Anda di halaman 1dari 14

PRE PLANNING

EDUKASI DAN DEMONSTRASI SENAM LANSIA

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Asuhan Keperawatan Jiwa


Dosen Pembimbing : Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep

Oleh :

Annisa Rahma Wijayanti 22020115130108


Aulia Zahrani 22020115130068
Astarika Ciputri Kumalasari 22020115130084
Eriani Septia 22020115120017
Grahya febriella M.N.P 22020115120039
Halimah Wenny Yulina A 22020115120032
Iffah Nur Amalia 22020115120022
Juro Haeni 2202015140098
Septiana Tri Permata 22020115130063

A.15.1

DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
PRE PLANNING
EDUKASI DAN DEMONSTRASI SENAM LANSIA

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk
terjadinya perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara
optimal, sejauh perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal
individu-individu yang lain (Kiran & Chaudhury, 2009). Sedangkan, menurut
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, kesehatan
jiwa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu dapat berkemang
secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengarasi tekanan, daoat bekerja secara produkti,
dan mampi memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Menjadi tua merupakan proses yang pasti akan terjadi pada semua
individu. Hidup hingga usia tua juga adalah keinginan setiap individu. Namun,
perubahan struktur dan fungsi tubuh sering menimbulkan berbagai maslah
dalam kehidupan, termasuk masalah kejiwaan. Masalah umum yang seringkali
dari proses menua yaitu masalah akibat perubahan fungsi tubuh yang
merupakan tugas perkembangan bagi lansia untuk menghadapinya (Yusuf,
Frityasari dan Nihayati, 2015).
Salah satu cara untuk mendukung proses penanggulangan masalah
akibat perubahan fungsi tubuh adalah dengan melakukan senam atau latihan
pergerakan secara rutin (Yusuf, Frityasari dan Nihayati, 2015). Senam lasnsaia
merupakan serangkaian gerak yang teratur dan terarah yang dilakukan denagn
tujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga seorang individu tua.
Senam lansia dirancang secara khusus untuk melatih bagian-bagian tubuh
serta pinggang, kaki dengan gerakan yang tidak berlebihan dimana senam ini
dapat dilakukan rutin dalam lingkungan masyarakat sebagai program dari
Posyandu lansia (Mahanani, 2018).
B. TOPIK
Edukasi dan Demonstrasi Senam Lansia

C. TUJUAN
1. Umum
Meningkatkan perkembangan sehat jiwa usia lanjut.
2. Khusus
a. Klien memahami perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
b. Klien mampu mempertahankan status sehat dengan segala perubahan
yang telah terjadi.

D. KRITERIA KLIEN
1. Lansia udia lebih dari 60 tahun
2. Bersedia mengikuti kegiatan edukasi dan demonstrasi

E. STRUKTUR KEGIATAN
1. Tempat
Balai RW 12 Perumahan Diponegoro, Tembalang, Semarang
2. Hari/Tanggal
Sabtu,11 Mei 2019
3. Waktu
15.30 WIB – 16.30 WIB (60 menit)
4. Jumlah Klien
11 orang
5. Setting Tempat
Keterangan :
: edukator
: instruktur
: klien
: media edukasi

6. Metode Edukasi
Metode edukasi kelompok kecil yaitu dengan ceramah dan demonstrasi.
7. Pembagian Tugas
a. Edukator  
Bertugas :
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Menyampaikan tujuan dan waktu kegiatan
3) Menjelaskan materi edukasi senam lansia
4) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
5) Meminta tanggapan dari klien atas kegiatan yang telah dilakukan
6) Memberi reinforcement positif pada klien
7) Menyimpulkan kegiatan
b. Instruuktur
Bertugas :
1) Memandu lansia dalam melakukan gerakan senam lansia
2) Mendampingi lansia ketika kegiatan senam lansia
e. Anggota/Klien
Bertugas untuk menjalankan dan mengikuti kegiatan

F. MEDIA DAN ALAT YANG DIGUNAKAN


Media dan alat yang digunakan yaitu :
1. Laptop
2. Proyektor
3. Speaker
4. Kursi
G. TAHAP PELAKSANAAN
No Waktu Tahap Kegiatan
.
1. 5 menit Persiapan a. Terapis
1) Mempersiapkan media dan alat
yang digunakan.
2) Setting tempat pertemuan.
2. 5 menit Orientasi a. Salam teraupetik
1) Edukator mengucapkan salam
2) Edukator memperkenalkan diri
(nama panggilan)

b. Evaluasi validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.

c. Kontrak
Edukator menjelaskan tujuan
kegiatan yaitu mengenalkan senam
lansia serta demonstrasinya.
3. 45 menit Kerja a. Melakukan edukasi (15 menit)
b. Melakukan demonstrasi senam (30
menit)
4. 5 menit Terminasi a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti kegiatan.
2) Memberikan reinforcement positif
atas keberhasilan anggota
kelompok.
b. Tindak lanjut
Edukator dan instruktur
menganjurkan klien tetap
melakukan kegiatan secara mandiri
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati waktu dan tempat
kegiatan selanjutnya.

H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning telah siap 5 hari sebelum dilaksanakan kegiatan.
b. Mwndapatkan peserta paling lambat H-1 hari kegiatan.
c. Tercapainya kontrak waktu dan tempat dengan klien.
d. Setting tempat sesuai dengan rencana.
e. Media dan alat yang akan digunakan sudah disiapkan 1 hari sebelum
kegiatan.
2. Evaluasi Proses
a. Klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib.
b. Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
c. Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah ditetapkan.
d. Klien berpartisipasi aktif dalam kegiatan.
e. Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana.
f. Kegiatan berlangsung tenang dan kondusif.
3. Evaluasi Hasil
a. 80% lansia memahami materi yang diberikan pada sesi edukasi.
b. 100% lansia dapat mengikuti mengikuti gerakan senam dengan baik.

I. Lampiran
1. Definisi Lansia
Lanjut usia (lansia) atau menua merupakan tahap paling akhir dari
siklus kehidupan seseorang. Menurut World Health Organisation (WHO),
lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
disebut Aging Process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus
kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai
fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap
berbagai serangan penyakit misalnya pada sistem kardiovaskuler dan
pembuluh darah, pernafasan, pencernaan dan lain sebagainya. Hal tersebut
disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada
umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari (Fatmah, 2010).

2. Tugas Perkembangan Lansia


Menurut Hurlock (1980) tugas perkembangan selama hidup yang harus
dilaksanakan oleh lansia, yaitu:
a. Penyesuaian terhadap penurunan kemampuan fisik dan psikis
b. Penyesuaian terhadap masa pensiun dan penurunan pendapatan
c. Menemukan makna kehidupan
d. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
e. Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga
f. Penyesuaian diri terhadap kematian pasangan dan kenyataan akan
meninggal dunia
g. Menerima dirinya sebagai seorang lansia

3. Perubahan-Perubahan yang terjadi pada Lansia


Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara
degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial
dan seksual. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia (Azizah, 2011) :
a. Perubahan Fisik
1) Pendengaran
Terjadi gangguan pendengaran oleh karena hilangnya kemampuan
(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara
atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti
kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.
2) Kulit
Pada lansia kulit menjadi kendur, tidak elastis, kering dan berkerut.
Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak.
3) Tulang
Berkurangnya kepadatan tulang karena proses penuaan akan
mengakibatkan osteoporosis (pengeroposan tulang) yang secara lebih
lanjut mengakibatkan nyeri, perubahan bentuk tulang dan fraktur
(patah tulang).
4) Otot dan Sendi
Perubahan struktur dan penurunan elastisitas otot dan sendi pada
lansia menyebabkan kekakuan sendi dan otot saat digerakkan.
b. Sistem Kardiovaskuler (Jantung dan pembuluh darah) dan Pernapasan
Otot jantung mengalami hipertrofi dan kemampuan peregangan jantung
berkurang. Sedangkan pada sistem pernapasan terjadi perubahan pada
otot dan sendi dada yang mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu
dan kemampuan peregangan dada berkurang.
c. Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan antara lain
1) Kehilangan gigi
2) Indra pengecap menurun
3) Rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun)
4) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
d. Sistem perkemihan
Fungsi ginjal mengalami penurunan kemunduran, contohnya laju filtrasi,
ekskresi, dan penyerapan.
e. Sistem saraf
Susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang progresif
pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dan
kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
f. Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan penurunan fungsi
ovarium dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih
dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara
berangsur-angsur.
g. Perubahan Kognitif
1) Memory (Daya ingat, Ingatan)
2) Kecerdasan/ IQ (Intellegent Quocient)
3) Kemampuan belajar (Learning)
4) Kemampuan pemahaman (Comprehension)
5) Pemecahan masalah (Problem Solving)
6) Pengambilan keputusan (Decission Making)
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
8) Kinerja (Performance)
9) Motivasi

4. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik
dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari. Aktivitas fisik berperan penting bagi lansia. Dengan
melakukan aktivitas fisik, maka lansia dapat mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatannya. Namun, karena keterbatasan fisik yang
dimiliki akibat pertambahan usia serta perubahan dan penurunan fungsi
fisiologis, maka lansia memerlukan beberapa penyesuaian dalam melakukan
aktivitas fisik sehari-hari (Fatmah, 2010).
5. Manfaat aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat meningkatkan kelenturan otot serta menguatkan
dan memperpanjang daya tahan otot. Aktivitas yang banyak menggunakan
otot lengan dan otot paha, atau disebut aerobik, akan membuat kerja jantung
menjadi lebih efisien, baik saat olahraga maupun saat istirahat. Berikut
manfaat melakukan aktivitas fisik (Fatmah, 2010) :
a. Manfaat fisik/biologis
1) Menjaga tekanan darah tetap stabil dalam batas normal
2) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
3) Menjaga berat badan ideal
4) Menguatkan tulang dan otot
5) Meningkatkan kelenturan tubuh
6) Meningkatkan kebugaran tubuh
b. Manfaat psikis/mental
1) Mengurangi stress, depresi dan cemas
2) Meningkatkan kepercayaan diri
3) Membangun rasa sportivitas
4) Membangun kedekatan sosial

6. Jenis Aktivitas Fisik Lansia


Aktivitas fisik yang sesuai bagi lansia antara lain (Fatmah, 2010) :
a. Ketahanan (Endurance)
Untuk membantu kerja jantung dan kebugaran fisik. Dilakukan selama 30
menit.
Contoh kegiatan :
1) Berjalan kaki
2) Lari ringan
3) Senam
4) Berkebun
b. Kelenturan (Flexibility)
Untuk membantu pergerakan menjadi lebih mudah, mempertahankan otot
tubuh tetap lemas (lentur). Dilakukan selama 30 menit.
Contoh kegiatan :
1) Peregangan, mulai dengan perlahan-lahan tanpa kekuatan atau
sentakan, dan lakukan secara teratur selama 10 - 30 detik, bisa mulai
dari tangan dan kaki
2) Senam taichi, yoga
3) Mencuci pakaian atau mobil
4) Mengepel lantai
c. Kekuatan (Strength)
Untuk membantu kerja otot tubuh dalam menahan suatu beban yang
diterima, menjaga tulang tetap kuat, dan mempertahankan bentuk tubuh,
serta membantu meningkatkan pencegahan terhadap penyakit seperti
osteoporosis (keropos pada tulang). Dilakukan selama 30 menit (2 - 4 hari
per minggu)
Contoh kegiatan:
1) Push-up
2) Angkat beban
3) Mengikuti kelas senam terstruktur dan terukur (fitness)

