 5
1. Karlina Dewi
2. Lindah Mahesyah
3. M. Aldi Rahmawan
4. Nihaya
5. Nur Kartikasari
6. Qoriatul Bilad

Kelas III B
D3 Keperawatan

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN TASIKMALAYA


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN CIREBON
Jl.Pemuda Nomor 38 Kota Cirebon
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik mengenai
“Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Orientasi Realita”. Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Keperawatan
Gerontik, Bapak Omay Rohmana, S.Kep, Ns, M.Kep., yang telah
memberikan bimbingannya kepada kami semua dalam menyusun
makalah ini.
Karena masih banyak kekurangan dan kekeliruan, baik dalam hal
pembuatan maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, guna
perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.

Cirebon, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian......................................................................................................3
B. Tujuan ..........................................................................................................4
C. Manfaat ........................................................................................................4
D. Aktivtitas dan Indikasi ..................................................................................4
E. Peran Perawat dalam Terapi Aktivitas Kelompok .......................................4
F. Aplikasi Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita ...............................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................16
B. Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan
yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan
sosial yang dimaksud antara lain: rasa menjadi milik orang lain atau keluarga,
kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan
kebutuhan pernyataan diri.
Asuhan Keperawatan Gerontik merupakan asuhan keperawatan yang bersifat
spesialistik, tetapi asuhan kepada klien harus tetap dilakukan secara holistik.
Pendekatan asuhan keperawatan selain harus difokuskan pada perilaku klien,
difokuskan juga pada kondisi fisik, sosial, budaya, dan spiritual klien. Berbagai
terapi keperawatan yang dikembangkan difokuskan kepada klien secara individu,
kelompok, keluarga ataupun komunitas.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mengalami masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi
saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi laboraturium tempat klien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang
maladaptif.
Ada berbagai macam terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan
diantaranya adalah sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi
realitas.
Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong
anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan
penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon
lansia selama berada dalam kelompok.
Klien dengan penurunan fungsi memori atau pada menjelang lansia terjadi
penurunan fungsi organ khususnya penurunan daya nilai realita (reality test

1
ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya.
Hal ini menimbulkan dapak klien merasa asing dan bisa mencetus terjadinya
ansietas pada klien.
Untuk menanggulangi kendala ini maka perlu adanya aktivitas dimana klien
diberi stimulus yang konsisten terhadap realita disekitarnya. Stimulus tersebut
meliputi stimulus tentang realita lingkungan di sekitarnya, orang, waktu, dan
tempat.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana terapi aktivitas kelompok lansia dengan menggunakan stimulasi


orientasi realita?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami tentang terapi aktivitas kelompok lansia
dengan menggunakan stimulasi orientasi realita.
2. Tujuan khusus
a. Dapat memahami tentang terapi aktivitas kelompok lansia dengan
menggunakan stimulasi orientasi realita
b. Dapat memahami tujuan terapi aktivitas kelompok lansia dengan
menggunakan stimulasi orientasi realita
c. Dapat memahami manfaat terapi aktivitas kelompok lansia dengan
menggunakan stimulasi orientasi realita
d. Dapat mengaplikasikan terapi aktivitas kelompok lansia dengan
menggunakan stimulasi orientasi realita

2
BAB II

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : ORIENTASI REALITA

A. Pengertian Orientasi Realita

Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu kegiatan yang diberikan


kelompok klien (lansia) dengan tujuan memberi terapi bagi anggotanya.
Tujuannya berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan
respon sosial (Yosep, 2009).

Menurut Setyoadi & Kushariyadi (2011), Terapi aktivitas kelompok (TAK):


orientasi realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada
klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu.

Lansia diorentasikan pada kenyataan yang ada disekitar lansia, yaitu diri
sendiri, orang lain yang ada disekeliling lansia atau orang yang dekat dengan
lansia, dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan lansia.
Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu, dan rencana
kedepan. Aktivitas dapat berupa orientasi orang, tempat, benda yang ada disekitar,
dan semua kondisi nyata.

Lansia yang mengalami gangguan psikotik & demensia mengalami


penurunan daya nilai realitas (reality testing ability): lansia tidak lagi mengenali
tempat, waktu dan orang-orang disekitarnya. Untuk menanggulangi ini, perlu ada
aktivitas yang memberi stimulasi secara konsisten kepada lansia tentang realitas di
sekitarnya. Stimulasi tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu
diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

3
B. Tujuan

Menurut Setyoadi & Kushariyadi (2011), Tujuan umum TAK orientasi realita
adalah lansia mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan
kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:
1. Lansia mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
2. Lansia mengenal waktu secara tepat
3. Lansia dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya secara
tepat

C. Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok Bagi Lansia


1. Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan di hargai
eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain
2. Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta
merubah perilaku yang destrkutif dan maladaptif
3. Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling mambantu satu
sama lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah

D. Aktivitas dan Indikasi

Aktivitas yang dilakukan terdiri dari tiga sesi berupa aktivitas pengenalan
orang, tempat, waktu. Lansia yang diindikasi memerlukan TAK-orientasi realitas
adalah lansia yang demensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mengenal
orang lain, salah mengenal tempat dan waktu.

