Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH KEBUTUHAN NUTRISI

KELOMPOK 1
ILMU KEPERAWATAN DASAR 1
Dosen: Ibu. Cucuk Kunang Sari, S.Kep,.M.KM

Disusun oleh:
Muhammad Miftahul Imli 20217106
Mustika Aulia 20217109
Navalia 20217114
Nur Septia Dewi Saputri 20217122
Pandu Putra Darmawan 20217131
Putri Muliya Zhahroh 20217138
Putri Nanda Sari 20217139
Putri Rachela Alicia Mendur 20217140
KELAS: 1C
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YATSI


TANGERANG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kebutuhan Nutrisi” tepat waktu. Makalah “Kebutuhan Nutrisi” disusun guna
memenuhi tugas Ibu Ns. Cucuk Kunang Sari, S.Kep., MKM pada Mata Kuliah
Ilmu Keperawatan Dasar 1. Selan itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “Kebutuhan Nutrisi”.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Tangerang, 06 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................2
1.3 TUJUAN MASALAH..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKAN
2.1 KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI............................................................3
2.1.1 Definisi Kebutuhan Nutrisi......................................................................................3
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi.........................................................4
2.1.3 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Nutrisi..................................5
2.1.4 Komponen Kebutuhan Nutrisi................................................................................6
2.1.5 Status Nutrisi.............................................................................................................8
2.1.6 Masalah Kebutuhan Nutrisi....................................................................................8
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN NUTRISI.........10
2.2.1 Pengkajian.................................................................................................................10
2.2.2 Analisa Data..............................................................................................................11
2.2.3 Rumusan Masalah....................................................................................................12
2.2.4 Perencanaan..............................................................................................................12
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS.......................................................................13
2.3.1 Pengkajian.................................................................................................................13
2.3.2 Analisa Data..............................................................................................................21
2.3.3 Masalah Keperawatan.............................................................................................22
2.3.4 Diagnosa Keperawatan............................................................................................22
2.3.5 Perencanaan Keperawatan dan Rasional...............................................................22
2.3.6 Pelaksanaan Keperawatan.......................................................................................25
2.4 TINDAKAN KEP. DALAM PEMENUHAKEBUTUHAN NUTRISI...................27
2.4.1 Penyajian Makanan..................................................................................................27

ii
2.4.2 Pemasangan NGT.....................................................................................................28
2.4.3 Evaluasi Keperawatan Pada Kebutuhuan Nutrisi................................................32
BAB III KESIMPULAN dan SARAN
3.1 KESIMPULAN............................................................................................................33
3.2 SARAN.........................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis yang tentunya bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Teori hierarki kebutuhan dasar manusia
yang dikemukakan oleh Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebut uhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri
dan aktualisasi diri (Hidayat, 2009).

Kebutuhan fisiologis (physiologic Needs) memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki


Maslow. Umumnya, seseorang yang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi
akan lebih dulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan kebutuhan yang lain.
Sebagai contoh, seseorang yang kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan
berusaha memenuhi kebutuhan akan makanan sebelum memenuhi kebutuhan akan cinta.
Kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan istirahat
dan tidur, kebutuhan tempat tinggal, keseimbangan suhu tubuh, kebutuhan seksual dan
kebutuhan Nutrisi (Ernawati, 2012).

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar fisiologis bagi manusia yang tidak bisa
terlepas dari banyak faktor yang mempengaruhinya, serta implikasinya terhadap kebutuhan
dasar lain apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi. Nutrisi merupakan proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan
dalam aktivitas tubuh (Hidayat, 2009).

Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman kategori zat
makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi
dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein, dan lemak. Air adalah komponen tubuh
vital dan tertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan
energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan
Perry, 2005).

Nutrisi adalah za-zat dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan prose dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas rpenting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisnya. Nutrisi

1
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zatzat dan zat lain yang terkadang. Aksi, dan
keseimbangan yang dengan kesehatan dan penyakit (Tarwono & Wartonah, 2006).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan definisi kebutuhan nutrisi?

2. Apa saja yang dimaksud dengan faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi?

3. Apa saja sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan nutrisi?

4. Apa saja yang termasuk didalam kompenen nutrisi?

5. Apa saja yang termasuk didalam status nutrisi?

6. Apa saja yang termasuk kedalam masalah kebutuhan nutrisi?

7. Apa saja yang termasuk di dalam pengkajian pada kebutuhan nutrisi?

8. Apa saja tindakan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu definisi fari kebutuhan nutrisi

2. Untuk mengetahui apa itu faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi

3. Untuk mengetahui apa itu sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan nutrisi

4. Untuk mengetahui apa itu komponen nutrisi

5. Untuk mengetahui apa itu status nutrisi

6. Untuk mengetahui apa saja masalah kebutuhan nutrisi

7. Untuk mengetahui apa saja pengkajian pada kebutuhan nutrisi

8. Untuk mengetahui apa saja tindakan keperawatan dalam pemenuhan nutrisi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi

2.1.1 Definisi Kebutuhan Nutrisi

Nutrisi adalah kebutuhan kalori dan protein, kebutuhan nutrisi erat kaitannya dengan
peningkatan massa tubuh. Kebutuhan nutrisi sulit ditentukan karena tidak lengkapnya
informasi menganai nutrisi dari anggota kelompok. Pengaruh emosional dan faktor-foktor
stess lainnya yang mempengaruhi nutrisi dan foktor-faktor psikologis yang mempengaruhi
kebiasaan makan, asupan protein yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, kecuali yang
membatasi asupan makananaya akibat masalah ekonomi. Peningkatan kebutuhan yang
penting untuk memenuhi kebutuhan mineral kalsium, besi, dan seng selama periode
pertumbuhan yang cepat, kalsium untuk pertumbuhan tulang, zat besi untuk perluasan masa
otot dan volume darah seng untuk pertumbuhan jaringan tulang dan rangka (wong, 2009).

Nutrisi merupakan proses yang dilakukan makhluk hidup dalam mengingesti,


mencerna, menyerap, mendistribusikan, menggunakan, dan mengekskresikan zat gizi
(makanan dan bahan-bahan mengandung gizi lainnya). Nutrisi klinis terutama berhubungan
dengan sifat-sifat makanan yang membangun tubuh dan meningkatkan kesehatan (Williams
& Wilkins, 2011).

Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan proses
tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau
kurangterpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, A.
Aziz Alimu, 2008).

Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman kategori zat
makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi
dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein, dan lemak. Air adalah komponen tubuh
vital dan tertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan
energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan
Perry, 2005).

3
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi

1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan nergizi dapat mempengaruhi pola
akonsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabakan oleh kekurangan informasi sehingga
dapat terjadi kealahan memahami kebutuhan gizi.

2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengruhi
status gizi seseorang. Misalnya, di beberap daerah, tempe yang merupakan sumber protein
yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena
masyarakat menganggap bahwa mengkonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat
mereka.

3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat
mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan
papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang
sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat
mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein sangat baik bagi anak-
anak.

4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kekurangan
variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperbolehkan zat-zat yang dibutuhkan secara
cukup. Kebiasaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizi tidak
sesuai dengan yang di harapkan. Saat ini para remaja di kota-kota besar di Negara kita
memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makan
cepat saji, (junkfood), bakso dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat
berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu seiring dan berlebih karena
tidak memiliki asupan gizi yang baik.

5. Ekonomi
Status ekonomi mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi
membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi
perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarga
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

4
2.1.3 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Nutrisi

Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan
yang terdiri atas saluran pencernaan yang dimulai dari mulut sampai usus besar (Alimul, A.
A, 2006).

a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang
sempit vestibula, yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga
mulut.

b. Faring dan esofagus


Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak dibelakang hidung, mulut, dan
laring. Faring langsung berhubungan dengan esofagus. Esofagus merupakan bagian yang
berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lambung.

c. Lambung
Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan
duodenum melalui orifisium pilorik. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam.

d. Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 meter dalam
keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 meter pada orang
yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus
halus berfungsi mencerna dan mengabsorpsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah
halus akan diabsorpsi didalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan disini terjadi absorpsi
besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E dan K dengan bantuan empedu dan
asam folat.

e. Usus Besar
Usus besar atau disebut juga sebagai kolon merupakan sambungan dari usus halus yang
memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden,
sigmoid, dan berakhir di rektum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai
dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal.

5
2.1.4 Komponen Kebutuhan Nutrisi

Zat gizi utama dalam makanan sehari- hari, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan
mineral menurut (sayogo, 2008).

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama terdiri dari karbohidrat sederhana
(monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat kompleks (poli sakarida). Bahan makanan
sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum); umbi-umbian
(singkong, ubi jalar, kentang) dan bahan makanan lainnya seperti tepung, sagu dan pisang.
Sedangkan gula pasir misalnya merupakan sumber karbohidrat sederhana. Proses
perencanaan maupun penyerapan karbohidrat/KH kompleks didalam tubuh berlangsung lebih
lama dari pada korbohidrat sederhana karena konsumsi karbohidrat kompleks tidak tepat
menimbulkan rasa lapar dibandingkan dengan mengkonsumsi/makanan sederhana.

2. Lemak / lipid
Lemak dapat, dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat kejenuhanasam lemaknya
yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal dan asam lemak tak jenuh ganda.
Lemak hewani secara “khas” mengandung tinggi saturated fatty acid (SFA)/ asam lemak
jenuh, sedangkan minyak tumbuh-tumbuhan juga mengandung SFA contoh bahan makanan
yang tinggi kadar SFA nya adalah lemak mentega, lemak daging, minyak kelapa sawit, dan
minyak kelapa. Asam lemak tak jenuh/ mono unsaturated fatty acid (MUFA) terdapat dalam
jenis makanan utamanya minyak kacang, olive oil, alfukat, dan minyak zaitun, dan asam
lemak tak jenuh ganda /poly unsaturated fatty acid (PUFA) terdapat beberapa jenis minyak
tumbuhan seperti minyak jagung, minyak kacang, wijen, dan struktur kiminya PUFA terdiri
atas asam amino omega-3, linolenat dan omega-6.

3. Protein
Protein terdiri dari berbagai asam amino yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen, dan sulfur. Asam amino terdiri atas asam amino non-esensial yang dapat disintesis
tubuh dan asam amino esensial yang harus ada dalam makanan sehari- hari karena tidak dapat
disintesis dalam tubuh atau tidak dapat disintesis dalam jumlah yang adekuat (cukup).

6
4. Vitamin
Vitamin merupakan nutrien yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan harus di dapatkan
dari makanan sehari-hari. Namun, ada zat yang dapat dibuat di dalam tubuh menjadi vitamin
yang dikenal sebagai provitamin atau prekursor vitamin.
Contoh betakarotan merupakan vitamin A. Vitamin merupakan senyawa organik yang
berperan sebagai fungsi fisiologis normal (tumbuh kembang, reproduksi) dan regulasi/
mengatur berbagai proses metabolisme dalam tubuh manusia. Berdasarkan kelarutannya;
vitamin dibagi 2 kelompok yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Tergolong vitamin
larut lemak adalah vitamin (A< D< E dan K) dan yang mengandung vitamin larut air adalah
vitamin B dan vitamin C.

5. Mineral
Mineral merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting dalam tubuh. Unsur-
unsur mineral adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Selain itu
mineral juga mempunyai unsur kimia lainnya, yaitu kalsium (Ca), klorida (CO), besi (Fe),
magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), dan sulfir (S). Sumber mineral dapat
ditemukan di beberapa jenis bahan makanan yang jenis-jejis mineral dibutuhkan oleh tubuh
berserta sumber-sumbernya, yaitu:
a. Asam folat, sumbernya: sayuran hijau, roti.
b. Kalsium, sumberny: susu, keju.
c. Zat bes, sumbernya: susu, kuning telur, hati ampela.
d. Yodium, sumbernya: garam beryodium.
e. Zink, sumbernya: makanan laut.

6. Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh
manusia terdiri atas 50-70% air. Asupan air secara teratur sangat penting bagi makhluk hidup
untuk bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain. Bayi memiliki proporsi
air yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Semakin tua umur seseorang, maka proporsi
air didalam tubuhnya akan semakin berkurang. Pada orang dewasa, asupan air berkisar 1200-
1500 cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900cc sebagai batas optimum. Selain itu, air
yang masuk kedalam tubuh melalui makanan lain berkisar 500-900 cc per hari. Air juga dapat
diperoleh melalui hasil akhir proses oksidasi.

7
2.1.5 Status Nutrisi

Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan Ideal
Body Weight (IBW).

1. Body Mass Index (BMI)


Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan
berat badan (over weight ) dan obesitas. Rumus BMI diperhitungkan : BB (Kg) TB (M) 𝑎𝑡𝑎𝑢
BB (pon) x 704, 5 TB (inci)2

2. Ideal Body Weight (IBW)


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan
ideal adalah jumlah tinggi tubuh sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari
jumlah itu.

2.1.6 Masalah Kebutuhan Nutrisi

1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidak cukupan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme (Aziz, 2012).

Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal.
b. Tinggi badan di bawah ideal.
c. Lingkar kuit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e. Adanya penurunan albumin serum.
f. Adanya penurunan transferin.

Kemungkinan Penyebab :
a. Meningkatnya kebutuhan kalori Dan resulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit cronh atau intoleransi laktosa.

8
d. Nafsu makan menurun.

2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang tidak mempunyai
risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolism secara berlebih.

Tanda Klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 m pada pria 25 mm pada wanita.
d. Adanya jumlah asupan yang berlebebih.
e. Aktivitas menurun atau mononton.
Kemungkinan penyebab :
a. Perubahan pola makan.
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.

3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan
asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan
energy, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.

5. Diabetes meletus
Diabetes meletus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.

6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya pemenuhan
kebutuhan nutris seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan
gaya hidup yang berlebihan.

9
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutisi yang sering disebabkan oleh adanya
peningkatan koesterol darah dan merokok. Saat ini gangguan ini ssangat sering dialami
karena adaaya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.

8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh tubuh pengonsumsi lemak secara
berlebih.

9. Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandi dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letegi,
dan kelebihan energi.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Kebutuhan Nutrisi

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tarap awal dari proses keperawatan. Semua data data dikumpul
secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini, pengkajian harus dilakukan
secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, social, dan spiritual klien.
Tujuan dari pengkajian menetapkan data dasar dan mengumpulkan informasi terkait dengan
kebutuhan, dan masalah kesehatan.

Dalam pengumpulan data motode yang digunakan adalah wawancara,observasi,


pemeriksaan fisik (Tarnoto & Wartonah, 2006). Untuk mengidentifikasikan masalah
gangguan nutrisi serta mengumpulkan data guna penyusunan rencana keperawatan, perawat
perlu melakukan pengkajian keperawatan. (Aziz, 2012).

1. Riwayat Makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe makanan
yang dihindari atauun diabaikan, makanan yang lebih diskai, yang dapat digunakan
membantu merencanakan jenis makanan, untuk sekarang, dan rencana makanan untuk masa
selanjutnya.

10
2. Kemampuan Makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampuan
mengunyah, menelan dan makan sendriri tanpa bantuan orang lain.

3. Pengetahuan tentang nutrisi Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi
adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.

4. Nafsu makan, jumlah asupan.


5. Tingkat aktivitas.
6. Pengonsumsian obat.
7. Pemampilan fisik
8. Pengukuran Antropometrik
9. Laboratorium

2.2.2 Analisa Data

Analisa data mencakup mengenai pola atau kecenderungan, membandingkan pola ini
dengan kesehatan yang normal dan menarik konklusi tentang respon klien. Perawat
memperhatikan pola kecenderungan sambil memeriksa kelompok data terdiri atas batas
karakteristik. Fungsi analisa data adalah perawat yag mengumpulkan data diperoleh dari
pasien atau dari sumber lain, sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan pengambilan
keputusan untuk menentukan masalah keperawatan dan kebutuhan pasien.
Tipe data :
a. Data Subjektif
Data yang di dapat dari klien sebagai suatu pendapat klien tentang masalah kesehatan atau
kejadian informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat. Mencakup persepsi, perasaan,
dan status kesehatannya. Misalnya ketidaknyamanan fisik, kecemasan dan sters mental
(Potter & Perry, 2005).

b. Data Objektif
Data yang di dapat dari observasi dan pengukuran data dapat di peroleh dari menggunakan
panca indra (dilihat,didengar, diraba dan di cium) selama melakukan pemeriksaan fisik.
Misalnya pernafasan, frekuensi nadi, tekanan darah, berat badan dan tingkat kesadaran
(Potter & Perry, 2005)

11
2.2.3 Rumusan Masalah

Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasikan kesehatan


umum klien, tetapi sebelum memberikan masalah keperawatan perawat harus terlebih dahulu
menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual
(Potter & Perry, 2005).

2.2.4 Perencanaan

Perencanaan adalah untuk menguraikan berbagai diagnosa keperawatan diperkirakan


ditetapkan dan intervensi keperawatan dalam menentukan tujuan dan hasil yang akan dicapai
(Potter & Perry, 2005).

Tahap dalam perencanaan melibatkan perawat, klien, keluarga, dan orang terdekat
klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah yang
sedang di alami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk tertulis untuk
menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang akan dilakkuan kepada
klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkkan diagnose keperawatan.

2.3 Asuhan Keperawatan Kasus

2.3.1 Pengkajian

A. Biodata
Identitas Pasien
Nama : Tuan T
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 53 tahun
Status perkawinan : Duda
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Alamat : Jl STM NO 72
Tanggal masuk Rs : 28 Mei 2016
No Register : 00.98.73.48
Ruangan/kamar : Neurologi

12
Golongan darah :-
Tanggal pengkajian : 31 Mei 2016
Tanggal operasi :-
Diagnosa Medis : Stroke Iskemik

B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan bahwa dirinya sulit menelan dan sulit berbicara sejak tanggal 27 Mei
2016.

C. Riwayat Kesehatan Sekarang


 Provocative/Palliative
1) Apa penyebabnya:
Kelemahan otot otot menelan

2) Hal hal yang memperbaiki keadaan:


Terapi dan obat obatan.

 Quantity/quality
1) Bagaimana dirasakan:
Pasien mengatakan sulit saat menelan

2)Bagaimana dilihat:
Pasien kesulitan menelan, menelan sedikit demi sedikit saat makan dan minum

 Region
1) Dimana Lokasinya:
Didaerah Faring

2) Apakah Menyebar:
tidak

 Severity
-

 Time
Pasien mengeluhkan sulit menelan sejak tanggal 27 Mei 2016

D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


 Penyakit yang pernah dialami

13
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien pernah mengalami penyakit diabetes melitus ± 4
tahun yang lalu

 Pengobatan/tindakan yang diberikan


Terapi dan obat obatan

 Pernah dirawat/dioperasi
Keluarga mengatakan pasien pernah dirawat di Rs Pirngadi dengan diagnosa penyakit
diabetes melitus

 Lama dirawat
Selama 1 minggu

 Alergi
-
 Imunisasi
-
E. Riwayat Kesehatan Orang Tua
 Orangtua
Pasien mengatakan bahwa orangtua nya memiliki penyakit diabetes mellitus

 Saudara kandung
Pasien mengatakan bahwa kakak kandung nya memiliki penyakit diabetes melitus

 Penyakit keturunan yang ada


Penyakit keturunan dalam keluarga adalah diabetes melitus

 Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : -

 Anggota keluarga yang meninggal: -

F. Riwayat Kesehatan Psikososial


 Persepsi pasien pada penyakitnya:
Pasien merasa yakin bahwa penyakit yang dialaminnya dapat disembuhkan

 Konsep Diri
 Gambaran diri : Klien merasa terjadi perubahan berat badan pada saat sakit
 Ideal diri :Pasien ingin segera sembuh dari penyakitnya

14
 Harga diri : Pasien tidak merasa malu terhadap penyakit yang sedang dideritanya.
 Peran diri : Pasien merasa terganggu dengan kondisinya saat ini
 Identitas: Pasien sebagai seorang ayah dan kepala rumah tangga

 Keadaan Emosi
Pasien memiliki keadaan emosi yang tidak stabil

 Hubungan Sosial
 Orang yang berarti : Orang yang berarti bagi pasien saat ini adalah kedua anaknya
 Hubungan dengan keluarga : Pasien memiliki hubungan keluarga yang baik.
 Hubungan dengan orang lain : Pasien mampu bersosialisasi dengan baik.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: -

 Spiritual
 Nilai dan keyakinan: Pasien merasa yakin penyakitnya dapat disembuhkan dengan cara
selalu berdoa kepada Allah SWT.
 Kegiatan Ibadah : Shalat

G. Status Mental
 Tingkat kesadaran :compos mentis
 Penampilan: rapi
 Pembicaraan: cepat
 Afek: luas
 Interaksi selama wawancara: curiga
 Persepsi: -
 Waham: -
 Memori: -
 Proses pikir: -

H. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum
Sedang, GCS E4 M6 V2

 Tanda-Tanda Vital
 Suhu Tubuh : 37 C

15
 Tekanan Darah : 130/10 mmHg
 Nadi : 90x/mnt
 Pernafasan : 20x/mnt
 Skala Nyeri : 7 (sedang)
 TB : 169 cm
 BB : 59 kg

 Pemeriksaan Head To Toe


Kepala dan Rambut
 Bentuk : Simetris, bulat
 Ubun ubun : Tertutup dan keras
 Kulit kepala: Normal, halus & elastis

Rambut
 Penyebaran dan keadaan rambut : Merata, tidak terlalu kering, hitam.
 Bau: Rambut tidak berbau
 Warna kulit : Cokelat

Wajah
 Warna kulit : kuning langsat
 Struktur wajah: simetris & oval

Mata
 Kelengkapan & kesimetrisan:Struktur mata sinistra dan dekstra lengkap dan simetris
 Palpebra : Edema (-), vosis(-), peradangan (-)
 Konjunctiva dan sclera: Bersih, edema(-)
 Pupil : Normal, mengecil apabila diberi pencahayaan, isokor kanan dan kiri
 Cornea dan iris : Normal, halus, peradangan(-)
 Visus : Pasien dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 m
 Tekanan bola mata : -

Hidung
 Tulang hidung dan posisi septum nasi : Anatomis, simetris
 Lubang hidung : Tidak ada secret

16
 Cuping hidung : -

Telinga
 Bentuk telinga : Simetris
 Ukuran telinga : Normal, anatomis
 Lubang telinga : Tidak ada serumen
 Ketajaman pendengaran : Normal

Mulut dan Faring


 Keadaaan bibir : Normal, simetris
 Keadaan gusi dan gigi : Bersih
 Keadaan lidah : Bersih
 Orofaring : -

Leher
 Posisi trachea : Medial
 Thyroid : Ada pembengkakan
 Suara : -
 Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
 Vena jugularis : Tidak ada distensi atau pembengkakan
 Denyut nadi karotis : Teraba jelas dan regular

Pemeriksaan Integumen
 Kebersihan : Tidak berminyak
 Kehangatan : Ekstremitas teraba
 Warna : Normal
 Turgor : Kembali dalam<2 detik
 Kelembaban : -
 Kelainan Pada Kulit: -

Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


 Ukuran dan bentuk : Simetris, normal, benjolan (-)
 Warna payudara dan areola : Normal
 Aksilla dan clavicula : Benjolan (-)

Pemeriksaan Toraks

17
 Inspeksi thoraks : Normal dan simetris
 Pernafasan ( frekuensi, irama) : Teratur, 20x/ menit,vesikuler
 Tanda kesulitan bernafas : -

Pemeriksaan Paru
 Palpasi getaran suara : Vocal fremitus kanan dan kiri sama
 Perkusi : Bunyi paru sonor
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler

Pemeriksaan Jantung
 Inspeksi
 Palpasi : Tidak teraba pembesaran jantung
 Perkusi : Bunyi pekak
 Auskultasi : S1/S2 reguler

Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi : Tidak ada lesi
 Auskultasi : Bising usus 13x/ menit
 Perkusi : Bunyi Timpani

Pemeriksaan Muskuloskeletal/Ekstremitias
 Otot simetris, tidak terdapat edema, kekuatan otot ektremitas kiri atas dan bawah 3 dari 0-
5

Pemeriksaan Saraf Cranial


 Nervus Olfaktori (N.I) : Pasien dapat membedakan bau yang diberikan.
 Nervus Optikus ( N II ) : Pasien masih dapat melihat tulisan dan lambaian tangan dalam
jarak 1 meter.
 Nervus Okulomotor ( N III ) : Normal, pupil mengecil saat diberikan cahaya
 Nervus Trokhlear ( N IV) : Normal, pasien dapat menggerakkan bola matanya keatas dan
kebawah mengikuti petunjuk.
 Nervus Trigeminal ( N V ) : Normal, pasien mengedipkan mata saat diberikan sentuhan
pada kornea.
 Nervus Abdusen ( N VI ) : Pasien dapat menggerakkan bola matanya ke arah samping
mengikuti petunjuk.

18
 Nervus fasial ( N VII) : Normal, pasien masih dapat tersenyum,menaikkan dan
menurunkan alis mata,serta dapat mengidentifikasi beberapa jenis rasa pada lidah bagian
depan.
 Nervus Auditori ( N VIII) : Normal, pasien masih dapat mendengarkan bunyi atau suara.
 Nervus glossofaringeal ( N IX ) : Pasien mampu menggerakkan lidahnya, respon muntah
( -), mampu mengidentifikasi berapa jenis rasa.
 Nervus vagus ( N X ) : Mengalami gangguan kesulitan menelan.
 Nervus asesori ( N XI) : Pasien tidak dapat mengangkat bahu sebelah kiri.
 Nervus Hipoglosal ( N XII) :Pasien mampu menggerakkan lidahnya.

Fungsi Motorik
 Pasien mampu berjalan sendiri
 Pasien tidak mampu berdiri dengan satu kaki
 Pasien tidak dapat mengangkat beban khusus nya menggunakan ektremitas atas kiri.

Fungsi Sensorik
 Pasien mampu mengidentifikasi sentuhan yang diberikan
 Klien dapat membedakan benda tajam dan tumpul
 Pasien dapat merasakan sensasi panas dan dingin

I. Pola Kebiasaan Sehari-Hari


Pola makan dan minum:
 Frekuensi makan/ hari : 3 kali
 Nafsu/ selera makan : Nafsu makan pasien kurang
 Nyeri ulu hati : -
 Alergi : -
 Mual dan muntah : -
 Waktu pemberian makan : 07.00 , 13.00 , 19.00 WIB
 Jumlah dan jenis makanan : 1 piring, diet DM
 Waktu pemberian cairan/ minum : 200 cc setelah makan
 Masalah makan dan minum : Pasien mengeluh kesulitan dalam menelan
 BB = 59 kg
 TB = 169 cm
 Berat badan ideal

19
= (TB-100)-(TB-100)10%)
= (169-100) – (169-100)10%
= 69 - 7
= 62 kg
 Berat badan normal
= BBI- (10% BBI)
= 62 – 6,2 = 56,8
= 57 Indeks massa tubuh
= 59/ (1,69)2
= 21,07

J. Perawatan Diri/Personal Hygiene


 Kebersihan tubuh : Bersih
 Kebersihan gigi dan mulut : Bersih
 Kebersihan kuku dan tangan : Bersih

K. Pola Aktivitas/Kegiatan
 Uraian aktivitas pasien ( makan ,mandi, eliminasi, ganti pakaian) Pasien dapat melakukan
aktivitas sehari harinya secara sebagian saja
 Uraian aktivitas ibadah selama dirawat/ sakit : Tidak ada

L. Pola Eliminasi
BAB
 Pola BAB: 1 x dalam sehari
 Karakter feses : Keras
 Riwayat Perdarahan: Tidak ada
 Bab Terakhir : -
 Diare: Tidak ada
 Penggunaan Laksatif : -

BAK
 Pola BAK: 3-4 x dalam sehari
 Karakter urine: Kuning pekat
 Nyeri/ rasa terbakar/kesulitan BAK: Tidak ada
 Riwayat penyakit ginjal: Tidak ada
 Penggunaan diuretik : Tidak ada

20
 Upaya mengatasi masalah: Tidak ada

M. Mekanisme Koping
 Adaftif : Bicara dengan orang lain, teknik relaksasi, aktivitas konstruksi

2.3.2 Analisa Data

No Data Penyebab Masalah Keperawatan


Data subjektif: Perubahan nutrisi kurang
1. Kerusakan neuromuscular
Pasien mengaku kesulitan dari kebutuhan tubuh.
menelan. ↓
TD=130/60
RR= 20x/menit Kelemahan oto-otot menelan

HR= 83x/ menit



T= 36,5 c
Kesulitan menelan
Data objektif.

a.Kesulitan menelan
b. Nafsu makan pasien Nafsu makan berkurang
berkurang.
c. berat badan menurun
2. Data subjektif : Kerusakan sirkulasi serebral Gangguan Komunikasi
a.Pasien mengeluh sulit Verbal

berbicara
Kehilangan tonus/ kontrol
Data objektifa: otot fasial/oral
a.Menolak berbicara

b.Tidak mampu berbicara
banyak Kerusakan komunikasi verbal
c. Tidak dapat bicara
d.Kesulitan bicara
e. Verbalisasi tidak sempurna
f. Kurangnya kontak mata

21
atau kesulitan berkonsentras
g. Gagap

2.3.3 Masalah Keperawatan

 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


 Gangguan komunikasi verbal

2.3.4 Diagnosa Keperawatan

I. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kerusakan


neuromuscular, kelemahan otot otot dalam menelan, ketidakmampuan dalam menelan.

II. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral,


kehilangan tonus/otot otot fasial/ oral.

2.3.5 Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Hari/TGL No. Dx Perencanaan Kep Rencana Tindakan Rasional

31 Mei I. Perubahan nutrisi Tujuan dan kriteria a. Tinjau ulang a. Intervensi


2016 kurang dari tubuh hasil: patologis/ kemampuan nutrisi/pilihan rute
b.d kerusakan pasien secara individual, makan ditentukan
-Pencegahan aspirasi
neuromusular, catat luasnya paralisis oleh faktor ini
-Status Menelan
gangguan menelan. parsial, gangguan
b. Membantu dalam
lidah,kemampuan untuk
Setelah dilakukan melatih kembali
melindungi jalan nafas.
tindakan keperawatan sensori dan
selama 1x24 jam pasien b. Tingkatkan upaya meningkatkan kontrol
menunjukkan perbaikan untuk dapat menelan musculer.
dalam proses menelan secara efektif. c. Menguatkan otot
dengan kriteria hasil: fasial dan otot
a. Menunjukkan c. Bantu pasien dalam menelan serta
kemampuan menelan mengontrol kepala. menghindari resiko
b. Menunjukkan d. Letakkan pasien tersedak.
kenyamanan dalam dalam posisi d.Menetralkan
menelan c. duduk/tegak selama hiperekstensi,

22
Mempertahankan berat makan. membantu mencegah
badan e. Stimulasi bibir untuk aspirasi dan
d. Menjeaskan membuka dan menutup meningkatkan
komponen gizi adekuat mulut secara manual. kemampuan untuk
f. Letakkan makanan menelan.
pada daerah mulut yang e. Membantu
tidak terganggu. stimulasi sensori yang
g. Sentuh bagian pipi dapat mencetuskan
bagian dalam dengan upaya untuk menelan
spatel lidah untuk dan meningkatkan
mengetahui adanya masukkan.
kelemahan lidah. f. Menstimulasi upaya
h. Berikan makan makan dan
perlahan pada meningkatkan
lingkungan yang tenang. menelan atau
i.Mulai untuk masukkan.
memberikan makanan g.Dapat
peroral setengah cair, meningkatkan
makanan lunak ketika gerakan dan kontrol
pasien dapat menelan lidah (penting untuk
air. menelan), dan
j. Berikan alat bantu jika menghambat jatuhnya
diperlukan. lidah.
k. Anjurkan orang h. Pasien dapat
terdekat untuk berkonsentrasi pada
membawa makanan mekanisme makan
kesukaan pasienl. tanpa adanya distraksi
Pertahankan masukkan atau gangguan dari
dan haluaran dengan luar.
akurat, catat jumlah i. Makanan
kalori yang masuk. lunak/cairan kental
lebih mudah
mengendalikannya
didalam mulut,
23
menurunkan resiko
terjadinya aspirasi.

01 Juni II. Gangguan Tujuan dan kriteria a. Kaji tipe/derajat a. Membantu


2016 komunikasi verbal hasil: disfungsi, seperti pasien menentukan daerah
tidak tampak dan derajat kerusakan
- Kemampuan
memeahami kata atau serebral yang terjadi
komunikasi Komunikasi
kesulitan berbicara atau dan kesulitan pasien
- Kemampuan
membuat pengertian dalam beberapa atau
penerimaan
sendiri. seluruh tahap
komunikasi.
Setelah dilakukan b.Perhatikan kesalahan
tindakan keperawatan dalam komunikasi dan b. Melakukan
selama 1x24jam pasien berikan umpan balik. penilaian terhadap
menunjukkan adanya kerusakan
peningkatan komunikasi c. Mintalah pasien sensori dan motorik.
verbal dengan kriteria untuk mengikuti

hasil: perintah sederhana dan c.Memberikan

a.Penggunaan isyarat ulangi dengan komunikasi tentang

non verbal kalimat/kata yang kebutuhan

b. Penggunaan bahasa sederhana. berdasarkan keadaan/

tulisan defisist yang


d. Tunjukkan objek dan
c. Peningkatan bahasa mendasarinya.
minta pasien untuk
lisan
menyebutkan nama d.Mengurangi isolasi
d. Peningkatan
benda tersebut. pasien dan ansietas
interprestasi
pasien dan
e.Minta pasien untuk
meningkatkan
menulis nama atau
penciptaan
kalimat yang pendek.
komunikasi yang

f. Tempatkan tanda efektif

pemberitahuan pada
ruang perawat dan
ruangan pasien tentang
adanya gangguan bicara

24
g. Berikan metode
komunikasi alternatif
seperti menulis di papan
tulis,gambar. h. Katakan
secara langsung dengan
pasien, bicara perlahan,
dan dengan tenang. i.
Bicaralah dengan nada
normal dan hindrari
percakapan yang cepat.
j. Anjurkan orang
terdekat
mempertahankan
usahanya untuk
berkomunikasi dengan
pasien.

2.3.6 Pelaksanaan Keperawatan


Hari/TG No. DX Implementasi Kep Evaluasi (SOAP)
L

31 Mei I. Perubahan nutrisi a. Tingkatkan upaya untuk S : Klien mampu menelan


2016 kurang dari tubuh b.d dapat melakukan proses makanan dan mulai selera
kerusakan neuromusular, menelan yang efektif seperti makan
gangguan menelan membantu pasien
O:
menegakkan kepala.
a. Pasien mampu menelan
b.Mulai memberikan
dengan perlahan
makanan per oral setengah
b.Berat badan meningkat
cair, dan makanan lunak
ketika pasien dapat menelan A:Masalah teratasi
air. sebagian

25
c. Menganjurkan pasien P:Lanjutkan Intervensi
makan dan minum secara
perlahan.

d. Kaji adanya alergi makanan

e. Kolaborasi dengan ahli gizi


untuk menentukan jumlah
kalori dan diet nutrisi yang
diperlukan

f.Yakinkan diet yang dimakan


mengandung tinggi serat
untuk mencegah konstipasi

g. Monitor jumlah nutrisi dan


kandungan kalori.

01 Juni II. Gangguan Komunikasi a. Mengkaji tingkat S:Pasien merasa kesulitan


2016 Verbal kemampuan klien dalam dalam berbicara.
berkomunikasi.
O : Pasien tidak jelas
b.Meminta klien untuk ketika berbicara.
mengikuti perintah sederhana.
A:Masalah teratasi
c.Menunjukkan objek dan sebagian.
minta pasien menyebutkan
P:Lanjutkan intervensi
nama benda tersebut

d. Mengajarkan pasien teknik


berkomunikasi non verbal.

e. Mengkonsultasikan untuk
jadwal rujukan pada ahli
wicara.

26
2.4 Tindakan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

2.4.1 Penyajian Makanan

A. Definisi
Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk menyuguhkan makanan kepada
orang / para tamu untuk disantap secara keseluruhan yang berisikan komposisi yang diatur
dan telah disesuaikan dengan permainan warna yang disusun secara menarik agar dapat
menambah nafsu makan.

Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi yaitu bebas dari


kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi kebutuhan diet pasien di Rumah Sakit
(PERMENKES No.1204 tahun 2004).

Salah satu hal penting dalam penyelenggaraan makanan yaitu jumlah bahan makanan
dan standar porsi yang dihasilkan, hal ini dikarenakan jumlah bahan makanan berpengaruh
terhadap standar porsi yang dihasilkan. Jumlah bahan makanan harus ditetapkan secara teliti
agar didapat standar porsi sesuai dengan yang telah direncanaka sebelumnya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pasien (Mukrie, 1990).

Pemorsian menu makanan adalah suatu proses atau cara mencetak makanan sesuai
dengan standar porsi yang telah ditentukan. Standar porsi adalah rincian macam dan jumlah
bersih pada setiap hidangan. Dalam penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit, diperlukan
adanya standar porsi untuk setiap hidangan, sehingga macam dan jumlah hidangan menjadi
jelas. Porsi yang berstandar harus ditentukan untuk semua jenis makanan dan penggunaan
peralatan seperti sendok sayur, centong, sendok pembagi harus standar.

Besar porsi makanan pokok menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan pada saat
menyajikan makanan, terutama dalam pemorsian makanan. Terkadang masih terjadi
kelebihan dan kekurangan porsi makan di Rumah Sakit karena tidak ada ukuran yang tepat
dalam pemorsian makanan pokok baik itu dari alat ukur (timbangan) maupun dari petugas
yang bertugas memorsi makanan pokok. Besar porsi akan berpengaruh langsung terhadap
standar porsi yang terkandung dalam suatu makanan. Oleh sebab itu, pemorsian makanan
pokok harus sesuai dengan standar porsi yang telah ditentukan pihan instalasi gizi rumah
sakit.

27
B. Tujuan
Tersedianya makanan pasien rawat inap yang cepat, siap, dan layak dikonsumsi

C. Prosedur Penyajian Makanan

1. Menyiapkan troley makanan untuk masing-masing ruang perawatan

2. Memasukan baki / nampan makan pasien ke dalam troley makanan berikut etiket makan
pasien yang berisi Nama Pasien, Ruang Perawatan, Kelas Perawatan, No. Rekam Medis,
Jenis Diet dan Menu yang disajikan

3. Menyalakan pemanas troley makanan

4. Menyajikan menu makanan pada alat saji / piring yang bersih, utuh dan tidak cacat atau
rusak

5. Menutup makanan menggunakan plastik pembungkus makanan

6. Menyajikan makanan kepada pasien dalam keadaan hangat sesuai etiket makan pasien

7. Perawat ruangan menandatangani surat pengantar makanan yang dibawa oleh pramusaji

2.4.2 Pemasangan NGT

A. Definisi
Pemasangan NGT atau nasogastric tube intubation adalah pemasangan selang lunak
dan lentur yang terbuat dari plastik melalui hidung untuk membantu orang yang sulit menelan
agar tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Prosedur ini juga dapat dilaksanakan
sebagai cara mengosongkan lambung dari zat-zat beracun. 

