Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

TIMBANG TERIMA PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN


KEPERAWATAN DI RUANG IV PARU LT. 2
RUMKITAL Dr. RAMELAN
SURABAYA

Oleh:

Kelompok Manajemen 4A

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
T.A. 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN
TIMBANG TERIMA PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANG IV PARU LT. 2
RUMKITAL Dr. RAMELAN
SURABAYA

Penanggung Jawab

Nurlita
183.0074

Mengetahui,

Surabaya, 06 April 2018

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Dwi Priyantini.,S.Kep.,N.,M.Si. Agustina. S. S.Kep,.Ns


NIP.03.006

Kepala Ruangan IV PARU

Eko Purnawan Amd.Kep


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional didukung

dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu, standart pelayanan, termasuk

pelayanan yang berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat.

Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya

pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi, komunikasi

yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai

tujuan (Setiadi, 2016). Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat

dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan

fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui

komunikasi yang efektif antara perawat maupun dengan tim kesehatan lain. Salah

satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan keefektifitasannya adalah saat

pergantian shift (timbang terima pasien).

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan

pasien. timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan

menjelaskan secara singkat, jelas dan komplit tentang tindakan mandiri perawat,

tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien

saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan

asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan


oleh perawat primer penanggung jawab dinas pagi, dinas sore atau malam secara

lisan maupun tulisan (Setiadi, 2016).

Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Isi dan substansi timbang

terima yang dilakukan selama ini adalah identitas pasien, diagnose medis,

program terapi yang sudah dilakukan dan rencana tindakan yang akan dilakukan.

Timbang terima dilakukan secara lisan dan tertulis kemudian keliling ke semua

ruangan pasien. timbang terima perlu terus ditingkatkan baik teknik maupun

alurnya karena timbang terima merupakan bagian penting dalam memberikan

informasi permasalahn pasien sehari-hari. Keakuratan data yang diberikan saat

timbang terima sangat penting karena dengan timbang terima ini maka pelayanan

pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan dapat dilaksanakan secara

berkelanjutan dan mewujudkan tanggung jawab dan tanggung gugat dari seorang

perawat. Bila timbang terima tidak dapat dilakukan dengan baik maka akan

muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya

informasi yang bisa dilakukan sebagai dasar pemberian tindakan keperawsatan.

Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan

tingkat kepuasan pasien. kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu

dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa Program Pendidikan

Profesi Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya akan melaksanakan timbang

terima pasien berdasarkan konsep model praktek keperawatan profesional metode

tim di ruang IV Paru Lt.2 RSAL Dr. Ramelan Surabaya.


1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan perawat mampu

memberikan komunikasi keperawatan yang efektif sehingga menghasilkan

pelaksanaan asuhan keperawatan pasien secara optimal dengan berkesinambungan

informasi mengenai keadaan pasien dapat dipertahankan.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan pasien (data fokus).

2. Menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan

keperawatan pada pasien.

3. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas

berikutnya.

4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

5. Mendokumentasikan timbang terima.

1.3 Manfaat

1. Bagi Perawat

a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.

b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab

antar perawat.

c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang

berkesinambungan.

d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.


2. Bagi Pasien

a. Pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.

b. Pasien dapat menyampaikan masalah sacara langsung bila ada yang

belum terungkap.

3. Bagi Rumah Sakit

Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara komprehensif


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Timbang terima (operan) adalah suatu cara dalam menyampaikan dan

menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keaadaan pasien. timbang terima

pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat,

jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang

sudah dilakukan/belum, dan perkembanganan pasien saat itu. Informasi yang

disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat

berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer

keperawatan kepada perawat primer (penganggung jawab) dinas sore atau dinas

malam secara terlutis dan lisan (Nursalam 2015).

Rushton (2010), mengatakan timbang terima pasien dirancang sebagai

salah satu metode komunikasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantiaan

sift, sebagai petunjung praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini

pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan serta mennentuakan prioritas

pelayanan. sedangkan friesen (2008) menyebutkan timbang terima adalah transfer

tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggunggugat) selama

perpindahan perawatan yang berkelanjutan ysng mencakup peluang tentang

pertanyaan, klarifikasi dan informasi tentang pasein. Timbang terima akan

berjalan dengan lancar jika perawat dapat berkomunikas secara efektif.


2.2 Tujuan

Tujuan timbang terima/operan pasien menurut Setiadi (2016) :

1. Menyampaikan kondisi atau keaadan klien (data focus)

2. Menyampaikan diagnosis keperawatan klien

3. Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang

dilakukan pada klien

4. Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratiof yang

belum dilakukan kepada klien.

5. Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas

berikutnya.

6. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

7. Mendokumentasikan timbang terima.

2.3 Tahapan Timbang Terima

1. Tahap persiapan

Persiapan alat

a. Menyiapkan status pasien/ rekam medic

b. Format timbang terima

c. Log book

2. Prosedur pelaksaan

a. Persiapan

1) Kedua kelompok dinas sudah siap dan berkumpul di nurse station

2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan catatan/ log book , PP

yang akan mengoperkan menyiapkan lembar timbang terima.


3) Kepala ruangan membukla acara timang terima dilanjutkan dengan

doa bersama dan membacakan visi misi dan moto.

b. Pelaksanaan

1) PP dinas malam melakukan timbang terima pada PP dinas pagi,

hal-hal yang perlu disampaikan saat timbang terima :

a) Identitas pasien dan diagnose medis

b) Masalah keperawtan yang muncul

c) Data focus (keluhan subjektif dan objektif)

d) Rencana keperawatan yang sudah/ belum dilaksanakan

e) Tindakan kolaboratif

f) Persiapan rencana umum yang perlu dilakukan (persiapan

operasi, pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan

tertentu), perlu disampaikan dan ditindak lanjuti

2) PP dinas pagi melakukan klarifikasi terhadap data yang

disampaikan.

3) Menyupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.

4) Lama timbang terima setiap paien kurang lebih 5 menit, kecuali

kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih rinci.

5) Karu diikuti semua perawat keliling ke tiap klien. PP dinas pagi

melakukan validasi data.

3. Penutup

a. perawat kembali ke nurse station, lanjut diskusi tentang hasil

validasi.
b. Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP

menandatangani laporan timbang terima di ketahui oleh karu

c. Karu menutup timbang terima, karu member reward, kepada PP

dinas malam dan mengucapakan selamat bekerja kepada PP dinas

pagi

Adapun al-hal yang perlu diperhatikan keadaan timbang terima antara lain

adalah :

1. Dilaksanakan tepat waktu setiap pergantian sift

2. Dipimpin oleh karu atau perawat associate/ perawat pelaksana yang telah

diberi wewenang atau delegasi

3. Diikuti oleh setiap perawat yang telah dan yang akan dinas

4. Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggungjawab

5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat sistematis dan

menggambarkan kondisi klien saat serta menjaga kerahasian klien

6. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan klien

7. Saat timbang terima dikamar klien menggunakan volume suara yang

cukup sehingga klien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang privasi

bagi klien. Semua yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan

secra langsung dihadapan paien

8. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya dibicarakan di

nurse station (Setiadi, 2016)

Isi materi tembang terima

Hal-hal penting pemberian asuhan keperawatan pasien misalnya untuk

pasien baru dimulai dari identitas pasien alasan MRS, keadaan umum pasien,
diagnose keperawatan, tindakan yang perlu dilakukan baik independen maupun

kolaboras. Selain itu, tindakan yang perlu dilakukan untuk pasien lama, informasi

perkembangan baru dan perubahan kondisi pasien disertai tindak lanjut yang

diharapkan.
BAB 3

PRE PLANNING

3.1 Pelaksanaan Kegiatan

Hari / tanggal : Senin, 15 April 2019

Pukul : 14.15 WIB

Pelaksana : Kepala Ruangan, Perawat Primer, Perawat Pelaksana

Topik : Timbang terima dengan Shif pagi ke Shift siang

Tempat : Nurse station

Sasaran : Perawat dan pasien

3.2 Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Anita Harti F. S.Kep

Perawat Primer I : Riza Agustin. S.Kep

Perawat Primer II : Fita Fauziyyah. S.Kep

Perawat Pelaksana I : Azriel Oktafianus.P. S.Kep

Perawat Pelaksana II : Putri Wardah.N . S.Kep dan Nurlita S.Kep

Pembimbing Akademik : Dwi Priyantini.,S.Kep.,Ns.,M.Si.

Pembimbing Klinik : Eko Purnawan. Amd.Kep.

3.3 Metode dan Media

Metode :

1. Proses operan dilakukan pada setiap pergantian dinas (shift) yaitu pukul 07.15

dan 14.15 serta pukul 21.15.


2. Timbang terima/operan pagi merupakan pre conference untuk dinas pagi dan

post conference untuk perawat yang dinas malam. Operan ini dipimpin oleh

penanggung jawab shift dinas malam.

3. Timbang terima/operan siang merupakan pre conference untuk perawat dinas

sore dan post conference untuk perawat yang dinas pagi. Operan ini dipimpin

oleh KARU

4. Timbang terima/operan malam merupakan pre conference untuk perawat

yang dinas malam dan post conference untuk perawat yang dinas sore.

Operan ini dipimpin oleh penanggung jawab shift dinas sore.

Media :

1. Materi disampaikan secara lisan

2. Dokumentasi pasien (status)

3. Buku Timbang Terima

3.4 Alur Timbang Terima


1. Mekanisme timbang terima
Pasien

Diagnosis medis Diagnosis


masalah kolaboratif Keperawatan
Rencana
Tindakan

Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan

Perkembangan
keadaan pasien

Perencanaan teratasi seluruhnya, sebagian, belum teratasi dan terdapat masalah baru
3.5 Instrumen
1. Status pasien/ Rekam Medik
2. Catatan timbang terima

3.6 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


Pra 1. Karu mengecek kesiapan 10 menit Nurse 1. Kepala
Timbang timbang terima pada Station
Ruangan
Terima setiap PP
2. Kelompok yang akan 2. PP
bertugas menyiapkan
3. PA
catatan (Work Sheet), PP
yang akan mengoperkan,
menyiapkan buku
timbang terima & nursing
kit
3. Kepala ruangan
membuka acara timbang
terima dilanjutkan
dengan doa

Pelaksanaan 1. PP dinas malam 20 menit Nurse 1. Kepala


Timbang melakukan timbang Station
Ruangan
terima terima kepada PP dinas
pagi. Hal-hal yang perlu 2. PP
disampaikan pada saat
3. PA
timbang terima :
a. Identitas pasien dan
diagnosa medis
termasuk hari rawat
keberapa atau post
op hari keberapa
b. Masalah
keperawatan
c. Data yang
mendukung
d. Tindakan
keperawatan yang
sudah/belum
dilaksanakan
e. Rencana umum
yang perlu
dilakukan :
Pemeriksaan
penunjang, konsul,
prosedur tindakan
tertentu
2. Kepala ruangan Bed
membuka dan memberi Pasien
salam kepada pasien, PP
malam menjelaskan
tentang pasien, PP pagi
mengenalkan anggota
timnya dan melakukan
validasi data
3. Lama timbang terima
setiap pasien kurang lebih
5 menit, kecuali kondisi
khusus yang memerlukan
keterangan lebih rinci.

Post 1. Klarifikasi hasil validasi 5 menit Nurse 1. Kepala


Timbang data oleh PP pagi Station
Ruangan
Terima 2. Penyampaian alat- alat
kesehatan 2. PP
3. Laporan timbang terima
3. PA
ditandatangani oleh
kedua PP dan mengetahui
Kepala Ruangan
4. Reward Kepala Ruangan
terhadap perawat yang
akan dan selesai bertugas
5. Penutup oleh Kepala
Ruangan
3.7 Setting

Meja Nurse Station

Keterangan :
: Kepala Ruangan

: Perawat Primer 1 dan 2

: Perawat Pelaksana
3.8 Format Timbang Terima
PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
PRODI PROFESI NERS
Nama klien/ usia : Tgl :
Kelas : Dx Medis :
ASUHAN TIMBANG TERIMA
KEPERAWATAN SHIFT PAGI SHIFT SORE SHIFT MALAM
Masalah keperawatan

Data subyektif dan


obyektif
Intervensi
keperwatan yang
sudah dilaksanakan

Intervensi yang belum


dilaksanakan

Pesan khusus

Tanda tangan PJ Pagi : PJ Sore : PJ Malam :

PJ Sore : PJ Malam :
PJ Pagi :
Ka.Ru :
3.9 Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia

antara lain: Catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift timbang

terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan

pada pergantian shift yaitu malam ke pagi. Sedangkan kegiatan timbang terima

pada shift pagi ke sore dipimpin oleh kepala tim.

2. Evaluasi Proses

Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan

oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. PP malam

menyerahkan ke PP pagi yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama

dilakukan di nurse station kemudian ke bed pasien dan kembali lagi ke nurse

station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, masalah keperawatan,

intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus

bila ada. Setiap pasien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat

klarifikasi ke pasien.

3. Evaluasi Hasil

Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat

dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan

dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.


Rushton H. C. (2010). Ethnics Of Nursing Shift Report. AACN: Advanced
Critical Care: Ethnic And Critical Care.
Setiadi. (2016). Manajemen & Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Yogyakarta:
Indomedia Putaka.
SKENARIO

TIMBANG TERIMA

KARU: “Selamat pagi, salam sejahterah untuk kita semua. Sebelum kita

melaksanakan timbang terima marilah kita berdo’a menurut agama dan keyakinan

msing-masing. Berdoa saya persilahkan. Baik sebelum saya persilahkan kepada

Perawat Primer 1 untuk melanjutkan timbang terima mari sejenak kita mengingat

visi dan misi ruangan yang telah kita sepakati demi kemajuan pelayanan

diruangan kita”. (Karu membacakan visi dan misi ruangan)

“Baik terima kasih selanjutnya saya persilahkan pada perawat primer I untuk

melanjutkan timbang terima”.

