Disusun oleh:
Kelompok 3
TANGERANG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Etik Keperawatan Dalam Paliatif" dengan
tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan menjelang ajal dan
paliatif. Selain itu, Makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai Etik Keperawatan
dalam paliatif, semoga bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Kristina Everentia Ngasu, S.Kep.,
M.Kep. selaku Dosen pengajar Mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika merupakan pedoman untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan
dan merupakan kesepakatan dari nilai-nilai positif untuk menghasilkan kebaikan guna
perkembangan individu dan masyarakat, dan aturan apa saja yang kita butuhkan untuk
mencegah manusia berbuat jahat (Suhaemi, 2003). Etika keperawatan adalah nilai-nilai
dan prinsip-prinsip yang diyakini oleh profesi keperawatan dalam melaksanakan
tugasnya yang berhubungan dengan pasien, masyarakat, teman sejawat maupun dengan
organisasi profesi, dan juga dalam pengaturan praktik keperawatan itu sendiri. Prinsip-
prinsip etika ini oleh profesi keperawatan secara formal dituangkan dalam suatu kode
etik yang merupakan komitmen profesi keperawatan akan tanggung jawab dan
kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat (Berger & Williams, 1999).
Pada awalnya perawatan paliatif dititik beratkan pada akhir kehidupan, padahal
yang tepat adalah mulai dilakukan identifikasi kebutuhan perawatan paliatif saat
penyakit terdiagnosis. Perawatan paliatif adalah perawatan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang menderita penyakit yang
mengancam nyawa dan progresif, seperti kanker, penyakit non-kanker, dan human
immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS). Tujuan
perawatan paliatif adalah mengurangi penderitaan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual.
Tujuan tersebut dapat dicapai melalui berbagai tindakan medis, baik konservatif,
operatif, ataupun tindakan lain. Keputusan perawatan paliatif harus sudah ada sejak
awal perawatan agar keinginan pasien terpenuhi. Perencanaan perawatan lanjutan
dibuat atas dasar keputusan bersama antara pasien, keluarga, dan petugas kesehatan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip dasar perawatan paliatif
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etik
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif adalah adalah kesehatan terpadu yang aktif dan menyeluruh,
degan pendekatan multidisiplin yang terintregrasi. Tujuannya untuk mengurangi
penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidup nya,juga
memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal,
sebelum meninggal sudah siap secara psikologis dan spiritual.
2
e) Memilih tempat dilakukannya perawatan Untuk menentukan tempat perawatan,
baik pasien dan keluarganya harus ikut serta dalam diskusi ini. Pasien dengan
penyakit terminal sebisa mungkin diberi perawatan di rumah.
f) Komunikasi Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien maupun dengan
keluarga adalah hal yang sangat penting dan mendasr dalam pelaksanaan
perawatan paliatif.
g) Aspek klinis : perawatan yang sesuai Semua perawatan paliatif harus sesuai
dengan stadium dan prognosis dari penyakit yang diderita pasien .hal ini penting
karena karena pemberian pareawatan yang tidak sesuai, baik itu lebih maupun
kurang, hanya akan menambah penderitaan pasien. Pemberian perawatn yang
berlebihan beresiko untuk memberikan harapan palsu kepada pasien. Hal ini
berhubungan dengan masalah etika yang akan dibahas kemudian. Perawatan
yang diberikan hanya karena dokter merasa harus melakukan sesuatu meskipun
itu sia sia adalah tidak etis.
h) Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai bidang profesi
perawtan palitif memberikan perawtan yang bersifat holistik dan intergratif
sehingga dibutuhkan sebuah tim yang mencakup keseluruhan aspek hidup
pasien serta koordinasi yang baik dari masing masing anggota tim tersebut
untuk memberikan hasil yang maksimal kepada pasien dan keluarga .
i) Kualitas perawatan yang sebaik mungkin Perawtan medis secara konsisten,
terkoordinasi dan berkelanjutan. Perawatn medis yang konsisten akan
mengurangi kemungkinan terjadinya perubahan kondisi yang tidak terduga,
dimana hal ini akan sangat mengganggu baik pasien maupun keluarga.
j) Perwatan yang berkelanjutan. Pemberian perawtan simtomatis dan suportif dari
awal hingga akhir merupakan dasr tujuan dari parawtan paliatf. Masalah yang
sering terjadi adalah pasien dipindahkan dari satu tempat ketempat lain sehingga
sulit untuk mempertahankan komunitas perawatan .
k) Mencegah terjadinya kegawatan Perawatan paliatif yang baik mencakup
perencanaan teliti untuk mencegah terjadinya kegawatan fisik dan emosional
yang mungkin terjadi dalam perjalanan penyakit. Pasien dan keluarga harus
diberitahukan sebelumnya mengenai masalah yang sering terjadi dan
membentuk rencana untuk meminimalisasi stress fisik dan emosional
l) Bantuan kepada sang perawat Keluarga pasien dengan penyakit lanjut sering
kali rentan terhadap stress fisik dan emosianal terutama apabila pasien dirawat
3
di rumah sehingga perlu diberikan perhatian khusus kepada mereka, mengingat
keberhasilan dari perawatan paliatif tergantung dari pemberi perawatan.
m) Pemeriksaan ulang Perlu dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien
secara terus menerus mengingat pasien dengan penyakit lanjut karena
kondisinya akan cenderung dari waktu ke waktu.
4
f) Akuntabilitas (accountability ) Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity
yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat
digunakan untuk menilai orang lain.
2.4 Dasar hukum keperawatan paliatif
Dasar hukum keperawatan paliatif diantanya meliputi :
1. Aspek Medikolegal dalam perawatan paliatif (Kep. Menkes NOMOR:
812/Menkes/SK/VII/2007 )
A) Persetujuan tindakan medis/infomed consent untuk pasien paliatif.
Pasien harusmemahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan
paliatif.
B) Resusitasi/Tidak resisutasi pada pasien paliatif. Keputusan dilakukan
atau tidakdilakukan tindakan resusitasi dapat dibuat oleh pasien yang
kompeten atau olehTim perawatan paliatif. Informasi tentang hal ini
sebaiknya telah diinformasikan pada saat pasien memasuki atau
memulai perawatan paliatif.
C) Perawatan pasien paliatif di ICU Pada dasarnya perawatan paliatif
pasien di ICUmengikuti ketentuan umum yang berlaku.
D) Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif. Tindakan
yang bersifat kedokteran harus dikerjakan oleh tenaga medis, tetapi
dengan pertimbangan yang mempertimbangkan keselamatan pasien
tindakan tindakantertentu dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan
yang terlatih.
5
D. Menjaga keseimbangan psikologis, social dan spiritual.
E. Berusaha agar penderita tetep aktif sampai akhir hayatnya.
F. Berusaha membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga.
G. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya.
H. Menghindari tindakan yang sia-sia.
6
ini sudah tersebar di seluruh negeri dari mulaitahun 2005 palliative care diakui
sebagai spesialisasi medis di Australia.
Sejarah dan perkembangan palliative carei Indonesia bermula dari adanya
perubahan yang terus-menerus setiap rapat kerja untuk membahas system
penanggulangan penyakit kanker ini harus dilaksanakan pada tahun 1989.
Penanggulangan penyakit kanker harus dilaksanakan secara paripurna dengan
mengerjakan berbagai intervensi mulai dari pencegahan, deteksi dini, terapi, dan
perawatan paiative.
Departemen kesehatan republic Indonesia menerbitkan surat keputusan menteri
kesehatan RI Nomor: 812/Menkes/SK/VII/2007 pada tanggal 19 juli 2007 yang
berisi keputusan menkes tentang kebijakan palliative care.dengan terbitnya surat
keputusan tersebut diharapakan bisa menjadi pedoman-pedoman pelaksanaan
palliative care di seluruh Indonesia serta mendorong lajunya pengembangan
palliative care secara kualitas maupun kuantitas.
7
b. Menghargai kehidupan dan menyambut kematian sebagai proses yang
normal.
c. Tidak berusaha mempercepat atau menunda kematian.
d. Mengintegrasikan askep psikologis dan spiritual dalam perawatan pasien.
e. Membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai akhir hayat.
f. Membantu keluarga pasien menghadapi situasi selama masa sakit dan setelah
kematian.
g. Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
keluarganya, termasuk konseling masa duka cita, jika diindikasikan.
h. Meningkatkan kualitas hidup, dan mungkin juga secara positif mempengaruhi
perjalanan penyakit.
i. Bersamaan dengan terapi lainnya yang ditujukan untuk memperpanjang usia,
seperti kemoterapi atau terapi radiasi, dan mencakup penyelidikan yang di
perlukan untuk lebih memahami dan mengola komplikasi klinis yang berat.
8
f. Fungsi social
g. Kepuasan pada layanan terapi (termasuk pendanaan)
h. Orientasi masa depan ( rencana dan harapan)
i. Seksualitas (termasuk’’body image’’)
j. Fungsinokupasi
9
2.12 etik dalam keperawatan paliatif
Manajemen etik pada pasien dapat didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
a. Beneficience
b. Non-maleficience
c. Menghargai autonomi pasien
d. Mempertimbangkan asas keadilan
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika merupakan pedoman untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
merupakan kesepakatan dari nilai-nilai positif untuk menghasilkan kebaikan guna
perkembangan individu dan masyarakat, dan aturan apa saja yang kita butuhkan untuk
mencegah manusia berbuat jahat (Suhaemi, 2003).
Perawatan paliatif adalah adalah kesehatan terpadu yang aktif dan menyeluruh, degan
pendekatan multidisiplin yang terintregrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan
pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidup nya,juga memberikan
support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, sebelum
meninggal sudah siap secara psikologis dan spiritual.
Prinsip-prinsip etik terdiri dari: Autonomy, Akuntabilitas, Justice, Beneficienec.
Veracity, Non maleficienci
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa/I mengerti tentang etik keperawatan dalam paliatif.
11
DAFTAR PUSTAKA
Eti Wati, S. S. (2019). KEPERAWATAN PALIATIF DAN MENJELANG AJAL. Jawa Barat.
iii