INC
1
FORM MODUL No Dokumen FORM-30/YATSI-
PRAKTIKUM LP-SOP-10
KEPERAWATAN Tanggal berlaku 28 Februari 2020
No. Rev 00
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL PRAKTIKUM
PROSEDUR TINDAKAN INC
Proses Penanggung jawab Tanggal
Nama Jabatan Tanda
tangan
1. Perumus Ns. Febi Ratnasari, Koordinator 28
S.Kep.,M.kep keperawatan Februari
Maternitas 2020
Ns. Mimi Miftah
Mutiara, S.Kep Staf Laboratorium
2. Pemeriks Lastri Mei Winarni, Waket I 28
S.ST., M.Keb Februari
2020
3. Penetapan Ida Faridah, S,Kp., Ketua STIKes 28
M.Kes Yatsi Februari
2020
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT berkat ridho dan karuniaNya penulis
dapat menyusun modul praktikum prosedur tindakan INC dapat kami selesaikan.
Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengembangkan dan dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan memenuhi kebutuhan dasar manusia sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan pasien.
Kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
kontribusinyabaik dalam proses persiapan, pelaksanaan sampai terlaksananya laporan ini, di
antaranya :
1. Ibu Ida Faridah, S.Kp., M.Kes, Selaku Ketua STIKes Yatsi Tangerang
2. Ibu Lastri Mei Winarni, S.ST., M.Keb, Selaku Wakil Ketua I STIKes Yatsi Tangerang
3. Ibu Ela Nurlela, SE, Selaku wakil ketua II STIKes Yatsi Tangerang
4. Ibu Ningsih, SE, Selaku wakil ketua III STIKes Yatsi Tangerang
5. Bapak Ikhsan Kamil, SE., MM Selaku wakil ketua IV STIKes Yatsi Tangerang
6. Ibu Ns. Febi Ratnasari, M.Kep, Selaku Kaprodi Keperawatan STIKes Yatsi Tangerang
7. Kepada seluruh staf dosen dan staf administrasi STIKes YATSI Tangerang
8. Semua Pihak yang tentu saja tidak dapat kami sebutkan satu persatu tetapi telah
memberikan kontribusi yang signifikan.
Penyusun menyadari bahwa buku petunjuk praktikum ini tidak terlepas dari
kekurangan, oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan modul ini. Penyusun berharap semoga modul praktikum ini
dapat bermanfaat.
Tangerang, Februari 2020
Koordinator Praktikum
3
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. 2
KATA PENGANTAR........................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................... 8
a. Pengertian ................................................................................................... 8
b. Sebab-sebab yang Menimbulakan Persalinan................................................... 8
c. Tanda-tanda permulaan persalinan................................................................. 8
d. Tanda-tanda Inpartu....................................................................................... 8
e. Mekanisme persalinan…………………………………………………………… 8
f. Fisiologis persalinan……………………………………………………………... 9
g. Tujuan…………………………………………………………………...………. 13
DAFTAR PUSTAKA…..……………………………………………………………… 29
4
VISI MISI STIKES YATSI
Menjadi perguruan tinggi pusat pendidikan kesehatan sehingga tercipta lulusan yang
unggul dibidang kesehatan, berjiwa entrepreneurship, serta dapat bersaing dikancah
nasional melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat tahun 2030
1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi lulusan yang berintelektual tinggi, berbudi
pekerti luhur serta berjiwa entrepreneurship
2. Melaksanakan karya ilmiah di bidang kesehatan dan terlibat aktif dalam penelitian
ilmiah yang dapat digunakan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memberikan pelayanan
terbaik sebagai bentuk pengabdian masyarakat dalam pembangunan bangsa dan
sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan IPTEK sebagai bentuk
kepedulian institusi
4. Meningkatkan jejaring nasional dan global dengan melakukan kerjasama dengan
institusi terkait dalam maupun luar negeri
5. Menciptakan iklim akademik yang mampu mendukung perwujudan visi STIKes
Yatsi
5
VISI MISI KEPERAWATAN
A. VISI KEPERAWATAN
Menjadikan Program Studi Berstandar Nasional tahun 2040 dalam menghasilkan
tenaga perawat yang komunikatif, islami dan berjiwa entrepreneur melalui pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat.
B. MISI KEPERAWATAN
1. Menghasilkan lulusan pendidikan Keperawatan yang unggul, mandiri dan berjiwa
enterpreneur
2. Menghasilkan lulusan yang mampu berkomunikasi dan memiliki akhlak yang baik
dan islami
3. Menghasilkan karya ilmiah di bidang keperwatan dan terlibat aktif dalam penelitian
sebagai bentuk pengabdian masyarakat dalam pembangunan bangsa dan sistem
yang sesuai dengan perkembangan bangsa dan sistem yang sesuai dengan
perkembangan IPTEK, sebagai bentuk kepedulian insstitusi.
6
VISI MISI LABORATORIUM
A. VISI LABORATORIUM
B. MISI LABORATORIUM
7
BAB I
MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM
A. JENIS KOMPETENSI
B. DASAR TEORI
a. Pengertian
Intranatal Care (INC) atau persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin+uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlagsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
b. Sebab-sebab yang Menimbulakan Persalinan
1. Teori keregangan
a) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu
b) Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai.
2. Teori penurunan progesteron
a) Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu
b) Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih
sensitif terhadap oksitoksin
c) Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesterone tertentu.
3. Teori oksitoksin
a) Oksitoksin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior
b) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah
sesitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
4. Teori prostaglandin
8
a) Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang
dikeluarkan oleh desidua
b) Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan konsentrasi otot
rahm sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
c) Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
c. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primi gravida
2. Perut terlihat melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering atau susah buang air kecil (polakisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus, kadang disebut “false labor pains”
5. Serviks menjadi lembek, ,ulai mendatar dan sekresinya bertambah, bisa
bercampu darah (bloody show).
d. Tanda-tanda Inpartu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dapat lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah (show) lebih banyak karena robek-robekan
kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
e. Mekanisme persalinan
1. Kala I
Di mulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
2. Kala II
Di mulai dari pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
3. Kala III
Di mulai sejak lahirnya bayi dan berkhir dengan lahirnya plaseta dan selaput
ketuban.
4. Kala IV
Di mulai dari setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam pertama post partum.
f. Fisiologis persalinan
1. Kala I (kala pembukaan)
9
Di bagi atas 2 fase yaitu :
a) Fase laten
Pada fase ini pembukaan berlangsung lambat, mulai 0-3 cm berlangsung
dalam 7-8 jam.
b) Fase aktif
Pada fase ini pembukaan berlangsung lebih cepat mulai pembukaan 4-10
cm, berlangsung 6 jam yang dibagi dalam 3 sub fase :
1) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, dari pembukaan 3 cm-4 cm.
2) Periode dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm.
3) Periode deselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan berlangsung lambat
menjadi 10 cm/lengkap. Fase-fase yang dikemukakan di atas di jumpai
pada primi gravida. Bedanya dengan multi gravida ialah :
Primi Multi
Serviks mendatar ( affecement ) Mendatar dan membuka bisa
dulu baru dilatasi bersamaan
Berlangsung 13-14 jam Berlangsung 6-7 jam
10
Pendataran terutama nampak pada portio yang makin pendek dan
akhirnya rata dengan majunya persalinan dan serviks yang pendek (lebih
dari setengahnya telah merata) merupakan tanda dari serviks yang
matang.
e. Pembukaan dari servik
Yang dimaksud dengan pembukaan serviks ialah pembesaran dari
ostium eksternum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter
beberapa millimeter menjadi lubang yang dapat di lalui anak kira-kira
10an diameternya.
f. Perubahan pada vaginan dan dasar panggul
Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina mengalami
perubahan menjadi bertambah meregang sehingga dapat dilalui anak.
Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama pada dasar panggul
ditimbulkan oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yag maju itu,
dasar panggul di regang menjadi saluran dengan dinding yang tipis.
g. Perubahan pada anus
Dari luar, peregangan oleh bagian depan Nampak pada perineum yang
menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.
2. Kala II
Perubahan atau gerakan anak pada persalinan :
a. Turunnya kepala
Dapat dibagi dalam :
1) Masuknya kepala dalam pitu atas panggul. Pada primi gravida sudah
terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multi gravida
biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
a) Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan
sutura sagitalis melintang dan dengan flaksi yang ringan.
b) Jika sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir, ialah tepat
diantaranya symphysis dan promontorium, maka dikatakan kepala
dalam synclitsmus.
c) Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak
kebelakang mendekati promontorium, maka kita hadapi
asynclitismus.
d) Asynclitismus posterior
11
Jika sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parietale belakang
lebih rendah dari os parietale depan.
e) Asynclitismus anterior
Jika sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietale
depan lebih rendah dari os parietale belakang.
2) Majunya kepala
Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke
dalam rongga paggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multi
gravida sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga
panggul terjadi bersamaan.
a) Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-
ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi ini
disebabkan karena anak di dorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pnggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau
dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini ialah terjadinya fleksi karena
momen yang menimbulkan fleksi lebih besar dari momen yang
menimbulkan deflksi.
b) Putaran paksi dalam
Ialah putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphysis.
Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri tetapi selalu bersamaan
dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke
Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai dasar panggul.
c) Ekstensi/defleksi
Disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melalui setelah sub occiput tertahan pada pinggir
bawah symphysis maka lahirlah berturut-turut pda pinggir atas
perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dan akhirya dengan
gerakan ekstensi.
d) Putaran paksi luar
12
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah
punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi
karena putaran paksi dalam.
e) Ekspulasi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah symphysis
dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang.
Kemudia bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak
lahir searah dengan paksi jalan lahir. Lamanya kala II pada primi 1½
-2 jam dan pada multi ½-1jam.
3. Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba kerasa
dengan fundus uterus setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian , timbul his pelepasan dan pengeluaran
uri. Dalam waktu 5-1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina
dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau
fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Lama persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam
g. Tujuan
1. Membantu persalinan agar bersih dan aman
2. Mencegah terjadinya komplikasi dalam persalinan
13
Prosedur Tindakan INC
• Lampu Sorot
14
• Tabung Oksigen
• Tiang infuse dan safety box
• Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
dengan 5 S(Senyum, Salam, Sapa, Sopan,
Santun)*
2. Melakukan kontrak waktu, tempat terhadap
tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien*
15
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
sebelum tindakan dilakukan
1. Tahap Kerja
2. Menjaga privacy
3. Sebelum melakukan tindakan mengucapkan
“Bassmallah”
4. MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA II
Mendengar dan melihat tanda dan gejala kala
dua persalinan
Untuk ibu
16
• Menggelar kain di perut bawah ibu
• Menyiapkan oksitosin 10 unit
6. Alat suntik steril sekali pakai di dalam
partus set
7. Pakai celemek plastic atau dari bahan yang
tidak tembus cairan
8. Melepaskan dan menyimpan semua
perhiasan yang dipakaai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersin mengalir
kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang basah dan kering
9. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang
akan digunakan untuk periksa dalam
10. Masukkan oksitosin ke dalam tabung
suntik (gunakan tangan yang meamakai
DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik)
11. MEMASTIKAN PEMBUKAAN
LENGKAP DAN KEADAAN JANIN
12. Membersihkan vulva dan perineum,
menyekanya dengan hati-hati dari anterior
(depan) ke posterior (belakang)
menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air DTT
• Jika intorius vagina, perineum atau anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan
seksama dari arah depan ke belakang
• Buang kapas atau kasa
pembersih(terkontaminasi) dalam wadah
yang tersedia
• Jika terkontaminasi, lakukan
dekontaminasi, lepaskan dan rendam
sarung tangan tersebut dalam larutan klorin
17
0,5 persen
13. Lakukan periksa dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap
• Bila selaput katuban masih utuh saat
pembukaan sudah lengkap maka
lakukanlah amniotomi
14. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan
tangan yang bersih memakai sarung tangan
ke dalam larutan klorin 0,5 %, lepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam dalam klorin 0,5% selama 10
menit) cuci kedua tangan setelah sarung
tangan dilepaskan
15. Periksa DJJ setelah kontaraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ
masih dalam batas normal (120-160 x/
menit)
• Mengambil tindakan yang sesuai jika
DJJ tidak normal
• Mendokumentasikan hasil-hasil
periksa dalam, DJJ, semua temuan
pemeriksaan dan asuhan yang diberikan
ke dalam partograf
18
baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi
yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya
19
akan segera lahir setelah pembukaan
lengkap dan dipimpin meneran >120
menit (2 jam) pada primigravida atau >60
menit (1 jam) pada multigravida
20
posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
secara efektif atau bernafas cepat dan
dangkal
28. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali
pusat (ambil tindakan yang susuai jika hal
itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran
bayi Perhatikan!
• Jika tali pusat melillit leher secara longgar,
lepaskan lilitan lewat bagian atas kepala bayi
• Jika tali pusat melilit leher bayi secara
kuat, klem tali pusat di sua tempat dan
potong tali pusat di antara dua klem
tersebut
29. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi
luar yang berlangsung secara spontan
30. LAHIRNYA BAHU
31. Setelah putaran paksi selesai, pegang
kepala bayi secara biparental. Anjurkan
ibu untuk meneran saat kontaksi. Dengan
lembut gerakkan kepala arah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian gerakkan ke
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang
32. LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
33. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan
bawah untuk menopang kepala dan bahu.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku setelah atas
34. Setelah tubuh dan lengan lahir,
penelusuran tangan atas berlangsung ke
punggung, bokong, tungkai, dan kaki.
21
Pasang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk diantara kedua kaki bayi dan
pegang kedua kaki dengan melingkarkan
ibu jari pada satu sisi yang lain agar
bertemu dengan jari telunjuk)
35. Lakukan penilaian selintas
• Apakah bayi cukup bulan?
• Apakah bayi menangis kuat dana tau bernafas
tanpa kesulitan?
• Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Bila salah stau jawaban “Tidak” lanjut ke
langkah resusitasi pada bayi baru lahir
dengan asfiksia. Bila semua jawaban “Ya”
lanjut ke langkah 26
36. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lainnya (kecuali
kedua tangan) tanpa membersihakan
verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/ kain yang kering. Pastikan bayi
dalam posisi dan kondisi aman di perut
bagian bawah ibu
37. Periksa kembali uterus untuk memastikan
hanya satu bayi yang lahir (hamil tunggal)
dan bukan kehamilan ganda (gemeli)
38. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik
oksitosin agar uterus berkontraksi baik
39. Dalam 1 waktu menit setelalh bayi lahir,
suntikan oksitosin 10 unit (intramuskular)
di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin)
40. Setelah 2 menit sejak bayi (cukkup bulan)
lahir, pegang tali pusat dengan satu tangan
pada sekitar 5 cm dari pusar bayi,
22
kemudian jari telunjuk dan jari tengah
tangan lain menjepit tali pusat dan geser
hingga 3 cm proximal dari pusar bayi.
Klem tali pusat pada titik tersebut
kemudian tahan klem ini pada posisinya,
gunakan jari telunjuk dan tengah tangan
lain untuk mndorong isi tali pusat ke arah
ibu (sekitar 5 cm) dan kelm tali pusat pada
sekitar 2 cm distal dari klem pertama
23
pertama kali akan berlangsung selama
10-15 menit. Bayi cukup menyusu pada
1 payudara
• Biarkan bayi berada di dada ibu selama
1 jam walaupun bayi sudah berhasil
43. MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA
PERSALINAN (III)
44. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak
5-10 cm dari vulva
45. Letakkan satu tangan di atas kain pada
perut bawah ibu untuk mendeteksi
kontarksi. Tangan lain memegang klem
untuk menegangkan tali pusat
46. Setelah uterus berkontaksi, tegangkan tali
pusat kea rah bawah sambil tangan yang
lain mendorong uterus kea rah belakang
atas (droso kranial) secrara hati (untuk
mencegah inversion uteri). Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik. Hentikan
pegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulang
kembali prosedur di atas.
• Jika uterus tidak segera berkontraksi,
minta ibu, suami, atau anggota keluarga
untuk stimulasi putting susu
47. MENGELUARKAN PLASENTA
48. Bila ada penekanan bagian bawah dinding
depan uterus kea rah dorsal ternyata diikuti
dengan pergeseran tali pusat kea rah distal
maka lanjutkan dorongan ke arah kranial
hingga plasenta dapat dilahirkan
• Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya
ditegangkan (jangan ditarik secara kuat,
terutama jika uterus tidak berkontraksi)
sesuai dengan sumbu jalan lahir (kea rah
bawah sejajar lantai atas)
• Jika tali pusat bertambah panjang,
pindahkan klem hingga berjarak 5-10
cm dari vulva dan lahirkan plasenta
• Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat:
- Ulangi pemberian oksitosin 10 unit
IM
- Lakukan kateterisasi (lakukan teknik
aseptik) jika kandung kemih penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan
rujukan
- Ulangi tekanan dorso kranial dan
pegangan tali pusat 15 menit
berikutnya
24
- Jika plasenta tak lahir dalam 30
menit sejak bayi lahir atau terjadi
perdarahan maka segera lakukan
tindakan manual plasenta atau
rujukan
49. Saat palsenta muncul di introitus vagina,
lahirkan palsenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang
disediakan
• Jika selaput ketuban robek, pakai
sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan
atau klem ovum DTT/ sterik untuk
mengeluarkan selaput yang tertinggal
50. RANGSANGAN TAKTIL (MASSAGE)
UTERUS
51. Segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir, lakukan massage uterus,
letakkan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi
25
54. Evaluasi kemungkinan laserasi pada
vagina dan perineum. Lakukan penjahitan
bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan. (bila ada
robekan yang menimbulkan perdarahan
aktif, segera lakukan penjahitan)
55. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik
dan tidak terjadi perdarahan per vaginaan
56. Celupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5% bersihkan noda darah dan cairan
tubuh, lepaskan secara terbalik dan
rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir,
keringkan tangan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
57. EVALUASI
58. Pastikan kandung kemih kosong
59. Ajarlan ibu/keluarga cara melakukan
masase uterus dan menilai kontraksi
60. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan
darah
61. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan
umum ibu baik
62. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa
bayi bernafas dengan baik (40-60x/ menit)
• Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau
retraksi, diresusitasi dan segera merujuk
ke rumah sakit
• Jika bayi bernafas terlalu cepat atau
sesak nafas, segera rujuk ke RS rujukan
• Jika kaki teraba dingin pastikan ruangan
hangat. Lakukan kembali kontak kulit
26
ibubayi dan hangatkan ibu-bayi dalam
satu selimut
• Tahap Terminasi
1. Melakukan tindakan sesuai kontrak waktu*
2. Mengevaluasi hasil tindakan
3. Mendoakan pasien agar cepat sembuh*
4. Berpamitan dengan pasien dan mengucapkan
salam*
5. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat
semula
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan*
27
Evaluasi Tindakan
No Tindakan Nilai
0 1
1. Persiapan alat
Alat lengkap
2. Tahap prainteraksi
Mencuci tangan
Menyiapkan alat
3. Tahap orientasi
Memberikan salam 5 S
Melakukan kontrak waktu
4. Tahap kerja
Sesuai dengan daftar tilik
5. Tahap terminasi
Melakukan tindakan sesuai kontrak waktu
Mendoakan pasien
Mengucapkan salam
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
28
DAFTAR PUSTAKA
29