7. Definisi Senam Lansia


Olahraga senam merupakan olahraga yang tidak membutuhkan biaya
banyak, dapat dilakukan dimana saja, tidak terikat waktu dan umur
seseorang, dan gerakannya dapat diciptakan dan dilaksanakan sendiri
menurut kemauan dan kemampuannya. Senam merupakan tindakan yang
paling banyak dianjurkan bagi lansia sebagai upaya menjaga kesehatan dan
pencegahan penyakit (Farid & Setiowati, 2014). Senam lansia adalah
serangkaian gerakan yang dilakukan dengan teratur, terarah, dan terencana
dalam bentuk latihan fisik dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
fungsional lansia (Widianti & Proverawati, 2010).
Senam bagi lansia memiliki gerakan-gerakan yang sederhana dengan
tempo lambat dan waktu yang diperlukan juga singkat sehingga tenaga yang
dikeluarkan tidak terlalu besar (Farid & Setiowati, 2014). Senam lansia
dapat dilakukan dengan durasi 20-50 menit dan frekuensi 3 kali dalam
seminggu. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh lansia agar tetap
bugar dan segar. Hal ini terjadi karena senam lansia mampu melatih tulang
tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara optimal, dan membantu
menghilangkan radikal bebas yang berada di dalam tubuh (Widianti &
Proverawati, 2010).
Senam lansia digunakan untuk melatih bagian-bagian tubuh lansia
agar mendapatkan peregangan, walaupun dengan gerakan yang tidak
berlebihan. Olahraga senam lansia diiringi dengan musik yang dapat
membawa kesenangan dalam melakukan gerakan. Dengan mengikuti senam,
efek minimal yang akan lansia dapatkan adalah kebahagiaan dan senantiasa
bergembira karena mereka dapat bersosialisasi dengan teman sebaya (Farid
& Setiowati, 2014).

8. Manfaat Senam Lansia


Beberapa manfaat yang dapat dirasakan lansia ketika mengikuti senam
antara lain :
a. Meningkatkan kelenturan dan kebugaran fisik sehingga lansia dapat
melakukan aktivitas fisik dan kerja sehari-hari.
b. Meningkatkan kekuatan otot dan berpengaruh meningkatkan
keseimbangan pada lansia.
c. Meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan kelenturan sendi sehingga dapat
memperbaiki sistem tulang dan otot yang menurun (Raharjo & Kumaat,
2016).
d. Mencegah atau memperlambat kehilangan fungsional seperti terjadinya
penurunan lemak tubuh.
e. Memperbaiki angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh
penyakit jantung.
f. Membantu tubuh tetap bugar dan segar karena mendorong jantung
bekerja optimal (Farid & Setiowati, 2014).

9. Gerakan Senam Lansia


a. Pemanasan
Berupa peregangan otot dan gerakan pada semua persendian. Pemanasan
dilakukan mempersiapkan fungsi organ tubuh agar mampu menerima
pembebanan yang lebih berat pada saat latihan sebenarnya.
b. Latihan inti
Berupa gerakan penguatan dan pengencangan otot serta untuk
meningkatkan keseimbangan.
c. Pendinginan
Tujuan dari pendinginan adalah untuk menurunkan suhu tubuh, denyut
jantung dan tekanan darah. Fase ini berupa peregangan otot (Menpora,
2008).

J. DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Farid, A. F., & Setiowati, A. (2014). Tingkat Kesegaran Jasmani Peserta
Senam Lansia Pasien PROLANIS di Poliklinik Telaga Medika Gubug
Kabupaten Grobogan Tahun 2014. Journal of Sport Sciences and Fitness,
7-12.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Gramedia.
Kiran, C., & Chaudhury, S. (2009). Understanding delusions. Industrial
Psychiatry Journal, Vol. 18 issue 1 DOI: 10.4103/0972-6748.57851.
Mahanani, N. (2018). Buku Ajar Senam Lansia. Diakses pada 6 Mei 2019,
dari: https://www.academia.edu/37825063/Buku_AJAR_Senam_Lansia
Menpora. (2008). Senam Lanjut Usia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Olahraga.
Raharjo, R. D., & Kumaat, N. A. (2016). Pengaruh Senam Lansia Terhadap
Kebugaran Lansia di Panti Werdha Majapahit Mojokerto. Jurnal
Kesehatan Olahraga , 1-5.
Undang-undang Republik Indoneisa Nomor 18 Tahun 2014 Tengtang
Kesehatan Jiwa.
Widianti, A. T., & Proverawati, A. (2010). Senam Kesehatan. Yogyakarta :
Nuha Medika .
Yusuf, Fityasari dan Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawtan Kesehatatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai