KELOMPOK 1
ILMU KEPERAWATAN DASAR 1
Dosen: Ibu. Cucuk Kunang Sari, S.Kep,.M.KM
Disusun oleh:
Muhammad Miftahul Imli 20217106
Mustika Aulia 20217109
Navalia 20217114
Nur Septia Dewi Saputri 20217122
Pandu Putra Darmawan 20217131
Putri Muliya Zhahroh 20217138
Putri Nanda Sari 20217139
Putri Rachela Alicia Mendur 20217140
KELAS: 1C
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................2
1.3 TUJUAN MASALAH..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKAN
2.1 KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI............................................................3
2.1.1 Definisi Kebutuhan Nutrisi......................................................................................3
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi.........................................................4
2.1.3 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Nutrisi..................................5
2.1.4 Komponen Kebutuhan Nutrisi................................................................................6
2.1.5 Status Nutrisi.............................................................................................................8
2.1.6 Masalah Kebutuhan Nutrisi....................................................................................8
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN NUTRISI.........10
2.2.1 Pengkajian.................................................................................................................10
2.2.2 Analisa Data..............................................................................................................11
2.2.3 Rumusan Masalah....................................................................................................12
2.2.4 Perencanaan..............................................................................................................12
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS.......................................................................13
2.3.1 Pengkajian.................................................................................................................13
2.3.2 Analisa Data..............................................................................................................21
2.3.3 Masalah Keperawatan.............................................................................................22
2.3.4 Diagnosa Keperawatan............................................................................................22
2.3.5 Perencanaan Keperawatan dan Rasional...............................................................22
2.3.6 Pelaksanaan Keperawatan.......................................................................................25
2.4 TINDAKAN KEP. DALAM PEMENUHAKEBUTUHAN NUTRISI...................27
2.4.1 Penyajian Makanan..................................................................................................27
ii
2.4.2 Pemasangan NGT.....................................................................................................28
2.4.3 Evaluasi Keperawatan Pada Kebutuhuan Nutrisi................................................32
BAB III KESIMPULAN dan SARAN
3.1 KESIMPULAN............................................................................................................33
3.2 SARAN.........................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar fisiologis bagi manusia yang tidak bisa
terlepas dari banyak faktor yang mempengaruhinya, serta implikasinya terhadap kebutuhan
dasar lain apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi. Nutrisi merupakan proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan
dalam aktivitas tubuh (Hidayat, 2009).
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman kategori zat
makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi
dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein, dan lemak. Air adalah komponen tubuh
vital dan tertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan
energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan
Perry, 2005).
Nutrisi adalah za-zat dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan prose dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas rpenting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisnya. Nutrisi
1
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zatzat dan zat lain yang terkadang. Aksi, dan
keseimbangan yang dengan kesehatan dan penyakit (Tarwono & Wartonah, 2006).
2. Apa saja yang dimaksud dengan faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi?
3. Untuk mengetahui apa itu sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan nutrisi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nutrisi adalah kebutuhan kalori dan protein, kebutuhan nutrisi erat kaitannya dengan
peningkatan massa tubuh. Kebutuhan nutrisi sulit ditentukan karena tidak lengkapnya
informasi menganai nutrisi dari anggota kelompok. Pengaruh emosional dan faktor-foktor
stess lainnya yang mempengaruhi nutrisi dan foktor-faktor psikologis yang mempengaruhi
kebiasaan makan, asupan protein yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, kecuali yang
membatasi asupan makananaya akibat masalah ekonomi. Peningkatan kebutuhan yang
penting untuk memenuhi kebutuhan mineral kalsium, besi, dan seng selama periode
pertumbuhan yang cepat, kalsium untuk pertumbuhan tulang, zat besi untuk perluasan masa
otot dan volume darah seng untuk pertumbuhan jaringan tulang dan rangka (wong, 2009).
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan proses
tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau
kurangterpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, A.
Aziz Alimu, 2008).
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman kategori zat
makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi
dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein, dan lemak. Air adalah komponen tubuh
vital dan tertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan
energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan
Perry, 2005).
3
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan nergizi dapat mempengaruhi pola
akonsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabakan oleh kekurangan informasi sehingga
dapat terjadi kealahan memahami kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengruhi
status gizi seseorang. Misalnya, di beberap daerah, tempe yang merupakan sumber protein
yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena
masyarakat menganggap bahwa mengkonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat
mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat
mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan
papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang
sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat
mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein sangat baik bagi anak-
anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kekurangan
variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperbolehkan zat-zat yang dibutuhkan secara
cukup. Kebiasaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizi tidak
sesuai dengan yang di harapkan. Saat ini para remaja di kota-kota besar di Negara kita
memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makan
cepat saji, (junkfood), bakso dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat
berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu seiring dan berlebih karena
tidak memiliki asupan gizi yang baik.
5. Ekonomi
Status ekonomi mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi
membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi
perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarga
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
4
2.1.3 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Nutrisi
Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan
yang terdiri atas saluran pencernaan yang dimulai dari mulut sampai usus besar (Alimul, A.
A, 2006).
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang
sempit vestibula, yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga
mulut.
c. Lambung
Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan
duodenum melalui orifisium pilorik. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam.
d. Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 meter dalam
keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 meter pada orang
yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus
halus berfungsi mencerna dan mengabsorpsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah
halus akan diabsorpsi didalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi absorpsi
besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E dan K dengan bantuan empedu dan
asam folat.
e. Usus Besar
Usus besar atau disebut juga sebagai kolon merupakan sambungan dari usus halus yang
memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden,
sigmoid, dan berakhir di rektum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai
dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal.
5
2.1.4 Komponen Kebutuhan Nutrisi
Zat gizi utama dalam makanan sehari- hari, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan
mineral menurut (sayogo, 2008).
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama terdiri dari karbohidrat sederhana
(monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat kompleks (poli sakarida). Bahan makanan
sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum); umbi-umbian
(singkong, ubi jalar, kentang) dan bahan makanan lainnya seperti tepung, sagu dan pisang.
Sedangkan gula pasir misalnya merupakan sumber karbohidrat sederhana. Proses
perencanaan maupun penyerapan karbohidrat/KH kompleks didalam tubuh berlangsung lebih
lama dari pada korbohidrat sederhana karena konsumsi karbohidrat kompleks tidak tepat
menimbulkan rasa lapar dibandingkan dengan mengkonsumsi/makanan sederhana.
2. Lemak / lipid
Lemak dapat, dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat kejenuhanasam lemaknya
yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal dan asam lemak tak jenuh ganda.
Lemak hewani secara “khas” mengandung tinggi saturated fatty acid (SFA)/ asam lemak
jenuh, sedangkan minyak tumbuh-tumbuhan juga mengandung SFA contoh bahan makanan
yang tinggi kadar SFA nya adalah lemak mentega, lemak daging, minyak kelapa sawit, dan
minyak kelapa. Asam lemak tak jenuh/ mono unsaturated fatty acid (MUFA) terdapat dalam
jenis makanan utamanya minyak kacang, olive oil, alfukat, dan minyak zaitun, dan asam
lemak tak jenuh ganda /poly unsaturated fatty acid (PUFA) terdapat beberapa jenis minyak
tumbuhan seperti minyak jagung, minyak kacang, wijen, dan struktur kiminya PUFA terdiri
atas asam amino omega-3, linolenat dan omega-6.
3. Protein
Protein terdiri dari berbagai asam amino yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen, dan sulfur. Asam amino terdiri atas asam amino non-esensial yang dapat disintesis
tubuh dan asam amino esensial yang harus ada dalam makanan sehari- hari karena tidak dapat
disintesis dalam tubuh atau tidak dapat disintesis dalam jumlah yang adekuat (cukup).
6
4. Vitamin
Vitamin merupakan nutrien yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan harus di dapatkan
dari makanan sehari-hari. Namun, ada zat yang dapat dibuat di dalam tubuh menjadi vitamin
yang dikenal sebagai provitamin atau prekursor vitamin.
Contoh betakarotan merupakan vitamin A. Vitamin merupakan senyawa organik yang
berperan sebagai fungsi fisiologis normal (tumbuh kembang, reproduksi) dan regulasi/
mengatur berbagai proses metabolisme dalam tubuh manusia. Berdasarkan kelarutannya;
vitamin dibagi 2 kelompok yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Tergolong vitamin
larut lemak adalah vitamin (A< D< E dan K) dan yang mengandung vitamin larut air adalah
vitamin B dan vitamin C.
5. Mineral
Mineral merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting dalam tubuh. Unsur-
unsur mineral adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Selain itu
mineral juga mempunyai unsur kimia lainnya, yaitu kalsium (Ca), klorida (CO), besi (Fe),
magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), dan sulfir (S). Sumber mineral dapat
ditemukan di beberapa jenis bahan makanan yang jenis-jejis mineral dibutuhkan oleh tubuh
berserta sumber-sumbernya, yaitu:
a. Asam folat, sumbernya: sayuran hijau, roti.
b. Kalsium, sumberny: susu, keju.
c. Zat bes, sumbernya: susu, kuning telur, hati ampela.
d. Yodium, sumbernya: garam beryodium.
e. Zink, sumbernya: makanan laut.
6. Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh
manusia terdiri atas 50-70% air. Asupan air secara teratur sangat penting bagi makhluk hidup
untuk bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain. Bayi memiliki proporsi
air yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi
air didalam tubuhnya akan semakin berkurang. Pada orang dewasa, asupan air berkisar 1200-
1500 cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900cc sebagai batas optimum. Selain itu, air
yang masuk kedalam tubuh melalui makanan lain berkisar 500-900 cc per hari. Air juga dapat
diperoleh melalui hasil akhir proses oksidasi.
7
2.1.5 Status Nutrisi
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan Ideal
Body Weight (IBW).
1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidak cukupan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme (Aziz, 2012).
Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal.
b. Tinggi badan di bawah ideal.
c. Lingkar kuit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e. Adanya penurunan albumin serum.
f. Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan Penyebab :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori Dan resulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit cronh atau intoleransi laktosa.
8
d. Nafsu makan menurun.
2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang tidak mempunyai
risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolism secara berlebih.
Tanda Klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 m pada pria 25 mm pada wanita.
d. Adanya jumlah asupan yang berlebebih.
e. Aktivitas menurun atau mononton.
Kemungkinan penyebab :
a. Perubahan pola makan.
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan
asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan
energy, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
5. Diabetes meletus
Diabetes meletus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya pemenuhan
kebutuhan nutris seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan
gaya hidup yang berlebihan.
9
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutisi yang sering disebabkan oleh adanya
peningkatan koesterol darah dan merokok. Saat ini gangguan ini ssangat sering dialami
karena adaaya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh tubuh pengonsumsi lemak secara
berlebih.
9. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandi dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letegi,
dan kelebihan energi.
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tarap awal dari proses keperawatan. Semua data data dikumpul
secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini, pengkajian harus dilakukan
secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, social, dan spiritual klien.
Tujuan dari pengkajian menetapkan data dasar dan mengumpulkan informasi terkait dengan
kebutuhan, dan masalah kesehatan.
1. Riwayat Makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe makanan
yang dihindari atauun diabaikan, makanan yang lebih diskai, yang dapat digunakan
membantu merencanakan jenis makanan, untuk sekarang, dan rencana makanan untuk masa
selanjutnya.
10
2. Kemampuan Makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampuan
mengunyah, menelan dan makan sendriri tanpa bantuan orang lain.
3. Pengetahuan tentang nutrisi Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi
adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
Analisa data mencakup mengenai pola atau kecenderungan, membandingkan pola ini
dengan kesehatan yang normal dan menarik konklusi tentang respon klien. Perawat
memperhatikan pola kecenderungan sambil memeriksa kelompok data terdiri atas batas
karakteristik. Fungsi analisa data adalah perawat yag mengumpulkan data diperoleh dari
pasien atau dari sumber lain, sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan pengambilan
keputusan untuk menentukan masalah keperawatan dan kebutuhan pasien.
Tipe data :
a. Data Subjektif
Data yang di dapat dari klien sebagai suatu pendapat klien tentang masalah kesehatan atau
kejadian informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat. Mencakup persepsi, perasaan,
dan status kesehatannya. Misalnya ketidaknyamanan fisik, kecemasan dan sters mental
(Potter & Perry, 2005).
b. Data Objektif
Data yang di dapat dari observasi dan pengukuran data dapat di peroleh dari menggunakan
panca indra (dilihat,didengar, diraba dan di cium) selama melakukan pemeriksaan fisik.
Misalnya pernafasan, frekuensi nadi, tekanan darah, berat badan dan tingkat kesadaran
(Potter & Perry, 2005)
11
2.2.3 Rumusan Masalah
2.2.4 Perencanaan
Tahap dalam perencanaan melibatkan perawat, klien, keluarga, dan orang terdekat
klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah yang
sedang di alami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk tertulis untuk
menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang akan dilakkuan kepada
klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkkan diagnose keperawatan.
