Oleh :
1 ANDIKA BAGUS SETIAWAN
2 DINA PUTRI ADIYATI
3 ELLA THALIA
4 HARMA YUDHANINGTYAS
5 INDAH BUDI LESTARI
6 KHOLISTYAWATI
7 MELA BRIG MURDANITA
8 MIFTAHUDDIN HABIBULLAH
9 QURROTU AININ
10 RHENI NURHAYATI PRASETYANINGRUM
11 ROSHELLA AVINKA PRAMESWARI
12 SHIELDA NOVITA Y.
13 VRISCA ANJARSARI
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang fektif antar
perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi
yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima
pasien) (Nursalam, 2008: 195).
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien.
Disini dituntut tugas manajer keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia
untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi
individu keluarga dan masyarakat (Gillis,1996). Salah satu strategi untuk
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan dalam
pembenahan manejemen keperawatan, karena dengan adanya faktor kelola yang
optimal diharapkan mampu menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian
pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap
pelayanan keperawatan.
Salah satu upaya yang dapat di gunakan untuk meningkatkan pelayanan
keperawatan klien adalah dengan melakukan timbang terima saat pergantian dinas.
Timbang terima merupakan teknik atau cara menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima dilakukan oleh Perawat primer ke
perawat asosiate yang bertanggung jawab pada dinas sore atau dinas malam.
Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.
Tujuan dari timbang terima adalah agar semua perawat dapat mengikuti
Ruang Bedah Umum (Nusa Indah) sebagai satu unit pelayanan keperawatan
yang merupakan salah satu ruangan percontohan yang sudah mulai menerapkan
sistem/metode SP2KP, yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan
kiat, untuk itu diperlukan ilmu dan kiatnya secara optimal. Untuk itu diperlukan bentuk
kerjasama yang berkesinambungan dan saling mempunyai komitmen ynag tinggi demi
B. Nama Kegiatan
Pelaksanaan timbang terima pada saat pergantian dinas di ruang Wijaya Kusuma E
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan yang
komprehensif
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Meningkatkan hubungan kerjasama yang bertanggung jawab
antar anggota tim perawat serta terlaksana asuhan keperawatan terhadap
klien yang berkesinambungan.
D. Manfaat
1. Bagi Perawat
- Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
- Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat.
- Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang berkesinambungan.
- Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
2. Bagi Pasien
- Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
E. Pelaksanaan
1. Hari/ tanggal : kamis 28 maret 2019
2. Waktu : 09.00
3. Tempat : Ruang Wijaya Kusuma E
F. Peserta
Kegiatan ini dihadiri oleh :
1. Mahasiswa Profesi Ners yang ada di Ruang Wijaya Kususma E RSUD Dr.
Soedono Madiun
2. Ibu Sri Suhartiningsih selaku Clinical Instructur
3. Dan dosen pembimbing
G. Penutup
Demikian proposal ini dibuat , atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan pada klien
3. Menyampaikan permasalahan keperawatan klien yang masih ada dan yang sudah
terselesaikan.
4. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya
Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau tulisan. Timbang
teima yang baik bila semua perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
Rencana tindakan
Perencanaan : teraatasi keseluhan, sebagian, belum teratasi dan terdapat masalah b aru
Kepala Ruangan
Membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan masalah/problem solving
BAB III
PELAKSANAAN
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang
cukup, sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shjock sebaiknya dibicarakan
di ners station.
keperawatan.
ditindaklanjuti.
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma E
2. Metode
a. Diskusi
b. Tanya Jawab
3. Media
a. Status Klien
b. Buku timbang terima
c. Alat tulis
d. Sarana dan prasarana keperawatan
4. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Qurrotu Ainin
Perawat Primer : Indah Budi L.
Perawat Associate (pagi) : Vrisca Anjarsari
Perawat Associate (Siang) : 1. Rheni Nurhayati P.
2. Shielda Novita Y.
Observer : Sri Suhartiningsih S.Kep.,Ns.,M.Kes
Pasien 1 : Roshella AvinkaP.
Pasien 2 : Mela Brig M
Keluarga Pasie 2 : Harma Yudhaningtyas
5. Uraian Kegiatan
a. Prolog
Pada hari……jam……seluruh perawat (PP dan PA), shift pagi dan sore
serta kepala ruangan berkumpul di ners station untuk melakukan timbang
terima
b. Sesi 1 di ners station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa
dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan
dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas
selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore memberikan klarifikasi keluhan,
intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum),
intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain),
hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah
melakukan timbang terima di ners station berupa laporan tertulis dan lisan,
kemudian diteruskan di ruangan perawatan pasien.
c. Sesi 2 si ruang perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat
pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung
kepada pasien atau keluarga yang nemngalami masalah khusus. Untuk
pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan.
Lamanya kunjungan tidak lebih 5 menit per pasien. Bila terdapat hal-hal
yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapar
dilakukan di ners station setelah kunjungan ke pasien.
d. Epilog
Kembali ke ners station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat
rahasia. Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP
mendata laporan timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruangan
e. Evaluasi
1) Struktur (input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang yang telah
tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien, dan kelompok
shift timbang terima. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang
terima yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan
pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin
oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2) Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Timbang terima pertama dilakukan di ners station kemudian ke ruang
perawatan pasien dan kemudian lagi ke ners station. Isi timbang terima
mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan dan intervensi yang
belum/sudah dilakukan. Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5
menit saat klarifikasi ke pasien.
3) Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Stiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat
berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA