DISUSUN OLEH :
NIM : 19062082
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi MPKP
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur,
yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP.
Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan
menentukan kualitas produksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki
nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka
tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak
akan dapat terwujud (Nursalam,2014)
Model praktek keperawatan profesional atau MPKP adalah suatu sistem
(struktur, proses, nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menunjang
asuhan tersebut. (Devi, Erlangga, Dkk. 2014)
Pengertian lain menyebutkan MPKP adalah salah satu metode pelayanan
keperawatan dari sistem, struktur, proses dan nilai-nilai profesional, yang
memfasilitasi perawat profesional yang mempunyai kemampuan dan tanggung jawab
dalam mengatasi masalah keperawatan dan telah menghasilkan berbagai jenjang
produk keperawatan untuk pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan
tempat asuhan keperawatan tersebut diberikan. (Devi, Erlangga, Dkk. 2014)
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,
proses, dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut
diberikan.
B. Tujuan MPKP
Tujuan utama Model Praktek Keperawatan Profesional ini adalah untuk
meningkatkan mutu pelayana keperawatan. Sedangkan tujuan secara khusus dari
MPKP adalah :
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan.
f. Meningkatkan mutu askep melalui penataan sistem pemberian asuhan
keperawatan.
g. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar melaksanakan praktik
keperawatan profesional.
h. Menyediakan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan penelitian
keperawata
D. Komponen MPKP
a. Nilai – nilai profesional (Profesional Values)
Nilai-nilai professional menjadi komponen utama pada praktik
keperawatan profesional. Nilai-nilai professional ini merupakan inti dari
MPKP. Nilai-nilai seperti penghargaan atas otonomi klien, menghargai klien,
dan melakukan yang terbaik untuk klien harus tetap ditingkatkan dalam suatu
proses keperawatan.
b. Pendekatan manajemen (Management Approach)
Seorang perawat dalam melakukan asuhan keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia harus melakukan pendekatan penyelesaian
masalah, sehingga dapat diidentifikasi masalah klien, dan nantinya dapat
diterapkan terapi keperawatan yang tepat untuk masalah klien.
c. Hubungan profesional (Profesional Relationship)
Asuhan kesehatan yang diberikan kepada klien melibatkan beberapa
anggota tim kesehatan yang mana focus pemberian asuhan kesehatan adalah
klien.
d. Sistem pemberian asuhan keperawatan (Care Delivery System)
Dalam perkembangan keperawatan menuju layanan yang profesional,
digunakan beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, misalnya
metodekasus, fungsional, tim, dan keperawatan primer, serta manajemen kasus.
Dalam praktik keperawatan profesional, metode yang paling memungkinkan
pemberian asuhan keperawatan professional adalah metode yang menggunakan
the breath of keperawatan primer.
e. Kompensasi dan penghargaan (Compensation & Reward).
Pada suatu profesi, seorang professional mempunyai hak atas
kompensasi dan penghargaan. Kompensasi yang didapat merupakan imbalan
dari kewajiban profesi yang terlebih dahulu harus dipenuhi.
c. Pilar III yaitu hubungan profesional komunikasi horizontal antara kepala ruangan
dengan ketua tim dan perawat pelaksana serta antara ketua tim dengan perawat
pelaksana. Komunikasi diagonal yang dilakukan perawat dengan profesi lainnya.
Hubungan profesional di ruang Model Praktek Keperawatan profesional adalah:
1) Rapat perawat ruangan
2) Pere dan post konferens
3) Rapat tim kesehatan
4) Visit dokter
d. Pilar IV Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan yaitu memberikan asuhan keperawatan
pada pasien secara sistematis dan terorganisir.
F. Metode penugasan untuk Peran Kepala Ruangan, Ketua tim, dan Perawat
Primer
a. Metode kasus
Metode kasus merupakan metode pemberian asuhan yang pertama kali
digunakan. Pada metode ini satu perawat akan memberikan asuhan
keperawatan kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas.
Jumlah klien yang dirawat oleh satu perawat bergantung pada kemampuan
perawat tersebut dan kompleksnya kebutuhan klien.
Kelebihan metode kasus:
1) Kebutuhan pasien terpenuhi.
2) Pasien merasa puas.
3) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
4) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
Akhir tahun kepala ruangan melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu
tahun yang dijadikan acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana
tahunan.
Metode tim akan berhasil baik apabila didukung oleh kepala ruang untuk itu
kepala ruang diharapkan dapat :
a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
c. Memberi kesempatan pada ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan
d. Mengorientasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim
keperawatan
e. Menjadi narasumber bagi ketua tim
f. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset
keperawatan
g. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.
d. Metode tim (Peran Ketua Tim / Katim)
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif.
Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas
perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. Pelaksanaan
konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni apakah
berorientasi pada tugas atau pada klien.
Rencana harian ketua tim
a) Menyelenggarakan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi
tanggung jawab
b) Melakukan supervisi perawat pelaksana
c) Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain
d) Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
G. Karakteristik MPKP
a. Penetapan jumlah tenaga keperawatan.
b. Penetapan jenis tenaga keperawatan.
c. Penetapan standar rencana asuhan keperawatan (renpra
d. Penggunaan metode modifikasi keperwatan primer
A : Rata-rata jumlah jam perawatan yang diterima oleh seorang penderita atau
pasien dalam waktu 24 jam
BOR : Bad Occupational Rate
TT : Tempat Tidur
4. Formula Ilyas
Keterangan:
A = Jam Perawatan/24 jam
B = Sensus Harian (BOR x jumlah tempat tidur)
Jam kerja/hari = 6 jam per hari
365= jumlah hari kerja selama setahun
255 = hari kerja efektif perawat/tahun
(365- (12 hari libur nasional 12 hari libur cuti tahunan) x ¾ = 255 hari.
5. Departemen Kesehatan
Metode perhitungan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan beban kerja
yakni Workload Indicator of Staff Need(WISN) adalah suatu metode
perhitungan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan berdasarkan pada beban
pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori sumber daya manusia
kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Adapun langkah
perhitungan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan wisn ini meliputi 5
langkah, yaitu :
a) Menetapkan waktu kerja tersedia
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu
kerja tersedia. Masing-masing kategori sumber daya manusia yang bekerja
di rumah sakit selama kurun waktu satu tahun.
Dika, Erlangga. 2014. Jurnal Konsep Model Praktik Keperawatan Profesional dan
system pemberian keperawatan professional, Page IV. Diponegoero
Sitti, Nildawati,2017. Hubungan peran Kepala ruangan dengan kinerja perawat diruang
rawat inap Rsud Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Volume IX, No 1 ,
Januari – Juni.