2.3.1 Pengkajian
A. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Tuan T
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 53 tahun
Status perkawinan : Duda
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Alamat : Jl STM NO 72
Tanggal masuk Rs : 28 Mei 2016
No Register : 00.98.73.48
Ruangan/kamar : Neurologi
12
Golongan darah :-
Tanggal pengkajian : 31 Mei 2016
Tanggal operasi :-
Diagnosa Medis : Stroke Iskemik
B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan bahwa dirinya sulit menelan dan sulit berbicara sejak tanggal 27 Mei
2016.
Quantity/quality
1) Bagaimana dirasakan:
Pasien mengatakan sulit saat menelan
2)Bagaimana dilihat:
Pasien kesulitan menelan, menelan sedikit demi sedikit saat makan dan minum
Region
1) Dimana Lokasinya:
Didaerah Faring
2) Apakah Menyebar:
tidak
Severity
-
Time
Pasien mengeluhkan sulit menelan sejak tanggal 27 Mei 2016
13
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien pernah mengalami penyakit diabetes melitus ± 4
tahun yang lalu
Pernah dirawat/dioperasi
Keluarga mengatakan pasien pernah dirawat di Rs Pirngadi dengan diagnosa penyakit
diabetes melitus
Lama dirawat
Selama 1 minggu
Alergi
-
Imunisasi
-
E. Riwayat Kesehatan Orang Tua
Orangtua
Pasien mengatakan bahwa orangtua nya memiliki penyakit diabetes mellitus
Saudara kandung
Pasien mengatakan bahwa kakak kandung nya memiliki penyakit diabetes melitus
Konsep Diri
Gambaran diri : Klien merasa terjadi perubahan berat badan pada saat sakit
Ideal diri :Pasien ingin segera sembuh dari penyakitnya
14
Harga diri : Pasien tidak merasa malu terhadap penyakit yang sedang dideritanya.
Peran diri : Pasien merasa terganggu dengan kondisinya saat ini
Identitas: Pasien sebagai seorang ayah dan kepala rumah tangga
Keadaan Emosi
Pasien memiliki keadaan emosi yang tidak stabil
Hubungan Sosial
Orang yang berarti : Orang yang berarti bagi pasien saat ini adalah kedua anaknya
Hubungan dengan keluarga : Pasien memiliki hubungan keluarga yang baik.
Hubungan dengan orang lain : Pasien mampu bersosialisasi dengan baik.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: -
Spiritual
Nilai dan keyakinan: Pasien merasa yakin penyakitnya dapat disembuhkan dengan cara
selalu berdoa kepada Allah SWT.
Kegiatan Ibadah : Shalat
G. Status Mental
Tingkat kesadaran :compos mentis
Penampilan: rapi
Pembicaraan: cepat
Afek: luas
Interaksi selama wawancara: curiga
Persepsi: -
Waham: -
Memori: -
Proses pikir: -
H. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Sedang, GCS E4 M6 V2
Tanda-Tanda Vital
Suhu Tubuh : 37 C
15
Tekanan Darah : 130/10 mmHg
Nadi : 90x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt
Skala Nyeri : 7 (sedang)
TB : 169 cm
BB : 59 kg
Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata, tidak terlalu kering, hitam.
Bau: Rambut tidak berbau
Warna kulit : Cokelat
Wajah
Warna kulit : kuning langsat
Struktur wajah: simetris & oval
Mata
Kelengkapan & kesimetrisan:Struktur mata sinistra dan dekstra lengkap dan simetris
Palpebra : Edema (-), vosis(-), peradangan (-)
Konjunctiva dan sclera: Bersih, edema(-)
Pupil : Normal, mengecil apabila diberi pencahayaan, isokor kanan dan kiri
Cornea dan iris : Normal, halus, peradangan(-)
Visus : Pasien dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 m
Tekanan bola mata : -
Hidung
Tulang hidung dan posisi septum nasi : Anatomis, simetris
Lubang hidung : Tidak ada secret
16
Cuping hidung : -
Telinga
Bentuk telinga : Simetris
Ukuran telinga : Normal, anatomis
Lubang telinga : Tidak ada serumen
Ketajaman pendengaran : Normal
Leher
Posisi trachea : Medial
Thyroid : Ada pembengkakan
Suara : -
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Vena jugularis : Tidak ada distensi atau pembengkakan
Denyut nadi karotis : Teraba jelas dan regular
Pemeriksaan Integumen
Kebersihan : Tidak berminyak
Kehangatan : Ekstremitas teraba
Warna : Normal
Turgor : Kembali dalam<2 detik
Kelembaban : -
Kelainan Pada Kulit: -
Pemeriksaan Toraks
17
Inspeksi thoraks : Normal dan simetris
Pernafasan ( frekuensi, irama) : Teratur, 20x/ menit,vesikuler
Tanda kesulitan bernafas : -
Pemeriksaan Paru
Palpasi getaran suara : Vocal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Bunyi paru sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Palpasi : Tidak teraba pembesaran jantung
Perkusi : Bunyi pekak
Auskultasi : S1/S2 reguler
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi
Auskultasi : Bising usus 13x/ menit
Perkusi : Bunyi Timpani
Pemeriksaan Muskuloskeletal/Ekstremitias
Otot simetris, tidak terdapat edema, kekuatan otot ektremitas kiri atas dan bawah 3 dari 0-
5
18
Nervus fasial ( N VII) : Normal, pasien masih dapat tersenyum,menaikkan dan
menurunkan alis mata,serta dapat mengidentifikasi beberapa jenis rasa pada lidah bagian
depan.
Nervus Auditori ( N VIII) : Normal, pasien masih dapat mendengarkan bunyi atau suara.
Nervus glossofaringeal ( N IX ) : Pasien mampu menggerakkan lidahnya, respon muntah
( -), mampu mengidentifikasi berapa jenis rasa.
Nervus vagus ( N X ) : Mengalami gangguan kesulitan menelan.
Nervus asesori ( N XI) : Pasien tidak dapat mengangkat bahu sebelah kiri.
Nervus Hipoglosal ( N XII) :Pasien mampu menggerakkan lidahnya.
Fungsi Motorik
Pasien mampu berjalan sendiri
Pasien tidak mampu berdiri dengan satu kaki
Pasien tidak dapat mengangkat beban khusus nya menggunakan ektremitas atas kiri.
Fungsi Sensorik
Pasien mampu mengidentifikasi sentuhan yang diberikan
Klien dapat membedakan benda tajam dan tumpul
Pasien dapat merasakan sensasi panas dan dingin
19
= (TB-100)-(TB-100)10%)
= (169-100) – (169-100)10%
= 69 - 7
= 62 kg
Berat badan normal
= BBI- (10% BBI)
= 62 – 6,2 = 56,8
= 57 Indeks massa tubuh
= 59/ (1,69)2
= 21,07
K. Pola Aktivitas/Kegiatan
Uraian aktivitas pasien ( makan ,mandi, eliminasi, ganti pakaian) Pasien dapat melakukan
aktivitas sehari harinya secara sebagian saja
Uraian aktivitas ibadah selama dirawat/ sakit : Tidak ada
L. Pola Eliminasi
BAB
Pola BAB: 1 x dalam sehari
Karakter feses : Keras
Riwayat Perdarahan: Tidak ada
Bab Terakhir : -
Diare: Tidak ada
Penggunaan Laksatif : -
BAK
Pola BAK: 3-4 x dalam sehari
Karakter urine: Kuning pekat
Nyeri/ rasa terbakar/kesulitan BAK: Tidak ada
Riwayat penyakit ginjal: Tidak ada
Penggunaan diuretik : Tidak ada
20
Upaya mengatasi masalah: Tidak ada
M. Mekanisme Koping
Adaftif : Bicara dengan orang lain, teknik relaksasi, aktivitas konstruksi
21
atau kesulitan berkonsentras
g. Gagap
22
Mempertahankan berat makan. membantu mencegah
badan e. Stimulasi bibir untuk aspirasi dan
d. Menjeaskan membuka dan menutup meningkatkan
komponen gizi adekuat mulut secara manual. kemampuan untuk
f. Letakkan makanan menelan.
pada daerah mulut yang e. Membantu
tidak terganggu. stimulasi sensori yang
g. Sentuh bagian pipi dapat mencetuskan
bagian dalam dengan upaya untuk menelan
spatel lidah untuk dan meningkatkan
mengetahui adanya masukkan.
kelemahan lidah. f. Menstimulasi upaya
h. Berikan makan makan dan
perlahan pada meningkatkan
lingkungan yang tenang. menelan atau
i.Mulai untuk masukkan.
memberikan makanan g.Dapat
peroral setengah cair, meningkatkan
makanan lunak ketika gerakan dan kontrol
pasien dapat menelan lidah (penting untuk
air. menelan), dan
j. Berikan alat bantu jika menghambat jatuhnya
diperlukan. lidah.
k. Anjurkan orang h. Pasien dapat
terdekat untuk berkonsentrasi pada
membawa makanan mekanisme makan
kesukaan pasienl. tanpa adanya distraksi
Pertahankan masukkan atau gangguan dari
dan haluaran dengan luar.
akurat, catat jumlah i. Makanan
kalori yang masuk. lunak/cairan kental
lebih mudah
mengendalikannya
didalam mulut,
23
menurunkan resiko
terjadinya aspirasi.
pemberitahuan pada
ruang perawat dan
ruangan pasien tentang
adanya gangguan bicara
24
g. Berikan metode
komunikasi alternatif
seperti menulis di papan
tulis,gambar. h. Katakan
secara langsung dengan
pasien, bicara perlahan,
dan dengan tenang. i.
Bicaralah dengan nada
normal dan hindrari
percakapan yang cepat.
j. Anjurkan orang
terdekat
mempertahankan
usahanya untuk
berkomunikasi dengan
pasien.
25
c. Menganjurkan pasien P:Lanjutkan Intervensi
makan dan minum secara
perlahan.
e. Mengkonsultasikan untuk
jadwal rujukan pada ahli
wicara.
26
2.4 Tindakan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
A. Definisi
Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk menyuguhkan makanan kepada
orang / para tamu untuk disantap secara keseluruhan yang berisikan komposisi yang diatur
dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang disusun secara menarik agar dapat
menambah nafsu makan.
Salah satu hal penting dalam penyelenggaraan makanan yaitu jumlah bahan makanan
dan standar porsi yang dihasilkan, hal ini dikarenakan jumlah bahan makanan berpengaruh
terhadap standar porsi yang dihasilkan. Jumlah bahan makanan harus ditetapkan secara teliti
agar didapat standar porsi sesuai dengan yang telah direncanaka sebelumnya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pasien (Mukrie, 1990).
Pemorsian menu makanan adalah suatu proses atau cara mencetak makanan sesuai
dengan standar porsi yang telah ditentukan. Standar porsi adalah rincian macam dan jumlah
bersih pada setiap hidangan. Dalam penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit, diperlukan
adanya standar porsi untuk setiap hidangan, sehingga macam dan jumlah hidangan menjadi
jelas. Porsi yang berstandar harus ditentukan untuk semua jenis makanan dan penggunaan
peralatan seperti sendok sayur, centong, sendok pembagi harus standar.
Besar porsi makanan pokok menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan pada saat
menyajikan makanan, terutama dalam pemorsian makanan. Terkadang masih terjadi
kelebihan dan kekurangan porsi makan di Rumah Sakit karena tidak ada ukuran yang tepat
dalam pemorsian makanan pokok baik itu dari alat ukur (timbangan) maupun dari petugas
yang bertugas memorsi makanan pokok. Besar porsi akan berpengaruh langsung terhadap
standar porsi yang terkandung dalam suatu makanan. Oleh sebab itu, pemorsian makanan
pokok harus sesuai dengan standar porsi yang telah ditentukan pihan instalasi gizi rumah
sakit.
27
B. Tujuan
Tersedianya makanan pasien rawat inap yang cepat, siap, dan layak dikonsumsi
2. Memasukan baki / nampan makan pasien ke dalam troley makanan berikut etiket makan
pasien yang berisi Nama Pasien, Ruang Perawatan, Kelas Perawatan, No. Rekam Medis,
Jenis Diet dan Menu yang disajikan
4. Menyajikan menu makanan pada alat saji / piring yang bersih, utuh dan tidak cacat atau
rusak
6. Menyajikan makanan kepada pasien dalam keadaan hangat sesuai etiket makan pasien
7. Perawat ruangan menandatangani surat pengantar makanan yang dibawa oleh pramusaji
A. Definisi
Pemasangan NGT atau nasogastric tube intubation adalah pemasangan selang lunak
dan lentur yang terbuat dari plastik melalui hidung untuk membantu orang yang sulit menelan
agar tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Prosedur ini juga dapat dilaksanakan
sebagai cara mengosongkan lambung dari zat-zat beracun.
NGT dan OGT digunakan untuk tujuan yang sama, tetapi selang orogastrik biasanya
dipasang pada pasien yang tidak bisa menggunakan selang nasogastrik, misalnya pasien
dengan cedera pada hidung atau bayi baru lahir yang perlu bernapas sepenuhnya dari hidung.
28
C. Kondisi yang Memerlukan Selang Nasogastrik
Salah satu tujuan dilakukannya pemasangan selang nasogastrik adalah untuk pemberian
nutrisi, yaitu pada:
Pasien yang dalam kondisi koma
Pasien yang mengalami penyempitan atau sumbatan saluran pencernaan
Pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator)
Bayi yang lahir prematur atau menderita kelainan bawaan lahir
Pasien yang tidak mampu mengunyah atau menelan, misalnya penderita stroke atau
disfagia
Ambil bubuk formula sesuai takaran yang dianjurkan oleh pakar gizi,
tambahkan sedikit air panas, kemudian aduk rata. Lalu tambahkan air hingga kadar
yang dianjurkan oleh pakar gizi.
Formula berupa cairan, langsung ambil sesuai dengan kadar yang dianjurkan
oleh pakar gizi. Tambahkan air sesuai dengan takaran perbandingan yang
dianjurkan
29
Formula yang belum dibuka atau belum diseduh tidak perlu ditaruh di dalam
lemari es. Sedangkan formula yang telah dibuka harus ditutup dengan penutup
kemudian masukkan dalam lemari es. Tulis waktunya dan gunakan seluruhnya
dalam waktu 24 jam.
Bersihkan rongga mulut pasien setiap hari (gunakan air garam, air lemon cair)
dan gunakan cotton bud untuk membersihkan rongga hidung.
Hindari kegiatan yang ekstrim satu jam setelah pemberian makan, seperti sedot
dahak, tepuk punggung, membalikkan badan dsb. Dudukan atau biarkan setengah
berbaring selama waktu 30 menit untuk mencegah muntah.
Tempelan penahan selang NGT harus diganti setiap hari. Jaga kebersihan
bagian yang ditempel dan tempelkan ke bagian yang berbeda untuk mencegah
timbulnya borok pada tempat tempelan. Perhatikan jangan sampai merubah
kedalaman selang NGT yang dipasang.
Jaga kesegaran makanan. Formula NGT yang diletakkan di suhu ruang lebih
dari 2 jam harus dibuang.
Makanan dan obat harus diberikan secara terpisah.
Jaga selang jangan sampai tertekan, terpilin atau tertarik saat pemberian makan,
terutama pada pasien yang hiperaktif.
Berikan makanan secara bertahap:
a. Formula yang dituangkan ke dalam kantong tidak melebihi 8 jam.
b. Selesai pemberian makan, kantong harus dicuci bersih dengan air dingin
sebelum dituangkan lagi dengan formula baru.
c. Kurangi frekuensi membuka kantong pemberian makan untuk mencegah
kontaminasi.
d. Letakkan es batu atau bongkahan es di sebelah kantong makan. Demi
mencegah berjangkitnya kuman penyakit, segera ganti saat es batu atau bongkahan
es telah mencair 2/3 dari sebelumnya untuk menjaga formula selalu dalam suhu
rendah.
e. Dianjurkan untuk mengganti kantong makan yang baru setiap 3-7 hari
untuk mencegah terjadinya infeksi karena pencucian yang salah.
f. Gunakan air hangat untuk membersihkan seluruh kantong makan hingga
tidak ada residu tertinggal yang dapat terlihat dengan mata jika ingin menggunakan
kembali. Penggunaan berkali kali tidak boleh melebihi 1 minggu (Jangan
30
menghemat uang kecil tapi malah meningkatkan bahaya resiko terjangkitnya
infeksi).
Saat memberikan makan dengan tabung jarum:
a. Jangan mendorong kuat tabung jarum saat memberikan makan
b. Lakukan pengisapan/aspirasi cairan lambung terlebih dahulu sebelum
pemberian makan. Jika kadar aspirasi melebihi 1/2 dari kadar pemberian makan
sebelumnya, undur hingga 1 jam kemudian amati keadaan pasien.
c. Sebelum dan sesudah pemberian makan atau obat, bersihkan selang dengan air
hangat sebanyak 20 ~ 50 c.c untuk mencegah berjangkitnya kuman penyakit atau
tersumbat.
Jika pasien merasa mual, muntah, diare selama proses pemberian makan, segera
hentikan pemberian makan dan konsultasikan dengan pakar gizi.
Penanggulangan susah BAB
a. Jika tidak dibatasi air, tambahkan suplemen air sesuai kondisi pasien.
b. Berikan jus sayur atau buah.
c. Tambahkan serat, seperti: ___________
Penanggulangan diare
a. Faktor penyebab sangatlah banyak. Ketahui terlebih dahulu masalahnya
sebelum menangani, dan konsultasikan dengan pakar gizi.
b. Jika disebabkan oleh perkembangbiakan kuman penyakit dalam usus,
pertimbangkan untuk memberikan formula yang mengandung probiotik atau
prebiotic.
31
Pasien akan diminta untuk duduk tegak.
Dokter akan melakukan pemeriksaan pada rongga hidung untuk memastikan tidak ada
kelainan sebelum memasang selang makan.
Dokter spesialis anestesi akan memberikan obat bius lokal. Obat ini akan
menyebabkan mati rasa pada area hidung dan kerongkongan untuk sementara, namun
pasien tetap sadar.
Dokter kemudian mengoleskan jel pada selang NGT. Selain untuk mempermudah
masuknya selang saat didorong dari hidung menuju lambung, jel ini dapat mengurangi
nyeri pada hidung dan kerongkongan pasien.
Ketika selang NGT didorong melewati lubang hidung menuju lambung, pasien akan
diminta membantu masuknya selang dengan melakuakn gerakan menelan.
Setelah selang sampai di lambung, dokter akan melakukan rontgen dada untuk
memastikan posisi selang sudah tepat.
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam:
a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta
adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
b. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau
kelebihan berat badan 3.
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses
pencernaan makan yang adekuat (Alimul, 2015).
32
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah kebutuhan kalori dan protein, kebutuhan nutrisi erat kaitannya dengan
peningkatan massa tubuh. Kebutuhan nutrisi sulit ditentukan karena tidak lengkapnya
informasi menganai nutrisi dari anggota kelompok. Pengaruh emosional dan faktor-foktor
stess lainnya yang mempengaruhi nutrisi dan foktor-faktor psikologis yang mempengaruhi
kebiasaan makan, asupan protein yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, kecuali yang
membatasi asupan makananaya akibat masalah ekonomi. Peningkatan kebutuhan yang
penting untuk memenuhi kebutuhan mineral kalsium, besi, dan seng selama periode
pertumbuhan yang cepat, kalsium untuk pertumbuhan tulang, zat besi untuk perluasan masa
otot dan volume darah seng untuk pertumbuhan jaringan tulang dan rangka (wong, 2009).
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman kategori zat
makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi
dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein, dan lemak. Air adalah komponen tubuh
vital dan tertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan
energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan
Perry, 2005).
33
untuk mengeluarkan gas atau cairan dari dalam lambung. Selain melalui hidung, selang juga
bisa dimasukkan melalui mulut (oral). Selang ini disebut sebagai selang orogastrik
(orogastric tube/OGT).
3.2 Saran
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari tentang Kebutuhan Nutrisi. Dan harapan penulis makalah ini tidak hanya
berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca.Terakhir dari penulis walaupun
makalah ini kurang sempurna penuli mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di
kemudian hari.
34
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Faktor Yang
Mempengaruhi kebutuhan Nutrisi, pp. https://text-id.123dok.com/document/myj5825ql-
sistem-tubuh-yang-berperan-dalam-pemenuhan-kebutuhan-nutrisi-faktor-yang-
mempengaruhi-kebutuhan-nutrisi.html.
Education, H. (n.d.). Prinsip & Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makan di rumah 居家
管灌原則與注意事項(印尼文), p. https://www.cmuh.cmu.edu.tw/HealthEdus/Detail?
no=6568.
Istiyaningsih, Titik Sulistyani, & Prihatin Saraswati. (2020). PENYAJIAN DAN PEMORSIAN MAKANAN
POKOK PADA. JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 1, 26 JUNI 2020,
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiz1tLO5s7xAhVUJHIKHTBZCLEQFjA
OegQIDxAD&url=https%3A%2F%2Faks-akk.e-journal.id%2Fjsa%2Farticle%2Fdownload
%2F50%2F27&usg=AOvVaw19SeQSikYEai9rD_3d5vWW.
Marianti, d. (2020, februari 28). Mengenal Penggunaan Selang Nasogastrik dan Perawatannya, pp.
https://www.alodokter.com/mengenal-penggunaan-selang-nasogastrik-dan-perawatannya.
SATRIA, R. D. (2016, juni 1). Asuhan Keperawatan Pada Tuan T dengan Prioritas Masalah , p.
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/17955/132500120.pdf?
sequence=1&isAllowed=y.
iv