Perawat primer I: “baik, terima kasih kepada karu untuk waktunya. Langsung saja

untuk mempersingkat waktu, jumlah pasien hari ini untuk TIM I secara

keseluruhan berjumlah 1 pasien, yaitu :

1) Ny. S ( tahun) : Kamar 6B, dengan diagnosa............. DR...................

Demikian laporan dari Perawat Primer 1 selanjutnya saya kembalikan kepada

KARU

KARU:’ terima kasih kepada perawat primer 1 yang telah menyampaikan laporan

timbang terimanya, selanjutnya untuk mempersingkat waktu langsung saja saya

berikan kepada perawat primer 2 untuk melakukan laporan timbang terima”

Perawat Primer 2 “ baik terima kasih kepada KARU yang telah mempersilahkan

saya, untuk yang selanjutnya pasien dengan nama Ny S usia 35 tahun dengan
diagnosa TB paru+ tb mamaevommiting +hidrosepalus dengan DPJP dr ediyono

konsultan dr agus guntoro, visite dr edi besok boleh KRS konfirmasi bedum, ada

titipan dari asisten dr agus guntoro dimints telpon ruang 7a nanti habis makan

siang overkan pav 7A sepengetahuan zr riza, selanjutnya Ny. M kamar 6b usia 70

th pasien baru dengan diagnosa medis TB drug injuse + hepatitis dengan DPJP dr

Indah, test MRCP (+) hasil tidak bisa besok diulangi dr indah besok konsul

internist , dinas malam puasakan jam 22.00 dan infus di plug, selanjutnya kamar

6c atas nama ny sariwati umur 65 tahun pasien PC dengan diagnosa pneumoni+

HT dengan DPJD dr Janto, dr beni visite terapi candesartan 8gr 1x1 dari dr janto

terapi ceftriaxon 2x2 gr, nebul ventolin 4x1 dexamethasone 3x1 , acetylcysteine

3x1, Sekian laporan timbang terima dari Tim 2 selanjutnya saya serahkan

kembali kepada KARU”.

(Selanjutnya KARU, perawat primer 1 dan 2, serta PP bersama-sama menuju ke

bed pasien untuk memvalidasi keadaan pasien. perawat primer, shift sore

menanyakan keadaan tiap pasien dan memperkenal perawat yang akan bertugas

pada shift sore)

Perawat primer : selamat sore Ny. S, Apa kabarnya hari ini? Bagaimana pak,

masih ada keluhan?

Pasien : ..............................................

Perawat primer : Ada yang lain lagi Bu?

Pasien : Tidak ada yang lain Bu.

Perawat primer : Baik Bu. Sekarang silahkan Ibu S boleh istirahat kembali. Jika

ibu membutuhkan bantuan, ibu bisa minta tolong kepada petugas shift sore atau
menekan tombol disamping tempat tidur bapak dan petugas shift sore akan

datang untuk membantu Ibu. Terima kasih Bu.

(Karu, Perawat Primer 1 dan 2, dan PP menuju ke bed Ny. N)

Perawat primer : selamat sore Ny. S soleh, Apa kabarnya hari ini? Bagaimana

pak, masih ada keluhan?

Pasien : ..............................................

Perawat primer : Ada yang lain lagi Bu?

Pasien : Tidak ada yang lain Bu.

Perawat primer : Baik Bu. Sekarang silahkan Ibu S boleh istirahat kembali. Jika

ibu membutuhkan bantuan, bapak bisa minta tolong kepada petugas shift sore atau

menekan tombol disamping tempat tidur Ibu dan petugas shift sore akan datang

untuk membantu Ibu. Terima kasih Bu.

(Setelah selesai bed per bed KARU, TIM 1 dan 2, dan PP kembali ke Nurse

Station dan KARU menutup timbang terima dari shift pagi ke shift sore).

KARU:” terima kasih kepada perawat primer 1 dan 2 yang telah menyampaikan

laporannya kepada kami semua, mari selanjutnya kita laksanakan rencana

keperawatan yang telah tersusun dan terjadwal dengan semestinya. Semoga yang

akan bertugas diberikan kelancaran dalam menjalankan tugas, untuk yang akan

pulang dapat tiba di rumah dengan selamat, dan semoga apa yang kita lakukan

hari ini dapat memberikan dampak positif bagi kesembuhan pasien-pasien yang

kita rawat. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai