Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIK KEPERAWATAN DALAM PALIATIF

Mata kuliah: Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif

Dosen: Ns. Kristiana Everentia Ngasu, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh:

Kelompok 3

Marcella Sukmawati : 20217093


Mella Sari Dwi Hastuti : 20217096
Dita Faradillah : 20217052
Febi Permata Putri N.S : 20217062
Martshela Handayani : 20217094
Husnul Khotimah : 20217070

UNIVERSITAS YATSI MADANI

TANGERANG

2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Etik Keperawatan Dalam Paliatif" dengan
tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan menjelang ajal dan
paliatif. Selain itu, Makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai Etik Keperawatan
dalam paliatif, semoga bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi kami.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Kristina Everentia Ngasu, S.Kep.,
M.Kep. selaku Dosen pengajar Mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 20 September 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
2.1 Perawatan Paliatif ..................................................................................................... 2
2.2 Prinsip dasar perawatan paliatif ............................................................................. 2
2.3 Prinsip-prinsip etik ................................................................................................... 4
2.4 Dasar hukum keperawatan paliatif ......................................................................... 5
2.5 Prinsip Perawatan Paliatif Care .............................................................................. 5
2.6 Sejarah Perkembangan Palliative Care .................................................................. 6
2.7 Karekteristik palliative care ..................................................................................... 7
2.8 Hak-hak penderita .................................................................................................... 8
2.9 Dimensikualitas hidup .............................................................................................. 8
2.10 Model/tempat perawatan paliatif care .................................................................... 9
2.11 peran dan fungsi perawat pada asuhan keperawatan paliatif .............................. 9
2.12 Prinsip asuhan perawatan paliatif ........................................................................... 9
2.11 paliatif care plan ........................................................................................................ 9
2.12 etik dalam keperawatan paliatif ............................................................................ 10
BAB III.................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 11
3.2 Saran......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika merupakan pedoman untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan
dan merupakan kesepakatan dari nilai-nilai positif untuk menghasilkan kebaikan guna
perkembangan individu dan masyarakat, dan aturan apa saja yang kita butuhkan untuk
mencegah manusia berbuat jahat (Suhaemi, 2003). Etika keperawatan adalah nilai-nilai
dan prinsip-prinsip yang diyakini oleh profesi keperawatan dalam melaksanakan
tugasnya yang berhubungan dengan pasien, masyarakat, teman sejawat maupun dengan
organisasi profesi, dan juga dalam pengaturan praktik keperawatan itu sendiri. Prinsip-
prinsip etika ini oleh profesi keperawatan secara formal dituangkan dalam suatu kode
etik yang merupakan komitmen profesi keperawatan akan tanggung jawab dan
kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat (Berger & Williams, 1999).
Pada awalnya perawatan paliatif dititik beratkan pada akhir kehidupan, padahal
yang tepat adalah mulai dilakukan identifikasi kebutuhan perawatan paliatif saat
penyakit terdiagnosis. Perawatan paliatif adalah perawatan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang menderita penyakit yang
mengancam nyawa dan progresif, seperti kanker, penyakit non-kanker, dan human
immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS). Tujuan
perawatan paliatif adalah mengurangi penderitaan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual.
Tujuan tersebut dapat dicapai melalui berbagai tindakan medis, baik konservatif,
operatif, ataupun tindakan lain. Keputusan perawatan paliatif harus sudah ada sejak
awal perawatan agar keinginan pasien terpenuhi. Perencanaan perawatan lanjutan
dibuat atas dasar keputusan bersama antara pasien, keluarga, dan petugas kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja prinsip dasar perawatan paliatif?
2. Apa saja prinsip-prinsip etik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip dasar perawatan paliatif
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etik

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif adalah adalah kesehatan terpadu yang aktif dan menyeluruh,
degan pendekatan multidisiplin yang terintregrasi. Tujuannya untuk mengurangi
penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidup nya,juga
memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal,
sebelum meninggal sudah siap secara psikologis dan spiritual.

2.2 Prinsip dasar perawatan paliatif


Prinsip Dasar Dari Perawatan Paliatif Perawatan paliatif terkait dengan sluruh bidang
perawatan mulai dari medis, perawatan, psikologis sosial, budaya dan spiritual,
sehingga secara praktis, prinsip dasar perawatan paliatif dapat dipersamakan dengan
prinsip pada praktek medis yang baik. Prinsip dasar perawatan paliatif : (Rasjidi,2010)
a) Sikap peduli terhadap pasien
Termasuk sensifitas dan empati. Perlu dipertmbangkan segala aspek dari
penderitaan pasien, bukan hanya masalah kesehatan. Pendekatan yang
dilakukan tidak boleh bersifat menghakimi .Faktor karakteristik, kepandaian,
suku, agama, atau faktor induvidal lainnya tidak boleh mempengaruhi
perawatan.
b) Menganggap pasien sebagai seorang individu. Setiap pasien adalah unik.
Meskipun memiliki penyakit ataupun gejala-gejala yang sama, namun tidak ada
satu pasienpun yang sama persis dengan pasien lainnya. Keunikan inilah yang
harus inilah yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan perawatan
paliatif untuk tiap individu.
c) Pertimbangan kebudayaan Faktor etnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya
bisa jadi mempengaruhi penderitaan pasien. Perbedaan ini harus diperhatikan
dalam perencanaan perawatan.
d) Persetujuan Persetujuan dari pasien adalah mutlak diperlukan sebelum
perawatan dimulai atau diakhiri. Pasien yang telah diberi informasi dan setuju
dengan perawatan yang akan diberikan akan lebih patuh mengikuti segala usaha
perawatan.

2
e) Memilih tempat dilakukannya perawatan Untuk menentukan tempat perawatan,
baik pasien dan keluarganya harus ikut serta dalam diskusi ini. Pasien dengan
penyakit terminal sebisa mungkin diberi perawatan di rumah.
f) Komunikasi Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien maupun dengan
keluarga adalah hal yang sangat penting dan mendasr dalam pelaksanaan
perawatan paliatif.
g) Aspek klinis : perawatan yang sesuai Semua perawatan paliatif harus sesuai
dengan stadium dan prognosis dari penyakit yang diderita pasien .hal ini penting
karena karena pemberian pareawatan yang tidak sesuai, baik itu lebih maupun
kurang, hanya akan menambah penderitaan pasien. Pemberian perawatn yang
berlebihan beresiko untuk memberikan harapan palsu kepada pasien. Hal ini
berhubungan dengan masalah etika yang akan dibahas kemudian. Perawatan
yang diberikan hanya karena dokter merasa harus melakukan sesuatu meskipun
itu sia sia adalah tidak etis.
h) Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai bidang profesi
perawtan palitif memberikan perawtan yang bersifat holistik dan intergratif
sehingga dibutuhkan sebuah tim yang mencakup keseluruhan aspek hidup
pasien serta koordinasi yang baik dari masing masing anggota tim tersebut
untuk memberikan hasil yang maksimal kepada pasien dan keluarga .
i) Kualitas perawatan yang sebaik mungkin Perawtan medis secara konsisten,
terkoordinasi dan berkelanjutan. Perawatn medis yang konsisten akan
mengurangi kemungkinan terjadinya perubahan kondisi yang tidak terduga,
dimana hal ini akan sangat mengganggu baik pasien maupun keluarga.
j) Perwatan yang berkelanjutan. Pemberian perawtan simtomatis dan suportif dari
awal hingga akhir merupakan dasr tujuan dari parawtan paliatf. Masalah yang
sering terjadi adalah pasien dipindahkan dari satu tempat ketempat lain sehingga
sulit untuk mempertahankan komunitas perawatan .
k) Mencegah terjadinya kegawatan Perawatan paliatif yang baik mencakup
perencanaan teliti untuk mencegah terjadinya kegawatan fisik dan emosional
yang mungkin terjadi dalam perjalanan penyakit. Pasien dan keluarga harus
diberitahukan sebelumnya mengenai masalah yang sering terjadi dan
membentuk rencana untuk meminimalisasi stress fisik dan emosional
l) Bantuan kepada sang perawat Keluarga pasien dengan penyakit lanjut sering
kali rentan terhadap stress fisik dan emosianal terutama apabila pasien dirawat
3
di rumah sehingga perlu diberikan perhatian khusus kepada mereka, mengingat
keberhasilan dari perawatan paliatif tergantung dari pemberi perawatan.
m) Pemeriksaan ulang Perlu dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien
secara terus menerus mengingat pasien dengan penyakit lanjut karena
kondisinya akan cenderung dari waktu ke waktu.