B. Tujuan Pemasangan NGT


Tujuan pemasangan selang nasogastrik adalah untuk membantu pemberian makanan dan
obat-obatan kepada pasien yang tidak bisa mengonsumsi makanan atau obat dari mulut, misalnya bayi
prematur atau pasien koma. Selain itu, selang nasogastrik juga bisa digunakan untuk mengeluarkan
gas atau cairan dari dalam lambung. Selain melalui hidung, selang juga bisa dimasukkan melalui
mulut (oral). Selang ini disebut sebagai selang orogastrik (orogastric tube/OGT).

NGT dan OGT digunakan untuk tujuan yang sama, tetapi selang orogastrik biasanya
dipasang pada pasien yang tidak bisa menggunakan selang nasogastrik, misalnya pasien
dengan cedera pada hidung atau bayi baru lahir yang perlu bernapas sepenuhnya dari hidung.

28
C. Kondisi yang Memerlukan Selang Nasogastrik

Salah satu tujuan dilakukannya pemasangan selang nasogastrik adalah untuk pemberian
nutrisi, yaitu pada:
 Pasien yang dalam kondisi koma
 Pasien yang mengalami penyempitan atau sumbatan saluran pencernaan
 Pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator)
 Bayi yang lahir prematur atau menderita kelainan bawaan lahir
 Pasien yang tidak mampu mengunyah atau menelan, misalnya penderita stroke atau
disfagia

D. Efek Samping Pemasangan NGT


Beberapa efek samping yang dapat muncul dari pemasangan selang nasogastrik adalah rasa:
 mual dan muntah
 perut kembung
 serta naiknya makanan dan obat dari lambung.
 Selain itu, risiko terjadinya cedera pada hidung, kerongkongan, dan lambung saat
pemasangan selang juga dapat terjadi.

E. Pemberian Makan Melalui NGT


Cara Membuat

 Cuci bersih tangan dan alat pemberi makan

 Ambil bubuk formula sesuai takaran yang dianjurkan oleh pakar gizi,
tambahkan sedikit air panas, kemudian aduk rata. Lalu tambahkan air hingga kadar
yang dianjurkan oleh pakar gizi.
 Formula berupa cairan, langsung ambil sesuai dengan kadar yang dianjurkan
oleh pakar gizi. Tambahkan air sesuai dengan takaran perbandingan yang
dianjurkan

Hal Yang Harus Diperhatikan


 Naikkan kepala hingga 45-60 derajat saat proses pemberian makan
 Kandungan gizi formula makanan tinggi. Selesaikan pemberian makan dalam
waktu 30 menit untuk mencegah perkembangbiakan kuman bakteri.
 Formula yang telah diracik tidak perlu dipanaskan karena dapat merusak
kandungan gizi.

29
 Formula yang belum dibuka atau belum diseduh tidak perlu ditaruh di dalam
lemari es. Sedangkan formula yang telah dibuka harus ditutup dengan penutup
kemudian masukkan dalam lemari es. Tulis waktunya dan gunakan seluruhnya
dalam waktu 24 jam.
 Bersihkan rongga mulut pasien setiap hari (gunakan air garam, air lemon cair)
dan gunakan cotton bud untuk membersihkan rongga hidung.
 Hindari kegiatan yang ekstrim satu jam setelah pemberian makan, seperti sedot
dahak, tepuk punggung, membalikkan badan dsb. Dudukan atau biarkan setengah
berbaring selama waktu 30 menit untuk mencegah muntah.
 Tempelan penahan selang NGT harus diganti setiap hari. Jaga kebersihan
bagian yang ditempel dan tempelkan ke bagian yang berbeda untuk mencegah
timbulnya borok pada tempat tempelan. Perhatikan jangan sampai merubah
kedalaman selang NGT yang dipasang.
 Jaga kesegaran makanan. Formula NGT yang diletakkan di suhu ruang lebih
dari  2 jam harus dibuang.
 Makanan dan obat harus diberikan secara terpisah.
 Jaga selang jangan sampai tertekan, terpilin atau tertarik saat pemberian makan,
terutama pada pasien yang hiperaktif.
 Berikan makanan secara bertahap:
a. Formula yang dituangkan ke dalam kantong tidak melebihi 8 jam.
b. Selesai pemberian makan, kantong harus dicuci bersih dengan air dingin
sebelum dituangkan lagi dengan formula baru.
c. Kurangi frekuensi membuka kantong pemberian makan untuk mencegah
kontaminasi.
d. Letakkan es batu atau bongkahan es di sebelah kantong makan. Demi
mencegah berjangkitnya kuman penyakit, segera ganti saat es batu atau bongkahan
es telah mencair 2/3 dari sebelumnya untuk menjaga formula selalu dalam suhu
rendah.
e. Dianjurkan untuk mengganti kantong makan yang baru setiap 3-7 hari
untuk mencegah terjadinya infeksi karena pencucian yang salah.
f. Gunakan air hangat untuk membersihkan seluruh kantong makan hingga
tidak ada residu tertinggal yang dapat terlihat dengan mata jika ingin menggunakan
kembali. Penggunaan berkali kali tidak boleh melebihi 1 minggu (Jangan

30
menghemat uang kecil tapi malah meningkatkan bahaya resiko terjangkitnya
infeksi).
 Saat memberikan makan dengan tabung jarum:
a. Jangan mendorong kuat tabung jarum saat memberikan makan
b. Lakukan pengisapan/aspirasi cairan lambung terlebih dahulu sebelum
pemberian makan. Jika kadar aspirasi melebihi 1/2 dari kadar pemberian makan
sebelumnya, undur hingga 1 jam kemudian amati keadaan pasien.
c. Sebelum dan sesudah pemberian makan atau obat, bersihkan selang dengan air
hangat sebanyak 20 ~ 50 c.c untuk mencegah berjangkitnya kuman penyakit atau
tersumbat.
 Jika pasien merasa mual, muntah, diare selama proses pemberian makan, segera
hentikan pemberian makan dan konsultasikan dengan pakar gizi.
 Penanggulangan susah BAB
a. Jika tidak dibatasi air, tambahkan suplemen air sesuai kondisi pasien.
b. Berikan jus sayur atau buah.
c. Tambahkan serat, seperti: ___________
 Penanggulangan diare
a. Faktor penyebab sangatlah banyak. Ketahui terlebih dahulu masalahnya
sebelum menangani, dan konsultasikan dengan pakar gizi.
b. Jika disebabkan oleh perkembangbiakan kuman penyakit dalam usus,
pertimbangkan untuk memberikan formula yang mengandung probiotik atau
prebiotic.

F. Prosedur Pemasangan NGT


Persiapan Sebelum Pemasangan NGT

 Mendiskusikan manfaat dan risiko prosedur dengan dokter.


 Menjalani pemeriksaan medis.
 Memberitahukan pada dokter bila pasien mengalami penyakit tertentu dan rutin
mengonsumsi obat-obatan. Dokter mungkin akan meminta pasien untuk berhenti
meminum beberapa jenis obat, seperti obat pengencer darah.
 Setelah pasien setuju dan memahami manfaat maupun risiko prosedur, pasien akan
diminta untuk menandatangani formulir persetujuan prosedur.

Prosedur Pemasangan NGT

31
 Pasien akan diminta untuk duduk tegak.
 Dokter akan melakukan pemeriksaan pada rongga hidung untuk memastikan tidak ada
kelainan sebelum memasang selang makan.
 Dokter spesialis anestesi akan memberikan obat bius lokal. Obat ini akan
menyebabkan mati rasa pada area hidung dan kerongkongan untuk sementara, namun
pasien tetap sadar.
 Dokter kemudian mengoleskan jel pada selang NGT. Selain untuk mempermudah
masuknya selang saat didorong dari hidung menuju lambung, jel ini dapat mengurangi
nyeri pada hidung dan kerongkongan pasien.
 Ketika selang NGT didorong melewati lubang hidung menuju lambung, pasien akan
diminta membantu masuknya selang dengan melakuakn gerakan menelan.
 Setelah selang sampai di lambung, dokter akan melakukan rontgen dada untuk
memastikan posisi selang sudah tepat.

2.4.3 Evaluasi Keperawatan Pada Kebutuhan Nutrisi

Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam:
a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta
adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.

b. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau
kelebihan berat badan 3.

c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses
pencernaan makan yang adekuat (Alimul, 2015).

32
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Nutrisi adalah kebutuhan kalori dan protein, kebutuhan nutrisi erat kaitannya dengan
peningkatan massa tubuh. Kebutuhan nutrisi sulit ditentukan karena tidak lengkapnya
informasi menganai nutrisi dari anggota kelompok. Pengaruh emosional dan faktor-foktor
stess lainnya yang mempengaruhi nutrisi dan foktor-faktor psikologis yang mempengaruhi
kebiasaan makan, asupan protein yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, kecuali yang
membatasi asupan makananaya akibat masalah ekonomi. Peningkatan kebutuhan yang
penting untuk memenuhi kebutuhan mineral kalsium, besi, dan seng selama periode
pertumbuhan yang cepat, kalsium untuk pertumbuhan tulang, zat besi untuk perluasan masa
otot dan volume darah seng untuk pertumbuhan jaringan tulang dan rangka (wong, 2009).

Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Eman kategori zat
makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi
dipenuhi dengan metabolisme karbohitdrat, protein, dan lemak. Air adalah komponen tubuh
vital dan tertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan
energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan
Perry, 2005).

Pemasangan NGT atau nasogastric tube intubation adalah pemasangan selang lunak


dan lentur yang terbuat dari plastik melalui hidung untuk membantu orang yang sulit menelan
agar tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Prosedur ini juga dapat dilaksanakan
sebagai cara mengosongkan lambung dari zat-zat beracun.

 Tujuan pemasangan selang nasogastrik adalah untuk membantu pemberian makanan


dan obat-obatan kepada pasien yang tidak bisa mengonsumsi makanan atau obat dari mulut,
misalnya bayi prematur atau pasien koma. Selain itu, selang nasogastrik juga bisa digunakan

33
untuk mengeluarkan gas atau cairan dari dalam lambung. Selain melalui hidung, selang juga
bisa dimasukkan melalui mulut (oral). Selang ini disebut sebagai selang orogastrik
(orogastric tube/OGT).

3.2 Saran

Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari tentang Kebutuhan Nutrisi. Dan harapan penulis makalah ini tidak hanya
berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca.Terakhir dari penulis walaupun
makalah ini kurang sempurna penuli mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di
kemudian hari.

34
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Faktor Yang
Mempengaruhi kebutuhan Nutrisi, pp. https://text-id.123dok.com/document/myj5825ql-
sistem-tubuh-yang-berperan-dalam-pemenuhan-kebutuhan-nutrisi-faktor-yang-
mempengaruhi-kebutuhan-nutrisi.html.

Education, H. (n.d.). Prinsip & Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makan di rumah 居家
管灌原則與注意事項(印尼文), p. https://www.cmuh.cmu.edu.tw/HealthEdus/Detail?
no=6568.

Istiyaningsih, Titik Sulistyani, & Prihatin Saraswati. (2020). PENYAJIAN DAN PEMORSIAN MAKANAN
POKOK PADA. JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 1, 26 JUNI 2020,
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiz1tLO5s7xAhVUJHIKHTBZCLEQFjA
OegQIDxAD&url=https%3A%2F%2Faks-akk.e-journal.id%2Fjsa%2Farticle%2Fdownload
%2F50%2F27&usg=AOvVaw19SeQSikYEai9rD_3d5vWW.

MANDU, M. U. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D. P. DENGAN GANGGUAN , pp.


http://repository.poltekeskupang.ac.id/1463/1/SIAP%20BAKAR-LINDA.pdf.

Marianti, d. (2020, februari 28). Mengenal Penggunaan Selang Nasogastrik dan Perawatannya, pp.
https://www.alodokter.com/mengenal-penggunaan-selang-nasogastrik-dan-perawatannya.

Pawitri, d. (2020, juli 12). Pemasangan NGT (Nasogastric Tube), pp.


https://www.sehatq.com/tindakan-medis/pasang-ngt.

SATRIA, R. D. (2016, juni 1). Asuhan Keperawatan Pada Tuan T dengan Prioritas Masalah , p.
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/17955/132500120.pdf?
sequence=1&isAllowed=y.

Siregar, E. M. (2017). Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas, p.


http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2591/142500021.pdf?
sequence=1&isAllowed=y.

iv

Anda mungkin juga menyukai