Oleh :
A.15.1
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
PRE PLANNING
EDUKASI DAN DEMONSTRASI SENAM LANSIA
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk
terjadinya perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara
optimal, sejauh perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal
individu-individu yang lain (Kiran & Chaudhury, 2009). Sedangkan, menurut
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, kesehatan
jiwa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu dapat berkemang
secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengarasi tekanan, daoat bekerja secara produkti,
dan mampi memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Menjadi tua merupakan proses yang pasti akan terjadi pada semua
individu. Hidup hingga usia tua juga adalah keinginan setiap individu. Namun,
perubahan struktur dan fungsi tubuh sering menimbulkan berbagai maslah
dalam kehidupan, termasuk masalah kejiwaan. Masalah umum yang seringkali
dari proses menua yaitu masalah akibat perubahan fungsi tubuh yang
merupakan tugas perkembangan bagi lansia untuk menghadapinya (Yusuf,
Frityasari dan Nihayati, 2015).
Salah satu cara untuk mendukung proses penanggulangan masalah
akibat perubahan fungsi tubuh adalah dengan melakukan senam atau latihan
pergerakan secara rutin (Yusuf, Frityasari dan Nihayati, 2015). Senam lasnsaia
merupakan serangkaian gerak yang teratur dan terarah yang dilakukan denagn
tujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga seorang individu tua.
Senam lansia dirancang secara khusus untuk melatih bagian-bagian tubuh
serta pinggang, kaki dengan gerakan yang tidak berlebihan dimana senam ini
dapat dilakukan rutin dalam lingkungan masyarakat sebagai program dari
Posyandu lansia (Mahanani, 2018).
B. TOPIK
Edukasi dan Demonstrasi Senam Lansia
C. TUJUAN
1. Umum
Meningkatkan perkembangan sehat jiwa usia lanjut.
2. Khusus
a. Klien memahami perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
b. Klien mampu mempertahankan status sehat dengan segala perubahan
yang telah terjadi.
D. KRITERIA KLIEN
1. Lansia udia lebih dari 60 tahun
2. Bersedia mengikuti kegiatan edukasi dan demonstrasi
E. STRUKTUR KEGIATAN
1. Tempat
Balai RW 12 Perumahan Diponegoro, Tembalang, Semarang
2. Hari/Tanggal
Sabtu,11 Mei 2019
3. Waktu
15.30 WIB – 16.30 WIB (60 menit)
4. Jumlah Klien
11 orang
5. Setting Tempat
Keterangan :
: edukator
: instruktur
: klien
: media edukasi
6. Metode Edukasi
Metode edukasi kelompok kecil yaitu dengan ceramah dan demonstrasi.
7. Pembagian Tugas
a. Edukator
Bertugas :
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Menyampaikan tujuan dan waktu kegiatan
3) Menjelaskan materi edukasi senam lansia
4) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
5) Meminta tanggapan dari klien atas kegiatan yang telah dilakukan
6) Memberi reinforcement positif pada klien
7) Menyimpulkan kegiatan
b. Instruuktur
Bertugas :
1) Memandu lansia dalam melakukan gerakan senam lansia
2) Mendampingi lansia ketika kegiatan senam lansia
e. Anggota/Klien
Bertugas untuk menjalankan dan mengikuti kegiatan
b. Evaluasi validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
Edukator menjelaskan tujuan
kegiatan yaitu mengenalkan senam
lansia serta demonstrasinya.
3. 45 menit Kerja a. Melakukan edukasi (15 menit)
b. Melakukan demonstrasi senam (30
menit)
4. 5 menit Terminasi a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti kegiatan.
2) Memberikan reinforcement positif
atas keberhasilan anggota
kelompok.
b. Tindak lanjut
Edukator dan instruktur
menganjurkan klien tetap
melakukan kegiatan secara mandiri
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati waktu dan tempat
kegiatan selanjutnya.
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning telah siap 5 hari sebelum dilaksanakan kegiatan.
b. Mwndapatkan peserta paling lambat H-1 hari kegiatan.
c. Tercapainya kontrak waktu dan tempat dengan klien.
d. Setting tempat sesuai dengan rencana.
e. Media dan alat yang akan digunakan sudah disiapkan 1 hari sebelum
kegiatan.
2. Evaluasi Proses
a. Klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib.
b. Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
c. Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah ditetapkan.
d. Klien berpartisipasi aktif dalam kegiatan.
e. Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana.
f. Kegiatan berlangsung tenang dan kondusif.
3. Evaluasi Hasil
a. 80% lansia memahami materi yang diberikan pada sesi edukasi.
b. 100% lansia dapat mengikuti mengikuti gerakan senam dengan baik.
I. Lampiran
1. Definisi Lansia
Lanjut usia (lansia) atau menua merupakan tahap paling akhir dari
siklus kehidupan seseorang. Menurut World Health Organisation (WHO),
lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
disebut Aging Process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus
kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai
fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap
berbagai serangan penyakit misalnya pada sistem kardiovaskuler dan
pembuluh darah, pernafasan, pencernaan dan lain sebagainya. Hal tersebut
disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada
umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari (Fatmah, 2010).
4. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik
dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari. Aktivitas fisik berperan penting bagi lansia. Dengan
melakukan aktivitas fisik, maka lansia dapat mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatannya. Namun, karena keterbatasan fisik yang
dimiliki akibat pertambahan usia serta perubahan dan penurunan fungsi
fisiologis, maka lansia memerlukan beberapa penyesuaian dalam melakukan
aktivitas fisik sehari-hari (Fatmah, 2010).
5. Manfaat aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat meningkatkan kelenturan otot serta menguatkan
dan memperpanjang daya tahan otot. Aktivitas yang banyak menggunakan
otot lengan dan otot paha, atau disebut aerobik, akan membuat kerja jantung
menjadi lebih efisien, baik saat olahraga maupun saat istirahat. Berikut
manfaat melakukan aktivitas fisik (Fatmah, 2010) :
a. Manfaat fisik/biologis
1) Menjaga tekanan darah tetap stabil dalam batas normal
2) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
3) Menjaga berat badan ideal
4) Menguatkan tulang dan otot
5) Meningkatkan kelenturan tubuh
6) Meningkatkan kebugaran tubuh
b. Manfaat psikis/mental
1) Mengurangi stress, depresi dan cemas
2) Meningkatkan kepercayaan diri
3) Membangun rasa sportivitas
4) Membangun kedekatan sosial
J. DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Farid, A. F., & Setiowati, A. (2014). Tingkat Kesegaran Jasmani Peserta
Senam Lansia Pasien PROLANIS di Poliklinik Telaga Medika Gubug
Kabupaten Grobogan Tahun 2014. Journal of Sport Sciences and Fitness,
7-12.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Gramedia.
Kiran, C., & Chaudhury, S. (2009). Understanding delusions. Industrial
Psychiatry Journal, Vol. 18 issue 1 DOI: 10.4103/0972-6748.57851.
Mahanani, N. (2018). Buku Ajar Senam Lansia. Diakses pada 6 Mei 2019,
dari: https://www.academia.edu/37825063/Buku_AJAR_Senam_Lansia
Menpora. (2008). Senam Lanjut Usia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Olahraga.
Raharjo, R. D., & Kumaat, N. A. (2016). Pengaruh Senam Lansia Terhadap
Kebugaran Lansia di Panti Werdha Majapahit Mojokerto. Jurnal
Kesehatan Olahraga , 1-5.
Undang-undang Republik Indoneisa Nomor 18 Tahun 2014 Tengtang
Kesehatan Jiwa.
Widianti, A. T., & Proverawati, A. (2010). Senam Kesehatan. Yogyakarta :
Nuha Medika .
Yusuf, Fityasari dan Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawtan Kesehatatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.