E. Peran Perawat dalam Terapi Aktivitas Kelompok

No Peran Tugas/Fungsi

Perawat

1. Leader  Menyusun rencana pembuatan proposal

 Memimpin jalannya therapi aktifitas kelompok

 Merencanakan dan mengontrol terapi aktifitas kelompok

4
 Membuka aktifitas kelompok

 Memimpin diskusi dan terapi aktifitas kelompok

 Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan

anggota lainnya untuk memperkenalkan diri.

 Membacakan tujuan terapi aktivitas kelompok

 Menutup kegiatan TAK

2. Co-Leader  Membantu leader mengorganisasi anggota

 Apabila terapi aktivitas pasif diambil oleh Co-leader

 Menggerakkan anggota kelompok

 Membacakan aturan main

 Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking

 Menyerahkan kembali posisi kepada leader

3. Fasilitator  Ikut serta dalam kegiatan kelompok untuk aktif jalannya

permainan

 Memfasilitasi anggota dalam diskusi kelompok

4. Observer  Mengobservasi jalannya terapi aktifitas kelompok mulai

dari persiapan, proses dan penutup

 Mencari serta mengarahkan respon klien

 Mencatat semua proses yang terjadi

 Memberi umpan balik pada kelompok

 Melakukan evaluasi pada terapi aktifitas kelompok

 Membuat laporan jalannya aktivitas kelompok

5
F. Aplikasi Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita
1. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi tanya jawab
2. Media/alat
a. Spidol
b. Bola tenis
c. Tape recorder
d. Lagu berirama riang (sesuaikan dengan kondisi lansia)
e. Papan nama sejumlah lansia dan perawat yang ikut TAK
3. Setting Tempat

CL

P P

O L F

P P

OP

Keterangan:

L : Leader
CL : Co leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
Op : Operator

6
Sesi 1: Pengenalan Orang

1. Tujuan :
a. Lansia mampu mengenal nama-nama perawat.
b. Lansia mampu mengenal nama-nama teman-temannya.
2. Setting:
a. Perawat dan lansia duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang.
3. Alat :
a. Papan nama sejumlah lansia dan perawat yang ikut TAK
b. Spidol
c. Bola tenis
d. Tape recorder/CD player
e. Lagu berirama riang (sesuaikan dengan kondisi lansia)
4. Metode :
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Memilih lansia sesuai dengan indikasi.
2) Membuat kontrak dengan lansia.
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari perawat kepada lansia.
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan lansia saat ini.
c. Kontrak
1) Perawat menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
2) Perawat menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika klien ada yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada perawat.
b) Lama kegiatan 45 menit.

7
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3) Tahap kerja
a) Perawat membagikan papan nama untuk masin-masing klien .
b) Perawat meminta masing-masing klien menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, dan asal.
c) Perawat meminta masing-masing klien menuliskan nama
pangilan di papan nama yang dibagikan.
d) Perawat meminta masing-masing klien memperkenalkan diri
secara berurutan, searah jarum jam di mulai dari terapis,
meliputi menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan, asal,
dan hobi.
e) Perawat menjelaskan langkah berikutnya : tape recorder/CD
player akan dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis
dipindahkan dari satu klien ke klien lain. Saat musik
dihentukan, klien yang sedang memegang bola tenis
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
dari klien yang lain (minimal nama panggilan).
f) Ulangi langkah “e” sampai semua klien mendapatkan giliran.
g) Perawat memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien
dengan mengajak klien bertepuk tangan.
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
(1) Perawat menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
(2) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
Perawat mengajurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan
nama panggilan.
c) Kontrak yang datang
(1) Perawat membuat kontrak untuk TAK yang akan datang
yaitu “Mengenal Tempat”.
(2) Menyepakati waktu dan tempat

8
6. Evaluasi dan dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan
klie yang di harapkan adalah dapat menyebutkan nama lengkap, nama
pangilan, asal, dan hobi klien lain.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keerawatan tiap klien. Contoh:
klien mengikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien lain
di sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan.

Sesi 2 : Pengenalan Tempat

1. Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.
b. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat di rawat.
c. Klien mampu mengenal kamar tidur.
d. Klien mengenal tempat tidur.
e. Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, ruang
mandi, dan WC.
2. Setting
a. Perawat dan klien duduk bersama dalam lingkungan.
b. Ruangan tempat perawatan klien.
3. Alat
a. Tape recorder/CD player
b. Kaset/CD lagu berirama riang (sesuaikan dengan kondisi klien)
c. Bola tenis
4. Metode
a. Diskusi kelompok
b. Orientasi lapangan

9
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak pada klien peserta Sesi 1 TAK orientasi
realistis
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari perawat kepada klien.
b) Perawat dan klien memakai papan nama.
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien
yang lain.
3) Kontrak
a) Perawat menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat
yang biasa dilihat.
b) Perawat menjelaskan aturan main berikut.
(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
(2) Lama kegiatan 45 menit.
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampe akhir.
c. Tahap kerja
1) Perawat menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama
ruangan; klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada
klien yang mampu menjawab dengan tepat.
2) Perawat menjelaskan dengan menyalakan tape recorder/CD
player lagu, sedangkan bola tenis diedarkan dari satu peserta ke
peserta yang lain searah arum jam. Pada saat lagu berhenti, klien
yang sedang memegang bola tenis akan diminta menyebutkan
nama rumah sakit dan nama ruangan tempat klien dirawat.
3) Perawat menyalakan tape recorder, menghentikan lagu, dan
meminta klien yang memegang bola tenis untuk menyebutkan