2.3 Prinsip-prinsip etik


a) Autonomy (otonomi ) Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa
individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.prinsip
otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
b) Non maleficienci (tidak merugikan ) Prinsip ini berati tidak menimbulkan bahya
/ cedera fisik dan psikologis pada klien. Prinsip tidak merugikan, bahwa kita
berkwaiban jika melakukan suatu tindakan agar jangan sampai merugikan orang
lain.
c) Veracity ( kejujuran ) Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran .Nilai ini
diperlikan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setiap pasien dan untuk menyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
d) Beneficienec ( berbuat baik ) Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu
yang yang baik. Kebaikan memerlukan pencegahan dari kesalahan atau
kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain.Terkadang dalam situsi pelayanan kesehatan, terjadi
konflikantara prinsip ini dengan otonomi
e) c ( keadilan ) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil
terhadap orang lain yang enjunjung prinsip–prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika tim
perawatan paliatif bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan. f. Kerahasiaaan ( Confidentiality ) Aturan dalam prinsip kerahasiaan
ini adalah bahwa informasi tentang pasien harus dijaga privasinya. Apa yang
terdapat dalam dokumen catatan kesehatan pasien hanya boleh dibacadalam
rangka pengobatan pasien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi
tersebut kecuali diijinkan oleh pasien dengan bukti pesetujuannya.

4
f) Akuntabilitas (accountability ) Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity
yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat
digunakan untuk menilai orang lain.
2.4 Dasar hukum keperawatan paliatif
Dasar hukum keperawatan paliatif diantanya meliputi :
1. Aspek Medikolegal dalam perawatan paliatif (Kep. Menkes NOMOR:
812/Menkes/SK/VII/2007 )
A) Persetujuan tindakan medis/infomed consent untuk pasien paliatif.
Pasien harusmemahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan
paliatif.
B) Resusitasi/Tidak resisutasi pada pasien paliatif. Keputusan dilakukan
atau tidakdilakukan tindakan resusitasi dapat dibuat oleh pasien yang
kompeten atau olehTim perawatan paliatif. Informasi tentang hal ini
sebaiknya telah diinformasikan pada saat pasien memasuki atau
memulai perawatan paliatif.
C) Perawatan pasien paliatif di ICU Pada dasarnya perawatan paliatif
pasien di ICUmengikuti ketentuan umum yang berlaku.
D) Masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif. Tindakan
yang bersifat kedokteran harus dikerjakan oleh tenaga medis, tetapi
dengan pertimbangan yang mempertimbangkan keselamatan pasien
tindakan tindakantertentu dapat didelegasikan kepada tenaga kesehatan
yang terlatih.

2.5 Prinsip Perawatan Paliatif Care


Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga
pasien, dukungan untuk caregiver, paliatave care merupakan akses yang
competent dan compassionet, mengembangan propesional dan social support
untuk padriatic palliative care melanjutkan serta mengembangan pediatrik
palliative care melalui penelitian dan pendidikan (Farell, & Coyle, 2007 : 52)
Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikutini :
A. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang
normal.
B. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
C. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.

5
D. Menjaga keseimbangan psikologis, social dan spiritual.
E. Berusaha agar penderita tetep aktif sampai akhir hayatnya.
F. Berusaha membantu mengatasi suasana duka cita pada keluarga.
G. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya.
H. Menghindari tindakan yang sia-sia.

2.6 Sejarah Perkembangan Palliative Care


Munculnya palliative care di dunia dimulai dari sebuah gerakan rumah sakit
pada awal abad ke-19, kaum beragam menciptakan hospice yang memberikan
perawatan untuk orang sakit dan sekarat di London dan irlandia. Dalam beberapa
tahun terakhir, perawatan palliative telah menjadi suatu pergerakan yang besar,
yang mempengaruhi banyak penduduk. Pergerakan ini dimulai sebagai sebuah
gerakan yang dipimpin relawan di negara-negara amerika dan telah berkembang
menjadi bagia penting dari system perawatan di kesehatan.
Palliative care dan hospice telah berkembang sejak tahun 1960-an. Cicely
Saunders seorang pekerja yang merintis perawatan ini di mana sangat memiliki
peran penting dalam menarik perhatian pasien pada akhir kehidupannya saat
mengidap penyakit stadium lanjut. Palliative care mulai didefinisikan sebagai
subjek kegiatan di tahun 1970 dan datang untuk menjadi sinonim dengan
dukungan fisik, social, psiskologis, dan spiritual pasien dengan penyakit yang
membatasi hidup, disampaikan oleh tim multidisipliner.
Standar perawatan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 di jepang.
Pendidikan palliative care masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah kedokteran
dan semua sekolah keperawatan. Dua puluh layanan yang terkait dengan
palliative care tersedi di seluruh negeri. Tiga belas organisasi yang bangun di
singapura untuk menyediakan palliative care. Modul palliative care ditambahkan
ke kurikulum sekolah kedokteran. Pemerintah mulai menerapkan di setiap
kabupaten dan rumah sakit umum untuk memperkenalkan suatu palliative care
pada tahun 1998 di Malaysia.
Palliative care dimasukan kedalam rencana kesehatan nasional Mongolia.
Modul palliative care termasuk dalam kurikulum sekolah kedokteran di
Mongolia. Sebua program pendidikan palliative care telah diterapkan untuk
asisten keperawatan di selandia baru. Empet puluh satu pelayanan palliative care

6
ini sudah tersebar di seluruh negeri dari mulaitahun 2005 palliative care diakui
sebagai spesialisasi medis di Australia.
Sejarah dan perkembangan palliative carei Indonesia bermula dari adanya
perubahan yang terus-menerus setiap rapat kerja untuk membahas system
penanggulangan penyakit kanker ini harus dilaksanakan pada tahun 1989.
Penanggulangan penyakit kanker harus dilaksanakan secara paripurna dengan
mengerjakan berbagai intervensi mulai dari pencegahan, deteksi dini, terapi, dan
perawatan paiative.
Departemen kesehatan republic Indonesia menerbitkan surat keputusan menteri
kesehatan RI Nomor: 812/Menkes/SK/VII/2007 pada tanggal 19 juli 2007 yang
berisi keputusan menkes tentang kebijakan palliative care.dengan terbitnya surat
keputusan tersebut diharapakan bisa menjadi pedoman-pedoman pelaksanaan
palliative care di seluruh Indonesia serta mendorong lajunya pengembangan
palliative care secara kualitas maupun kuantitas.

2.7 Karekteristik palliative care


Perawatan palliative sangat luas dan melibatkan tim interdispliner yang tidak
hanya mencakup dokter dan perawat tetapi mungkin juga ahli gizi, ahli fisoterapi,
pekerja social, psikolog/psikiater, rohaniwan, dan lainnya yang bekerja secara
terkoordinasi dan melayani sepenuh hati. Perawatan dapat dilakukan secara rawat
inap, rawat jalan, rawat rumah (home care) day care, dan respite care.
Rawat rumahdi lakukan dengan kunjungan ke rumah pasien, terutama mereka
yang tidak dapat pergi ke rumah sakit. Kunjungan yang di lakukan oleh tim untu
memantau dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami pasien an
keluarganya. Baik masalah medis maupun psikis, social dan spirituall. Day care
adalah menitipkan pasien selama jam kerja jika pendamping atau keluarga yang
merawatnya memiliki keperluan lain (seperti day care pada penitipan anak).
Seangka respite care adalah layanan yang bersifat psiologis melalui konseling
dengan psikolog atau psikiater, bersosialisasi dengan penderita kanker lain
mengikuti terapi music dan lain-lain.
Beberapa karakteristik perawat paliatif adalah:
a. Mengurangi rasa sakit dan keluhan lain yang mengganggu.

7
b. Menghargai kehidupan dan menyambut kematian sebagai proses yang
normal.
c. Tidak berusaha mempercepat atau menunda kematian.
d. Mengintegrasikan askep psikologis dan spiritual dalam perawatan pasien.
e. Membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai akhir hayat.
f. Membantu keluarga pasien menghadapi situasi selama masa sakit dan setelah
kematian.
g. Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
keluarganya, termasuk konseling masa duka cita, jika diindikasikan.
h. Meningkatkan kualitas hidup, dan mungkin juga secara positif mempengaruhi
perjalanan penyakit.
i. Bersamaan dengan terapi lainnya yang ditujukan untuk memperpanjang usia,
seperti kemoterapi atau terapi radiasi, dan mencakup penyelidikan yang di
perlukan untuk lebih memahami dan mengola komplikasi klinis yang berat.

2.8 Hak-hak penderita


a. Tahu status kesehatan
b. Ikut serta merencanakan perawatan
c. Dapat informasi tindakan invasive
d. Pelayanan tanpa diskriminasi
e. Dirahasiakan penyakitnya
f. Dapat bekerja dan dapat produktif
g. Berkeluarga
h. Perlindungan asuransi
i. Pendidikan yang layak

2.9 Dimensikualitas hidup


Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer j. clinch, Deborah Dudgeeon
dan Harvey Scripper (1999) adalah:
a. Penanganan permasalahan kondisi fisik (gejala dan nyeri)
b. Kemampuan fungsional dalam beraktivitas
c. Kesejahteraan keluarga
d. Kesejahteraan emosional
e. Piritual

8
f. Fungsi social
g. Kepuasan pada layanan terapi (termasuk pendanaan)
h. Orientasi masa depan ( rencana dan harapan)
i. Seksualitas (termasuk’’body image’’)
j. Fungsinokupasi

2.10 Model/tempat perawatan paliatif care


a. Rumah sakit, (hospice hospital care), poliklinik, rawat singkat, rawat inap
b. Rumah ( hospice home care)
c. Hospis ( hospice care)
d. Praktek bersama, tim/kelompok perawatan paliatif

2.11 peran dan fungsi perawat pada asuhan keperawatan paliatif


a. pelaksanaan perawat : pemberian asukan keperawatan, pendidikan kesehatan,
koordinator, advokasi, kolaborator, fasilator, modifikasi lingkungan.
b. Pengelola : menajer kasus, konsultan, koordinasi.
c. Pendidik : di lembaga pendidikan/ di pelayanan
d. Penelitian

2.12 Prinsip asuhan perawatan paliatif


a. Melakukan pengkajian dengan cermat, mendengarkan keluhandengan sungguh-
sungguh
b. Menetapkan diagnosa/ masalah keperawatan dengan tepat
c. Merencanakan asuhan keperawatan
d. Melaksanakan tindakan/ asuhan keperawatan
e. Mengevaluasi perkembangan pasien secara cermat

2.11 paliatif care plan


Melibatkan seseorang partnerhip anatara pasien, keluarga, teman sebaya dan
petugas kesehatan yang prfesional. Support fisik, emosional, psikososial dan
spiritual khususnya, melibatkan pasien pada self care. Pasien memerlukan atau
membutuhkan gambaran dan kondisi (kondisi penyakit terminalnya)secara
bertahap, tepat dan sesuai, menyediakan diagnostic atau kebutuhan intervensi
terapeutik guna memperhatikan/memikirkan konteks tujuan dan pengharapan dari
pasien dan keluarga (Doyle, Hanks adan Macdonald, 2003:42)

9
2.12 etik dalam keperawatan paliatif
Manajemen etik pada pasien dapat didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
a. Beneficience
b. Non-maleficience
c. Menghargai autonomi pasien
d. Mempertimbangkan asas keadilan

Selama perawatan paliatif, prinsip-prinsio tersebut harus digunakan dalam


pemikiran bahwa pasien yang menderita penyakit tidak dapat disembuhkan.
Objektivitas bisa saja sulit dilakukan ketika memutuskan agar mereka merasa kuat
dalam menghadapi hidup atau mati. Pasien harus dilibatkan dalam pengambilan
keputusan, tapi mungkin tidak realistic menyangkut prognosis mereka, kemudia
memberikan dorongan unutk melakukan terapi aktif (seperti kemoterapi) meskipun
tidak ada kesempatan kearah perbaikan.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika merupakan pedoman untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
merupakan kesepakatan dari nilai-nilai positif untuk menghasilkan kebaikan guna
perkembangan individu dan masyarakat, dan aturan apa saja yang kita butuhkan untuk
mencegah manusia berbuat jahat (Suhaemi, 2003).
Perawatan paliatif adalah adalah kesehatan terpadu yang aktif dan menyeluruh, degan
pendekatan multidisiplin yang terintregrasi. Tujuannya untuk mengurangi penderitaan
pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidup nya,juga memberikan
support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, sebelum
meninggal sudah siap secara psikologis dan spiritual.
Prinsip-prinsip etik terdiri dari: Autonomy, Akuntabilitas, Justice, Beneficienec.
Veracity, Non maleficienci

3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa/I mengerti tentang etik keperawatan dalam paliatif.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati Siagian, M. P.-a. (2020). PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG


PERAWATAN PALIATIF DI RUMAH SAKIT. Jurnal ilmiah ilmu keperawatan .

Eti Wati, S. S. (2019). KEPERAWATAN PALIATIF DAN MENJELANG AJAL. Jawa Barat.

Hesti. (2016). PERSEPSI PERAWAT TERHADAP PRINSIP-PRINSIP ETIK DALAM


PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DI ICU RUMAH SAKIT TK. II
PUTRI HIJAU MEDAN. jurnal riset.

iii

Anda mungkin juga menyukai