Anda di halaman 1dari 10

OPERAN PERAWAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keperawatan


Pembimbing Akademik : Ns. Devi Nurmalia, S.Kep., M.Kep
: Sarah Ulliya, S.Kep.M.Kes

Oleh :

Annisa Rahma Wijayanti


22020119220123

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXXV


DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
OPERAN PERAWAT

A. Konsep Operan
1. Definisi
Operan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah handover, dalam
istilah lain operan/timbang terima memiliki beberpa istilah yaitu handover,
handoffs, shift report, signout, signover, cross coverage, overhand, report
nursing, (Triwibowo, 2013; Nursalam, 2015; Putra, 2016). Handover
merupakan suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu (laporan)
yang berkaitan dengan keadaan pasien, Triwibowo (2013). Handover
merupakan pengalihan tanggung jawab profesional dan akuntabilitas untuk
beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau kelompok Pasien,
kepada orang lain atau kelompok profesioanl secara sementara atau
permanen (AMA, 2006) dalam Triwibowo, 2013).
2. Tujuan
Operan memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi
komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang
digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan pasien dan
keefektifan dalam bekerja (Putra,2016). Sedangkan menurut Nursalam
(2015) Secara umum tujuan timbang terima yaitu mengkomunikasikan
keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
3. Prosedur Timbang Terima
Kegiatan operan (handover) yang dilaksanakan dengan baik dan
benar tentunya memerlukan sebuah prosedur yang jelas agar tercapai
tujuan yang diharapkan sesuai dengan rencana, dengan adanya prosedur
yang jelas sehingga tidak menyalahi aturan yang sudah ada dalam
pelaksanaannya, adapun prosedur operan/timbang terima (handover)
menurut (Nursalam, 2002 dalam Putra, 2016) yaitu:
a. kedua kelompok dalam keadaan siap
b. kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan
c. dalam penerapan dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggungjawab
- timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan
- dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secata komprehensif
- hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaikya dicatat secara khusus untuk diserahkan kepada perawat berikutnya
Hal-hal yang perlu disampaikan saat timbang terima adalah identitas pasien
dan diagnosa, masalah keperawatan, tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan dan belum dilakukan, intervensi kolaborasi dan dependen,
rencana umum dan persiapan dalam keadaan berikutnya.

4. SOP

OPERAN JAGA PERAWAT (TIMBANG TERIMA)

No. Dokumen Revisi Halaman

BLUD RSUD
dr.H.Soemarno
Sosroatmodjo Kuala
Kapuas
Tanggal Terbit DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
PROSEDUR TETAP

Dr. H. Bawa Budi


Raharja,MM
NIP. 19640131 199903 1
002
PENGERTIAN Timbang terima ( operan ) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) yang
berkaitan dengan keadaan klien.
TUJUAN 1. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
paripurna.
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang
bertanggung jawab antar anggota tim perawat
3. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
KEBIJAKAN 1. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak
lanjuti oleh perawat pada shift berikutnya.
2. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang
dilaporkan dengan keadaan klien yang sebenarnya.
3. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung
bila ada yang belum terungkap.
PROSEDUR 1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien
PELAKSANAAN melaporkan langsung kepada perawat penanggung jawab
berikutnya. Cara ini memberikan kesempatan diskusi
yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan rencana
keperawatan.
2. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di
ruang perawat kemudian dilanjutkan dengan berkeliling
mengunjungi klien satu persatu
3. Kedua kelompok dinas sudah siap
4. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji
secara penuh terhadap masalah, kebutuhan dan segenap
tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang
penting lainnya selama masa perawatan (tanggung jawab)
5. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian
yang matang sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada petugas berikutnya
6. Hala-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
a. Identitas klien dan diagnosa medis.
b. Masalah Keperawatan yang masih muncul.
c. Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
(secara umum)
d. Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
dalam kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium /
pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
f. Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu
dilaporkan.
7. Perawat yang melakukan timbang terima dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan
atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang kurang
jelas.
8. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang
jelas, singkat dan padat.
9. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5
menit,kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit.
10. Hal-hal yang perlu Diperhatikan:
a. Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas
yang disepakati.
b. Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat
primer.
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan
dinas.adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari
penanggung jawab.
d. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
sistematik dan menggambarkan kondisi klien pada
saat ini serta kerahasiaan klien.
e. Timbang terima harus berorientasi pada masalaha
keperawatan yang ada pada kliwn, dengan kata lain
informasi yang diberikan berawal dari masalahnya
terlebih dahulu ( setelah diketahui melalui
pengkajian), baru kemudian terhadap tindakan yang
telah dilakukan dan belum dilakukan serta
perkembangan setelah dilakukan tindakan.
f. Timbang terima dilakukan didekat pasien,
menggunakan volume suara yang pelan dan tegas
( tidak berbisik ) agar klien disebelahnya tidak
mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga
privacy klien, terutama mengenai hal-hal yang perlu
dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan secara
langsung di dekat klien.
g. Bila ada informasi yang mungkin membuat klien
terkejut sebaiknya jangan dibicarakan didekat klien
tetapi diruang perawat
UNIT TERKAIT IGD, ICU, IRI
5. Format Operan
Handover memiliki beberapa panduan dalam hal penyampaian pelaporan
pada saat pergantian shift, salah satu yang dijabarkan disini adalah yang
sudah direkomendasikan WHO pada tahun 2007 adalah timbang terima
dengan metode SBAR, SBAR merupakan kerangka acuan dalam
pelaporan kondisi pasien yang memerlukan perhatian atau tindakan segera.
S: Situation (Kondisi terkini yang terjadi pada pasien) meliputi:
 Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan,
serta dokter yang merawat.
 Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum
atau sudah teratasi/keluhan
B: Background (Info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini) meliputi:
 Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari
setiap diagnosis keperawatan.
 Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat
invasif dan obat-obatan termasuk cairan infus yang digunakan
 Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis
medis.
A: Assesment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini) meliputi:
 Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti
tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden, restrain, risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-
lain.
 Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung
R: Recomendation meliputi:
 Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge
planning dan edukasi pasien dan keluarga, Nursalam (2015).
FORMAT OPERAN (TIMBANG TERIMA)

Nama Pasien : Tgl masuk :


Uumur/Jenis kelamin : Kamar :
No. RM : Dx. Medis :
Asuhan keperawatan Operan (Timbang terima)
Sif Pagi Sif Sore Sif Malam
Masalah keperawatan:
Data fokus S: S: S:
(Subjektif dan Objektif) O: O: O:
A: A: A:
P: P: P:
Intervensi yang sudah
dilakukan
Intervensi yang belum
dilakukan
Hal-hal yang perluh
diperhatikan (LAB, Obat,
Advis medis)
Tanda tangan PP PP Pagi PP Sore PP Malam

PP Sore PP Malam PP Pagi

Karu Karu
B. Format SBAR Pada Kasus Ny. R
Operan dilakukan pada perawat jaga siang melaporkan ke jaga malam
Informasi tenaga kesehatan : perawat yang jaga ada 9 orang. 3 orang di
TIM A. 3 orang di TIM B dan 3 orang di
TIM C.
Informasi ruangan : total 26 bed dengan 5 bed bedah syaraf dan
21 bed unit stroke. Bed bedah syaraf penuh
dan bed unit stroke kosong 2 pada TIM A
dan TIM C
Informasi sarana : troli emergency dalam keadaan terkunci

S (Situation) : Pasien Ny. R, umur 57 tahun 11 bulan, nomer


rekam medis C224XXX. Pasien baru dari IGD
dengan tanggal masuk ruangan 13 Januari 2020
pukul 15.45 dengan perawatan hari pertama. DPJP
pasien Dr. E spesialis saraf dan PPJP pasien perawat
A. Diagnosa medis pasien Stroke Hemoragic (SH)
hemiparesis sinistra dan diagnosa keperawatan
resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak,
hambatan mobilitas fisik dan resiko jatuh. Pasien
mengeluh pusing. Mengeluh kelemahan pada
ekstremitas kiri atas dan bawah dengan kekuatan
otot 4 serta pandangan mata kanan dan kiri kabur.
B (Background) : Pasien tidak mempunyai riwayat alergi. Sudah
dilakukan pemasangan infus RL 20tpm di IGD.
Pasien dirawat karena kelemahan ekstremitas kiri
atas dan bawah. Rencana tindakan keperawatan TTV
per 8 jam, head up 30°, amati tanda perdarahan,
terapi obat, ROM, monitor resiko jatuh pasien.
Pasien dan keluarga sudah diedukasikan dan
mengetahui mengenai penyakitnya oleh dokter dan
perawat
A (Assessment) : Pasien sadar, composmentis GCS 15. TD 130/80
mmHg, nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit, suhu
36.5°C dan SpO2 100%. Terapi obat amlodipine
10mg/24 jam sudah masuk, vit B1 B6 B12 1
tab/8jam sudah masuk, injeksi ranitidine 50mg/12
jam sudah masuk, injeksi asam traneksamat
500mg/8 jam sudah masuk, paracetamol
500mg/8jam sudah masuk manitor 125cc/6jam
sudah masuk. Pasien udah diposisikan 30° tapi
masih mengeluh pusing. Sudah diberikan ROM 2x
dan sudah konsul ahli terapi. Pasien belum BAB,
terakhir BAB 12 Januari 2020 pukul 17.00 WIB,
sudah konsul ahli gizi untuk menambahkan diet
buah. Pasien baru BAK 1x menggunakan pispot
(200cc). Status ketergantungan pasien ringan dengan
indeks bathel 12. Nutrisi baik (kategori A).
Pandangan mata kanan dan kiri kabur hasil visus
1/300. Skor resiko jatuh 70 sudah dilakukan
manajemen risiko jatuh yaitu bedrail, kunci roda, bel
dan bantuan perawat. Hasil Lab, rontgen dan MSCT
belum keluar.
R (Recommendation) : Terapi obat lanjut, tunggu hasil lab, rontgen thorax,
MCST. Follow up ahli terapi dan ahli gizi. TTV per
8 jam. ROM. Head up 30°. Manajemen risiko jatuh
Daftar Pustaka

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika

Putra, Ageng A. (2016). Hubungan Persepsi Perawat tentang Karakteristik


Pekerjaannya dengan Kepatuhan dalam Pendokumentasian Asuhan
keperawatan (Kajian di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Mataram,
NTB). Program Studi Magister Keperawatan. Universitas Diponegoro

Triwibowo. (2013). Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit.


Jakarta : TIM

Anda mungkin juga menyukai