10
nama ruangan dan nama rumah sakit. Kegiatan ini diulang sampai
semua peserta mendapat giliran.
4) Perawat memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan
benar.
5) Perawat mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan
fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat, kamar mandi, WC,
ruang istirahat, ruang TAK, dan ruangan lainnya.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindak lanjut
Perawat menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama
tempat.
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang, yaitu
mengenal waktu.
b) Menyepakati waktu dan tempat.
6. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap ker,ja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realistis tempat,
kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal tempat di rumah
sakit.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2,
TAK orientasi realitas tempat. Klien mampu menyebutkan nama
ruangan dan belum mampu menyebutkan letak ruangan yang lain.
Orientasikan klien dengan tempat-tempat di ruangan.

11
Kemampuan mengenal tempat di rumah sakit

Aspek yang dinilai :

No Aspek yang dinilai Nama Pasien


1 Menyebutkan nama
rumah sakit
2 Menyebutkan nama
ruangan
3 Menyebutkan letak
kantor perawat
4 Menyebutkan letak
kamar mandi dan
WC
5 Menyebutkan letak
kamar tidur

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal
tempat-tempat di ruang rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda R
jika klien mampu dan tanda S jika klien tidak mampu.

Sesi 3 : Pengenalan Waktu

1. Tujuan
a. Klien dapat mengenal waktu secara tepat
b. Klien dapat mengenal tanggal secara tepat
c. Klien dapat mengenal hari secara tepat
d. Klien dapat mengenal tahun secara tepat

12
2. Setting
a. Perawat dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Klien berada di ruangan yang ada kalender dan jam dinding
3. Alat
a. Kalender
b. Jam dinding
c. Tape recorder
d. Kaset lagu bertema riang(sesuikan dengan kondisi klien)
e. Bola tenis
4. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak kepada klien peserta sesi 2 TAK orientasi
realitas
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dan perawat pada klien
b) Perawat dan klien memakai papan nama
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menanyakan apakah klien masih mengingat ruang-ruang
yang sudah dipelajari
3) Kontrak
a) Perawat menjelaskan tujuan kegiatan
b) Perawat menjelaskan aturan main sebagai berikut :
(1) Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
(2) Lama kegiatan 45 menit
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

13
c. Tahap Kerja
1) Perawat menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan
2) Perawat menjelaskan akan menyalakan recorder, sedangkan bola
tenis akan diedarkan dari satu klien ke klien lain. Pada saat musik
berhenti, klien yang memegang bola menjawab pertanyaan dari
perawat.
3) Perawat menyalakan musik dan mematikan musik. Klien
mengedarkan bola tenis secara bergantian serah jarum jam. Saat
musik berhenti, klien yang memegang bola siap menjawab
pertanyaan perawat tentang tanggal, bulan, tahun, hari, dan jam
saat itu. Kegiatan ini diulang sampai semua klien mendapat
giliran.
4) Perawat memberikan pujian kepada klien setelah memberikan
jawaban yang tepat.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Perawat menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Perawat memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindak lanjut
Perawat meminta klien memberitahu tanda/mengganti kalender
setiap hari.
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi
klien.
b) Menyepakati waktu dan tempat.
6. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas waktu, kemampuan
klien yang diharapkan adalah mengenal waktu, hari, tanggal, bulan,
dan tahun. Formulir evaluasi sebagai berikut.

14
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK, pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mampu
menyebutkan tanggal dan hari, tetapi yang lain belum mampu.
Orientasikan klien terhadap waktu secara intensif.

Kemampuan mengenal waktu

No Aspek yang dinilai Nama Pasien


1 Menyebutkan jam
2 Menyebutkan hari
3 Menyebutkan tanggal
4 Menyebutkan bulan
5 Menyebutkan tahun
Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal waktu,
hari, tanggal, bulan dan tahun. Beri tanda r jika klien mampu dan S
jika klien tidak mampu

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu kegiatan yang
diberikan kelompok klien (lansia) dengan tujuan memberi terapi bagi
anggotanya. Tujuannya berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup
dan meningkatkan respon sosial. Aktivitas yang dilakukan terdiri dari tiga
sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, waktu. Lansia yang
diindikasi memerlukan TAK-orientasi realitas adalah lansia yang
demensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mengenal orang lain,
salah mengenal tempat dan waktu.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar pembaca
dapat memahi tentang terapi aktivitas kelpompok pada lansia dan pembaca
juga berharap juga pembaca bisa melakukan dan merapkan terapi ini pada
lansia sebagai acuan dalam praktek atau mengaplikasikan pada lansia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Setyoadi & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada klien


Psikogeriatri. Salemba Medika. Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai